Pengaruh Tinggi Galian Terhadap Stabilitas Lereng Tanah Lunak.

(1)

ix Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP

STABILITAS LERENG TANAH LUNAK

Nikodemus Leomitro NRP: 1221043

Pembimbing: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.

ABSTRAK

Lereng merupakan sebidang tanah yang memiliki sudut kemiringan terentu. Lereng dibedakan atas lereng alami dan lereng buatan. Salah satu bencana alam tanah yang sering terjadi di Indonesia adalah bencana longsor. Berdasarkan pada Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) tahun 2015 tercatat 125 bencana longsor di Indonesia. Agar tidak terjadi kelongsoran kestabilan lereng perlu diperhitungkan dalam rekayasa geoteknik seperti galian dan timbunan tanah apalagi dalam kondisi tanah lunak. Indikasi untuk menentukan lereng dalam kondisi stabil atau labil berdasarkan nilai faktor keamanan (safety factor) yang telah diperhitungkan. Penyebab kelongsoran dapat terjadi akibat gaya penahan tidak mampu menahan gaya penggerak. Gaya penggerak menjadi besar akibat berat tanah itu sendiri dan beban luar. Pada penelitian Tugas Akhir ini akan menganalisis pengaruh tinggi galian terhadap stabilitas lereng tanah lunak. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan nilai faktor keamanan pada tinggi galian secara pertahap dari 1m sampai dengan 4m dan mengetahui pada ketinggian galian tertentu lereng dalam kondisi tidak stabil. Dalam analisis stabilitas lereng metode yang digunakan adalah metode Fellenius (1936) yang merupakan metode irisan. Analisis dilakukan dengan berbagai titik pusat gelincir O. Hasil analisis dengan metode Fellenius pada galian 1m dan 2m, lereng masih dalam kondisi stabil dan aman. Lereng mulai tidak stabil pada galian 3m dan 4m dengan nilai faktor keamanan 1,135 dan 1,030 dari persyaratan nilai faktor keamanan minimum adalah 1,25 menurut Joseph E. Bowles (1989).


(2)

x Universitas Kristen Maranatha

THE EFFECT OF THE EXCAVATION LEVEL TO THE

SOFTGROUND SLOPE STABILITY

Nikodemus Leomitro NRP: 1221043

Advisor: Ir. Herianto Wibowo, M.Sc.

ABSTRACT

Slopes are a piece of land that has a certain angle. The Slopes consist of natural and man made slopes. One of ground disasters that frequently occur in Indonesia is landslides. According to the National Disaster Management Agency in 2015 recorded 125 landslides in Indonesia. To avoid sliding slope stability need to calculated in geotechnical engineering such as excavation and filled soil especially in soft soil. Indications to determine the slopes in stable or unstable condition based on the value of the safety factor (safety factor) calculated. The cause of landslide may occur due to the retaining force is not able to hold the mobilization force. The mobilization force becomes large due to the weight of the soil itself and external load. In this final project study research will analyze the effect of level excavation on soft soil slope stability. The purpose of this study to get a safety factor of excavation incrementally from 1m until 4m and determine the level of a particular excavation slopes in unstable condition. In a slope stability analysis method used is the Fellenius method (1936) which is a method of slices. Analyses were performed with variety of sliding center point O. The results analysis by Fellenius method of the 1m and 2m excavation the slope is still in stable condition and safe. Unstable slopes started at 3m and 4m excavation with a safety factor value of 1.135 and 1.030 of minimum requirements safety factor value is 1.25 according to Joseph E. Bowles (1989).


