Pengaruh Olahraga Terprogram terhadap Usia Menarche pada Atlet.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH OLAHRAGA TERPROGRAM TERHADAP USIA MENARCHE PADA ATLET

Andina Tri Augustiani, 2014; Pembimbing: Ellya R. Delima, dr., M.Kes.

Latar belakang Aktivitas fisik, seperti olahraga, merupakan kegiatan yang dapat memberikan berbagai keuntungan terhadap kesehatan tubuh. Olahraga diantaranya olahraga terprogram dapat menyebabkan perubahan fungsi menstruasi, diantaranya keterlambatan usia menarche serta penurunan prevalensi dysmenorrhea. Menarche adalah terjadinya menstruasi untuk pertama kalinya pada wanita. Semakin dini usia menarche maka masa paparan terhadap hormon-hormon ovarium akan semakin memanjang. Paparan kumulatif hormon ovarium merupakan salah satu faktor risiko terjadinya karsinoma mammae. Olahraga terprogram dapat menyebabkan keterlambatan usia menarche sehingga paparan terhadap hormon ovarium akan memendek yang secara teoritis dapat menurunkan risiko terjadinya karsinoma mammae.

Tujuan Mengetahui apakah olahraga terprogram sejak masa pre-menarche mempengaruhi usia menarchepada atlet.

Metode Penelitian ini bersifat survey analitik, dilakukan di asrama PPLP Jawa Barat bulan Mei 2014. Subjek penelitian berjumlah 36 orang wanita, terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atlet dan kelompok non-atlet. Masing-masing kelompok berjumlah 18 orang. Kedua kelompok diberikan kuesioner pertanyaan. Analisis data menggunakan uji t-tes tidak berpasangan dan uji odds ratio

Hasil Rerata usia menarche pada kelompok atlet adalah 13,56 tahun dan 11,83 tahun pada kelompok non-atlet. Secara sangat signifikan (p <0,01) usia menarche pada kelompok atlet terjadi lebih terlambat dibandingkan pada kelompok non-atlet dan kelompok atlet memiliki faktor risiko 21 kali lebih besar mengalami keterlambatan usia menarchedibandingkan pada kelompok non-atlet.

Simpulan Olahraga terprogram menyebabkan keterlambatan usia menarchepada atlet.


(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PROGRAMMED EXERCISE TO THE AGE OF MENARCHE IN ATHLETE

Andina Tri Augustiani, 2014; Tutor: Ellya R. Delima, dr., M.Kes.

Background Physical activity, as exercise, was an activity that could give many health benefits. Exercise as programmed exercise, could altered menstrual function, as delayed age of menarche and decreased prevalence of dysmenorrhea. Menarche was the first menstrual onset in woman. More early the age of menarche, exposure of the ovarian hormon would be longer. Ovarian hormon exposure was one risk factors of carcinoma mammae. Programmed exercise caused delayed age of

menarche, therefore, ovarian hormon exposure would be shortened and theoriticaly reduced the risk of carcinoma mammae.

Aim To examine the influenced of programmed exercise since pre-menarche phase could caused delayed age of menarche in athletes.

Method This reasearch were using analytical survey and had been done in West Java PPLP dormitory, May 2014. Amount of subjects were 36 woman, devided in two groups, athlete group and non-athlete group. Each groups consist 18 woman and were given a questionaire. Data analytic using T independence test analytic and Odss Ratio analytic.

Result The average age of menarche in athlete group was 13,56 year and 11,83 year in non-athlete group. Age of menarche appears in athlete group highly significantly (p <0,01) delayed than in non-athlete group and athlete group has 21 times greater risk of delayed age of menarche than in non-athlete group.

