HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PUTRI Hubungan Antara Konformitas Dengan Pembelian Impulsif Pada Remaja Putri.
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PEMBELIAN IMPULSIF
PADA REMAJA PUTRI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
LUTHFI HANIFAH
F 100 110 171
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PEMBELIAN IMPULSIF
PADA REMAJA PUTRI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh:
LUTHFI HANIFAH
F 100 110 171
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBT'NGAI\ AIYTARA KONFORMITAS DENGAI\
PE MBE
LIAI\
IMPULSI;PADA REMAJA PUTRI
.
Diajukan Oleh:
LUTHFI HANIFAH
F 100 110 171
Telah Disetujui untuk Dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 8
April 2015
dan Dinyatakan Telah Memenuhi
*D-,
,,
R--,-
i
d/t-t
Penguji Utama
Rini Lestari. S.Psi. M.Si
Penguji Pendamping
tt*u*.
I
Achmad Drvitvanto O- S.Psi- M-Si
Penguji Pendamping
II
Permata Ashfi R. S.Psi.
MA
Surakarta, April2015
itas Muhammadiyah Surakarta
69%tr
a -:\::--4
$'L,n lE
iv
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PEMBELIAN
IMPULSIF PADA REMAJA PUTRI
Luthfi Hanifah
Rini Lestari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
luthfihanifah14@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas
dengan pembelian impulsif pada remaja putri, tingkat konformitas pada remaja
putri, tingkat pembelian impulsif pada remaja putri dan sumbangan efektif
konformitas terhadap pembelian impulsif pada remaja putri. Subjek penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi SMA Negeri 7 Surakarta yang
terdiri dari lima kelas dan berjumlah 90 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Alat ukur
menggunakan skala konformitas dan skala pembelian impuslif. Data dianalisis
dengan menggunakan korelasi product moment dan memperoleh koefisien
korelasi (r) sebesar 0,198 dengan sig = 0,03 < 0,05 artinya ada hubungan positif
yang signifikan antara konformitas dengan pembelian impulsif. Berdasarkan hasil
analisis diketahui variabel konformitas mempunyai rerata empirik (RE) sebesar
61,0444 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 57,5 yang berarti konformitas subjek
penelitian tergolong sedang. Variabel pembelian impulsif mempunyai rerata
empirik (RE) sebesar 53,21 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 65 yang berarti
pembelian impusif pada subjek penelitian tergolong rendah. Sumbangan efektif
konformitas terhadap pembelian impulsif sebesar 3,9%.
Kata kunci : pembelian impulsif, konformitas.
Para
PENDAHULUAN
produsen
bersaing
dalam
yang
memproduksi produk agar produk
semakin berkembang disertai dengan
yang dihasilkan dapat menarik para
kemajuan
konsumen. Produk yang dihasilkan
Sumber
daya
teknologi
alam
menyebabkan
meningkatnya jumlah barang atau
dikemas
produk yang ditawarkan di pasaran.
bentuk dan jenis yang beragam untuk
Produk tersebut ditawarkan dalam
menarik
berbagai macam bentuk dan jenis.
produsen
1
sedemikian
konsumen.
untuk
rupa
Usaha
menarik
dengan
para
para
mudah.
perempuan. Public Relations The Park
Kelemahan utama lebih disebabkan
Mall, Tiwik Widowati menerangkan,
oleh harga dan kualitas produk. Agar
pameran
harga dan kualitas produk tidak
menyajikan
menjadi
kebutuhan
konsumen
memang
fokus
tidak
seseorang
dalam
All
About
Woman
berbagai
perempuan,
ini
produk
diantaranya
membeli, maka produsen mengemas
ragam produk fashion serta health.
dan mengiklankan produknya dengan
Produk
berbagai cara semenarik mungkin.
seperti produk sepatu, tas, aksesori,
fashion
yang
ditawarkan
keinginan
perhiasan, bahkan sampai dengan
seseorang yang ingin selalu dipenuhi,
kebutuhan wanita agar tampil cantik
membuat seseorang melakukan suatu
dan
cara untuk memenuhi kebutuhan dan
pengunjung
keinginannya tersebut. Aktivitas yang
kalangan keluarga. Namun menurut
biasa
hasil di lapangan, dari total tenant di
Kebutuhan
dilakukan
dan
untuk
memenuhi
sehat.
umum
mall,
menyasar
tenant
ke
The
berbelanja. Berbelanja telah menjadi
menyajikan
aktivitas yang sangat diperlukan bagi
menjadi penyumbang nilai transaksi
setiap
Solo
terbanyak. Kontribusi transaksi oleh
khususnya perempuan suka berbelanja
perempuan ini mencapai 70 persen
di mall ataupun supermarket untuk
(Indah, 2014).
Warga
kota
kebutuhan
Dari
memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan
Mall,
target
keinginan dan kebutuhannya adalah
orang.
Park
Secara
hasil
riset
yang
perempuan
MarkPlus
berita pada hari Sabtu (20/09/2014) di
Insight pertengahan 2010 terhadap
Surat Kabar Joglo Semar menjelaskan
1.301 responden perempuan, terlihat
bahwa The Park Mall Solo Baru
bahwa aktivitas favorit perempuan
menyelenggarakan
perhelatan
yang dilakukan bersama teman adalah
exhibition bertema All About Woman
shopping (46,4 persen) dan hangout
pada 16 hingga 23 September 2014.
(46,1 persen), di mana lokasi utama
Berlokasi di Ground Floor Koridor,
yang dipilih adalah mall. Bahkan,
perhelatan
sebanyak
pameran
dibuat
untuk
39,7
persen
perempuan
mempunyai aktivitas favorit jalan-
memanjakan para pengunjung The
Park Mall yang didominasi para
2
anggota
contohnya kosmetik, cat rambut, alat-
keluarga (Kartajaya & Winasil, 2010).
alat kecantikan, pakaian dan makanan.
jalan
ke
mall
bersama
Meningkatnya kecenderungan
Menurut Beatty and Ferrel
orang untuk berbelanja di supermarket
atau
mall
mendorong
pembelian
secara
(Rohman, 2009) pembelian impulsif
terjadinya
tiba-tiba
didefinisikan sebagai pembelian yang
atau
tiba-tiba dan segera tanpa ada minat
pembelian impulsif. Sebagai contoh,
pembelian
ketika sedang jalan-jalan di mall
buying
seseorang melihat ada pakaian model
tanpa
mencoba dan akhirnya memutuskan
membeli
dari rumah tidak ada rencana untuk
impulsif
adalah
atau karena banyak teman-teman yang
memiliki.
yang ditawarkan mampu memberikan
psikologis
secara
karena tertarik bentuknya, warnanya,
ini
menunjukkan bahwa produk-produk
secara
mempertimbangkan
konsekuensi. Alasan seorang remaja
membeli meskipun ketika berangkat
pengaruh
impulsif
yang tergesa-gesa dan spontanitas
dan tertarik lalu memutuskan untuk
Kondisi
membeli
sebagai suatu tindakan pembelian
ataupun di patung, karena merasa suka
pakaian.
atau
didefinisikan oleh Rook (Bong, 2012)
baru yang terpajang bagus di etalase
membeli
Impulse
sebelumnya.
