Pembawa Acara Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pembawa Acara Radio Show Tv One Terhadap Minat Menonton Mahasiswa FISIP USU)

(1)

  (Studi Ko Diajukan (S-1   PEMB orelasional Terhad

n untuk Me ) pada Fak

D FAK

U

BAWA AC l Tentang P

ap Minat M

emenuhi Pe kultas Ilmu Sisk DEPARTEM KULTAS I UNIVERSI

CARA dan M Pengaruh P

Menonton M

SKRIP ersyaratan u Sosial dan Komuni Disusun O ka Maysar 0709040 MEN ILMU ILMU SOS ITAS SUM 2013 MINAT M Pembawa A Mahasiswa PSI Menyelesa n Ilmu Polit

kasi Oleh : rah Purba 083 U KOMUN IAL DAN MATERA U 3 MENONTON Acara Radio

a FISIP US

aikan Pend tik Departe NIKASI POLITIK UTARA N

o Show Tv SU)

didikan Sar emen Ilmu

One


(2)

 

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

Lembar Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertanggungjawabkan oleh :

Nama : Siska Maysarah Purba

NIM : 070909083

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : PEMBAWA ACARA dan MINAT MENONTON (Studi

Korelasional Tentang Pengaruh Pembawa Acara Radio Show TV One Terhadap Minat Menonton Mahasiswa FISIP USU)

Medan, Nopember 2013

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra.Rusni, M.A Dra. Fatma Wardy Lubis, MA NIP. 195108041985032001 NIP. 195102191987011001

Dekan FISIP USU

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

 

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh : ………. Nama : Siska Maysarah Purba

NIM : 070909083

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : PEMBAWA ACARA dan MINAT MENONTON

(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pembawa Acara Radio Show TV One Terhadap Minat Menonton Mahasiswa FISIP USU)

Hari/Tanggal : ………..

Pukul : ………..

Tempat : ………..

TIM MAJELIS PENGUJI

Ketua Penguji : ( )

Penguji : ( )


(4)

 

PERNYATAAN

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Siska Maysarah Purba

NIM : 070904083

Tanda Tangan : Tanggal :


(5)

 

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siska Maysarah Purba

NIM : 070904083

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, meyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusif Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : PEMBAWA ACARA dan MINAT MENONTON (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pembawa Acara Radio Show Tv One Terhadap Minat Menonton Mahasiswa FISIP USU), beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : Nopember 2013

Yang Menyatakan,

(Siska Maysarah)


(6)

 

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara pembawa acara Radio Show di TV ONE dengan minat menonton mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang berusaha untuk meneliti hubungan antara variabel-variabel, dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah variabel X, yaitu pembawa acara Radio Show di TV One dan variabel Y adalah minat menonton mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori SOR (Stimulus – Organism – Response) sebagai teori utama dimana penelitian difokuskan kepada pengaruh pembawa acara Radio Show di TV One terhadap minat menonton mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Untuk mendukung teori utama, peneliti menggunakan teori komunikasi massa dan sedikit tentang pembawa acara, talkshow, dan minat menonton.

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dan untuk menentukan teknik penarikan sampling, peneliti menggunakan rumus Arikunto, di mana jumlah sampel adalah 10% dari jumlah populasi. Sementara sampel ditentukan dengan dua cara yaitu purposive sampling yang dilanjutkan dengan proportional random sampling untuk mencari jumlah sampel per jurusan/departemen.


(7)

 

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahim

Syukur allhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-NYA, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “PEMBAWA ACARA dan MINAT MENONTON (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Pembawa Acara Radio Show TV One Terhadap Minat Menonton Mahasiswa FISIP USU)”. Tak lupa salawat berangkaikan salam peneliti haturkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad Saw yang telah membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa isi dari skripsi ini masih jauh dari sempurna hal ini disebabkan masih minimnya pengetahuan dan pengalaman dalam mencari, mengumpulkan dan mengolah data penelitian Meskipun demikian, peneliti berusaha secara maksimal agar tulisan ini dapat tersusun sebaik mungkin. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti terbuka atas segala kritikan dan saran yang membangun dari pembaca, sebagai masukan untuk menyempurnakan tulisan ini.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir peneliti dimungkinkan berkat bantuan berbagai pihak. Maka sudah pada tempatnya maka peneliti menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya pada mereka yang banyak membantu dan mendukung peneliti dalam menulis skripsi ini.

Pertama sekali peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada orang tua yakni Ayahanda Iskandar Muda, M, Si dan Ibunda Sri Cahaya Intan yang selalu ada sejak lahir untuk membimbing, memberikan semangat, cinta dan kasih sayang serta doa yang tak pernah putus untuk menjadikan kami anak yang terbaik. Untuk Alm, Nenek saya Nyonya Kartini Zein dan Adik tersayang Noval dan Tasya, terimakasih atas kebaikan dan ketulusan dalam memotivasi untuk membantu peneliti menggapai gelar sarjana.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini peneliti tidak hanya mengandalkan kemampuan diri sendiri. Begitu banyak pihak yang memberikan kontribusi, baik


(8)

 

berupa materi, pikiran, maupun dorongan semangat dan motivasi. Oleh karena iu melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof Dr Badaruddin. M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA dan Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku ketua dan juga sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi yang begitu baik dan memotivasi penyelesaian skripsi ini.

3. Dra.Rusni, M.A, selaku dosen pembimbing peneliti, terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan atas kebaikan dan pengetahuan yang telah banyak ibu berikan dalam membimbing peneliti sehingga memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si dan para Dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah memberikan masukan, kritikan,yang memotivasi saya untuk menjadi lebih baik lagi dan selalu memberikan contoh teladan yang patut ditiru oleh peneliti berupa semangat untuk terus belajar dan meraih cita-cita. 5. Kak Icut, Kak Maya dan Bang Udin terima kasih atas semua dukungannya. 6. Untuk teman special tersayang Regina, Sabrina, Dema, Ola, Helmi, Dimas,

yang selalu setia menemani dan memberikan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman tersayang Amel, Damira, Feby, Fandy, Ajier, Adit dan teman-teman di kampus tercinta Iqbal, Akbar, Muna, Afgan, Fahri yang selalu setia dan memberikan semangat kepada saya, serta terimakasih kepada Ara dan Kak Sri yang sudah melaungkan waktunya kepada saya dalam proses belajar dan mendukung saya dalam proses pembuatan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak disebutkan satu persatu terimakasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Medan, Nopember 2013 Peneliti


(9)

 

DAFTAR ISI 

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 5

1.3.Pembatasan Masalah ... 5

1.4.Tujuan Penelitian ... 5

1.5.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. URAIAN TEORITIS ... 7

2.1. Kerangka Teori ... 7

2.1.1. Komunikasi Massa ... 7

2.1.2. Televisi sebagai Media Massa ... 9

2.1.3. Program Talks Show di Televisi ... 11

2.1.4. Pembawa Acara Televisi/Host ... 14

2.1.5. Minat Menonton ... 16

2.1.6. Teori S-O-R ... 18

2.2. Kerangka Konsep ... 21

2.3. Variabel Penelitian ... 22

2.4. Definisi Operasional ... 23

2.5. Hipotesis ... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 25

3.1. Metode Penelitian ... 25

3.2. Populasi dan Sampel ... 25

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.4. Teknik Analisa Data ... 30

3.5. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 38

4.1.1. Tahap Awal ... 38

4.1.2. Pengumpulan Data... 38

4.1.3. Proses pengolahan Data ... 39

4.2. Analisa Tabel Tunggal ... 39

4.3. Analisis Tabel Silang ... 57

4.4. Uji Hipotesis ... 59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(10)

 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Operasional Variabel

Tabel 3.1 Data Mahasiswa FISIP USU

Tabel 3.2 Teknik Penarikan Sampel

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Responden berdasarkan Departemen

Tabel 4.2 Stambuk Responden

Tabel 4.3 Intensitas Menonton Acara Radio Show TV One

Tabel 4.4 Tayangan Radio Show sesuai dengan waktu luang

Tabel 4.5 Konsep Acara Radio Show berbeda dengan Talkshow lain

Tabel 4.6 Perbedaan Acara Radio Show dengan tayangan Talkshow lainnya

Tabel 4.7 Roadshow Radio Show apabila diadakan di Kota Medan

Tabel 4.8 Mengenal Pembawa Acara Radio Show

Tabel 4.9 Penampilan Pembawa Acara Menarik

Tabel 4.10 Pembawa Acara Radio Show Memiliki Pengetahuan Yang Luas

Tabel 4.11 Pembawa Acara Radio Show Memiliki Pengetahuan Luas Seputar

Tabel 4.12 Pembawa Acara Radio Show Menanyakan Hal – Hal Baru Kepada Bintang Tamu Seputar

Tabel 4.13 Antusias Pembawa Acara

Tabel 4.14 Rasa Ingin Tahu

Tabel 4.15 Ketegasan

Tabel 4.16 Selera Humor

Tabel 4.17 Gaya Bicara

Tabel 4.18 Bintang Tamu Yang Dihadirkan pada Acara Radio Show


(11)

