PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP.

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE

(PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN

PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh YUHESTI

1200915

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE

(PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN

PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Oleh Yuhesti, S.Pd.

STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Fisika

© Yuhesti 2016

Universitas Pendidikan Indonesia Mei 2016

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) dengan Menggunakan Praktikum Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Mengetahui Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2016

Yang membuat pernyataan,


(5)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, para thabi’in, dan juga para pengemban dakwah yang selalu berjuang menegakkan syariat Islam dimuka bumi.

Tesis ini berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran PDEODE

(Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) dengan Menggunakan Praktikum Problem Solving untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan

Mengetahui Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP”. Tesis ini menggambarkan bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan profil keterampilan berpikir kritis siswa SMP setelah diterapkan Strategi Pembelajaran PDEODE. Strategi pembelajaran PDEODE yang diterapkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu Strategi Pembelajaran PDEODE dengan Menggunakan Praktikum Problem Solving dan Strategi Pembelajaran PDEODE dengan Menggunakan Praktikum Verifikasi.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di sekolah.

Bandung, Mei 2016 Penulis,


(6)

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyelesaian tesis ini, penulis tak lepas dari bantuan, dukungan, dan dorongan banyak pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Dadi Rusdiana, M.Si., selaku Pembimbing Pertama, Bapak Dr. Andhy Setiawan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing kedua, dan Ibu Dr. Ida Kaniawati, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan kesungguhan sampai selesainya tesis ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kelancangan penulis selama proses bimbingan tesis ini.

2. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya selama penulis menjalani perkuliahan di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Ibu Yenti Anggraini, S.Pd., selaku Kepala SMP Mafaza, serta bapak Obi Kabut, S.Pd., selaku guru mata pelajaran fisika SMP Mafaza Lubuklinggau, atas segala bantuan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Mafaza Lubuklinggau.

4. Ibunda (Ibu H. Ety Istiana) dan Ayahanda (Bapak M. Yusuf Nasri) tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, mendidik dan memberikan kepercayaan kepada penulis untuk melangkah lebih jauh, yang selalu mendo’akan penulis dalam setiap langkah, hela nafas, dan sujud-sujud panjangnya.

5. Keluarga besarku terutama Ahmad Gawdy Prananosa, Muhammad Asyari Pupanosa, Padila Hafni, Ahmad Fatria Arsasi, Siti Rumaisa, dan Saipullah Zuhri, terimakasih atas bantuan, do’a, dan dukungannya.

6. Sahabat karibku Melda Septi Handayani, Berry Budiman Al-Qodri, Friska Budrisari dan Tania Tamara yang selalu menyemangati dan mendoakan saya. 7. Rekan-rekan penulis di Sekolah Pascasarjana UPI Program Studi Pendidikan

Fisika angkatan tahun 2012 yang senantiasa memberikan motivasi dan nasihat kepada penulis terutama Nyai Suminten, Karisma Prawestri, Yeti


(7)

vii

Kurniawati, Imelda Free Manurung, Ahmad Syarkowi, dan Nori Agustini Aslin.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadikan amal kebaikan dan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang lebih baik. Aamiin.


(8)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE

(PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

SISWA SMP

Yuhesti, NIM. 1200915, Pembimbing Pertama: Dr. Dadi Rusdiana, M.Si., Pembimbing Kedua: Dr. Andhy Setiawan, M.Si.,

Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pascasarjana UPI Bandung Tahun 2016

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan mengetahui profil keterampilan berpikir kritis siswa antara pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dengan praktikum Problem Solving dengan strategi pembelajaran PDEODE dengan praktikum verifikasi, serta memperoleh gambaran mengenai perbedaan peningkatannya. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen semu dengan desain randomized control group pretest – posttest design. Populasinya adalah

seluruh siswa kelas VII pada salah satu SMP di kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Sampel sebanyak dua kelas dipilih secara cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata gain yang dinormalisasi <g> untuk hasil belajar ranah kognitif pada kelas yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem Solving sebesar 0,35 yang memenuhi kriteria sedang, dan pada kelas yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan praktikum verifikasi sebesar 0,24 yang memenuhi kriteria rendah. Berdasarkan uji beda rata-rata, pada taraf kepercayaan 95%, hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem

Solving yang diberikan secara signifikan dapat lebih meningkatkan hasil belajar ranah kognitif

dibandingkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Verifikasi. Dan profil keterampilan berpikir kritis semua siswa berada dalam kategori rendah. Keterampilan berpikir kritis siswa setelah mengikuti pembelajaran fisika yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum problem solving lebih baik dibandingkan profil keterampilan berpikir kritis siswa yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE tanpa menggunakan praktikum problem solving.

Kata kunci: Strategi Pembelajaran PDEODE, Praktikum Problem Solving, Hasil Belajar Ranah kognitif, dan Keterampilan Berpikir Kritis.

THE IMPLEMENTATION OF LEARNING STRATEGY PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) USING PROBLEM SOLVING

LABORATORIUM TO INCREASE COGNITIVE ABILITIES AND CRITICAL THINKING SKILLS OF JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS


(9)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yuhesti, NIM. 1200915, First Supervisor: Dr. Dadi Rusdiana, M.Si., Second Supervisor: Dr. Andhy Setiawan, M.Si.,

Physics Education Program

Graduate School of UPI Bandung in 2016

ABSTRACT

The purpose of this study was to obtain an overview of the increase in cognitive learning outcomes and determine the profile of critical thinking skills among students learning using learning strategies PDEODE with practical problem solving with learning strategies PDEODE with practical verification, as well as get a picture of the differences increase. The study was conducted using a quasi-experimental design with randomized control group pretest - posttest design. The population is all seventh grade students at one junior high school in the city Lubuklinggau, South Sumatra. Samples of two classes selected by cluster random sampling. The results showed that the average score is normalized gain <g> for cognitive learning outcomes in the classroom learning strategy PDEODE applied using a lab Problem Solving 0.35 which meet the criteria of being, and the class applied learning strategy with a practical PDEODE verification of 0.24 which meet the criteria low. Based on the different test average, at the level of 95%, the results showed that the learning strategy PDEODE using Problem Solving practical given can significantly improve cognitive learning outcomes compared PDEODE learning strategies using the lab verification. And profiles of all students’ critical thinking skills are in a low category. Profiles of students' critical thinking skills after following study applied physics learning strategy PDEODE by using practical problem solving is better than critical thinking skills profile of students who applied learning strategies PDEODE without the use of practical problem solving.