Pembelian impulsif merupakan
bagi
suatu fenomena yang banyak melanda
kehidupan pembelinya.
tanpa
kehidupan masyarakat terutama yang
rencana juga menjadi kebiasaan yang
tinggal di perkotaan. Fenomena ini
dilakukan oleh remaja putri. Loudon
menarik
& Bitta (Utami & Sumaryono, 2008)
pembelian impulsif juga melanda
mengatakan
kehidupan remaja kota-kota besar
Perilaku
cenderung
dibandingkan
disebabkan
membeli
bahwa
remaja
lebih
remaja
remaja
putri
yang
impulsif
putra.
putri
dirinya
belum
mengingat
memiliki
kebutuhannya.
sering
Berdasarkan hasil wawancara
untuk keperluan keluarga maupun
keperluan
sebenarnya
diteliti
kemampuan finansial untuk memenuhi
Ini
membantu keluarga berbelanja, baik
untuk
untuk
terhadap subjek berinisial JVT siswi
sendiri
SMK Analisis Kesehatan Nasional
3
Surakarta, pada tanggal 12 Desember
Para pelajar khususnya remaja
2014 yang ditemui oleh penulis di
putri di daerah kota Surakarta pun
Solo
tiga
suka berbelanja di mall ataupun
temannya sebagai berikut. Subjek
supermarket. Remaja putri berbelanja
mengatakan bahwa Ia pergi ke Solo
karena
Grand Mall bersama tiga temannya
korformitasnya.
setelah pulang sekolah.
penelitian
Grand
Mall
bersama
Ia pergi ke
terpengaruh
oleh
Berdasarkan
yang
dilakukan
oleh
Solo Grand Mall pada awalnya hanya
Sebayang pada tahun 2011 di SMA N
untuk
7 Surakarta memperoleh hasil bahwa
jalan-jalan
dan
menemani
temannya membeli pakaian Natal.
perilaku
Namun
teman-
khususnya siswi kelas menengah atas
ketiga
lebih terpengaruh pada lingkungan
karena
temanya,
bujukan
maka
Ia
dan
konsumtif
remaja
putri
temannya ikut membeli pakaian untuk
sosialnya
dalam
hal
ini
adalah
Natal.
kelompok
teman
sebaya,
dimana
Menurut
Kotler
perilaku membeli
terdapat
(2008)
relatif konformitas terhadap perilaku
konsumtif sebesar 59,03%.
yang mempunyai pengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap sikap
seseorang.
yang
perilaku konsumtif dan sumbangan
yang terdiri dari seluruh kelompok
perilaku
positif
signifikan antara konformitas dengan
seseorang akan
dipengaruhi oleh berbagai kelompok
atau
hubungan
Hasil
Suatu
dilakukan
penelitian
oleh
Sitohang
yang
(2009)
kelompok biasanya memiliki pelopor
menunjukkan bahwa ada hubungan
opini yang mempengaruhi anggotanya
yang
dalam melakukan pembelian. Sunyoto
terhadap kelompok teman sebaya
(2013) menyebutkan bahwa ciri-ciri
dengan pembelian impulsif. Dari uji
konsumen remaja khususnya remaja
analisis data diperoleh kesimpulan
putri adalah mudah meminta pendapat
bahwa besarnya sumbangan efektif
teman dan mudah terbujuk oleh
konformitas terhadap kelompok teman
teman-temannya.
sebaya
4
positif
antara
dalam
konformitas
mempengaruhi
pembelian
impulsif
pada
pengaruh yang besar. Tekanan –
remaja
adalah 3,60%.
tekanan untuk melakukan konformasi
sangat kuat sehingga usaha
Penelitian yang dilakukan oleh
menghindari situasi yang menekan
Rohman (2009) menunjukkan bahwa
dapat
faktor situasional (berbelanja dengan
keluarga
atau
bersama
teman)
impuls
dalam
mempengaruhi
keputusan
pembelian
semakin
terhadap
hipotesis
hedonik
sosial
keluarga
nilai
konsumsi
nilai
sebesar
0,719
tersebut
dapat
pengaruh
konsumsi
terhadap
sehingga
ke arah yang positif. Artinya bahwa
dalam relasinya, seharusnya remaja
saling mendukung untuk melakukan
hal-hal
hedonik
positif
sehingga
arah yang positif juga.
seseorang
Kenyataannya saat ini banyak
remaja yang terlibat dalam relasi yang
Menurut Baron dkk (Sarwono,
konformitas
yang
mempengaruhi perilaku mereka ke
cenderung lebih impulsif.
2011)
untuk
sebagai motivator untuk merangsang
memiliki
nilai
waktunya
perkembangan sosial remaja adalah
disimpulkan
terbukti
banyak
2004), salah satu fungsi teman dalam
sosial, dalam hal ini orang lain yang
berbelanja
mulai
Menurut Gottman dan Parker (Dariyo,
bahwa hipotesis pengaruh lingkungan
ikut
secara
berinteraksi dengan teman sebayanya.
dengan nilai P < 0,0001. Dilihat dari
nilai
dan
menghabiskan
ini
terhadap
remaja
perlahan mulai menjauhkan diri dari
menunjukkan nilai estimasi pengaruh
lingkungan
masa
perkembangannya,
hedonik konsumsi. Hasil pengujian
statistik
nilai-nilai
Dalam
impulsif.
tinggi
menenggelamkan
personalnya (Sarwono, 2011).
Semakin banyak orang yang ikut
berbelanja
untuk
adalah
kurang baik. Banyak dari remaja ini
suatu
bentuk pengaruh sosial di mana
yang
individu mengubah sikap dan tingkah
dengan
lakunya agar sesuai dengan norma
melakukan hal-hal yang negatif seperti
sosial. Tekanan yang ada dalam norma
berbelanja bersama teman-temannya
sosial
(Mantiri & Andriani, 2012).
sesungguhnya
memiliki
5
justru
memanfaatkan
teman
sebayanya
relasi
untuk
Konformitas
memberikan
dapat
dampak
positif
suatu
dan
barang.
memberikan
Teman
bujukan
sering
dan
saran,
negatif terhadap perilaku individu.
sehingga pada saat berjalan-jalan di
Kecenderungan
melakukan
mall bersama teman sering membeli
konformitas tidak selalu berarti hanya
suatu barang tanpa pertimbangan dan
mengikuti pada hal-hal yang positif
memutuskan untuk membeli dengan
saja (Sarwono, 2011). Manusia juga
segera. Sedangkan berdasarkan hasil
dapat melakukan konformitas pada
observasi, SMA N 7 Surakarta terletak
bentuk-bentuk perilaku negatif seperti
di daerah kota yang dekat dengan
agresif, impulsif dan membuat onar
pusat perbelanjaan, ada beberapa siswi
(Santrock, 2009).
yang menggunakan kendaraan mobil
untuk
Penelitian ini dilakukan di
dan
sepeda
motor
dengan
SMA Negeri 7 Surakarta karena SMA
keluaranterbaru saat bersekolah serta
Negeri 7 Surakarta merupakan salah
siswi-siswi SMA N 7 Surakarta tampil
satu sekolah menengah atas favorit di
dengan busana model terbaru.
Surakarta. Selain itu, menurut Kisawa
Penelitian ini bertujuan untuk
(Sebayang 2011) SMA Negeri 7
Surakarta dikenal sebagai “SMA artis”
karena
beberapa
siswanya
yang
mengetahui
hubungan
konformitas
dengan
antara
pembelian
impulsif pada remaja putri, untuk
menjadi public figure di Indonesia.
mengetahui tingkat konformitas pada
Oleh karena itu, terbentuklah social
remaja putri, untuk mengetahui tingkat
image SMA Negeri 7 Surakarta
pembelian impulsif pada remaja putri
sebagai sekolah elit yang tinggi bagi
dan untuk mengetahui peranan atau
masyarakat Surakarta.
sumbangan
Berdasarkan hasil wawancara
efektif
terhadap pembelian
yang dilakukan terhadap delapan siswi
konformitas
impulsif pada
remaja putri.
SMA Negeri 7 Surakarta yang ditemui
METODE PENELITIAN
oleh penulis pada hari Jumat tanggal
Variabel dalam penelitian ini
12 Desember 2014 di depan SMA N 7
adalah
Surakarta menyatakan bahwa teman
Variabel
Tergantung
(pembelian impulsif) dan Variabel
sangat berpengaruh dalam pembelian
6
Bebas
(konformitas).
konformitas
Subjek
adalah
kepercayaan
penelitian yang digunakan adalah
terhadap kelompok, kepercayaan yang
siswi
7
lemah terhadap penilaian sendiri, rasa
Surakarta yang berjumlah 90 orang.
takut terhadap celaan sosial dan rasa
Teknik sampling
takut terhadap penyimpangan. Skala
kelas
XI SMA
Negeri
yang digunakan
adalah cluster random sampling. Dari
konformitas
sepuluh kelas XI yang berada di SMA
reliabilitas 0,533.
Negeri 7 Surakarta, terpilihlah lima
Teknik
memperoleh
analisis
hasil
data
yang
kelas yang menjadi subjek penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah
yaitu kelas XI IPA 3, XI IPA 4, XI
analisis product moment dari Pearson
IPA 5, XI IPS 1, dan XI IPS 2.
untuk menguji hipotesis.
