LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI INKUBATOR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MAN 1 Lingkungan Sekolah Sebagai Inkubator Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di MAN 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI INKUBATOR DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MAN 1
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh:
Indah Kurniasari
NIM: G000110116
NIRM: 11/X/02.2.1/0981

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

Lingkungan Sekolah sebagai Inkubator Belajar dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di MAN 1 Surakarta

Oleh:
Indah Kurniasari
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan implementasi lingkungan
sekolah sebagai inkubator belajar dalam pembelajaran PAI dan 2)
mendeskripsikan hambatan yang muncul dalam implementasi lingkungan sekolah
sebagai inkubator belajar dan usaha untuk mengatasinya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru PAI dan siswa MAN 1
Surakarta. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses analisis data meliputi
pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion / verification).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi lingkungan sekolah
sebagai inkubator belajar dalam pembelajaran PAI di MAN 1 Surakarta adalah
melalui pengelolaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, sarana belajar,
dan sasaran belajar. Lingkungan sebagai incubator learning adalah: 1)
memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan, 2) memberikan
pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak
verbalistik. 3) karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka

benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
Hambatan yang muncul dalam implementasi lingkungan sekolah sebagai
inkubator pembelajaran PAI adalah kendala karakteristik input siswa dengan
kemampuan intelejensi yang beragam dan kendala sulitnya pengawasan dan
tindak lanjut. Untuk mengatasi kondisi ini guru dapat mengembangkan inovasinya
sehingga guru dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih menarik dan
kreatif.
Kata kunci: lingkungan, inkubator, belajar, PAI

ruangan

A. Pendahuluan
Secara
merupakan

istilah,

inkubator

sebuah


perangkat

supaya

suhu

tetap

konstan /stabil. 2
Terkait

dengan

dunia

yang memungkinkan mengontrol

pendidikan, lingkungan sekolah


kondisi lingkungan, seperti suhu

sebagai

dan kelembaban. Dalam biologi,

merupakan

adalah

inkubator

alat

yang

inkubator

belajar


metafora

artinya

lingkungan sebagai sarana yang

digunakan untuk tumbuh dan

sesuai

memelihara budaya mikrobiologi

memperoleh ilmu pengetahuan

atau

yang sesuai dengan kondisi /

kultur


sel.

Inkubator

bagi

siswa

untuk

mempertahankan suhu optimal,

karakteristiknya.

kelembaban

lingkungan sekolah terdapat guru,

dan


kondisi

lain

Di

dalam

seperti karbon dioksida (CO2) dan

siswa,

kandungan oksigen dari atmosfer

prasarana, dan peraturan yang

di dalam tabung ruang isolett.1

berlaku


Dalam

terciptanya kondisi „stabil‟ bagi

dunia

kedokteran,

metode, media, sarana

yang

memungkinkan

inkubator bayi merupakan salah

siswa

satu alat medis yang berfungsi


kemampuannya.

untuk

melaksanakan

menjaga

suhu

sebuah

untuk

dengan
(meaningful

mengembangkan
Siswa


dapat

pembelajaran

lebih

bermakna

learning)

dalam

1

Bidang Inkubasi dan Alih
Teknologi Pusat Inovasi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), DRAFT
Panduan Inkubator Teknologi LIPI (Jakarta:
LIPI, 2014).


2

Jeffrey P. Baker, The Incubator and
the Medical Discovery of the Premature
Infant, (Journal of Perinatology 2000;
5:321–328.

lingkungan sekolah.3 Lingkungan

lingkungan

sekolah dalam hal ini adalah

sebagai sasaran belajar, sumber

lingkungan

fisik

dan

belajar, maupun sarana belajar

Lingkungan

fisik

antara

psikis.
lain

PAI.

dapat

berfungsi

Pembelajaran

PAI

gedung sekolah, sarana prasarana,

diharapkan

dapat

dan media. Lingkungan psikis

mengembangkan

aspek

antara

dukungan

pengetahuan, keterampilan dan

kompetensi guru, motivasi dan

sikap secara optimal. Guru PAI

kemampuan

dalam hal ini berperan sebagai

lain

adalah

kognitif

atau

kecerdasan siswa.

