Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan.

(1)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI

PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN

(PDEODE) DALAM PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KONSISTENSI KONSEPSI DAN PENINGKATAN

KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA SMP PADA MATERI TEKANAN

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

IRPAN MAULANA NIM. 1302549

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam

Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI

PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN (PDEODE)

DALAM PEMBELAJARAN GENERATIF

TERHADAP KONSISTENSI KONSEPSI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA SMP

PADA MATERI TEKANAN

Oleh Irpan Maulana S.Pd. UPI Bandung, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Fisika

© Irpan Maulana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam

Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IRPAN MAULANA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI

PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN (PDEODE)

DALAM PEMBELAJARAN GENERATIF

TERHADAP KONSISTENSI KONSEPSI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA SMP

PADA MATERI TEKANAN

Disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. Ida Hamidah, M.Si. NIP. 19680926 199303 2 002

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika SPS UPI

Dr. Dadi Rusdiana, M.Si. NIP. 19681015 199403 1 002


(4)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PREDICT, DISCUSS, EXPLAIN, OBSERVE, DISCUSS, EXPLAIN (PDEODE)

DALAM PEMBELAJARAN GENERATIF

TERHADAP KONSISTENSI KONSEPSI DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN APLIKASI KONSEP SISWA SMP

PADA MATERI TEKANAN Irpan Maulana

Prodi Pendidikan Fisika, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

ABSTRAK

Pemahaman dan kemampuan aplikasi konsep merupakan dua dari sekian banyak kompetensi yang harus dibangun dalam pembelajaran sains. Namun, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kedua kompetensi tersebut masih belum dikuasai siswa secara maksimal. Rendahnya penguasaan dan pemahaman konsep siswa diduga menjadi penyebab rendahnya konsistensi konsepsi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa pada materi tekanan sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif. Metode penelitian yang dipilih adalah metode kuasi eksperimen dengan desain one group

pretest posttest design. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes

tertulis. Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Sebanyak 30 butir soal yang mengukur sepuluh konsep tekanan digunakan untuk mengukur konsistensi konsepsi siswa. Sementara itu, 12 butir soal diantaranya digunakan pula untuk mengukur kemampuan aplikasi konsep siswa. Siswa dapat dianggap konsisten apabila mampu menjawab secara benar tiga pertanyaan yang menguji konsep yang sama, sekalipun disajikan dalam konteks yang berbeda. Adapun peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa dilihat dari skor rerata gain yang dinormalisasi berdasarkan pretest dan posttest. Subjek penelitian terdiri dari 26 orang siswa kelas 8 salah satu SMP Negeri di Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan tes yang dilakukan, diperoleh gambaran bahwa konsistensi konsepsi siswa pada materi tekanan berada pada level cukup konsisten, sedangkan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa berada pada kategori sedang.

Kata Kunci: Konsistensi konsepsi, Kemampuan aplikasi konsep, Strategi PDEODE, Model generatif, Tekanan


(5)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION

PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) STRATEGY IN GENERATIVE LEARNING TO THE CONSISTENCY

CONCEPTION AND CONCEPT APPLICATION SKILLS ENHANCEMENT OF STUDENT IN THE PRESSURE MATTER

Irpan Maulana

Department of Physics Education, School of Post Graduate Indonesian University of Education

ABSTRACT

Understanding and concept application skill are two of the many competencies that must be built into the learning of science. However, some studies reveal that both the competence of the students are still not optimally controlled. Low understanding of the concept of students suspected to be the cause of the low consistency of students' conceptions. This study aims to gain an overview of the level of consistency of students' conceptions and concept application skill enhancement on the pressure matter as the effects of the implementation of the PDEODE strategy in generative learning. The research method use was pre-experimental with one group pretest posttest design. The samples included one class which were selected by random of the class method. The data was collected by posttest to measure consistency of students' conceptions and pretest and posttest to measure the increase of the concept application skill. The results showed that the consistency of students' conceptions on the pressure matter at the level fairly consistent, while the increase of concept application skill in middle category.

Keyword: Consistency of students' conceptions, Concept application skill, PDEODE strategy, generative model, Pressure


(6)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

Kata Pengantar ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Model Pembelajaran Generatif ... 9

B. Strategi Pembelajaran PDEODE ... 12

C. Konsistensi Konsepsi ... 18

D. Kemampuan Aplikasi Konsep ... 21

E. Strategi PDEODE dalam Pembelajaran Generatif serta Potensinya Terhadap Konsistensi Konsepsi dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa ... 22

F. Materi Tekanan ... 26

G. Kerangka Pemikiran ... 33

H. Hipotesis ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Desain Penelitian ... 38

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 39

C. Prosedur Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 43


(7)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran ... 54

2. Gambaran Konsistensi Konsepsi Siswa ... 57

3. Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa ... 59

4. Hubungan Konsistensi Konsepsi dan Kemampuan Aplikasi Konsep ... 61

5. Sikap Siswa Terhadap Penerapan Strategi PDEODE Dalam Pembelajaran Generatif Pada Materi Tekanan ... 62

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 71

A. Simpulan ... 71

B. Rekomendasi ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73 LAMPIRAN


(8)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hasil akhir yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran pada umumnya meliputi tiga jenis kompetensi, yaitu kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Ketiga jenis kompetensi ini sejatinya dikembangkan secara seimbang, terpadu, tanpa adanya prioritas salah satu daripada lainnya di setiap jenjang pendidikan juga satuan mata pelajaran, tidak terkecuali mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Sebagai satuan mata pelajaran, IPA sangat memberikan peluang yang sangat besar dalam mengembangkan kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini dikarenakan IPA pada hakikatnya terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan produk ilmiah. Oleh karena itu, tujuan mata pelajaran IPA sejatinya berorientasi pada ketiga komponen utama tersebut.

Dalam konteks produk ilmiah, secara eksplisit dijelaskan bahwa mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa menguasai konsep dan prinsip IPA serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri, sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi (Kemdikbud, 2013). Hal ini dapat dipahami mengingat penguasaan konsep dan prinsip IPA akan menjadi modal bagi para siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sembiring (2008) mengemukakan riset dasar bidang fisika (bagian dari IPA) telah banyak membuka rahasia alam dan telah memberikan kontribusi riil dalam perkembangan teknologi. Oleh karena itu, pembelajaran IPA tidak sebatas pada kegiatan menghafalkan materi, tetapi juga menekankan pada pemahaman konseptual yang kemudian bermuara pada aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk aplikasi dalam bidang teknologi.