Skala pembelian impulsif yang
digunakan dalam penelitian ini dibuat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis
oleh Wathani (2009) yang telah
dimodifikasi oleh penulis. Penyusunan
yang
skala ini didasarkan pada pendapat
menggunakan teknik korelasi product
Engel
moment dari Pearson maka diperoleh
dkk
(2013),
aspek-aspek
telah
hasil
spontanitas; kekuatan, kompulsi dan
sebesar 0,198 dengan sig = 0,03 <
intensitas; kegairahan dan stimulasi;
0,05 artinya ada hubungan positif
dan
akibat.
yang signifikan antara konformitas
Skala pembelian impulsif memperoleh
dengan pembelian impulsif. Hal ini
hasil reliabilitas 0,917.
sesuai dengan teori Rohman (2009)
akan
koefisien
dengan
pembelian impulsif tersebut adalah
ketidakpedulian
nilai
dilakukan
korelasi
(r)
yang
yang menyatakan bahwa lingkungan
digunakan adalah skala yang disusun
sosial dapat mempengaruhi pembelian
oleh Setyaningrum (2007) yang telah
impulsif pada konsumen. Salah satu
dimodifikasi oleh penulis. Penyusunan
bentuk
skala ini didasarkan pada empat aspek
berpengaruh
pembentuk
impulsif adalah konformitas.
Skala
konformitas
konformitas
yang
Kajian
dikemukakan oleh Sears dkk (2006),
aspek-aspek
yang
terdapat
lingkungan
dalam
teori
sosial
yang
pembelian
menunjukkan
adanya pengaruh konformitas terhadap
dalam
7
pembelian impulsif pada remaja putri.
tuanya. Sering ditemui sekumpulan
Menurut
perilaku
remaja putri yang berjalan-jalan di
membeli seseorang akan dipengaruhi
pusat perbelanjaan. Rencana pertama
oleh berbagai kelompok yang terdiri
hanya ingin hanya ingin jalan-jalan
dari
yang
saja, tetapi tanpa disadari saat melihat
langsung
barang yang menarik perhatian maka
maupun tidak langsung terhadap sikap
langsung tertarik untuk membelinya,
atau
walaupun
Kotler
seluruh
mempunyai
(2008)
kelompok
pengaruh
perilaku
seseorang.
Suatu
tidak
ada
rencana
kelompok biasanya memiliki pelopor
sebelumnya untuk membeli sesuatu.
opini yang mempengaruhi anggotanya
Menurut Horney (Sarwono, 2004)
dalam melakukan pembelian. Para
remaja putri lebih mudah terpengaruh
anggota keluarga dan teman dapat
oleh bujukan teman untuk membeli
memberikan
sesuatu,
pengaruh
yang
kuat
remaja
putri
dalam
juga
lebih
terhadap perilaku pembeli. Sunyoto
emosional
melakukan
(2013) menyebutkan bahwa ciri-ciri
pembelian sehingga lebih cenderung
konsumen remaja khususnya remaja
impulsif.
putri adalah mudah meminta pendapat
Hasil penelitian ini mendukung
teman dan mudah terbujuk oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan
teman-temannya.
oleh Sitohang (2009) yang telah
Muangman
melakukan penelitian dan memperoleh
(Sarwono, 2013) remaja adalah suatu
hasil adanya hubungan positif antara
masa dimana individu mengalami
konformitas terhadap kelompok teman
perkembangan psikologis dan pola
sebaya dengan pembelian impulsif
identifikasi dari kanak-kanak menjadi
pada remaja dalam penelitian ini tidak
dewasa. Masa ini merupakan dimana
lepas dari trend fashion dikalangan
individu memiliki persahabatan pada
remaja yang semakin beragam dan
kelompok
ini
keinginan yang kuat dari remaja untuk
didukung dengan banyaknya waktu
tampil menarik, tidak berbeda dengan
yang dihabiskan remaja lebih banyak
teman-temannya agar dapat diterima
pada
sebagai bagian dari kelompoknya.
Menurut
sebayanya.
kelompoknya
konformitasnya
daripada
Hal
atau
orang
8
Hasil
penelitian
ini
sedang sebesar 73,3% (66 orang),
juga
menunjang penelitian yang dilakukan
sedangkan
oleh
sebesar 23,6% (23 orang), dan tidak
Rohman
(2009)
yang
untuk
ada
sosial mempengaruhi nilai hedonik
berada di
konsumsi, hal tersebut sesuai dengan
sebesar 0%. Hasil penelitian tersebut
pendapat
menunjukkan
and
Reynolds
yang
tinggi
memperoleh hasil bahwa lingkungan
Arnolds
subjek
kategori
konformitasnya
kategori
sangat
bahwa
tinggi
konformitas
bahwa
subjek sebagian besar termasuk dalam
konsumen yang berbelanja dengan
kategori sedang. Hal ini berarti bahwa
keluarga atau bersama teman untuk
tekanan yang ada dalam norma sosial
mendapatkan
kesenangan,
tidak memiliki pengaruh yang cukup
bersosialisasi sambil berbelanja, serta
besar terhadap perilaku individu untuk
menjalin hubungan dengan orang lain
melakukan
sambil berbelanja sehingga seseorang
Baron & Byrne (2012) hasil dari
cenderung
banyak
(2003)
yang
impulsif
menyatakan
lebih
impulsif.
mempengaruhi
Reaksi
konformitas.
penelitian
menyatakan
semakin kuat kebutuhan individu akan
terhadap
keputusan pembelian impulsif. Reaksi
kontrol
impulsif
sebagai
kecenderungan
konsumen
untuk
spontan,
segera
kecenderungan
membeli
Menurut
pribadi,
semakin
mereka
sedikit
untuk
menuruti tekanan sosial.
secara
Berdasarkan
kategorisasi
dan
cepat
konsumen
untuk
skala pembelian impulsif terdapat
melakukan keputusan pembelian tanpa
subjek yang berada dikategori sangat
direncanakan
tanpa
rendah sejumlah 18,9 % (17 orang),
memikirkan risiko dari keputusan
subjek yang termasuk kategori rendah
yang diambil.
terdapat 47,8 % (43 orang), subjek
mempengaruhi
dan
otomatis
yang
Berdasarkan kategorisasi skala
termasuk
kategori
sedang
konformitas tidak terdapat subjek
sejumlah 28,9% (24 orang), subjek
penelitian yang berada di kategori
yang termasuk kategori tinggi sebesar
sangat rendah sebesar 0%, subjek
4,4% (4 orang) dan tidak ada subjek
yang termasuk kategori rendah sebesar
dengan kategori sangat tinggi sebesar
1,1% (1 orang), subjek dalam kategori
0%.
9
Hasil
tersebut
menunjukkan
bahwa frekuensi pembelian impulsif
pemilihan subjek yang tidak sesuai
subjek tertinggi terdapat pada kategori
dengan konsep konformitas negatif
rendah. Ini berarti bahwa pembelian
yang mendorong untuk melakukan
impulsif
pembelian
yang
rendah
tersebut
impulsif
dan
skala
dimungkinkan karena remaja putri di
konformitas yang digunakan tidak
SMA
dapat
dikaitkan dengan pembelian impulsif.
berbelanja
Sehingga menyebabkan perbedaaan
Negeri
mengontrol
7
diri
Surakarta
dalam
dapat
hasil penelitian yang dilakukan oleh
ditekan dan bahkan dihindari apabila
Sebayang pada tahun 2011 di SMA N
remaja memiliki sistem pengendalian
7 Surakarta yang memperoleh hasil
internal pada dirinya. Hal ini sesuai
bahwa sumbangan relatif konformitas
dengan pendapat Rodin (Utami &
terhadap perilaku konsumtif pada
Sumaryono, 2008) bahwa kontrol diri
remaja putri di SMA N 7 Surakarta
adalah perasaan bahwa seseorang
sebesar 59,03%.
karena
dapat
pembelian
membuat
impulsif
keputusan
Menurut
dan
Loudon
&
Bitta
efektif
(Wathani, 2009) terdapat faktor-faktor
yang
lain yang mempengaruhi munculnya
diinginkan dan menghindari akibat
pembelian impulsif selain konformitas
yang tidak diinginkan.
