Perancangan Interior Sanggar dan Galeri Seni Lukis di Bandung dengan Konsep Komunal untuk Kreativitas.

(1)

Abstrak

Kegiatan seni lukis merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan kreativitas dari seorang manusia, ada berbagai macam teori mengenai proses terjadinya kreativitas pada seorang manusia. Salah satunya menyebutkan bahwa seseorang akan kreatif apabila dia tidak terisolasi, dalam arti lain seseorang harus bertemu dengan orang lain. Maka secara tidak langsung, kultur komunal merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kreativitas manusia, sehingga dalam perancangan ini ada cara untuk mewujudkan kultur komunal yaitu melalui pengorganisasian ruang yang dirancang dengan memberikan banyak jalur sirkulasi yang memungkinkan terjadinya kontak untuk orang. Memanfaatkan area node dengan memberikan tempat berkumpul bagi setiap orang di dalam sebuah ruang interior, dan pada area sebelum orang melakukan kegiatan di dalam sebuah sanggar maupun galeri seni lukis.

Sehingga sangatlah penting pengaruh dari suasana sebuah sanggar seni lukis untuk membuat kultur komunal bagi penggunanya demi mengoptimalkan produktivitas berkarya dalam bidang seni lukis. Selain itu elemen interior akan sangat membantu untuk memberikan nuansa kreatif yang bersumber dari pendekatan esensi maupun analogi dari kegiatan seni lukis.


(2)

vi Abstract

Painting activity is one activity that requires creativity of a human being , there are various theories about the process of creativity in a human being . One of them said that someone would be creative if he or she is not in the state of isolation , in the otherwords that the other person has to meet other people . So indirectly , the communal culture is one way to improve human creativity , and that in this design there is a way to achieve that is through organizing communal culture chamber designed to provide plenty of circulation paths that allow the contact to people . Utilizing node area by providing a gathering place for everyone in an interior space , and the area prior to the conduct of activities in a studio and art gallery .

So it is important the influence of the atmosphere of an art studio to create communal culture for its users in order to optimize the productivity of work in the field of painting . Additionally interior elements will be very helpful to give the feel that comes from the creative approach and the essential and analogy of painting activities .


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Manfaat Perancangan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sanggar ... 6


(4)

viii

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Galeri ... 9

2.2.2 Benda Pajangan Dalam Galeri ... 9

2.2.3 Standar Ergonomi Galeri ... 11

2.3 Seni Rupa ... 14

2.3.1 Struktur Seni Rupa ... 18

2.3.2 Seni Lukis Indonesia ... 21

2.4 Kreativitas ... 26

2.5 Hasil Survey Museum dan Sanggar Lukis Barli ... 27

2.6 Studi Perbandingan ... 34

BAB III SANGGAR SENI LUKIS 3.1 Deskripsi Proyek ... 38

3.2 NuArt ... 38

3.2.1 Analisa Fungsi ... 36

3.2.2 Analisa Site ... 37

3.3 Tinjauan User ... 40

3.3.1 Identifikasi User ... 40

3.3.2 Job Desk ... 40

3.4 Program Perancangan ... 41

3.4.1 User Activity ... 41

3.4.2 Kebutuhan Ruang ... 41

3.4.3 Zoning dan Blocking Lantai 1 ... 43


(5)

3.5 Konsep Perancangan ... 45

3.5.1 Komunal ... 45

3.5.2 Kreatif ... 46

3.5.3 Studi Image ... 48

3.5.4 Tinjauan Warna ... 49

3.5.5 Klasifikasi Pembagian Warna ... 50

3.5.6 Klasifikasi Hubungan Antar Warna ... 51

3.5.7 Pemilihan Warna ... 52

BAB IV “KOMUNAL UNTUK KREATIVITAS” 4.1 Penjabaran Konsep ... 54

4.2 Konsep Bentuk ... 55

4.3 Konsep Warna ... 59

4.4 Konsep Material ... 59

4.5 Konsep Pola ... 61

4.6 Konsep Furniture ... 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 74


(6)

x

DAFTAR GAMBAR

BAB II

KAJIAN TEORI

Gambar 2.1 Sanggar Lukis Anak 7

Gambar 2.2 Sanggar Tari Bulungan 7

Gambar 2.3 Workshop pada sanggar seni lukis 7

Gambar 2.4 Museum Antonio Blanco 8

Gambar 2.5 Galeri Lukisan Van Gogh 8

Gambar 2.6 Standar jarak pandang 11

Gambar 2.7 Keterbatasan jarak pandang 11

Gambar 2.8 Sirkulasi pola radial 13

Gambar 2.9 Sirkulasi pola random 13

Gambar 2.10 SIrkulasi pola sequential 13

Gambar 2.11 Pola linear bercabang 13

Gambar 2.12 Beberapa alternatif penyusunan layout galeri 14 Gambar 2.13 The persistence of memory, Salvador Dali 15

