Uji toksisitas subkronis infusa daun sirsak (Annonae muricatae folium) terhadap organ hepar dan kadar SGPT tikus putih jantan dan betina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (Annonae
muricatae folium) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS
PUTIH JANTAN DAN BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Meita Eryanti
NIM: 098114026

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (Annonae
muricatae folium) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS
PUTIH JANTAN DAN BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Meita Eryanti
NIM: 098114026

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013


ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Persetujuan Pembimbing
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (ANNONA
MURICATA FOLIUM) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT
TIKUS PUTIH JANTAN DAN BETINA

skripsi yang diajukan oleh:
Meita Eryanti
NIM: 098114026

telah disetujui oleh

Pembimbing Utama

tanggal…………………..


Phebe Hendra, M.Si, PhD, Apt.

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengesahan Skripsi Berjudul
UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (ANNONA
MURICATA FOLIUM) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT
TIKUS PUTIH JANTAN DAN BETINA

Oleh:
Meita Eryanti
NIM: 098114026

Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal: 10 Januari 2013


Mengetahui
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Dekan

Ipang Djunarko, M.Sc, Apt.
Pembimbing:

Phebe Hendra, M.Si, PhD, Apt.
Tim Penguji:
1. Phebe Hendra M.Si, PhD, Apt.

………………………….

2. Ipang Djunarko, M.Sc, Apt

………………………….

3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si

………………………….


iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

That is what alchemists do. They show that, when we strive to become
better than we are, everything around us becomes better, too.
-Paulo Coelho, The Alchemist-

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.


Yogyakarta, 10 Januari 2013
Penulis,

Meita Eryanti

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI TOKSISITAS SUBKRONIS INFUSA DAUN SIRSAK (Annonae
muricatae folium) TERHADAP ORGAN HATI DAN KADAR SGPT TIKUS
PUTIH JANTAN DAN BETINA
Meita Eryanti
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


Intisari
Daun sirsak banyak dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit oleh
masyarakat dari berbagai negara. Sayangnya, penelitian untuk mengungkapkan
keamanan penggunaan infusa daun sirsak masih kurang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui wujud efek toksik subkronis pada hati dan kadar SGPT akibat
konsumsi infusa daun sirsak.
Lima puluh ekor tikus jantan dan betina dibagi secara acak menjadi 5
kelompok, 1 kelompok kontrol, dan 4 kelompok perlakuan dengan dosis 108; 180;
301; dan 503 mg/kgBB selama 30 hari. Pengambilan darah untuk menentukan
kadar SGPT dilakukan sebelum diberi perlakuan dan pada hari ke 31. Pada hari ke
31 separuh dari total tikus dikorbankan untuk dibuat preparat histologinya. Lalu
dilakukan uji reversibilitas selama 14 hari. Data berupa kadar SGPT dan bobot
hati yang didapat kemudian dianalisis dengan one way Annova dan deskripsi
histologi hati.
Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna antara kadar SGPT
sebelum dan sesudah perlakuan dan kadar SGPT kontrol dengan kelompok
perlakuan. Hasil pemeriksaan histologinya, 2 hewan mengalami degenerasi
hidropik dari 50 hewan uji.
Kesimpulannya, tidak terjadi efek toksik pada pemberian infusa daun
sirsak selama 30 hari pada hati tikus jantan dan betina galur Sprague dawley

sehingga perlu dilakukan uji toksisitas kronik untuk mengungkap efek toksik yang
tidak nampak pada penelitian ini.
Kata kunci: Sirsak, toksisitas, subkronis, SGPT, hati
Abstract
Graviola leaves being used to address in variety of diseases by people
from various countries. Unfortunately, studies to reveal the safety of graviola
leaves infusion used is still lacking. The study aims to determine the form of
subchronic toxicity effects on the liver and SGPT’s levels due to consumption of
graviola leaves infusion.
Fifty male and female rats were divided randomly into 5 groups, 1 control
group and 4 treated groups dosed of 108; 180; 301, and 503 mg/kg BB for 30
days. Blood sampling to determine levels of SGPT were performed before
treatment and at 31st day. On 31st day half of the mice were sacrificed to make
preparations of histology. Then recovery test was done for 14 days. Data in the
form of SGPT levels and liver weights were obtained and analyzed with one-way
Annova and liver histologies were described.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


As a result, there was no significant difference between the levels of SGPT
before and after treatment and levels of SGPT between the control and the
treatment group. The histology examination results, two animals had hydropic
degeneration of the 50 animals.
The conclusion is there were no toxic effects on the provision infusion of
graviola leaves for 30 days in the liver of male and female rats of Sprague Dawley
strain that chronic toxicity tests need to be done to uncover the toxic effects that
are not performed in this study.
Keywords: Graviola, toxicity, subchronic, SGPT, liver
Latar belakang dan Permasalahan