Keywords: PDEODE Learning Strategies, Practical Problem Solving, Learning Outcomes Cognitive Domains, and Critical Thinking Skills


(10)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Variabel Penelitian ... 8

G. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Strategi Pembelajaran PDEODE dengan Menggunakan Praktikum Problem Solving ... 11

1. Strategi Pembelajaran PDEODE ... 11

2. Praktikum Problem Solving ... 17

3. Penerapan Strategi Pembelajaran PDEODE dengan Menggunakan Praktikum Problem Solving ... 20


(11)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Keterampilan Berpikir Kritis ... 25

D. Hubungan antara Hasil Belajar Ranah Kognitif dengan Model PDEODE dengan Menggunakan Praktikum Problem Solving ... 30

E. Kerangka Pikir Penelitian ... 32

F. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 33

G. Materi Ajar Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Metode dan Desain Penelitian ... 44

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

C. Prosedur Penelitian ... 45

D. Instrumen Penelitian ... 47

E. Teknik Pengumpulan Data ... 55

F. Teknik Pengolahan Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 63

1. Uji Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif 68 2. Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif pada Setiap Aspek Kognitif ... 73

B. Profil Keterampilan Berpikir Kritis ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 101


(12)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 26

2.2 Hubungan Sintaks Strategi Pembelajaran PDEODE dengan Menggunakan Praktikum Problem Solving dan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 31

2.3 Perjanjian Tanda Pada Persamaan Lensa Tipis ... 43

3.1 Interval Reliabilitas ... 50

3.2 Interval Daya Pembeda ... 51

3.3 Interval Tingkat Kemudahan... 52

3.4 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 52

3.5 Komposisi Instrumen Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 53

3.6 Komposisi Instrumen Cornell Critical Thinking Tests Level X ... 55

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 55


(13)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.9 Interpretasi Skor Rata-Rata Gain dinormalisasi ... 57

3.10 Interpretasi Kriteria Skor Keterampilan Berpikir Kritis ... 62

4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 68

4.2 Perbandingan Skor Rata-rata dan Standar Deviasi Keterampilan Berpikir Kritis antar Sekolah ... 78

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Penerapan Strategi Pembelajaran PDEODE ... 13

2.2 Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar... 37

2.3 Bayangan pada Cermin Cembung ... 37

2.4 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung Menggunakan Tiga Sinar Istimewa ... 38

2.5 Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung Menggunakan Tiga Sinar Istimewa ... 39

2.6 Perbandingan Proyeksi Sinar Datang dan Proyeksi Sinar Bias pada Bidang Batas Dua Zat Tembus Cahaya ... 40

2.7 Lensa Konvergen dan Divergen ... 41

3.1 Desain Penelitian ... 44


(14)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1 Skor <Pretest>, <Posttest>, dan <g> Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 63 4.2 Skor Rata-Rata Gain yang Dinormalisasi Hasil Belajar Ranah

Kognitif pada Setiap Aspek Kognitif ... 74 4.3 Perbandingan Profil Keterampilan Berpikir Kritis antara Sekolah

yang Diteliti dan Sekolah-sekolah di Negara Lain ... 81 4.4 Skor Tes Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas PDEODE

Problem Solving ... 85

4.5 Skor Tes Keterampilan Berpikir Kritis Kelas PDEODE Verifikasi ... 86 4.6 Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Setiap Aspek Kelas

PDEODE Problem Solving ... 88 4.6 Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Setiap Aspek Kelas


(15)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A. Perangkat Pembelajaran

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk Kelas Eksperimen ... 101

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk Kelas Kontrol ... 124

A.3 Lembar Kegiatan Praktikum Problem Solving ... 147

A.4 Lembar Kegiatan Praktikum Verifikasi ... 161

B. Instrumen Penelitian B.1 Format Observasi Aktivitas Pembelajaran ... 173

B.2 Tes Hasil belajar Ranah Kognitif ... 213 B.3 Tes Keterampilan Berpikir Kritis (Cornell Critical Thinking Test) 235 C. Uji Statistik Hasil Penelitian


(16)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.1 Distribusi Skor Pretest Posttest Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 255 C.2 Rekapitulasi Skor Pretest Posttest Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 263 C.3 Uji Normalitas dan Homogenitas skor Pretest Posttest Hasil

Belajar Ranah Kognitif ... 265 C.4 Uji Hipotesis skor Pretest Posttest Hasil Belajar Ranah Kognitif .. 267 C.5 Rekapitulasi Skor Pretest Posttest Hasil Belajar Ranah Kognitif setiap aspek ... 268 C.6 Rekapitulasi Skor Keterampilan Berpikir Kritis ... 271 C.7 Keterlaksanaan Pembelajaran... 279 D. Dokumentasi Penelitian

D.1 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 280 D.2 Foto-foto Penelitian ... 281


(17)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, tuntutan akan sumber daya manusia yang berkualitas meningkat seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan persaingan di bursa lapangan pekerjaan yang semakin ketat. Pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam upaya untuk membangun bangsa yang lebih baik, yaitu dengan memenuhi kebutuhan akan sumber daya yang berkualitas yang dapat bersaing di dunia, oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan dengan optimal. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pasal 3 tahun 2003 menegaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam upaya untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki peserta didik, pembelajaran di kelas memiliki peranan penting. Berbagai potensi dan kemampuan siswa seharusnya telah dikembangkan sejak awal, yaitu sejak peserta didik duduk di bangku SMP. IPA adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa tingkat itu. Pada dasarnya IPA adalah pengetahuan yang diperoleh dari langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan yang melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

Mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan agar siswa memiliki kemampuan: (1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya; (2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam


(18)

2

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupan sehari-hari; (3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; (4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi; (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam; (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya (Depdiknas, 2006).

Dari penjelasan di atas salah satu tujuan pembelajaran IPA seharusnya adalah membentuk pengetahuan awal siswa, pengalaman nyata, dan pengalaman langsung tentang alam sekitar yang berhubungan dengan kehidupan sehari-harinya sehingga dapat menumbuhkan keterampilan berpikir siswa. Dan salah satu yang menjadi tuntutan kurikulum adalah bahwa pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif siswa dan keterampilan berpikir. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan ditentukan oleh unsur-unsur yang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut, yaitu guru, siswa, materi, media dan metode atau pola penyampaian. Dalam proses pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menciptakan dan menggunakan berbagai macam media, metode dan mengupayakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Tujuan pembelajaran tersebut, agar siswa dapat membangun pengetahuannya, langkah-langkah pembelajaran seharusnya dirancang sedemikian rupa agar menekankan pada proses siswa dalam memahami konsep. Prosesnya harus memenuhi aspek-aspek pemahaman yang mengacu pada kemampuan untuk mengerti dan memahami suatu konsep atau materi serta mengembangkan keterampilan-keterampilan tingkat tinggi yang diperlukan untuk mengkonstruksi. Salah satu keterampilan tingkat tinggi yang dimaksud adalah keterampilan berpikir kritis. Menurut Screven, Paul, dan Angelo (dalam Filsaime, 2008)


(19)

3

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memandang berpikir kritis sebagai proses disiplin cerdas dari konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi aktif dan berketerampilan yang dikumpulkan dari atau dihasilkan oleh observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi sebagai sebuah penuntun menuju kepercayaan dan aksi. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang dalam mengungkapkan tujuan, dilengkapi alasan yang tegas tentang suatu kepercayaan dan kegiatan yang telah dilakukan (Ennis, 1996). Oleh karena itu keterampilan berpikir kritis melibatkan suatu proses kognitif dan berpikir reflektif terhadap suatu permasalahan.