yaitu : a. Karakteristik produk yang
mengambil
untuk
tindakan
menghasilkan
yang
akibat
mempengaruhi
Berdasarkan hasil analisis yang
menunjukkan
bahwa
memberikan
sumbangan
pembelian
impulsif
seperti memiliki harga yang murah,
konformitas
efektif
adanya sedikit kebutuhan terhadap
sebesar 3,9% terhadap pembelian
produk tersebut, siklus kehidupan
impulsif. Hal ini menunjukkan bahwa
produknya pendek, ukurannya kecil
konformitas mempengaruhi pembelian
atau ringan, mudah disimpan. b. Pada
impulsif sebesar 3,9% sehingga masih
faktor
ada
mempengaruhi
96,1%
faktor
lain
yang
marketing,
hal-hal
pembelian
yang
Impulsif
impulsif
adalah distribusi massa pada self-
selain konformitas. Sumbangan efektif
service outlet terhadap pemasangan
yang rendah dimungkinkan karena ada
iklan besar- besaran dan material yang
beberapa
akan didiskon dan posisi barang yang
mempengaruhi
hal
pembelian
diantaranya
adalah
10
dipamerkan dan lokasi toko yang
tidak jujur dengan kondisi subjek yang
menonjol
sesungguhnya
turut
mempengaruhi
dan
cenderung
pembelian impulsif. c. Karakteristik
menutup-nutupi informasi. Penelitian
konsumen
yang terbatas oleh waktu sehingga
yang
pembelian
kepribadian
yang
mempengaruhi
impulsif
seperti
peneliti menggunakan try out terpakai
konsumen,
demografis
karena pada saat itu SMA Negeri 7
terdiri
kelamin
Surakarta mendekati Ujian Tengah
perkawinan,
Semester. Pemilihan subjek yang tidak
penghasilan, pekerjaan dan pendidikan
sesuai dengan konsep konformitas
serta karakteristik-karakteristik sosio-
negatif
ekonomi yang dihubungkan dengan
melakukan pembelian impulsif dan
tingkat pembelian impulsif.
skala konformitas yang dibuat oleh
(gender),
dari
usia
jenis
status
Berdasarkan hasil penelitian
peneliti
dapat disimpulkan bahwa konformitas
yang
tidak
mendorong
dikaitkan
untuk
dengan
pembelian impulsif.
hanya memberikan sedikit kontribusi
terhadap pembelian impulsif sehingga
KESIMPULAN
tidak dapat dijadikan tolak ukur dalam
Kesimpulan yang dapat diambil
pembelian impulsif, namun dalam hal
dari penelitian ini adalah:
ini terlepas dari kesulitan dan kendala
1. Ada
hubungan
positif
yang
dalam proses melakukan penelitian.
signifikan
Penelitian
dengan pembelian impulsif pada
ini
kelemahan
terdapat
seperti
didistribusikan
bersangkutan
oleh
bukan
beberapa
skala
yang
guru
yang
oleh
dapat
mengetahui
2. Tingkat konformitas pada remaja
peneliti
putri tergolong sedang.
3. Tingkat pembelian impulsif pada
secara
remaja putri tergolong rendah.
langsung proses pengisian skala oleh
subjek. Peneliti
konformitas
remaja putri.
secara langsung sehingga peneliti
tidak
antara
4. Peranan atau sumbangan efektif
tidak mengetahui
konformitas terhadap pembelian
kondisi subjek pada saat mengisi skala
impulsif pada remaja putri sebesar
sehingga
3,9%.
dalam
pengisian
skala
dimungkinkan terjadi pengisian yang
11
agar skala yang diisi oleh siswi
SARAN
benar-benar mewakili atau sesuai
Saran yang dapat diberikan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
dengan
karakteristik
1. Bagi remaja putri yang pembelian
melakukan
perbaikan
siswi,
skala
impulsifnya dalam kategori rendah
konformitas untuk lebih dikaitkan
hendaknya dalam pemilihan teman
dengan pembelian impulsif dan
harus memperhatikan relasi atau
pada saat pra penelitian digunakan
teman yang mendukung untuk
angket
melakukan hal-hal yang positif,
mendapatkan
sehingga dapat mempertahankan
lengkap mengenai subjek.
terbuka
agar
lebih
informasi
yang
untuk tidak melakukan pembelian
impulsif.
2. Bagi
DAFTAR PUSTAKA
guru
perlu
lebih
Baron, R.A dan Byrne, D. (2012).
Psikologi Sosial. Jakarta :
Erlangga.
memperhatikan dan mengajarkan
siswi-siswi
cara
untuk
mengontrol
perilakunya
dapat
sendiri
Bong,
dan membentuk konformitas yang
positif guna mencegah terjadinya
pembelian
remaja
impulsif
putri,
dikalangan
terutama
siswi
S.
(2012).
Pengaruh
Karakteristik
Personal
terhadap Perilaku Belanja
Impulsif Konsumen Ritel
Hymermarket di Jakarta.
Jurnal Managemen. 2 (7),
47-66.
sekolah menengah atas.
Dariyo, A. (2004). Psikologi Remaja.
Bandung : PT Refika
Aditama.
3. Bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian dengan tema
yang sama diharapkan mampu
memperbaiki
kelemahan
Engel, J.F., Blackwell, R.D., dan
Miniard,
P.W.
(2013).
Perilaku
Konsumen.
Tangerang
:
Binarupa
Aksara.
yang
terdapat dalam penelitian ini yaitu
dengan
memperluas
sampel
penelitian, melakukan penelitian
dengan
waktu
yang
Indah, P.S. (2014). The Park Mall
Gelar All About Woman.
Artikel.
http://dok.joglosemar.co/baca
/2014/09/20/the-park-mallgelar-all-about woman. html.
cukup,
melakukan proses pengambilan
data dengan situasi yang kondusif
12
Kartajaya, H dan Winasis, N. T.
(2010). Mall Sweet Mall.
Artikel.
http://bisniskeuangan.kompas
.com/read/2010/12/15/09142
145/.quot.Mall.Sweet.Mall.qu
ot.
Sears, D.O., Feedman, J.L., dan
Peplau,
L.A.
(2006).
Psikologi Sosial. Jakarta :
Erlangga.
Setyaningrum, A. (2007). Hubungan
Konformitas
Dengan
Kemandirian
Dalam
Pengambilan Keputusan Pada
Mahasiswa.
Skripsi.
Semarang
:
Fakultas
Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata.
Kotler, P. (2008). Prinsip-prinsip
Pemasaran.
Jakarta
:
Erlangga.
Mantiri, G.P dan Andriani, F. (2012).
Pengaruh Konformitas dan
Persepsi Mengenai Pola Asuh
Otoriter Orang Tua Terhadap
Kenakalan Remaja (Juvenile
Deliquency).
Jurnal
Psikologi Perkembangan dan
Pendidikan. 2 (1),1-8.
Sitohang, A. (2009). Hubungan antara
Konformitas
terhadap
Kelompok Teman Sebaya
dengan Pembelian Impulsif
Pada
Remaja.
Skripsi.
Semarang
:
Fakultas
Psikologi
Universitas
Diponegoro.
Rohman, F. (2009). Peran Nilai
Hedonik
Konsumsi
dan
Reaksi Impulsif sebagai
Mediasi Pengaruh Faktor
Situasional
terhadap
Keputusan
Pembelian
Impulsif di Butik Kota
Malang. Jurnal Aplikasi
Manajemen. 2 (7), 251-261.
Sunyoto,
D.
(2013).
Perilaku
Konsumen. Yogyakarta :
CAPS (Center of Academic
Publishing Service).
Utami, A.F dan Sumaryono. (2008).
Pembelian Impulsif Ditinjau
dari Kontrol Diri dan Jenis
Kelamin pada Remaja. Jurnal
Psikologi Proyeksi. 1 (3), 4657.
Santrock, J.W. (2009). Psikologi
Pendidikan.
Jakarta
:
Salemba Humanika.
Sarwono,
S.W. (2004). Psikologi
Remaja. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Wathani, F. (2009). Perbedaan
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif Produk Pakaian
Ditinjau Dari Peran Gender.
Skripsi.
Sumatra
Utara:
Fakultas
Psikologi
Universitas Sumatera Utara.
_______. (2013). Psikologi Remaja.
Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Sarwono, S dan Meinarno, E.A.
(2011). Psikologi Sosial.