Namun demikian, pentingnya kompetensi penguasaan konsep dan prinsip IPA (sains) serta kemampuan mengaplikasikan (menerapkan) konsep sebagai output pembelajaran nampaknya tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Banyak


(9)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapat yang menyebutkan bahwa penguasaan konsep sains siswa masih relatif rendah. Dewey dalam Heuvelen (2001) menyatakan bahwa pendidikan sains cenderung gagal karena begitu sering disajikan hanya sebagai pengetahuan siap pakai dan bersifat informatif saja. Sementara itu, Medriati (2010) mengungkapkan permasalahan dalam mata pelajaran sains adalah tidak dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis, serta siswa kurang mampu mengaplikasikan konsep sains dalam kehidupan sehari-hari karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam proses pembelajaran.

Disamping itu, ditemukan pula gejala yang muncul pada para siswa dimana mereka mudah untuk menyelesaikan permasalahan jika permasalahan tersebut tepat sama dengan apa yang sudah mereka pelajari. Namun, tidak jarang mereka mengalami kesulitan ketika dihadapkan pada situasi atau permasalahan baru yang sebenarnya memuat konsep yang sama dengan permasalahan yang mereka pelajari sebelumnya (Tongchai, dkk., 2011). Hal ini mengindikasikan bahwa siswa mengalami inkonsistensi konsepsi.

Inkonsistensi konsepsi siswa adalah ketidaktetapan atau ketidakajegan siswa dalam menggunakan konsepsi tertentu dalam memberikan jawaban atas sejumlah pertanyaan atau persoalan yang memuat konsep-konsep yang sama. Hal ini diduga karena para siswa memang tidak memiliki pemahaman konseptual yang kuat dan mendalam. Menurut Ainsworth (2006), konsistensi respon siswa dalam memahami konsep fisika (bagian dari sains) menuntut pemahaman yang lebih dari siswa untuk melihat kesetaraan dari permasalahan fisika yang dituangkan dengan berbagai cara. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, akan menjadikan seorang siswa konsisten terhadap apa yang dia pahami dan diyakini kebenarannya.

Permasalahan inkonsistensi konsepsi siswa di atas sejalan dengan temuan awal peneliti dimana sebagian besar siswa di salah satu SMP Negeri yang berada di Kabupaten Tasikmalaya mengalami ketidakkonsistenan dalam menjawab beberapa soal yang memuat konsep yang sama. Berdasarkan pengukuran awal yang dilakukan, diperoleh gambaran bahwa tingkat konsistensi konsepsi siswa pada materi Tekanan rata-rata masih berada pada level tidak konsisten. Adapun dalam hal kemampuan aplikasi konsepnya, berdasarkan pengukuran awal yang


(10)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan, diperoleh gambaran bahwa perolehan rerata skor kemampuan aplikasi konsep siswa hanya sebesar 58 (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A).

Produk atau hasil belajar, termasuk kemampuan aplikasi konsep dan konsistensi konsepsi siswa di dalamnya, bergantung pada serangkaian proses pembelajaran sains yang terjadi. Adanya permasalahan dalam domain produk sains diduga buah dari kurang efektifnya pembelajaran sains. Terkait dengan hal ini, Mundilarto (2005) menyatakan bahwa secara umum, rendahnya rerata perolehan nilai pada mata pelajaran sains mengindikasikan proses pembelajarannya belum dapat berlangsung sebagai mana mestinya. Kondisi itu antara lain disebabkan konsep sains selama ini lebih sering disampaikan guru kepada siswa sebagai fakta, bukan sebagai peristiwa atau gejala alam yang harus diamati, diukur, dan didiskusikan.

Hal ini sejalan dengan hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan di salah satu SMP Negeri yang berada di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014 terkait kegiatan pembelajaran sains. Berdasarkan data-data hasil studi pendahuluan, peneliti menemukan bahwa kegiatan pembelajaran lebih sering dilakukan melalui demonstrasi dan ceramah. Sedangkan kegiatan praktikum relatif jarang dilakukan.

Jika ditinjau dari hasil observasi kegiatan pembelajaran, pada saat observasi dilakukan, pembelajaran dilakukan secara pratikum atau eksperimen. Namun sayangnya eksperimen yang dilakukan tidak berorientasi pada kegiatan inkuiri. Hal ini tergambar pada saat awal pembelajaran, dimana kegiatan eksperimen belum dilakukan, namun guru sudah menjelaskan konsep terkait yang justru seharusnya siswa simpulkan melalui hasil eksperimen. Eksperimen yang dilakukan terkesan hanya bersifat verifikasi saja. Oleh karena itu, kegiatan eksperimen yang dilakukan kurang melatihkan kemampuan berpikir kepada siswa. Terlebih lembar kerja yang digunakan bersifat cookbook yang petunjuknya begitu lengkap sehingga siswa hanya bekerja seperti mesin, dan sedikit kesempatan bagi mereka untuk melatih kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah, serta mengaplikasikan konsep-konsep yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari.


(11)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal-hal tersebut di atas sangat kontras dengan amanat Pemerintah terkait pelaksanaan proses pembelajaran. Kemdikbud (2013) menyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya menggunakan metode penemuan, metode pembelajaran yang menekankan pola dasar, yaitu melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikan/ menyajikan. Pandangan dasar tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepada siswa. Siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dimana mereka mengonstruksi pengetahuannya secara mandiri. Bagi siswa, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu” (Kemdikbud, 2013). Peran guru dalam pembelajaran adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan melalui kegiatan yang memungkinkan siswa menemukan pengetahuan tersebut.

Pembelajaran terjadi apabila siswa terlibat secara aktif dalam menggunakan proses mentalnya agar mereka memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan pengetahuan. Proses-proses mental itu misalnya mengamati, menanya dan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, serta menyajikan hasil kerjanya. (Kemdikbud, 2013). Oleh karena itu, proses-proses mental inilah yang kiranya harus guru hadirkan dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu alternatif solusi yang kiranya mampu menjawab tuntutan di atas adalah model pembelajaran generatif. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang dilandasi teori belajar konstruktivisme, teori belajar yang menekankan adanya kegiatan penemuan dan pengkonstruksian pengetahuan secara mandiri oleh siswa, sebagaimana harapan Pemerintah yang telah dipaparkan sebelumnya. Aktivitas-aktivitas dalam model pembelajaran ini meliputi (1) tahap orientasi, guru membangun kesan pertama yang bertujuan untuk menarik perhatian dan minat siswa, (2) tahap pengungkapan ide, guru memberi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui konsep awal siswa, (3) tahap tantangan dan restrukturisasi, guru memfasilitasi sharing idea antar siswa, guru memunculkan konflik kognitif, peragaan atau demonstrasi, ataupun penyelidikan


(12)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4) tahap penerapan, guru membimbing siswa menerapkan konsep pada masalah yang lain, serta (5) tahap revisi, diskusi dan tanya jawab kembali untuk membandingkan materi yang telah diperoleh berdasarkan percobaan dengan pengetahuan awal sebelum melakukan percobaan.

