UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY YANG BERORIENTASI PADA PENDEKATAN INVESTIGASI PADA MATERI FUNGSI DI KELAS VIII SMP N 1 PS TUAN TAHUN AJARAN 2014/2015.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TWO STAY TWO STRAY YANG BERORIENTASI PADA PENDEKATAN INVESTIGASI PADA MATERI
FUNGSI DI KELAS VIII SMP N 1 PS TUAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh:
Efra Yantina Sinaga 4103111022
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
(2)
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray yang Berorientasi pada Pendekatan Investigasi pada Materi Fungsi di Kelas VIII SMP N 1 PS Tuan Tahun Ajaran 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran - saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Ibu Dra. Nurliani Manurung, M.Pd, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, dan Bapak Drs.Zul Amry, M.Si, Ph.D, yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Hj. Arwidah Parinduri, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Ibu Riefni Diana Lubis, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematik di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah membantu selama penelitian. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada yang terkasih Ibunda M. Simarmata yang setia berdoa dan memberikan dukungan material serta spiritual yang tak ternilai harganya hingga penulis bisa memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Buat abangku Jonson Sinaga dan Lerman
(3)
v
Sinaga, kakak saya Rismauli Sinaga, Eliana Sinaga, Rentaida Sinaga, dan adik saya Roby Hardiansah Sinaga, dan juga buat eda dan abang ipar saya terima kasih atas dukungan material, jasa, doa, dan semangat yang kalian selalu berikan buat saya, saya beruntung memiliki keluarga sehebat kalian.
Terima kasih juga untuk Anita, Asri Sihotang, Astika Laras Hutagaol, Bethesda Butarbutar, Elisabeth Gultom, Ernika Samosir, Novi Simbolon, Sefta Hutauruk, Eka Denny, Bobby Robson, Afifah Zahra, Syahmidun, dan semua rekan seperjuangan di Kelas Matematika Reguler A 2010 yang telah memberikan semangat dan motivasi selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, November 2014
Penulis,
(4)
iii
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TWO STAY TWO STRAY YANG BERORIENTASI PADA PENDEKATAN INVESTIGASI PADA MATERI
FUNGSI DI KELAS VIII SMP N 1 PS TUAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Efra Yantina Sinaga (NIM. 4103111022) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan penalaran matematika siswa dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi pada materi fungsi di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 PS Tuan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 35 siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 PS Tuan. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi pada materi fungsi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes.
Berdasarkan hasil tes diagnostik awal diperoleh kemampuan penalaran matematika siswa masih rendah. Hal ini tampak dari persentase siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek analogi sebesar 40% (sangat rendah), pada aspek generalisasi sebesar 45,71% (rendah), pada aspek modus ponens sebesar 71,42% (sedang), pada aspek modus tollens sebesar 31,42% (sangat rendah), pada aspek silogisme dengan prinsip persamaan sebesar 54,28% (rendah), dan pada aspek silogisme dengan prinsip perbedaan sebesar 20% (sangat rendah).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat peningkatan jumlah siswa pada setiap aspek penalaran matematika setelah siklus II dilaksanakan. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi menunjukkan persentase jumlah siswa yang menguasai kemampuan penalaran matematika pada aspek analogi sebesar 77,14% dengan kategori sedang, pada aspek generalisasi sebesar 57,14% dengan kategori rendah, pada aspek modus ponens sebesar 74,29% dengan kategori sedang, pada aspek modus tollens sebesar 42,86% dengan kategori rendah, pada aspek silogisme dengan prinsip persamaan sebesar 68,57% dengan kategori sedang, dan pada aspek silogisme dengan prinsip perbedaan sebesar 51,53% dengan kategori rendah. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh peningkatan jumlah siswa yang menguasai aspek analogi sebesar 82,86% dengan kategori sedang, pada aspek generalisasi sebesar 82,86% siswa dengan kategori sedang, pada aspek modus ponens sebesar 77,14% siswa dengan kategori sedang, pada aspek modus tollens sebesar 82,86% siswa dengan kategori sedang, pada aspek silogisme dengan prinsip persamaan sebesar 80% siswa dengan kategori sedang, dan pada aspek silogisme dengan prinsip perbedaan sebesar 71,43% siswa dengan kategori sedang. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I, diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru termasuk kategori cukup dengan nilai 73,72 dan meningkat menjadi kategori baik dengan nilai 83,09 pada siklus II.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematika siswa meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi pada materi fungsi di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A. 2014/2015.