Gambar 2.14 Garuda Wisnu Kencana, Nyoman Nuarta 16

Gambar 2.15 David, Michaelangelo Buonarotti 16

Gambar 2.16 Logo McDonalds 17

Gambar 2.17 Logo Google 17

Gambar 2.18 Savoy Homann, Albert Aalbers 18

Gambar 2.19 Vila Isola, C.P.W.Schoemaker 18

Gambar 2.20 Penangkapan Diponegoro, Raden Saleh Bustaman 22


(7)

Gambar 2.22 Pantai Carita, S.Sudjojono 24

Gambar 2.23 Pintu masuk menuju Sanggar Barli 28

Gambar 2.24 Bangunan Museum Barli 28

Gambar 2.25 Sudut kiri dari museum lukisan 29

Gambar 2.26 Sudut kanan dari museum lukisan 29

Gambar 2.27 Selasar kanan museum Barli 30

Gambar 2.28 Sistem pencahayaan museum 30

Gambar 2.29 Peralatan Alm Barli 31

Gambar 2.30 Peralatan Alm Barli 31

Gambar 2.31 Diorama tempat melukis Alm Barli 32

Gambar 2.32 Diorama Ruang bersantai Alm Barli 32

Gambar 2.33 Sanggar Komik di area selasar 33

Gambar 2.34 Area untuk mencuci peralatan lukis 33

Gambar 2.35 Exterior museum van gogh 34

Gambar 2.36 Ruang pamer 35

Gambar 2.37 Aplikasi celling 35

Gambar 2.38 Suasana interior museum 36

Gambar 2.39 Lorong museum 36

Gambar 2.40 Ruang pamer museum 37

Gambar 2.41 Area Lobby Galeri 37

BAB III

SANGGAR SENI LUKIS DAN GALERI


(8)

xii

Gambar 3.2 Gedung Galeri patung NuArt 39

Gambar 3.3 View pintu masuk Galeri Nuart 39

Gambar 3.4 Site Plan NuArt 41

Gambar 3.5 Workshop untuk anak sekolah dasar 42

Gambar 3.6 Lobby galeri patung Nyoman Nuarta 43

Gambar 3.7 Kolam air mancur di depan bangunan H 43

Gambar 3.8 Denah lantai 1 bangunan H 46

Gambar 3.9 Denah lantai 2 bangunan H 47

Gambar 3.10 Zoning dan Blocking lantai 1 51

Gambar 3.11 Zoning dan Blocking lantai 2 52

Gambar 3.12 Sekelompok mahasiswa sedang mengerjakan tugas 53 Gambar 3.13 Sekelompok mahasiswa sedang melakukan diskusi 53

Gambar 3.14 Komunitas Pelukis 54

Gambar 3.15 Analgi komunal 54

Gambar 3.16 Rumpun padi 54

Gambar 3.17 Professor Rob Pope 55

Gambar 3.18 Buku Creativity. Theory, history, practice 55

Gambar 3.19 Analogi Komunal untuk Kreativitas 56

Gambar 3.20 Air mengalir 56

Gambar 3.21 Tetesan air 57

Gambar 3.22 Campuran cat yang mengalir 57

Gambar 3.23 Tumpahan cat 58

Gambar 3.24 Susunan kuas 58


(9)

Gambar 3.26 Lingkaran Warna 60

Gambar 3.27 Warna Primer 60

Gambar 3.28 Warna Sekunder 61

Gambar 3.29 Warna Tersier 61

Gambar 3.30 Palet warna abu abu 63

Gambar 3.31 Palet warna oranye 63

BAB IV

“KOMUNAL UNTUK KREATIVITAS”