Dalam model pembelajaran ini, pemahaman dan penguasaan suatu materi merupakan produk dari proses pengintegrasian pengetahuan awal yang ada di benak siswa dan informasi baru yang siswa temukan. Oleh karena itu, model pembelajaran generatif cukup memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pemahaman konseptual yang mendalam. Lingbiao dalam Redhana, dkk. (2003) menyatakan bahwa melalui pembelajaran generatif, konsep-konsep yang dirasakan sulit bagi siswa menjadi lebih mudah dipahami. Dengan demikian, hal tersebut akan berdampak pada konsistensi konsepsi siswa.

Berbagai penelitian yang berhubungan dengan model pembelajaran generatif, seperti yang telah dilakukan Osborne, dkk. (1983), Khalidin (2005), Henny (2012) menemukan berbagai kelebihan dari model pembelajaran ini. Kelebihan model pembelajaran generatif yaitu mampu melatih siswa menggeneralisasi pengetahuan yang mereka miliki, melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari, memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun konsep baru dari percobaan yang mereka lakukan, serta mampu meningkatkan pemahaman konsep siswa. Namun demikian, guna lebih menguatkan model pembelajaran generatif sedemikian sehingga diperoleh hasil yang optimal, terdapat sebuah strategi pembelajaran yang kiranya sangat cocok untuk dipadu-padankan dengan model ini. Strategi pembelajaran tersebut dikenal dengan strategi predict, discuss, explain, observe, discuss, explain (PDEODE).

Sebagaimana model pembelajaran generatif, strategi ini mengacu pada pandangan konstruktivisme. Strategi ini memiliki enam tahapan pembelajaran, yang meliputi: 1) Predict, siswa secara individu membuat prediksi jawaban berdasarkan pengetahuan awal mereka atas fenomena yang guru sajikan; 2)

Discuss I, prediksi jawaban masing-masing siswa didiskusikan secara

berkelompok untuk menghasilkan jawaban sementara; 3) Explain I, setiap kelompok siswa mengungkapkan jawaban sementara yang merupakan hasil


(13)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesepakatan diskusi kelompok; 4) Observe, dengan bimbingan guru, siswa melakukan kegiatan observasi (penyelidikan) untuk mengonstruksi pengetahuan yang mereka perlukan guna memberikan jawaban yang pasti atas fenomena yang guru sajikan di awal; 5) Discuss II, siswa bersama kelompoknya kembali mendiskusikan jawaban atas fenomena yang guru sajikan berdasarkan pengetahuan atau pemahaman yang mereka dapatkan dari kegiatan observasi; 6)

Explain II, setiap kelompok siswa memberikan penjelasan akhir atas fenomena

yang guru sajikan.

Strategi pembelajaran PDEODE diyakini mampu menanamkan pemahaman konseptual sains kepada siswa. Hal ini disebabkan konsep sains tidak serta-merta diterima siswa sebagai suatu informasi pengetahuan, melainkan hasil rekonstruksi pengetahuan awal mereka dengan pengetahuan baru yang mereka temukan dari kegiatan observasi (penyelidikan). Hal ini sangat cocok dengan model pembelajaran generatif yang berorientasi pada pengkonstruksian pengetahuan baru dengan mengakomodir pengetahuan awal siswa.

Keutamaan dari strategi pembelajaran ini adalah siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengungkapkan gagasan awal mereka terkait dengan suatu konsep sains, sekaligus membuktikan kebenaran dari gagasan tersebut. Terkait dengan hal ini, Kolari, dkk. (2005) mengungkapkan strategi pembelajaran PDEODE memungkinkan adanya perubahan konseptual pada pengetahuan yang dimiliki siswa. Perubahan konseptual yang terjadi adalah perubahan konsep awal siswa yang keliru menjadi pengetahuan yang baru yang terbukti kebenarannya.

Berdasarkan pemaparan di atas, adanya pemaduan model pembelajaran generatif dan strategi PDEODE diharapkan akan saling menguatkan keunggulan masing-masing. Hal tersebut tentu sangat memungkinkan, mengingat keduanya memiliki banyak persamaan sebagaimana dipaparkan di atas. Namun demikian, pemaduan ini juga diharapkan akan saling melengkapi kekurangan masing-masing. Sebagai contoh, strategi PDEODE kurang memfasilitasi siswa mengembangkan kemampuan mengaplikasikan konsep. Namun, kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan pembelajaran generatif yang memang memuat


(14)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahapan penerapan (tahapan ke-4), sehingga kemampuan aplikasi konsep dapat tetap dibangun secara maksimal.

Pada akhirnya, diharapkan penerapan model pembelajaran generatif dengan menggunakan strategi pembelajaran PDEODE dapat menjadi alternatif solusi dalam menyelesaikan permasalahan terkait produk sains di atas, khususnya konsistensi konsepsi dan kemampuan aplikasi konsep siswa. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh strategi pembelajaran PDEODE dalam model pembelajaran generatif terhadap konsistensi konsepsi dan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep sains, perlu kiranya dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe,

Discuss, Explain (PDEODE) dalam Pembelajaran Generatif terhadap Konsistensi

Konsepsi dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa SMP pada Materi Tekanan”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh penerapan strategi predict,

discuss, explain, observe, discuss, explain (PDEODE) dalam pembelajaran

generatif terhadap konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa SMP pada materi Tekanan.” Rumusan masalah tersebut diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian berikut.

1. Bagaimana konsistensi konsepsi siswa sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan?

3. Bagaimana hubungan antara konsistensi konsepsi dengan kemampuan aplikasi konsep siswa pada materi tekanan?

4. Bagaimana sikap siswa terhadap penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan?


(15)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang:

1. Konsistensi konsepsi siswa sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan.

2. Peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan. 3. Hubungan antara konsistensi konsepsi dengan kemampuan aplikasi konsep

siswa pada materi tekanan.