Jakarta : Salemba Humanika.
13
PADA REMAJA PUTRI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
LUTHFI HANIFAH
F 100 110 171
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PEMBELIAN IMPULSIF
PADA REMAJA PUTRI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh:
LUTHFI HANIFAH
F 100 110 171
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
HUBT'NGAI\ AIYTARA KONFORMITAS DENGAI\
PE MBE
LIAI\
IMPULSI;PADA REMAJA PUTRI
.
Diajukan Oleh:
LUTHFI HANIFAH
F 100 110 171
Telah Disetujui untuk Dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 8
April 2015
dan Dinyatakan Telah Memenuhi
*D-,
,,
R--,-
i
d/t-t
Penguji Utama
Rini Lestari. S.Psi. M.Si
Penguji Pendamping
tt*u*.
I
Achmad Drvitvanto O- S.Psi- M-Si
Penguji Pendamping
II
Permata Ashfi R. S.Psi.
MA
Surakarta, April2015
itas Muhammadiyah Surakarta
69%tr
a -:\::--4
$'L,n lE
iv
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PEMBELIAN
IMPULSIF PADA REMAJA PUTRI
Luthfi Hanifah
Rini Lestari
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
luthfihanifah14@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas
dengan pembelian impulsif pada remaja putri, tingkat konformitas pada remaja
putri, tingkat pembelian impulsif pada remaja putri dan sumbangan efektif
konformitas terhadap pembelian impulsif pada remaja putri. Subjek penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi SMA Negeri 7 Surakarta yang
terdiri dari lima kelas dan berjumlah 90 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Alat ukur
menggunakan skala konformitas dan skala pembelian impuslif. Data dianalisis
dengan menggunakan korelasi product moment dan memperoleh koefisien
korelasi (r) sebesar 0,198 dengan sig = 0,03 < 0,05 artinya ada hubungan positif
yang signifikan antara konformitas dengan pembelian impulsif. Berdasarkan hasil
analisis diketahui variabel konformitas mempunyai rerata empirik (RE) sebesar
61,0444 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 57,5 yang berarti konformitas subjek
penelitian tergolong sedang. Variabel pembelian impulsif mempunyai rerata
empirik (RE) sebesar 53,21 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 65 yang berarti
pembelian impusif pada subjek penelitian tergolong rendah. Sumbangan efektif
konformitas terhadap pembelian impulsif sebesar 3,9%.
Kata kunci : pembelian impulsif, konformitas.
Para
PENDAHULUAN
produsen
bersaing
dalam
yang
memproduksi produk agar produk
semakin berkembang disertai dengan
yang dihasilkan dapat menarik para
kemajuan
konsumen. Produk yang dihasilkan
Sumber
daya
teknologi
alam
menyebabkan
meningkatnya jumlah barang atau
dikemas
produk yang ditawarkan di pasaran.
bentuk dan jenis yang beragam untuk
Produk tersebut ditawarkan dalam
menarik
berbagai macam bentuk dan jenis.
produsen
1
sedemikian
konsumen.
untuk
rupa
Usaha
menarik
dengan
para
para
mudah.
perempuan. Public Relations The Park
Kelemahan utama lebih disebabkan
Mall, Tiwik Widowati menerangkan,
oleh harga dan kualitas produk. Agar
pameran
harga dan kualitas produk tidak
menyajikan
menjadi
kebutuhan
konsumen
memang
fokus
tidak
seseorang
dalam
All
About
Woman
berbagai
perempuan,
ini
produk
diantaranya
membeli, maka produsen mengemas
ragam produk fashion serta health.
dan mengiklankan produknya dengan
Produk
berbagai cara semenarik mungkin.
seperti produk sepatu, tas, aksesori,
fashion
yang
ditawarkan
keinginan
perhiasan, bahkan sampai dengan
seseorang yang ingin selalu dipenuhi,
kebutuhan wanita agar tampil cantik
membuat seseorang melakukan suatu
dan
cara untuk memenuhi kebutuhan dan
pengunjung
keinginannya tersebut. Aktivitas yang
kalangan keluarga. Namun menurut
biasa
hasil di lapangan, dari total tenant di
Kebutuhan
dilakukan
dan
untuk
memenuhi
sehat.
umum
mall,
menyasar
tenant
ke
The
berbelanja. Berbelanja telah menjadi
menyajikan
aktivitas yang sangat diperlukan bagi
menjadi penyumbang nilai transaksi
setiap
Solo
terbanyak. Kontribusi transaksi oleh
khususnya perempuan suka berbelanja
perempuan ini mencapai 70 persen
di mall ataupun supermarket untuk
(Indah, 2014).
Warga
kota
kebutuhan
Dari
memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan
Mall,
target
keinginan dan kebutuhannya adalah
orang.
Park
Secara
hasil
riset
yang
perempuan
MarkPlus
berita pada hari Sabtu (20/09/2014) di
Insight pertengahan 2010 terhadap
Surat Kabar Joglo Semar menjelaskan
1.301 responden perempuan, terlihat
bahwa The Park Mall Solo Baru
bahwa aktivitas favorit perempuan
menyelenggarakan
perhelatan
yang dilakukan bersama teman adalah
exhibition bertema All About Woman
shopping (46,4 persen) dan hangout
pada 16 hingga 23 September 2014.
(46,1 persen), di mana lokasi utama
Berlokasi di Ground Floor Koridor,
yang dipilih adalah mall. Bahkan,
perhelatan
sebanyak
pameran
dibuat
untuk
39,7
persen
perempuan
mempunyai aktivitas favorit jalan-
memanjakan para pengunjung The
Park Mall yang didominasi para
2
anggota
contohnya kosmetik, cat rambut, alat-
keluarga (Kartajaya & Winasil, 2010).
alat kecantikan, pakaian dan makanan.
jalan
ke
mall
bersama
Meningkatnya kecenderungan
Menurut Beatty and Ferrel
orang untuk berbelanja di supermarket
atau
mall
mendorong
pembelian
secara
(Rohman, 2009) pembelian impulsif
terjadinya
tiba-tiba
didefinisikan sebagai pembelian yang
atau
tiba-tiba dan segera tanpa ada minat
pembelian impulsif. Sebagai contoh,
pembelian
ketika sedang jalan-jalan di mall
buying
seseorang melihat ada pakaian model
tanpa
mencoba dan akhirnya memutuskan
membeli
dari rumah tidak ada rencana untuk
impulsif
adalah
atau karena banyak teman-teman yang
memiliki.
yang ditawarkan mampu memberikan
psikologis
secara
karena tertarik bentuknya, warnanya,
ini
menunjukkan bahwa produk-produk
secara
mempertimbangkan
konsekuensi. Alasan seorang remaja
membeli meskipun ketika berangkat
pengaruh
impulsif
yang tergesa-gesa dan spontanitas
dan tertarik lalu memutuskan untuk
Kondisi
membeli
sebagai suatu tindakan pembelian
ataupun di patung, karena merasa suka
pakaian.
atau
didefinisikan oleh Rook (Bong, 2012)
baru yang terpajang bagus di etalase
membeli
Impulse
sebelumnya.