(3)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR NOTASI ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian... 2

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2

1.4 Sistematika Pembahasan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Klasifikasi Tanah... 4

2.2 Lereng dan Tanah Longsor ... 5

2.2.1 Lereng ... 6

2.2.2 Tanah Longsor ... 7

2.2.3 Jenis Tanah Longsor ... 8

2.2.4 Aliran Bahan Rombakan ... 11

2.3 Nilai Parameter dan Mekanika Tanah ... 12

2.3.1 Pengujian Penetrasi Standar/Standard Penetration Test (SPT). 12 2.3.2 Index Properties Soil ... 15

2.3.3 Atterberg Limits ... 18

2.3.4 Triaxial Test ... 19


(4)

xii Universitas Kristen Maranatha

2.4 Kekuatan Geser Tanah () ... 22

2.5 Modulus Elastisitas Young (ES) ... 25

2.6 Rasio Poisson/Angka Poisson () ... 27

2.7 Sudut Dilatansi () ... 28

2.8 Koefisien Tanah Diam (k0) ... 28

2.9 Stabilitas Lereng ... 29

2.9.1 Faktor Keamanan ... 30

2.9.2 Metode Irisan Biasa Fellenius (1936) ... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 33

3.1 Alir Penelitian ... 33

3.2 Pengumpulan Data ... 34

3.3 Parameter Desain Tanah Yang Digunakan ... 34

3.4 Metode Fellenius ... 34

3.5 Skenario Simulasi Analisis ... 36

BAB IV ANALISIS STABILITAS LERENG ... 37

4.1 Parameter Desain Tanah... 37

4.2 Analisis Metode Fellenius ... 38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1 Simpulan... 47

5.2 Saran ... 47


(5)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lereng Alami ... 6

Gambar 2.2 Lereng Buatan ... 6

Gambar 2.3 Lereng Timbunan ... 7

Gambar 2.4 Gambaran Umum Tanah Longsor ... 7

Gambar 2.5 Longsoran Translasi ... 9

Gambar 2.6 Longsoran Rotasi ... 9

Gambar 2.7 Longsoran Blok ... 10

Gambar 2.8 Runtuhan Batu ... 10

Gambar 2.9 Rayapan Tanah ... 11

Gambar 2.10 Aliran Bahan Rombakan ... 11

Gambar 2.11 Korelasi NSPT dan Nilai Kohesi Tanah (c) ... 13

Gambar 2.12 Korelasi NSPT dan Tegangan Geser Tanah (u) ... 13

Gambar 2.13 Struktur Tanah ... 15

Gambar 2.14 Bagan Plastisitas Cassagrande... 19

Gambar 2.15 Lingkaran Mohr Triaxial Test ... 20

Gambar 2.16 Keruntuhan Busur Lingkaran Stabilitas Lereng (a) ... 23

Gambar 2.17 Lingkaran Mohr Kondisi Tegangan Total Pada Tanah Tak ... 24

Gambar 2.18 Lingkaran Mohr Pada Kondisi Tegangan Tanah Efektif ... 25

Gambar 2.19 Keruntuhan Busur Lingkaran Stabilitas Lereng (b) ... 29

Gambar 2.20 Jenis Bidang Tanah Longsor ... 30

Gambar 2.21 Metode Irisan Biasa Fellenius ... 31

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ... 33

Gambar 3.2 Metode Irisan Fellenius ... 35

Gambar 4.1 Titik O 45 (Galian 1) ... 38

Gambar 4.2 Titik O 15 (Galian 2) ... 40

Gambar 4.3 Titik O 19 (Galian 3) ... 41

Gambar 4.4 Titik O 35 (Galian 4) ... 43


(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gradasi Ukuran Klasifikasi Tanah ... 4

Tabel 2.2 Korelasi NSPT, Unconfined Compressive Strength, Konsistensi, dan Berat Jenis Tanah Jenuh Untuk Tanah Kohesif ... 14

Tabel 2.3 Korelasi NSPT dan Berat Jenis () Pada Tanah Kohesif dan Non Kohesif ... 14