ConclusionProgrammed exercise caused delayed age of menarche in athletes. Key words: Programmed exercise, woman athlete, menarche, carcinoma mammae


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

SURAT PERNYATAAN...iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3


(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menarche... 7

2.1.1 Menstruasi ... 9

2.1.2 Hormonal Siklus Reproduksi Wanita ... 10

2.1.1.2.1 Hormon Estrogen... 10

2.1.1.2.2 Hormon Progesteron... 10

2.1.1.2.3 Hormon Relaksin... 11

2.1.1.2.4 Hormon Inhibin ... 11

2.1.1.3 Fase-fase Siklus Reproduksi Wanita ... 12

2.2 Olahraga ... 16

2.2.1 Sistem Metabolik Otot Dalam Latihan ... 17

2.2.1.1 Sistem Energi Fosfokreatin-Kreatin ... 18

2.2.1.2 Sistem Glikogen-Asam Laktat ... 19

2.2.1.3 Sistem Aerobik ... 20

2.2.2 Hubungan Olahraga Terprogram Terhadap Gangguan Fungsi Reproduksi Pada Atlet Wanita ... 20

2.2.2.1 Hubungan Olahraga Terprogram Terhadap Keseimbangan Energi... 21

2.2.2.2 Hubungan Olahraga Terprogram Terhadap Aktivitas Hypothamalmic-Pituitary-Adrenal Axis... 23

2.2.2.3 Hubungan Olahraga Terprogram Terhadap Keterlambatan Usia Menarche... 27

2.2.3 Hubungan Keterlambatan Usia MenarcheTerhadap Penurunan Faktor Risiko Karsinoma Mammae ... 34

2.2.4 Hubungan Olahraga Terprogram Terhadap Dysmenorrhea Pada Atlet ... 37


(5)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Subjek Penelitian ... 38

3.1.1 Alat yang Digunakan ... 38

3.1.2 Subjek Penelitian ... 38

3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitan ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 40

3.2.1 Desain Penelitian... 40

3.2.2 Definisi Variabel Penelitian ... 40

3.2.2.1 Variabel Penelitian ... 40

3.2.2.2 Definisi Operasional ... 40

3.2.3 Besar Sampel Penelitian... 40

3.3 Prosedur Pengisian Kuisioner ... 40

3.4 Metode Analisis ... 41

3.5 Aspek Etik Penelitian... 41

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil dan Pembahasan... 42

4.1.1 Perbandingan Usia MenarchePada Kelompok Atlet dan Non-Atlet... 43

4.1.2 Status Menstruasi Subjek Penelitian ... 47

4.1.3 Riwayat Olahraga Subjek Penelitian... 50


(6)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN... 56


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sistem energi yang digunakan oleh berbagai jenis olahraga ... 18

Tabel 2.3 Faktor Risiko Karsinoma Mammae ... 35

Tabel 4.1 Karakteristik Rentang Usia Subjek Penelitian ... 42

Tabel 4.2 Karakteristik Rentang Usia MenarcheSubjek Penelitian... 43

Tabel 4.3 Perbandingan Usia MenarchePada Kelompok Atlet dan Non-Atlet ... 43

Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data Uji T-Tes Tidak Berpasangan ... 43

Tabel 4.5 Perbandingan Kelompok Atlet & Non-Atlet Yang Mengalami Usia Menarche Terlambat dan Tidak Terlambat ... 44

Tabel 4.6 Hasil Pengolahan Data Menggunakan Uji Odds Ratio... 44

Tabel 4.7 Status Menstruasi Subjek Penelitian ... 48

Tabel 4.8 Perbandingan Dysmenorrhea Pada Kelompok Atlet & Non-Atlet... 48

Tabel 4.9 Hasil Pengolahan Data Menggunakan Uji Chi-square ... 49


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pengaruh olahraga terprogram terhadap usia menarche... 6

Gambar 2. Kecepatan total sekresi hormon gonadotropin diseluruh kehidupan seksual wanita dan pria ... 8

Gambar 3. Sekresi estrogen selama kehidupan seksual wanita ... 9

Gambar 4. Sekresi dan efek fisiologis hormon pada siklus reproduksi wanita ... 11

Gambar 5. Siklus reproduksi wanita ... 12

Gambar 6. Sistem umpan balik aksis hipotalamus-hipofisis anterior-gonadal ... 14

Gambar 7. Interaksi hormonal yang terjadi pada satu siklus reproduksi wanita ... 16

Gambar 8. Proses pemecahan fosfokreatin menjadi kreatin dan ion fosfat ... 19

Gambar 9.The Female Athlete Triad... 21

Gambar 10. Hipotesis mekanisme regulasi nutrisi terhadap ovulasi ... 23

Gambar 11. Regulasi upan balik negatif dari glukokortikoid ... 26

Gambar 12. Hubungan antara hypothalamic-pituitary-adrenal axis, locus ceruleus/norepineprine(LC/NE) sympathetic systemdan hypothalamic-pituitary-gonadal axis... 31