organisator,

Pembelajaran PAI dengan
memanfaatkan
sekolah

sebagai

merupakan
untuk

cara

dan

motivator.4

lingkungan

Berdasarkan hasil observasi

inkubator

awal yang dilakukan peneliti di

yang

memusatkan

fasilitator,

efektif

perhatian

MAN 1 Surakarta,5 perwujudan
lingkungan

sekolah

sebagai
pada

siswa pada saat berlangsungnya

inkubator

belajar

proses

pembelajaran

PAI

pembelajaran,

menekankan

mengkonkretkan informasi dan

keterlibatan

merupakan sarana belajar yang

pembelajaran

tidak ada habisnya. Lingkungan

menekankan pada proses, yaitu

mempunyai peran penting dalam

pembelajaran

proses pembelajaran PAI karena

3

Jeffrey P. Baker

4

siswa

berupa

yang

yang

lebih

menekankan

Poedjonoegroho.
Pendidikan
Berbasis Kompetensi Itu Berbasis “Cura
Personal” (Kompas, 20 Februari 2012).
5
Pra Observasi di MAN 1 Surakarta,
Senin 8 Desember 2014.

keterlibatan siswa aktif baik fisik

merupakan

maupun

dengan

dipelajari/diajarkan kepada anak,

melakukan serangkaian kegiatan

atau lingkungan sebagai sasaran

eksplorasi, diskusi, atau kegiatan

belajar bagi siswa. Lingkungan

lain

sebagai sumber belajar

mentalnya,

dengan

memanfaatkan

objek

untuk

artinya

lingkungan sekolah dalam proses

beberapa sumber belajar misalnya

pembelajaran. Dengan demikian

guru, buku-buku, laboratorium PAI,

dalam proses pembelajaran PAI

tenaga ahli, lingkungan sekitar dan

siswa

sebagainya

betul-betul

mendapatkan

pengalaman nyata.

Peneliti

merupakan

sumber

belajar yang tak habis-habisnya

tertarik

untuk

memberikan

pengetahuan

bagi

melakukan penelitian di MAN 1

siswa. Lingkungan sebagai sarana

Surakarta karena sebagai sekolah

belajar artinya setiap proses belajar

yang

Islam,

memerlukan sarana belajar, misal

MAN 1 Surakarta melakukan

ruang kelas dengan perabotnya,

berbasis

Agama

langkah-langkah khusus dalam
pembelajaran Agama Islam yaitu
menciptakan proses pembelajaran
PAI

yang

dapat

belajar, maupun sebagai sarana
Lingkungan

sasaran

belajar

sesuatu

di

sebagai

artinya

sekitar

segala

siswa

itu

dengan

perlengkapannya, perpustakaan dan
sebagainya.

Berdasarkan latar belakang

digunakan

sebagai sasaran belajar, sumber

belajar.

laboratorium

masalah yang diuraikan di atas,
maka dalam penelitian ini penulis
merumuskan permasalahan yaitu:
(1)

Bagaimana

lingkungan

implementasi

sekolah

sebagai

inkubator

belajar

dalam

karakteristiknya.

Siswa

dapat

pembelajaran PAI?; (2) Hambatan

melaksanakan

apa saja yang muncul dalam

dengan

implementasi lingkungan sekolah

(meaningful

learning)

dalam

sebagai inkubator belajar dan

lingkungan

sekolah.6

Dalam

bagaimana

konteks itu, siswa perlu mengerti

usaha

untuk

mengatasinya?