4. Sikap siswa terhadap penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris tentang potensi penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif dalam memaksimalkan konsistensi konsepsi dan meningkatkan kemampuan aplikasi konsep siswa, serta dapat memperkaya hasil penelitian sejenis yang nantinya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, seperti para guru sains, mahasiswa LPTK, para peneliti dalam bidang pendidikan, dan lain-lain.


(16)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan strategi predict, discuss, explain, observe, discuss, explain (PDEODE) dalam pembelajaran generatif terhadap konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa. Diharapkan perlakuan (treatment) berupa penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif berpengaruh positif terhadap konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa. Namun demikian, dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan terdapat variabel lain selain perlakuan yang diberikan yang juga dapat mempengaruhi konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa. Akan tetapi, dikarenakan adanya keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini, peneliti tidak mengontrol variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi kedua variabel tadi. Oleh karena itu, metode yang paling cocok digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre Eksperimental Design (kuasi eksperimen), dimana dalam metode ini peneliti diperbolehkan untuk tidak mengontrol variabel lain yang mungkin turut mempengaruhi variabel terikat.

Untuk mengetahui pengaruh (efek) perlakuan yang diberikan, dilakukanlah pengukuran terhadap konsistensi konsepsi dan kemampuan aplikasi konsep siswa berupa tes konsistensi konsepsi yang dilaksanakan setelah (posttest) pembelajaran selesai dan tes kemampuan aplikasi konsep yang dilaksanakan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) perlakuan diberikan. Dengan menganalisis skor pretest maupun posttest, maka peneliti dapat menyimpulkan efek perlakuan berupa penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif terhadap konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka peneliti menggunakan desain penelitian berupa one group pretest posttest designs. Desain penelitian tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini:


(17)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O1, O2

(Fraenkel,dkk., 2012) Gambar 3.1. One Group Pretest Posttest Designs

Keterangan:

O1 : Tes untuk mengukur kemampuan aplikasi konsep siswa

O2 Tes untuk mengukur konsistensi konsepsi siswa

X : Perlakuan berupa penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif

B.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di salah satu SMP Negeri yang berada di Kabupaten Tasikmalaya. Populasi ini terdiri dari beberapa kelas yang relatif homogen (ekivalen) dalam hal prestasi akademis. Dari sejumlah kelas yang ada, diambil salah satu kelas sebagai sampel penelitian dengan cara undian (acak). Dengan kata lain, sampling yang dilakukan adalah sampling acak (undian) kelas.

C. Prosedur Penelitian 1. Tahap Perencanaan

a. Studi pendahuluan dengan melakukan wawancara pada guru IPA, observasi kegiatan pembelajaran IPA, menyebarkan angket kepada siswa, dan studi dokumentasi.

b. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.

c. Studi literatur terhadap jurnal, buku-buku, serta laporan penelitian tentang strategi pembelajaran PDEODE, model pembelajaran generatif, konsistensi konsepsi, dan kemampuan aplikasi konsep.

d. Menganalisis kurikulum dan materi pelajaran kelas VIII SMP semester genap.


(18)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Penentuan populasi dan sampel penelitian.

g. Penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar berupa lembar kerja berbasis strategi PDEODE.

h. Membuat instrumen penelitian. i. Judgement instrumen penelitian.

j. Uji coba instrumen penelitian. k. Merevisi/memperbaiki instrumen.

l. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan tes awal (pretest) bagi subjek penelitian.

b. Pelaksanaan proses belajar mengajar dengan memberikan perlakuan (treatment).

c. Pelaksanaan tes akhir (posttest) bagi subjek penelitian. d. Menyebarkan angket skala sikap pada siswa.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan.


(19)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diagram Alur Penelitian

Analisis Kurikulum

Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian

Penyusunan Perangkat Pembelajaran (RPP) dan

Instrumen:

Soal tes konsistensi konsepsi & kemampuan aplikasi konsep

Skala sikap siswa Merumuskan Masalah

Studi Literatur

Penentuan populasi dan sampel Studi

Pendahuluan

Pengolahan & Analisis Data

Sikap siswa Tes Awal

(Pretest)

Tes Akhir

(Posttest)

Validasi & Uji coba

Penerapan Strategi PDEODE dalam

pembelajaran generatif

Observasi


(20)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. DEFINISI OPERASIONAL

Agar terdapat kesamaan persepsi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Strategi predict, discuss, explain, observe, discuss, explain (PDEODE) dalam pembelajaran generatif terdiri dari lima tahapan pembelajaran hasil perpaduan antara strategi PDEODE dengan model pembelajaran generatif yang meliputi: 1) tahap orientasi yang terdiri dari fase predict; 2) tahap pengungkapan ide yang terdiri dari fase discuss dan explain; 3) tahap tantangan dan restrukturisasi yang terdiri dari fase observe, discuss, dan

explain; 4) tahap penerapan; serta 5) tahap revisi. Untuk mengetahui

keterlaksanaan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif dilakukan observasi keterlaksanaan tahapan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.

2. Konsistensi konsepsi siswa adalah ketetapan atau keajegan siswa dalam memberikan jawaban secara benar atas beberapa buah pertanyaan atau soal yang memuat konsep yang sama pada materi tekanan. Konsistensi konsepsi siswa diidentifikasi dari hasil tes konsistensi konsepsi yang berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang dilaksanakan setelah pembelajaran selesai. Selanjutnya, konsistensi konsepsi ini dapat dikategorikan kedalam tiga tingkat kekonsistenan, yaitu konsisten, cukup konsisten, dan tidak konsisten.

3. Kemampuan aplikasi konsep dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep yang dipelajarinya dalam situasi baru atau situasi konkret yang ditandai dengan penguasaan terhadap setiap indikator mengaplikasikan (menerapkan) sebagaimana dinyatakan dalam taksonomi Bloom revisi yang dikembangkan oleh Anderson dan Krathwohl (2001) yaitu menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing). Adapun peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa dalam penelitian ini ditunjukkan oleh perolehan rerata gain yang dinormalisasi <g> berdasarkan tes kemampuan aplikasi


(21)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep yang dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dengan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif dilaksanakan. 4. Sikap siswa dalam penelitian ini merupakan pendapat atau pandangan

siswa terkait penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan. Sikap siswa ini diukur dengan menggunakan skala sikap berupa pilihan berjenjang yang diberikan kepada siswa setelah kegiatan pembelajaran selesai.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian adalah kualitas pengumpulan data. Kualitas pengumpulan data ini berkaitan dengan ketepatan cara-cara atau teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2008), pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik

interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan

gabungan ketiganya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, kuesioner atau skala sikap, dan tes.

