PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG : Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Langensari Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten

(1)

Emay Maelasari, 2013

Penerapan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata 001/S/PGSD_REG/8/Juli2013

PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MATERI BANGUN RUANG

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Langensari Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Emay Maelasari

0902891

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK


(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG.

(Penelitian Tindakan Kelas V SDN 1 Langensari Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Lembang Kab. Bandung Barat)

Oleh Emay Maelasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Emay Maelasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG1)

EMAY MAELASARI2) NIM. 0902891

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan awal siswa yang diperoleh dari nilai rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) yang tidak memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar siswa tidak terlepas dari minimnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif melalui penerapan metode mind mapping (peta pikiran). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif sebagai hasil penerapan metode mind mapping (peta pikiran). Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang partisipasi siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode mind mapping (peta pikiran). Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis dan Mc Taggart dengan tiga siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas Vb SDN 1 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 34 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, lembar partisipasi siswa dan lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa prestasi belajar siswa pada ranah kognitif secara umum mengalami peningkatan setelah diterapkannya mind mapping (peta pikiran). Pada siklus I skor rata-rata siswa mencapai 60,50. Pada siklus II skor rata-rata siswa mencapai 73,31 dan pada siklus II skor rata-rata siswa mencapai 81,12. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada aspek kognitif mengalami peningkatan setelah diterapkannya mind mapping (peta pikiran). Secara umum, siswa memberikan sikap positif terhadap pembelajaran matematika metode mind mapping (peta pikiran). Hal ini ditunjukkan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan pada tahap akhir siswa mampu mengemukakan pendapat atau mengkomunikasikan idenya. Dengan kondisi seperti ini, siswa dapat menemukan konsep matematika, memahami, dan mengaplikasikan kembali dalam kehidupan sehari-hari.

1)

Skripsi di bawah bimbingan Dr. Hj. Pupun Nuryani, M.Pd. dan Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd. 2)

Mahasiswa Jurusan Pedagogik Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia


(6)

MIND MAPPING APPLICATION METHOD TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES

LESSONS IN MATH

BUILDING MATERIALS RUANG

EMAY MAELASARI NIM. 0902891

ABSTRACT

This research is motivated low student achievement in mathematics. This is indicated by initial ability students obtained from the average value of Mid-Semester Exam which does not meet the completeness criteria Minimum value. The low student learning outcomes can not be separated from the lack of involvement of students during the learning process. This study focused on improving student achievement through the implementation of the cognitive mind mapping method. The purpose of this study is to get an idea of the increase in student achievement as a result of the application of cognitive mind mapping method. In addition, this study also aimed to get an overview of the participation of students towards learning mathematics with mind mapping method. In this study, the research method used was Classroom Action Research, which adapt the model Kemmis and Mc Taggart with three cycles. Subjects in this study were the students of class Vb SDN 1 Langensari West Bandung Lembang district, amounting to 34 people. Data collected through tests, sheet student participation and observation sheets. Based on the results of the study, found that student achievement in the cognitive domain in general has increased after the implementation of mind mapping.In the first cycle, the average score of students reached 60.50. In the second cycle the average score of students reached 73.31 and the second cycle the average score of students reached 81.12. This suggests that student achievement on cognitive aspects have increased after the implementation of mind mapping. In general, students gave positive attitudes towards learning maths mind mapping method. This is demonstrated by the involvement of students actively in the learning process and at the final stage students are able to express opinions or communicate ideas. With conditions like these, students can find the mathematics concepts, understand, and apply again in everyday life.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Teori ... 9

1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 9

2. Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 12

3. Metode Mind Mapping (peta pikiran) ... 20

4. Hasil Belajar ... 26

B. Temuan Hasil yang Relevan ... 27

C. Kerangka Pikir ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Metode dan Pendekatan ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Prosedur Penelitian ... 32

E. Analisis dan Interpretasi Data ... 35


(8)