(5)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 7
2.1.1. Pembelajaran Penalaran Matematika 7
2.1.2. Penalaran Matematika 9
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 15
2.1.4. Pendekatan Investigasi 21
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
yang Berorientasi pada Pendekatan Investigasi 22
2.1.6. Fungsi 24
2.2. Penelitian yang Relevan 31
2.3. Kerangka Berfikir 31
(6)
vii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian 33
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 33
3.2.1. Subjek Penelitian 33
3.2.2. Objek Penelitian 33
3.3. Jenis Penelitian 33
3.4. Prosedur Penelitian 34
3.5. Instrumen Penelitian 42
3.6. Teknik Pengumpulan Data 43
3.6.1. Tes Diagnostik 43
3.6.2. Observasi 44
3.7. Kriteria Penilaian Hasil 44
3.7.1. Penilaian Hasil Tes 44
3.7.2. Penilaian Hasil Observasi 45
3.8. Indikator Keberhasilan 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian Siklus I 48
4.1.1. Permasalahan I 48
4.1.2. Pelaksanaan Tindakan I 50
4.1.3. Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika I 51
4.1.4. Hasil Observasi I 56
4.1.5. Hasil Refleksi Siklus I 57
4.2. Hasil Penelitian Siklus II 59
4.2.1. Permasalahan II 59
4.2.2. Pelaksanaan Tindakan II 59
4.2.3. Hasil Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika II 61
4.2.4. Hasil Observasi II 66
(7)
viii
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 67
4.3.1. Pembahasan Hasil Tes Diagnostik Penalaran Matematika 67 4.3.2. Pembahasan Hasil Observasi 70 4.3.3. Pembahasan Model Pembelajaran 72
4.4. Temuan Penelitian 81
4.5. Diskusi Penelitian 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 84
5.2. Saran 84
(8)
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 17 Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray 19
Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray yang Berorientasi pada
Pendekatan Investigasi 23
Tabel 3.1. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap 44 Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Observasi 45
Tabel 3.3. Indikator Keberhasilan 46
Tabel 3.4. Kategori Persentase Kemampuan Penalaran Matematika 47
Tabel 4.1. Persentase Siswa yang Mampu Mengerjakan Tes
Diagnostik Awal (Memperoleh Nilai ≥2,66) 50
Tabel 4.2. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan
Berdasarkan Aspek Analogi pada TDKP
Matematika I 52
Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Generalisasi Pada TDKP
Matematika I 53
Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Modus Ponens pada
TDKP Matematika I 53
Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Modus Tollens Pada
TDKP Matematika I 54
Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Silogisme dengan Prinsip Persamaan
pada TDKP Matematika I 55
Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Silogisme dengan Prinsip Perbedaan
pada TDKP Matematika I 56
Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Analogi Pada TDKP
Matematika II 62
Tabel 4.9. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Generalisasi Pada TDKP
(9)
xi
Tabel 4.10. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Modus Ponens Pada TDKP
Matematika II 63
Tabel 4.11. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Modus Tollens Pada TDKP
Matematika II 64
Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Silogisme dengan Prinsip Persamaan
pada TDKP Matematika II 65
Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Menarik Kesimpulan Berdasarkan Aspek Silogisme dengan Prinsip Perbedaan
pada TDKP Matematika II 65
Tabel 4.14. Tingkat Kemampuan Siswa yang Mengacu pada Pencapaian Indikator Keberhasilan Setelah Pemberian
Tindakan Siklus I 67
Tabel 4.15. Deskripsi Hasil Tingkat Kemampuan Setiap Aspek Penalaran Matematika Siswa pada Tes Diagnostik
Awal dan Siklus II 69
Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I
dan Siklus II 70
Tabel 4.17. Deskripsi Tindakan yang Dilakukan Guru pada Siklus I
dan Siklus II 73
(10)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Diagram Panah dengan Relasi “3 Kurangnya dari” 25
Gambar 2.2. Diagram Panah dengan Relasi “Kurang dari” 25
Gambar 2.3. Diagram Panah dengan Relasi “Setengah dari” 25