Gambar 4.1 Kegiatan Melukis pada Sanggar 64

Gambar 4.2 Denah Lantai 1 65

Gambar 4.3 Denah Lantai 2 66

Gambar 4.4 Perspektif Sanggar lantai 2 67

Gambar 4.5 Perspektif area lobby 67

Gambar 4.6 Lorong menuju area Galeri 68

Gambar 4.7 Beberapa bentuk palet lukis 68

Gambar 4.8 Perspektif furniture untuk berkumpul 69

Gambar 4.9 Palet warna oranye 69

Gambar 4.10 Palet warna abu abu 69

Gambar 4.11 Stainless steel hairline 70

Gambar 4.12 Motif cherrywood 70

Gambar 4.13 Kaca 9mm 71

Gambar 4.14 Akrilik 10mm 71


(10)

xiv

Gambar 4.16 Cipratan warna 72

Gambar 4.17 Denah Pola Lantai 1 72

Gambar 4.18 Perspektif ruang ukis model 73

Gambar 4.19 Perspektif kursi untuk melukis 73

Gambar 4.20 Easel dalam posisi meja 74

Gambar 4.21 Easel dalam posisi berdiri 74


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar sebagai media seni rupa. Peninggalan manusia sejak masa prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu nenek moyang manusia sudah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan mereka.

Pada mulanya perkembangan seni lukis sangat terkait dengan perkembangan peradaban manusia yang meliputi sistem bahasa, cara bertahan hidup dan kepercayaan. Pengaruh ini terlihat dalam jenis objek pencitraaan dan narasi di dalamnya. Pada masa lalu seni lukis memiliki kegunaan khusus, misalnya sebagai media pencatatan dan kegiatan manusia di saat senggang.

.Fungsi lukisan sebagai media pencatatan untuk kehidupan manusia yang memulai cara komunikasi dengan sistem gambar, sistem gambar menjadi salah satu cara komunikatif yang kemudian berkembang menjadi tulisan dengan menggunakan gambar untuk penggambaran simbol-simbol gambar yang berkembang terus menerus menjadi huruf yang digunakan menjadi sebuah bahasa.

Berangkat dari pengertian antara fine art dan visual art, yang diungkapkan oleh kritisi Sanento Yuliman (1941-1992) dalam membaca kesimpangsiuran gagasan seni rupa di Indonesia pada era 1970-80 an, sekiranya sejarah seni rupa bisa dibaca sebagai sejarah gagasan terhadap tanggapan-tanggapan arus modernisme (kemutakhiran) yang hadir di Indonesia. Tanpa perlu melanjutkan keniscayaan dikotomi, apalagi dahaga (oposisi) berhierarki yang nisbi, terhadap pengertian fine art dan visual art, sesungguh nya seni yang turun menurun (visual art) adalah tanggapan-tanggapan terhadap kehadiran seni modern (fine art), yang sekaligus juga adalah usaha merumuskan modernisme Indonesia.

Dalam sejarah perkembangan seni lukis Indonesia, terdapat sebuah kebudayaan masyarakat Indonesia yang diaplikasikan dengan kegiatan seni lukis


(12)

2 yakni berkumpul bersama-sama dan melakukan kegiatan tersebut dalam sebuah kebersamaan, seperti pada perdebatan antara sanggar seni lukis dengan akademi seni lukis, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu belajar seni lukis namun dilaksanakan dengan metode yang berbeda yang dilihat dari proses pembelajarannya yang bertolak belakang antara komunal dengan individual. Proses hadirnya akademi seni lukis di Indonesia dilatarbelakangi oleh kolonialisme belanda yang bertujuan menghasilkan tenaga kerja dari negara jajahan, sedangkan budaya sanggar terbentuk di Indonesia sejak masa pra-modern yang dikenal sebagai masyarakat yang identik akan kesadaran kepercayaan dari sebuah komunitas yang bekerja dalam semangat kebersamaan yang saling membangun satu sama lain.

Data berdasarkan artikel dari website investor.co.id, menuliskan pernyataan MENPAREKRAF, Mari Elka Pangestu yang mendukung rencana Wali kota Bandung Dada Rosada yang ingin menjadikan Bandung sebagai Kota Pusat Seni, Budaya dan Industri Kreatif.

Fasilitas Sanggar lukis dan Galeri adalah salah satu proyek yang dapat mendukung perkembangan kota Bandung sebagai Kota pusat seni, budaya dan industri kreatif. Fasilitas ini akan dirancang untuk menampung seluruh kegiatan seni lukis bagi masyarakat kota Bandung serta wisatawan asing maupun domestic, berdasarkan data dari Kementrian Budaya dan Pariwisata mengenai pariwisata di Kota Bandung adalah kota yang ramai dikunjungi oleh wisatawan terutama pada akhir pekan. Data berdasarkan data kota wisata terpopuler di Indonesia, kota Bandung menempati urutan ke 8 dari 10 kota terpopuler sebagai tujuan wisatawan domestic maupun asing.

