Analisis Perbandingan Minat Menonton Acara Hang Out dan Push 'N Up di Pasundan Utama Televisi (Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha).

(1)

ABSTRAK

Acara yang menarik banyak minat penontonlah yang akan diperpanjang episodenya. Selain karena juga untuk memuaskan penonton, acara ini mendatangkan banyak pemasang iklan. Masalahnya sangat sulit untuk menentukan acara mana yang akan diprioritaskan untuk diperpanjang, karena baik acara Hang Out maupun Push ‘n Up secara bergantian menempati tempat pertama dan kedua sebagai rating tertinggi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan antara minat menonton acara Hang Out dan Push ‘n Up di Pasundan TV (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha).

Untuk membahas mengenai minat penonton, maka pendekatan teori yang akan digunakan adalah teori sikap, karena sikap ini akan berujung pada minat. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan teori sikap sebagai dasar untuk membahas minat penonton. Sikap berasal dari proses belajar dan proses belajar ini membutuhkan informasi, maka pada sikap konsumen sudah pasti di dalamnya terdapat informasi atau pengetahuan (kognitif). Sikap adalah perasaan (afektif) senang atau tidak senang terhadap suatu objek, dimana hasilnya adalah perilaku yang diwujudkan ke dalam tindakan (konatif) mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi, dalam hal ini adalah menonton atau tidak menonton.

Disain penelitian yang digunakan yaitu disain penelitian deskriptif-verifikatif dengan menggunakan metode survey. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Untuk pengambilan sampel digunakan metode pengambilan sampel sistematis yang dipilih secara convenience sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (dalam hal ini pertimbangan yang digunakan adalah kemudahan dalam mengambil sampel). jumlah sampel minimum adalah sebesar 96 dibulatkan menjadi 100 sampel. Dalam penelitian ini dilakukan analisa kualitatif dengan menggunakan skala semantic differential untuk mengetahui tanggapan responden mengenai minat menonton. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik uji beda dua rata-rata

Penonton mempunyai pengetahuan dan persepsi terhadap acara Hang Out dan Push ‘n Up. Penonton juga mempunyai perasaan atau emosi seseorang terhadap acara Hang Out dan Push ‘n Up yang baik. Minat menonton yang terefleksikan pada aspek konatif menunjukkan bahwa penonton mempunyai kecenderungan untuk menonton acara Hang Out dan Push ‘n Up. Secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan pada minat menonton antara acara Hang Out dengan acara Push ‘n Up secara keseluruhan.

Keywords : Hang Out, Push ‘n Up, karya jurnalistik, karya artistik, semantic differential, kognitif, afektif, konatif


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristusatas segala

anugerah dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini adalah salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis sangat bersyukur karena mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih atas bantuannya kepada:

1. Papa J, yang senantiasa menemani di kala susah dan senang, sejak pertama kali penulis berada di Bandung. Dengan sabarnya mendengarkan segala keluh kesah dan mencarikan jalan keluarnya, di saat “jalan” di depan penulis sudah tertutup. Setiap hari semakin terasa kuasa mujizatNya, terutama menjelang hari-hari terakhir penyusunan skripsi ini (bagi yang ingin tahu silahkan menghubungi penulis ☺). Sebuah kalimat

kebijaksanaan yang dikatakan oleh Papa J :”Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu (1 Tim 4:12).” Selalu diingat oleh penulis. I love You Pap. (1 Ant 1:1)

2. For my father and my mother, yang sudah memboroskan segala bentuk materi maupun non materi ( atau kalau dalam istilah bisnis adalah

investasi ) kepada anaknya yang paling bandel ini. My Mother, I love you, you’re da greatest Mom. An angel that God has sent to me. Selalu penuh kasih dan sayang, secara sembunyi-sembunyi membantu berbagai macam hal, memberikan nasihat dan perhatian yang tidak akan terbalas oleh penulis. Selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha kuasa untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya yang hilang di kota Bandung ini (jarang nelpon


(3)

ke rumah hehehe…tapi tetep inget hari ultahnya Mom kok…). My Father, wah ini yang berat, karena Big Boss ini yang selalu berdoa dan bersaat teduh setiap hari (gak mungkin lupa sehari pun, tapi kok gak menurun ke anaknya ya hahaha…), meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar anaknya tidak melalui jalan yang mudah, tapi melalui jalan yang berkelok-kelok, tajam, naik dan turun serta bergelombang, supaya anaknya ini dapat hidup dengan kokoh seperti batu karang yang tetap berdiri tegar dan gagah walaupun diterjang Tsunami. Semoga di masa depan nanti penulis (yang saat bayi mirip jepang ini) tidak mengecewakan kedua orang tuanya dan dapat menjadi seperti apa yang diharapkan, Amien.