Gambar 2.4. Diagram Panah dari Himpunan A ke Himpunan B 26
Gambar 2.5. Diagram Panah dari P ke Q dengan Relasi
“Setengah dari” 27
Gambar 2.6. Grafik Fungsi � dari P ke Q dengan Relasi
“Setengah dari” 28
Gambar 2.7. Diagram Panah Fungsi � dari A ke B 29
Gambar 2.8. Grafik Fungsi � dengan Domain Bilangan Bulat 30
Gambar 2.9. Grafik Fungsi � dengan Domain Bilangan Real 30
(11)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I, Siklus I 87 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II, Siklus I 98 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I, Siklus II 106 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II, Siklus II 114
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 120
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 123
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 128
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 134
Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa I 138 Lampiran 10.Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa II 140 Lampiran 11.Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa III 144 Lampiran 12.Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa IV 150 Lampiran 13.Kisi-kisi Tes Diagnostik 154
Lampiran 14.Tes Diagnostik 155
Lampiran 15.Kunci Jawaban Tes Diagnostik 161 Lampiran 16.Tabulasi Nilai Tes Diagnostik 162 Lampiran 17.Lembar Observasi Awal Kegiatan Guru dalam Pembelajaran 164 Lampiran 18.Hasil Penilaian Observasi Awal Kegiatan Guru
dalam Pembelajaran 166
Lampiran 19.Kisi-kisi Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran
Matematika I 167
Lampiran 20.Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika I 168 Lampiran 21.Alternatif Penyelesaian dan Rubrik Penilaian
Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika I 171 Lampiran 22.Kisi-kisi Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran
Matematika II 174
Lampiran 23.Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika II 175 Lampiran 24.Alternatif Penyelesaian dan Rubrik Penilaian
Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran Matematika II 176 Lampiran 25.Lembar Validasi Tes Diagnostik Kemampuan
(12)
xiii
Lampiran 26.Lembar Validasi Tes Diagnostik Kemampuan
Penalaran Matematika II 183
Lampiran 27.Tabulasi Nilai Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran
Matematika I 186
Lampiran 28.Tabulasi Nilai Tes Diagnostik Kemampuan Penalaran
Matematika II 189
Lampiran 29.Kisi-Kisi Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 192 Lampiran 30.Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 193 Lampiran 31.Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 201 Lampiran 32.Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
pada Siklus I 209
Lampiran 33.Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
pada Siklus II 211
Lampiran 34.Daftar Anggota Kelompok Kooperatif Kelas VIII-4 213 Lampiran 35.Dokumentasi Penelitian 214
(13)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai ilmu dasar bagi pengembangan disiplin ilmu yang lain memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang potensial untuk diajarkan di seluruh jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, kritis dan sistematis serta kemampuan bekerja sama sehingga tercipta kualitas sumber daya manusia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Matematika pada dasarnya tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya. Dengan demikian, dapat dikatakan matematika itu berkenaan dengan gagasan berstruktur yang hubungan-hubungannya diatur secara logis. Ini berarti matematika bersifat abstrak, yaitu berkenaan dengan konsep-konsep abstrak dan penalarannya deduktif. Walaupun matematika menggunakan penalaran deduktif, proses berpikir juga kadang-kadang menggunakan penalaran induktif, intuisi, bahkan dengan coba-coba.
Sesuai dengan standar isi mata pelajaran matematika untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa salah satu tujuan mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa mampu menggunakan penalaran matematika. Ini menunjukkan pentingnya kemampuan penalaran matematika siswa SMP.