 

Tabel 4.20 Semua Informasi Yang Diberikan Pembawa Acara Dapat Menambah Pengetahuan Seputar

Tabel 4.21 Menarik Perhatian

Tabel 4.22 Rasa Suka

Tabel 4.23 Rasa Senang

Tabel 4.24 Hubungan antara intensitas menonton dengan pernyataan “pembawa acara menarik perhatian tersendiri bagi penonton”

Tabel 4.25 Hubungan antara Pengetahuan yang luas pembawa acara Radio Show terhadap rasa suka dari penonton

Tabel 4.26 Hubungan antara selera humor pembawa acara Radio Show terhadap rasa senang dari penonton

Tabel 4.27 Uji Korelasi Pembawa Acara terhadap Minat Menonton Mahasiswa FISIP USU


(12)

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 S-O-R Model Gambar 2.2 Model Teoritis


(13)

 

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara pembawa acara Radio Show di TV ONE dengan minat menonton mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang berusaha untuk meneliti hubungan antara variabel-variabel, dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah variabel X, yaitu pembawa acara Radio Show di TV One dan variabel Y adalah minat menonton mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori SOR (Stimulus – Organism – Response) sebagai teori utama dimana penelitian difokuskan kepada pengaruh pembawa acara Radio Show di TV One terhadap minat menonton mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Untuk mendukung teori utama, peneliti menggunakan teori komunikasi massa dan sedikit tentang pembawa acara, talkshow, dan minat menonton.

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, dan untuk menentukan teknik penarikan sampling, peneliti menggunakan rumus Arikunto, di mana jumlah sampel adalah 10% dari jumlah populasi. Sementara sampel ditentukan dengan dua cara yaitu purposive sampling yang dilanjutkan dengan proportional random sampling untuk mencari jumlah sampel per jurusan/departemen.


(14)

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Televisi sebagai media komunikasi massa mempunyai banyak kelebihan dalam penyampaian pesan-pesannya dibandingkan dengan media komunikasi massa lainnya, karena televisi menyampaikan pesannya melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup, sangat cepat dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas. Televisi kini semakin mendominasi komunikasi massa dikarenakan sifatnya yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Media televisi sudah demikian besar daya tariknya bagi masyarakat baik sebagai pihak penyelenggara siaran maupun sebagai penikmat siaran-siaran yang disajikan. Begitu besarnya daya tarik media ini karena televisi mampu menyajikan informasi suara dan gambar dengan program tayangan yang disajikan semakin menarik dan bervariatif. Perkembangan media massa ini tidak lepas dari sejarah media pendahulu lainnya. Demikian besar minat masyarakat pada media ini juga berpengaruh besar dampaknya baik sosial, budaya, politik, ekonomi dan sektor lain di kehidupan masyarakat.

Perkembangan pertelevisian di Indonesia sangat pesat pada era reformasi. Dibukanya UU Penyiaran No.32 tahun 2002 memberi jaminan kepada pihak swasta untuk memiliki perusahaan penyiaran.Jumlah stasiun meningkat pesat pasca Undang-undang ini disahkan oleh DPR. Selain TVRI, ada sepuluh (10) stasiun televisi swasta yang mengudara di Indonesia : RCTI, SCTV, Indosiar, MNC TV, Global TV, ANTV, Trans TV, Trans 7, Metro TV dan TV One.

Kehadiran sejumlah stasiun televisi swasta ini mau tidak mau menyelinap ke dalam sisi kehidupan khalayak dan dapat membius kita untuk berlama-lama duduk menghadapai kotak ajaib itu.Apalagi sebagai media audiovisual, televisi mempunyai daya tarik tersendiri dengan gambar bergeraknya.Karena itu, khalayak cenderung menggunakan sarana televisi sebagai sarana hiburan, informasi, maupun pengetahuan, sehingga membuat informasi yang disampaikan lebih menarik dan menyenangkan pemirsanya dibandingkan dengan media lainnya.


(15)

 

Di sisi lain, kehadiran banyak stasiun televisi memberikan pilihan kepada penonton untuk memilih program yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kondisi ini memaksa stasiun televisi untuk melakukan pemberagaman pada acara-acaranya agar tidak ditinggal oleh penonton.Selama 24 jam televisi menyuguhkan tayangan berita, sinetron, film, musik, talkshow, olahraga dan lain sebagainya.

Salah satu acara yang banyak menarik perhatian penonton adalah acara musik. Kita melihat program acara musik hadir pada pagi, siang, sore, bahkan malam hari. Pagi hari kita dapat menyaksikan tayangan musik seperti Dahsyat, Inbox, dan Derings. Pada siang hari tayangan 100% ampuh, Klik, dan Hip-Hip Hura menghiasi layar kaca kita. Acara musik lebih heboh biasanya ditampilkan pada malam hari mulai dari Harmoni dan Radio Show.

Acara Radio Show merupakan salah satu acara musik yang ditayangkan oleh TV One selama 3 (tiga) jam, mulai dari pukul 23.00-01.00 dini hari. Radioshow adalah Program yang mengimplementasikan konsep radio untuk televisi. Hadir setiap Senin - Jumat pukul 22.30 WIB dikarenakan pada jam tersebut banyak anak muda yang menonton televisi. Pada jam Prime Time (19.00-22.00) banyak menampilkan acara sinetron dan tayangan komedi.

RadioShow sendiri bukan hanyak menampilkan band-band dari berbagai genre tetapi mereka juga mempunyai konsep talkshow unik dengan mengundang narasumber dari tunanetra, anak-anak bahkan anak punk pun pernah menjadi bintang tamu. Itu membuktikan Radioshow sendiri bukanlah acara biasa yang menampilkan sejumblah band melainkan talkshow cerdas dengan beragam narasumber. Bukan hanya itu radioshow sendiri juga menampilkan quiz interaktif dengan berbagai hadiah menarik untuk menarik penonton sekitar maupun penonton dirumah untuk menikmati acara ini, selain itu radioshow sering mengadakan acara rodshow di berbagai kota agar penikmat acara yang ada di kota-kota besar lain nya bisa menikmati langsung acara ini. Konsep acara radioshow sendiri adalah konsep radio yang ditampilkan di televisi dengan berbagai macam alat-alat yang ada di radio di sajikan di acara ini seperti mikrofon, earphone dan tune radio. Host acara ini adalah Sandy dan Buluks yang notabenenya sendiri juga sudah menjadi Trend anak muda jaman sekarang dengan gaya berpakaian casual ala anak band dan bertato tetapi bisa membawa sebuah


(16)

 

acara talkshow cerdas dan berwawsan dengan gaya bicara sehari-hari seperti di radio tetapi tetap cerdas dan masuk ke penonton meskipun penonton nya tersebut adalah 80% adalah anak muda,ini yang membuat acara tersebut tetap fun dan sangat menghibur tidak seperti talkshow –talkshow lain nya yang terlihat membosankan.

Karena acara ini sudah menjadi acara anak muda dengan menampilkan band-band yang tidak pernah muncul di televisi sebelumnya seperti burgerkill, dead squad, gugun blues shelter dan berbagai genre music lain nya. Sandy sendiri di dampingi oleh Buluks superglad teman nya sesama anak band dan announcer di radio di jakarta. Pada awal mulanya acara ini di bawa oleh Sys Ns tetapi lambat laun acara ini berlangsung Sys di dampingi oleh Sandy pas band yang notabene nya adalah seorang announcer dan drummer di PasBand. Tidak lama acara ini berlangsung Sys tidak lagi membawa acara tersebut dikarenakan genre dari acara ini sudah tidak sesuai dengan dirinya.

Pembawa acara merupakan salah satu kunci suksesnya suatu acara. Pemilihan pembawa acara yang tepat akan dapat menghidupkan acara tersebut. Seorang pembawa acara harus mampu membuat suasana menjadi semakin semarak, sehingga tidak ada yang merasa bosan saat menyaksikan acara tersebut. Saat ini, semakin banyak program acara di televisi yang membutuhkan seorang pembawa acara.Bukan hal yang mudah untuk dapat meniti karir di bidang ini, karena ini berkaitan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki seseorang. Namun, siapapun dapat menjadi pembawa acara yang handal asalkan mau belajar dan berani berbicara di depan umum.

Kemampuan seorang pembawa acara dalam menguasai acara yang dibawakannya memang tergantung dari pengetahuan dari dalam dirinya sendiri. Namun selain itu, seorang pembawa acara juga harus memperhatikan hal lainnya. Ia tidak hanya harus menguasai acara yang dibawakannya, tetapi juga harus mampu menguasai penonton, menarik hati dan membuat penonton merasa tertarik.

Sebagai contoh, banyak pembawa acara yang memiliki acara sendiri. Oprah Winfrey Show yang paling fenomenal Acara The Oprah Winfrey Show tercatat menempati rating teratas sebagai acara talkshow paling fenomenal dan


(17)

 

terkenal di Amerika. Acara ini pertama kali ditayangkan secara nasional di televisi Amerika Serikat pada September 1986 di 108 televisi.Kita mengenal Kick Andy, Mata Najwa, Just Alvin menjadi ikon pembawa acara di Indonesia.

