Partisipasi Petani dalam Pengelolaan Warisan Budaya Dunia Catur Angga Batukaru.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015

P-PNL-264

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN
WARISAN BUDAYA DUNIA CATUR ANGGA BATUKARU
D. A. W. Dharmiasih, S. Sushanti, P. T. K. Resen
Universitas Udayana
wiwikd@gmail.com, sukmasushanti@gmail.com, kawitriresen@gmail.com

PENDAHULUAN
Lanskap Budaya Provinsi Bali merupakan Situs Warisan Budaya Dunia
yang diakui oleh UNESCO di tahun 2012. Lanskap Budaya Provinsi Bali
dianggap mampu merefleksikan filosofi Tri Hita Karana dalam sistem
pengairan tradisional, subak, pada sistem pertanian di Bali. Penerapan
filosofi Tri Hita Karana dalam sistem pertanian di Bali telah berlangsung
selama berabad-abad dan mampu menciptakan tidak saja keindahan
bentang alam sawah berundak, akan tetapi juga kebudayaan pertanian
yang kuat. Akan tetapi, derasnya arus pembangunan dan pariwisata di
Bali mengancam keberadaan dan keberlangsungan sistem pengairan
tradisional subak. Diakuinya Lanskap Budaya Provinsi Bali sebagai Situs

Warisan Budaya Dunia merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
melindungi dan melestarikan sistem pengairan subak di Bali. Penelitian
ini hendak melihat partisipasi masyarakat lokal, terutama petani, dalam
pengelolaan Situs Lanskap Budaya Provinsi Bali dengan memfokuskan
penelitian pada kawasan Catur Angga Batukaru yang terletak di
Kabupaten Tabanan. Kawasan ini dipilih karena merupakan kawasan
terluas dengan tingkat kompleksitas ekologi paling lengkap dibandingkan
dengan kawasan lainnya dalam Lanskap Budaya Provinsi Bali. Penelitian
ini diharapkan mampu menjadi acuan pengelolaan berbasis masyarakat
lokal dalam pengelolaan dan pelestarian Situs Warisan Budaya Dunia di
Bali.

METODE PENELITIAN
Metode
Kualitatif
•  Kuesioner
•  Wawancara
Terstruktur

Stepping Stone

for Heritage
•  Vision for the
future
•  Who is
involved

Analisa Hasil
•  Pembahasan
Hasil
•  Kesimpulan

Penelitian ini juga berhasil mengidentifikasikan berbagai pihak
dalam pengelolaan Kawasan WBD Catur Angga Batukaru yang
diurutkan berdasarkan peran dan tanggung jawabnya menurut
petani. Adapun pemangku kepentingan yang teridentifikasi
adalah sebagai berikut:
• 
• 
• 
• 

• 
• 
• 

Pekaseh/Petani
Pemerintah Daerah
Akademisi
Pemerintah Pusat
Puri
Pemangku/Pemuka Agama
LSM

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani merupakan
pemangku kepentingan yang memiliki peran utama sehingga
harus dilibatkan dalam segala proses pembuatan kebijakan
terkait pengelolaan Kawasan WBD Catur Angga Batukaru.
Selain itu, Pemerintah Daerah harus meningkatkan perannya
untuk mendukung petani sebagai pengelola kawasan. Penelitian
ini juga menyimpulkan bahwa visi pengelolaan WBD yang utama

adalah untuk melestarikan budaya subak sesuai dengan nilainilai Tri Hita Karana serta penguatan peran Pekaseh dalam
mengawasi pengelolaan WBD Catur Angga Batukaru.

UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana,
Ketua LPPM Universitas Udayana, Dekan FISIP Universitas
Udayana, dan pihak-pihak yang mendukung penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan Warisan Budaya Dunia
(WBD) harus sesuai dengan prinsip Tri Hita Karana. Prinsip ini juga
menjadi pedoman dalam menentukan visi pengelolaan WBD Catur
Angga Batukaru dalam rangka melestarikan subak sebagai manifestasi
nilai luar biasa dan universal Tri Hita Karana. Adapun visi yang
teridentifikasi melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
•  Pelestarian subak melalui perlindungan sumber daya
alam yang penting bagi pertanian, pelarangan alih
fungsi lahan sawah, dan perlindungan ekosistem
penunjang pertanian
•  Meningkatkan kerja sama yang terjalin antar subak

dalam kawasan Catur Angga Batukaru
•  Meningkatkan infrastruktur penunjang subak seperti
jalur irigasi, balai subak, jalur usaha tani, dan pura
•  Mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan
untuk menyejahterakan petani
•  Meneruskan budaya subak kepada generasi
selanjutnya
•  Menerapkan sanksi tegas pada pelanggar ketentuan
pengelolaan Warisan Budaya Dunia

DAFTAR PUSTAKA
Bainton, Nicholas A., Chris Ballard, Kirsty Gillespie, Nicholas Hall. (2011). “Stepping
Stones Across the Lihir Islands: Developing Cultural Heritage Management in the
Context of a Gold-Mining Operation” dalam International Journal of Cultural
Property No. 18, International Cultural Property Society.
Berg, B. (1989). “Qualitative Research Methods for the Social Sciences”, Allyn &
Bacon, Boston.
Filler, Colin. (1997). “Compensation, Rent, and Power in Papua New Guinea” dalam
Compensation for Resource Development in Papua New Guinea, editor: Susan
Toft, Australian National University, Canberra.

Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Pemerintah
Provinsi Bali. (2011). “Nomination for inscription on the UNESCO World Heritage
List, Cultural Landscape of Bali Province”, Indonesia.
Lansing, J. Stephen, Yunus Arbi, dan D.A. Wiwik Dharmiasih. (2011). “The Proposal
to Create a UNESCO World Heritage Cultural Landscape: Celebrating the
Subaks and Water Temples of Bali” dalam Bali dalam Proses Pembentukan
Karakter Bangsa, editor: I Nyoman Darma Putra dan I Gde Pitana, Pustaka
Larasan, Denpasar.
Ratna, Nyoman Kutha. (2008). “Penelitian Sastra: Teori, Metode, dan Teknik”,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
UNESCO. (2010). “The Power of Culture for Development”, Paris.

Photo Courtesy: I G. S. Kumara