Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal T1 802009081 BAB V

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang sudah penulis lakukan, gambaran
kepuasan pernikahan adalah sebagai berikut:
1. Kedua partisipan dan suami sudah saling terbuka dalam berbagai
hal. Selain komunikasi verbal, partisipan juga menggunakan
komunikasi nonverbal untuk mengungkapkan rasa sayang pada
pasangan.
2. Saat tidak bersama pasangan, waktu luang partisipan digunakan
untuk mengasuh anak dan berkumpul bersama saudara. Selain
memenuhi kebutuhan suami ketika berada di rumah, partisipan
terkadang mengerjakan pekerjaan rumah tangga bersama suami.
3. Ibadah partisipan mengalami peningkatan setelah resmi menikah.
Suami menjadi pihak yang sering mengingatkan partisipan agar
beribadah tepat waktu.
4. Selain meminta masukan dari orang yang dianggap lebih
berpengalaman, diskusi menjadi salah satu cara bagi partisipan
dan pasangan dalam menyelesaikan masalah rumah tangga.
Terkadang suami menggunakan humor untuk meredakan amarah

partisipan.
5. Partisipan merasa cukup puas dengan kondisi ekonomi rumah
tangganya meski penghasilan suami tergolong pas-pasan.
Beberapa cara dilakukan partisipan agar kebutuhan rumah tangga
tetap terpenuhi antara lain dengan menghemat pengeluaran agar

196

197

bisa ditabung, membantu bekerja serta berhutang pada teman atau
keluarga.
6. Intimasi seksual dirasakan partisipan sudah memuaskan meski
setelah kelahiran anak pertama, partisipan dan suami mulai jarang
melakukan hubungan seksual.
7. Pasang surut hubungan dengan keluarga pasangan pernah dialami
oleh partisipan. Seiring berjalannya waktu, hubungan partisipan
dengan keluarga pasangan sudah kembali harmonis. Ini tampak
dari kenyamanan partisipan untuk menceritakan masalahnya pada
keluarga pasangan.

8. Setelah menikah, hubungan kedua partisipan dengan teman masih
berjalan baik. Partisipan masih dapat bertemu dan berkumpul
dengan teman wanita meski sudah tidak sesering sebelum
menikah. Hubungan partisipan dengan teman lawan jenis tetap
berjalan baik meski jarang pergi bersama.
9. Pengasuhan anak sebagian besar menjadi tanggung jawab kedua
partisipan. Pada saat tertentu seperti ketika berada di rumah atau
tidak bekerja, suami pun bersedia membantu istri mengasuh anak.
10. Partisipan dan pasangan sepakat menggunakan alat kontrasepsi
untuk

mencegah

kehamilan

yang

belum

direncanakan.


Penggunaan alat kontrasepsi mulai dilakukan setelah kelahiran
anak pertama.
11. Sifat maupun kebiasaan pasangan yang tidak sesuai dengan
partisipan seringkali memicu perselisihan.

Partisipan pun

akhirnya menyadari bahwa sifat maupun kebiasaan tersebut sulit
dihilangkan karena alasan tertentu.

198

12. Kesetaraan peran dalam rumah tangga coba diterapkan dalam
rumah tangga partisipan. Tidak hanya mengasuh anak, terkadang
suami bersedia mengerjakan tugas rumah tangga.
13. Selama menikah, konflik pernah terjadi antara partisipan dengan
mertua dan terkadang membawa pengaruh dalam hubungan
menantu-mertua.


B. SARAN
1. Bagi wanita menikah muda
a. Belajar mengendalikan emosi karena usia muda identik
dengan emosi yang belum stabil. Pengendalian emosi
dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan masalah dengan
pasangan secara baik-baik, bukan menghindar dengan pulang
ke rumah orang tua atau mendiamkan pasangan.
b. Menumbuhkan sikap saling percaya dengan pasangan. Sikap
saling percaya mampu menghindarkan rasa curiga yang
berlebihan terhadap pasangan.
2. Bagi para orangtua
a. Meski kedua partisipan mengaku puas dengan pernikahannya
namun kedua partisipan pun sempat merasakan penyesalan
karena sudah menikah di usia muda tanpa memiliki gambaran
mengenai kehidupan berumah tangga. Oleh karena itu
hendaknya orang tua mempertimbangkan kembali keinginan
anak remaja mereka untuk menikah di usia muda. Selain itu,
orang tua juga diharapkan mampu memberikan gambaran
mengenai kehidupan berumah tangga.


199

b. Selalu mengusahakan agar putra putri mereka tidak putus
sekolah. Diharapkan setelah menyelesaikan pendidikan
formal, anak dapat bekerja dan menunda keinginan segera
menikah.
c. Memberikan dukungan moril kepada anak remaja mereka
yang sudah menikah. Dukungan dapat berupa nasihat kepada
anak mengenai kehidupan pernikahan. Orang tua dapat
berperan sebagai teman bercerita bagi putra putri mereka
mengenai kehidupan berumah tangga.
3. Bagi penelitian selanjutnya
a. Penulis merekomendasikan partisipan penelitian selanjutnya
adalah pasangan suami istri yang menikah di usia remaja.
b. Pada

penelitian

berikutnya,


dapat

meneliti

kepuasan

pernikahan pada pernikahan dengan pasangan beda usia
dimana usia suami lebih muda daripada usia istri.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Happiness Wanita Usia Dewasa Awal yang Menikah pada Usia Remaja Tanpa Restu Ibu

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah Melalui Proses Ta’aruf T1 802009147 BAB V

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal

0 22 144

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal T1 802009081 BAB I

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal T1 802009081 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal T1 802009081 BAB IV

0 3 154

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepuasan Pernikahan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kepuasan Pernikahan pada Istri yang Menikah di Usia Remaja dan Dewasa

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyesuaian Perkawinan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal Karena Hamil Sebelum Menikah

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penyesuaian Perkawinan pada Wanita yang Menikah di Usia Remaja Awal Karena Hamil Sebelum Menikah

0 0 2