Mengingat pentingnya hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir kritis bagi siswa, maka proses pembelajaran fisika harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat mengakomodasi keduanya. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, pembelajaran fisika masih belum maksimal dalam memfasilitasi hasil hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di salah satu SMP di kota Lubuklinggau dengan menyebarkan beberapa instrumen, antara lain tes yang mengukur hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir kritis, angket dan wawancara terbuka kepada guru dan siswa, ditemukan penyebab masih rendahnya hasil kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa, yaitu (1) kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran, pembelajaran lebih banyak dilakukan satu arah dan tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya atau memberikan jawaban; (2) guru tidak memperhatikan pengetahuan awal siswa dan pengetahuannya setelah selesai pembelajaran; (3) guru tidak memberikan contoh-contoh aplikatif, siswa tidak terbiasa menerapkan konsep yang telah mereka pelajari ke kehidupan nyata. Temuan lainnya, yaitu dari hasil wawancara kepada guru dan beberapa siswa terungkap bahwa (1) siswa tidak pernah melaksanakan kegiatan praktikum; (2) siswa tidak merasa percaya diri untuk memberikan pertanyaan dan komentar terkait pembelajaran; (3) proses pembelajaran lebih berpusat ke guru.


(20)

4

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan mempertimbangkan bahwa kurangnya kontribusi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka strategi pembelajaran PDEODE yang pertama kali diusulkan oleh Savander-Ranne & Kolari dipilih. Strategi pembelajaran PDEODE merupakan pengembangan dari strategi pembelajaran POE yang mengaitkan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa dengan materi yang diajarkan. Strategi pembelajaran ini mengacu kepada pandangan konstruktivisme yakni pengetahuan yang baru dibangun pada pengetahuan yang ada dengan mengkonstruksi pengetahuan dari fenomena-fenomena alam yang ada di sekitar kita (Costu, 2008). Berdasarkan perspektif konstruktivis, belajar bukanlah murni fenomena stimulus-respon sebagaimana dikonsepsikan para behavioris, akan tetapi belajar adalah proses yang memerlukan pengaturan diri sendiri (self-regulation) dan pembangunan struktur konseptual melalui refleksi dan abstraksi (Von Glaserfeld dalam Costu, 2008).

Perubahan konseptual yang terjadi adalah perubahan konsep awal yang di pegang oleh siswa dengan pengetahuan yang baru terbukti kebenarannya melalui demonstrasi atau eksperimen. Beberapa strategi yang terdapat dalam pembelajaran PDEODE, yaitu (1) strategi belajar kolaboratif, (2) mengutamakan aktivitas siswa daripada aktivitas guru, (3) mengenai kegiatan laboratorium, (4) pengalaman lapangan, (5) dan pemecahan masalah. Model pembelajaran ini terdiri dari enam tahapan, yaitu tahap Prediction, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (Costu, 2008). Kita dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pengetahuan awal mereka terkait materi yang diberikan, adanya kerjasama antar siswa selama diskusi berlangsung, adanya tukar pendapat antara siswa satu dengan siswa yang lain, adanya perubahan konseptual pada pengetahuan yang dimiliki oleh siswa (Kolari et al, 2005).

Costu (2008) juga menemukan bahwa strategi pembelajaran PDEODE dapat dengan baik memfasilitasi siswa untuk membantunya memahami situasi sehari-hari dan membantunya untuk mencapai pemahaman konsep yang lebih


(21)

5

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baik. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Solichah et al (2014) bahwa pembelajaran dengan strategi PDEODE mampu mereduksi miskonsepsi pada siswa untuk materi unsur, senyawa, dan campuran. Dan penelitian Sugiarti & Nasrudin (2015) yang juga menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang sangat signifikan miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran PDEODE terbimbing. Lain lagi dengan Wulandari (2013) yang menemukan bahwa PDEODE merupakan strategi belajar yang tepat selain untuk membenahi miskonsepsi juga sekaligus meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Melengkapi strategi pembelajaran PDEODE yang cenderung berkaitan dengan upaya meningkatkan pemahaman konsep, praktikum problem solving yang dikembangkan di university of Minnesota pada tahun 1999 dapat memungkinkan siswa untuk (1) Menghadapi prasangka mereka tentang bagaimana dunia bekerja. (2) Berlatih keterampilan pemecahan masalah mereka. (3) Belajar bagaimana menggunakan peralatan. (4) Belajar bagaimana merancang percobaan. (4) Mengamati suatu peristiwa yang tidak memiliki penjelasan yang mudah untuk mewujudkan pengetahuan baru yang dibutuhkan. (5) Memperoleh penghargaan dari kesulitan dan kegembiraan melakukan dan menafsirkan percobaan. (6) Pengalaman apa yang para ilmuwan nyata lakukan. (7) Bersenang-senang dengan melakukan sesuatu yang lebih aktif daripada duduk dan mendengarkan (Heller dan Heller, 1999). Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Mustafit (2009) yang menyatakan bahwa kegiatan laboratorium berdasarkan problem solving laboratory dapat meningkatkan penguatan konsep fisika dasar dan keterampilan problem solving mahasiswa. Juga penelitian Basori (2010) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan model kegiatan laboratorium berbasis problem solving secara signifikan dapat lebih meningkatkan keterampilan proses sains dan pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan pembelajaran dengan model kegiatan laboratorium verifikasi.


(22)

6

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah praktikum problem solving tersebut terdiri dari (1) Real

world problem, (2) Equipment (peralatan), (3) Prediction (prediksi), (4) Method questions (pertanyaan metode), (5) Exploration (eksplorasi), (5) Measurement

(pengukuran), (6) Analysis (analisis), (7) Conclusion (kesimpulan) (Heller dan Heller, 1999).

Dari penjelasan di atas, peneliti melihat adanya kesesuaian antara kegiatan praktikum problem solving dengan langkah-langkah dalam strategi pembelajaran PDEODE. Ditambah lagi pembelajaran berbasis praktikum adalah sebuah alternatif pembelajaran yang baik bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan, kemampuan berpikir (hands-on dan minds-on) karena siswa dituntut aktif dalam memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif dalam menganalisis dan mengaplikasikan konsep, dan prinsip-prinsip agar menjadi lebih bermakna. Kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan hakekat tujuan pendidikan dan menjadi kebutuhan bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia nyata (Santyasa, 2004). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ariyati (2010) yang menemukan bahwa pembelajaran berbasis praktikum dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa.

Oleh karena itu, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tentang “Penerapan Strategi Pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) dengan Menggunakan Praktikum Problem Solving dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif dan Mengetahui Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut.