2. Analisis Data Kualitatif ... 36

3. Interpretasi Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Hasil Tindakan Siklus I ... 39

a. Perencanaan Pembelajaran ... 39

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 40

c. Observasi Pembelajaran ... 47

d. Refleksi Tindakan ... 49

2. Hasil Tindakan Siklus II ... 50

a. Perencanaan Pembelajaran ... 50

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 50

c. Observasi Pembelajaran ... 56

d. Refleksi Tindakan ... 57

3. Hasil Tindakan Siklus III ... 58

a. Perencanaan Pembelajaran ... 58

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

c. Observasi Pembelajaran ... 64

d. Refleksi Tindakan ... 66

B. Pembahasan ... 67

1. Perencanaan ... 67

2. Pelaksanaan ... 68

3. Hasil pembelajaran ... 70

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 72

A. Simpulan ... 72

B. Rekomendasi ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mencapai kemajuan di berbagai bidang yang pada akhirnya akan menempatkan seseorang pada derajat yang lebih baik. Harus diakui bahwa tidak setiap manusia dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Bisa saja yang terjadi justru seseorang tumbuh kearah kondisi yang sebenarnya tidak diharapkan sama sekali. Oleh karena itu dalam perkembangan pendidikan sangat dibutuhkan tuntunan, dan kebutuhan akan pendidikan menjadi satu kebutuhan yang cukup penting. Apalagi hidup di zaman modern yang banyak mengalami perubahan dan kemajuan seperti sekarang.

Peningkatan mutu pendidikan sangat penting untuk mengantipasi perkembangan teknologi yang tidak terlepas dari perkembangan matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan berkembangnya daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, juga tidak terlepas dari peran perkembangan matematika. Sehingga, untuk dapat menguasai dan mencipta teknologi serta bertahan di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk menghadapi keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti.

Johnson dan Rising (1972) dalam Karso (2008: 1.39) menyatakan


(10)

2

pembuktian yang logik‟. Menurut Reys (1984) dalam Karso (2008: 1.40) mengatakan bahwa „matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan,

suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat‟. Dari kedua pengertian tersebut bisa dikatakan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan dengan pola berpikir dan hubungan diantara struktur-struktur yang abstrak.

Matematika bisa dikatakan suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir manusia yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Matematika dapat membentuk pola fikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan.

Pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki arti penting bagi siswa, karena melalui pembelajaran matematika inilah pertama kali diletakkan berbagai ilmu kemampuan dasar mengenai matematika dalam lingkungannya. Pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan dan anak mampu memecahkan persoalan sederhana secara sistematik, oleh karena itu pembelajaran matematika harus dibuat lebih menarik dan mudah dipahami, karena matematika lebih membutuhkan pemahaman dari pada penghafalan berbagai rumus yang begitu banyak.

Menurut Heruman (2012: 2) “ Tujuan akhir pembelajaran matematika

di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari”. Tahap keterampilan di sini harus melalui langkah-langkah yang benar sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Anak harus diajarkan terlebih dahulu dari penanaman konsep lalu pemahaman konsep dan yang terakhir adalah pembinaan keterampilan.

Fakta, keterampilan, konsep dan aturan adalah objek langsung dalam matematika. Ada prasyarat untuk mempelajari objek-objek langsung dalam matematika. Sebagai contoh, untuk memahami arti perkalian siswa harus memahami dulu penjumlahan, karena penjumlahan harus dipelajari lebih dahulu dari perkalian. Memahami matematika itu bisa diupamakan seperti


(11)

3

membangun sebuah rumah. Bila fondasinya tidak kuat maka rumah itu akan ambruk. Agar rumah itu kuat dan tahan lama, selain fondasinya, juga tiang-tiangnya harus kuat dan harus dipelihara pula.

Menurut Syamsudin dalam Alfi Sapitri pada skripsi Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Penggunaan Strategi Belajar Mind Mapp

(Peta Pikiran) Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Swasta Taman

Pendidikan Islam Medan T.P. 2009/2010 menyatakan bahwa „pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru

sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid‟.

Dalam hal ini, peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai (fasilisator). Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Namun, pada praktik pembelajaran peserta didik mengalami kesulitan pada pembelajaran seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian atau mengingat, yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran. Sebab untuk mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya, melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahas dengan orang lain. Bukan cuma itu, siswa perlu mengerjakannnya yakni menggambarkan sesuatu degan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba memperaktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah mereka dapat.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada wali kelas Vb SDN 1 Langensari. Didapat hasil nilai ulangan matematika sebagian besar di bawah KKM yaitu 63. Dari 34 siswa ada sekitar 58% yaitu 19 siswa yang nilainya di bawah KKM. Menurut Bapak Jaenudin, siswa-siswi kelas Vb cenderung kurang fokus, banyak mengobrol dan tidak konsentrasi dalam belajar serta terbiasa bermain ketika pelajaran berlangsung.