Galeri seni lukis adalah tempat untuk memajang berbagai karya seni lukis yang kaku dan membosankan, sehingga galeri seni lukis menjadi tempat terakhir untuk dikunjungi ketimbang mal, toko, atau bioskop. Padahal tidak selalu seperti itu karena semakin berkembangnya dunia seni lukis, terutama dengan semakin banyaknya kategori seni lukis kontemporer yang unik, menarik, dan sering kali menghibur orang untuk dinikmati.


(13)

Sanggar seni lukis adalah salah satu media yang dapat menjadikan galeri seni lukis memiliki fasilitas tambahan bagi masyarakat kota Bandung dan wisatawan yang berkunjung ke galeri ini. Sanggar seni lukis berfungsi sebagai daya tarik masyarakat yang memiliki hobi melukis sebagai salah satu tempat untuk belajar seni lukis, namun terbuka juga bagi masyarakat umum

Fasilitas yang disajikan oleh galeri dan sanggar seni lukis ini diantaranya, tempat berkumpul bagi publik (bar dan lobby), ruang pamer temporer maupun permanen, studio lukis indoor dan outdoor, serta fasilitas ruang serbaguna. Fasilitas yang ada akan berfungsi dengan baik apabila bersifat aksesibel bagi siapapun pengunjung galeri dan sanggar seni lukis ini, maka dalam perancangan ini aksesibilitas di dalam maupun di luar ruangan sangat diperhatikan dan diutamakan.

Perancangan interior Sanggar dan galeri seni lukis ini akan dibuat untuk mengingatkan kepada masyarakat Indonesia akan budaya gotong royong yang sangat kental terdapat pada masyarakat Indonesia, sehingga sanggar dan galeri seni lukis ini akan mendukung budaya gotong royong dalam pencapaian tujuan bersama, dalam bidang keilmuan seni lukis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan persoalan dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, berikut ini akan dibatasi pokok-pokok persoalan yang diselidiki, diuji, dan dianalisis pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

Bagaimana merancang sistem display, sirkulasi, dan program ruang yang sesuai untuk pernacangan interior Sanggar dan Galeri seni Lukis dengan

konsep “Komunal untuk Kreativitas”?

Bagaimana mendeskripsikan dan mengaplikasikan tema dan konsep “Komunal untuk Kreativitas” untuk perancangan interior Sanggar dan Galeri seni lukis?

Bagaimana menciptakan suasanya ruang yang mendukung budaya komunal , rekreatif, dan edukatif yang bernuansa seni pada perancangan interior


(14)

4 Sanggar dan Galeri seni lukis dengan konsep konsep “Komunal untuk Kreativitas”?

1.3 TUJUAN PERANCANGAN

Dari permasalahan dan persoalan yang telah dibatasi dan dirumuskan di atas, berikut ini akan dijabarkan garis-garis besar hasil pokok yang ingin diperoleh setelah setiap permasalahan diuji, dibahas, dan dijawab, yaitu sebagai berikut :

Menentukan dan menerapkan sistem display, sirkulasi, dan program ruang yang sesuai pada perancangan interior Sanggar dan Galeri seni lukis dengan konsep “Kreatif dalam Komunal”

Untuk mendeskripsikan dan mengaplikasikan tema dan konsep “Kreatif dalam Komunal” pada proyek Galeri dan Sanggar seni lukis;

Dapat menciptakan suasana ruang yang mendukung budaya komunal , rekereatif, dan edukatif yang bernuansa seni pada perancangan interior Sanggar dan Galeri seni lukis dengan konsep “Kreatif dalam Komunal”?

1.4 MANFAAT PERANCANGAN

Memberikan kontribusi dalam ranah keilmuan Desain Interior mengenai analisa historis dari Sanggar Seni Lukis sebagai sebuah fasilitas yang harus diperhatikan mengenai cara kerja dan fungsinya.

Memberikan tempat untuk melestarikan seni lukis serta memberikan pengalaman yang tak terlupakan ketika mengunjungi Sanggar dan Galeri seni lukis dengan konsep Kreatif dalam Komunal” di kota bandung dan meningkatkan potensi pariwisata kota Bandung sebagai salah satu kota seni di Indonesia.