1. Observasi

Dalam penelitian ini, teknik observasi yang digunakan tergolong ke dalam observasi terstruktur, dengan instrumentasi yang telah dibuat sebelum kegiatan observasi dilakukan. Teknik observasi ini digunakan dalam kegiatan pembelajaran dimana treatment berupa penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif diberikan. Yang menjadi objek pengamatannya adalah aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

Observasi aktivitas guru dan siswa ini dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan setiap fase pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran dengan model generatif dengan menggunakan strategi PDEODE. Instrumennya berupa lembar observasi yang memuat kolom aktivitas guru dan siswa (penjabaran dari setiap fase pembelajaran) sesuai dengan RPP yang telah dibuat, serta kolom daftar cek keterlaksanaan setiap aktivitas yang telah disebutkan. Kolom ini terdiri dari dua subkolom, yaitu kolom ya (terlaksana) dan kolom tidak (tidak terlaksana). Di bagian akhir lembar observasi ini, observer dapat memberikan


(22)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komentar serta saran-saran perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi ini dikoordinasikan terlebih dahulu dengan observer untuk menyamakan persepsi terhadap isi dari lembar observasi tersebut.

2. Skala Sikap

Skala sikap ini peneliti gunakan untuk mengetahui sikap atau tanggapan siswa terhadap penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan. Skala sikap terdiri dari butir pernyataan yang di dalamnya dipertanyakan hal-hal seputar perasaan, pandangan, tanggapan, dan harapan siswa, seperti: apakah siswa menganggap baru, merasa senang, merasa tertarik, termotivasi, merasa dimudahkan, merasa difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan aplikasi ataupun konsistensi konsepsinya, mengharapkan ingin belajar materi lain dengan model dan strategi ini, dan sebagainya. Skala sikap ini menggunakan skala Likert, dimana setiap siswa diminta untuk memberi respon persetujuan atau pertidaksetujuannya atas suatu pernyataan yang disajikan, dengan jenis respon meliputi sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

3. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua jenis tes tulis, yaitu tes konsistensi konsepsi dan tes kemampuan aplikasi konsep siswa. Kedua jenis tes ini berupa tes objektif, dimana tes konsistensi konsepsi dilaksanakan sesudah (posttest) perlakuan diberikan, sedangkan tes kemampuan aplikasi konsep dilaksanakan sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) perlakuan diberikan. Instrumennya berupa soal-soal berbentuk pilihan ganda. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi konsepsi dan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa sesudah perlakuan diberikan.

Instrumen tes konsistensi konsepsi dikembangkan dengan merujuk pada pendapat Nieminen, dkk. (2010), dimana untuk setiap konsep yang diujikan, dibuat dalam tiga butir soal dengan konteks yang bisa sama ataupun berbeda, namun tingkat kemudahannya sama. Sementara itu, instrumen tes kemampuan aplikasi konsep dikembangkan dengan menggunakan indikator mengaplikasikan


(23)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(menerapkan) sebagaimana dinyatakan dalam taksonomi Bloom revisi yang dikembangkan oleh Anderson, yaitu menjalankan dan mengimplementasikan.

Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan aplikasi konsep diambil dari intrumen tes konsistensi konsepsi. Terdapat 30 soal pilihan ganda untuk mengukur konsistensi konsepsi siswa. Dari 30 soal tes konsistensi konsepsi tersebut, 12 soal diantaranya juga merupakan intrumen untuk mengukur tes kemampuan aplikasi konsep siswa.

Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data

No. Sumber

Data Jenis Data

Teknik

Pengumpulan Instrumen

1 Guru dan siswa Keterlaksanaan pembelajaran dengan model generatif dengan menggunakan strategi PDEODE Observasi/ pengamatan

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP 2 Siswa Skala sikap siswa

terhadap

pembelajaran dengan model generatif dengan menggunakan strategi PDEODE

Skala Sikap Skala sikap yang memuat pernyataan-pernyataan yang dapat menjaring sikap/ tanggapan siswa terhadap penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif

3 Siswa Konsistensi konsepsi siswa sesudah mendapat perlakuan

Posttest Butir soal pilihan ganda (PG) yang mengukur konsistensi konsepsi siswa 4 Siswa Kemampuan aplikasi

konsep sebelum dan sesudah mendapat perlakuan

Pretest dan posttest

Butir soal pilihan ganda (PG) yang mengukur kemampuan aplikasi konsep siswa

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Setelah dibuat instrumen tes yang telah melalui judgement pakar guna menjamin validitas instrumen, selanjutnya diadakan uji coba instrumen. Tujuannya yaitu untuk melihat reliabilitas instrumen sehingga ketika instrumen itu diberikan pada subjek penelitian, instrumen tersebut telah reliabel. Selain itu, ditentukan pula tingkat kemudahan dan daya pembeda tiap butir soal.


(24)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Analisis Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah tingkat kestabilan skor yang diperoleh ketika dilakukan ujian ulang dengan menggunakan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan dihitung dengan koefisien reliabilitas. Mengingat jumlah soal yang akan diujicoba dalam penelitian ini berjumlah ganjil, maka rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah rumus yang ditemukan oleh Kuder dan Richardson yaitu rumus K-R. 20 sebagai berikut.

              

2

2 11 1 S pq S n n

r (3.1)

Keterangan:

11

r = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan salah

q1p

n = banyaknya butir soal

S = standar deviasi dari butir soal

(Arikunto, 2009) Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto (2009) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kategori Reliabilitas Tes Batasan Kategori

0,80< rxy≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik)

0,60< rxy≤ 0,80 tinggi (baik)

0,40< rxy≤ 0,60 cukup(sedang)

0,20< rxy≤ 0,40 rendah (kurang)

rxy≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)


(25)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Analisis Tingkat Kemudahan Butir Soal

Tingkat kemudahan suatu butir soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Tingkat kemudahan dihitung dengan menggunakan persamaan:

(3.2)

Keterangan :

P = Tingkat atau taraf kemudahan

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat/ tingkat kemudahan butir soal yang diperoleh, digunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3. Interpretasi Tingkat Kemudahan Butir Soal Nilai P Tingkat Kemudahan

0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar 0,00 ≤ P ≤ 0,70 Sedang 0,71 ≤ P ≤ 1,00 Mudah