3. Bapak Boedi Hartadi Kuslina, S.E., MBA selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan petunjuk, koreksi, nasehat dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis teringat saat pertama kali bertemu dalam mata kuliah Ekonomi Manajerial, beliau sangat detail dalam mengajar. Ternyata sampai akhir penyusunan skripsi ini, beliau masih seperti yang dulu. Hal ini yang membuat penulis

menaruh respect pada beliau (toh demi kesempurnaan skripsi penulis juga). Terima Kasih Pak, eh belum satu hal lagi yang membangkitkan semangat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini, karena kata-kata beliau:”Saya melihat kamu seimbang dalam hal pekerjaan maupun

kuliah.” Wah ternyata masih ada yang menghargai hal sekecil itu. Terima Kasih sekali lagi Pak.

4. Ibu Tatik Budiningsih, Dra., MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

5. Ibu Dra. Marcellia Susan, MT., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

6. Ibu Dra. Ratna Widiastuti, MT., selaku Dosen Wali yang telah membantu penulis selama masa kuliah.


(4)

7. Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, yang telah memberi bekal ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi penulis di masa depan

8. Segenap Tata Usaha dan Staf perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, yang banyak “mengeluarkan keringat” karena telah direpotkan melalui berbagai macam permintaan oleh penulis.

9. Pihak STV, Programming, Producer, crew Push ‘n Up dan Hang Out yang terlalu banyak jika disebutkan satu persatu (maunya kalian sih disebutin khan…enak ajah). Thank You All

10.My best friend for all time, Christiana. Selalu memberikan semangat juang yang baru, sering marah-marah (eh dibales marah pula hahaha…) demi kebaikan penulis. What can I do without you?

11.Anak-anak Boscha 157, yang telah memperhatikan sesama kita, dengan rasa iri, sirik, cemburu, sombong tapi tetap dengan kasih sayang. Boys and girls I’ve made it.

12.My dearest friends, Heni Sanjaya (si cerewet yang suka maen cubit, jitak dan pukul tapi no.1 dalam perhatian dan kasih sayang apalagi kalo ada temennya yang ultah…kado), Maryo Geraldo (teman sehidup tapi tidak semati hehehe…, sahabat yang sangat baik. Berani selingkuh mati lu), Erna (wah hampir lupa ma gua ya? Cerewetnya juga sama ajah, tapi manis loh orangnya hehehe…), Yoel (jangan ngerokok dan mabok aja man, inget-inget perut lu yang udah buncit tuh hehehe…), Lisbon (masih tetep ngerasa gua saingan nih?),dll. yang terlupakan, terima kasih atas

persahabatan kita

13.Sahabat sejatiku Kong Qiu atau nama latinnya Konfusius (yang diberikan oleh bangsa Eropa) yang membuat penulis confuse terus ☺. Penulis banyak sekali belajar dari kehidupan, filosofi, kebajikan dan

kebijaksanaannya. Sayang sekali Ia sudah meninggal tahun 479 sm. Tapi hasil karyanya tetap mempengaruhi semua orang.


(5)

14.Semua buku-buku kebijaksanaan yang ada di rak kamar, melalui mereka penulis dapat menjadi lebih dewasa dalam melihat dan menapaki hidup. 15.Lima (5) Naga bersaudara atau julukan lainnya Pandawa Lima. Stephen Eko Indriarto, Joseph Oka Indriarno, Michael Otto Indriarso,…,Silvanus Andi Indriarko. Sering kali berantem di masa kecil, saling mendukung di masa kini, mafia di masa depan (hehehe…tapi mafia yang berada di jalan Salib). Tapi kok cuma ada empat (4) Naga ya, katanya ada lima (5)? Naga ke-1, Naga ke-2, Naga ke-3, Naga ke-5, mana Naga ke-4?

Hehehe…penulis kalee Naga ke-4.

16.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis.

Akhir kata, dengan menyadari segala keterbatasan yang ada, penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, Juli 2006

Penulis

Anthony E. Indriaryo


(6)

DAFTAR ISI

...hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 6

1.6 Metode Penelitian ... 11

1.6.1 Disain Penelitian ... 11

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ... 12

1.6.3 Operasionalisasi Variabel ... 13

1.6.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel... 14

1.6.5 Metode Analisis Data ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sikap Konsumen ... 19

2.2 Karakteristik Sikap ... 20

2.3 Struktur Sikap ... 22

2.4 Interaksi Komponen-komponen Sikap ... 25

2.5 Pembentukan Sikap ... 25

2.6 Fungsi Sikap dan Strategi Mengubah Sikap Konsumen... 31

2.7 Ruang Lingkup Jurnalistik Televisi... 24


(7)

BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 45

3.2 Jangkauan Area STV ... 47

3.3 Waktu Tayang... 47

3.4 Gambaran Singkat Acara Push ‘n Up dan Hang Out ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden. ... 50

4.2 Analisis Perbandingan Minat Menonton Acara Hang Out dan Push ‘n Up di Pasundan TV (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha). ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 74

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

hal

4.1 Semantic Differential Hang Out dan Push ‘n Up... 68


(9)