Tabel 2.4 Korelasi NSPT dan Modulus Elastisitas (ES) Pada Tanah Lempung ... 15

Tabel 2.5 Koefisien Rembesan Permeabilty Test ... 22

Tabel 2.6 Korelasi NSPT Terhadap Modulus Elastisitas (Es) ... 27

Tabel 2.7 Modulus Elastisitas Tanah ... 27

Tabel 2.8 Angka Poisson ... 28

Tabel 3.1 Penabelan Perhitungan Metode Fellenius ... 36

Tabel 4.1 Parameter Desain Tanah ... 37

Tabel 4.2 Perhitungan Nilai Faktor Keamanan Titik O 45 (Galian 1) ... 39

Tabel 4.3 Perhitungan Nilai Faktor Keamanan Titik O 15 (Galian 2) ... 40

Tabel 4.4 Perhitungan Nilai Faktor Keamanan Titik O 19 (Galian 3) ... 42

Tabel 4.5 Perhitungan Nilai Faktor Keamanan Titik O 35 (Galian 4) ... 43


(7)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR NOTASI

b : lebar irisan c : kohesi tanah

c’ : kohesi tanah efektif e : angka pori

ES : modulus elastisitas tanah

Gs : berat jenis butir tanah

h : tinggi rata-rata irisan k : koefisien permeabilitas

k0 : koefisien tanah diam

l : panjang burus lingkaran pada irisan n : porositas

Sr : derajat kejenuhan tanah w : kadar air tanah

W : berat irisan

α : sudut antara W dan titik pusat gelincir O : kemiringan lereng

 : berat volume tanah sat : berat volume tanah jenuh

 : kekuatan/tegangan geser tanah u : tegangan geser tanah tak terdrainasi

 : angka Poisson  : sudut geser dalam

’ : sudut geser dalam efektif  : sudut dilatansi


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lereng adalah suatu sisi pada sebidang tanah yang memiliki sudut kemiringan tertentu, oleh karena itu merupakan bagian terpenting yang harus dijaga kestabilannya. Lereng dibedakan dalam tiga jenis,yaitu: lereng alam (natural

slopes), lereng buatan manusia (man made slopes), dan lereng timbunan tanah (fill soil slopes) (Wesley, 2012). Permasalahan yang terkait dengan lereng banyak

ditemui di dalam pembangunan Teknik Sipil seperti pembuatan basement, tanggul, pembuatan jalan tol, dan pekerjaan tanah lainnya.

Permasalahan kemantapan (stabilitas) lereng sering terjadi dalam pekerjaan galian maupun timbunan tanah di suatu proyek konstruksi. Longsor (landslide) merupakan pergerakan geser tanah yang sering terjadi pada lereng. Kelongsoran sering kali pada lereng yang curam dan pada umumnya terjadi pada musim hujan sehingga tanah berubah dari tak jenuh (unsaturated) menjadi jenuh (saturated). Stabilitas lereng perlu direncanakan dengan baik dan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pekerjaan tanah agar tidak terjadi kelongsoran.

Kelongsoran pada lereng dipengaruhi oleh berat tanah sendiri, pengaruh rembesan air tanah, serta beban luar dari lereng. Bencana longsor sering terjadi di Indonesia dan mengakibatkan korban jiwa maupun kerugian materil. Tercatat di situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2015 telah terjadi 125 kejadian tanah longsor di berbagai daerah di Indonesia (BNPB, 2015), oleh karena itu hal ini sangat penting untuk diperhatikan.

Berdasarkan data dari BNPB, angka bencana longsor sangat tinggi di Indonesia, oleh karena itu perlu perhatian khusus dalam menganalisis stabilitas lereng untuk mendapatkan nilai faktor keamanan (safety factor) yang memenuhi standar dan bila perlu ditingkatkan. Kelongsoran dapat ditanggulangi sebelum terjadinya longsor ataupun dalam kondisi darurat. Hal ini perlu dipahami agar tidak terjadi banyak kerugian yang tidak terduga.