(Arikunto, 2009) c. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian sama dengan soal pilihan ganda yaitu:

(3.3)

(Arikunto, 2009) Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

(Arikunto, 2009)

A B

A B

B B

DP

J J


(26)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda dalam tabel berikut:

Tabel 3.4. Interpretasi Daya Pembeda Indeks Daya

Pembeda Kriteria Daya Pembeda Negatif Sangat buruk, harus dibuang 0,0 ≤ D ≤ 0,20 Buruk (poor), sebaiknya dibuang 0,20 < D ≤ 0,40 Sedang (satisfactory) 0,40 < D ≤ 0,70 Baik (good) 0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)

(Arikunto, 2009)

2. Analisis Data Hasil Penelitian

a. Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa

Tes kemampuan aplikasi konsep dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode “rights only”, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:

S = ∑ R (3.4) dengan :

S = Skor siswa,

R = Jawaban siswa yang benar

Langkah selanjutnya yaitu menghitung skor gain yang dinormalisasi (N-gain) berdasarkan skor pretest dan postest pada tes kemampuan aplikasi konsep. Menurut Hake (1998) gain yang dinormalisasi “N-gain” didefinisikan sebagai <g>

= gain/gain maksimum. Secara matematika gain yang dinormalisasi dapat ditulis sebagai berikut:

(3.5)

f i

i

T T

g

SI T

    


(27)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

<g> = rerata gain yang dinormalisasi SI = skor ideal

< Tf > = rerata skor posttest < Ti > = rerata skor pretest

Besar gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.5. Interpretasi Skor Gain Dinormalisasi Rerata gain dinormalisasi <g> Kriteria

(<g>)  0,7 Tinggi 0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang

(<g>) < 0,3 Rendah

(Hake, 1998)

b. Konsistensi Konsepsi Siswa

Teknik analisis yang digunakan untuk menentukan tingkat konsistensi konsepsi siswa dalam penelitian ini merujuk pada teknik analisis yang digunakan Nieminen, dkk. (2010) sebagaimana telah dipaparkan pada bagian kajian pustaka. Konsistensi konsepsi siswa dilihat berdasarkan perolehan skor tes konsistensi konsepsi. Satu konsep dibuat menjadi tiga butir soal yang setara tingkat kemudahannya namun bisa jadi berbeda konteksnya. Kriteria penskoran konsistensi konsepsi siswa dapat digambarkan pada tabel berikut.

Tabel 3.6. Kriteria Penskoran Konsistensi Konsepsi

Skor Kriteria

2 Poin Bila menjawab benar 3 soal dengan konsep yang sama 1 Poin Bila menjawab benar 2 soal dengan konsep yang sama

0 Poin Bila tidak ada jawaban yang benar dari soal dengan konsep yang sama

Untuk mengetahui tingkat konsistensi masing-masing siswa, maka skor siswa untuk semua konsep dijumlahkan lalu dibagi dengan jumlah konsep.

(3.6)

Berdasarkan hasil tersebut tingkat konsistensi konsepsi siswa dapat dikategorikan kedalam tiga tingkat konsistensi yang dituangkan pada tabel berikut.

(%) skor 100%

Nilai konsistensi x

banyaknya konsep


(28)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7. Interpretasi Tingkat Konsistensi Konsepsi Siswa Rerata Skor

Konsistensi (K) Tingkat Konsistensi

1.7 ≤ K Konsisten

1.2 ≤ K < 1.7 Cukup konsisten K < 1.2 Tidak konsisten

(Nieminen, dkk., 2010) c. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa ini peneliti gunakan untuk mengetahui keterlaksanaan fase/ tahapan pembelajaran dengan model pembelajaran generatif dengan menggunakan strategi PDEODE. Untuk mengetahui keterlaksanaan fase-fase pembelajaran, dilakukan observasi oleh beberapa orang observer. Dalam hal ini observer mengamati aktivitas guru dan siswa berkaitan dengan relevansinya dengan aktivitas-aktivitas yang dijabarkan dari fase-fase dalam model pembelajaran tadi. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa diolah secara statistik deskriptif. Berikut langkah-langkah untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa:

1) Langkah pertama adalah memasukkan data hasil observasi pada tabel berikut:

Tabel 3.8. Contoh Tabulasi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Nama

Observer

Hasil pengamatan observer untuk aktivitas guru nomor:

1 2 3 n

O1

O2

O3

O4

Skor total tiap aktivitas

T1 T2 T3 Tn

Kolom yang kosong di atas, diisi dengan skor yang diberikan observer berdasarkan hasil pengamatannya, dengan ketentuan penskoran (rubrik) skor 1 untuk aktivitas yang terlaksana (teramati), dan nol untuk aktivitas yang tidak terlaksana (tidak teramati). Dari tabel di atas, kita bisa mengetahui skor total untuk tiap aktivitas, dari aktivitas 1 sampai


(29)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas ke n (sesuai dengan jumlah aktivitas guru yang tertera pada lembar observasi aktivitas guru).

2) Setelah mengetahui skor total untuk tiap aktivitas guru, selanjutnya menghitung skor total untuk keseluruhan aktivitas guru dengan cara menjumlahkan skor total untuk tiap aktivitas guru (T1+T2+T3+…Tn).

3) Membandingkan skor total keseluruhan aktivitas guru dengan skor ideal. Yang dimaksud skor ideal dalam hal ini adalah skor total jika seluruh observer memberikan skor 1 untuk setiap aktivitas. Sehingga apabila terdapat 4 orang observer dan misalnya 17 aktivitas yang diamati, maka skor idealnya sebesar 68 (4x17).

4) Mentransformasikan perbandingan tersebut ke dalam bentuk persentase, dan memberikan interpretasi berdasarkan kriteria berikut:

Tabel 3.9. Kategori Keterlaksanaan Model (KM) KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana

Hampir setengah kegiatan terlaksana KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

Hampir seluruh kegiatan terlaksana KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

(Arman, 2014)

Teknik analisis data hasil observasi aktivitas guru di atas juga berlaku untuk data hasil observasi aktivitas siswa. Persentase yang diperoleh kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik pada seri pembelajaran selanjutnya.

d. Hubungan antara Konsistensi Konsepsi dengan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa

Untuk mengetahui hubungan antara konsistensi konsepsi dan kemampuan aplikasi konsep siswa, maka dilakukan langkah-langkah analisis statistik sebagai berikut.