DAFTAR TABEL

hal

1.1 Perbedaan antara karya artistik dan karya jurnalistik ... 6

1.2 Operasionalisasi Variabel ... 13

4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 50

4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 51

4.3 Karakteristik responden berdasarkan pendapatan ... 51

4.4 Karakteristik responden berdasarkan lokasi ... 52

4.5 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir... 52

4.6 Karakteristik responden berdasarkan lama menonton ... 53

4.7 Isi informasi / konsep acara ... 54

4.8 Lokasi acara / peserta acara ... 55

4.9 Ke up to date an berita / peserta acara... 57

4.10 Manfaat acara... 58

4.11 Predikat acara terbaik ... 60

4.12 Acara favorit ... 61

4.13 Keinginan untuk terus menyaksikan acara ... 62

4.14 Pengenalan terhadap presenter ... 63

4.15 Usaha untuk menyaksikan acara... 64

4.16 Mengajak orang lain menyaksikan acara... 65

4.17 Mendiskusikan acara ... 66

4.18 Rencana untuk menyaksikan acara berikutnya... 67

4.19 Rangkuman hasil uji t indikator... 73


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Siaran televisi di Indonesia secara resmi dimulai tahun 1962 yaitu saat TVRI (Televisi Republik Indonesia) menayangkan siaran langsung Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Pada tahun 1989 lahirlah stasiun televisi swasta untuk pertama kalinya, yaitu RCTI (Rajawali Citra Televisi), disusul oleh SCTV (Surya Citra Televisi), TPI (Televisi Pendidikan/ Keluarga Indonesia), Anteve (Andalas Televisi) dan Indosiar (Indosiar Visual Mandiri).

Namun kehadiran kelima stasiun televisi tersebut rupanya belum cukup memadai untuk menyediakan porsi hiburan dan informasi bagi masyarakat kita. Oleh sebab itu, melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Penerangan No.286/Sk/Menpen/1999 diberikan izin kepada lima perusahaan TV Swasta baru, yaitu Trans TV (PT. Televisi Transformasi Indonesia), TV 7 (PT. Kompas Gramedia Group), Global TV (PT. Global Informasi Bermutu), Lativi (PT. Pasar Raya Mediakarya), dan Metro TV (Koran Media Indonesia). (Setyobudi, Ciptono, 2005:5)

Setelah era reformasi, dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dengan petunjuk pelaksanaannya yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang “Kewenangan Pemerintah


(11)

2

dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom” maka kewenangan pemerintah di Bidang Postel khususnya ijin penggunaan frekuensi radio dan televisi yang berskala lokal dilimpahkan ke daerah/ propinsi.

Dengan berlandaskan Undang-Undang ini, maka terbukalah suatu kesempatan yang sangat besar bagi dunia pertelekomunikasian khususnya untuk perkembangan dunia pertelevisian berskala lokal. Apalagi ditambah dengan adanya Undang-Undang Penyiaran (UU no. 32 tahun 2002) yang memberikan kelonggaran mengenai pendirian stasiun-stasiun televisi yang baru. Kemunculan undang-undang ini memacu pertumbuhan stasiun-stasiun lokal baik yang berskala propinsi, kabupaten maupun kotamadya. Fenomena lahirnya televisi lokal ini dapat dikembangkan secara positif sebagai tayangan informatif untuk pengenalan potensi daerah, pemberdayaan sumber daya manusia, pemerataan informasi edukatif serta sebagai sarana untuk menjaga kelestarian budaya daerah.

Kota Bandung saat ini sedang dijajaki oleh para investor yang berminat untuk membuat stasiun televisi lokal. Memang jika dibandingkan dengan televisi nasional maka pangsa pasar televisi lokal jauh lebih sedikit karena tersegmentasi hanya pada satu daerah saja. Akan tetapi, para investor dengan jeli melihat kelebihan dan keunggulan pada televisi lokal yang antara lain adalah:

1. Unsur lokal (local content) yang jelas dan sangat jarang disentuh oleh televisi nasional.

2. Budaya (culture) daerah lokal yang kuat dan loyal. 3. Selera pasar lokal yang sudah terbentuk.


(12)

3

4. Luas area yang terbatas hingga memudahkan untuk melancarkan strategi promosi secara optimal.

5. Jumlah kompetitor yang sedikit.

(Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 2001) Berdasarkan pemikiran ini, mulailah berkembang beberapa stasiun televisi lokal milik pemerintah maupun swasta di kota Bandung. Salah satu perusahaan swasta yang menjadi pelopor utama di bidang pertelevisian lokal ini adalah PT. Pasundan Utama Televisi yang bergerak di bidang jasa hiburan (entertainment).

PT. Pasundan Utama Televisi telah mengantongi ijin frekuensi sejak tanggal 28 Mei 2003 dengan no. 484/876/BPSFR/2003 pada frekuensi 34 UHF. Meskipun ijin telah didapat sejak tahun 2003 tapi PT Pasundan Utama Televisi dengan nama komersilnya STV baru beroperasi secara on air pada tanggal 18 Maret 2005.

Sejak awal tayangan on air STV dapat dilihat dengan jelas bahwa arah dan tujuan media audio visual ini memang lebih mengutamakan sisi entertaining dengan perkiraan persentase 60% dan sisanya mengusung local content sebanyak 40%. Lebih dari 80% program tayang di STV adalah program hasil produksi STV sendiri atau lebih dikenal dengan istilah in house. Dua program unggulan STV yang sekarang sedang dipertimbangkan untuk diperpanjang episodenya adalah acara Hang Out, acara dengan format karya jurnalistik dan Push ‘n Up, acara dengan format karya artistik.