(9)

2 Universitas Kristen Maranatha Bencana longsor yang terjadi di Indonesia banyak terjadi pada tanah lunak (soft soil). Menyadari hal ini maka penelitian Tugas Akhir ini menganalisis pengaruh tinggi galian terhadap stabilitas lereng tanah lunak dengan metode Fellenius sebagai pendekatan nilai faktor keamanan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh tinggi galian terhadap stabilitas lereng pada tanah lunak untuk mendapatkan nilai faktor keamanan dan mengetahui pada ketinggian galian tertentu lereng dalam kondisi labil (akan longsor) dengan metode Fellenius.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penulisan Tugas Akhir ini dibatasi pembahasannya, agar tidak meluas sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Beberapa batasan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Jenis tanah yang digunakan dalam analisis adalah tanah lunak (soft clay) homogen sampai pada kedalaman 10m. Data parameter tanah yang digunakan adalah tabel korelasi SPT (Standard Penetration Test) berdasarkan Terzahi pada Gambar 2.11 dan Whilliam pada Tabel 2.2.

2. Kemiringan lereng dengan sudut ȕ = 65° dan ketinggian total lereng 10m. 3. Tinggi galian pertahap 1m. Galian dilakukan hingga kedalaman 4m. 4. Nilai NSPT ditentukan sama dengan 4 untuk tanah lunak.

5. Nilai sudut geser dalam sama dengan 0° dengan asumsi tanah lempung lunak memiliki nilai sudut geser dalam mendekati nol

6. Nilai beban luar adalah 100KN/m merupakan beban pondasi lajur dengan jarak beban luar 2m dari tepi lereng.

7. Analisis dilakukan dengan 72 titik pusat gelincir O. 8. Analisis menggunakan metode Fellenius.


(10)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan Tugas Akhir ini memiliki lima bab dan terdapat sub bab di dalam bab, berikut merupakan ulasan singkat secara umum pembahasan setiap bab yang ada:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika pembahasan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam penelitian yang meliputi pembahasan mengenai parameter-parameter tanah, kuat geser tanah, definisi lereng, analisis stabilitas lereng, dan metode Fellenius.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini dibahas mengenai metode penelitian mencakup pengumpulan data dan penyelesaian masalah, parameter-parameter yang diambil dari bahan referensi untuk analisis metode Fellenius.

BAB IV Analisis Stabilitas Lereng

Dalam bab ini dibahas dan diuraikan mengenai analisis stabilitas lereng dengan metode Fellenius.

BAB V Simpulan dan Saran


(11)

47 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisis penelitian pengaruh tinggi galian terhadap stabilitas lereng tanah lunak dengan metode manual Fellenius didapat simpulan sebagai berikut: 1. Nilai faktor keamanan pada galian 1m dan 2m memenuhi syarat nilai FK >

1,25 menurut Bowles. Faktor keamanan kritis dari galian 1m dan 2m adalah 1,435 dan 1,250. Pada galian 3m dan 4m tidak memenuhi syarat dengan faktor keamanan kritis 1,135 dan 1,030.

2. Sebaiknya galian dihentikan sampai pada galian 2m agar memenuhi syarat dan mencegah terjadinya kelongsoran.

3. Dari hasil analisis titik pusat gelincir O, semakin ke arah kanan dan ke arah bawah dari koordinat X,Y maka nilai faktor keamanan semakin kecil.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Pada perhitungan manual dapat dicoba dengan metode lain seperti Bishop, Janbu, dan Cousins sebagai pembanding nilai faktor keamanan.

2. Geometri lereng dapat berupa lereng bertingkat, besar beban luar dapat coba diperbesar, kemiringan lereng dapat divariasi dan jarak beban dapat digeser. 3. Bila lereng tidak memenuhi syarat FK > 1,25 maka dapat dicoba perkuatan

tanah seperti teknologi geotekstil maupun dinding penahan tanah dan dapat dimodelkan pada software (perangkat lunak) seperti Plaxis, Visual sloope, dan Geo5.


(12)

48 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Bishop, A. W., 1964, Soil Properties, Imperial College M.Sc.(Eng)., Course Lecture Notes, London.