(30)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Menentukan hipotesis statistik: Ho: ρxy = 0 Ha: ρxy≠ 0

2) Menentukan koefisien korelasi (r) dengan menggunakan Pearson Product Moment:

(3.7) (Arikunto, 2009) 3) Menentukan besarnya sumbangan (kontribusi) variabel konsistensi konsepsi terhadap kemampuan aplikasi konsep siswa (KP) dengan menggunakan rumus:

(3.8) 4) Menguji signifikansi pada tingkat kesalahan 5% atau tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan statistik parametris jika data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen, atau menggunakan statistik nonparametris jika data yang dianalisis berdistribusi tidak normal dan tidak homogen.

5) Menyimpulkan hubungan antara konsistensi konsepsi dengan kemampuan aplikasi konsep siswa.

e. Data Skala Sikap

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa skala sikap ini menggambarkan sikap atau tanggapan siswa terkait penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif. Data yang diperoleh dari lembar skala sikap dianalisis secara statistik deskriptif dengan cara dihitung persentasenya menggunakan rumus sebagai berikut:

(3.9) Keterangan:

T = % siswa yang memilih respon tertentu (bisa SS, S, TS, ataupun STS) J = jumlah siswa yang memilih respon tertentu

N = jumlah siswa

2 2 2 2

( )( )

( ) ( )

xy

N XY X Y r

N X X N Y Y

    

         

   

2

100%


(31)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persentase jumlah siswa dengan respon tertentu yang diperoleh dari persamaan di atas, selanjutnya dikategorisasi kedalam beberapa kriteria berdasarkan acuan berikut.

Tabel 3.10. Kategori Persentase Siswa Dengan Alternatif Respon Tertentu T (%) Kriteria

T = 0 Tak satu responden

0 < T < 25 Sebagian kecil responden 25 ≤ T < 50 Hampir setengah responden

T = 50 Setengah responden

50 < T < 75 Sebagian besar responden 75 ≤ T < 100 Hampir seluruh responden

T = 100 Seluruh responden


(32)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB VI

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan temuan-temuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsistensi konsepsi siswa pada materi tekanan berada pada level cukup konsisten sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif.

2. Peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa pada materi tekanan berada pada kategori sedang sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara capaian konsistensi konsepsi dengan kemampuan aplikasi konsep siswa setelah diterapkannya strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif.

4. Penerapan Strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan mendapatkan tanggapan yang positif dari hampir seluruh siswa. Hampir seluruh siswa senang dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Mereka setuju bahwa penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan merupakan cara pembelajaran yang baru, mempermudah dalam memahami konsep dan memfasilitasi mereka untuk mengubah konsepsi-konsepsi yang keliru, memfasilitasi mereka untuk menerapkan konsep yang dipelajari, berkomunikasi, dan bekerja sama, serta adanya penyajian beberapa permasalahan dalam pembelajaran dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari.


(33)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

1. Penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif bisa dijadikan alternatif pilihan dalam rangka menanamkan konsistensi konsepsi dan meningkatkan kemampuan aplikasi konsep siswa. Namun demikian, capaian dalam penelitian ini kiranya masih bisa lebih ditingkatkan melalui penyempurnaan treatment yang diterapkan.

2. Penelitian ini hanya terfokus pada tingkat konsistensi konsepsi siswa dengan hanya memperhitungkan jumlah jawaban benar siswa. Adapun jawaban siswa yang keliru tidak ditinjau lebih jauh, apakah karena konsepsinya yang keliru atau siswa memang sama sekali tidak tahu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang bisa mengakomodir keterbatasan tersebut.

3. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran yang spesifik terhadap keterampilan siswa dalam memprediksi, berdiskusi, melakukan eksplanasi, serta mengobservasi. Oleh karena itu, bisa dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan penilaian kinerja supaya beberapa keterampilan tersebut dapat terukur.


(1)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7. Interpretasi Tingkat Konsistensi Konsepsi Siswa Rerata Skor

Konsistensi (K) Tingkat Konsistensi 1.7 ≤ K Konsisten

1.2 ≤ K < 1.7 Cukup konsisten

K < 1.2 Tidak konsisten

(Nieminen, dkk., 2010) c. Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa ini peneliti gunakan untuk mengetahui keterlaksanaan fase/ tahapan pembelajaran dengan model pembelajaran generatif dengan menggunakan strategi PDEODE. Untuk mengetahui keterlaksanaan fase-fase pembelajaran, dilakukan observasi oleh beberapa orang observer. Dalam hal ini observer mengamati aktivitas guru dan siswa berkaitan dengan relevansinya dengan aktivitas-aktivitas yang dijabarkan dari fase-fase dalam model pembelajaran tadi. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa diolah secara statistik deskriptif. Berikut langkah-langkah untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa:

1) Langkah pertama adalah memasukkan data hasil observasi pada tabel berikut:

Tabel 3.8. Contoh Tabulasi Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Nama

Observer

Hasil pengamatan observer untuk aktivitas guru nomor:

1 2 3 n

O1 O2 O3 O4 Skor total tiap

aktivitas

T1 T2 T3 Tn

Kolom yang kosong di atas, diisi dengan skor yang diberikan observer berdasarkan hasil pengamatannya, dengan ketentuan penskoran (rubrik) skor 1 untuk aktivitas yang terlaksana (teramati), dan nol untuk aktivitas yang tidak terlaksana (tidak teramati). Dari tabel di atas, kita bisa mengetahui skor total untuk tiap aktivitas, dari aktivitas 1 sampai


(2)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas ke n (sesuai dengan jumlah aktivitas guru yang tertera pada lembar observasi aktivitas guru).

2) Setelah mengetahui skor total untuk tiap aktivitas guru, selanjutnya menghitung skor total untuk keseluruhan aktivitas guru dengan cara menjumlahkan skor total untuk tiap aktivitas guru (T1+T2+T3+…Tn). 3) Membandingkan skor total keseluruhan aktivitas guru dengan skor ideal.

Yang dimaksud skor ideal dalam hal ini adalah skor total jika seluruh observer memberikan skor 1 untuk setiap aktivitas. Sehingga apabila terdapat 4 orang observer dan misalnya 17 aktivitas yang diamati, maka skor idealnya sebesar 68 (4x17).