(13)

4

Pertimbangan untuk melakukan perpanjangan episode pada dasarnya didasarkan pada dua hal :

1. Hasil survei masing-masing program yang diperoleh berdasarkan perhitungan Rating dan Sharing dari ACNielsen atau lebih dikenal dengan nama Lembaga Survei dan Riset Indonesia (SRI era 80-an).

2. Banyaknya sponsor atau pemasang iklan dalam sebuah program.

Hal ini menunjukan bahwa acara yang menarik banyak minat penontonlah yang akan diperpanjang episodenya. Selain karena juga untuk memuaskan penonton, acara ini mendatangkan banyak pemasang iklan. Masalahnya sangat sulit untuk menentukan acara mana yang akan diprioritaskan untuk diperpanjang, karena baik acara Hang Out maupun Push ‘n Up secara bergantian menempati tempat pertama dan kedua sebagai rating tertinggi.

Pada dasarnya kedua acara tersebut memiliki konsep yang berbeda, acara Hang Out sebagai sebuah karya jurnalistik sangat terikat dengan waktu dalam proses penyajiannya, sedangkan Push ‘n Up sebagai sebuah karya artistik tidak terikat dengan waktu. Atas dasar ini maka dilakukanlah penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Minat Menonton Acara Hang Out dan Push ‘n Up di Pasundan TV (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha).


(14)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikan adalah apakah terdapat perbedaan antara minat menonton acara Hang Out dan Push ‘n Up di Pasundan TV (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan antara minat menonton acara Hang Out dan Push ‘n Up di Pasundan TV (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha).

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

1. Penulis, diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan perkembangan ilmu untuk penulis khususnya mengenai keberhasilan suatu tayangan di PT. Pasundan Utama Televisi, dan juga sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 di Universitas Kristen Maranatha.

2. Perusahaan, berdasarkan hasil penelitian, perusahaan dapat mengetahui apakah kualitas program dengan konsep karya jurnalistik lebih banyak diminati penonton atau program dengan konsep karya artistik serta agar


(15)

6

perusahaan dapat memahami konsumennya dengan lebih baik dan dapat menentukan strategi pembuatan program yang lebih optimal.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Sebagai sebuah badan usaha yang bertujuan untuk mencari laba (profit motif) dalam industri pertelevisian lokal, maka PT. Pasundan Utama Televisi harus mampu memberikan suguhan acara atau berita yang dapat menarik minat penonton. Acara yang menarik dan menyedot banyak perhatian penonton akan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada STV untuk memasarkan ruang iklannya, baik prime time maupun non prime time.

Menurut Baksin (2006:79) penyelenggaraan siaran di stasiun televisi umum terbagi menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik. Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi. Sedangkan karya siaran artistik, sesuai dengan namanya, merupakan produksi acara televisi yang menekankan pada aspek artistik dan estetik, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara semacam ini.

Secara tegas JB Wahyudi membedakan dua jenis acara tersebut sebagai berikut:

Tabel 1.1

Perbedaan antara karya artistik dan karya jurnalistik Karya artistik Karya jurnalistik 1. Sumber: ide/gagasan

2. Mengutamakan keindahan

3. Isi pesan bisa fiksi maupun nonfiksi

1. Sumber: permasalahan hangat 2. Mengutamakan kecepatan/aktualitas 3. Isi pesan harus faktual


(16)

7

4. Penyajian tidak terikat waktu

5. Sasaran: kepuasan

pemirsa/pendengar 6. Memenuhi rasa kagum 7. Improvisasi tidak terbatas

8. Isi pesan terikat pada kode moral

9. Menggunakan bahasa bebas (dramatis)

10.Refleksi daya khayal kuat 11.Isi pesan tentang realitas sosial

4. Penyajiannya terikat waktu

5. Sasaran: kepercayaan & kepuasan pemirsa

6. Memenuhi rasa ingin tahu 7. Improvisasi terbatas

8. Isi pesan terikat pada kode etik

9. Menggunakan bahasa jurnalistik (ekonomi kata dan bahasa)

10.Refleksi penyajian kuat

11.Isi pesan menyerap realitas/faktual Sumber :Baksin (2006:82)

Dalam kaitannya dengan judul penelitian ini, yaitu analisis perbandingan program tv Hang Out dan Push ‘n Up di Pasundan TV. Hang Out termasuk ke dalam acara karya jurnalistik, dengan pertimbangan materi acara Hang Out memberikan informasi terkini kepada penonton mengenai tempat hiburan baru,

event atau acara yang bersifat lokal, maupun regional yang akan atau telah

diselenggarakan tetapi belum terlalu lama, dimana hal ini mengutamakan kecepatan dan aktual, dan oleh karena itu penyajiannya terikat waktu, karena Hang Out tidak mungkin memberikan informasi mengenai tempat hiburan atau event yang telah berlangsung sebulan yang lalu.