2. Budhu, M., 2000. Soil Mechanics And Foundations. United States of America.

3. Labuz, J. F., (2014), Mohr-Coulomb Failure Criterion, Rock Mechanics And

Rock Engineering, ISBN 975-979, DOI 10.1007/s00603‐012‐0281‐7

4. Rahardjo, P., 2012, Manual Kestabilan Lereng, Center for Geotechnical

Engineering and Geohazard Studies.

5. Wesley, L. D., 2012, Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan & Residu (D. Prabantini Ed.), Penerbit Andy, Yogyakarta, ISBN 978–979-29-2633-0. 6. Terzaghi, K., 1943, Theoritical Soil Mechanics, J. Wiley and Sons, New

York, ISBN 0-471-85305-4.

7. Alena, 2011, Metode Galian Pada Proyek Konstruksi, diakses dari https://alena02.wordpress.com/2011/11/page/2/.

8. Allindopedia, 2012, Jenis Bentuk Muka Bumi Yang Miring, diakses dari http://allindopedia.blogspot.co.id/2012/12/jenis-bentuk-muka-bumi-yang-miring.html.

9. BNPB, 2015, Data Kejadian Tanah Longsor diakses dari http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/datalongsorall.php. 10. Cwienn, 2010, Penurunan Pondasi Dangkal, diakses dari

https://cwienn.wordpress.com/2010/07/09/penurunan-pondasi-dangkal/. 11. Edward, 2011, Klasifikasi tanah menurut system AASHTO dan USCS,

diakses dari http://edwardpgultom.blogspot.co.id/2011/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html.

12. ESDM, 2008, Pengenalan Gerakan Tanah, diakses dari www.esdm.go.id.

13. Geohazard, 2011, Mohr Circles. diakses dari

http://www.geohazards.info/pages/hazard%20modelling%20resources%20 workshop%20b.htm.

14. Goodheart, S., 2011, The Nature of Berkeley, diakses dari https://berkeleynature.wordpress.com/.

15. Harahap, 2012, Tabel Korelasi Data-data Tanah, diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34318/1/Appendix.pdf.


(13)

49 Universitas Kristen Maranatha

16. Imamzuhri, 2012, Mekanika Tanah, diakses dari

http://imamzuhri.blogspot.co.id/2012/09/t-n-h-1.html.

17. Irsyam, M., 2014, Rekayasa Pondasi, diakses dari personal.ftsl.itb.ac.id/masyhur/publications/.

18. Jhone, 2016, Atterberg Limit Test, diakses dari http://simple-jhone.blogspot.co.id/2011/11/atterberg-limit-test.html.

19. Joko, 2015, Tujuan dan Manfaat dari Kegiatan Klasifikasi Tanah, diakses dari http://jokowarino.id/tujuan-dan-manfaat-dari-kegiatan-klasifikasi-tanah/.

20. Louman, 2012, Atteberg Limits, diakses dari

http://kuliahinsinyur.blogspot.co.id/2012/05/atteberg-limits.html#.VvojPeJ97IU.

21. Lusas, 2004, Calculation of Spring Constants for Use As Apring Supports in

Lusas Piling Analyses, diakses dari http://www.lusas.cn/protected/documentation/1001_lateral_spring_constant s.pdf.

22. Das, B.M., (1995). Mekanika Tanah Jilid 1, diakses dari https://ml.scribd.com/doc/.../MEKANIKA-TANAH-1-BRAJA-M-DAS-JILID-1.

23. Mangubali, B. A., 2013, Slope Stability of Surface Mining, diakses dari http://lerengtambang.blogspot.co.id/.

24. Pratama, D., 2013, Tanah Longsor, diakses dari

http://tanahlongso.blogspot.co.id/.

25. Siagian, P., 2012, Permeabilitas Tanah, Retrieved from http://llmu-tanah.blogspot.co.id/2012/06/permeabilitas-tanah.html.

26. Vsisurabaya, 2008, Modulus Young, Modulus Elastis dan Modulus Deformasi,

diakses dari http://designmekanik.blogspot.co.id/2011/04/modulus-youngmodulus-elastis-dan.html.