Gambar 13. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan olahraga terhadap keterlambatan usia menarche dan perubahan pola menstruasi ... 32


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent ... 57

Lampiran 2. Kuisioner Penelitian ... 61

Lampiran 3. Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 63


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas fisik, seperti olahraga, tidak diragukan lagi merupakan kegiatan yang dapat memberikan berbagai keuntungan terhadap kesehatan tubuh baik pada laki-laki maupun perempuan (Mastorakos, Pavlatou, Diamanti-Kandarakis, & Chrousos, 2005).

Olahraga diantaranya olahraga terprogram dapat menyebabkan perubahan fungsi menstruasi. Perubahan fungsi menstruasi tersebut diantaranya adalah keterlambatan usia menarche (Sherry & Bokor, 1997) dan penurunan prevalensi dysmenorrhea (Kadir, 2012).

Menarche adalah terjadinya menstruasi untuk pertama kalinya pada seorang wanita (Guyton, 2007). Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi usia menarche seseorang, salah satunya adalah faktor olahraga (Harber, 2011).

Keterlambatan usia menarche yang terjadi akibat olahraga terprogram (Malina, Harper, Avent, & Campbell, 1973) dapat memperlambat terjadinya usia menarche dikala pada populasi umum terjadi peningkatan kejadian menarche dini (Riskesdas, 2010). Rentang masa reproduksi wanita adalah 36 hingga 40 tahun, artinya selama itu pula wanita akan terpapar hormon-hormon reproduksi seperti hormon-hormon ovarium. Semakin dini usia menarchemaka masa paparan terhadap hormon-hormon ovarium akan semakin memanjang, sebaliknya, menarche yang terjadi pada usia yang lebih terlambat akan memperpendek terjadinya paparan terhadap hormon-hormon ovarium (Bernstein, Henderson & Hanisch, 1994). Secara epidemiologi, telah diketahui bahwa paparan kumulatif dari hormon-hormon ovarium merupakan salah satu faktor risiko terjadinya karsinoma mammae (Bernstein, Henderson & Hanisch,


(11)

1994). Olahraga terprogram dapat menyebabkan keterlambatan usia menarche (Malina, Harper, Avent, & Campbell, 1973) sehingga paparan terhadap hormon ovarium akan memendek yang secara teoritis dapat menurunkan risiko terjadinya karsinoma mammae (Bernstein, Henderson & Hanisch, 1994).

Perubahan fungsi menstruasi yang akan dibahas pada penelitian ini adalah keterlambatan usia menarche dan penurunan prevalensi dysmenorrhea pada atlet wanita.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah olahraga terprogram sejak masa pre-menarche mempengaruhi usia menarchepada atlet.

1.3 Tujuan

Mengetahui apakah olahraga terprogram sejak masa pre-menarche mempengaruhi usiamenarchepada atlet.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademik

Memberikan informasi umumnya dalam dunia kedokteran, kesehatan, dan khususnya dunia olahraga dan kesehatan olahraga mengenai pengaruh olahraga terprogram sejak masa pre-menarche terhadap usiamenarche.


(12)

1.5 Kerangka Pemikiran

Aktivitas fisik seperti olahraga yang dilakukan oleh atlet wanita (Mastorakos, Pavlatou, Diamanti-Kandarakis, & Chrousos, 2005), dapat menyebabkan perubahan pola siklus menstruasi seperti keterlambatan usia menarche (Malina, Harper, Avent, & Campbell, 1973) sehingga terjadi perubahan produksi dari hormon ovarium, sehingga paparan hormon ovarium menjadi lebih pendek (Bernstein, Henderson & Hanisch, 1994).

Olahraga terprogram dapat menyebabkan perubahan pola menstruasi seperti keterlambatan usia menarche dan menurunkan prevalensi dysmenorrhea. Hal ini diantaranya terjadi akibat: (1) defisiensi fase luteal, (2) siklus anovulasi dengan tingkat estrogen normal, dan (3) tingkat estrogen rendah (Sherry & Bokor, 1997). Fungsi menstruasi diatur oleh sistem umpan balik hypothalamic-pituitary-gonadal axis. Kombinasi faktor olahraga terprogram dan berat badan yang rendah dapat berefek pada aksis hipotalamus, sehingga perubahan pada salah satunya dapat mengakibatkan perubahan pola menstruasi (Sherry & Bokor, 1997). Perubahan fungsi reproduksi yang terjadi merupakan akibat supresi dari hypothalamic-pituitary-gonadal axis, aktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis dan juga supresi hypothalamic-pituitary-thyroidal axis(Pauli & Berga, 2011).