Sejak awal acara Radioshow ditayangkan sudah mempunyai banyak penonton setianya seperti pada saat di Kemang Square (salah satu wilayah di Jakarta Selatan), acara ini sudah dipadati dengan orang-orang yang datang untuk melihat atau sekedar ingin menonton band favorit nya, terlihat semenjak Band asal Bali Superman is Dead di undang dalam acara ini RadioShow sudah menjadi Trending Topic Dunia no:1 begitu pula seterusnya acara ini berlangsung sering kali radioshow menjadi Trending Topic dunia maupun indonesia ini membuktikan bahwa acara ini sangat banyak peminat nya terutama anak-anak muda.

(www.tvone.com/radioshow/09oktober2012.11.15.23).

Radio Show juga menjadi hal yang menarik, mengingat walaupun acara ini ditayangkan pada malam dini hari (23.00-01.00 WIB) tetap saja banyak penonton yang menonton. Penonton acara ini memang dikhususkan pada anak muda.Anak muda dan mahasiswa merupakan golongan yang sangat menyukai musik. Kita lihat ketika diadakan konser musik di kota maupun di desa, didominasi oleh kalangan muda.

Atas dasar hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pembawa Acara Talkshow di Televisi dan Minat Menonton Mahasiswa (Studi Korelasional antara Pengaruh Pembawa Acara Radio Show TV One dengan Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)”. Dengan tujuan untuk melihat bagaimana antusiasme mahasiswa FISIP USU terhadap tayangan musik radio show yang dibawakan oleh Shandy Pas Band dan Buluk Superglad.

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) yang berlokasi di Medan. Alasannya ialah karena peneliti melihat tingginya antusiasme mahasiswa FISIP USU terhadap tayangan musik, khususnya yang dibawakan oleh Sandy Pas Band dan Buluk Superglad. Demikianlah latar belakang yang penulis serta alasan mengapa penulis mengambil judul “Efektifitas Pembawa Acara Talkshow di Televisi dan Minat Menonton Mahasiswa (Studi Korelasional antara Pengaruh


(18)

 

Pembawa Acara Radio Show TV One dengan Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis menyimpulkan sebuah perumusan masalah, yaitu “Bagaimana pengaruh pembawa acara Radio Show TV One terhadap minat menonton mahasiswa Universitas Sumatera Utara?”

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas yang dapat mengaburkan penelitian, maka perlu dibuat batasan-batasan masalah yang akan diteliti secara spesifik.

Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti ialah :

1. Penelitian ini bersifat korelasional yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pembawa acara dengan minat menonton.

2. Penelitian ini dilakukan untuk melihat tayangan Radio Show di TV One 3. Penelitian dilakukan untuk melihat seberapa besar minat menonton terhadap

tayangan Radio Show TV One.

4. Penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pembawa acara Radio Show TV One.

2. Untuk mengetahui minat menonton mahasiswa FISP USU terhadap tayangan Radio Show TV One.

3. Untuk mengetahui bagaimana respon / tanggapan dari mahasiswa terhadap pembawa acara Radio Show TV One.


(19)

 

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis, penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai dunia pertelevisian, khFISIP FISIP USU nya tentang pembawa acara dalam suatu program televisi.

2. Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat melengkapi teori-teori mengenai komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan acara talkshow dan musik di televisi.

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis.


(20)

 

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat konsep-konsep teoritis yang menjadi landasan untuk memperoleh perspektif ilmiah dalam perumusan hipotesis atau jawaban atas pertanyaan penelitian yang sedang dilaksanakan (Ruslan 2005:266). Dengan adanya kerangaka teoritis tersebut, maka penulis akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian.

Pada penelitian ini teori-teori yang dianggap relevan diantaranya adalah tentang komunikasi massa, televisi, pembawa acara, teori S-O-R, talk show dan minat

2.1.1. Komunikasi Massa

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Antara lain media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film. Dengan demikian, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bias menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan pada waktu yang serempak.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Ardianto, 2004 : 3), yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa.

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004 : 4). Gerbner menekankan tentang pesan secara berkesinambungan yang memiliki pengaruh terhadap perilaku. Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C


(21)

 

disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen (Nurudin, 2004 : 12).

Luas disini berarti lebih besar daripada sekadar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen berarti pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen.

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan pada waktu yang serempak.

1. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu, seperti:

1. Komunikator bersifat melembaga. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.

2. Komunikan bersifat heterogen. Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam


(22)

 

masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

3. Pesannya bersifat umum. Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu.

4. Komunikasinya berlangsung satu arah. Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).

5. Menimbulkan keserempakan. Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan.

6. Mengandalkan peralatan teknis. Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.

7. Dikontrol oleh gatekeeper. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami (Nurudin,2003:63).

2.1.2. Televisi sebagai Media Massa

Televisi adalah sebuah pengalaman yang kita terima begitu saja. Kendati demikian, televisi juga merupakan sesuatu yang membentuk cara berfikir kita tentang dunia. Kehadirannya tidak terelakkan dan sifat alamiahnya yang populis, di masa lalu menjadi alasan bagi penolakan televisi karena sifatnya yang sekejap dan tidak berharga (Burton, 2000).

Menurut Winarso (2005;97), televisi merupakan sebuah sistem pusat dari penceritaan. Televisi merupakan bagian dan bidang dari kehidupan kita sehari-hari. Dramanya, iklannya, beritanya dan program lainnya membawa dunia citra-citra dan pesan-pesan umum yang relatif berkaitan secara logis ke rumah.

Hal ini dapat dilihat dari kepemilikan TV yang cukup tinggi pada masyarakat Indonesia. Jumlah pesawat televisi yang beredar di Indonesia mencapai 30 Juta (Data dari Pendidikan Jurnalisme, Universitas Indonesia, 2004). Apabila satu televisi ditonton oleh 5 orang dalam satu keluarga maka akan


(23)

 

terdapat potensi penonton sebesar 150 juta. Wirodono (2005) menyebutkan bahwa televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi masyarakat Indonesia. Jenis media audiovisual tidak membebani masyarakat untuk menikmatinya.Untuk masyarakat Indonesia yang lebih kuat budaya lisan, media televisi tidak memiliki jarak yang jauh. Menonton televisi berbeda dengan budaya baca tulis.

Teknologi televisi tumbuh pesat pada akhir 1940-an. Sebelumnya, perkembangan teknologi televisi tersebut sempat terhenti akibat Perang Dunia Kedua. Para reporter televisi, yang umumnya sebelumnya adalah reporter radio melakukan pemberitaan intensif sehingga mendesak peran radio. Namun berita masih penting bagi radio, meskipun karakternya berubah. Karena sifatnya yang menarik mata, sebagian besar siaran televisi adalah non berita. Namun peran televisi sebagai media berita terus berkembang. Banyak siaran televisi yang sangat diminati karena cepat, lugas dan lengkap dalam meliput sesuatu.

Popularitas televisi terus menggeser kedudukan radio. Keduanya sama-sama ada di ruang keluarga, sehingga keduanya tidak pernah dihidupkan bersamaan. Hanya satu saja yang dihidupkan, dan itu biasanya adalah televisi. Umumnya orang lebih lama menonton televisi daripada mendengarkan radio. Sejak adanya televisi, radio lebih sering didengar di luar rumah, misalnya di mobil dalam perjalanan, atau tengah melakukan sesuatu. Menonton televisi biasanya dilakukan secara penuh, sementara mendengarkan radio bisa dilakukan sambil melakukan pekerjaan lain. Karena terdesak oleh kedudukan televisi, radio kini lebih selektif terhadap khalayaknya. Kini, kebanyakan radio hanya melayani kalangan tertentu saja, misalnya kalangan remaja penggemar musik. Hal ini diungkapkan oleh William L.Rivers, Jay W.Jensen dan Theodore Peterson dalam buku mereka, Media Massa dan Masyarakat Modern.

Televisi, selain sebagai sumber berita juga memiliki fungsi sosial. Untuk kontak sosial, rujukan kehidupan sehari-hari, untuk menyenangkan diri sendiri, melepas kebosanan dan sebagainya. Televisi di Indonesia, umumnya lebih banyak memberikan informasi berbentuk hiburan kepada khalayaknya. Acara-acara di televisi Indonesia, terutama televisi swasta, didominasi acara hiburan seperti sinetron atau infotainment. Apalagi pada masa sekarang ini, tayangan sinetron di Indonesia lebih menjurus pada hal-hal negatif, berbau kekerasan dan pornografi,


(24)

 

juga khayalan yang berlebihan. Televisi merupakan suatu media massa yang diperuntukkan kepada khalayak ramai juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Khasali dalam menjalankan fungsinya, televisi memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Beberapa kelebihan televisi di antaranya :

1. Karena sifatnya yang audio visual, pemirsa dapat terbantu oleh kehadiran gambar. Oleh karena itu setiap orang pasti memiliki gambaran yang sama, tidak ada imajinasi yang berbeda.