4) Mentransformasikan perbandingan tersebut ke dalam bentuk persentase, dan memberikan interpretasi berdasarkan kriteria berikut:

Tabel 3.9. Kategori Keterlaksanaan Model (KM)

KM (%) Kriteria

KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana

Hampir setengah kegiatan terlaksana KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

Hampir seluruh kegiatan terlaksana KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

(Arman, 2014)

Teknik analisis data hasil observasi aktivitas guru di atas juga berlaku untuk data hasil observasi aktivitas siswa. Persentase yang diperoleh kemudian dijadikan sebagai acuan terhadap kelebihan dan kekurangan selama kegiatan pembelajaran berlangsung agar guru dapat melakukan pembelajaran lebih baik pada seri pembelajaran selanjutnya.

d. Hubungan antara Konsistensi Konsepsi dengan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa

Untuk mengetahui hubungan antara konsistensi konsepsi dan kemampuan aplikasi konsep siswa, maka dilakukan langkah-langkah analisis statistik sebagai berikut.


(3)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Menentukan hipotesis statistik:

Ho: ρxy = 0 Ha: ρxy≠ 0

2) Menentukan koefisien korelasi (r) dengan menggunakan Pearson Product Moment:

(3.7) (Arikunto, 2009) 3) Menentukan besarnya sumbangan (kontribusi) variabel konsistensi konsepsi terhadap kemampuan aplikasi konsep siswa (KP) dengan menggunakan rumus:

(3.8) 4) Menguji signifikansi pada tingkat kesalahan 5% atau tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan statistik parametris jika data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen, atau menggunakan statistik nonparametris jika data yang dianalisis berdistribusi tidak normal dan tidak homogen.

5) Menyimpulkan hubungan antara konsistensi konsepsi dengan kemampuan aplikasi konsep siswa.

e. Data Skala Sikap

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa skala sikap ini menggambarkan sikap atau tanggapan siswa terkait penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif. Data yang diperoleh dari lembar skala sikap dianalisis secara statistik deskriptif dengan cara dihitung persentasenya menggunakan rumus sebagai berikut:

(3.9) Keterangan:

T = % siswa yang memilih respon tertentu (bisa SS, S, TS, ataupun STS) J = jumlah siswa yang memilih respon tertentu

N = jumlah siswa

2 2 2 2

( )( )

( ) ( )

xy

N XY X Y

r

N X X N Y Y

    

         

   

2

100% KPr x


(4)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persentase jumlah siswa dengan respon tertentu yang diperoleh dari persamaan di atas, selanjutnya dikategorisasi kedalam beberapa kriteria berdasarkan acuan berikut.

Tabel 3.10. Kategori Persentase Siswa Dengan Alternatif Respon Tertentu

T (%) Kriteria

T = 0 Tak satu responden 0 < T < 25 Sebagian kecil responden

25 ≤ T < 50 Hampir setengah responden

T = 50 Setengah responden 50 < T < 75 Sebagian besar responden

75 ≤ T < 100 Hampir seluruh responden

T = 100 Seluruh responden


(5)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB VI

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan temuan-temuan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsistensi konsepsi siswa pada materi tekanan berada pada level cukup konsisten sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif.

2. Peningkatan kemampuan aplikasi konsep siswa pada materi tekanan berada pada kategori sedang sebagai efek penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara capaian konsistensi konsepsi dengan kemampuan aplikasi konsep siswa setelah diterapkannya strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif.

4. Penerapan Strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan mendapatkan tanggapan yang positif dari hampir seluruh siswa. Hampir seluruh siswa senang dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Mereka setuju bahwa penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif pada materi tekanan merupakan cara pembelajaran yang baru, mempermudah dalam memahami konsep dan memfasilitasi mereka untuk mengubah konsepsi-konsepsi yang keliru, memfasilitasi mereka untuk menerapkan konsep yang dipelajari, berkomunikasi, dan bekerja sama, serta adanya penyajian beberapa permasalahan dalam pembelajaran dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap konsep yang dipelajari.


(6)

Irpan Maulana, 2015

Pengaruh Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe, Discuss, Explain (PDEODE) Dalam Pembelajaran Generatif Terhadap Konsistensi Konsepsi Dan Peningkatan Kemampuan Aplikasi Konsep Siswa Smp Pada Materi Tekanan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

1. Penerapan strategi PDEODE dalam pembelajaran generatif bisa dijadikan alternatif pilihan dalam rangka menanamkan konsistensi konsepsi dan meningkatkan kemampuan aplikasi konsep siswa. Namun demikian, capaian dalam penelitian ini kiranya masih bisa lebih ditingkatkan melalui penyempurnaan treatment yang diterapkan.

2. Penelitian ini hanya terfokus pada tingkat konsistensi konsepsi siswa dengan hanya memperhitungkan jumlah jawaban benar siswa. Adapun jawaban siswa yang keliru tidak ditinjau lebih jauh, apakah karena konsepsinya yang keliru atau siswa memang sama sekali tidak tahu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang bisa mengakomodir keterbatasan tersebut.

3. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran yang spesifik terhadap keterampilan siswa dalam memprediksi, berdiskusi, melakukan eksplanasi, serta mengobservasi. Oleh karena itu, bisa dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan penilaian kinerja supaya beberapa keterampilan tersebut dapat terukur.


Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA PEMAHAMAN KONSEP MATERI BUFFER DAN HIDROLISIS KELAS XI SMAN 1 KAYEN PATI

7 42 199

Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

3 12 218

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) DENGAN MENGGUNAKAN PRAKTIKUM PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF DAN MENGETAHUI PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP.

11 35 55

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) DENGAN ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DAN PDEODE DENGAN PENILAIAN KONVENSIONAL PADA MATERI PELUANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XII SMK SE-

0 0 8

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) DENGAN ASSESSMENT FOR LEARNING DAN PDEODE DENGAN PENILAIAN KONVENSIONAL PADA MATERI PELUANG DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XII SMK | Lestari

0 2 12

PROMOTING STUDENTS’ CONCEPTUAL CHANGE ON THE CONCEPT OF ECOSYSTEM THROUGH PDEODE (PREDICT-DISCUSS-OBSERVE-EXPLAIN-DISCUSS-EXPLAIN) TEACHING STRATEGY

0 1 9

REMEDIASI MISKONSEPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN ( PDEODE) BERBANTU PhET SIMULATION PADA MATERI FLUIDA - Raden Intan Repository

0 6 160

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (Predict-Discuss-Explain- Observe-Discuss-Explain) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA ARTIKEL ILMIAH PESERTA DIDIK KELAS X DI SMAN 13 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 106

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF STRATEGI PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOKANEGARA

0 1 16

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS-EXPLAIN) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGDADAP - repository perpustakaan

0 3 14