Diet inadekuat, defisit energi serta stress yang terjadi pada olahraga terprogram merupakan tiga faktor utama yang dapat menyebabkan perubahan fungsi reproduksi seorang atlet wanita. Diet inadekuat akibat olahraga terprogram, yang menyebabkan terjadinya suatu defisit energi, terjadi akibat meningkatnya kebutuhan energi dan penurunan asupan kalori, menyebabkan kejadian sebab akibat dari penurunan kadar lemak dan penurunan berat badan, sehingga terjadi suatu keseimbangan energi


(13)

negatif. Keseimbangan energi negatif selanjutnya menyebabkan: (1) Penurunan bahan bakar metabolik terutama asam lemak bebas (FFA) dan glukosa, yang mana ketersediaan glukosa berefek terhadap sekresi LH melalui aktivasi sistem saraf pusat untuk memodulasi sekresi GnRH, serta penurunan kadar hormon perifer seperti insulin dan leptin yang memodulasi sekresi dari gonadotropin; dan (2) perubahan fungsi regulasi neurohormonal terhadap sekresi gonadotropin. Kedua faktor tersebut akhirnya menyebabkan penurunan sekresi GnRH sehingga terjadi penurunan sekresi LH dan FSH yang selanjutnya mempengaruhi fungsi reproduksi (Bringer, Lefebvre, Boulet, Clouet, & Renard, 1997).

Pada keadaan stress, sistem hypothalamic-pituitary-adrenal axis akan teraktivasi (Mastorakos, Pavlatou, Diamanti-Kandarakis, & Chrousos, 2005), akan tetapi, perubahan aktivitas aksis HPA yang terjadi nampaknya merupakan konsekuensi dari defisit energi dan bukan merupakan efek langsung dari olahraga terprogram itu sendiri (LeMura & Duvillard, 2004). Aktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis menyebabkan pelepasan CRH bersama dengan AVP yang disekresikan oleh hipotalamus sebagai respon terhadap stress, selanjutnya CRH dan AVP menstimulasi pelepasan ACTH oleh hipofisis anterior, dan menyebabkan korteks adrenal mensekresikan hormon glukokortikoid (kortisol) (Mastorakos, Pavlatou, Diamanti-Kandarakis, & Chrousos, 2005). Kadar ACTH yang tinggi akan menghambat pelepasan GnRH sehingga selanjutnya akan mempengaruhi aksis HPO (LeMura & Duvillard, 2004).

Defisit energi yang menyebabkan keadaan hipotiroidisme relatif dan peningkatan kadar glukokortikoid yang dilepaskan selama stress akibat aktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis (Mastorakos, Pavlatou, Diamanti-Kandarakis, & Chrousos, 2005) akan menghambat aktivitas dari hypothalamic-pituitary-thyroidal axis (Pauli


(14)

sebagai kompensasi untuk mempertahankan ketersedian energi tubuh (Pauli & Berga, 2011).

Penurunan kadar GnRH akibat diet inadekuat, defisit energi serta stress yang mengaktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis selanjutnya menyebabkan penurunan pelepasan LH serta FSH oleh hipofisis anterior. Hal ini secara langsung akan menyebabkan defisiensi hormon estrogen yang disekresikan oleh folikel ovarium yang serta merta mengakibatkan perubahan pola menstruasi seperti keterlambatan usia menarche dan pemendekan fase luteal(Sherry & Bokor, 1997). Berbagai penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa olahraga terprogram sebelum menarche dapat menyebabkan keterlambatan usia menarche, sehingga menyebabkan paparan hormon ovarium yang menjadi lebih pendek (Petridou, Syrigou, Toupadaki, Zavitsanos, Willet & Trichopoulos, 1998).