(12)

4

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar di SDN 1 Langensari, masih banyak guru sekolah dasar yang kurang menggunakan media dan pemberian contoh dalam dalam pembelajaran matematika di SD. Sehingga pembelajaran matematika terasa jenuh dan siswa kurang memahami bagaimana konsep dan penerapan bangun ruang. Pelajaran matematika dalam materi bangun ruang di kelas Vb SDN 1 Langensari masih memerlukan perbaikan dalam model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Karena pembelajaran yang selama ini dilakukan masih bersifat konvensional, pembelajaran antara guru dan siswa kurang berjalan interaktif.

Pembelajaran di kelas berpusat pada guru, akibatnya banyak ditemukan siswa-siswa yang pasif dalam setiap pembelajaran matematika di kelas. Hasil belajar yang masih di bawah KKM pada mata pelajaran matematika di kelas Vb SDN 1 Langensari perlu mendapatkan perhatian yang lebih.

Dari hasil observasi dan wawancara, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dalam mata pelajaran matematika yang melibatkan siswa kelas Vb SDN 1 Langensari dengan menggunakan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) dalam materi bangun ruang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Agung Aji Tapantoko pada tahun 2011 dalam skripsinya dengan judul Penggunaan Metode Mind Mapp

(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok bahwa penggunaan mind mapping (peta pikiran) terbukti ada peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika.

Dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh pendidik. Banyak upaya yang telah dilakukan dan banyak pula keberhasilan yang telah dicapai, meskipun keberhasilan itu belum sepenuhnya memberikan kepuasan bagi peserta didik dan para pendidik, sehingga sangat menuntut renungan, pemikiran dan kerja keras orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk memecahkan masalah yang di hadapi.


(13)

5

Menurut Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar Mind Map” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

metode mind map (peta pikiran) ini akan membantu anak: 1. Mudah mengingat sesuatu;

2. Mengingat fakta, angka, dan rumus dengan mudah; 3. Meningkatkan motivasi dan konsentrasi

4. Mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat.

Penerapan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) belum pernah dilakukan sebelumnya di kelas tersebut. Oleh karena itu, diharapkan

mind mapping (peta pikiran) dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Langensari dalam mata pelajaran matematika.

Dryden dan Vos (2004) dalam Sugiyanto (2010: 104) “peta pikiran diartikan sebagai teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan

citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan”. Mind mapping (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkat daya kreativitasnya melalui kebebasan berimajinasi.

Mind mapping (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Seperti yang diungkapkan oleh Tony Buzan (2006: 4) pembelajaran matematika dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) akan meningkatkan daya hafal dan motivasi belajar siswa yang kuat, serta siswa menjadi lebih kreatif. Selain kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, siswa juga akan lebih termotivasi dengan pembelajaran matematika. Sehingga dengan penerapan metode mind mapping (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan pengertian di atas dapat peneliti simpulkan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) adalah metode pembelajaran


(14)

6

melalui proses pengkonsepan materi dan meringkasnya di otak dan mengambilnya dari otak. Oleh karena itu, peneliti mengajukan judul mengenai Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan metode mind mapping (peta pikiran) di kelas Vb SDN 1 Langensari?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas Vb dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran)? 3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas Vb dalam pembelajaran Matematika

di SDN 1 Langensari setelah menggunakan metode mind mapping (peta pikiran)?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang dengan metode mind mapping (peta pikiran) di kelas Vb SDN 1 Langensari.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas Vb dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran).

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas Vb dalam pembelajaran Matematika di SDN 1 Langensari setelah menggunakan metode mind mapping (peta pikiran).


(15)

7

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, guru bisa mengembangkan metode mind mapping (peta pikiran) dalam mengajar. Dalam hal ini guru juga bisa mempergunakan metode mind mapping (peta pikiran) dalam mengajar materi lainnya bahkan mata pelajaran lainnya. Dengan penelitian ini juga dapat memperkaya gaya mengajar guru sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan: 1. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau pertimbangan guru dalam mengembangkan pembelajaran Matematika sehingga dapat menjadi suatu alternatif menarik dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru nantinya bisa mengembangkan metode mind mapping (peta pikiran) lebih jauh lagi dari kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas.

2. Bagi siswa

Penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) diharapkan siswa lebih mudah dalam memahami materi Matematika dengan adanya penggunaan metode mind mapping (peta pikiran)sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah

Sebagai dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran matematika diantaranya dengan menggunakan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran).