Penalaran adalah suatu proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan pada pernyataan yang telah dibuktikan (diasumsikan) kebenarannya. Wardhani (2010:19) menyatakan bahwa: “Jika ingin memiliki penalaran yang baik maka belajarlah matematika, dan bila ingin memahami matematika dengan baik maka pelajarilah matematika dengan menggunakan penalaran”. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa objek-objek matematika dipelajari melalui penalaran.
(14)
2
Kemampuan penalaran diperlukan dalam mengasah kemampuan pemahaman konsep maupun pemecahan masalah.
Depdiknas (dalam Shadiq, 2004:3) menyatakan bahwa: “Materi matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami melalui dan dilatihkan melalui belajar materi matematika”. Pola berpikir yang dikembangkan matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, dan kreatif. Kemampuan bernalar tidak hanya dibutuhkan siswa ketika mereka belajar matematika maupun mata pelajaran lainnya, namun sangat dibutuhkan setiap manusia di saat memecahkan masalah ataupun di saat menentukan keputusan.
Kemampuan penalaran siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menentukan hubungan-hubungan di antara beberapa pernyataan dan menarik suatu kesimpulan yang benar dari beberapa pernyataan tersebut. Namun kenyataannya, siswa belum bisa menentukan hubungan antara pernyataan yang satu dengan pernyataan lainnya sehingga ketika diminta menentukan kesimpulan dari beberapa pernyataan mereka tidak mampu. Seperti yang dikatakan Kunandar (2011:122) bahwa “Selama ini hasil pendidikan hanya tampak dari kemampuan peserta didik menghapal sejumlah fakta-fakta tanpa mengerti bagaimana hubungan antara fakta yang ada dengan kehidupan sehari-hari”. Hal ini berarti pengetahuan yang dimiliki oleh siswa hanya terbatas pada apa yang dihapalnya sehingga kemampuan bernalar yang seharusnya berkembang dalam diri siswa, menjadi tidak berkembang secara optimal.
Dari hasil survei peneliti (tanggal 16 Agustus 2014) berupa pemberian tes diagnostik kepada siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan menunjukkan bahwa secara klasikal 88,57% siswa kesulitan dalam menentukan kesimpulan dari beberapa pernyataan dalam bentuk penalaran berkaitan dengan materi pelajaran yang sudah dipelajari. Dari 35 siswa yang diberikan tes diagnostik yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan kesamaan dua fakta (aspek analogi) termasuk dalam kategori sangat rendah (40%), siswa yang mampu membuat kesimpulan umum dari beberapa pernyataan (aspek generalisasi)
(15)
3
termasuk dalam kategori rendah (45,71%), siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek modus ponens termasuk dalam kategori sedang (71,42%), siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek modus tollens termasuk dalam kategori sangat rendah (31,42%), siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek silogisme dengan prinsip persamaan termasuk kategori rendah (54,28%), siswa yang mampu menarik kesimpulan berdasarkan aspek silogisme dengan prinsip perbedaan termasuk dalam kategori sangat rendah (20%). Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan pada aspek-aspek penalaran matematika siswa kelas VIII-4 tersebut.
Rendahnya kemampuan penalaran matematika siswa tidak terlepas dari peran guru dalam mengelola pembelajaran. Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada 15 Agustus 2014 terhadap salah satu guru Matematika di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan, pembelajaran di kelas sudah menggunakan model pembelajaran kooperatif. Namun, pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan tidak sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan kegiatan belajar kelompok oleh siswa, tidak semua anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompoknya. Hanya beberapa siswa yang aktif dan mau menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru.
Guru juga kurang memotivasi siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan kelompok. Hal ini tampak ketika siswa diminta untuk bekerja dalam kelompok, guru hanya melihat pekerjaan dari satu dan dua kelompok saja dan tidak memberikan penghargaan pada kelompok yang sudah mempresentasikan hasil kerjanya. Dari hasil analisis data observasi yang telah dilakukan, aspek pengelolaan kelas berada pada nilai 37,5 yang berarti berada pada kategori sangat kurang dan secara keseluruhan nilai akhir pengamatan atau observasi adalah 65,625 yang berada pada kategori cukup. Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru masih kurang efektif.
Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Lie (2010:61) menyebutkan bahwa “Struktur Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya”. Dalam
(16)
4
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, siswa bekerja secara berkelompok seperti biasa. Setelah selesai, dua orang dari kelompok akan bertamu (stray) ke dua kelompok lainnya dan dua orang lagi tetap tinggal (stay) di kelompoknya. Siswa yang tinggal dilatih untuk memberikan informasi kepada anggota kelompok lain yang datang bertamu dan siswa yang bertamu akan melaporkan hasil temuannya dari kelompok lain kepada teman satu kelompoknya.
Dengan aktivitas berbagi informasi antarkelompok ini, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray menuntut siswa untuk menggunakan kemampuan bernalarnya, karena pada akhirnya setiap kelompok akan membandingkan hasil pekerjaannya dengan laporan temuan dari kelompok lain. Dalam membandingkan hasil pekerjaannya, siswa akan menggunakan penalarannya untuk menentukan hasil pekerjaan yang tepat.
Pendekatan investigasi merupakan suatu pendekatan yang berpusat pada siswa. Dalam pendekatan ini, Setiawan (2006: 7) menyatakan bahwa:
Dalam investigasi, siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih bermakna pada siswa. Dengan demikian investigasi merupakan pendekatan yang sangat berguna dalam pembelajaran matematika.
Oleh karena itu, dengan pendekatan investigasi selain siswa belajar matematika, mereka juga mendapatkan pengertian yang lebih bermakna tentang penggunaan matematika tersebut di berbagai bidang.
Dalam standar pembelajaran yang dikembangkan oleh NCTM (dalam Lidinillah, 2009: 14) dinyatakan bahwa “Investigasi matematika dianggap sebagai salah satu bentuk atau bagian dari pemecahan masalah serta untuk mengembangkan kemampuan penalaran matematis siswa”. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan investigasi tepat untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
Relasi dan fungsi merupakan salah satu pokok bahasan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII. Dalam mempelajari relasi dan fungsi siswa
(17)
5
tidak hanya dituntut mampu berhitung, tetapi juga dituntut mampu bernalar dan menggunakan penalarannya untuk menarik sebuah kesimpulan atau konsep.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray yang Berorientasi pada Pendekatan Investigasi Pada Materi Fungsi di Kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2014/2015”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan rendah.
2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran kelompok di dalam kelas.
3. Pemberian motivasi oleh guru kurang.
4. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan guru kurang efektif.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas serta mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, dana, dan waktu maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah rendahnya kemampuan penalaran matematika siswa dan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru yang masih kurang efektif.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan Investigasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa pada materi fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2014/2015?
(18)
6
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa
Sebagai suatu model pembelajaran yang dapat melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematikanya.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data dalam merumuskan suatu model pembelajaran yang tepat bagi siswa dan juga memperluas wawasan guru tentang model pembelajaran yang bervariasi guna meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
3. Bagi sekolah
Sebagai sebuah referensi baru tentang model pembelajaran yang dapat diterapkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. 4. Bagi Peneliti
Sebagai suatu pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.
(19)
84 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan pada materi fungsi, dimana peningkatan diperoleh setelah dilaksanakannya siklus II.
5.2. Saran
Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika, khususnya guru matematika SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan, diharapkan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa, dimana pada fase membimbing kelompok bekerja dan belajar, guru memberikan bimbingan secara menyeluruh (klasikal) untuk kesulitan yang dialami oleh semua kelompok dan lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan permasalahan yang kurang dipahami.
2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2014/2015.
(20)
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono, dan Supardi, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Akasara, Jakarta
Darhim, (Tanpa tahun), Teori Belajar Matematika (Bahan PLPG) (file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19550303 1980021-DARHIM/Makalah_Artikel/PLPG(TeoriBelajar).pdf)
(diakses 12 April 2014)
Herdian, (2010), Kemampuan Penalaran Matematis (http://herdy07.wordpress .com/2010/05/27/kemampuan-penalaran-matematis/) (diakses 24 Januari 2014)
Huda, Miftahul, (2011), COOPERATIVE LEARNING Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Isjoni, (2011), Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Pesada, Medan
Kemendikbud, (2014), Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 1, Kemendikbud, Jakarta.