“Bagaimana pengaruh penerapan strategi pembelajaran PDEODE dengan Menggunakan Praktikum Problem Solving terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan profil keterampilan berpikir kritis siswa SMP dibandingkan


(23)

7

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan strategi pembelajaran PDEODE tanpa Menggunakan Praktikum Problem

Solving?”

Berdasarkan permasalahan tersebut, dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa sebagai efek pembelajaran fisika yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem Solving?

2. Bagaimana perbandingan peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa sebagai efek pembelajaran fisika yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan Menggunakan praktikum Problem Solving dan yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE tanpa menggunakan praktikum

Problem Solving?

3. Bagaimana profil keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran fisika yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem Solving dan yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum verifikasi?

C. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan arah dan jalannya penelitian, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa aspek berikut.

1. Hasil belajar ranah kognitif siswa yang ditinjau dalam penelitian ini dibatasi hanya C1, C2 dan C3. Pembatasan ini dipertimbangkan terhadap

strategi pembelajaran dan KD materi Fisika yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Peningkatan hasil kognitif siswa dimaksudkan sebagai perubahan hasil ke arah yang lebih baik antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa ditentukan oleh skor


(24)

rata-8

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rata gain yang dinormalisasi <g> dan diinterpretasikan dengan menggunakan kategori Hake (1998).

3. Profil keterampilan berpikir kritis siswa yang ditinjau dalam penelitian ini dibatasi pada aspek Induction, Deduction, Observation, Credibility dan

Assumption yang diuji dengan menggunakan Cornell Critical Thinking Test level X dan ditinjau profil keterampilan berpikir kritis siswa sebelum

dan sesudah pembelajaran tetapi tidak untuk memperlihatkan peningkatannya.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa sebagai efek pembelajaran fisika yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem Solving.

2. Untuk menganalisis perbandingan peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa sebagai efek pembelajaran fisika yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan Menggunakan praktikum Problem Solving dan yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE tanpa menggunakan praktikum Problem Solving.

3. Untuk mengetahui profil keterampilan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran fisika yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem Solving dan yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum verifikasi.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bukti empiris tentang penerapan strategi pembelajaran PDEODE dengan Menggunakan


(25)

9

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

praktikum Problem Solving dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar ranah kognitif dan mengetahui profil keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Hasil penelitian ini dapat juga digunakan oleh pihak yang terkait atau yang berkepentingan sebagai bahan rujukan untuk memperkaya hasil-hasil penelitian yang sejenis.

F. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran PDEODE. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa.

G. Definisi Operasional

1. Strategi pembelajaran PDEODE merupakan model pembelajaran yang mengaitkan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa dengan materi yang diajarkan. Strategi pembelajaran ini mengacu kepada pandangan konstruktivisme yakni pengetahuan yang baru dibangun pada pengetahuan yang ada dengan mengkonstruksi pengetahuan dari fenomena-fenomena alam yang ada di sekitar kita (Costu, 2008). Terdiri dari enam tahapan, yaitu tahap Prediction, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain. Pada tahap observasi di kelas eksperimen dilakukan praktikum problem solving yang dikembangkan di university of Minnesota pada tahun 1999 dengan langkah-langkah praktikum sebagai berikut: (1) Real world problem, (2)

Equipment (peralatan), (3) Prediction (prediksi), (4) Method questions

(pertanyaan metode), (5) Exploration (eksplorasi), (5) Measurement (pengukuran), (6) Analysis (analisis), (7) Conclusion (kesimpulan) (Heller dan Heller, 1999). Sedangkan untuk kelas kontrol, pada tahap observasi dilaksanakan praktikum verifikasi. Keterlaksanaan pembelajaran diobservasi dengan menggunakan lembar observasi.


(26)

10

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Hasil belajar ranah kognitif merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan kemampuan intelektual. Hasil belajar ranah kognitif berdasarkan revisi Taksonomi Bloom (Andreson & Krahtwolh, 2010) yang terdiri atas 2 dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan pengetahuan. Interelasi keduanya disebut Tabel Taksonomi. Dimensi proses kognisi terdiri atas 6 kategori yaitu: mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Pada aspek dimensi pengetahuan terdiri dari pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif. Aspek hasil belajar ranah kognitif yang diukur meliputi pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3)

dengan menggunakan dengan tes hasil belajar ranah kognitif yang berbentuk esai.

3. Keterampilan berpikir kritis adalah sebuah proses yang dalam mengungkapkan tujuan, dilengkapi alasan yang tegas tentang suatu kepercayaan dan kegiatan yang telah dilakukan (Ennis, 1996). Meyers (1986) mendefinisikan berpikir kritis sebagai kemampuan untuk membuat generalisasi, menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru dan menunda keputusan atau pendapat bila pembuktian atau alasannya tidak memadai. Selanjutnya Schelecht (1989) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah keterampilan memahami, menganalisis dan mengevaluasi argumen. Jadi, berpikir kritis adalah sebuah proses memahami, menganalisis dan mengevaluasi serta membuat generalisasi sebuah argumen terhadap suatu kepercayaan dan kegiatan yang telah dilakukan. Menurut Ennis berpikir kritis dikelompokkan dalam 5 kategori, yaitu Memberikan penjelasan sederhana (Elementery clarification), Membangun keterampilan dasar (Basic support), Menyimpulkan (Inference), Membuat penjelasan lebih lanjut (Advanced clarification), dan Strategi dan taktik (Strategies and

tactics). Dari kelima kategori dan subkategorinya masing-masing, aspek


(27)

11

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observation, Credibility, dan Assumption dengan menggunakan dengan

tes keterampilan berpikir kritis standar yaitu Cornell Critical Thinking


(28)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini, menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain randomized

control group pretest-postest design. Dengan menggunakan desain ini, subyek

penelitian dibagi kedalam dua kelas, satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol, dimana penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan secara acak. Kelas eksperimen adalah kelas yang diterapkan Strategi Pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem Solving sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang diterapkan Strategi Pembelajaran PDEODE tanpa menggunakan Praktikum Problem Solving.

Pretest Perlakuan Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

T1 X1 O1 T1, T2

T1 X2 O2 T1, T2

Keterangan :

T1 : Pretest dan posttest hasil belajar ranah kognitif siswa

T2 : Posttest keterampilan berpikir kritis siswa

X1 : Perlakuan berupa penerapan Strategi Pembelajaran PDEODE

dengan menggunakan praktikum Problem Solving

X2 : Strategi Pembelajaran PDEODE tanpa menggunakan Praktikum

Problem Solving

O1 : Keterlaksanaan penerapan Strategi Pembelajaran PDEODE


(29)

45

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan menggunakan praktikum Problem Solving

O2 : Keterlaksanaan penerapan Strategi Pembelajaran PDEODE

menggunakan praktikum verifikasi B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII pada salah satu Sekolah Menengah Pertama di kota Lubuklinggau. Sedangkan sampel menurut Arikunto (2006) adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak dua kelas yang dipilih secara cluster random

sampling karena populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri

dari kelompok-kelompok individu atau cluster (Sugiyono, 2012).

C. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Menentukan masalah. Untuk menentukan masalah yang akan dikaji, peneliti melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan observasi, yaitu memberikan tes hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir kritis kepada siswa, mengamati kegiatan pembelajaran fisika di dalam kelas, melakukan wawancara kepada beberapa siswa serta melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika.

b. Studi literatur. Ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang dikaji.

c. Melakukan studi kurikulum mengenai materi ajar yang dibahas dalam penelitian untuk mengetahui kompetensi dasar yang dicapai.

d. Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Skenario Pembelajaran yang mengacu pada tahapan strategi pembelajaran


(30)

46

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem Solving dan strategi pembelajaran PDEODE dengan tanpa menggunakan praktikum

Problem Solving.

e. Membuat dan menyusun instrumen penelitian untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif.

f. Meminta pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli untuk mengukur validitas instrumen.

g. Melakukan uji coba instrumen penelitian untuk mengukur tingkat kemudahan, daya pembeda, dan reliabilitas instrumen tes hasil belajar ranah kognitif.

h. Menganalisis hasil uji coba tes hasil belajar ranah kognitif dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

a. Memberikan tes awal (pretest) kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa sebelum diberi perlakuan (treatment).

b. Memberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem

Solving pada kelas eksperimen dan memberikan perlakuan dengan

menerapkan strategi pembelajaran PDEODE tanpa menggunakan praktikum Problem Solving pada kelas kontrol, pada pembelajaran fisika dalam lima kali pertemuan dengan adanya observer selama pembelajaran di tiap-tiap pertemuan. Materi yang diajarkan yaitu optika yang terdiri dari beberapa topik pembelajaran yaitu pemantulan cahaya dan penerapannya pada berbagai jenis cermin dan pembiasan cahaya dan penerapannya pada berbagai jenis lensa yang dibagi ke dalam lima pertemuan dengan masing-masing pertemuan berdurasi 3 x 45 menit. Proses pembelajaran dilakukan berdasarkan Rencana


(31)

47

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat sebagaimana dilampirkan pada lampiran A.

c. Memberikan tes akhir (posttest) kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberi perlakuan.

3. Tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest serta menganalisis instrumen tes lainnya.

b. Menganalisis dan membandingkan peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan keterampilan berpikir kritis antara sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk melihat dan menentukan apakah terdapat perbedaan peningkatan keduanya setelah diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum

Problem Solving dengan yang diterapkan strategi pembelajaran

PDEODE tanpa menggunakan praktikum Problem Solving.

c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

d. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang sesuai.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan penerapan strategi pembelajaran PDEODE.

Silabus dan RPP digunakan oleh setiap pengajar sebagai pedoman umum untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam RPP akan tergambar jelas prosedur atau langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Gambaran yang dimaksud adalah berupa


(32)

48

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rincian mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang diajarkan, media, dan manajemen kegiatan pembelajaran selama lima pertemuan.

Dalam penelitian ini RPP disusun sendiri oleh peneliti sesuai dengan keperluan penelitian yaitu pada kegiatan pembelajaran adalah merupakan langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran PDEODE, yang pada tahap

observenya menggunakan praktikum Problem Solving untuk kelas

eksperimen dan praktikum verifikasi untuk kelas kontrol, dan telah melewati proses justifikasi.

2. Lembar Observasi

Instrumen non tes yang digunakan berupa lembar observasi pembelajaran. Lembar observasi pembelajaran dikembangkan dari RPP yang telah disusun untuk kedua kelas eksperimen dan kontrol. Sebelum dijadikan panduan untuk membuat lembar observasi pembelajaran, RPP terlebih dahulu didiskusikan dengan dosen pembimbing. Lembar observasi pembelajaran berupa daftar ceklist yang terdiri dari aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pada awalnya lembar observasi hanya berupa daftar

ceklist terlaksana atau tidak. Kemudian lembar observasi tersebut direvisi

berdasarkan saran dari dosen pembimbing sehingga pada setiap point dapat dilihat persentase keterlaksanaan aktivitas yang sesuai dengan RPP dan ditambahkan kolom untuk mendeskripsikan keterlaksanaan tiap-tiap tahapan yang diamati.

3. Tes hasil belajar ranah kognitif

Berdasarkan tingkatan hasil belajar ranah kognitif menurut Benyamin Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001), tingkatan hasil belajar ranah kognitif meliputi aspek mengingat (C1), memahami (C2),

mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta

(C6). Hasil belajar ranah kognitif yang diukur yaitu pada level mengingat


(33)

49

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi dasar materi yang diambil, yaitu Optika, level hasil belajar ranah kognitifnya hanya sampai level C3.

Tes hasil belajar ranah kognitif di susun sendiri oleh peneliti dalam bentuk esai dengan jumlah 9 soal berstruktur pada materi optika geometri dengan jumlahnya disesuaikan secara merata berdasarkan tiga aspek pada dimensi proses kognitif, yaitu mengingat, memahami dan mengaplikasikan tidak disesuaikan secara merata dengan dimensi pengetahuannya. Sebelum digunakan dalam penelitian, tes terlebih dahulu di uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kemudahannya.

Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui Judgement (pertimbangan para ahli). Judgement dilakukan dengan cara para ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item dalam tes yang hendak divalidasi, kemudian meminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah dibuat, dan pada akhir perbaikan para ahli juga diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana suatu tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang hendak diukur. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto, 2006).

Pengujian validitas isi dilakukan dengan melihat kesesuaian antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan (meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator hasil belajar ranah kognitif). Berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan atas pertimbangan dari tiga dosen ahli (judgment expert), diperoleh kesimpulan bahwa tes hasil belajar ranah kognitif dapat digunakan untuk keperluan dalam pelaksanaan penelitian dengan perbaikan redaksi instrumen.