Sebagai masukan kepada pengelola fasilitas galeri dan sanggar seni lukis yang dapat menjadi sebuah objek wisata yang nyaman, rekreatif, dan edukatif yang bernuansa seni.


(15)

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang yang membelakangi proses pembuatan laporan perancangan sanggar dan galeri seni lukis ini sehingga menjadi topic perancangan dan menimbulkan ide gagasan proyek, rumusan masalah, tujuan dan penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori dasar dan pendapat dari berbagai sumber berupa penjelasan dan pemahaman materi tentang objek yang akan dirancang , berisi tentang penjelasan prinsip desain terhadap bangunan yang akan dirancang dan berisi penjelasan mengenai sejarah seni lukis.

BAB III SANGGAR DAN GALERI SENI LUKIS

Pada bab ini menjelaskan data-data tentang hasil fakta yang telah diperoleh berdasarkan survey lapangan dan browsing internet tentang NuArt Sculpture Park yang berhubungan dengan perancangan serta memaparkan fakta secara deskriptif mengenai fasilitas apa saja yang ada pada NuArt Sculpture park.

BAB IV DESAIN AKHIR DAN APLIKASI KONSEP KE DESAIN

Bab ini menjelaskan tentang detail hasil desain yang telah dibuat berdasarkan konsep yang akan dituangkan ke dalam gambar tiga dimensi dan maket.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan dari keseluruhan makalah dan berisi saran menuju perubahan yang lebih baik untuk dijadikan perbaikan bagi penulis.


(16)

75 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan analisa terhadap sejarah perkembangan seni lukis di Indonesia, yang memberikan perdebatan antara sanggar seni lukis dengan akademi seni lukis maka dapat diketahui bahwa kultur sanggar seni lukis lebih cocok digunakan untuk masyarakat Indonesia yang memiliki budaya otentik yaitu gotong royong.

Setelah mengetahui bahwa sanggar lebih cocok digunakan sebagai perancangan interior, maka analisa terhadap kultur sanggar digunakan untuk dapat merancang sistem display, sirkulasi dan program ruang yang mencerminkan kultur komunal, maka perancangan interior sanggar seni lukis ini menggunakan konsep “Komunal untuk Kreativitas” untuk menciptakan suasana berkumpul untuk para pengujung fasilitas sebelum melakukan kegiatan kreatif, hal ini diharapkan dapat mengembangkan kreativitas setiap individu sebelum melukis ataupun berkunjung ke dalam galeri lukisan, karena analisa ini didukung oleh teori kreativitas yang dikemukakan oleh Rob Pope (2004) yang menyebutkan bahwa kreativitas akan berlaku ketika seorang individu bertemu individu lain dan menghasilkan perbedaan yang akan membuat individu lain melihat ataupun mendengar sesuatu yang baru dari individu lainnya.

5.2 Saran

Dalam merancang fasilitas untuk kegiatan kreatif, haruslah memperhatikan perancangan interior yang sesuai dengan kultur dimana fasilitas itu dibuat, dalam hal ini adalah proses masyarakat dengan budayanya dalam menghasilkan menghasilkan kreativitas. Dalam perancangan interior sanggar dan galeri seni lukis di bandung, penulis melakukan tinjauan mengenai seni lukis yang merupakan salah satu output dari kreativitas. Meninjau lebih dalam kepada nilai historis dan definisi sebuah sanggar akan memberikan pengaruh besar dalam perancangan sebuah sanggar


(17)

sehingga cara kerja dan fungsi dari sebuah sanggar akan terjaga dalam gubahan desain apapun.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Data Primer

Yuliman, Sanento.2001, Dua seni rupa: sepilihan tulisan Sanento Yuliman, Yayasan Kalam.

Esiklopedia Nasional Indonesia, 1989

Roomcapes, Rizzoli Int. Inc, New York: publisher, 1993

Tabrani, Primadi.2000, Proses Kreasi, Apresiasi, dan Belajar, Peneribt ITB. Carr, Betty.2003, An artist’s guide to painting light, Types UK : A David & Charles Book.

De Chiara, Joseph, John Hancock Calladar, Time Saver Standards for Building Types. USA: The McGraw- Hill Companies, Inc: 1973.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989.