4. Bagi peneliti

Memperoleh ilmu dan pengalaman baru mengenai keterampilan belajar mengajar di sekolah, khususnya pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(16)

8

E. Definisi Operasional

Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Pembelajaran Matematika di kelas V

Pembelajaran Matematika di dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika di kelas V menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bangun Ruang di Kelas V SD

Bangun ruang adalah bangun yang memiliki tiga dimensi yaitu dimensi panjang, dimensi sisi dan dimensi ruang. Bangun ruang yang akan dibahas pada penelitian ini adalah prisma, tabung, limas, kubus, balok dan kerucut. Bagian-bagian bangun ruang :

a) Sisi : bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya.

b) Rusuk : pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang. c) Titik sudut : titik hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau

lebih.

3. Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)

Mind mapping (peta pikiran) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping (peta pikiran) merupakan metode yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk dapat mengkonsepkan dan menjelaskan materi. 4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran melalui peningkatan kemapuan belajar, baik kognitif, psikomotorik maupun afektif. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai postest yang diberikan setiap akhir pertemuan dalam pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian pada hakekatnya adalah mencari jawaban atas permasalahan yang menuntut jawaban yang benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran yang logis menurut pemahaman manusia dan didukung oleh fakta empiris. Hakekat penelitian dipandang sebagai suatu upaya menjawab permasalahan/persoalan secara sistematik dengan menggunakan cara-cara tertentu melalui pengumpulan data empiris, mengolah dan menarik kesimpulan atas jawaban masalah tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran. Penelitian tindakan kelas (PTK) lazimnya dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan untuk memcahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas.

Pemilihan pendekatan ini didasarkan pada pendapat bahwa penelitian tidakan kelas mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan melibatkan berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pengajaran yang terjadi pada siswa (Hermawan, Mujono dan Suherman: 2010).

Metode penelitian pendidikan di sekolah dasar adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan pendidikan yang ada di sekolah dasar. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan secara langsung menyentuh masalah di lapangan, atau masalah yang ada di kelas.


(18)

31

Menurut Carr dan Kemmis dalam Hermawan, Mujono dan Suherman (2010) “ Penelitan Tindakan Kelas adalah salah satu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran “.

Penelitian tidakan kelas merupakan studi sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik- praktik dan kesulitan dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Model penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian tindakan kelas model Kemmis dan MC Taggart. Tahapan-tahapan kegiatan dalam PTK.

1. Perencanan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan. 3. Pengamatan tindakan.

4. Refleksi dari kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Gambar 3.1 Model Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart

Gambar 3.1 Model Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN


(19)

32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan kegiatan penelitian di SDN 1 Langensari yang berlokasi di Kp. Langensari RT 05/ RW 06 Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilakukan dalam waktu 3 bulan yaitu terhitung dari mulai Maret sampai Mei 2013.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Vb Sekolah Dasar Negeri 1 Langensari kecamatan Lembang semester 2 (genap) tahun pelajaran 2012/2013. Kelas ini berisi orang siswa, 16 orang terdiri dari siswa laki-laki dan 18 orang terdiri dari siswa perempuan. K arakter kelas ini adalah siswa-siswinya sulit dikelompokkan. Jika salah seorang siswa merasa tidak cocok dengan teman kelompoknya, maka siswa tersebut menjadi malas atau banyak bermain. Atau jika merasa cocok dengan semua nggotanya, maka enggan untuk ditukarkan dengan siswa lain karena merasa tidak akan cocok.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V terhadap materi bangun ruang dengan menggunakan model siklus belajar. Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Ruswandi, Mujono dan Ayi 2010: 139) tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan pada refleksi awal.

Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap pendahuluan (pra penelitian)

a) Permintaan izin dari Kepala Sekolah SDN 1 Langensari.

b) Observasi dan wawancara

Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi dan situasi SDN 1 Langensari secara keseluruhan, terutama siswa kelas Vb yang akan dijadikan sebagai subyek penelitian.


(20)

33

2. Tahap Penelitian

Siklus 1

a) Perencanaan (planing)

1) Merumuskan rencana pembelajaran (RPP) pada pembelajaran

Matematika metode mind map (peta pikiran).

2) Membuat beberapa soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam

memahami konsep bangun ruang.

3) Membuat lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kondisi pembelajaran di kelas ketika menggunakan metode mind map (peta pikiran). Lembaran observasi ini meliputi : lembaran observasi kegiatan guru dan siswa.