apa

Berdasarkan istilah asalnya,
inkubator

(buka

hangat

atau

isolett) adalah suatu alat yang

pembelajaran

lebih

makna

bermakna

belajar,

apa

manfaatnya, dalam status apa
mereka

dan

bagaimana

mencapainya.7

digunakan untuk mempertahankan

Penggunaan

lingkungan

kondisi lingkungan yang sesuai

sebagai sumber belajar sering

untuk bayi yang baru lahir. Hal ini

membuat anak merasa senang

digunakan

kelahiran

dalam belajar. Belajar dengan

prematur atau untuk beberapa

menggunakan lingkungan sekolah

bayi

rentan

bisa di dalam ataupun di luar

penyakit. Terkait dengan dunia

kelas. Bahan dari lingkungan

pendidikan, lingkungan sekolah

sekitar juga dapat dibawa ke

sebagai inkubator belajar artinya

ruang kelas untuk menghemat

lingkungan sebagai sarana yang

biaya dan waktu. Pemanfaatan

sesuai

dalam

baru

lahir

bagi

yang

siswa

untuk

memperoleh ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan kondisi /

6

Yuni Wibowo, Pemanfaatan
Lingkungan dalam Pembelajaran, (Jurnal
PPM, November 2010)
7
Elaine B. Johnson, Contextual
Teaching and Learning, Penerjemah: Ibnu
Setiawan, (Bandung: Mizan Learning
Center, 2009), halm. 32.

lingkungan

dapat

pembelajaran PAI seperti CD

mengembangkan

sejumlah

interaktif, LCD proyektor, boneka

ketrampilan

mencatat,

untuk praktik memandikan dan

pertanyaan,

solat jenazah, dan peralatan solat

membuat

dan tilawati lengkap. Pelaksanaan

tulisan dan membuat gambar atau

laboratorium by utilization adalah

diagram

lingkungan

sekitar

harus

dioptimalkan

sebagai

media

seperti

merumuskan
menyusun

hipotesis,

dengan

menggunakan

seluruh indera.
Aplikasi lingkungan sekolah

dalam pembelajaran dan lebih dari

sebagai inkubator dalam kegiatan

itu dapat dijadikan sumber belajar

pembelajaran adalah lingkungan

bagi para siswa.9 Pelaksanaan

sekolah

sebagai

wujud

dalam pembelajaran PAI adalah

yang

didesain

melalui kerja lapangan. Cara ini

(laboratorium by design) dan

lebih bermakna disebabkan para

laboratorium

yang

siswa

(laboratorium

by

laboratorium

digunakan
utilization).8

dan

keadaan

dengan
yang

by

sebenarnya secara alami, sehingga

design dalam pembelajaran PAI

lebih nyata, lebih faktual dan

Pelaksanaan

laboratorium

peristiwa

dihadapkan

adalah bahwa pembelajaran PAI
dilaksanakan di ruangan tersendiri
yang menyediakan media, sarana
prasarana
8

khusus

Yuni Wibowo, Pemanfaatan
Lingkungan dalam Pembelajaran.

untuk

9

NHS R&D North-west Community,
Creative
Learning
Incubator,
http://www.artscouncil.org.uk/publication_a
rchive/arts-in-health-a-review-of-themedical-literature

kebenarannya

lebih

dapat

dipertanggungjawabkan.10
Hasil

dari

belajar akan mendorong pada
penghayatan

nilai-nilai

atau

penerapan

aspek-aspek kehidupan yang ada

incubator learning adalah: 1)

di lingkungannya. Kesadaran akan

semakin memperkaya wawasan

pentingnya

lingkungan

dalam

dan pengetahuan siswa karena

kehidupan

ditanamkan

pada

mereka belajar tidak terbatas oleh

siswa; 4) Pemanfaatan lingkungan

ruang dan waktu. Selain itu

menumbuhkan aktivitas belajar

diharapkan kebenarannya lebih

siswa (learning activities) yang

akurat,

lebih meningkat.11

sebab

siswa

dapat

mengalami secara langsung dan
dapat

mengoptimalkan

panca

inderanya

potensi
untuk

berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut;

2)

lingkungan

B. Metode Penelitian

Penggunaan

Jenis penelitian ini adalah

memungkinkan

penelitian

terjadinya proses belajar yang

research)

lebih

(meaningfull

kualitatif. Subjek penelitian ini

learning) sebab siswa dihadapkan

adalah guru PAI dan siswa kelas

dengan keadaan dan situasi yang

X MAN 1 Surakarta. Sedangkan

sebenarnya;