Kunandar, (2011), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Lena, Natal, (2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TS–TS (Two Stay–Two Stray) Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Matematika Siswa, Skripsi, http://eprints.umm.ac.id/4634/1/ PENERAPAN_PEMBELAJARAN_KOOPERATIF_MODEL_T1.pdf. Lidinillah, Dindin Abdul Muiz, (2009), Paradigma Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Investigatif: Sebuah Kerangkat Teoritis (http://file.upi.edu/Direktori/KD-TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_ MUIZ_ LIDINILLAH _(KD- TASIKMALAYA) (diakses 12 April 2014) Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning
di Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta
Mundiri, (2012), Logika, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Nuharini, Dewi, dan Tri Wahyuni, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs, Pusat Perbukuan Depdiknas, Jakarta
(21)
86
Riyanto, Yatim, (2010), Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana, Jakarta
Sanjaya, Wina, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta
Setiawan (Eds.), (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi, Depdiknas PPPG Matematika Yogyakarta,
(http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP_Pendekatan_investigasi.pdf) (diakses 01 Mei 2014)
Shadiq, Fajar, (2004), Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi, Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar, Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta, 6 – 19 Agustus 2004.
Shadiq, Fadjar, (2009), Kemahiran Matematika, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan PPPPTK Matematika Yogyakarta, Yogyakarta
Shadiq. Fadjar, (2013), Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa Penting?(http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/ArtikelMatematika/Pe nalaran dengananalogi_fadjarshadiq.pdf) (diakses 24 April 2014)
Shadiq, Fadjar, dan Nur Amini Mustajab, (2011), Penerapan Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika di SD, PPPPTK Matematika, Yogyakarta Siahaan, S, dkk, 2010, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Yang
Berorientasi Pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Matematika Diskrit II, Unimed, Medan
Soekadijo, R.G, (1988), LOGIKA DASAR Tradisional, Simbolik, dan Induktif. PT Gramedia, Jakarta
Sumiati, dan Asra, (2007), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Pustaka Belajar, Yogyakarta
Trianto, (2012), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Wardhani, S, (2010), Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika Di SMP/MTs, PPPPTK Matematika, Yogyakarta
Wikipedia, (2014). Penalaran (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penalaran) (diakses 03 Mei 2014)
(22)
ii
RIWAYAT HIDUP
Efra Yantina Sinaga dilahirkan di Sidaji, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir pada tanggal 08 September 1992. Ayah bernama Nagauli Sinaga (Almarhum) dan Ibu bernama Manna Simarmata. Merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 173805 Simarmata, Kecamatan Simanindo, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Simanindo, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Pangururan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
(1)
tidak hanya dituntut mampu berhitung, tetapi juga dituntut mampu bernalar dan menggunakan penalarannya untuk menarik sebuah kesimpulan atau konsep.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray yang Berorientasi pada Pendekatan Investigasi Pada Materi Fungsi di Kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2014/2015”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan rendah.
2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran kelompok di dalam kelas.
3. Pemberian motivasi oleh guru kurang.
4. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan guru kurang efektif.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas serta mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, dana, dan waktu maka penelitian ini hanya dibatasi pada masalah rendahnya kemampuan penalaran matematika siswa dan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan oleh guru yang masih kurang efektif.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan Investigasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa pada materi fungsi di kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2014/2015?
(2)
6
1.5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa
Sebagai suatu model pembelajaran yang dapat melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematikanya.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data dalam merumuskan suatu model pembelajaran yang tepat bagi siswa dan juga memperluas wawasan guru tentang model pembelajaran yang bervariasi guna meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
3. Bagi sekolah
Sebagai sebuah referensi baru tentang model pembelajaran yang dapat diterapkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. 4. Bagi Peneliti
Sebagai suatu pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.