Neufert, Ernst.2002.Data Arsitek.Alih bahasa : Ing Sunarto Tjahjadi, Dr. Ferryanto Chaidir. Erlangga.

Panero,Julius.2003.Dimensi Manusia dan Ruang Interior.Alih Bahasa: Ir.Djoeliana Kurniawan,Erlangga.

Pope, Rob.2005.Creativity. UK: Routledge, Taylor and Francis Group. Sony Kartika, Dharsono.2004.Seni Rupa Modern, Rekayasa Sains, Bandung. Vita Suparno, Kompas 26 Juli 1992, Pameran Lukisan Bersebelas: Belajar dari Batu

Data Sekunder


(19)

http://www.investor.co.id/home/menparekraf-dukung-bandung-sebagai-kota-industri-kreatif/29795

http://mediaprofesi.com/nasional/1210-wief-bandung-siap-gelar-festival-seni-internasional.html

http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-seni-lukis.html?m=0, www.catatanpertanian.blogspot.com

www.lautanindonesia.com

www.galleryanakdesa.blogspot.com www.bpkpenabur.or.id

www.pikiranrakyat.com www.mediakompasiana.com www.vangoghmuseum.nl

www.wisnujadmika.wordpress.com www.wiikipedia.org

www.canadianfreestuff.com www.rapidlikes.com

www.imageshack.us www. forum.kompas.com www.sdmuhcc-jogja.sch.id www.diytrade.com

www.flickrhivemine.net www.mostphotos.com


(1)

4 Sanggar dan Galeri seni lukis dengan konsep konsep “Komunal untuk Kreativitas”?

1.3 TUJUAN PERANCANGAN

Dari permasalahan dan persoalan yang telah dibatasi dan dirumuskan di atas, berikut ini akan dijabarkan garis-garis besar hasil pokok yang ingin diperoleh setelah setiap permasalahan diuji, dibahas, dan dijawab, yaitu sebagai berikut :

Menentukan dan menerapkan sistem display, sirkulasi, dan program ruang yang sesuai pada perancangan interior Sanggar dan Galeri seni lukis dengan konsep “Kreatif dalam Komunal”

Untuk mendeskripsikan dan mengaplikasikan tema dan konsep “Kreatif dalam Komunal” pada proyek Galeri dan Sanggar seni lukis;

Dapat menciptakan suasana ruang yang mendukung budaya komunal , rekereatif, dan edukatif yang bernuansa seni pada perancangan interior Sanggar dan Galeri seni lukis dengan konsep “Kreatif dalam Komunal”?

1.4 MANFAAT PERANCANGAN

Memberikan kontribusi dalam ranah keilmuan Desain Interior mengenai analisa historis dari Sanggar Seni Lukis sebagai sebuah fasilitas yang harus diperhatikan mengenai cara kerja dan fungsinya.

Memberikan tempat untuk melestarikan seni lukis serta memberikan pengalaman yang tak terlupakan ketika mengunjungi Sanggar dan Galeri seni lukis dengan konsep “Kreatif dalam Komunal” di kota bandung dan meningkatkan potensi pariwisata kota Bandung sebagai salah satu kota seni di Indonesia.

Sebagai masukan kepada pengelola fasilitas galeri dan sanggar seni lukis yang dapat menjadi sebuah objek wisata yang nyaman, rekreatif, dan edukatif yang bernuansa seni.


(2)

5 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang yang membelakangi proses pembuatan laporan perancangan sanggar dan galeri seni lukis ini sehingga menjadi topic perancangan dan menimbulkan ide gagasan proyek, rumusan masalah, tujuan dan penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori dasar dan pendapat dari berbagai sumber berupa penjelasan dan pemahaman materi tentang objek yang akan dirancang , berisi tentang penjelasan prinsip desain terhadap bangunan yang akan dirancang dan berisi penjelasan mengenai sejarah seni lukis.

BAB III SANGGAR DAN GALERI SENI LUKIS

Pada bab ini menjelaskan data-data tentang hasil fakta yang telah diperoleh berdasarkan survey lapangan dan browsing internet tentang NuArt Sculpture Park yang berhubungan dengan perancangan serta memaparkan fakta secara deskriptif mengenai fasilitas apa saja yang ada pada NuArt Sculpture park.

BAB IV DESAIN AKHIR DAN APLIKASI KONSEP KE DESAIN

Bab ini menjelaskan tentang detail hasil desain yang telah dibuat berdasarkan konsep yang akan dituangkan ke dalam gambar tiga dimensi dan maket.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan dari keseluruhan makalah dan berisi saran menuju perubahan yang lebih baik untuk dijadikan perbaikan bagi penulis.