Keywords: Graviola, toxicity, subchronic, SGPT, liver
Latar belakang dan Permasalahan
Daun sirsak banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk
mengatasi berbagai penyakit oleh masyarakat dari berbagai negara. Sejak
ditemukannya senyawa acetogenin dalam daun sirsak oleh Mc Laughin pada
tahun 1995 (Mc Laughin, Liau, and Alali, 1999) yang dapat berfungsi membunuh
sel kanker, daun sirsak kemudian booming digunakan dalam terapi antikanker
baik sebagai penyembuh maupun sebagai pencegah bahkan banyak dokter yang

mulai menyarankan pengkonsumsiannya setiap hari untuk menjaga kesehatan
(Duryatmo, 2011).
Penelitian ini merupakan bagian dari uji toksisitas subkronis (30 hari)
infusa daun sirsak yang berfokus pada histologi organ hati dan kadar Serum
Glutamat Piruvat Transferase (SGPT). Sebenarnya, telah ada pengujian
penggunaan ekstrak air dari daun sirsak selama 14 hari dan hasilnya, ekstrak daun
sirsak tidak memberi efek toksik pada hati tetapi dapat menyebabkan kerusakan
ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada dosis tinggi (Arthur, Woode,
Terlabi, and Larbie, 2011). Penelitian ini menggunakan bentuk infusa karena
masyarakat biasa mengkonsumsinya dalam bentuk rebusan. Sediaan rebusan
sangat sulit distandarisasi karena tidak ada patokan yang baku untuk

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembuatannya maka penelitian ini menggunakan infusa yang memiliki patokan
baku pembuatannya dan serupa dengan rebusan. Pengujian dilakukan pada organ
hati karena organ hati merupakan organ utama metabolisme zat zat yang masuk
dalam tubuh.

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti adalah
a. Seperti apa wujud biokimia efek toksik pada SGPT dan wujud struktural
efek toksik infusa daun sirsak pada histologi organ hati pada uji toksisitas
subkronis?
b. Apakah spektrum efek toksik senyawa uji tersebut berkaitan dengan
takaran dosis?
c. Adakah keterbalikan spektrum efek toksik yang terjadi?
Bahan, Alat, dan Cara Penelitian
1. Subjek uji yang digunakan adalah tikus putih galur Sprague Dawley jantan
dan betina, berusia 2 – 2,5 bulan, berat badan 170 – 280 gram, yang diperoleh
dari laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Bahan uji yang digunakan adalah daun sirsak dalam kondisi dewasa dan segar
berwarna hijau tua, dan diperoleh dari kebun milik H.Sunarto di dusun Jetis
Baran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
pada bulan Mei - Juni 2012.
3. Bahan untuk membuat preparat histopatologi hati adalah larutan formalin
37%, larutan formalin p.a 10%, larutan alkohol 80%, larutan alkohol 95%,
larutan alkohol absolut, cairan xylol, cairan paraffin, paraffin blok, Mayers
Egg Albumin, larutan hematoksilin, dan larutan eosin alkohol yang disediakan
x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah
Mada.
4. Bahan yang digunakan sebagai kontrol adalah aquadest yang diperoleh dari
Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Alat penelitian yang digunakan adalah jarum suntik peroral, spuit injeksi,
seperangkat alat bedah, alat alat gelas (Pyrex), timbangan (analytical
balance), blender, ayakan, mikroskop, kamera digital, metabolic cage, panci

infusa yang didapat di laboratorium Farmakognosi Fitokimia dan laboratorium
Farmakologi Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Cara Penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan serbuk daun sirsak
Sejumlah daun sirsak dicuci dan dikeringkan dalam oven selama 3
hari pada suhu ± 470C. Kemudian daun diblender hingga menjadi serbuk
halus. Setelah itu serbuk diayak dengan ayakan no.40.
b. Penetapan kadar air daun sirsak kering
Cara penetapan kadar air daun sirsak kering dilakukan dengan
metode destilasi. Awalnya, daun sirsak kering dibuat bentuk serbuknya
lalu alat-alat yang digunakan, tabung penerima dan tabung pendingin,
dibersihkan menggunakan asam pencuci, dibilas dengan air, dan
dikeringkan dalam lemari pengering. Lima puluh gram serbuk daun sirsak
dimasukkan dalam labu kering lalu dalam labu tersebut ditambah 200 ml

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

toluene. Toluena juga dituang dalam tabung penerima melalui alat
pendingin. Selanjutnya labu dipanaskan selama 15 menit.
Ketika toluene mulai mendidih, penyulingan dilakukan dengan
kecepatan 2 tetes perdetik hingga sebagian besar air tersuling, lalu
kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes per detik. Setelah semua
air tersuling, bagian dalam pendingin dicuci dengan toluene sambil
dibersihkan. Setelah air dan toluene memisah sempurna, volume air dibaca
dan ditetapkan kadarnya dalam persen.
c. Penetapan dosis daun sirsak
Penentuan kisaran dosis untuk uji pendahuluan ini didasarkan
pada pengobatan yang digunakan dalam masyarakat yaitu 2 gram serbuk
yang kemudian dicampur 100 ml dan direbus kemudian diminum air
rebusannya. 2 gram serbuk daun sirsak untuk manusia 70 kg.
Selanjutnya dilakukan orientasi konsentrasi tertinggi infusa daun
sirsak yang dapat dibuat. Hasilnya, konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat
adalah 6 gram/ 100 ml (6% b/v). Sehingga peringkat dosisnya adalah
Dosis I = 108 mg/kg BB; Dosis II = 180 mg/kg BB; Dosis III = 301 mg/kg
BB dan Dosis IV = 503 mg/kg BB.
d. Pembuatan infusa daun sirsak
Sejumlah daun sirsak yang sudah masak dikeringkan lalu diserbuk
dan diambil 9 gram dengan air, direbus dalam panci infusa bersama 150 ml air
dengan suhu 900 C selama 15 menit. Setelah itu, hasil rebusan tersebut
disaring dan didapat ±135 ml air rebusan yang kemudian ditambah dengan
xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