4) Membuat alat peraga yang diperlukan untuk mengoptimalkan

kemampuan siswa dalam memamhami bangun ruang. alat peraga ini berupa gambar bangun ruang dan contoh bangun ruang.

b) Pelaksanaan (acting)

Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan belajar mengajar.

1) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi

pelajaran yang akan dipelajari.

2) Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari dengan bimbingan guru.

3) Setelah siswa memahami materi yang telah diterangkan oleh guru, guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Kemudian siswa dihimbau untuk membuat peta pikiran dari materi yang dipelajari.

4) Untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman terhadap sifat-sifat

bangun ruang guru menunjuk beberapa siswa untuk

mempresentasikan hasil peta pikiran tentang sifat-sifat bangun ruang dengan mencatat atau menuliskan di papan tulis.


(21)

34

5) Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan tulis, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.

6) Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah dipelajari kepada siswa untuk dikerjakan secara individu atau berdiskusi.

7) Diakhir pelajaran, guru mengadakan tes untuk mengetahui

pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa. c) Pengamatan (observation)

Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara kontinu dan dengan berbagai cara dan dilakukan secara terus menerus.

1) Situasi kegiatan belajar mengajar. 2) Keaktifan siswa.

3) Kemampuan siswa dalam menyerap materi.

4) Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.

d) Refleksi (reflecting)

Dalam tahap ini hasil yang didapat melalui kegiatan siswa, lembar observasi, catatan lapangan dan angket dibahas dan didiskusikan. Setelah dibahas dan didiskusikan, kemudian diidentifikasi kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Penyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan.

Siklus 2

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a) Perencanaan (planning)

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

b) Pelaksanaan (acting)

Guru melaksanakan pembelajaran metode mind mapping (peta pikiran)


(22)

35

c) Pengamatan (observation)

Tim peneliti (guru) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran).

d) Refleksi (reflecting)

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana untuk siklus ketiga.

Siklus 3

Siklus tiga merupakan putaran ketiga dari pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.

a) Perencanaan (planning)

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

b) Pelaksanaan (acting)

Guru melaksanakan pembelajaran metode mind mapping (peta pikiran)

berdasarkan rencana pembelajaran hasil reflwksi pada siklus kedua. c) Pengamatan (observation)

Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran).

d) Refleksi (reflecting)

Tim peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) dalam meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang di Sekolah Dasar.

E. Analisis dan Interprestasi Data 1. Analisis Data Kuantitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setiap akhir pembelajaran di setiap pertemuan. Hal ini dlakukan untuk mengetahui peningkatan dan prestasi belajar siswa. Langkah-langkah dalam menganalisis data kuantitatif yaitu sebagai berikut.


(23)

36

b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus.

Keterangan.

R : nilai rata-rata

∑ X : jumlah semua nilai siswa ∑ N : jumlah siswa

c. Menghitung persentasi ketuntasan belajar siswa secara klaksikal dengan rumus.

Keterangan.

P : ketuntasan belajar

∑ P : jumlah semua siswa yang tuntas belajar ∑ N : jumlah seluruh siswa

100% : bilangan tetap

Menganalisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan. Hasil dari penelitian dideskripsikan sesuai dengan data yang terkumpul di lapangan.

2. Analisis data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi partisipasi siswa setiap diskusi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan dan hasil partisipasi siswa. Hasil observasi disajikan dengan nilai 0, 1, 2, 3 dan 4 berdasarkan banyaknya siswa yang melakukan aspek partisipasi. Aspek partisipasi yang diobservasi adalah memberikan pendapat dalam diskusi kelompok, mendengarkan pendapat dalam diskusi kelompok, menerima pendapat dalam diskusi kelompok, bekerjasama dalam diskusi kelompok dan melakukan presentasi kelompok.

R =

P

= ∑


(24)

37

3. Interpretasi Data

a. Instrumen dalam penelitian ini diantaranya : 1) Lembar Observasi

2) Lembar Kerja Siswa (LKS), dijadikan alat ukur kemampuan kognitif siswa setelah melakukan pembelajaran dengan mind mapping (peta pikiran).