(15)

Gambar 1.Pengaruh olahraga terprogram terhadap usia menarche


(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Olahraga terprogram menyebabkan keterlambatan usia menarchepada atlet. 2. Kelompok atlet memiliki faktor risiko 21 kali lebih besar mengalami

keterlambatan usia menarchedibandingkan pada kelompok non-atlet

3. Olahraga terprogram menyebabkan penurunan prevalensi dysmenorrhea pada atlet

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak

2. Disarankan pada wanita untuk mengikuti olahraga yang dilakukan pada masa

pre-menarche agar fenomena usia menarche dini tidak terjadi, sehingga paparan terhadap hormon ovarium menjadi lebih singkat

3. Olahraga dapat menurunkan prevalensi terjadinya dysmenorrhea sehingga sangat disarankan bagi seorang wanita untuk melakukan olahraga


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspour Z; Rostami M; & Najjar S. 2006. The Effect of Exercise on Primary Dysmenorrhea. Ahwaz Jondishapoor University of Medical Sciences.

ACSM. 2011. http://www.acsm.org/. Diunduh pada 10-01-2014 dari http://www.acsm.org/.

Ardianto A. 2009. Manajemen Perencanaan dan Pelaksanaan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Panahan Mandiri.

Bernstein L; Henderson BE; & Hanisch R. 1994. Physical Exercise and Reduced Risk of Breast Cancer in Young Women. Oxford Journal.

Bringer J Lefebvre; P Boulet; F Clouet S; & Renard E. 1997. Deficiency of Energy Balance and Ovulatory Disorders. France: Oxford Journal.

Coad & Dunstall M. 2011. Anatomy & Physiology for MidWives. IIIrded. Elsevier. Dušek T. 2001. Influence of High Intensity Training on Menstrual Cycle Disorders in

Athletes. Zagreb: Croatian Medical Journal .

Guyton A C; & Hall J E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi: 11. Jakarta: ECG.

Frisch et al. 1985. Lower Prevalence of Breast Cancer and Cancers of The

Reproductive System Among Former College Athletes Compared To Non-Athletes. Wellesley: British Journal of Cancer.

Harber V. 2011. The Young Female Athlete: Using the Menstrual Cycle as a Navigational Beacon for Healthy Development. Edmonton: Canadian Journal for Women in Coaching.

Heidari L M; Jourkesh M; & Ostojic S M. 2011. Compared incidence dysmenorrhea between A and B behavior types of University Female student athletes and


(18)

Kraemer W J; & Rogol A D. 2008. The Endocrine System in Sports and Exercise. XIthed. Virginia: Blackwell Publishing.

Kumar V; Abbas A K; & Fausto N. 2010. Robbins & Cotran: Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7. Jakarta: ECG.

Lebrun C M. 2007. American College of Sports Medicine.Diunduh pada10-01-2014,

dari http://www.acsm.org/: http://www.acsm.org/docs/current-comments/menstrualcycledysfunction.pdf

LeMura L M; & Duvillard S P. 2004. Clinical Exercise Physiology: Application and Physiological Principles. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Locke R J; & Warren M P. 1999. What is The Effect of Exercise on Primary

Dysmenorrhea. British Journal of Sports Medicine.

Longo D; Fauci A; Kasper D; Hauser S; Jameson J; & Loscalzo, J. 2011. Harrison's Principles of Internal Medicine.18th ed. McGraw Hill Professional. Malina R N; Harper A B; Avent H H; & Campbell D E. 1973.Age at Menarche in

Athletes and Non-Athletes. San Marcos: Medicine and Science in Sports.

Mastorakos, G., Pavlatou, M., Kandarakis, E. D., & Chrousos, G. P. 2005. Exercise and The Stress System. Athenes.

Nurcholies A; & Purwaningsih E. 2008. Hubungan Persentase Lemak Tubuh Dengan Usia Saat Menarche Pada Atlet Bola Voli Putri Yunior. Semarang.

Pauli S A; & Berga S L. 2011. Athletic Amenorrhea: Energy Deficit or Psychogenic

Challenge?. Atlanta: NIH Public Access.

Petridou E; Syrigou E; Toupadaki N; Zavitsanos X; Willet W; & Trichoupoulos D. 1998. Determinants of Age At Menarhce As Early Life Predictors of Breast Cancer Risk. International Journal of Cancer.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Litbangkes Depkes RI.