Pembelian impulsif merupakan
bagi
suatu fenomena yang banyak melanda
kehidupan pembelinya.
tanpa
kehidupan masyarakat terutama yang
rencana juga menjadi kebiasaan yang
tinggal di perkotaan. Fenomena ini
dilakukan oleh remaja putri. Loudon
menarik
& Bitta (Utami & Sumaryono, 2008)
pembelian impulsif juga melanda
mengatakan
kehidupan remaja kota-kota besar
Perilaku
cenderung
dibandingkan
disebabkan
membeli
bahwa
remaja
lebih
remaja
remaja
putri
yang
impulsif
putra.
putri
dirinya
belum
mengingat
memiliki
kebutuhannya.
sering
Berdasarkan hasil wawancara
untuk keperluan keluarga maupun
keperluan
sebenarnya
diteliti
kemampuan finansial untuk memenuhi
Ini
membantu keluarga berbelanja, baik
untuk
untuk
terhadap subjek berinisial JVT siswi
sendiri
SMK Analisis Kesehatan Nasional
3
Surakarta, pada tanggal 12 Desember
Para pelajar khususnya remaja
2014 yang ditemui oleh penulis di
putri di daerah kota Surakarta pun
Solo
tiga
suka berbelanja di mall ataupun
temannya sebagai berikut. Subjek
supermarket. Remaja putri berbelanja
mengatakan bahwa Ia pergi ke Solo
karena
Grand Mall bersama tiga temannya
korformitasnya.
setelah pulang sekolah.
penelitian
Grand
Mall
bersama
Ia pergi ke
terpengaruh
oleh
Berdasarkan
yang
dilakukan
oleh
Solo Grand Mall pada awalnya hanya
Sebayang pada tahun 2011 di SMA N
untuk
7 Surakarta memperoleh hasil bahwa
jalan-jalan
dan
menemani
temannya membeli pakaian Natal.
perilaku
Namun
teman-
khususnya siswi kelas menengah atas
ketiga
lebih terpengaruh pada lingkungan
karena
temanya,
bujukan
maka
Ia
dan
konsumtif
remaja
putri
temannya ikut membeli pakaian untuk
sosialnya
dalam
hal
ini
adalah
Natal.
kelompok
teman
sebaya,
dimana
Menurut
Kotler
perilaku membeli
terdapat
(2008)
relatif konformitas terhadap perilaku
konsumtif sebesar 59,03%.
yang mempunyai pengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap sikap
seseorang.
yang
perilaku konsumtif dan sumbangan
yang terdiri dari seluruh kelompok
perilaku
positif
signifikan antara konformitas dengan
seseorang akan
dipengaruhi oleh berbagai kelompok
atau
hubungan
Hasil
Suatu
dilakukan
penelitian
oleh
Sitohang
yang
(2009)
kelompok biasanya memiliki pelopor
menunjukkan bahwa ada hubungan
opini yang mempengaruhi anggotanya
yang
dalam melakukan pembelian. Sunyoto
terhadap kelompok teman sebaya
(2013) menyebutkan bahwa ciri-ciri
dengan pembelian impulsif. Dari uji
konsumen remaja khususnya remaja
analisis data diperoleh kesimpulan
putri adalah mudah meminta pendapat
bahwa besarnya sumbangan efektif
teman dan mudah terbujuk oleh
konformitas terhadap kelompok teman
teman-temannya.
sebaya
4
positif
antara
dalam
konformitas
mempengaruhi
pembelian
impulsif
pada
pengaruh yang besar. Tekanan –
remaja
adalah 3,60%.
tekanan untuk melakukan konformasi
sangat kuat sehingga usaha
Penelitian yang dilakukan oleh
menghindari situasi yang menekan
Rohman (2009) menunjukkan bahwa
dapat
faktor situasional (berbelanja dengan
keluarga
atau
bersama
teman)
impuls
dalam
mempengaruhi
keputusan
pembelian
semakin
terhadap
hipotesis
hedonik
sosial
keluarga
nilai
konsumsi
nilai
sebesar
0,719
tersebut
dapat
pengaruh
konsumsi
terhadap
sehingga
ke arah yang positif. Artinya bahwa
dalam relasinya, seharusnya remaja
saling mendukung untuk melakukan
hal-hal
hedonik
positif
sehingga
arah yang positif juga.
seseorang
Kenyataannya saat ini banyak
remaja yang terlibat dalam relasi yang
Menurut Baron dkk (Sarwono,
konformitas
yang
mempengaruhi perilaku mereka ke
cenderung lebih impulsif.
2011)
untuk
sebagai motivator untuk merangsang
memiliki
nilai
waktunya
perkembangan sosial remaja adalah
disimpulkan
terbukti
banyak
2004), salah satu fungsi teman dalam
sosial, dalam hal ini orang lain yang
berbelanja
mulai
Menurut Gottman dan Parker (Dariyo,
bahwa hipotesis pengaruh lingkungan
ikut
secara
berinteraksi dengan teman sebayanya.
dengan nilai P < 0,0001. Dilihat dari
nilai
dan
menghabiskan
ini
terhadap
remaja
perlahan mulai menjauhkan diri dari
menunjukkan nilai estimasi pengaruh
lingkungan
masa
perkembangannya,
hedonik konsumsi. Hasil pengujian
statistik
nilai-nilai
Dalam
impulsif.
tinggi
menenggelamkan
personalnya (Sarwono, 2011).
Semakin banyak orang yang ikut
berbelanja
untuk
adalah
kurang baik. Banyak dari remaja ini
suatu
bentuk pengaruh sosial di mana
yang
individu mengubah sikap dan tingkah
dengan
lakunya agar sesuai dengan norma
melakukan hal-hal yang negatif seperti
sosial. Tekanan yang ada dalam norma
berbelanja bersama teman-temannya
sosial
(Mantiri & Andriani, 2012).
sesungguhnya
memiliki
5
justru
memanfaatkan
teman
sebayanya
relasi
untuk
Konformitas
memberikan
dapat
dampak
positif
suatu
dan
barang.
memberikan
Teman
bujukan
sering
dan
saran,
negatif terhadap perilaku individu.
sehingga pada saat berjalan-jalan di
Kecenderungan
melakukan
mall bersama teman sering membeli
konformitas tidak selalu berarti hanya
suatu barang tanpa pertimbangan dan
mengikuti pada hal-hal yang positif
memutuskan untuk membeli dengan
saja (Sarwono, 2011). Manusia juga
segera. Sedangkan berdasarkan hasil
dapat melakukan konformitas pada
observasi, SMA N 7 Surakarta terletak
bentuk-bentuk perilaku negatif seperti
di daerah kota yang dekat dengan
agresif, impulsif dan membuat onar
pusat perbelanjaan, ada beberapa siswi
(Santrock, 2009).
yang menggunakan kendaraan mobil
untuk
Penelitian ini dilakukan di
dan
sepeda
motor
dengan
SMA Negeri 7 Surakarta karena SMA
keluaranterbaru saat bersekolah serta
Negeri 7 Surakarta merupakan salah
siswi-siswi SMA N 7 Surakarta tampil
satu sekolah menengah atas favorit di
dengan busana model terbaru.
Surakarta. Selain itu, menurut Kisawa
Penelitian ini bertujuan untuk
(Sebayang 2011) SMA Negeri 7
Surakarta dikenal sebagai “SMA artis”
karena
beberapa
siswanya
yang
mengetahui
hubungan
konformitas
dengan
antara
pembelian
impulsif pada remaja putri, untuk
menjadi public figure di Indonesia.
mengetahui tingkat konformitas pada
Oleh karena itu, terbentuklah social
remaja putri, untuk mengetahui tingkat
image SMA Negeri 7 Surakarta
pembelian impulsif pada remaja putri
sebagai sekolah elit yang tinggi bagi
dan untuk mengetahui peranan atau
masyarakat Surakarta.
sumbangan
Berdasarkan hasil wawancara
efektif
terhadap pembelian
yang dilakukan terhadap delapan siswi
konformitas
impulsif pada
remaja putri.
SMA Negeri 7 Surakarta yang ditemui
METODE PENELITIAN
oleh penulis pada hari Jumat tanggal
Variabel dalam penelitian ini
12 Desember 2014 di depan SMA N 7
adalah
Surakarta menyatakan bahwa teman
Variabel
Tergantung
(pembelian impulsif) dan Variabel
sangat berpengaruh dalam pembelian
6
Bebas
(konformitas).
konformitas
Subjek
adalah
kepercayaan
penelitian yang digunakan adalah
terhadap kelompok, kepercayaan yang
siswi
7
lemah terhadap penilaian sendiri, rasa
Surakarta yang berjumlah 90 orang.
takut terhadap celaan sosial dan rasa
Teknik sampling
takut terhadap penyimpangan. Skala
kelas
XI SMA
Negeri
yang digunakan
adalah cluster random sampling. Dari
konformitas
sepuluh kelas XI yang berada di SMA
reliabilitas 0,533.
Negeri 7 Surakarta, terpilihlah lima
Teknik
memperoleh
analisis
hasil
data
yang
kelas yang menjadi subjek penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah
yaitu kelas XI IPA 3, XI IPA 4, XI
analisis product moment dari Pearson
IPA 5, XI IPS 1, dan XI IPS 2.
untuk menguji hipotesis.