Berbeda dengan validitas, pengujian reliabilitas instrumen dilakukan secara eksternal dengan test-retest. Instrumen diuji dengan test-retest dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen beberapa kali pada


(34)

50

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden yang sama. Karena instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama tetapi waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel. Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Sugiyono, 2011), yaitu:

 

 

2 2 2 2 ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy            Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = skor tes uji coba 1 Y = skor tes uji coba 2 N = jumlah sampel

Hasil pengujian akan diinterpretasikan sesuai dengan klasifikasi menurut Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990) yang disajikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 Interval Reliabilitas

No Interval r11 Kriteria

1 0,80 < r11≤ 1,00 Sangat Tinggi

2 0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi

3 0,40 < r11 ≤ 0,60 Sedang 4 0,20 < r11≤ 0,40 Rendah

5 0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah


(35)

51

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti uji reliabilitas, daya pembeda juga diuji secara eksternal, yakni pengujian yang melibatkan siswa. Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan suatu butir tersebut untuk membedakan setiap butir soal. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut juga indeks dekriminasi (Daya pembeda). Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

A B A

I JS JS

DP 

Keterangan :

DP = Indeks daya pembeda JSA = Jumlah skor kelompok atas JSB = Jumlah skor kelompok bawah

IA = Jumlah skor ideal salah satu kelompok (kelompok atas atau bawah)

Hasil pengujian diinterpretasi sesuai dengan klasifikasi menurut Suherman dan Sukjaya (1990) ditunjukkan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Interval Daya Pembeda Interval Daya Pembeda Kriteria DP  0,00

0,00 < DP  0,20 0,20 < DP  0,40 0,40 < DP  0,70 0,70 < DP  1,00

Sangat jelek Jelek

Cukup Baik Sangat baik

Terakhir adalah pengujian Tingkat Kemudahan soal yang juga menggunakan pengujian eksternal. Suatu butir soal menunjukkan apakah butir soal tersebut tergolong butir soal yang sukar, sedang dan mudah. Butir soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah dan tidak sukar. Suatu hal yang harus diperhitungkan oleh seorang perancang tes adalah


(36)

52

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempertimbangkan tingkat kesukaran soal. Untuk menghitung tingkat kemudahan butir soal esai dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

B A B A k SI SI JS JS T    Keterangan: k

T = Indeks tingkat kesukaran

A

JS = Jumlah skor kelompok atas

B

JS = Jumlah skor kelompok bawah

A

SI = Jumlah skor ideal kelompok atas

SIB = Jumlah skor ideal kelompok bawah

Hasil pengujian diinterpretasi sesuai dengan klasifikasi menurut Suherman dan Sukjaya (1990) ditunjukkan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Interval Tingkat Kemudahan Interval Tingkat kemudahan Kriteria IK = 0,00

0,00 < IK  0,30 0,30 < IK  0,70 0,70 < IK < 1,00 IK = 1,00

Soal terlalu sukar Soal sukar

Soal sedang Soal mudah Soal terlalu mudah

Adapun dalam penelitian ini, baik analisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kemudahan instrumen tes kemampuan kognitif peneliti menggunakan AnatesV4. Dari hasil analisis reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kemudahan soal yang dilakukan ditentukan bahwa beberapa soal layak digunakan dalam penelitian. Rekapitulasi hasil analisis butir soal yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.4.


(37)

53

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif No

Soal

Daya Pembeda Tingkat Kemudahan

Keterangan Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 a -0,04 Sangat Jelek 0,10 Sangat Sukar Tidak Dipakai

b 0,58 Baik 0,45 Sedang Dipakai

c -0,04 Sangat Jelek 0,10 Sangat Sukar Tidak Dipakai

2 a 0,42 Baik 0,41 Sedang Dipakai

b 0,25 Cukup 0,33 Sedang Dipakai

c 0,46 Baik 0,31 Sedang Dipakai

3 a 0,33 Cukup 0,58 Sedang Dipakai

b -0,04 Sangat Jelek 0,25 Sukar Tidak Dipakai

c 0,25 Cukup 0,33 Sedang Dipakai

4 a 0,67 Baik 0,37 Sedang Dipakai

b 0,01 Jelek 0,20 Sukar Dipakai (Diperbaiki)

5 a 0,50 Baik 0,62 Sedang Dipakai

b 0,38 Cukup 0,56 Sedang Dipakai

c -0,04 Sangat Jelek 0,60 Sedang Dipakai

d 0,38 Cukup 0,68 Sedang Dipakai

6 a 0,46 Baik 0,35 Sedang Dipakai

b 0,33 Cukup 0,41 Sedang Dipakai

c -0,08 Sangat Jelek 0,04 Sangat Sukar Tidak Dipakai

d 0,54 Baik 0,47 Sedang Dipakai

7 a -0,01 Sangat Jelek 0,08 Sangat Sukar Tidak Dipakai b -0,04 Sangat Jelek 0,02 Sangat Sukar Tidak Dipakai

c 0,29 Cukup 0,52 Sedang Dipakai

d 0,33 Cukup 0,45 Sedang Dipakai

8 a 0,25 Cukup 0,25 Sukar Dipakai

b 0,38 Cukup 0,18 Sukar Dipakai

c -0,08 Sangat Jelek 0,29 Sukar Tidak Dipakai

d 0,63 Baik 0,31 Sedang Dipakai

e 0,54 Baik 0,27 Sukar Dipakai

9 a 0,21 Cukup 0,35 Sedang Dipakai

b 0,46 Baik 0,27 Sukar Dipakai

c -0,04 Sangat Jelek 0,02 Sangat Sukar Tidak Dipakai

d 0,38 Cukup 0,43 Sedang Dipakai


(38)

54

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Tabel rekapitulasi hasil uji coba di atas dapat disimpulkan bahwa 10 soal tidak dapat dipakai dalam penelitian. Komposisi instrumen tes kemampuan kognitif yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Komposisi Instrumen Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif Dimensi Proses

Kognitif Dimensi

Pengetahuan

C1: Menghafal

(Remember)

C2: Memahami

(Understand)

C3:Menerapkan

(Applying)

K1: Faktual

(Factual)

1b, 2a, 5d, 6d, 8e, 9d

3c -

K2: Konseptual

(Conceptual)

- 2c, 3a, 4a, 5b, 6b, 7d, 8b, 9b

2b, 5a, 7c, 8d K3: Prosedural

(Procedural)

- - 6a, 8a, 9a

4. Tes Keterampilan Berpikir Kritis

Keterampilan berpikir kritis termasuk salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang dalam proses berpikirnya melibatkan proses kognitif dan mengajak siswa berpikir reflektif terhadap permasalahan. Keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas yang diterapkan strategi PDEODE dengan praktikum Problem Solving dan kelas yang diterapkan strategi PDEODE dengan praktikum Verifikasi diukur menggunakan Cornell Critical Thinking

Test. Pelaksanaan tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan

(pretest) dan sesudah perlakuan (posttest).

Ada dua jenis Cornell Critical Thinking Tests yaitu level X digunakan untuk siswa kelas 4 hingga 14 dan level Z digunakan pada siswa tingkat SMA unggulan, perguruan tinggi, siswa alumni dan orang-orang dewasa lainnya. Karena penelitian ini dilaksanakan di jenjang pendidikan SMP, maka instrumen yang digunakan peneliti adalah Cornell Critical Thinking Tests


(39)

55

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada lima aspek keterampilan berpikir yang diukur melalui instrumen standar keterampilan berpikir kritis, yaitu Cornell Critical Thinking Test level

X. lima aspek tersebut adalah Induction, Deduction, Observation, Credibility,

dan Assumption. Aspek Induction berkaitan dengan keterampilan siswa dalam menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi hal-hal yang umum. Aspek Deduction berkaitan dengan keterampilan siswa dalam menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum menjadi hal-hal yang khusus. Aspek

Observation berkaitan dengan keterampilan siswa mengobservasi. Aspek Credibility berkaitan dengan keterampilan siswa dalam mengkredibelkan

sesuatu. Dan aspek Assumption berkaitan dengan keterampilan siswa dalam mengasumsi.