3) Lembar wawancara

b. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1) Tes, dilaksanakan pada akhir pembelajaran dari setiap siklus. Dengan memberikan soal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

2) Non tes,

Teknik pengumpulan nontes dilakukan dengan :

a) Observasi, observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar mengajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, dan penggunakan alat peraga dalam waktu mengajar. Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaanpembelajaran matematika dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) dan mengamati perilaku siswa yang tampak pada saat pembelajaran berlangsung.

b) Dokumentasi, digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip RPP, hasil observasi, hasil pekerjan siswa yang dapat memberi informasi data, tugas, hasil tes. Selain itu dokumen


(25)

38

digunakan untuk memberikan gambaran secara visual mengenai kegiatan siswa. Dokumen berupa foto-foto yang diambil selama proses pembelajaran dengan metode mind mapping (peta pikiran).

c) Catatan lapangan, catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berlangsung ketika peneliti melakukan observasi serta kendala-kendala yang dihadapi siswa maupun guru.


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di SD Negeri 1 Langensari Kecamatan Lembang mengenai metode mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika materi Bangun Ruang di kelas V, yang melalui 3 siklus ini dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pada perencanaan penelitian terjadi perubahan tahap apersepsi dari siklus I ke siklus II yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut adalah guru memberikan apersepsi dengam menjelaskan materi dan menggunakan gambar sebagai media ajar.

Pada siklus II dan III lebih difokuskan terhadap pemahaman jaring-jaring bangun ruang dengan penerapan metode mind mapping (peta pikiran) lebih mendetail, diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi serta postest.

2. Pada tahap pelaksanaan peneliti dibantu rekan sejawat yang berperan sebagai observer, melaksanakan pembelajran metode mind mapping

(peta pikiran) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang kelas V dengan menggunakan diskusi kelompok dan tanya jawab membuat siswa menjadi senang dan tidak jenuh mengikuti pembelajaran matematika, siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan bertanya pada saat pembelajaran. Untuk mengembangkan bakat kreatif siswa yang dimiliki mereka bisa menuangkan kepada metode mind mapping (peta pikiran) yaitu meringkas pembelajaran yang dilakukan dengan bermain warna dan gambar, dengan adanya metode ini dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Dengan melihat hasil observasi dapat dikatakan telah mencapai hasil yang diharapkan, yaitu : a) siswa sudah sangat


(27)

73

aktif dan memperhatikan penjelasan guru, b) siswa juga terlihat sangat aktif menjawab pertanyaan guru, c) rasa ingin tahu dan keberanian siswa sudah muncul, d) kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat, e) keaktifan dan kerjasama dalam kelompok meningkat, f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan secara individu maupun kelompok dengan baik, g) keaktifan siswa dalam bertanya meningkat, h) siswa berani mengemukakan ide dan gagasan dengan baik, i) siswa dapat membuat kesimpulan dengan baik.

3. Pencapaian hasil penelitian dilihat dari kenaikan rata-rata skor siswa pada tiap siklus yang menandakan suatu proses yang menuju kearah lebih baik. Peningkatan tersebut tidak hanya pada skor akhir siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang saja, tetapi pada proses pembelajaran menentukan jaring-jaring bangun ruang juga. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, peningkatan ini terlihat setelah tidakan siklus pertama hingga siklus ketiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain keaktifan, terlihat pula peningkatan keberanian siswa dalam bertanya kepada guru maupun keberanian siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan berikutnya, maka di bawah ini akan disampaikan beberapa rekomendasi antara lain:

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping

(peta pikiran) membutuhkan pengelolaan kelas dan waktu yang baik, sehingga diperlukan perencanaan kegiatan pembelajaran agar penggunaan waktu dalam pembelajaran dapat lebih efektif.

2. Pembelajaran matematika dengan metode mind mapping (peta pikiran) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran matematika di SD karena pembelajaran menggunakan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Buzan, T. (2009). (Terjemahan : Susi Purwoko). Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Buzan, T. (2010). (Terjemahan : Susi Purwoko). Buku Pintar Mind Map Untuk Anak. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

DePorter, B dan Hernacki, M. (2011).(Terjemahan : Awaliyah Abdurrahman)

Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.

Bandung : Kaifa

Dwiwarta. (2010).Pengertian Bangun Ruang dan Contoh Soal. [Online].

Tersedia : http://www.diwarta.com/pengertian-bangun-ruang-dan-contoh-soal/586/ [3 Maret 2013]

Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hendriyana, D. (2012). Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Students Team Achievment Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Tentang Bangun Ruang. Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Bandung: Tidak Diterbitkan Hermawan, R., Mujono dan Suherman , A. (2010). Metode Penelitian

Pendidikan SD. Bandung: UPI Press

Heruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Jensen, Eric. (2008). (Terjemahan: Narulita Yusron). Brain-Based Learning.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Karso, dkk. (2008). Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka.

