MORALITAS ORANG MISKIN PERKOTAAN : Studi Karat di Kalurahan Utan PanJang Kacamatan Kamayoran Jakarta Pusat, Suatu Upaya Pancarian Altarnatlf Modal Pangantasan Kamkkman Dalam Parapakttf Pandfctfkan Umum.
MORALITAS ORANG MISKIN PERKOTAAN
Studi Karat di Kalurahan Utan PanJang
Kacamatan Kamayoran Jakarta Pusat, Suatu Upaya
Pancarian Altarnatlf Modal Pangantasan Kamkkman
Dalam Parapakttf Pandfctfkan Umum
TESIS
Diajukan sabagal salah satu syarat
bag! parolahan galar Magistar Panrfidfflran
Bldang Studi Pandktfkan Umum
Olah
Maaruktil
NDvf 9232 071/XXIV-16
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995
TESIS INI DIBIMBING OLEH
Pembimbing II,
Pembimbing T,
^ "^
Prof.DR.H.Djamari
PrTs^DR.Nursid Bumaatmadja
ABSTRAK
Kemiskinan sebagai fenomena sosial yang
semula
berawal dari parameter ekonomi, pada akhirnya menjadi
masalah yang kompleks. Dia melahirkan budaya tersendiri
sebagai refleksi kehidupan masyarakat pendukungnya. Kebudayaan kemiskinan ini begitu kental dengan masyarakat miskin.
sehingga keberadaannya menoadi referensi bagi aktifitasaktifitas mereka dalam berbagai bidang kehidupan.
Penelitian ini
perkotaan di Kelurahan
Jakarta Pusat, sebagai
pengentasan kemiskinan
mengungkap moralitas orang miskin
Utan Panjang Kecamatan Kemayoran
upaya pencarian alternatif model
yang berperspektif Pendidikan Umum.
Selain itu hasil penelitian ini pun diharapkan dapat
memberikan alternatif pengembangan perkuliahan Pendidikan
Umum di Perguruan Tinggi, dalam upaya menumbuhkembangkan
kepedulian sosial mahasiswa.
Moralitas merupakan salah satu aspek kehidupan
orang miskin yang tercoraki oleh budaya kemiskinan.Meneliti
moralitas berarti meneliti pengejawantahannya, yaitu
perilaku mereka sehari-hari beserta dengan pertimbanganpertimbangannya, meliputi perilaku dirinya sebagai makhluk
individu. makhluk sosial. dan makhluk Tuhan. Selain itu.
penelitian ini pun mengungkap pola pendidikan moral yang
ter.iadi di
lingkungan keluarga orang miskin perkotaan.
Perolehan informasi tentang moralitas mereka merupakan hal
penting. sebagai pertimbangan terhadap pencarian alternatif
model pengentasan dalam perspektif Pendidikan Umum.
Karena moralitas berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupan manusia baik yang teramati maupun tidak, maka
penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
naturalistik.
Peneliti seoara langsung terjun ke lapangan dan bertindak
sebagai instrumen penelitian. Agar hasil penelitian dapat
ii
dipertanggungjawabkan secara akademik,
sesuai dengan tradisi naturalistik yang
proses dilakukan
memadukan proses
emic dengan proses etic.
Hasil
penelitian
menun.jukkan
bahwa
orang
miskin
perkotaan memiliki karakteristik moralitas yang cenderung
antipodi terhadap pembangunan. baik dalam posisi dirinya
sebagai makhluk individu, makhluk
Tuhan. Selain
sosial.
maupun
makhluk
itu terungkap pula indikasi bahwa orang
miskin perkotaan kurang memberikan perhatian yang serius
terhadap pendidikan moral bagi
anaknya di lingkungan
keluarga. Lebih jauh terungkap,
bahwa
karakteristik
moralitas mereka serta terabaikannya pendidikan moral bagi
anak, adalah adalah sebagai imbas dari kebudayaan mereka.
Disimpulkan bahwa kebudayaan
kemiskinan
memberikan
warna secara dominan terhadap moralitas masyarakat
miskin.
Karena budaya ini mengandung nilai-nilai yang antipodi
terhadap pembangunan.
menjadikan
moralitas
selaras dengan moralitas pembangunan.
upaya pengentasan kemiskinan
harus
mereka
tidak
Implikasinya adalah
pula
menyentuh
aspek
moralitas mereka tidak sekedar aspek ekonomi.
Akhirnya
penelitian
ini
pengentasan kemiskinan
yang
memanusiawikan kembali
orang-orang
merekomendasikan
mengorientasikan
miskin
model
pada upaya
sesuai
dengan
fitrah penciptaan manusia. untuk menatap masa depan secara
optimis. serta menemukan jati dirinya sebagai makhluk yang
mulia (insan kamil). Operasionalisasinya melibatkan seluruh
sumber daya yang ada di Kelurahan Utan Panjang. Bagi pengem
bangan perkuliahan Pendidikan Umum diPerguruan Tinggi. di-
rekomendasikan pula agar disa.iikan realitas kemiskinan yang
bersifat problematik.kontekstual.dan aktual.dengan metode
perkuliahan yang berkarakteristikkan affective oriented,
dalam rangka menumbuhkembangkan kepedulian sosial mahasiswa
sebagai bekal untuk turut serta mengentaskan kemiskinan.
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK
1
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
vn
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB
I PENDAHULUAN
A.
B.
C
D.
E.
BAB
II
1
Dasar Pemikiran
Latar Belakang Masalah
Masalah Utama Penelitian
Fokus Penelitian
Tu.iuan Penelitian
1
13
18
23
25
F. Manfaat Penelitian
26
MORALITAS DAN KEMISKINAN
29
A. Kajian tentang Moralitas
1.Moralitas dan Kompleksitasnya .........