3)

objek peneliti ini Lingkungan

lingkungan

sebagai

bermakna

Penggunaan
sumber

Yuni Wibowo, Pemanfaatan
Lingkungan dalam Pembelajaran

dengan

(field

pendekatan

Sekolah Sebagai Inkubator Dalam
11

10

lapangan

Anna Bergek and Charlotte
Norrman, Incubator best practice: A
framework, Technovation, (28), 1-2, 20-28

Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di MAN 1 Surakarta Tahun

C. Hasil Penelitian dan
Pembahasan
Lingkungan sekolah sebagai

Pelajaran 2014/2015. Data dalam
penelitian
dengan

ini

dikumpulkan

menggunakan

observasi,

inkubator

pembelajaran

metode

Pendidikan Agama Islam (PAI) di

dan

MAN 1 Surakarta terdiri 2 (dua)

wawancara,

macam

dokumentasi.
Proses analisa data yang

lingkungan

lingkungan

sekolah

fisik

yaitu
dan

penulis lakukan dimulai dengan

lingkungan non-fisik. Lingkungan

menelaah

dari

sekitar mempunyai peran penting

berbagai sumber (wawancara dan

dalam proses pembelajaran PAI

pengamatan) yang dilakukan di

karena

MAN 1 Surakarta tentang proses

berfungsi sebagai sasaran belajar,

pembelajaran PAI di MAN 1

sumber belajar, maupun sarana

Surakarta. Setelah data terkumpul

belajar.

dan

seluruh

dipelajari

data

maka

lingkungan

Pelaksanaan

langkah

dapat

lingkungan

selanjutnya adalah mereduksi data

sekolah sebagai sumber belajar

dan membuang data yang tidak

dalam

perlu.

PAI

Tahap

terakhir

adalah

inkubator
adalah

pembelajaran

mengoptimalkan

penyajian data yang kemudian

ruangan kelas, laboratorium PAI,

dilakukan penarikan kesimpulan.

dan halaman sekolah sebagai
sumber belajar untuk digali dan
dimanfaatkan

sehingga

siswa

dapat

mencapai

pembelajaran

bermakna (meaningful learning).
Pelaksanaan

lingkungan

pembelajaran

PAI,

lingkungan

sekolah berfungsi sebagai tempat
keteladanan dan attitude bagi

sekolah sebagai sarana belajar

siswa

dalam

pembelajaran

mengamalkan nilai – nilai yang

PAI dilakukan dengan pemilihan

diajarkan pada pembelajaran PAI.

sumber

Terdapat 2 (dua) faktor yang

inkubator

belajar,

media

untuk

pembelajaran, dan materi ajar PAI

mempengaruhi

MAN

lingkungan

1

Surakarta

yang

memahami,

implementasi
sekolah

sebagai

berdasarkan kurikulum 2013 yang

inkubator belajar di MAN 1

berlaku,

program

tahunan,

Surakarta yaitu faktor pendukung

program

semester,

panduan

dan faktor penghambat (kendala).

silabus

Faktor pendukung adalah adanya

buku-buku

dukungan dari dari dalam diri

pengembangan
pembelajaran,
cetak

yang

dan

relevan,

yang

siswa (motivasi), dukungan dari

disesuaikan dengan karakteristik

sekolah, dan dukungan keluarga.

siswa.

Sedangkan

faktor

penghambat

Lingkungan sekolah sebagai

atau kendala yang muncul yaitu

sasaran belajar utamanya pada

kendala input tingkat intelejensi

lingkungan non fisik yaitu norma,

yang beragam, minat baca siswa

aturan dan pembiasaan nilai -

yang rendah, dan luasnya area

nilai kehidupan yang terlaksana

MAN 1 Surakarta yang kadang-

di sekolah itu. Sebagai inkubator

kadang menyulitkan guru untuk
melakukan pengawasan.
Penelitian

Penelitian
dilaksanakan

Wibowo

yang
Northwest

oleh

Health Forum (NHS) Education
berjudul

“Creative

menunjukkan bahwa lingkungan

Research

sekolah dengan sumber-sumber

Learning

yang

menjalin

menunjukkan bahwa keterlibatan

daripada

secara

fisik maupun mentalnya yaitu

Keuntungan

yang

dengan melakukan serangkaian

diperoleh adalah belajar menjadi

kegiatan eksplorasi, percobaan,

lebih

atau diskusi untuk memecahkan

konkrit

lebih

keberhasilan
abstrak.

produktif

memberikan

serta

dapat

pengalaman

Incubator”

permasalahan

di

lingkungan

langsung kepada siswa karena

sekitar.