Parhan, M (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok

Bahasan Bangun Ruang Di Kelas V SDN 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI . Bandung : Tidak Diterbitkan.


(29)

76

Ruseffendi, E. T (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika CBSA. Bandung : Tarsito

Sapitri, A. (2011). Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Penggunaan Strategi Belajar Mind Map (peta pikiran) Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Taman Pendidikan Islam Medan T. P 2009/2010. [online]. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA UNIMED. Tersedia : http://alfimetamorfosis.blogspot.com/2011/03/skripsi-mind-map.html. [ 6 April 2013]

Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Sudarwan, D. (2002). Peran Guru dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://icalonlyone.weebly.com/peran-guru-dalam-pembelajaran.html

[3 Maret 2012]

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka

Tapantoko, A. (2011). Penggunaan Metode Mind Map (peta pikiran) di Kelas VII-D SMP Negeri 4 Depok. [online]. Skripsi pada Program Pendidikan Matematika FPMIPA UNY. Yogyakarta : tidak diterbitkan. [download 19 Februari 2013]

Widiastika, A. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik Pada Topik Bangun Ruang Di Kelas IV SDN Sukamaju Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.


(1)

3. Interpretasi Data

a. Instrumen dalam penelitian ini diantaranya : 1) Lembar Observasi

2) Lembar Kerja Siswa (LKS), dijadikan alat ukur kemampuan kognitif siswa setelah melakukan pembelajaran dengan mind

mapping (peta pikiran).

3) Lembar wawancara

b. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1) Tes, dilaksanakan pada akhir pembelajaran dari setiap siklus. Dengan memberikan soal kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

2) Non tes,

Teknik pengumpulan nontes dilakukan dengan :

a) Observasi, observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar mengajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, dan penggunakan alat peraga dalam waktu mengajar. Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaanpembelajaran matematika dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) dan mengamati perilaku siswa yang tampak pada saat pembelajaran berlangsung.

b) Dokumentasi, digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes. Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan atau arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip RPP, hasil observasi, hasil pekerjan siswa yang dapat memberi informasi data, tugas, hasil tes. Selain itu dokumen


(2)

38

digunakan untuk memberikan gambaran secara visual mengenai kegiatan siswa. Dokumen berupa foto-foto yang diambil selama proses pembelajaran dengan metode mind

mapping (peta pikiran).

c) Catatan lapangan, catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berlangsung ketika peneliti melakukan observasi serta kendala-kendala yang dihadapi siswa maupun guru.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di SD Negeri 1 Langensari Kecamatan Lembang mengenai metode mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika materi Bangun Ruang di kelas V, yang melalui 3 siklus ini dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pada perencanaan penelitian terjadi perubahan tahap apersepsi dari siklus I ke siklus II yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut adalah guru memberikan apersepsi dengam menjelaskan materi dan menggunakan gambar sebagai media ajar.

Pada siklus II dan III lebih difokuskan terhadap pemahaman jaring-jaring bangun ruang dengan penerapan metode mind mapping (peta pikiran) lebih mendetail, diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi serta postest.

2. Pada tahap pelaksanaan peneliti dibantu rekan sejawat yang berperan sebagai observer, melaksanakan pembelajran metode mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun ruang kelas V dengan menggunakan diskusi kelompok dan tanya jawab membuat siswa menjadi senang dan tidak jenuh mengikuti pembelajaran matematika, siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan bertanya pada saat pembelajaran. Untuk mengembangkan bakat kreatif siswa yang dimiliki mereka bisa menuangkan kepada metode mind mapping (peta pikiran) yaitu meringkas pembelajaran yang dilakukan dengan bermain warna dan gambar, dengan adanya metode ini dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Dengan melihat hasil observasi dapat dikatakan telah mencapai hasil yang diharapkan, yaitu : a) siswa sudah sangat


(4)

73

aktif dan memperhatikan penjelasan guru, b) siswa juga terlihat sangat aktif menjawab pertanyaan guru, c) rasa ingin tahu dan keberanian siswa sudah muncul, d) kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat, e) keaktifan dan kerjasama dalam kelompok meningkat, f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan secara individu maupun kelompok dengan baik, g) keaktifan siswa dalam bertanya meningkat, h) siswa berani mengemukakan ide dan gagasan dengan baik, i) siswa dapat membuat kesimpulan dengan baik.