aquadest panas yang dilewatkan pada ampas serbuk hingga volumenya
kembali menjadi 150 ml. Sembilan gram serbuk daun sirsak dalam 150 ml air
setara dengan 6g serbuk daun sirsak dalam 100 ml aquadest (6% b/v) yang
merupakan konsentrasi tertinggi yang dapat dibuat berdasarkan hasil orientasi.
e. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Lima puluh ekor tikus yang terdiri dari tikus jantan dan betina
masing-masing 25 ekor, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan
(masing-masing 10 tikus: 5 jantan dan 5 betina). Kelompok I adalah kelompok
kontrol negatif dengan perlakuan aquadest, kelompok II – V adalah kelompok
perlakuan dengan peringkat dosis berturut turut 108, 180, 301, dan 504 mg/kg
BB secara peroral dengan kekerapan sekali sehari selama 30 hari.
Semua tikus pada kelompok I – V pada hari ke nol diambil darahnya
melalui sinus orbitalis mata. Masing-masing cuplikan darah diambil serumnya
dan ditetapkan kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) nya
secara spektrofotometri. Pada hari ke 31 semua tikus dilakukan pengambilan
darah untuk penentuan kadar SGPT dan separuh dari total tikus dikorbankan
untuk dibuat preparat histopatologisnya untuk organ hati. Pada hari ke 31
sampai dengan hari ke 44 tikus diberi pakan dan minuman (tanpa perlakuan
sediaan uji), lalu pada hari ke 45, sisa tikus dikorbankan dan kemudian dibuat
preparat histopatologisnya untuk organ hati sebagai uji reversibilitas.
Parameter lainnya yang diamati berupa gejala klinis, berat badan, konsumsi
pakan, dan konsumsi minum yang diamati setiap hari.
f. Analisis hasil

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data histologi organ dideskripsikan secara kualitatif. Untuk data berat
badan, asupan makanan, asupan minuman, dan hasil pemeriksaan SGPT
dilakukan analisis dengan Kolmogorov- Smirnov (K-S) untuk melihat data
terdistribusi normal atau tidak. Hasil K-S menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal jika nilai signifikansi (α) > 0,05. Selanjutnya dilakukan uji
homogenitas untuk mengetahui homogenitas varian. Data dikatakan homogen
jika α > 0,01. Jika varian homogen, maka dilakukan uji Dunnet untuk
mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.
Terdapat perbedaan jika nilai F < 0,05. Untuk membandingkan data sebelum
dan sesudah perlakuan digunakan metode analisis Paired samples T-test.
Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan analisis nonparametrik
Kruskal Wallis (K-W). Data dikatakan berbeda bermakna jika signifikansi

kurang dari 0,05. Untuk mengetahui perbedaan antar kelompok, dilakukan
analisis dengan Mann-Whitney U. Jika signifikansi kurang dari 0,05 maka
dikatakan terdapat perbedaan bermakna antar kelompok uji. Pengujian statistik
uji Kolmogorov- Smirnov, uji homogenitas, uji Dunnet, uji Kruskal Wallis,
dan uji Mann-Whitney U menggunakan program Assistat 7.6 Beta. Sedangkan
uji paired samples T-test menggunakan Microsoft Excel 2007.
Hasil dan Pembahasan
1. Pembuatan Sediaan Uji
Daun sirsak dari pohon yang telah dideterminasi sejumlah 184 g dicuci
dan dikeringkan dalam oven selama 3 hari hingga benar-benar kering kemudian
diblender dan diayak hingga mendapatkan serbuk halus sejumlah 39,3 g.

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sehingga, didapat rendemen sebesar 22,5%. Serbuk tersebut kemudian ditetapkan
kadar airnya dengan destilasi toluene hasilnya didapat kadar 9,7%. Kadar tersebut
masih dibawah dari kadar air dalam simplisia yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan dalam Materia Medika Indonesia (1995) yaitu 10%.
2. Perkembangan Berat Badan Tikus
Rata-rata berat badan tikus jantan dan betina terlihat pada gambar 1 dan

Berat badan tikus (g)

gambar 2.

350
300
250
200
150
100
50
0

berat badan tikus
kontrol
berat badan tikus
dosis I
berat badan tikus
dosis II
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28
Hari ke-

berat badan tikus
dosis III

Gambar1. Grafik perkembangan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa
daun sirsak secara subkronis
Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180
mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB

Berat badan tikus (g)

250
200
kontrol

150

dosis 1

100

dosis 2
50

dosis 3

0

dosis 4
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Hari ke-

Gambar2. Grafik berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun sirsak
secara subkronis

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Keterangan gambar: kontrol=aquadest dosis 503 mg/kg BB; dosis I=108 mg/kg BB; dosis II=180
mg/kg BB; dosis III=301 mg/kg BB, dosis IV=503 mg/kg BB

Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan kemudian diuji normalitasnya
dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan
dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya
dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol.
Tabel I. Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan infusa
daun sirsak secara subkronis
Dosis

Rata-rata perubahan berat
badan (g)

Perbedaan dengan kontrol

Kontrol aquadest dosis 503
0,8 ± 3,0
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 108
0,8 ± 1,8
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 180
0,8 ± 0,8
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 301
0,9 ± 1,1
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 503
0,8 ± 1,3
mg/kg BB
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD

Tidak bermakna
Tidak bermakna
Tidak bermakna
Tidak bermakna

Rata-rata perubahan berat badan tikus betina kemudian diuji normalitasnya
dengan uji kolmogorov-smirnov hasilnya, data tidak normal sehingga dilanjutkan
dengan uji non-parametrik. Rata-rata tersebut kemudian diuji perbedaannya
dengan kelompok kontrol dengan kruskal wallis test. Hasilnya, ke 4 dosis tidak
memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol.
Tabel II. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa
daun sirsak secara subkronis
Dosis
Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 108
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 180

Rata-rata perubahan berat
badan (g)

Perbedaan dengan kontrol

0,3 ± 6,8

-

0,3 ± 3,4

Tidak bermakna

0,4 ± 2,4

Tidak bermakna

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 301
0,1 ± 0,9
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 503
0,1 ± 1, 3
mg/kg BB
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD

Tidak bermakna
Tidak bermakna

3. Asupan Makanan Perhari
Rata-rata asupan makanan diuji normalitasnya dengan uji KolmogorovSmirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi secara normal. Rata-rata tersebut
kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok kontrol dengan Dunnet test.
Hasilnya, ada perbedaan yang bermakna dari keempat dosis terhadap kontrol.
Tabel III. Tabel rata-rata asupan makanan tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa
daun sirsak
Dosis

Rata-rata asupan makanan selama
30 hari (g)
18,2 ± 0,8

Kontrol aquadest dosis 503
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 108
18,1 ± 1,2
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 180
18,6 ± 1,0
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 301
17,6 ± 1,1
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 503
17,9 ± 1,5
mg/kg BB
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD

Perbedaan dengan kontrol
Tidak bermakna
Tidak bermakna
Tidak bermakna
Tidak bermakna

Rata-rata pola makan tikus betina perharinya diuji normalitasnya dengan
uji kolmogorov-Smirnov dan hasilnya data terdistribusi secara normal. Kemudian
diuji homogenitasnya hasilnya data tersebut homogen. Lalu diuji perbedaannya
dengan kelompok kontrol dengan dunnet test. Hasilnya, terdapat perbedaan yang
tidak bermakna dengan kelompok kontrol.
Tabel IV. Tabel rata-rata asupan makanan tikus betina tiap hari selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak
Dosis
Kontrol aquadest dosis 503

Rata-rata asupan makanan selama 30
hari (g)
12,9 ± 1,6

xvii

Perbedaan dengan
kontrol
-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 108
13,2 ± 1,7
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 180
14,1 ± 2,1
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 301
12,3 ± 1,6
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 503
12,5 ± 1,8
mg/kg BB
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD

Tidak bermakna
Tidak bermakna
Tidak bermakna
Tidak bermakna

4. Asupan minuman perhari
Rata-rata asupan minuman tikus jantan diuji normalitasnya dengan uji
Kolmogorov-Smirnov hasilnya, data tersebut terdistribusi tidak normal maka
untuk mengetahui perbedaannya digunakan uji kruskal Wallis hasilnya antara
dosis dan kontrol berbeda tidak bermakna.
Tabel V. rata-rata asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak
Dosis
Rata-rata asupan minuman selama
Perbedaan dengan kontrol
30 hari (ml)
Kontrol aquadest dosis 503
28,8 ± 4,3
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 108
29,4 ± 5,3
Tidak bermakna
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 180
29,2 ± 4,9
Tidak bermakna
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 301
27,3 ± 4,0
Tidak bermakna
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 503
28,4 ± 5,3
Tidak bermakna
mg/kg BB
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD

Rata-rata asupan minuman tikus betina juga diuji normalitasnya dengan uji
kolmogorov-Smirnov hasilnya data terdistribusi secara normal. Data lalu diuji
homogenitasnya dan hasilnya data tersebut homogen. Data kelompok kontrol
kemudian diuji perbedaannya dengan kelompok perlakuan dengan dunnet test.
Hasilnya, terjadi perbedaan yang tidak bermakna dari kontrol dan kelompok
perlakuan.

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel VI. Rata-rata asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak (mean ±SD)
Dosis
Rata-rata asupan minuman
Perbedaan dengan kontrol
selama 30 hari (ml)
Kontrol aquadest dosis 503
26,6 ± 5,3
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 108
23,8 ± 4,9
Tidak bermakna
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 180
27,5 ± 4,5
Tidak bermakna
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 301
23,4 ± 5,0
Tidak bermakna
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 503
27,2 ± 4,7
Tidak bermakna
mg/kg BB

5. Pemeriksaan SGPT
Untuk menginterpretasi adanya kerusakan sel hati, pada penelitian ini
dilakukan pengukuran kadar SGPT dalam serum. Kenaikan jumlah SGPT
biasanya menunjukkan adanya kerusakan hati seperti nekrosis, sirosis, dan
neoplasma.
Tabel VII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji jantan sebelum dan sesudah 30 hari
perlakuan infusa daun sirsak
Kelompok
Pre (IU/L)
Post (IU/L)
Perubahan
hasil uji T
Kontrol aquadest dosis
68,3 ± 11,5
66,9 ± 8,3
-1,4
0.324(tb)
503 mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis
66,3 ± 13,3
76,0 ± 17,1
9,3
0.169(tb)
108 mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis
67,2 ± 6,7
64,4 ± 9,4
-2,8
0.339(tb)
180 mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis
62,1 ± 9,1
65,2 ± 11,8
3,1
0.224(tb)
301 mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis
57,5 ± 7,7
62,7 ± 3,2
5,2
0.144(tb)
503 mg/kg BB
Keterangan:data direpresentasikan dalam mean ± SD
Hasil uji T:
tb = tidak bermakna (blia hasil uji> 0,05)
b = bermakna
perubahan
- = terjadi penurunan kadar
+ = terjadi peningkatan kadar
Tabel VII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji betina sebelum dan sesudah 30 hari
perlakuan infusa daun sirsak
Kelompok
Kontrol aquadest dosis
503 mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis
108 mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis
180 mg/kg BB