Kondisi

sumber-sumber

memungkinkan

mampu

yang

pembelajaran

yang

konkrit

tersebut

menyajikan

kondisi

mendapatkan pengalaman nyata,

siswa

belajar lebih alami. Alam sekitar

sehingga

atau

menjadi lebih optimal, selanjutnya

laboratorium

digunakan

sebagai

dapat
tempat

hasil

proses

belajarnya

eksplorasi obyek dan gejala alam

menjadi

serta

bermakna.

tempat

pengembangan

kreatifitas siswa. Dalam hal ini
siswa

harus

berperan

pembelajaran

Maka

lebih

diharapkan
baik,

dapat

lebih

ditarik

aktif

kesimpulan, lingkungan sebagai

sedangkan guru berperan diantara

incubator learning adalah: 1)

siswa dan obyek belajar.

memanfaatkan benda-benda yang

telah

ada

di

lingkungan,

2)

siswa, siswa dapat berinteraksi

memberikan pengalaman yang riil

secara langsung dengan benda,

kepada siswa, pelajaran menjadi

lokasi

lebih

terhindar

sesungguhnya secara alamiah. 6)

verbalistik. 3) karena benda-benda

lebih komunikatif, sebab benda

tersebut berasal dari lingkungan

dan

siswa, maka benda-benda tersebut

lingkungan siswa biasanya mudah

akan sesuai dengan karakteristik

dicerna oleh siswa, dibandingkan

dan kebutuhan siswa. Hal ini juga

dengan

sesuai

dikemas.

konkrit,

dengan

konsep

pembelajaran

atau

peristiwa

Learning).

4)

sumber

ada

belajar

di

yang

D. Kesimpulan dan Saran

pelajaran lebih aplikatif, materi

melalui

yang

kontektual

(Contextual

belajar

peristiwa

yang

diperoleh

penelitian

ini

dari

adalah

bahwa

sebagai

implementasi lingkungan sekolah

kemungkinan

sebagai inkubator belajar dalam

besar akan dapat diaplikasikan

pembelajaran PAI di MAN 1

langsung karena siswa akan sering

Surakarta

menemui

atau

pengelolaan lingkungan sekolah

peristiwa serupa dalam kehidupan

sebagai sumber belajar, sarana

sehari-hari, 5) lingkungan sebagai

belajar,

sumber

Lingkungan

sumber

lingkungan

siswa

Kesimpulan

belajar

benda-benda

belajar

pengalaman

memberikan

langsung

kepada

adalah

dan

sasaran
sebagai

melalui

belajar.
incubator

learning adalah: 1) memanfaatkan

Maka disarankan kepada

benda-benda yang telah ada di
lingkungan,

2)

pengalaman

yang

memberikan

siswa, supaya lebih optimal dan

riil

termotivasi dalam memanfaatkan

kepada

siswa, pelajaran menjadi konkrit,

incubator

terhindar verbalistik. 3) karena

menghasilkan prestasi

benda-benda tersebut berasal dari

output yang tinggi dan masalah

lingkungan siswa, maka benda-

input rendah dapat teratasi. Dan

benda tersebut akan sesuai dengan

kepada guru, hendaknya turut

karakteristik dan kebutuhan siswa.