3. Pencapaian hasil penelitian dilihat dari kenaikan rata-rata skor siswa pada tiap siklus yang menandakan suatu proses yang menuju kearah lebih baik. Peningkatan tersebut tidak hanya pada skor akhir siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang saja, tetapi pada proses pembelajaran menentukan jaring-jaring bangun ruang juga. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, peningkatan ini terlihat setelah tidakan siklus pertama hingga siklus ketiga. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain keaktifan, terlihat pula peningkatan keberanian siswa dalam bertanya kepada guru maupun keberanian siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan berikutnya, maka di bawah ini akan disampaikan beberapa rekomendasi antara lain:

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) membutuhkan pengelolaan kelas dan waktu yang baik, sehingga diperlukan perencanaan kegiatan pembelajaran agar penggunaan waktu dalam pembelajaran dapat lebih efektif.

2. Pembelajaran matematika dengan metode mind mapping (peta pikiran) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran matematika di SD karena pembelajaran menggunakan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Buzan, T. (2009). (Terjemahan : Susi Purwoko). Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Buzan, T. (2010). (Terjemahan : Susi Purwoko). Buku Pintar Mind Map Untuk

Anak. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

DePorter, B dan Hernacki, M. (2011).(Terjemahan : Awaliyah Abdurrahman) Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.

Bandung : Kaifa

Dwiwarta. (2010).Pengertian Bangun Ruang dan Contoh Soal. [Online].

Tersedia : http://www.diwarta.com/pengertian-bangun-ruang-dan-contoh-soal/586/ [3 Maret 2013]

Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hendriyana, D. (2012). Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Students Team Achievment Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Pelajaran Matematika Tentang Bangun Ruang. Skripsi Pada

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hermawan, R., Mujono dan Suherman , A. (2010). Metode Penelitian

Pendidikan SD. Bandung: UPI Press

Heruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Jensen, Eric. (2008). (Terjemahan: Narulita Yusron). Brain-Based Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Karso, dkk. (2008). Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka.

Parhan, M (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok

Bahasan Bangun Ruang Di Kelas V SDN 3 Cibogo Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Pada Program Pendidikan Guru

Sekolah Dasar FIP UPI . Bandung : Tidak Diterbitkan.


(6)

76

Ruseffendi, E. T (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika CBSA. Bandung : Tarsito

Sapitri, A. (2011). Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Penggunaan Strategi Belajar Mind Map (peta pikiran) Pada Siswa Kelas VII SMP

Swasta Taman Pendidikan Islam Medan T. P 2009/2010. [online]. Skripsi

pada Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA UNIMED. Tersedia : http://alfimetamorfosis.blogspot.com/2011/03/skripsi-mind-map.html. [ 6 April 2013]

Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Sudarwan, D. (2002). Peran Guru dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://icalonlyone.weebly.com/peran-guru-dalam-pembelajaran.html [3 Maret 2012]

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka

Tapantoko, A. (2011). Penggunaan Metode Mind Map (peta pikiran) di Kelas

VII-D SMP Negeri 4 Depok. [online]. Skripsi pada Program Pendidikan

Matematika FPMIPA UNY. Yogyakarta : tidak diterbitkan. [download 19 Februari 2013]

Widiastika, A. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Matematika Realistik Pada Topik Bangun Ruang Di Kelas IV

SDN Sukamaju Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE KARYAWISATA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH PADA SISWA KELAS IV SDN PADANGASRI KABUPATEN MOJOKERTO

1 8 31

PENERAPAN STRATEGI MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PENINGGALAN SEJARAH SISWA KELAS V SDN ORO-ORO OMBO 02 BATU

0 10 18

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VA SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 50

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI A SDN 2 KEDAMAIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 35

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII SMP 2 SRAGI

0 0 8

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS XI IPA.3 SMA N 1 KINALI Hendri Budiman SMAN 1 Kinali Email: hendribudiman01gmaill.com

0 0 12

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI VOLUME BANGUN RUANG DI SEKOLAH DASAR

0 0 11

PENERAPAN STRATEGI MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) DENGAN KOMBINASI FLASH CARD PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK TRIGONOMETRI DI KELAS XI SMA NEGERI I BABAT LAMONGAN

0 3 7

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD 3 PIJI DAWE KUDUS

0 1 24

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V TAHUN PELAJARAN 20122013 Erha Guru SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman erha372gmail.com ABSTRAK - PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL B

0 2 12