2. Dapat menyaksikan kejadian di tempat jauh tanpa harus pergi ke tempat tersebut. Hal ini dapat dinikmati dalam siaran langsung pertandingan olahraga atau konser musik. Tak perlu pergi ke Inggris untuk menyaksikan pertandingan Manchester City melawan Manchester United. Cukup duduk santai di depan televisi bisa menyaksikan pertandingan tersebut.

3. Dapat menikmati beragam tayangan hiburan dengan gratis. Tak perlu pergi ke movie theater untuk menyaksikan film yang bermutu.

4. Informasi yang disajikan bersifat up to date, kejadian yang baru terjadi dapat disaksikan di televisi.

5. Banyaknya saluran dalam televisi membuat setiap orang dapat menyaksikan program favorit masing-masing (Morissan, 2008:56 – 58)

Beberapa kekurangan televisi di antaranya (Morissan,2008:60): 1. Dibatasi oleh durasi program dan panjangnya visualisasi.

2. Tidak bisa didengarkan sambil lalu.

3. Kemungkinan muncul tayangan yang mengandung unsur kekerasan, kriminalitas, dan seks tanpa disensor semakin banyak. Hal ini dapat berperangaruh buruk terutama bagi anak-anak dan remaja.

4. Sebagai media elektronik, pesan yang disampaikan bersifat selintas. 5. Berita yang disampaikan kurang mendalam (Morissan, 2008:60)

2.1.3 Program Talk Show di Televisi

Defenisi talkshow menurut ‘The Free Dictionary’ adalah ‘a television or radio show in which noted people, such as authorities in a particular field, participate in discussions or are interviewed and often answer questions from viewers or listener’ (sebuah acara televisi atau radio yang mana orang terkemuka,


(25)

 

seperti seorang ahli dalam bidang tertentu, berpartisipasi dalam diskusi atau diwawancarai dan kadangkala menjawab pertanyaan dari pemirsa atau pendengar). Farlex (2005) The Free Dictionary.

Program talkshow di televisi memiliki tiga komponen dasar, yaitu: 1. Studio televisi,

2. Host (pembawa acara) 3. Wawancara.

Bernard M. Timberg dalam buku Television Talk, A History of the TV Talk Show (Timberg, 2002:5) mengungkapkan program talk show di televisi memiliki prinsi-prinsip atau aturan-aturan. Prinsip pertama, acara tersebut dibawakan oleh seorang host (dibantu sebuah tim yang bertanggung jawab atas materi, pengarahan dan bentuk acara yang akan ditampilkan). Prinsip kedua adalah mengandung percakapan berisi pesan (message). Prinsip ketiga, talk show merupakan suatu produk atau komoditi yang berkompetisi dengan produk lain, yang keempat, talk show merupakan kegiatan industri yang terpadu dengan melibatkan berbagai profesi, mulai dari produser acara, penulis naskah, pengarah acara, penata rias dan rambut dan bagian marketing. Sebagai produk kebudayaan popular, program ini harus bisa dijual.

Program Radio Show di TV One menggunakan prinsip talk show merupakan kegiatan industry yang terpadu. Acara ini melibatkan banyak bintang tamu, mulai dari musisi, politikus, magicians, penulis buku, dan pemain film. Ke semua bintang tamu hadir dalam acara ini menceritakan sisi lain dari kehidupannya. Acara ini juga diselipkan dengan kampanye seputar anak muda seperti : “no drugs”, “no free sex” dan banyak lagi.

World Dictionary and Encyclopedia mendefenisikan talk show sebagai suatu program televisi atau radio tempat audience berkumpul bersama untuk mendiskusikan bermacam-macam topik yang dibawakan oleh seorang pembawa acara (put forth by a talk show host). Pengertian lain tentang talk show adalah program yang mengombinasikan talk dan show, dan materi acara berupa ‘structured conversation’ (Rose, 1985:330). Disebut ‘structured conversation’ karena materi acara tersebut sudah didesain sedemikian rupa, misalnya tentang tema yang hendak disampaikan, kapan dan bagaimana cara menyampaikannya.


(26)

 

Ada juga yang mendefenisikan talk show sebagai ‘a program that features a well known host interviewing celebrities.’(Lusia, 2006).

Menurut Bernard M. Timberg, berdasarkan waktu penayanganya, talk show bisa dibedakan menjadi 3 sub genre utama (Timberg, 2002 : 81), yakni :

1. The Late Night Entertainment Talk Show

Jenis ini merupakan subgenre yang biasanya paling melekat dalam benak orang jika mereka mengingat program talk show, yakni acara yang menghadirkan selebriti, bisa juga bersama orang lain, dan mereka duduk berdekatan. Pada era 1960-an, late night entertainment show yang popular adalah The Tonight Show yang dipadu Johny Carson yang menjadi flagship di stasiun NBC. Acara seperti ini terus diminati dan bermunculan. Pada era 1980-an acara talk show semakin diminati penonton. Sampai sekarang, host late night show yang sangat dikenal khalayak adalah David Letterman (The Late Show) dan Jay Leno (The Tonight Show).

2. The Daytime Audience-Participation Show

Format acara yang diciptakan Phil Donahue pada 1967 di Dayton, Ohio, ini terinspirasi dari radio call-in-show (Conversation Piece, 1963-1967) yang pernah dibawakannya. Ketika diterapkan di televisi, penonton memenuhi studio karena ingin berdialog langsung dengan pakar atau selebriti. Donahue mencoba melakukan suatu pendekatan baru yang memungkinkan untuk menjangkau lebih banyak lagi wanita penonton di rumah-rumah. Berbeda dari host lain yang berdiri di depan panggung. Donahue tampil berkeliling di antara penonton di stusio, sehingga kesannya lebih akrab. Keberhasilan Donahue kemudian banyak ditiru host lain.

Pesaing terdekatnya di talk show yang mengudara siang hari adalah Oprah Winfrey. Di akhir 1980-an dan awal 1990-an, jenis talk show yang dibawakan Donahue digantikan oleh format yang berorientasi nilai-nilai komersial seperti Ricky Lake dan Jerry Springer.

3. The Early-Morning News Talk Magazine Show

Pada 1940-an, radio memiliki banyak variasi acara bincang-bincang di pagi hari. Namun, televisi muncul lebih pagi lagi. Pada tahun 1947-1948, pasangan terkenal pembawa talk show di radio, Tex dan Jinx, mengudara pada


(27)

 

pukul 13.00 pada 1948, jaringan televisi Dumont menguji pasar dengan menampilkan acara talk show sebelum tengah hari. Stasiun televisi CBS memulai program pagi harinya lewat acara People yang dipandu Mike Wallace dan Buff Cobb. Pada tahun 1952, The Today Show dengan host Dave Garroway muncul di NBC. Di minggu yang sama, Arthur Godfrey hadir membawakan acaranya di stasiun CBS. Tahun-tahun berikutnya, sub genre talk show ini secara berkala berubah-ubah sesuai tuntutan industri hiburan (Lusia, 2006 : 102-104)

Radio Show TV termasuk dalam “the late night entertaintment talk show” karena acara ini diadakan di penghujung malam antara pukul 23.00 – 01.00 wib. Acara ini menjadi acara yang menghibur penonton di penghujung malam.

2.1.4. Pembawa Acara Televisi / Host

Pada dasarnya pembawa acara layaknya pimpinan orkestra. Ia harus menguasai alat musik dari orkestra yang dimainkan kelompoknya. Tidak harus bisa memainkannya secara sempurna, namun setidaknya tahu bagaimana memfungsikannya, tahu jenis bunyinya dan tahu efek yang ditimbulkan bunyi itu. Begitu juga dengan pembawa acara, yang dapat diartikan sebagai orang yang membawa sebuah acara untuk disaksikan oleh khalayak. Pembawa acara atau presenter bisa dikatakan merupakan seorang pemimpin dalam sebuah acara. Ia yang menggiring peserta acara untuk mencapai tujuan acara. Ia yang berkuasa atas acara yang dibawakannya. Seorang pembawa acara, harus berusaha keras, mulai dari awal sampai akhir acara, agar acara yang dibawakannya tidak akan keluar dari jalur tema yang sudah ditetapkan.

Sebelumnya, pembawa acara dikenal dengan sebutan master of ceremony (MC). Ada lagi istilah host, yang dapat diartikan sebagai tuan rumah. Jadi host dalam acara-acara adalah dia yang memerankan diri sebagai tuan rumah. Ia yang mempersilahkan orang masuk, mempersilahkan duduk, menyediakan hidangan, mengarahkan pembicaraan, dan mengendalikan orang-orang itu sampai pada saat ia menghendaki mereka pergi.

Presenter televisi adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Saat ini istilah itu banyak melekat pada selebritis yang sering memainkan peran ini, meski ada juga yang bukan selebriti yang berhasil menekuni karir ini.


(28)

 

Marshall dan Werndly juga mengatakan bahwa “presenter are the ‘hosts’ of celebrities chat shows and act as comperes or masteres of ceremonies for gam show and ‘live’ comedy shows i.e they introduce, oversee, and direct their ‘guests’ and what happens during the show” (presenter adalah ‘tuan rumah’ dari acara perbincangan selebriti dan berperan sebagai pemandu untuk ‘game show’ dan ‘live’ pertunjukan komedi, mereka memperkenalkan, mengatur dan mengarahkan tamu-tamu mereka saat acara berlangsung (Marshall, Jill, Werndly, 2002:62).