Acara Hang Out memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap tempat-tempat dan acara-acara yang akan diselenggarakan di Bandung dan sekitarnya. Walaupun tidak bisa dibilang bahwa sumber tema permasalahan adalah tema yang sedang hangat diperbincangkan, tetapi Hang Out mempunyai keterbatasan dalam berimprovisasi dan terikat dengan kode etik dalam penyampaian pesan. Artinya pemberian informasi juga atas persetujuan pemilik tempat atau penyelenggara event.


(17)

8

Acara Push ‘n Up digolongkan ke dalam karya artistik karena mempunyai karakteristik yang berlawanan dengan acara Hang Out. Pertama konsep Push ‘n Up adalah ide atau gagasan, acara ini mencoba memberitakan sekelompok orang yang sedang diaudisi dalam hal kebugaran, walaupun sifatnya berita, tetapi tidak aktual. Acara Push ‘n Up tidak mengutamakan kefaktualan berita, tetapi berusaha mengemas sebuah proses seleksi menjadi sesuatu yang menghibur (indah identik dengan menghibur).

Penyajian tidak terikat waktu, yang penting sejalan dengan proses seleksi itu sendiri. Karena informasi pada acara ini adalah informasi yang sengaja dibuat, artinya dikendalikan oleh si pembuat acara maka improvisasi tidak terbatas, selama masih dalam kode moral.

Walaupun tidak semua kriteria pada tabel 1.1 bisa digunakan untuk membedakan antara acara Hang Out dan Push ‘n Up, tetapi pemaparan dan uraian di atas jelas kiranya sebagai pembeda antara acara Hang Out dan Push ‘n Up. Hal ini juga dikemukakan oleh JB Wahyudi dalam Baksin (2006:82) bahwa

“Memasuki abad ke-21, ada kecenderungan terjadi penggabungan antara susatra (artistik) dan jurnalistik. Penggabungan ini lebih terasa lagi pada media televisi karena siaran televisi lebih berperan sebagai media hiburan. Acara talk show misalnya, merupakan hasil penggabungan antara karya artistik dan jurnalistik karena dalam acara ini pembawa acara harus mampu memadukan antara seni panggung (artistik) dan teknik wawancara (jurnalistik).”

Terlepas dari apakah acara tersebut merupakan artistik atau karya jurnalistik, untuk menentukan acara mana yang paling banyak menarik minat penonton, maka perlu dibandingkan minat penonton terhadap ke dua acara


(18)

9

tersebut. Minat ini menggambarkan kecenderungan dari penonton terhadap acara tersebut, bila penonton menaruh minat terhadap suatu acara, maka penonton tersebut akan berusaha untuk selalu mengikuti setiap episodenya.

Untuk membahas mengenai minat penonton, maka pendekatan teori yang akan digunakan adalah teori sikap, karena sikap ini akan berujung pada minat. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan teori sikap sebagai dasar untuk membahas minat penonton.

Peter dan Olson dalam Sumarwan (2003:136) menyatakan bahwa “we define attitude as a person`s overall evaluation concept”. Sedangkan Schiffman dan Kanuk, masih dalam Sumarwan (2003:136) menyatakan “attitudes are an expression of inner feelings that reflect whether a person favorably or unfavorable way with respect to a given object.

Karena sikap berasal dari proses belajar dan proses belajar ini membutuhkan informasi, maka pada sikap konsumen sudah pasti di dalamnya terdapat informasi atau pengetahuan (kognitif). Sikap adalah perasaan (konatif) senang atau tidak senang terhadap suatu objek, dimana hasilnya adalah perilaku yang diwujudkan ke dalam tindakan (konatif) mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi, dalam hal ini adalah menonton atau tidak menonton.

Oleh karena itu sikap dianggap memiliki tiga unsur, kognitif (pengetahuan), afektif (emosi, perasaan), dan konatif (tindakan). Peter Olson dalam Sumarwan (2003:147) mengemukakan bahwa afektif dan kognitif dari konsumen adalah respon mental konsumen terhadap lingkungan. Afektif adalah


(19)

10

perasaan konsumen terhadap suatu objek, misalnya apakah ia menyukai atau tidak menyukai suatu produk makanan. Menurut tricomponent attitude model yang

dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk, sikap terdiri atas tiga komponen : kognitif, afektif, dan konatif.

Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk kepercayaan (belief), artinya konsumen mempercayai bahwa suatu objek sikap memiliki berbagai atribut dan perilaku yang spesifik akan mengarahkan kepada hasil yang spesifik.

Afektif menggambarkan perasaan atau emosi seseorang terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap (produk atau merek). Afektif mengungkapkan penilaian konsumen kepada suatu produk apakah baik atau buruk, disukai atau tidak disukai. Perasaan dan emosi seseorang tersebut terutama ditujukan kepada produk secara keseluruhan, bukan perasaan dan emosi kepada atribut-atribut yang dimiliki produk.

Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan objek sikap (produk atau merek tertentu). Konatif juga bisa meliputi perilaku yang sesungguhnya terjadi. Komponen konatif dalam riset konsumen


(20)

11

biasanya mengungkapkan keinginan membeli dari seorang konsumen (intention to buy). Jadi minat disini adalah komponen konatif penonton yang direfleksikan dalam tindakan menonton atau tidak menonton acara tersebut.