27. Wasan, 2014, Parameter Desain. Diakses dari

http://wwasan.blogspot.co.id/2014/10/parameter-desain.html.

28. Lambe, T. W., Whitman, R. V.,1962, Soil Mechanics, diakses dari https://www.scribd.com/doc/240019386/1969-T-William-Lambe-Robert-v-Whitman-Soil-Mechanics.

29. Works, E., 2015, River embankment adjacent to the A484 Gresford, Wales., diakses dari http://www.externalworksindex.co.uk/entry/106743/Grass-Concrete/River-embankment-adjacent-to-the-A484-Gresford-Wales/


(1)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lereng adalah suatu sisi pada sebidang tanah yang memiliki sudut kemiringan tertentu, oleh karena itu merupakan bagian terpenting yang harus dijaga kestabilannya. Lereng dibedakan dalam tiga jenis,yaitu: lereng alam (natural slopes), lereng buatan manusia (man made slopes), dan lereng timbunan tanah (fill soil slopes) (Wesley, 2012). Permasalahan yang terkait dengan lereng banyak ditemui di dalam pembangunan Teknik Sipil seperti pembuatan basement, tanggul, pembuatan jalan tol, dan pekerjaan tanah lainnya.

Permasalahan kemantapan (stabilitas) lereng sering terjadi dalam pekerjaan galian maupun timbunan tanah di suatu proyek konstruksi. Longsor (landslide) merupakan pergerakan geser tanah yang sering terjadi pada lereng. Kelongsoran sering kali pada lereng yang curam dan pada umumnya terjadi pada musim hujan sehingga tanah berubah dari tak jenuh (unsaturated) menjadi jenuh (saturated). Stabilitas lereng perlu direncanakan dengan baik dan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pekerjaan tanah agar tidak terjadi kelongsoran.

Kelongsoran pada lereng dipengaruhi oleh berat tanah sendiri, pengaruh rembesan air tanah, serta beban luar dari lereng. Bencana longsor sering terjadi di Indonesia dan mengakibatkan korban jiwa maupun kerugian materil. Tercatat di situs Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2015 telah terjadi 125 kejadian tanah longsor di berbagai daerah di Indonesia (BNPB, 2015), oleh karena itu hal ini sangat penting untuk diperhatikan.

Berdasarkan data dari BNPB, angka bencana longsor sangat tinggi di Indonesia, oleh karena itu perlu perhatian khusus dalam menganalisis stabilitas lereng untuk mendapatkan nilai faktor keamanan (safety factor) yang memenuhi standar dan bila perlu ditingkatkan. Kelongsoran dapat ditanggulangi sebelum terjadinya longsor ataupun dalam kondisi darurat. Hal ini perlu dipahami agar tidak terjadi banyak kerugian yang tidak terduga.


(2)

2 Universitas Kristen Maranatha Bencana longsor yang terjadi di Indonesia banyak terjadi pada tanah lunak (soft soil). Menyadari hal ini maka penelitian Tugas Akhir ini menganalisis pengaruh tinggi galian terhadap stabilitas lereng tanah lunak dengan metode Fellenius sebagai pendekatan nilai faktor keamanan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh tinggi galian terhadap stabilitas lereng pada tanah lunak untuk mendapatkan nilai faktor keamanan dan mengetahui pada ketinggian galian tertentu lereng dalam kondisi labil (akan longsor) dengan metode Fellenius.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penulisan Tugas Akhir ini dibatasi pembahasannya, agar tidak meluas sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Beberapa batasan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Jenis tanah yang digunakan dalam analisis adalah tanah lunak (soft clay) homogen sampai pada kedalaman 10m. Data parameter tanah yang digunakan adalah tabel korelasi SPT (Standard Penetration Test) berdasarkan Terzahi pada Gambar 2.11 dan Whilliam pada Tabel 2.2.