Pre(IU/L)
48,3 ± 5,9

Post (IU/L)
67,1 ± 9,2

46,0 ± 6,4
51,9 ±4,4

xix

perubahan
18,8

hasil uji T
0.000(b)

56,9± 5,7

10,9

0.050(tb)

67,8 ± 19,3

15,9

0.054(tb)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Infusa daun sirsak dosis
53,5 ± 11,8
66,2 ± 5,1
301 mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis
47,8 ± 3,4
56,2 ± 10,3
503 mg/kg BB
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD
Hasil uji T:
tb = tidak bermakna (blia hasil uji> 0,05)
b = bermakna

12,7

0.057(tb)

8,9

0.049(b)

Sebelum perlakuan, tikus diambil darahnya untuk diperiksa SGPT . Nilai
SGPT normal untuk tikus adalah 10 – 50 IU/L (Derelanko and Holinger, 1995).
Data hasil kemudian diuji normalitasnya dan homogenitasnya. Hasilnya, data
tersebut normal dan homogen. Angka angka tersebut berbeda secara tidak
signifikan secara statistika melalui tukey test sehingga dapat dikatakan bahwa
semua tikus memiliki awal yang sama sebelum dilakukan perlakuan.
Setelah 30 hari perlakuan, tikus kembali diambil darahnya untuk kembali
dilakukan pemeriksaan SGPT. Selanjutnya dilakukan Paired-samples T Test
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah
perlakuan selama 30 hari. Hasil uji pada tikus jantan dan betina selama perlakuan
dapat dilihat pada tabel VII dan VIII.
Hasil Paired-samples T test menunjukkan bahwa harga SGPT sebelum dan
sesudah perlakuan selama 30 hari menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p>0,05) kecuali pada kelompok
tikus betina kontrol dan tikus betina dosis 4 yang menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna antara sebelum dan setelah perlakuan. Namun demikian,
perbedaan tersebut bukan karena pemberian sediaan uji karena pada kelompok
kontrol tikus tidak diberi sediaan uji sedangkan tikus betina dosis 4 kenaikannya
tidak jauh dari nilai normalnya.

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data dari tikus jantan kemudian diuji normalitas secara statistika.
Hasilnya, datanya tidak terdistribusi dengan normal sehingga kemudian diuji
secara non parametrik dengan Kruskal Wallis test, hasilnya rata-rata dari kelima
kelompok perlakuan berbeda tidak bermakna. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel dosis tidak merubah nilai dari SGPT tikus jantan. Data untuk tikus betina
kemudian diuji normalitas dan homogenitasnya. Hasil dari kedua uji menyatakan
bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Kemudian dilakukan dunnet test
untuk mengetahui perbedaan antara kontrol dengan kelompok perlakuan hasilnya
rata-ratanya berbeda secara tidak signifikan.
Tabel IX. Rata-rata kadar SGPT tikus jantan setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak
Dosis
Rata-rata kadar SGPT
Kontrol aquadest dosis 503
66,9 ± 8,3
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 108
76,0 ± 17,1
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 180
64,4 ± 9,4
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 301
65,2 ± 11,8
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 503
62,7 ± 3,2
mg/kg BB
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD

Perbedaan dengan kontrol
Tidak Bermakna
Tidak Bermakna
Tidak Bermakna
Tidak Bermakna

Tabel X. Rata-rata kadar SGPT tikus betina setelah 30 hari pemberian infusa daun sirsak
Dosis
Rata-rata kadar SGPT
Kontrol aquadest dosis 503
67,1 ± 9,2
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 108
56,9± 5,7
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 180
67,8 ± 19,3
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 301
66,2 ± 5,1
mg/kg BB
Infusa daun sirsak dosis 503
56,2 ± 10,3
mg/kg BB
Keterangan: data direpresentasikan dalam mean ± SD

xxi

Perbedaan dengan kontrol
Tidak Bermakna
Tidak Bermakna
Tidak Bermakna
Tidak Bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan jika kadar SGPT tidak
mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan infusa daun sirsak selama 30 hari
dan ada perbedaan yang tidak bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan
setelah pemberian infusa daun sirsak.
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan histologi pada organ hati.
Pembedahan dilakukan 2 tahap yaitu pada hari ke 30 dan setelah 15 hari
penghentian administrasi sediaan uji. Pada hari ke 30, 5 ekor hewan uji
dikorbankan tiap dosisnya dengan cara dislokasi leher sedangkan pada hari ke 45
hewan uji sisanya dikorbankan dengan cara pembiusan. Hasil pemeriksaan
histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari pemejanan dan 14 hari
masa reversibilitas ada pada tabel XI.
Tabel XI. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30 hari masa
pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas
Jenis
kelamin

Perlakuan

Jantan

Kontrol
Infusa daun sirsak
dosis 108 mg/kg BB
Infusa daun sirsak
dosis 180 mg/kg BB
Infusa daun sirsak
dosis 301 mg/kg BB
Infusa daun sirsak
dosis 503 mg/kg BB
Kontrol
Infusa daun sirsak
dosis 108 mg/kg BB
Infusa daun sirsak
dosis 180 mg/kg BB