Untuk menjadi seorang pembawa acara bukanlah hal yang mudah. Seorang pembawa acara harus memiliki pengetahuan luas, dan kritis terhadap isu-isu yang sedang berkembang. Sandy dan Buluk biasa membacakan twitter yang mengomentari acara setiap malam. Ketika ada yang berulang tahun atau sedang berduka, pembawa acara Radio Show TV One secara spontan menyampaikan ucapan ulang tahun atau duka cita. Setelah menguasai hal ini, maka faktor-faktor yang lainnya akan mengikuti. Seperti dalam hal pintar berbicara, seorang pembawa acara sudah pasti dituntut untuk dapat lugas berbicara di depan umum, karena hal ini tentu akan mempengaruhi situasi acara yang akan dibawakan. Bayangkan apabila seorang pembawa acara berbicara dengan gagap dan tersendat-sendat, acara akan menjadi kaku dan tidak menarik.

Selanjutnya dalam hal penampilan, seorang pembawa acara yang berpenampilan menarik dan bertubuh ideal tentu akan menjadi nilai tambah. Namun kembali lagi pada faktor pengetahuan, penampilan menarik akan dijadikan nomor dua apabila pengetahuannya kurang. Sebaliknya, walaupun penampilannya kurang menarik akan tertutupi dengan pengetahuan yang luas dan kemampuannya membawakan acara.

Menurut Larry King, faktor seorang komunikator / pembicara / presenter adalah:

a. Memandang suatu hal dari sudut baru, mengambil sisi pandang yang tak terduga pada subyek yang umum.

b. Mempunyai cakrawala yang luas.

c. Antusias, menunjukkan minat yang besar pada apa yang mereka perbuat dalam kehidupan mereka.


(29)

 

d. Tidak pernah membicarakan diri sendiri.

e. Sangat ingin tahu, mereka bertanya “Mengapa?” mereka ingin lebih mengetahui tentang apa yang anda katakan.

f. Memberi ketegasan. Mereka berusaha menempatkan diri pada posisi anda untuk memahami apa yang anda katakan.

g. Mempunyai selera humor. Dan mereka tidak keberatan mengolok-olok diri sendiri. Sungguh, konversasionalis terbaik sering mengisahkan pengalaman lucu mereka sendiri.

h. Mempunyai gaya bicara sendiri (King, 2004 : 47-48).

2.1.5 Minat Menonton

Slameto (1995:180) memberi defenisi minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Orang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Minat sendiri merupakan perasaan yang didapat karena berhubungan dengan sesuatu.

Ahli lain, Hilgard mendefenisikan minat sebagai berikut “Interest is persisting tendency to pay attention and enjoy some activities or content” (minat adalah kecendurungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati beberapa kegiatan). Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus dan disertai dengan rasa senang. Berbeda dengan perhatian yang sifatnya lebih sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti oleh perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Kuncoro, 2001).

Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu yang spesifik (Semiawan, 1986). Namun, minat bisa jadi belum mengarah pada tindakan yang nyata dan masih berada dalam pikiran dan perasaan. Namun demikian, pada akhirnya minat akan mendorong dilakukannya suatu aktivitas tertentu yang sesuai dengan minat yang ada (Soesilo, F.S. 2005).


(30)

 

Bentuk konkret dari efek adalah perubahan sikap, pendapat, kelakuan dan tumbuhnya minat yang merupakan akibat dari ransangan yang menyentuhnya baik itu bersifat langsung maupun lewat media massa. Minat menurut Umi Chulsum, dkk dalam Kamus Bahasa Indonesia ialah keinginan yang kuat, gairah; kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan momen dari kecenderungan–kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Pada minat ini terdapat pengenalan (kognitif), emosi (efentif) dan kemampuan (konatif), baik dalam perubahan sikap maupun tindakan.

Adapun ciri-ciri minat yang dapat dilihat dari uraian tersebut adalah: 1. Minat tidak dibawa sejak lahir. Minat timbul dari perasaan senang

terhadap suatu objek.

2. Minat dapat berubah-ubah (situasional dan temporer).

3. Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek.

4. Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan-kumpulan-kumpulan dari hal-hal tersebut (Wijaya,1993:45). Pada semua usia, minat memainkan peran yang penting terhadap seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Minat mempengaruhi entuk dan intensitas aspirasi. Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Minat mempunyai dua aspek, yaitu aspek kognitif dan afektif. Kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Sedangkan afektif ialah bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Afektif mempunyai kelebihan yaitu mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi tindakan dan cenderung lebih tahan terhadap perubahan (Hurlock,1992:117).

Menonton berkaitan dengan televisi. Televisi merupakan sebuah sistem pusat dari pencitraan yang menjadi bagian dari bidang kehidupan kita sehari-hari. Televisi telah menjadi sumber sosialisasi umum yang penting dan informasi sehari-hari (terutama dalam bentuk hiburan) dari media lain yang heterogen. Menonton televisi sudah menjadi kegiatan rutin di masyarakat kita. Menonton


(31)

 

dapat membius orang untuk melakukan sesuatu hal secara serentak. Menonton menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti melihat (pertunjukan, gambar hidup, dsb). Sardji (1991:71) mengatakan bahwa menonton adalah suatu proses yang disadari dimana menonton ditempatkan pada alam yang samar yang dihadapkan pada tumpuan cahaya dan membantu menghasilkan ilusi di atas layar. Suasana ini menimbulkan emosi pikiran dan perhatian manusia yang dipengaruhi oleh tayangan yang ditonton. Maka dapat disimpulkan bahwa menonton adalah suatu proses di mana individu secara sadar atau tidak sadar merelakan diri untuk dipengaruhi emosi pikiran dan perhatiannya oleh pertunjukan atau gambar hidup yang dilihatnya. Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan minat menonton adalah suatu keadaan di mana seseorang menyaksikan suatu pertunjukan atau gambar hidup yang disenanginya sehingga timbul suatu kebutuhan dalam diri mereka yang muncul akibat adanya objek tersebut.

2.1.6 Teori S-O-R

Barangkali istilah S-O-R merupakan istilah yang salah, karena sebenarnya semua penggunaan penjelasan S-O-R yang mutakhir mengakui adanya intervensi organisme antara stimulus dan respons, sehingga dipakai istilah S-O-R (Fisher,1986:196). Elemen-elemen utama dari teori ini ialah Pesan (Stimulus), Penerima (Organisme) dan Efek (Respons). Prinsip Stimulus Respons pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana di mana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan / memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens (Djuarsa,1999:188).


(32)

 

Berikut perumusan modelnya :

Pembawa Acara Radio Show TV One

Gambar 1.1 S-O-R Model Sumber : Effendy, 2004: 255

Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Dalam penelitian ini, tiga elemen penting yang dimaksud ialah :

 Stimulus ialah ransangan yaitu acara musik dan talkshow yang dibawakanSandy Pas Band dan Buluk Superglad, berupa komunikator dan isi pesan.

 Organisme ialah komunikan yaitu mahasiswa FISIP USU.

 Respons ialah efek / dampak yang ditimbulkan yaitu minat menonton Dampak Kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu / mengikat intelektualitasnya. Di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan (dalam Effendy, 2004:7).

Jadi, stimuli yang diberikan oleh pembawa acara Sandy Pas Band dan Buluk Superglad diterima oleh organisme, yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara. Stimuli tersebut dapat

RESPON (Perubahan Sikap)

ORGANISME :(Minat Mahasiswa FISIP USU)

‐ PERHATIAN ‐ PENGERTIAN ‐ PENERIMAAN STIMULUS 


(33)

 

diolah oleh organisme, yang akan menghasilkan respons tertentu. Bisa jadi mahasiswa memberikan respons negatif ataupun positif. Negatif bila kemudian organisme merasa tidak nyaman akan stimuli tersebut, lalu akan melupakannya begitu saja. Lalu setelahnya, organisme tidak akan mau menonton tayangan sejenis lagi, karena tidak tercipta ketertarikan pada awalnya. Positif bila ternyata stimuli yang diberikan mendapat tanggapan baik dari organisme. Mereka menyukai kehadiran Sandy Pas Band dan Buluk Superglad dalam acara Radio Show TV One, dan karena itu menjadi senang dengan tayangan sejenis.

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabilastimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula.Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikanharus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktorreinforcement memegang peranan penting.

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jikastimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Stimulus atau pesan yangdisampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasiakan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikanmengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelahkomunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilakutergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi denganorganisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas,kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilakuseseorang, kelompok atau masyarakat.

Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki.Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen kognisi itu merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan inilah yang merupakan sistem dalam menentukan arah dan tingkah laku seseorang. Dalam penentuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong


(34)

 

terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamika tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal.

Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi stimulus dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam barbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima informasi akan mempersepsikannya sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang efektif dan efisien.