2. Kemiringan lereng dengan sudut ȕ = 65° dan ketinggian total lereng 10m. 3. Tinggi galian pertahap 1m. Galian dilakukan hingga kedalaman 4m. 4. Nilai NSPT ditentukan sama dengan 4 untuk tanah lunak.

5. Nilai sudut geser dalam sama dengan 0° dengan asumsi tanah lempung lunak memiliki nilai sudut geser dalam mendekati nol

6. Nilai beban luar adalah 100KN/m merupakan beban pondasi lajur dengan jarak beban luar 2m dari tepi lereng.

7. Analisis dilakukan dengan 72 titik pusat gelincir O. 8. Analisis menggunakan metode Fellenius.


(3)

3 Universitas Kristen Maranatha

1.4 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan Tugas Akhir ini memiliki lima bab dan terdapat sub bab di dalam bab, berikut merupakan ulasan singkat secara umum pembahasan setiap bab yang ada:

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika pembahasan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam penelitian yang meliputi pembahasan mengenai parameter-parameter tanah, kuat geser tanah, definisi lereng, analisis stabilitas lereng, dan metode Fellenius.

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini dibahas mengenai metode penelitian mencakup pengumpulan data dan penyelesaian masalah, parameter-parameter yang diambil dari bahan referensi untuk analisis metode Fellenius.

BAB IV Analisis Stabilitas Lereng

Dalam bab ini dibahas dan diuraikan mengenai analisis stabilitas lereng dengan metode Fellenius.

BAB V Simpulan dan Saran


(4)

47 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil analisis penelitian pengaruh tinggi galian terhadap stabilitas lereng tanah lunak dengan metode manual Fellenius didapat simpulan sebagai berikut: 1. Nilai faktor keamanan pada galian 1m dan 2m memenuhi syarat nilai FK >

1,25 menurut Bowles. Faktor keamanan kritis dari galian 1m dan 2m adalah 1,435 dan 1,250. Pada galian 3m dan 4m tidak memenuhi syarat dengan faktor keamanan kritis 1,135 dan 1,030.

2. Sebaiknya galian dihentikan sampai pada galian 2m agar memenuhi syarat dan mencegah terjadinya kelongsoran.

3. Dari hasil analisis titik pusat gelincir O, semakin ke arah kanan dan ke arah bawah dari koordinat X,Y maka nilai faktor keamanan semakin kecil.

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Pada perhitungan manual dapat dicoba dengan metode lain seperti Bishop, Janbu, dan Cousins sebagai pembanding nilai faktor keamanan.

2. Geometri lereng dapat berupa lereng bertingkat, besar beban luar dapat coba diperbesar, kemiringan lereng dapat divariasi dan jarak beban dapat digeser. 3. Bila lereng tidak memenuhi syarat FK > 1,25 maka dapat dicoba perkuatan

tanah seperti teknologi geotekstil maupun dinding penahan tanah dan dapat dimodelkan pada software (perangkat lunak) seperti Plaxis, Visual sloope, dan Geo5.


(5)

48 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Bishop, A. W., 1964, Soil Properties, Imperial College M.Sc.(Eng)., Course Lecture Notes, London.

2. Budhu, M., 2000. Soil Mechanics And Foundations. United States of America.

3. Labuz, J. F., (2014), Mohr-Coulomb Failure Criterion, Rock Mechanics And

Rock Engineering, ISBN 975-979, DOI 10.1007/s00603‐012‐0281‐7

4. Rahardjo, P., 2012, Manual Kestabilan Lereng, Center for Geotechnical Engineering and Geohazard Studies.

5. Wesley, L. D., 2012, Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan & Residu (D. Prabantini Ed.), Penerbit Andy, Yogyakarta, ISBN 978–979-29-2633-0. 6. Terzaghi, K., 1943, Theoritical Soil Mechanics, J. Wiley and Sons, New

York, ISBN 0-471-85305-4.