Skala pembelian impulsif yang
digunakan dalam penelitian ini dibuat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis
oleh Wathani (2009) yang telah
dimodifikasi oleh penulis. Penyusunan
yang
skala ini didasarkan pada pendapat
menggunakan teknik korelasi product
Engel
moment dari Pearson maka diperoleh
dkk
(2013),
aspek-aspek
telah
hasil
spontanitas; kekuatan, kompulsi dan
sebesar 0,198 dengan sig = 0,03 <
intensitas; kegairahan dan stimulasi;
0,05 artinya ada hubungan positif
dan
akibat.
yang signifikan antara konformitas
Skala pembelian impulsif memperoleh
dengan pembelian impulsif. Hal ini
hasil reliabilitas 0,917.
sesuai dengan teori Rohman (2009)
akan
koefisien
dengan
pembelian impulsif tersebut adalah
ketidakpedulian
nilai
dilakukan
korelasi
(r)
yang
yang menyatakan bahwa lingkungan
digunakan adalah skala yang disusun
sosial dapat mempengaruhi pembelian
oleh Setyaningrum (2007) yang telah
impulsif pada konsumen. Salah satu
dimodifikasi oleh penulis. Penyusunan
bentuk
skala ini didasarkan pada empat aspek
berpengaruh
pembentuk
impulsif adalah konformitas.
Skala
konformitas
konformitas
yang
Kajian
dikemukakan oleh Sears dkk (2006),
aspek-aspek
yang
terdapat
lingkungan
dalam
teori
sosial
yang
pembelian
menunjukkan
adanya pengaruh konformitas terhadap
dalam
7
pembelian impulsif pada remaja putri.
tuanya. Sering ditemui sekumpulan
Menurut
perilaku
remaja putri yang berjalan-jalan di
membeli seseorang akan dipengaruhi
pusat perbelanjaan. Rencana pertama
oleh berbagai kelompok yang terdiri
hanya ingin hanya ingin jalan-jalan
dari
yang
saja, tetapi tanpa disadari saat melihat
langsung
barang yang menarik perhatian maka
maupun tidak langsung terhadap sikap
langsung tertarik untuk membelinya,
atau
walaupun
Kotler
seluruh
mempunyai
(2008)
kelompok
pengaruh
perilaku
seseorang.
Suatu
tidak
ada
rencana
kelompok biasanya memiliki pelopor
sebelumnya untuk membeli sesuatu.
opini yang mempengaruhi anggotanya
Menurut Horney (Sarwono, 2004)
dalam melakukan pembelian. Para
remaja putri lebih mudah terpengaruh
anggota keluarga dan teman dapat
oleh bujukan teman untuk membeli
memberikan
sesuatu,
pengaruh
yang
kuat
remaja
putri
dalam
juga
lebih
terhadap perilaku pembeli. Sunyoto
emosional
melakukan
(2013) menyebutkan bahwa ciri-ciri
pembelian sehingga lebih cenderung
konsumen remaja khususnya remaja
impulsif.
putri adalah mudah meminta pendapat
Hasil penelitian ini mendukung
teman dan mudah terbujuk oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan
teman-temannya.
oleh Sitohang (2009) yang telah
Muangman
melakukan penelitian dan memperoleh
(Sarwono, 2013) remaja adalah suatu
hasil adanya hubungan positif antara
masa dimana individu mengalami
konformitas terhadap kelompok teman
perkembangan psikologis dan pola
sebaya dengan pembelian impulsif
identifikasi dari kanak-kanak menjadi
pada remaja dalam penelitian ini tidak
dewasa. Masa ini merupakan dimana
lepas dari trend fashion dikalangan
individu memiliki persahabatan pada
remaja yang semakin beragam dan
kelompok
ini
keinginan yang kuat dari remaja untuk
didukung dengan banyaknya waktu
tampil menarik, tidak berbeda dengan
yang dihabiskan remaja lebih banyak
teman-temannya agar dapat diterima
pada
sebagai bagian dari kelompoknya.
Menurut
sebayanya.
kelompoknya
konformitasnya
daripada
Hal
atau
orang
8
Hasil
penelitian
ini
sedang sebesar 73,3% (66 orang),
juga
menunjang penelitian yang dilakukan
sedangkan
oleh
sebesar 23,6% (23 orang), dan tidak
Rohman
(2009)
yang
untuk
ada
sosial mempengaruhi nilai hedonik
berada di
konsumsi, hal tersebut sesuai dengan
sebesar 0%. Hasil penelitian tersebut
pendapat
menunjukkan
and
Reynolds
yang
tinggi
memperoleh hasil bahwa lingkungan
Arnolds
subjek
kategori
konformitasnya
kategori
sangat
bahwa
tinggi
konformitas
bahwa
subjek sebagian besar termasuk dalam
konsumen yang berbelanja dengan
kategori sedang. Hal ini berarti bahwa
keluarga atau bersama teman untuk
tekanan yang ada dalam norma sosial
mendapatkan
kesenangan,
tidak memiliki pengaruh yang cukup
bersosialisasi sambil berbelanja, serta
besar terhadap perilaku individu untuk
menjalin hubungan dengan orang lain
melakukan
sambil berbelanja sehingga seseorang
Baron & Byrne (2012) hasil dari
cenderung
banyak
(2003)
yang
impulsif
menyatakan
lebih
impulsif.
mempengaruhi
Reaksi
konformitas.
penelitian
menyatakan
semakin kuat kebutuhan individu akan
terhadap
keputusan pembelian impulsif. Reaksi
kontrol
impulsif
sebagai
kecenderungan
konsumen
untuk
spontan,
segera
kecenderungan
membeli
Menurut
pribadi,
semakin
mereka
sedikit
untuk
menuruti tekanan sosial.
secara
Berdasarkan
kategorisasi
dan
cepat
konsumen
untuk
skala pembelian impulsif terdapat
melakukan keputusan pembelian tanpa
subjek yang berada dikategori sangat
direncanakan
tanpa
rendah sejumlah 18,9 % (17 orang),
memikirkan risiko dari keputusan
subjek yang termasuk kategori rendah
yang diambil.
terdapat 47,8 % (43 orang), subjek
mempengaruhi
dan
otomatis
yang
Berdasarkan kategorisasi skala
termasuk
kategori
sedang
konformitas tidak terdapat subjek
sejumlah 28,9% (24 orang), subjek
penelitian yang berada di kategori
yang termasuk kategori tinggi sebesar
sangat rendah sebesar 0%, subjek
4,4% (4 orang) dan tidak ada subjek
yang termasuk kategori rendah sebesar
dengan kategori sangat tinggi sebesar
1,1% (1 orang), subjek dalam kategori
0%.
9
Hasil
tersebut
menunjukkan
bahwa frekuensi pembelian impulsif
pemilihan subjek yang tidak sesuai
subjek tertinggi terdapat pada kategori
dengan konsep konformitas negatif
rendah. Ini berarti bahwa pembelian
yang mendorong untuk melakukan
impulsif
pembelian
yang
rendah
tersebut
impulsif
dan
skala
dimungkinkan karena remaja putri di
konformitas yang digunakan tidak
SMA
dapat
dikaitkan dengan pembelian impulsif.
berbelanja
Sehingga menyebabkan perbedaaan
Negeri
mengontrol
7
diri
Surakarta
dalam
dapat
hasil penelitian yang dilakukan oleh
ditekan dan bahkan dihindari apabila
Sebayang pada tahun 2011 di SMA N
remaja memiliki sistem pengendalian
7 Surakarta yang memperoleh hasil
internal pada dirinya. Hal ini sesuai
bahwa sumbangan relatif konformitas
dengan pendapat Rodin (Utami &
terhadap perilaku konsumtif pada
Sumaryono, 2008) bahwa kontrol diri
remaja putri di SMA N 7 Surakarta
adalah perasaan bahwa seseorang
sebesar 59,03%.
karena
dapat
pembelian
membuat
impulsif
keputusan
Menurut
dan
Loudon
&
Bitta
efektif
(Wathani, 2009) terdapat faktor-faktor
yang
lain yang mempengaruhi munculnya
diinginkan dan menghindari akibat
pembelian impulsif selain konformitas
yang tidak diinginkan.