Dengan diketahuinya minat penonton terhadap suatu kategori acara, hal ini diharapkan dapat membantu manajemen PT. Pasundan Utama Televisi menentukan acara mana yang selanjutnya akan dikembangkan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ada perbedaan yang signifikan pada minat menonton antara acara Hang Out dengan acara Push ‘n Up.”

1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Disain Penelitian

Disain penelitian yang digunakan yaitu disain penelitian deskriptif-verifikatif dengan menggunakan metode survey. Penelitian deskriptif merupakan suatu studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Dalam disain studi deskriptif ini, termasuk disain studi formulatif dan eksploratif yang berkehendak hanya untuk mengenal fenomena-fenomena untuk keperluan studi selanjutnya. Pada studi verifikatif, ditujukan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Disain untuk survey mengikuti pola percobaan dengan kontrol statistik yaitu dengan analisis perbandingan, dalam menentukan ada tidaknya perbedaan di antara dua jenis kategori acara.


(21)

12

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Teknik pengumpulan data primer dilakukan sebagai berikut :

• Menyebarkan kuesioner berupa daftar pertanyaan kepada responden untuk mengetahui pendapat atau tanggapan mereka terhadap acara Hang Out dan Push ‘n Up. Jenis pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang bersifat tertutup.

• Melakukan wawancara dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan penelitian, dalam hal ini adalah Manajer Produksi acara Hang Out dan Push ‘n Up melalui tanya jawab langsung tentang tema yang diteliti.

2. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan bahan-bahan berupa teori yang berasal dari buku, surat kabar, kamus, dan penelitian lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(22)

13

1.6.3 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini operasionalisasi variabelnya adalah sebagai berikut Tabel 1.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel

Konsep variabel Perbandingan antara

Acara Hang Out dan Push ‘n Up:

Indikator

Satuan Ukuran 1. Kognitif • Menggambarkan

pengetahuan dan persepsi

terhadap suatu acara

• Isi informasi / konsep acara • Lokasi acara /

peserta acara • Ke up to date an

berita / peserta acara

• Manfaat acara 2. Afektif • Menggambarkan

perasaan atau emosi seseorang terhadap suatu acara

• Predikat acara terbaik

• Acara favorit • Keinginan untuk

terus menyaksikan acara

• Pengenalan terhadap presenter Minat

menonton

3. Konatif • Menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk menonton acara

• Usaha untuk menyaksikan acara • Mengajak orang

lain menyaksikan acara

• Mendiskusikan acara

• Rencana untuk menyaksikan acara berikutnya Tingkat persetujuan terhadap pernyataan yang diberikan


(23)

14

1.6.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Idealnya sampel dalam penelitian ini diambil dari seluruh penonton acara Hang Out dan Push ‘n Up diseluruh wilayah yang menangkap frekuensi STV. Tetapi karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka sampel akan diambil dari mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha yang menjadi penonton setia acara Hang Out dan Push ‘n Up. Untuk itu sebelum dibagikan kuesioner perlu diketahui terlebih dahulu apakah mahasiswa tersebut merupakan penonton setia acara Hang Out dan Push ‘n Up atau bukan.

Untuk pengambilan sampel digunakan metode pengambilan sampel sistematis yang dipilih secara convenience sampling, yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (dalam hal ini pertimbangan yang digunakan adalah kemudahan dalam mengambil sampel). Ukuran sampel minimum ditetapkan dengan rumus dari Sugiarto dkk sebagai berikut:

2

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ =

e Z

n ασ

1. n adalah jumlah sampel minimum

2. Zα adalah nilai skor baku untuk α tertentu, dalam hal ini adalah 1,96 (dengan tingkat kepercayaan 95%)

3. e adalah besar toleransi kesalahan, sebesar 10%

4. σ adalah proporsi populasi, karena sama sekali tidak diketahui, maka dilakukan pencarian sampel sebanyak mungkin, yakni pada saat p = 0,50


(24)

15

Dengan menggunakan rumus di atas, maka sampel minimum adalah sebesar 04 , 96 1 . 0 50 , 0 . 96 , 1 2 = ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ = n

Maka jumlah sampel minimum adalah sebesar 96 dibulatkan menjadi 100 sampel.

1.6.5 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini dilakukan analisa kualitatif dengan menggunakan skala semantic differential untuk mengetahui tanggapan responden mengenai minat menonton yang merupakan penilaian responden mengenai kualitas berita acara Hang Out dan Push ‘n Up.

Skala semantic differential bertujuan untuk mengukur pengertian suatu objek atau konsep seseorang dimana responden diminta untuk menilai suatu konsep atau objek pada suatu skala bipolar yang mempunyai dua ajektif yang bertentangan dengan tujuh atau lima buah titik. Skala bipolar merupakan skala yang berlawanan seperti baik buruk, cepat lamban, dan sebagainya.