(3)

75 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Setelah melakukan analisa terhadap sejarah perkembangan seni lukis di Indonesia, yang memberikan perdebatan antara sanggar seni lukis dengan akademi seni lukis maka dapat diketahui bahwa kultur sanggar seni lukis lebih cocok digunakan untuk masyarakat Indonesia yang memiliki budaya otentik yaitu gotong royong.

Setelah mengetahui bahwa sanggar lebih cocok digunakan sebagai perancangan interior, maka analisa terhadap kultur sanggar digunakan untuk dapat merancang sistem display, sirkulasi dan program ruang yang mencerminkan kultur komunal, maka perancangan interior sanggar seni lukis ini menggunakan konsep “Komunal untuk Kreativitas” untuk menciptakan suasana berkumpul untuk para pengujung fasilitas sebelum melakukan kegiatan kreatif, hal ini diharapkan dapat mengembangkan kreativitas setiap individu sebelum melukis ataupun berkunjung ke dalam galeri lukisan, karena analisa ini didukung oleh teori kreativitas yang dikemukakan oleh Rob Pope (2004) yang menyebutkan bahwa kreativitas akan berlaku ketika seorang individu bertemu individu lain dan menghasilkan perbedaan yang akan membuat individu lain melihat ataupun mendengar sesuatu yang baru dari individu lainnya.

5.2 Saran

Dalam merancang fasilitas untuk kegiatan kreatif, haruslah memperhatikan perancangan interior yang sesuai dengan kultur dimana fasilitas itu dibuat, dalam hal ini adalah proses masyarakat dengan budayanya dalam menghasilkan menghasilkan kreativitas. Dalam perancangan interior sanggar dan galeri seni lukis di bandung, penulis melakukan tinjauan mengenai seni lukis yang merupakan salah satu output dari kreativitas. Meninjau lebih dalam kepada nilai historis dan definisi sebuah sanggar akan memberikan pengaruh besar dalam perancangan sebuah sanggar


(4)

76 sehingga cara kerja dan fungsi dari sebuah sanggar akan terjaga dalam gubahan desain apapun.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Data Primer

Yuliman, Sanento.2001, Dua seni rupa: sepilihan tulisan Sanento Yuliman, Yayasan Kalam.

Esiklopedia Nasional Indonesia, 1989

Roomcapes, Rizzoli Int. Inc, New York: publisher, 1993

Tabrani, Primadi.2000, Proses Kreasi, Apresiasi, dan Belajar, Peneribt ITB. Carr, Betty.2003, An artist’s guide to painting light, Types UK : A David & Charles Book.

De Chiara, Joseph, John Hancock Calladar, Time Saver Standards for Building Types. USA: The McGraw- Hill Companies, Inc: 1973.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989.

Neufert, Ernst.2002.Data Arsitek.Alih bahasa : Ing Sunarto Tjahjadi, Dr. Ferryanto Chaidir. Erlangga.

Panero,Julius.2003.Dimensi Manusia dan Ruang Interior.Alih Bahasa: Ir.Djoeliana Kurniawan,Erlangga.

Pope, Rob.2005.Creativity. UK: Routledge, Taylor and Francis Group. Sony Kartika, Dharsono.2004.Seni Rupa Modern, Rekayasa Sains, Bandung. Vita Suparno, Kompas 26 Juli 1992, Pameran Lukisan Bersebelas: Belajar dari Batu

Data Sekunder


(6)

http://www.investor.co.id/home/menparekraf-dukung-bandung-sebagai-kota-industri-kreatif/29795

http://mediaprofesi.com/nasional/1210-wief-bandung-siap-gelar-festival-seni-internasional.html

http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-seni-lukis.html?m=0, www.catatanpertanian.blogspot.com

www.lautanindonesia.com

www.galleryanakdesa.blogspot.com www.bpkpenabur.or.id

www.pikiranrakyat.com www.mediakompasiana.com www.vangoghmuseum.nl

www.wisnujadmika.wordpress.com www.wiikipedia.org

www.canadianfreestuff.com www.rapidlikes.com

www.imageshack.us www. forum.kompas.com www.sdmuhcc-jogja.sch.id www.diytrade.com

www.flickrhivemine.net www.mostphotos.com