yaitu : a. Karakteristik produk yang
mengambil
untuk
tindakan
menghasilkan
yang
akibat
mempengaruhi
Berdasarkan hasil analisis yang
menunjukkan
bahwa
memberikan
sumbangan
pembelian
impulsif
seperti memiliki harga yang murah,
konformitas
efektif
adanya sedikit kebutuhan terhadap
sebesar 3,9% terhadap pembelian
produk tersebut, siklus kehidupan
impulsif. Hal ini menunjukkan bahwa
produknya pendek, ukurannya kecil
konformitas mempengaruhi pembelian
atau ringan, mudah disimpan. b. Pada
impulsif sebesar 3,9% sehingga masih
faktor
ada
mempengaruhi
96,1%
faktor
lain
yang
marketing,
hal-hal
pembelian
yang
Impulsif
impulsif
adalah distribusi massa pada self-
selain konformitas. Sumbangan efektif
service outlet terhadap pemasangan
yang rendah dimungkinkan karena ada
iklan besar- besaran dan material yang
beberapa
akan didiskon dan posisi barang yang
mempengaruhi
hal
pembelian
diantaranya
adalah
10
dipamerkan dan lokasi toko yang
tidak jujur dengan kondisi subjek yang
menonjol
sesungguhnya
turut
mempengaruhi
dan
cenderung
pembelian impulsif. c. Karakteristik
menutup-nutupi informasi. Penelitian
konsumen
yang terbatas oleh waktu sehingga
yang
pembelian
kepribadian
yang
mempengaruhi
impulsif
seperti
peneliti menggunakan try out terpakai
konsumen,
demografis
karena pada saat itu SMA Negeri 7
terdiri
kelamin
Surakarta mendekati Ujian Tengah
perkawinan,
Semester. Pemilihan subjek yang tidak
penghasilan, pekerjaan dan pendidikan
sesuai dengan konsep konformitas
serta karakteristik-karakteristik sosio-
negatif
ekonomi yang dihubungkan dengan
melakukan pembelian impulsif dan
tingkat pembelian impulsif.
skala konformitas yang dibuat oleh
(gender),
dari
usia
jenis
status
Berdasarkan hasil penelitian
peneliti
dapat disimpulkan bahwa konformitas
yang
tidak
mendorong
dikaitkan
untuk
dengan
pembelian impulsif.
hanya memberikan sedikit kontribusi
terhadap pembelian impulsif sehingga
KESIMPULAN
tidak dapat dijadikan tolak ukur dalam
Kesimpulan yang dapat diambil
pembelian impulsif, namun dalam hal
dari penelitian ini adalah:
ini terlepas dari kesulitan dan kendala
1. Ada
hubungan
positif
yang
dalam proses melakukan penelitian.
signifikan
Penelitian
dengan pembelian impulsif pada
ini
kelemahan
terdapat
seperti
didistribusikan
bersangkutan
oleh
bukan
beberapa
skala
yang
guru
yang
oleh
dapat
mengetahui
2. Tingkat konformitas pada remaja
peneliti
putri tergolong sedang.
3. Tingkat pembelian impulsif pada
secara
remaja putri tergolong rendah.
langsung proses pengisian skala oleh
subjek. Peneliti
konformitas
remaja putri.
secara langsung sehingga peneliti
tidak
antara
4. Peranan atau sumbangan efektif
tidak mengetahui
konformitas terhadap pembelian
kondisi subjek pada saat mengisi skala
impulsif pada remaja putri sebesar
sehingga
3,9%.
dalam
pengisian
skala
dimungkinkan terjadi pengisian yang
11
agar skala yang diisi oleh siswi
SARAN
benar-benar mewakili atau sesuai
Saran yang dapat diberikan oleh
peneliti adalah sebagai berikut:
dengan
karakteristik
1. Bagi remaja putri yang pembelian
melakukan
perbaikan
siswi,
skala
impulsifnya dalam kategori rendah
konformitas untuk lebih dikaitkan
hendaknya dalam pemilihan teman
dengan pembelian impulsif dan
harus memperhatikan relasi atau
pada saat pra penelitian digunakan
teman yang mendukung untuk
angket
melakukan hal-hal yang positif,
mendapatkan
sehingga dapat mempertahankan
lengkap mengenai subjek.
terbuka
agar
lebih
informasi
yang
untuk tidak melakukan pembelian
impulsif.
2. Bagi
DAFTAR PUSTAKA
guru
perlu
lebih
Baron, R.A dan Byrne, D. (2012).
Psikologi Sosial. Jakarta :
Erlangga.
memperhatikan dan mengajarkan
siswi-siswi
cara
untuk
mengontrol
perilakunya
dapat
sendiri
Bong,
dan membentuk konformitas yang
positif guna mencegah terjadinya
pembelian
remaja
impulsif
putri,
dikalangan
terutama
siswi
S.
(2012).
Pengaruh
Karakteristik
Personal
terhadap Perilaku Belanja
Impulsif Konsumen Ritel
Hymermarket di Jakarta.
Jurnal Managemen. 2 (7),
47-66.
sekolah menengah atas.
Dariyo, A. (2004). Psikologi Remaja.
Bandung : PT Refika
Aditama.
3. Bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian dengan tema
yang sama diharapkan mampu
memperbaiki
kelemahan
Engel, J.F., Blackwell, R.D., dan
Miniard,
P.W.
(2013).
Perilaku
Konsumen.
Tangerang
:
Binarupa
Aksara.
yang
terdapat dalam penelitian ini yaitu
dengan
memperluas
sampel
penelitian, melakukan penelitian
dengan
waktu
yang
Indah, P.S. (2014). The Park Mall
Gelar All About Woman.
Artikel.
http://dok.joglosemar.co/baca
/2014/09/20/the-park-mallgelar-all-about woman. html.
cukup,
melakukan proses pengambilan
data dengan situasi yang kondusif
12
Kartajaya, H dan Winasis, N. T.
(2010). Mall Sweet Mall.
Artikel.
http://bisniskeuangan.kompas
.com/read/2010/12/15/09142
145/.quot.Mall.Sweet.Mall.qu
ot.
Sears, D.O., Feedman, J.L., dan
Peplau,
L.A.
(2006).
Psikologi Sosial. Jakarta :
Erlangga.
Setyaningrum, A. (2007). Hubungan
Konformitas
Dengan
Kemandirian
Dalam
Pengambilan Keputusan Pada
Mahasiswa.
Skripsi.
Semarang
:
Fakultas
Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata.
Kotler, P. (2008). Prinsip-prinsip
Pemasaran.
Jakarta
:
Erlangga.
Mantiri, G.P dan Andriani, F. (2012).
Pengaruh Konformitas dan
Persepsi Mengenai Pola Asuh
Otoriter Orang Tua Terhadap
Kenakalan Remaja (Juvenile
Deliquency).
Jurnal
Psikologi Perkembangan dan
Pendidikan. 2 (1),1-8.
Sitohang, A. (2009). Hubungan antara
Konformitas
terhadap
Kelompok Teman Sebaya
dengan Pembelian Impulsif
Pada
Remaja.
Skripsi.
Semarang
:
Fakultas
Psikologi
Universitas
Diponegoro.
Rohman, F. (2009). Peran Nilai
Hedonik
Konsumsi
dan
Reaksi Impulsif sebagai
Mediasi Pengaruh Faktor
Situasional
terhadap
Keputusan
Pembelian
Impulsif di Butik Kota
Malang. Jurnal Aplikasi
Manajemen. 2 (7), 251-261.
Sunyoto,
D.
(2013).
Perilaku
Konsumen. Yogyakarta :
CAPS (Center of Academic
Publishing Service).
Utami, A.F dan Sumaryono. (2008).
Pembelian Impulsif Ditinjau
dari Kontrol Diri dan Jenis
Kelamin pada Remaja. Jurnal
Psikologi Proyeksi. 1 (3), 4657.
Santrock, J.W. (2009). Psikologi
Pendidikan.
Jakarta
:
Salemba Humanika.
Sarwono,
S.W. (2004). Psikologi
Remaja. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Wathani, F. (2009). Perbedaan
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif Produk Pakaian
Ditinjau Dari Peran Gender.
Skripsi.
Sumatra
Utara:
Fakultas
Psikologi
Universitas Sumatera Utara.
_______. (2013). Psikologi Remaja.
Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Sarwono, S dan Meinarno, E.A.
(2011). Psikologi Sosial.
Jakarta : Salemba Humanika.
13