berpartisipasi memberikan saran

Hambatan yang muncul

yang

learning

relevan

sehingga
maupun

dalam

proses

dalam implementasi lingkungan

rekruitmen siswa sehingga potensi

sekolah

siswa yang mendaftar di MAN 1

sebagai

inkubator

pembelajaran PAI adalah kendala

Surakarta

karakteristik input siswa dengan

hambatan rendahnya input siswa

kemampuan

yang

dapat diatasi. Dan kepada kepala

beragam dan kendala sulitnya

sekolah, hendaknya melakukan

pengawasan dan tindak lanjut.

koordinasi intensif dengan guru

Untuk mengatasi kondisi ini guru

terkait

dapat mengembangkan inovasinya

pembelajaran sehingga hambatan

sehingga guru dapat melakukan

pengawasan, tidak lanjut, dan

proses pembelajaran dengan lebih

rendahnya

menarik dan kreatif.

diatasi.

intelejensi

lebih

tergali

pengawasan

input

dan

kegiatan

siswa

dapat

E. Daftar Pustaka
Ahern, R. 1999. Apllying Inquirybased and cooperative
Group
Learning
Strategies to Promote
Students‟ Achievement.
Jurnal
Of
College
Science Teaching. XVIII
(3): 207.
Baker, Jeffrey P. The Incubator and
the Medical Discovery of
the Premature Infant,
Journal of Perinatology
2000; 5:321–328.
Bergek,

Anna
and
Charlotte
Norrman, Incubator best
practice: A framework,
Technovation, (28), 1-2,
20-28.

Bidang Inkubasi dan Alih Teknologi
Pusat Inovasi Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia (LIPI). 2014.
DRAFT
Panduan
Inkubator
Teknologi
LIPI.
Depdiknas.

2006.
Peningkatan
Kualitas Pembelajaran.
Jakarta: Depdiknas Dtjen
Dikti

Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran
Agama Islam Berbasis
PAIKEM.
Semarang:
Rasail.
Johnson, Elaine B. 2009. Contextual
teaching and learning.
Penerjemah:
Ibnu
Setiawan.
Bandung:
Mizan Learning Center.

Poedjonoegroho,
B.
Pendidikan
Berbasis Kompetensi Itu
Berbasis “Cura Personal”
Kompas, 20 Februari
2012.

Semiawan, Conny. 2013. Belajar
dan pembelajaran dalam
Taraf
Usia
Dini
(Pendidikan Prasekolah
dan Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenhallindo.
Wibowo, Yuni. 2010. Pemanfaatan
Lingkungan
dalam
Pembelajaran.
Jurnal
PPM, November 2010.
Daradjat, Zakiah, dkk. 2008. Ilmu
Pendidikan
Islam.
Jakarta: Bumi Aksara.
MA,

Abudinata. 1997. Filsafat
Pendidikan
Islam.
Jakarta: Logos wacana
Ilmu.

Syarif Hidayat, Definisi Lingkungan,
Diunduh
dari
http://dandyadventures.bl
ogspot.com/2011/11/defi
nisi-lingkungan.html.

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PENGEMBANGAN SIFAT-SIFAT RASUL DALAM HIDUP SEHARI-HARI PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PERCOBAAN 1 MALANG)

0 3 24

Peran Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di MAN 4 Jakarta

4 25 148

KREATIVITAS GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Meranti Senen Jakarta Pusat

0 10 114

PENDIDIKAN DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Ade Imelda Frimayanti, M.Pd.I Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Lampung ABSTRACT - View of Pedidikan Demokrasi dalam Pendidikan Agama Islam

0 0 19

A. Profesionalitas guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Kauman Tulungagung - UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS DI SMAN 1 KAUMAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 KOTA BESI KOTAWARINGIN TIMUR

0 0 109

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIKULTURAL; Tinjauan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

0 0 21

PENDIDIKAN ISLAM DI TENGAH MASYARAKAT MULTI-ETNIK: Mendesain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi

0 0 16

NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM Sri Mawarti Pengawas Sekolah di Kota Pekanbaru puslit.lppmuin-suska.ac.id Abstrak - NILAI-NILAI PENDIDIKAN TOLERANSI DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM

1 1 21

Library Tour Sebagai Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Di MAN 1 Kota Bandung Library Tour as Implementation Measure of School Literacy in MAN 1 Bandung

0 0 24