2.2. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hipotesis terurai, karena hipotesis yang sebenarnya adalah rumusan definitif (singkat, padat dan kompak) tentang dugaan rasional sebagai jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenaran dan ketidakbenarannya. Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran nasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1995 :40) .

Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok variabel sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (X)

Adalah variabel yang menjadi pendahuluan atau penyebab dari variabel lain, atau yang mempengaruhi munculnya variabel lain (Y) Variabel X dalam penelitian ini adalah pembawa acara Radio Show TV One.

2. Variabel Terikat (Y)

Adalah Variabel yang muncul setelah adanya variabel bebas (X) dan masih mempunyai kaitan gejala dengan X Variabel Y dalam penelitian ini adalah Minat menonton mahasiswa Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan keseluruhan variabel yang telah disusun dan dikelompokkan, maka dapat dibentuk suatu model teoritis sebegai berikut :


(35)

 

Gambar 1.2. Model Teoritis

Keterangan :

X = Variabel bebas Y = Variabel terikat

2.3. Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dijelaskan diatas, maka dibuatlah operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut :

Tabel 1.1 Operasionel Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Pembawa Acara Radio Show TV One

a. Jam Tayang Radioshow

b. Kuis Berhadiah yang diadakan Radioshow

c. Radioshow mengadakan radioshow kekota-kota lainnya

d. Konsep acara yang tertata dengan rapi e. Mempunyai cakrawala yang luas f. Mempunyai selera humor yang tinggi g. Mempunyai gaya bicara tersendiri h. Berpenampilan menarik dan unik

i. Mempunyai rasa antusias yang besar terhadap narasumber

j. Menampilkan sudut pandang yang berbeda dari yang umum

k. Menarik perhatian khalayak penontonnya

l. Memberikan ketegasan dan pandai menempatkan diri

2. Variabel Terikat (Y) Minat Menonton Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

a. Terikat untuk memperhatikan terus b. Rasa lebih suka

c. Rasa senang Variabel X

Pembawa Acara Radio Show TV One

Variabel Y

Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara


(36)

 

2.4. Defenisi Operasional

1. Variabel bebas (X) efektifitas pembawa acara Radio Show TV One :

a. Jam tayang Radioshow, waktu yang ditetapkan dalam penayangan radioshow.

b. Kuis berhadiah, suatu penghargaan yang diberikan pihak penyelenggara acara Radioshow.

c. Radioshow mengadakan roadshow kekota-kota besar agar masyarakat lebih mengenal acara Radishow.

d. Mempunyai cakrawala yang luas, tidak hanya terpaku pada satu fokus masalah saja, tetapi juga memiliki pengetahuan di banyak bidang pengetahuan.

e. Antusias, menunjukkan minat yang besar pada apa yang mereka perbuat dalam kehidupan mereka.

f. Tidak pernah membicarakan diri sendiri, tidak fokus pada penonjolan karakter diri sendiri.

g. Memberi ketegasan. Mereka berusaha menempatkan diri pada posisi anda untuk memahami apa yang anda katakan.

h. Mempunyai selera humor. Dan mereka tidak keberatan mengolok-olok diri sendiri. Sungguh, konversasionalis terbaik sering mengisahkan pengalaman lucu mereka sendiri.

i. Mempunyai gaya bicara sendiri.

j. Menarik perhatian khalayak penontonnya sehingga dapat mengerti dan memahami penyampaian dari narasumber.

k. Konsep acara yang tertata rapi dapat memberikan acara berjalan dengan baik dan berkesinambungan.

l. Pembawa acara yang berpenampilan menarik dapat menarik perhatian penonton dan membuat penonton menjadi lebih fokus.

2. Variabel terikat (Y) minat menonton mahasiswa Universitas Sumatera Utara :

a. Rasa lebih suka, setiap menonton tayangan Radio Show TV One ada perasaan suka yang bertambah terhadap acara Radio Show TV One.


(37)

 

b. Terikat untuk terus memperhatikan, selalu mengikuti setiap episode Radio Show TV One.

c. Rasa senang, merasa senang ketika menonton Radio Show TV One.

2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antar teori dan dunia empiris (Kriyantono, 2004 :14)

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak ada pengaruh antara Pembawa Acara Radio Show TV One terhadap minat menonton mahasiswa FISIP USU.

Ha: Ada pengaruh antara Pembawa Acara Radio Show TV One terhadap minat menonton mahasiswa FISIP USU

     


(38)

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode atau dalam bahasa Inggris method berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis pula (Effendy, 2003: 56)

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.Metode korelasional adalah metode yang berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan antara 2 objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh efektifitas pembawa acara Radio Show TV One terhadap minat menonton mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Adapun cara yang digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuisioner yang disebarkan kepada responden.

3.2. Populasi dan sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995: 141)

Dalam penelitian ini populasinya mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara yang masih aktif berkuliah yaitu angkatan 2009 s.d 2012. Menurut data yang diperoleh berjumlah 3126 mahasiswa.


(39)

 

Tabel 3.1

Data Mahasiswa FISIP USU

No Departemen Angkatan Jumlah Mahasiswa Aktif 1 Ilmu Komunikasi 2012 / 2013

2011 / 2012 2010 / 2011 2009 / 2010

145 121 136 113

Jumlah 515

2 Antropologi Sosial 2012 / 2013 2011 / 2012 2010 / 2011 2009 / 2010

75 55 69 49

Jumlah 248

3 Ilmu Administrasi Negara 2012 / 2013 2011 / 2012 2010 / 2011 2009 / 2010

144 127 108 84

Jumlah 463

4 Ilmu Kesejahteraan Sosial 2012 / 2013 2011 / 2012 2010 / 2011 2009 / 2010

83 98 91 67

Jumlah 339

5 Sosiologi 2012 / 2013 2011 / 2012 2010 / 2011 2009 / 2010

79 82 88 66

Jumlah 315

6 Ilmu Politik 2012 / 2013 2011 / 2012 2010 / 2011 2009 / 2010

79 80 97 71

Jumlah 327

7 Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

2012 / 2013 2011 / 2012 2010 / 2011 2009 / 2010

142 132 110 142

Jumlah 526

8 Administrasi Perpajakan 2012 / 2013 2011 / 2012 2010 / 2011 2009 / 2010

154 96 125 18

Jumlah 393

Jumlah Total 3126

Sumber : FISIP USU 3.2.2 Sampel

Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1995:144).


(40)

 

Penentuan ukuran atau jumlah sampel dilakukan dengan penghitungan statistik.Penghitungan statistik ini diterapkan untuk populasi yang diketahui jumlahnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Yamane untuk menentukan besarnya sampel, yaitu :

N =

Keterangan :

N = Jumlah Sampel D = Presisi

Peneliti menetapkan presisi di antara 5% dengan tingkat kepercayaan 95 %, maka besarnya sampel dalam penelitian ini adalah :

N =

, , N =

, N =

, N =

,

N = 354, 6228 N = 355 mahasiswa

Sedangkan untuk menentukan responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling.Teknik ini digunakan karena populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen dengan karakteristik yang bervariasi. Selain itu teknik ini digunakan karena populasi yang akan dijadikan sampel terdiri dari beberapa departemen dari stambuk 2009 s/d 2012.

Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel (Rakhmat, 2004: 79) dengan rumus:


(41)

 

Keterangan:  

n = Jumlah sampel / departemen N = jumlah Populasi

n = Jumlah sampel n2 = Jumlah departemen

a. Proporsional Stratified Random Sampling

Dalam teknik ini, populasi dikelompokkan kedalam kelompok atau kategori yang disebut strata. Strata ini bisa berupa usia, jenis kelamin, departemen dan lain sebagainya. Sampel ini bertujuan untuk membuat sifat homogen dari populasi yang heterogen dikelompokkan kedalam subpopulasi berdasarkan karakteristik tertentu sehingga setiap kelompok (strata) mempunyai anggota sampel yang relatif homogen.Dalam sampel strata proporsional dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar tiap strata proporsional sampling, memungkinkan untuk memberi peluang lebih kecil untuk tetap dipilih sebagai sampel.

b. Purposive Sampling

Pengambilan sampel dengan teknik ini disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana sampel yang digunakan sesuai dengan criteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.Kriteria sampel dalam dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP FISIP USU Program S1 stambuk 2010/2012 yang minimal menonton Radio Show TV One sebanyak 3 (tiga) kali dalam sebulan. c. Accidental Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara memilih siapa saja yang kebetulan berada di lokasi penelitian untuk dijadikan sampel. Setelah jumlahnya diperkirakan mencukupi maka pengumpulan data dihentikan (Kriyantono, 207 : 156).