Rockhill B et all. 1998. Physical Activity and Breast Cancer Risk in a Cohort of


(19)

Saputri G A; & Dieny F F. 2012. Female Athlete Triad Pada Atlet Putri Di Pusat

Pendidikan Latihan (PUSDIKLAT) Ragunan Jakarta. Jakarta: Journal of Nutrition College .

Sharma S S; & Shukla N B. 1991. Menarcheal Age Among Indian Sportswomen. Uttar Prades: BJSM.

Sherry E; & Bokor D. 1997.Sports Medicine: Problems and Practical Management.

Sydney: Cambridge University Press.

Stager J M; & Hatler L K. 1988. Menarche in Athletes: The Influence In Genetics and Prepubertal Training. Bloomington: American College of Sports Medicine. Susanti A V. 2012. Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini Pada Remaja Di

SMPN 30 Semarang. Semarang.

Torstveit M K; & Sundgot-Borgen J. 2004. Participation in leanness sports but not training volume is associated with menstrual dysfunction: a national survey of 1276 elite athletes and controls. Oslo: BJSM . Tortora G J; & Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy & Physiology,

Maintenance and Continuity of The Human Body (13th ed.). John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.

Warren M P; & Perlroth N E. 1980. The Effects of Intense Exercise On The Female Reproductive System. New York: Journal of Endocrinology . Winyarti; Saanin S N; & Prahasituti S. 2012. Pengaruh Body Mass Index (BMI)


(1)

sebagai kompensasi untuk mempertahankan ketersedian energi tubuh (Pauli & Berga, 2011).

Penurunan kadar GnRH akibat diet inadekuat, defisit energi serta stress yang mengaktivasi hypothalamic-pituitary-adrenal axis selanjutnya menyebabkan penurunan pelepasan LH serta FSH oleh hipofisis anterior. Hal ini secara langsung akan menyebabkan defisiensi hormon estrogen yang disekresikan oleh folikel ovarium yang serta merta mengakibatkan perubahan pola menstruasi seperti keterlambatan usia menarche dan pemendekan fase luteal(Sherry & Bokor, 1997). Berbagai penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa olahraga terprogram sebelum menarche dapat menyebabkan keterlambatan usia menarche, sehingga menyebabkan paparan hormon ovarium yang menjadi lebih pendek (Petridou, Syrigou, Toupadaki, Zavitsanos, Willet & Trichopoulos, 1998).


(2)

Gambar 1.Pengaruh olahraga terprogram terhadap usia menarche

1.6 Hipotesis Penelitian


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Olahraga terprogram menyebabkan keterlambatan usia menarchepada atlet. 2. Kelompok atlet memiliki faktor risiko 21 kali lebih besar mengalami

keterlambatan usia menarchedibandingkan pada kelompok non-atlet

3. Olahraga terprogram menyebabkan penurunan prevalensi dysmenorrhea pada atlet

5.2 Saran

1. Dilakukan penelitian dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak

2. Disarankan pada wanita untuk mengikuti olahraga yang dilakukan pada masa pre-menarche agar fenomena usia menarche dini tidak terjadi, sehingga paparan terhadap hormon ovarium menjadi lebih singkat

3. Olahraga dapat menurunkan prevalensi terjadinya dysmenorrhea sehingga sangat disarankan bagi seorang wanita untuk melakukan olahraga


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abbaspour Z; Rostami M; & Najjar S. 2006. The Effect of Exercise on Primary Dysmenorrhea. Ahwaz Jondishapoor University of Medical Sciences.

ACSM. 2011. http://www.acsm.org/. Diunduh pada 10-01-2014 dari http://www.acsm.org/.

Ardianto A. 2009. Manajemen Perencanaan dan Pelaksanaan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Panahan Mandiri.

Bernstein L; Henderson BE; & Hanisch R. 1994. Physical Exercise and Reduced Risk of Breast Cancer in Young Women. Oxford Journal.

Bringer J Lefebvre; P Boulet; F Clouet S; & Renard E. 1997. Deficiency of Energy Balance and Ovulatory Disorders. France: Oxford Journal.

Coad & Dunstall M. 2011. Anatomy & Physiology for MidWives. IIIrded. Elsevier. Dušek T. 2001. Influence of High Intensity Training on Menstrual Cycle Disorders in

Athletes. Zagreb: Croatian Medical Journal .