2
2

Normal
Normal

3
3

2

Normal

3

Normal

2

Normal

3

Normal

2

Normal

3

Normal

3
3

Normal
Normal

2
2

Normal
Normal

3

2

Normal

Infusa daun sirsak
dosis 301 mg/kg BB
Infusa daun sirsak
dosis 503 mg/kg BB

3

1 hewan Normal, 1
hewan degenerasi
hidrofobik, 1
hewan glikogennya
naik
Normal

2

Normal

2 hewan Normal, 1
hewan degenerasi

2

Normal

Betina

N

3

Hari ke 30
Hasil pemeriksaan

xxii

N

Hari ke 45
Hasil
pemeriksaan
Normal
Normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hidrofobik
Keterangan: Normal = vena sentralis berbentuk lingkaran (agak lonjong) dikelilingi oleh hepatosit
yang tersusun radier dengan inti berwarna biru tua. Sinusoid diantara hepatosit dengan sel endotel
yang pipih dan gelap.

Pada kontrol, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan
maupun kelompok reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal.
Gambaran hati normalnya tampak seperti pada gambar 3. Pada gambar a nampak
lobus berbentuk poligonal, dan pada lobus terdapat vena sentralis. Tampak pula
pada gambar b, hepatosit dengan inti sel yang nampak normal begitu juga dengan
sinusoid yang juga normal.
a.

b

.
Gambar3. penampakan hati normal. a. perbesaran 100x. b. perbesaran 400x pada kontrol
jantan
Keterangan gambar:a. vena centralis b. hepatosit c. sinusoid d. nucleus hepatosit

Pada hewan uji betina dari kelompok perlakuan terdapat tikus yang pada
gambaran histologinya, terdapat banyak sel darah merah pada vena sentralisnya.
Akan tetapi hal tersebut adalah normal karena cara euthanasia hewan uji

xxiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilakukan dengan dislokasi leher. Pada gambar 4 (perbesaran 400) terlihat
jaringan mengalami infiltrasi sel radang disekitar sel retikuloendotelial pada
sinusoid dan terlihat sinusoid disekitar vena sentralis melebar akan tetapi hal itu
masih dianggap normal karena infasinya tidak melebihi batas normal.
Gambar pada hewan uji yang lain dari kelompok kontrol perlakuan
maupun reversibel, histologi hatinya dinyatakan normal dengan gambaran seperti
pada hewan uji jantan sehingga secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa sel
hati pada kelompok kontrol adalah normal.

Gambar4. hati tikus yang mengalami infiltrasi sel radang perbesaran 400x pada kontrol
betina
Keterangan gambar:
a. vena sentralis b. sinusoid yang melebar c. sel radang
d. hepatosit

Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 108 mg/kg BB,
hewan jantan dan betina pada kelompok perlakuan dan kelompok reversibel
kondisi hispatologinya dinyatakan normal seperti pada gambar 3.
Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 180 mg/kg BB,
semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok
reversibel kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 3 a dan b).
Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi
hidropik. Degenerasi hidropik merupakan perubahan seluler yang diakibatkan
xxiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karena adanya gangguan metabolisme seperti hipoksia dan keracunan bahan kimia
yang mempengaruhi sodium channel. Perubahan ini bersifat reversibel. Tampak
pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang (karena sel
mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan juga batas
sel tidak jelas (gambar 5).

Gambar5. hati yang mengalami degenerasi hidropik perbesaran 400x pada dosis 180 mg/kg
BB
Keterangan gambar:
a. vena sentralis b. nucleus hepatosit c. batas antar sel yang
tidak jelas d. hepatosit yang mengalami degenerasi hidrofobik

Selain itu terlihat gambaran histologi pada hati hewan uji betina yang
terdapat penumpukan glikogen. Infiltrasi glikogen mendesak inti sel hati ke
samping sehingga banyak dari sel hati yang intinya terlihat pecah dan pada
gambaran tersebut sitoplasmanya menjadi sangat terang. Selain itu adanya
kenaikan glikogen juga menyebabkan batas antar sel tidak jelas dan sinusoid
mengalami pelebaran (gambar 6). Glikogen yang banyak pada hewan uji betina
kemungkinan berasal dari makanannya karena pada tikus betina kelompok dosis 2
mengalami peningkatan pola makan dibanding dengan kontrol.

xxv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar6. sel mengalami penumpukan jumlah glikogen perbesaran 400x pada dosis 180
mg/kg BB
Keterangan gambar: a. duktus b. hepatosit yang mengalami penumpukan glikogen c.
glikogen d. nucleus e. batas antar sel yang tidak jelas

Pada kelompok yang mendapat infusa daun sirsak dosis 301 mg/kg BB,
semua hewan uji jantan dan betina baik dari kelompok perlakuan maupun
kelompok reversibel gambaran histologi hatinya menunjukkan gambaran normal
(gambar 3 a dan b). Pada kelompok yang memperoleh infusa daun sirsak dosis
503 mg/kg BB, semua hewan uji jantan baik dari kelompok perlakuan maupun
kelompok reversible kondisi histologi hatinya dinyatakan normal (gambar 3 a dan
b). Sedangkan hewan uji betina, terdapat hewan yang mengalami degenerasi
hidropik. Tampak pembengkakan sel hati sehingga terlihat sitoplasma lebih terang
(karena sel mengalami lisis) jika dibandingkan dengan sitoplasma hati normal dan
juga batas sel tidak jelas (gambar 5).
Kesimpulan
Tidak terlihat wujud biokimia efek toksik infusa daun sirsak pada kadar SGPT
dan wujud struktural efek toksik infusa daun sirsak pada organ hepar hewan uji
hanya terjadi pada 2 tikus dari 50 hewan uji yaitu adanya degenerasi hidropik.
Efek toksik yang muncul tidak berkaitan dengan takaran dosis karena efek toksik
yang muncul terjadi pada 1 ekor di dosis 180 mg/kg BB dan 1 ekor di doses 503

xxvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mg/kg BB. Terjadi keterbalikan efek toksik dari infusa daun sirsak karena pada
dosis 180 mg/kg BB dan 503 mg/kg BB kelompok uji reversibilitas semua hewan
dinyatakan normal.
Daftar Pustaka
Anonim, 2004, Monograph of Graviola , Raintree nutrition Inc., Carson City.
Arthur, F. K. N., Woode, E., Terlabi, E.O., and Larbie, C., 2011, Evaluation of
Acute and Subchronic Toxicity of Annona Muricata (Linn.) Aqueous Extract
in Animals, Euro. J. Exp. Bio., 1 (4), 115 – 124.
Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1963, Flora of Java , vol I,
Noordhoflbroningen, Nederlands.
Champy, P., Hoglinger, G.U., Feger, J., Gleye, C., Hocquemiller, R., Laurens,
A., et al., 2004, Annonacin, a Lipophilic Inhibitor of Mitochondrial Complex
I, Induces Nigral and Striatal Neurodegeneration in Rats: Possible Relevance
for Atypical Parkinsonism in Guadeloupe, Journal of Neurochemistry, 88, 63
– 69.
Depkes, 1989, Materia Medika Indonesia , jilid V, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 41.
Depkes, 1995, Materia Medika Indonesia , jilid VI, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 323-324.
Derelanko, M. J., and Holinger, M. A., 1995, Handbook of Toxicology, 2nd
edition, CRCpress, USA, 87.
Donatus, I.A., 2001, Toksisitas Dasar , Laboratorium FarmakologiToksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, 178.
Duryatmo, S., 2011, Dokter Bicara Daun Sirsak, Trubus, 469, 12 – 17.
Kaplowitz, N., 2004, Drug-Induced Liver Injury, CID, 38 (2), S44 – S48.
Lu, F. C., 1995, Toksikologi Dasar : Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian
Risiko, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 206 – 214.
Timbrell, J. A., 2009, Principles of Biochemical Toxicology, fourth edition,
Informa Healthcare, USA, 194 – 200.
Walker, Hall, and Hurst, 1990, Clinical Methods: The History, Physical, and
Laboratory Examinations,
third edition, Boston, diakses dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK201/ pada tanggal 9 Desember 2012
pukul 15.33

xxvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Uji
Toksisitas Subkronis Infusa Daun Sirsak (Annonae muricatae folium) Terhadap
Organ Hati Dan Kadar Sgpt Tikus Putih Jantan Dan Betina“.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Farmasi dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan dalam dunia kefarmasian pada umumnya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas segala
bantuan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Adapun ucapan terimakasih
yang tulus hendak penulis ucapkan kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., PhD, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan segala waktu dan kesabarannya dalam mendampingi penulis
dalam penulisan karya tulis ini.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc, Apt. Dan Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan kritik dan saran untuk
memperbaiki karya tulis ini.
4. Teman teman sekelompok yang banyak membantu penggalian ide dalam
penulisan karya tulis ini.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah mendukung
untuk terwujudnya karya tulis ini.
Semoga Tuhan yang Maha Kasih membalas segala budi baik yang telah
mendukung penulis sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
Segala kesempurnaan adalah milik Tuhan. Penulis menyadari bahwa karya
tulis ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar karya ini menjadi lebih baik dan bermanfaat. Penulis
juga menyampaikan maaf setulus-tulusnya apabila ada kesalahan dan kata-kata
yang kurang berkenan di hati pembaca. Akhir kata, semoga karya tulis ini berguna
bagi perkembangan dunia kesehatan pada umumnya dan dunia kefarmasian pada
khususnya.

Yogyakarta, 10 Januari 2013
Penulis

xxviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... III
PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ........................................................... IV
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. VI
PRAKATA ......................................................................................................... VII
DAFTAR ISI .................................................................................................. XXIX
DAFTAR TABEL ...................................................................................... XXXIII
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... XXXV
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. XXXVII
INTISARI ........................................................................................................... XL
ABSTRACT ....................................................................................................... XLI

BAB I PENGANTAR ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.

Permasalahan ........................................................................................... 3

2.

Keaslian penelitian ................................................................................... 3

3.

Manfaat penelitian ................................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4
1.

Tujuan umum ............................................................................................ 4

2.

Tujuan khusus ........................................................................................... 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 6
A. Daun Sirsak .............................................................................................. 6
1.

Klasifikasi tanaman .................................................................................. 6

2.

Deskripsi tanaman sirsak ......................................................................... 6

xxix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.

Morfologi daun sirsak .............................................................................. 7

4.

Kandungan kimia daun sirsak .................................................................. 7

5.

Kegunaan daun sirsak .............................................................................. 8

6.

Toksisitas daun sirsak .............................................................................. 9

B. Uji Toksisitas Subkronis ........................................................................... 9
C. Toksisitas Hati ........................................................................................ 11
1.

Anatomi dan fisiologi hati ...................................................................... 13

2.

Fungsi hati .............................................................................................. 15

3.