7. Alena, 2011, Metode Galian Pada Proyek Konstruksi, diakses dari https://alena02.wordpress.com/2011/11/page/2/.

8. Allindopedia, 2012, Jenis Bentuk Muka Bumi Yang Miring, diakses dari http://allindopedia.blogspot.co.id/2012/12/jenis-bentuk-muka-bumi-yang-miring.html.

9. BNPB, 2015, Data Kejadian Tanah Longsor diakses dari http://geospasial.bnpb.go.id/pantauanbencana/data/datalongsorall.php. 10. Cwienn, 2010, Penurunan Pondasi Dangkal, diakses dari

https://cwienn.wordpress.com/2010/07/09/penurunan-pondasi-dangkal/. 11. Edward, 2011, Klasifikasi tanah menurut system AASHTO dan USCS,

diakses dari http://edwardpgultom.blogspot.co.id/2011/08/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html.

12. ESDM, 2008, Pengenalan Gerakan Tanah, diakses dari www.esdm.go.id. 13. Geohazard, 2011, Mohr Circles. diakses dari

http://www.geohazards.info/pages/hazard%20modelling%20resources%20 workshop%20b.htm.

14. Goodheart, S., 2011, The Nature of Berkeley, diakses dari https://berkeleynature.wordpress.com/.

15. Harahap, 2012, Tabel Korelasi Data-data Tanah, diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34318/1/Appendix.pdf.


(6)

49 Universitas Kristen Maranatha 16. Imamzuhri, 2012, Mekanika Tanah, diakses dari

http://imamzuhri.blogspot.co.id/2012/09/t-n-h-1.html.

17. Irsyam, M., 2014, Rekayasa Pondasi, diakses dari personal.ftsl.itb.ac.id/masyhur/publications/.

18. Jhone, 2016, Atterberg Limit Test, diakses dari http://simple-jhone.blogspot.co.id/2011/11/atterberg-limit-test.html.

19. Joko, 2015, Tujuan dan Manfaat dari Kegiatan Klasifikasi Tanah, diakses dari http://jokowarino.id/tujuan-dan-manfaat-dari-kegiatan-klasifikasi-tanah/. 20. Louman, 2012, Atteberg Limits, diakses dari

http://kuliahinsinyur.blogspot.co.id/2012/05/atteberg-limits.html#.VvojPeJ97IU.

21. Lusas, 2004, Calculation of Spring Constants for Use As Apring Supports in

Lusas Piling Analyses, diakses dari

http://www.lusas.cn/protected/documentation/1001_lateral_spring_constant s.pdf.

22. Das, B.M., (1995). Mekanika Tanah Jilid 1, diakses dari https://ml.scribd.com/doc/.../MEKANIKA-TANAH-1-BRAJA-M-DAS-JILID-1.

23. Mangubali, B. A., 2013, Slope Stability of Surface Mining, diakses dari http://lerengtambang.blogspot.co.id/.

24. Pratama, D., 2013, Tanah Longsor, diakses dari http://tanahlongso.blogspot.co.id/.

25. Siagian, P., 2012, Permeabilitas Tanah, Retrieved from http://llmu-tanah.blogspot.co.id/2012/06/permeabilitas-tanah.html.

26. Vsisurabaya, 2008, Modulus Young, Modulus Elastis dan Modulus Deformasi,

diakses dari http://designmekanik.blogspot.co.id/2011/04/modulus-youngmodulus-elastis-dan.html.

27. Wasan, 2014, Parameter Desain. Diakses dari http://wwasan.blogspot.co.id/2014/10/parameter-desain.html.

28. Lambe, T. W., Whitman, R. V.,1962, Soil Mechanics, diakses dari https://www.scribd.com/doc/240019386/1969-T-William-Lambe-Robert-v-Whitman-Soil-Mechanics.

29. Works, E., 2015, River embankment adjacent to the A484 Gresford, Wales., diakses dari http://www.externalworksindex.co.uk/entry/106743/Grass-Concrete/River-embankment-adjacent-to-the-A484-Gresford-Wales/