Dalam penelitian ini dua sifat penting yang berlawanan untuk masing-masing kualitas berita, yang digunakan untuk membandingkan kualitas berita acara Hang Out dan Push ‘n Up. Penilaian adalah dengan memberikan bobot pada setiap jawaban dari pertanyaan mengenai kualitas berita


(25)

16

• 4 untuk baik • 3 untuk biasa saja • 2 untuk kurang baik • 1 untuk tidak baik

Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui tahapan berikut ini: 1. Mengolah setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan

untuk menghitung frekuensi dan presentasenya.

2. Nilai variabel diperoleh dengan memberikan skor terhadap jawaban kuesioner mengenai kualitas berita. Setiap jawaban diberi skor dengan nilai 5-4-3-2-1 untuk tanggapan positif dan tanggapan negatif diberi nilai paling rendah.

3. Mencari nilai rata-rata dari setiap item pertanyaan pada kuesioner dengan cara mengkalikan bobot jawaban dengan jumlah responden yang menjawab sehingga diketahui nilai total dari sebuah item pertanyaan, lalu dibagi jumlah responden.

4. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik uji beda dua rata-rata, dengan rumus sebagai berikut :

2 1

2 1

x x S

x x t

− = dimana

1

_


(26)

17

2

_

x

adalah rata-rata minat menonton Push ‘n Up

2 1 x x

S adalah simpangan baku dari beda, yang diperoleh dengan rumus

2 1 2

1

2

1 1 1

2 2 1 n n x n n SS SS

Sx x +

− ++ =

SS1 =

n X X 2 1 2 1 ) (

SS2 =

n X X 2 2 2 2 ) ( dimana

SS1 = sumsquare dari sampel 1

SS2 = sumsquare dari sampel 2

n1 = besar sampel 1

n2 = besar sampel 2

Sedangkan hipotesa yang akan diuji adalah H01 : u1=u2

Tidak ada perbedaan yang signifikan pada minat menonton antara acara Hang Out dengan acara Push ‘n Up

.H11 : u1≠u2,

Ada perbedaan yang signifikan pada minat menonton antara acara Hang Out dengan acara Push ‘n Up


(27)

18

jika – t tabel ≤ t hitung≤ t tabel maka H0 diterima

jika t hitung ≥ t tabel atau - t hitung≤ – t tabel maka H0 ditolak.


(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan minat menonton antara acara Hang Out dengan acara Push ‘n Up. Minat

menonton responden lebih besar pada acara Push ‘n Up¸ disebabkan karena acara

Push ‘n Up lebih menghibur. Uji beda per indikator menunjukkan hanya ada

enam indikator yang tidak berbeda secara signifikan, yaitu isi informasi / konsep acara, ke up to date an berita / peserta acara, pengenalan terhadap presenter,

mengajak orang lain menyaksikan acara, mendiskusikan acara, dan rencana untuk menyaksikan acara berikutnya.

Aspek kognitif penonton ada pada kondisi yang baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata yang umumnya di atas empat, artinya penonton mempunyai pengetahuan dan persepsi terhadap acara Hang Out dan Push ‘n Up. Sama halnya

dengan aspek afektif, nilai rata-rata yang umumnya di atas empat menunjukkan bahwa penonton mempunyai perasaan atau emosi seseorang terhadap acara Hang

Out dan Push ‘n Up yang baik. Minat menonton yang terefleksikan pada aspek

konatif menunjukkan bahwa penonton mempunyai kecenderungan untuk menonton acara Hang Out dan Push ‘n Up. Minat penonton ini ada dalam kondisi


(29)

75

yang baik, dengan nilai rata umumnya lebih besar dari empat, dan nilai rata-rata untuk Push ‘n Up umumnya selalu lebih besar dibanding untuk Hang Out

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapatlah kiranya diberikan saran sebagai berikut :

1. Push ‘n Up ternyata memperoleh respon yang bagus sebagai acara dengan

tema hiburan, untuk itu ada baiknya jam tayang acara ditambah, menjadi lebih dari satu kali seminggu, sehingga dapat ditonton lebih banyak orang. Diharapkan hal ini akan meningkatkan rating acara, sehingga akan memberikan pemasukan bagi perusahaan melalui harga space iklan yang

dapat bersaing.

2. Ada baiknya kecepatan, keakuratan, dan ke up to date an berita

ditingkatkan pada acara Hang Out. Sehingga informasi yang diberikan

benar-benar fresh, Bila memang banyak event di kota Bandung, maka jam

tayangnya sebaiknya tidak dibuat satu kali, tetapi dua kali dalam seminggu, sehingga informasi yang diberikan akan lebih cepat.

3. Ada baiknya peserta acara Push ‘n Up juga ditambah dengan wanita,

sehingga acara menjadi lebih variatif dan menarik, tetapi dipisahkan dengan acara yang pesertanya pria.

4. Ada baiknya untuk acara Hang Out juga menginformasikan acara atau


(30)

76

tetapi masih dalam lingkup Jawa Barat, misalnya di Tasik, Pangandaran, dan lain sebagainya.


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Askurifai, Baksin. 2006. Jurnalistik Televisi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Loudon,D.L., Della Bitta, A.J.1993. Consumer Behavior : Concepts and

Applications. 4th Edition. New York: McGraw-Hill.

Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik, Teori dan Praktik. Bandung : Remaja Rosda karya.

Husein, Umar. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Moh Nasir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Peter, J.P., Olson,J.C. 1999. Consumer Behavior and Marketing Strategy. 3rd Edition. Homewood, IL:Irwin

Saifudin, Azwar. 2005. Sikap Manusia., Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2 Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Schiffman, Leon G. Leslie, Lazar Kanuk. 1994. Consumer Behavior. 5Th Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Ghalia Indonesia: Jakarta.


(1)

2 _

x

adalah rata-rata minat menonton Push ‘n Up

2 1 x

x

S adalah simpangan baku dari beda, yang diperoleh dengan rumus

2 1 2

1

2

1 1 1

2 2 1 n n x n n SS SS

Sx x +

− ++ =

SS1 =

n X X 2 1 2 1 ) (

SS2 =

n X X 2 2 2 2 ) ( dimana

SS1 = sumsquare dari sampel 1 SS2 = sumsquare dari sampel 2

n1 = besar sampel 1 n2 = besar sampel 2

Sedangkan hipotesa yang akan diuji adalah H01 : u1=u2

Tidak ada perbedaan yang signifikan pada minat menonton antara acara Hang Out dengan acara Push ‘n Up

.H11 : u1≠u2,

Ada perbedaan yang signifikan pada minat menonton antara acara Hang Out dengan acara Push ‘n Up


(2)

jika – t tabel ≤ t hitung≤ t tabel maka H0 diterima

jika t hitung ≥ t tabel atau - t hitung ≤ – t tabel maka H0 ditolak. Dengan nilai alpha 5% dan df = n1+n2-2


(3)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan kesimpulan yang dapat

diambil adalah bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan

minat menonton antara acara Hang Out dengan acara Push ‘n Up. Minat

menonton responden lebih besar pada acara Push ‘n Up¸ disebabkan karena acara

Push ‘n Up lebih menghibur. Uji beda per indikator menunjukkan hanya ada

enam indikator yang tidak berbeda secara signifikan, yaitu isi informasi / konsep

acara, ke up to date an berita / peserta acara, pengenalan terhadap presenter,

mengajak orang lain menyaksikan acara, mendiskusikan acara, dan rencana untuk

menyaksikan acara berikutnya.

Aspek kognitif penonton ada pada kondisi yang baik, hal ini ditunjukkan

dengan nilai rata-rata yang umumnya di atas empat, artinya penonton mempunyai

pengetahuan dan persepsi terhadap acara Hang Out dan Push ‘n Up. Sama halnya

dengan aspek afektif, nilai rata-rata yang umumnya di atas empat menunjukkan

bahwa penonton mempunyai perasaan atau emosi seseorang terhadap acara Hang

Out dan Push ‘n Up yang baik. Minat menonton yang terefleksikan pada aspek

konatif menunjukkan bahwa penonton mempunyai kecenderungan untuk


(4)

yang baik, dengan nilai rata umumnya lebih besar dari empat, dan nilai

rata-rata untuk Push ‘n Up umumnya selalu lebih besar dibanding untuk Hang Out

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapatlah kiranya diberikan

saran sebagai berikut :

1. Push ‘n Up ternyata memperoleh respon yang bagus sebagai acara dengan

tema hiburan, untuk itu ada baiknya jam tayang acara ditambah, menjadi

lebih dari satu kali seminggu, sehingga dapat ditonton lebih banyak orang.

Diharapkan hal ini akan meningkatkan rating acara, sehingga akan

memberikan pemasukan bagi perusahaan melalui harga space iklan yang

dapat bersaing.

2. Ada baiknya kecepatan, keakuratan, dan ke up to date an berita

ditingkatkan pada acara Hang Out. Sehingga informasi yang diberikan

benar-benar fresh, Bila memang banyak event di kota Bandung, maka jam

tayangnya sebaiknya tidak dibuat satu kali, tetapi dua kali dalam

seminggu, sehingga informasi yang diberikan akan lebih cepat.

3. Ada baiknya peserta acara Push ‘n Up juga ditambah dengan wanita,

sehingga acara menjadi lebih variatif dan menarik, tetapi dipisahkan

dengan acara yang pesertanya pria.


(5)

tetapi masih dalam lingkup Jawa Barat, misalnya di Tasik, Pangandaran,


(6)

Askurifai, Baksin. 2006. Jurnalistik Televisi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Loudon,D.L., Della Bitta, A.J.1993. Consumer Behavior : Concepts and

Applications. 4th Edition. New York: McGraw-Hill.

Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik, Teori dan

Praktik. Bandung : Remaja Rosda karya.

Husein, Umar. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Moh Nasir. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Peter, J.P., Olson,J.C. 1999. Consumer Behavior and Marketing Strategy. 3rd Edition. Homewood, IL:Irwin

Saifudin, Azwar. 2005. Sikap Manusia., Teori dan Pengukurannya. Edisi ke 2 Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Schiffman, Leon G. Leslie, Lazar Kanuk. 1994. Consumer Behavior. 5Th Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Ghalia Indonesia: Jakarta.