Patogenesis kerusakan hati akibat induksi senyawa toksik ................... 16

4.

Tipe kerusakan hati yang diakibatkan induksi senyawa toksik .............. 19

a.

Perubahan bobot hati ............................................................................. 19

b.

Perlemakan hati (Steatosis) .................................................................... 19

c.

Nekrosis hati ........................................................................................... 20

d.

Sirosis ..................................................................................................... 21

e.

Hepatitis kronis aktif .............................................................................. 21

f.

Karsinogenesis ....................................................................................... 22

D. Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) .................................... 22
E. Keterangan Empiris ............................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 24
B. Variabel dan Definisi Operasional ........................................................ 24
1.

Variabel utama ....................................................................................... 24

2.

Variabel pengacau ................................................................................. 24

xxx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Bahan Penelitian .................................................................................... 25
D. Alat Penelitian ........................................................................................ 26
E. Tata Cara Penelitian .............................................................................. 27
1.

Penyiapan hewan uji .............................................................................. 27

2.

Percobaan pendahuluan ......................................................................... 27

a.

Determinasi tanaman sirsak................................................................... 27

b.

Pembuatan serbuk daun sirsak............................................................... 27

c.

Penetapan kadar air daun sirsak kering ................................................ 27

d.

Penetapan dosis daun sirsak .................................................................. 28

3.

Pembuatan infusa daun sirsak ............................................................... 29

4.

Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ............................................. 30

5.

Penetapan kadar SGPT .......................................................................... 31

6.

Pembuatan dan pemerikasaan preparat histologi ................................. 31

F. Analisis Hasil ......................................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35
A. Pembuatan Sediaan Uji .......................................................................... 36
B. Pengamatan Umum ................................................................................ 36
1.

Perkembangan Berat Badan Tikus ......................................................... 37

2.

Asupan Makanan Perhari ...................................................................... 40

3.

Asupan minuman perhari ....................................................................... 42

C. Pemeriksaan SGPT................................................................................. 45
D. Pemeriksaan Histologi Hati ................................................................... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 59

xxxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Kesimpulan ............................................................................................. 59
B. Saran ...................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 101

xxxii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel I. Eksperimental desain - uji toksisitas subkronis pada hewan pengerat .... 11
selama 4 minggu ................................................................................................... 11
Tabel II. Rata-rata perubahan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan
infusa daun sirsak secara subkronis ...................................................................... 38
Tabel III. Rata-rata perubahan berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan
infusa daun sirsak secara subkronis ...................................................................... 39
Tabel IV. Tabel rata-rata asupan makanan tikus jantan selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak .................................................................................................. 41
Tabel V. Tabel rata-rata asupan makanan tikus betina tiap hari selama 30 hari
pemberian infusa daun sirsak ................................................................................ 42
Tabel VI. rata-rata asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa
daun sirsak ............................................................................................................. 44
Tabel VII. Rata-rata asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak (mean ±SD) ............................................................................. 44
Tabel VIII. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji jantan sebelum dan sesudah 30
hari perlakuan infusa daun sirsak .......................................................................... 45
Tabel IX. Hasil pemeriksaan SGPT hewan uji betina sebelum dan sesudah 30 hari
perlakuan infusa daun sirsak ................................................................................. 46
Tabel X. Rata-rata kadar SGPT tikus jantan setelah 30 hari pemberian infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 49
Tabel XI. Rata-rata kadar SGPT tikus betina setelah 30 hari pemberian infusa
daun sirsak ............................................................................................................. 49

xxxiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TabelXII. Rata-rata bobot hati tikus jantan dan betina pada kelompok perlakuan
dan kontrol ............................................................................................................ 50
Tabel XIII. Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus jantan dan betina setelah 30
hari masa pemejanan dan 14 hari masa reversibilitas ........................................... 52

xxxiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar1. Grafik perkembangan berat badan tikus jantan perhari akibat perlakuan
infusa daun sirsak secara subkronis ...................................................................... 37
Gambar2. Grafik berat badan tikus betina perhari akibat perlakuan infusa daun
sirsak secara subkronis .......................................................................................... 37
Gambar 3. Grafik perubahan berat badan tikus tiap hari selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak .................................................................................................. 38
Gambar4. Grafik perubahan rata-rata berat badan tikus betina perhari selama 30
hari pemberian infusa daun sirsak ......................................................................... 39
Gambar5. Grafik pakan tikus betina perhari selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 40
Gambar6. Grafik rata-rata pakan tikus jantan perhari selama 30 hari pemberian
infusa daun sirsak .................................................................................................. 41
Gambar 7. Asupan minuman tikus betina selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 43
Gambar 8. Asupan minuman tikus jantan selama 30 hari pemberian infusa daun
sirsak ..................................................................................................................... 43
Gambar9. Grafik perubahan SGPT tikus jantan sebelum dan sesudah 30 hari
pemberian infusa daun sirsak ................................................................................ 47
Gambar10. Grafik perubahan SGPT tikus betina sebelum dan sesudah 30 hari
pemberian infusa daun sirsak ................................................................................ 47
Gambar11. penampakan hati normal. a. perbesaran 100x. b. perbesaran 400x pada
kontrol jantan ........................................................................................................ 53

xxxv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar12. hati tikus yang mengalami infiltrasi sel radang perbesaran 400x pada
kontrol betina ........................................................................................................ 54
Gambar13. hati yang mengalami degenerasi hidropik perbesaran 400x pada dosis
180 mg/kg BB .......................................................................