Cornell Critical Thinking Tests level X terdiri dari 76 item dengan

5 itemnya adalah contoh soal yang diberikan dalam bentuk tes pilihan berganda. Masing-masing item mempunyai tiga pilihan dan satu jawaban. Tes diujikan selama 64 menit, terdiri dari empat sesi, yaitu Induction selama 20 menit, Deduction selama 20 menit, Observation & Credibility selama 12 menit, dan Assumption selama 12 menit.

Sebelum test dimulai, instruktur membacakan esai yang berisi tentang situasi yang terkait dengan soal tes yang diberikan di masing-masing lampiran soal. Siswa diinstruksikan untuk memperhatikan esai yang sedang dibacakan tersebut dan dipersilahkan untuk membacanya kembali secara mandiri. Kemudian instruktur juga menginstruksikan aturan-aturan untuk menjawab soal dan menjelaskan contoh-contoh soal yang tersedia di tiap-tiap sesi sebelum tiap sesi dimulai. Pada sesi pertama dan kedua, siswa diinstruksikan untuk tidak membalikkan halaman soal sebelumnya, artinya siswa hanya menjawab sesuai urutan dan tidak diperkenankan kembali ke soal-soal sebelumnya. Sedangkan dua sesi berikutnya diperkenankan untuk kembali ke soal sebelumnya. Sebaran soal untuk tiap-tiap aspek dapat dilihat pada Tabel 3.6.


(40)

56

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6

Komposisi Instrumen Cornell Critical Thinking Tests level X Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Sebaran Soal

Induction Deduction

Observation & Credibility Assumption

1-25 26-50 51-65 66-76

Sejak dirilisnya hingga sekarang, tes yang didesain untuk evaluasi keterampilan berpikir kritis ini telah digunakan dalam penelitian kurikulum dan pengajaran juga penilaian keterampilan berpikir kritis untuk suatu kelompok tertentu dan juga sebagai kriteria untuk program penerimaan calon pekerja baru.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7

Teknik Pengumpulan Data No Sumber

Data Data

Teknik

Pengumpulan Instrumen 1 Siswa Hasil Belajar Ranah

Kognitif

Pretest dan

Posttest

Tes Esai 2 Siswa Profil Keterampilan

Berpikir Kritis

Posttest Cornel Critical Thinking Test X 3 Siswa

dan Guru

Keterlaksanaan pembelajaran

Survey Lembar Observasi

F. Teknik Pengolahan Data

a) Analisis Observasi Pembelajaran

Untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan model pembelajaran pada setiap pertemuan baik di kelas yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan praktikum Problem Solving maupun di kelas yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan praktikum Verifikasi, maka diperlukan pengolahan data yang


(41)

57

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menampilkan data dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkah untuk mengolah data tersebut sebagai berikut:

1) Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi

pada format observasi keterlaksanaan pembelajaran.

2) Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus berikut :

% 100 % x seluruhnya Observer tidak atau ya menjawab yang Observer Model naan Keterlaksa

Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan strategi pembelajaran PDEODE dengan menggunakan praktikum Problem Solving yang dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif, maka hasil diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Kriteria Keterlaksanaan Strategi Pembelajaran

KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana

25 ≤ KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

75 ≤ KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana Keterangan: KM = Keterlaksanaan strategi pembelajaran

3) Persentase keterlaksanaan strategi pembelajaran yang diperoleh di jelaskan secara kualitatif dengan disertai deskripsi tiap-tiap tahapan yang diisi oleh observer. Sehingga didapatkan suatu gambaran yang menyeluruh tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.


(1)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Arief. (2007). Memahami Berpikir Kritis. [online]. Tersedia: http://re-searchengines.com/1007arief3.html [27 April 2016]

Anderson. L. W. (2010). Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anni, C.T. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Ariyati, Eka. (2010). Pembelajaran berbasis Praktikum dengan Memanfaatkan Hutan Mangrove untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Mahasiswa. Tesis Pendidikan IPA. Bandung: UPI.

Basori, Hutnal. (2010). Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving pada Pembelajaran Konsep Pembiasan Cahaya untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Pemahaman Konsep Siswa SMP. Tesis Pendidikan IPA. Bandung: UPI.

Bilgin, Asude & Eldeleklioglu, Jale. (2007). An Investigation into the Critical Thinking Skills of University Students. Hacettepe Universitesi Jounal of Education. 33, 55-67

Costu, B. (2008). “Learning Science Through the PDEODE Teaching Strategy:

Helping Students Make Sense of Everyday Situations”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 4, (1), 3-9.

Costu, B. (2009). “Promoting Conceptual Change in First Year Students’ Understanding of Evaporation”. Chemistry Education Research and Practice. 11, 5-16.


(2)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Darland D.C. & Jeffrey S. Carmichael (2012). Long Term Retention of Knowledge and Critical Thinking Skills in Developmental Biology. Journal of Microbiology & Biology Education. 13, (2), 125-132.

Depdiknas. (2006). Standar Isi. Jakarta: Permendiknas No. 22 Tahun 2006

Ennis, R. (1992). Conflicting Views on Teaching Critical Reasoning, in R. Talaska: Critical Reasoning in Contemporary Culture. Albani: Suny Press.

Ennis, R. (1996). Critical Thinking. New Jersey: Simon & Schuster/ A Viacom Company

Ennis, R., Millman, Jason., Tomko, Thomas N. (2005). Cornell Critical Thinking Tests Level X dan Level Z Manual. United States of America: The Critical Thinking CO.

Filsaime, D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Fraenkel, Jack R. & Wallen, Norman E. (2008). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Higher Education. Gustiani, Ineu. (2013). Perubahan Konseptual dan Akuisisi Keterampilan Proses

Sains Siswa pada Konsep Pemisahan Campuran melalui Metode Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain (PDEODE) Method. Tesis Pendidikan IPA. Bandung: UPI

Hake, R. R., (1998). Interactive-Engagement Versus Tradisional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Tes Data For Introductory Physics Course, Am. J. Phys. 66 (1) 64-74

Hake, R. R., (2002). Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization, Physic Education Research. [Online] Tersedia di: http://www.physics.indiana.edu/~hake

Haliday, David., Resnick, Robert., & Walker, Jearl. (2008). Fundamental of Physics. United States of America: John Wiley & Sons Inc.

Heller, Patricia., dan Heller, Kenneth. (1999). Cooperative Group Problem Solving in Physics. University of Minnesota.