(42)

 

Tabel 3.2

Teknik Penarikan Sampel

No Departemen Jumlah Mahasiswa Jumlah Sampel

1 Ilmu Komunikasi 515 = 58

2 Antropologi Sosial 248 = 28

3 Ilmu Administrasi Negara 463 = 53 4 Ilmu Kesejahteraan Sosial 339 = 38

5 Sosiologi 315 = 36

6 Ilmu Politik 327 = 37

7 Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis

526 = 60

8 Administrasi Perpajakan 393 = 45

Jumlah Total 3126 355

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Agar diperoleh data yang objektif, maka penulis menggunakan teknik unuk memperoleh data tersebut melalui cara:

a. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara mengedarkan kuesioner (questioner). Kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuesioner ini di maksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari para responden (Kriyantono, 2009 : 93). Kuesioner ini merupakan sebaran pertanyaan kepada responden dan bersifat tertutup.

b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan ini merupakan data sekunder yakni data yang didapat melalui kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, majalah-majalah, bahan perkuliahan yang kiranya punya relevansi langsung dengan masalah skripsi penulis.


(43)

 

3.4 Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa yaitu:

a. Analisa Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995 : 266).

b. Analisa Tabel Silang

Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995 : 273).

c. Uji Hipotesa

Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui apakah data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak.Untuk mengukur tingkat hubungan diantara dua variabel, maka peneliti menggunakan rumus koefisien tata genjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh Spearman atau Spearman Rho Koefisien.Spearman Rho menunjukkan hubungan antara variable X dan variable Y yang tidak diketahui sebaran datanya.

Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan digunakan koefisien korelasi tata jenjang (Rank Order Correlation Coeficient) oleh Spearman. Uji hipotesis ini menggunakan korelasi Spearman Rank karena jenis data yang dikorelasikan karena adanya jenjang dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Jadi korelasi Spearman Rank bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau ranking.

Keterangan ; rs = koefisien korelatif pearman

n = jumlah sampling

di = menunjukkan perbedaan tiap rank

1

6

1 2

2

 

n n

di rs


(44)

 

Untuk menguji signifikan apakah masing – masing variabel berpengaruh dengan menggunakan rumus :

t = Keterangan : t = nilai terhitung

rs = nilai koefisien korelasi

n = jumlah sampel

jika tabel t tabel > t hitung , maka hubungan signifikan ( Ha diterima )

jika tabel t tabel < t hitung , maka hubungan tidak signifikan ( Ho diterima )

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi (derajat hubungan) digunakan skala Guildfordatau koefsien asosiasi, sebagai berikut (Kriyantono, 2006:169)

< 0,20 : hubungan rendah sekali ; lemah sekali 0,20 – 0,40 : hubungan rendah tapi pasti

0,41 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi kuat ; kuat

> 0,91 : hubungan yang sangat tinggi ; kuat sekali

3.5 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di kampus FISIP USU, yang beralamat di Jalan DR. Syofyan. Kampus Universitas Sumatera Utara. Medan 20155. Adapun peneltian ini dilakukan pada bulan Desember2012 hingga April 2013.

3.5.1. Universitas Sumatera Utara 1. Tentang Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara memiliki 14 fakultas/sekolah yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah mahasiswa asing.

Diawali dengan membuka sekolah kedokteran, USU memposisikan diri sebagai universitas unggulan. Proses pendidikan dan penelitian melibatkan 1.632

r

r

s s

N

 

1 2


(45)

 

orang dosen, 81% di antaranya memiliki latar belakang pendidikan pascasarjana. Hingga saat ini USU memiliki lebih dari 103.000 alumni yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Sejumlah alumni menempati posisi penting di berbagai sektor kerja, baik pemerintahan maupun swasta.

Program studi bidang kesehatan seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi saat ini menjadi primadona bagi mahasiswa asing terutama yang berasal dari Malaysia. Program studi pada Fakultas MIPA dan Pertanian menjadi ujung tombak berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Program Studi Etnomusikologi memiliki kekhasan tentang musik-musik etnik di Sumatera. Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik banyak terlibat dalam pengembangan hukum dan penataan administrasi pemerintahan. Sebuah produk penjernihan air - Ferro Filter - hasil penemuan dosen Fakultas Teknik sedang dalam proses pengurusan hak paten, telah banyak digunakan di berbagai wilayah Sumatera.

Penataan dan pengembangan sistem penjaminan mutu, yang didukung dengan komitmen tinggi para manajer di semua lini, dilakukan secara terus-menerus dan menjadi agenda utama USU dalam upaya menghasilkan lulusan dan produk terbaik.

2. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi: University for Industry. Misi:

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing tinggi.

2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran dan modernisasi cara pembelajaran.

3. Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan ilmiah, teknologi, seni, dan rancangan penerapannya untuk mendukung produktivitas dan daya saing masyarakat.


(46)

 

1. Memperluas partisipasi dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat dalam mendukung pemenuhan pendidikan nasional serta memodernisasi cara pembelajaran.

2. Meningkatkan partisipasi aktif dalam pengembangan ilmiah, teknologi dan seni/budaya serta kemanusiaan.

3. Mengembangkan pusat informasi serta sistem teknologi komunikasi dan sistem penjaminan mutu yang handal.

4. Membangun sistem tata pamong universitas yang efektif, efisien dan demokratis.

5. Mewujudkan lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif. 6. Memperkuat departemen dalam pengelolaan disiplin silang antar

departemen/program studi.

7. Membangun kemampuan pendanaan sendiri melalui kerjasama/kemitraan dalam usaha-usaha ventura.

8. Mengembangkan kemampuan dalam memasarkan produk-produk pengetahuan ilmiah, konsep-konsep, pemecahan masalah industrial, jasa tenaga ahli, dan lain-lain.

3.5.2. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Kelahiran Fakultas ini tidak jauh berbeda dengan fakultas lainnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Pada awal pendiriannya (1980), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat berubah menjadi Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses pengembangannya, jurusan yang ada di FISIP USU tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan


(47)

 

bidangnya. Oleh karenanya, pada tahun ajaran 1980/1981, FISIP USU hanya membuka 2 (dua) jurusan saja yaitu:

1. Jurusan Ilmu Komunikasi.

2. Jurusan Ilmu Administrasi Negara A) Visi

“Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat”

B) Misi

 Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

 Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagi suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

 Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

 Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.


(48)

 

C) Pimpinan

Dekan : Prof. Dr. Badaruddin, M.Si

Pembantu Dekan : 1. Drs. Zakaria, M.S.P. 2. Dra. Rosmiani, M.A. 3. Drs. Edward, M.S.P. 3.5.3. Sekilas Tentang Radioshow di TvOne 1. Corporate

14 Februari 2008, pukul 19.30 WIB, merupakan saat bersejarah karena untuk pertama kalinya tvOne mengudara. Peresmian dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tvOne menjadi stasiun tv pertama di Indonesia yang mendapatkan kesempatan untuk diresmikan dari Istana Presiden Republik Indonesia. tvOne secara progresif menginspirasi masyarakat Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas agar berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar melalui program News and Sports yang dimilikinya.

Mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One, Sport One, Info One, dan Reality One, tvOne membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program.

Salah satu program tvOne adalah Acara Radio Show yang merupakan salah satu acara musik yang ditayangkan oleh TV One selama 3 (tiga) jam, mulai dari pukul 23.00-01.00 dini hari. Radioshow adalah Program yang mengimplementasikan konsep radio untuk televisi. Hadir setiap Senin - Jumat pukul 22.30 WIB dikarenakan pada jam tersebut banyak anak muda yang menonton televisi. Pada jam Prime Time (19.00-22.00) banyak menampilkan acara sinetron dan tayangan komedi.

Sebagai pendatang baru dalam dunia News, tvOne telah mempersiapkan bentuk berita baru yang belum pernah ada sebelumnya. Seperti Apa Kabar Indonesia, yang merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, disiarkan secara langsung pada pagi hari dari studio luar tvOne. Program berita hardnews tvOne dikemas dengan judul : Kabar Terkini, Kabar Pagi, Kabar Pasar, Kabar


(49)

 

Siang, Kabar Petang dan Kabar Malam. Kemasan yang berbeda juga disuguhkan oleh Kabar Petang, menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah ( Medan, Surabaya, Makassar) dengan bobot pemberitaan yang berimbang antar semua Biro. Program ini meraih penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda Dalam Satu Layar”. Sedangkan Kabar Malam bekerjasama dengan seluruh media nusantara untuk menghasilkan editorial yang lengkap, kredibel dan dinamis.

Tayangan Sport tvOne akan meliputi pertandingan-pertandingan unggulan yang disiarkan langsung, mulai dari Sepak Bola Eropa (Liga Inggris dan Liga Spanyol), Bola Voli Nasional (Pro Liga), MotoCross, A1, Tinju Dunia, dan masih banyak lagi. tvOne juga menayangkan program-program Selected Entertainment yang mampu memberikan inspirasi bagi para pemirsa untuk maju dan selalu berpikiran positif, tanpa unsur membodohi. Melalui segala perkembangan yang miliki, diharapkanpenyebaran semangat tvOne untuk mendorong kemajuan bangsa dapat terealisasi dengan baik “tvOne : Terdepan Mengabarkan”.

2. Visi & Misi Visi :

Untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan Bangsa

Misi:

 Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu.