(3)
84 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan pada materi fungsi, dimana peningkatan diperoleh setelah dilaksanakannya siklus II.
5.2. Saran
Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika, khususnya guru matematika SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan, diharapkan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang berorientasi pada pendekatan investigasi sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa, dimana pada fase membimbing kelompok bekerja dan belajar, guru memberikan bimbingan secara menyeluruh (klasikal) untuk kesulitan yang dialami oleh semua kelompok dan lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan permasalahan yang kurang dipahami.
2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2014/2015.
(4)
85
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono, dan Supardi, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Akasara, Jakarta
Darhim, (Tanpa tahun), Teori Belajar Matematika (Bahan PLPG) (file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19550303 1980021-DARHIM/Makalah_Artikel/PLPG(TeoriBelajar).pdf)
(diakses 12 April 2014)
Herdian, (2010), Kemampuan Penalaran Matematis (http://herdy07.wordpress .com/2010/05/27/kemampuan-penalaran-matematis/) (diakses 24 Januari 2014)
Huda, Miftahul, (2011), COOPERATIVE LEARNING Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Isjoni, (2011), Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Alfabeta, Bandung
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Pesada, Medan
Kemendikbud, (2014), Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 1, Kemendikbud, Jakarta.
Kunandar, (2011), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Lena, Natal, (2011), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TS–TS (Two
Stay–Two Stray) Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan
Komunikasi Matematika Siswa, Skripsi, http://eprints.umm.ac.id/4634/1/ PENERAPAN_PEMBELAJARAN_KOOPERATIF_MODEL_T1.pdf. Lidinillah, Dindin Abdul Muiz, (2009), Paradigma Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Investigatif: Sebuah Kerangkat Teoritis (http://file.upi.edu/Direktori/KD-TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_ MUIZ_ LIDINILLAH _(KD- TASIKMALAYA) (diakses 12 April 2014) Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning
di Ruang-Ruang Kelas, Grasindo, Jakarta
Mundiri, (2012), Logika, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Nuharini, Dewi, dan Tri Wahyuni, (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya
(5)
Riyanto, Yatim, (2010), Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana, Jakarta
Sanjaya, Wina, (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta
Setiawan (Eds.), (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Investigasi, Depdiknas PPPG Matematika Yogyakarta,
(http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP_Pendekatan_investigasi.pdf) (diakses 01 Mei 2014)
Shadiq, Fajar, (2004), Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi, Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar, Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta, 6 – 19 Agustus 2004.
Shadiq, Fadjar, (2009), Kemahiran Matematika, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan PPPPTK Matematika Yogyakarta, Yogyakarta
Shadiq. Fadjar, (2013), Penalaran dengan Analogi? Pengertiannya dan Mengapa Penting?(http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/ArtikelMatematika/Pe nalaran dengananalogi_fadjarshadiq.pdf) (diakses 24 April 2014)
Shadiq, Fadjar, dan Nur Amini Mustajab, (2011), Penerapan Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika di SD, PPPPTK Matematika, Yogyakarta Siahaan, S, dkk, 2010, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Yang
Berorientasi Pada Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Matematika Diskrit II, Unimed, Medan
Soekadijo, R.G, (1988), LOGIKA DASAR Tradisional, Simbolik, dan Induktif. PT Gramedia, Jakarta
Sumiati, dan Asra, (2007), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Pustaka Belajar, Yogyakarta
Trianto, (2012), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Wardhani, S, (2010), Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika Di SMP/MTs, PPPPTK Matematika, Yogyakarta
Wikipedia, (2014). Penalaran (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Penalaran) (diakses 03 Mei 2014)
(6)
ii
RIWAYAT HIDUP
Efra Yantina Sinaga dilahirkan di Sidaji, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir pada tanggal 08 September 1992. Ayah bernama Nagauli Sinaga (Almarhum) dan Ibu bernama Manna Simarmata. Merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 173805 Simarmata, Kecamatan Simanindo, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Simanindo, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Pangururan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.