(3)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Insan. (2008). Pembelajaran Berbasis Laboratorium untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Sikap Ilmiah Siswa tentang Sistem Pencernaan Makanan. Tesis Pendidikan IPA. Bandung: UPI

Kolari, S & Ranne, C. S. (2003). “Promoting the Conceptual Understanding of Engineering Students Through Visualisation”. Global Journal of Engineering Education. 7, (2), 189-200.

Kolari, S., Ranne, C. S., & Tili, J (2005). “Enhancing Engineering Students Confidence Using Interactive Teaching Methods-Part 2: Post-Test Results for the Force Concept Inventory Showing Enhanced Confidence”. World Transactions on Engineering and Technology Education. 4, (1), 15-20. Komariah. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi

Kelompok untuk Meningkatkan Prestasi dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Skripsi. Bandung: UPI

Langrehr, John. (2006). Thinking Skills. Jakarta: Elex Media Komputindo

Lunggari, Desi Tri. (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Solving dengan Reading Infusion untuk meningkatkan Prestasi Belajar dan Mengetahui Profil Kemampuan berpikir kritis Siswa SMA. Skripsi. Bandung: UPI

Mabout, Sompong dan Tregust, David F. (2006). The Use of a

Predict-Observe-Explain Sequence in The Laboratory to Improve Students’ Conceptual

Understanding of Motion in Tertiary Physics in Thailand. (Makalah Disampaikan Pada Konferensi Internasional Pendidikan Sains di Singapura). Singapore: National Institute of Education.

Mason, Mark. (2007). “Critical Thinking and Learning”. Philopsophy of Education Society of Australasia. 339-349.

Meyers, C.L. (1986). Teaching Student to Think Critically. San Francisco: Jassey-Blass Publishers.

Muhfahroyin. (2009). Definisi Berpikir Kritis. [online]. Tersedia: http://muhfahroyin.blogspot.co.id/2009/01/berpikir-kritis.html [27 April 2016]

Mustafit, Nurul. (2009). Implementasi Problem Solving Laboratory sebagai Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Inquiry untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kesetimbangan Benda pada Mahasiswa Pendidikan


(4)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fisika Semester II Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi Pendidikan Fisika. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Nickerson, R.A., et al. (1985). The Teaching of Thinking. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Nugraha, Muhamad Gina. (2011). Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi Komputer untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Korelasinya dengan keterampilan berpikir Kritis Siswa kelas XI pada Pokok Bahasan Fluida Statis. Tesis Pendidikan IPA. Bandung: UPI

Nurkancana, Wayan. (1990). Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional

Parmitasari. (2010). Penerapan Model Pembelajaran PDEODE (Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain) untuk meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIIIB SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha.

Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Rustaman, N., Dirjosoemarto, S., Ahmad Y., Yudianto, S.A., Rochintaniawati, D., Nuryani, K.M., dan Subekti, R. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press

Santyasa, I.W. (2004). Model Problem Solving dan Reasoning sebagai Alternatif

Pembelajaran Inovatif”. Makalah pada Konvensi Nasional Pendidikan

Indonesia V. Bali: IKIP Negeri Singaraja.

Schelecht. (1989). Critical Thinking Courses: Their Value and Their Limits. Teaching Philosophy

Serway, R. A & Jewett, J. W. (2004) Physics for Scientists and Engineers. California: California State Polytechnic University.

Solichah, Imroatus., Tukiran., Subekti, Hasan. (2014). “Penerapan Strategi

Pembelajaran PDEODE untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa”. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. 2, (2), 308-316.

Splitte. (1991). “Critical Thinking: What When and How?”. Educational Philosophy and Theory. 23 (1), 90.


(5)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Stiggin, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College Publishing Company, Inc.

Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Sudjana, N. (1990). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru.

Sugiarti, Yunia., & Nasrudin, Harun. (2015). “Penerapan Model Pembelajaran Predict Discuss Explain Observe Discuss Explain (PDEODE) Terbimbing untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa pada Materi Laju Reaksi SMAN 1

Sumberrejo Bojonegoro”. Unesa Journal of Chemical Education. 4, (1), 18-26.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman. & Sukjaya, Yaya. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah 157.

Sukardi. (2007). Metodologi penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sutrisno, Joko. (2010). Menggunakan Keterampilan Berpikir untuk Meningkatkan

Mutu Pembelajaran. [Online] Tersedia di:

http://www.scribd.com/doc/54977805/artikel-erlangga

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Jakarta: Sistem Pendidikan Nasional.

Uyanto,S. (2009). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wahyono, Teguh. (2009). 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Wasis & Irianto, Sugeng Y. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

White et al. (2011). The Use of Interupted Case Studies to Enhance Critical Thinking Skills in Biology. Jounal of MicroBiology and Biology Education. 10, 25-31


(6)

Yuhesti, 2015

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains dalam Mengembangkan Kompetensi Dasar Laboratorium. Semarang: UNNES Press.

Wulandari, Tabitha S.H. (2013). “Penerapan Strategi PDEODE dalam Mengatasi

Miskonsepsi dan Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis pada Botani

Tumbuhan Rendah”. E-journal Undiksha.

Zafri. (2012). Berpikir Kritis Pembelajaran Sejarah. Dalam Jurnal Diakronika FIS

UNP[online]. Tersedia:

http://jurnaldiakronikafisunp.blogspot.com/2012/05/berpikir-kritis-pembelajaran-sejarah.html [9 Juli 2015]

Zainul, Asmawi. (1997). Locus of Control, Self Esteem, dan Tes Baku, Makalah: Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Bandung.


Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMAHAMAN KONSEP MATERI BUFFER DAN HIDROLISIS KELAS XI SMAN 1 KAYEN PATI

7 42 199

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan.

0 2 33

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) DENGAN ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DAN PDEODE DENGAN PENILAIAN KONVENSIONAL PADA MATERI PELUANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XII SMK SE-

0 0 8

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) DENGAN ASSESSMENT FOR LEARNING DAN PDEODE DENGAN PENILAIAN KONVENSIONAL PADA MATERI PELUANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XII SMK | Lestari

0 2 12

PROMOTING STUDENTS’ CONCEPTUAL CHANGE ON THE CONCEPT OF ECOSYSTEM THROUGH PDEODE (PREDICT-DISCUSS-OBSERVE-EXPLAIN-DISCUSS-EXPLAIN) TEACHING STRATEGY

0 1 9

REMEDIASI MISKONSEPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN ( PDEODE) BERBANTU PhET SIMULATION PADA MATERI FLUIDA - Raden Intan Repository

0 6 160

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (Predict-Discuss-Explain- Observe-Discuss-Explain) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA ARTIKEL ILMIAH PESERTA DIDIK KELAS X DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 106

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF STRATEGI PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOKANEGARA

0 1 16

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGDADAP - repository perpustakaan

0 3 14