Guyton A C; & Hall J E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi: 11. Jakarta: ECG.

Frisch et al. 1985. Lower Prevalence of Breast Cancer and Cancers of The

Reproductive System Among Former College Athletes Compared To Non-Athletes. Wellesley: British Journal of Cancer.

Harber V. 2011. The Young Female Athlete: Using the Menstrual Cycle as a Navigational Beacon for Healthy Development. Edmonton: Canadian Journal for Women in Coaching.

Heidari L M; Jourkesh M; & Ostojic S M. 2011. Compared incidence dysmenorrhea between A and B behavior types of University Female student athletes and non-athletes. Tabriz: Annuals of Biological Research.

Kadir A. 2012. Olahraga Pada Wanita—Pertimbangan Ginekologis. Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma.


(5)

Kraemer W J; & Rogol A D. 2008. The Endocrine System in Sports and Exercise. XIthed. Virginia: Blackwell Publishing.

Kumar V; Abbas A K; & Fausto N. 2010. Robbins & Cotran: Dasar Patologis Penyakit. Edisi 7. Jakarta: ECG.

Lebrun C M. 2007. American College of Sports Medicine.Diunduh pada10-01-2014,

dari http://www.acsm.org/: http://www.acsm.org/docs/current-comments/menstrualcycledysfunction.pdf

LeMura L M; & Duvillard S P. 2004. Clinical Exercise Physiology: Application and Physiological Principles. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Locke R J; & Warren M P. 1999. What is The Effect of Exercise on Primary

Dysmenorrhea. British Journal of Sports Medicine.

Longo D; Fauci A; Kasper D; Hauser S; Jameson J; & Loscalzo, J. 2011. Harrison's Principles of Internal Medicine.18th ed. McGraw Hill Professional. Malina R N; Harper A B; Avent H H; & Campbell D E. 1973.Age at Menarche in

Athletes and Non-Athletes. San Marcos: Medicine and Science in Sports.

Mastorakos, G., Pavlatou, M., Kandarakis, E. D., & Chrousos, G. P. 2005. Exercise and The Stress System. Athenes.

Nurcholies A; & Purwaningsih E. 2008. Hubungan Persentase Lemak Tubuh Dengan Usia Saat Menarche Pada Atlet Bola Voli Putri Yunior. Semarang.

Pauli S A; & Berga S L. 2011. Athletic Amenorrhea: Energy Deficit or Psychogenic

Challenge?. Atlanta: NIH Public Access.

Petridou E; Syrigou E; Toupadaki N; Zavitsanos X; Willet W; & Trichoupoulos D. 1998. Determinants of Age At Menarhce As Early Life Predictors of Breast Cancer Risk. International Journal of Cancer.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2010. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Litbangkes Depkes RI.

Rockhill B et all. 1998. Physical Activity and Breast Cancer Risk in a Cohort of


(6)

Saputri G A; & Dieny F F. 2012. Female Athlete Triad Pada Atlet Putri Di Pusat

Pendidikan Latihan (PUSDIKLAT) Ragunan Jakarta. Jakarta: Journal of Nutrition College .

Sharma S S; & Shukla N B. 1991. Menarcheal Age Among Indian Sportswomen. Uttar Prades: BJSM.

Sherry E; & Bokor D. 1997.Sports Medicine: Problems and Practical Management.

Sydney: Cambridge University Press.

Stager J M; & Hatler L K. 1988. Menarche in Athletes: The Influence In Genetics and Prepubertal Training. Bloomington: American College of Sports Medicine. Susanti A V. 2012. Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini Pada Remaja Di

SMPN 30 Semarang. Semarang.

Torstveit M K; & Sundgot-Borgen J. 2004. Participation in leanness sports but not training volume is associated with menstrual dysfunction: a national survey of 1276 elite athletes and controls. Oslo: BJSM . Tortora G J; & Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy & Physiology,

Maintenance and Continuity of The Human Body (13th ed.). John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd.

Warren M P; & Perlroth N E. 1980. The Effects of Intense Exercise On The Female Reproductive System. New York: Journal of Endocrinology . Winyarti; Saanin S N; & Prahasituti S. 2012. Pengaruh Body Mass Index (BMI)