 Menayangkan program News & Sports yang secara progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas

 Memilih program News & Sports yang informatif dan inovatif dalam penyajian kemasan


(50)

 

3. Filoso

 W

 Li  S ke m op  

ofi

Warna Merah ingkaran de Sedangkan p

esiapan tvO mitra kerja ptimisme ke

h dan Putih engan angka penggunaan One dalam k tvOne yan ebangsaan, s

melambang a 1 di dalam n kalimat b kancah perte ng berada sebagai ban

gkan Bende mnya merupa

berbahasa I elevisian gl di luar n ngsa Indone

era Bangsa I akan simbo Inggris, On obal. Muda egeri serta sia yang ing

Indonesia. ol persatuan ne, menunju ah dipahami a mencerm

gin maju. . ukkan

i oleh inkan


(51)

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Dalam proses penelitian ini, ada beberapa tahapan pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu :

4.1.1 Tahap Awal

Sebelum melakukan penelitian ke lokasi penelitian, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Namun sebelum itu peneliti mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian dari bagian pendidikan FISIP USU. Setelah peneliti memperoleh surat–surat izin tersebut, maka peneliti dapat melakukan penelitian di lokasi penelitian tersebut.

4.1.2 Pengumpulan Data

Mulai tanggal 08 Agustus – 25 September 2013, peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden. Lamanya waktu penyebaran kuesioner lebih dikarenakan masalah teknis. Pada bulan Agustus – September perkuliahan di FISIP USU memasuki masa libur sehingga peneliti agak sedikit kesulitan menemui responden pada masa libur kuliah. Peneliti menyebarkan kuesioner tersebut sebanyak 355 kuesioner kepada responden (Mahasiswa FISIP USU).

Kuesioner penelitian tersebut berisi 39 pertanyaan yang seluruhnya harus dijawab responden, dimana terdiri dari 2 pertanyaan untuk karakteristik responden, 37 pertanyaan mengenai pengaruh Pengaruh Pembawa Acara Radio Show TV One terhadap minat menonton. Dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut, peneliti juga menjelaskan pertanyaan–pertanyaan yang kurang dimengerti responden dan untuk memastikan agar tidak ada satu pun pertanyaan yang terlewatkan.


(52)

 

4.1.3 Proses Pengolahan Data

Setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 355 responden, maka pengolahan data akan dimulai. Adapun tahap pengolahan data yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

4.3.1.a Penomoran Kuesioner

Kuesioner yang telah dikumpulkan akan diberi nomor urut sebagai pengenal (01-355).

4.3.1.b Editing

Editing adalah proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan saat pengisian data ke dalam kotak yang disediakan.

4.3.1.c Coding

Coding adalah proses pemindahan jawaban–jawaban responden ke kotak kode yang disediakan di kuesioner dalam bentuk angka (score).

4.3.1.d Inventarisasi Variabel

Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh akan dimasukkan ke dalam lembar Fotron Cobol (FC) sehingga memuat seluruh data dalam satu kemasan.

4.3.1.e. Tabulasi Data

Dalam tahap ini, data dari Fotron Cobol (FC) dimasukkan ke dalam tabel yaitu tabel tunggal dan tabel silang. Penyebaran data dalam tabel secara rinci meliputi kategori frekuensi, presentasi dan selanjutnya dianalisis.

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi–bagikan variabel penelitian ke dalam kategori–kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.


(1)

 

Usman, Wan. 2005. Metode Kuantitatif. Jakarta :Universitas Terbuka.

West, Richard dan Lynn H Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta. Salemba Humanika


(2)

 

KUESIONER PENGARUH PEMBAWA ACARA RADIO SHOW TV ONE TERHADAP MINAT MENONTON MAHASISWA FISIP USU

NO KUESIONER : ………. No. Coding………

DEPARTEMEN : 1. Ilmu Komunikasi 2. Antropologi Sosial

3. Ilmu Administrasi Negara 4. Ilmu Kesejahteraan Sosial 5. Sosiologi

6. Ilmu Politik

7. Ilmu Administrasi Bisnis 8. Administrasi Perpajakan STAMBUK : 1. 2012 / 2013

2. 2011 / 2012 3. 2010 / 2011 4. 2009 / 2010 I. Variabel Bebas

1. Seberapa seringkah anda menonton acara ‘Radio Show’ di TV One ? 4. Sangat sering

3. Sering 2. Jarang

1. Tidak pernah

2. Apakah anda setuju tayangan Radio Show sesuai dengan waktu luang anda? 4. Sangat setuju

3. Setuju 2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

3. Apakah anda setuju konsep acara Radio Show itu berbeda dari tayangan talkshow pada umumnya?

4. Sangat setuju 3. Setuju

1 2

3

4

5

6

7  


(3)

 

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

4. Apakah yang membuat Radio Show itu berbeda dari tayangan talkshow lainnya ?

No Pernyataan Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju

1. Narasumber

2. Pembawa Acara

3. Acara Musik

4. Kuis Interaktif

5. Apakah anda setuju untuk melihat acara Radioshow bila mereka mengadakan Roadshow ke kota anda ?

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

6. Apakah Anda mengenal siapa nama Pembawa Acara ‘Radio Show’ di TV One ?

4. Sangat tahu 3. Tahu

2. Kurang Tahu 1. Tidak Tahu

7. Apakah Anda setuju bahwa Pembawa Acara Radio Show TV One memiliki penampilan yang menarik

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

8. Apakah Anda setuju Pembawa Acara Radio Show TV One memiliki pengetahuan yang luas

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

10

11 8


(4)

 

9. Apakah anda setuju pembawa acara Radi Show memiliki pengetahuan seputar di bawah ini. ?

No Pernyataan Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju 1. Berbagai jenis musik

2. Tokoh musik

10. Apakah Anda setuju Pembawa Acara Radio Show sering menanyakan hal-hal baru kepada bintang tamu seperti di bawah ini

No Pernyataan Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju 1. Karir

2. Pekerjaan 3. Life style

4. Pengetahuan musik luar

11. Apakah Anda setuju Pembawa Acara Radio Show TV One mempunyai antusias yang besar saat membawakan acara?

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

12. Pembawa acara yang baik memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Menurut Anda apakah anda setuju Pembawa acara Radio Show TV One memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ?

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

13. Apakah anda setujua Pembawa acara Radio Show memiliki ketegasan dalam

mengatur acara?

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

12

13


(5)

 

14. Apakah anda setuju pembawa acara Radio Show TV One memiliki selera humor yang baik ?

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

15. Apakah anda setuju dalam membawa acara, pembawa Acara Radio Show TV One memiliki Gaya bicara tersendiri ? 4. Sangat setuju

3. Setuju 2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

16. Apakah anda setuju bintang tamu yang dihadirkan pada Acara Radio Show TV One bintang terkenal ?

No Pernyataan Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju 1. Band

2. Tokoh Musik 3. Narasumber

17. Apakah anda setuju bintang tamu yang dihadirkan Acara Radio Show TV One dapat menarik perhatian penonton ?

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

18. Apakah dari semua informasi yang diberikan pembawa acara dapat menambah pengetahuan Anda tentang?

No Pernyataan Sangat Setuju

Setuju Kurang Setuju

Tidak Setuju 1. Aliran Musik

2. Aktifitas Musik 3. Tokoh-tokoh musik 4. Politik

5. Perekonomian

15

16

17


(6)

 

II. Variabel Terikat

19. Apakah anda setuju untuk melihat acara Radioshow bila mereka mengadakan Roadshow ke kota anda?

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

20. Apakah anda tertarik untuk menonton acara sejenis Radioshow bila stasiun televisi swasta lainnya menayangkan acara tersebut

4. Sangat setuju 3. Setuju

2. Kurang Setuju 1. Tidak Setuju

21. Bagaimana pendapat anda setelah menonton acara Radio Show TV One, apakah pembawa Acara Radio Show TV One memberi rasa suka kepada anda 4. Sangat Suka

3. Suka 2. Kurang Suka 1. Tidak Suka

22. Apakah setelah menonton acara Radeio Show TV One menimbulkan perasaan senanang dalam diri anda

4. Sangat Senang 3. Senang

2. Kurang Senang 1. Tidak Senang

   

19

20

21


Dokumen yang terkait

Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 38 116

Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Pembawa Acara(Studi Deskriptif Pengaruh Oprah Winfrey Dalam Acara The Oprah Winfrey Show Di Metro TV Terhadap Minat Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utar

2 33 82

Motivasi Menonton Dan Tayangan Just Alvin Di Metro TV (Studi Korelasional tentang Pengaruh Tayangan Just Alvin di Metro TV Terhadap Motivasi Menonton Mahasiswa FISIP USU )

2 45 118

Tayangan Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Iklan Sosialisasi “World Cup 2010” di RCTI dan Global TV Terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 39 100

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Efektifitas Pembawa Acara Talkshow di Televisi dan Minat Menonton Mahasiswa (Studi Korelasional tentang Hubungan Efektifitas Pembawa Acara Talkshow Tukul Arwana dengan Minat Menonton Tayangan Sejenis di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 45 135

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

PENGARUH TERPAAN PROGRAM ACARA BIOSKOP TRANS TV TERHADAP MINAT MENONTON PROGRAM SINETRON

2 32 2

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Indonesia Lawyers Club Di Tv One).

0 0 93

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Indonesia Lawyers Club Di Tv One).

0 0 93