2.Aspek-aspek Moralitas
29
29
40
3.Kedudukan Moralitas dalam Pendidik
an Umum
50
4.Pendidikan Moral dalam Keluarga
60
B. Kajian tentang Kemiskinan
76
l.Definisi dan Karakteristik Kemiskinan
76
2.Beberapa Teori Kemiskinan
3.Kemiskinan di Perkotaan
4.Kebudayaan Kemiskinan
vii
81
84
87
viii
BAB III
BAB
IV
PROSEDUR PENELITIAN
92
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
92
B. Paradigma Penelitian
34
C. Sumber Data dan Responden
99
D. Instrumen Penelitian
101
E. Pengumpulan Data
105
F. Analisis dan Interpretasi Data
110
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
114
A. Hasil Penelitian
114
l.Gambaran Umum Kelurahan Utan Panjang ..
114
2.Identitas Responden
141
3.Moralitas Orang Miskin Perkotaan
149
B. Pembahasan Hasil Penelitian
205
l.Pola Kehidupan Orang Miskin Perkotaan..
2.Moralitas Orang Miskin Perkotaan
205
• 209
3.Pendidikan dalam Keluarga Orang Mis
kin Perkotaan
BAB
V
219
RESIMPULAN. IMPLIKASI. DAN REKOMENDASI
225
A. Kesimpulan
225
B. Implikasi
229
C.
232
Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
•
241
IDENTITAS PENELITI
246
SURAT-SURAT IJIN PENELITIAN
247
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1 Struktur Penduduk dan Penyebarannya
121
Tabel 2 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pen
didikan
122
Tabel 3 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
123
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1
Denah Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat
Gambar 2
118
Struktur Organisasi Kelurahan Utan Panjang
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat
120
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Dasar
Pemikiran
Proses pembangunan
maksimal
dari
membutuhkan
berbagai
aspek,
daya
karena
dukung
pada
keberhasilan pembangunan merupakan resultante
yang
dasarnya
dari
suatu
proses yang melibatkan banyak variabel terkait, baik fisik
maupun psikhis, material maupun
nasional.
faktor
Dalam
dasar
kacamata
yang
budaya
lokal
setidaknya
merupakan
pembangunan, yaitu anthropos,
(Poespowardojo,
spiritual,
modal
oikos,
maupun
ada
empat
dalam
teknos,
proses
dan
ethos
1993:13).
Anthropos yang berarti manusia
determinan dalam proses pembangunan.
merupakan
Hal
ini
variabel
disebabkan
kekhasan dan keistimewaan manusia itu sendiri dari makhluk
ciptaan Tuhan
lainnya,
yaitu
kreatif dalam mengolah dan
manusiawi. Memang manusia
dengan
sendirinya
mempunyai
memanfaatkan
hadir
menjadi
di
kemampuan
dunianya
dunia
makhluk
ini
yang
secara
tidaklah
paripurna,
melainkan merupakan sosok yang sedang menjadi dengan
melakukan
kemanusiaan
aktualisasi
pada
diri
alam
dan
memberikan
lingkungannya
yang
cara
nilai
melalui
karya-karyanya. Itulah sebabnya dalam konteks pembangunan,
manusia tidak
saja
bertindak
sebagai
faktor
pendukung
melainkan lebih jauh sebagai pencipta dan sekaligus tujuan
dari pembangunan itu sendiri.
Selanjutnya adalah oikos yang
Lingkungan di sini tidak
sekedar
manusia melakoni kelangsungan
berarti
berarti
hidupnya,
Melalui
untuk
hidup
lingkungan
pembudayaan
dasar
dalamnya
dan
lebih
manusia
aktifitasnya.
manusia
melakukan
proses
pada
akhirnya
menjadikan
dirinya
yang berbudaya.
hubungan
lingkungannya
karya
dimana
inilah
sehingga
sebagai makhluk
melalui
tempat
melainkan
merupakan lebenswelt atau medan yang di
berjuang
lingkungan.
yang
itulah,
Oleh
intira
maka
karena
antara
manusia
memelihara
lingkungan alam demi keselamatan dan
itu,
atas
dengan
dan
menjaga
kesejahteraan
hidup
masyarakat, merupakan tuntutan moral yang berumberkan pada
suara hati nurani.
Faktor ketiga adalah teknos yang berarti alat. Alat
ini merupakan perpanjangan tangan manusia
alam. Dengan kata lain
alat
ini
fisik manusia dalam membudayakan
dalam
mengatasi
alam
untuk
mengolah
keterbatasan
kepentingan
dan kesejahteraan hidupnya. Tingkat perkembangan tekne ini
mencerminkan perkembangan kebudayaan manusia itu
Bahkan Franklin menyebut manusia
animal.,
manusia
akan
sebagai
menunjukkan
a
tool
martabatnya
sendiri.
making
sebagai
manusia
sepanjang
dia
mampu
menciptakan
alat
yang
digunakan untuk mengkaryakan dunianya.
Faktor
keempat
komunitas, yaitu proses
ethnos
adalah
dan
hasil
yang
interaksi
berarti
dari
para
individu anggota masyarakat. Faktor ethnos ini pun penting
mengingat bahwa kebermaknaan karya
setiap orang akan terwujud
dan
manakala
kreatifitas
dari
dikomunikasikan
dan
diartikulasikan dalam jalinan dinamika komunitas, dan yang
pada gilirannya
Itulah
sebabnya
melalui
proses
akan
dijadikan
sebagai
milik
keberhasilan-keberhasilan
pembangunan
harus
bersama.
yang
dapat
dicapai
dirasakan
dan
dilestarikan dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Dari keempat
faktor
dasar
pembangunan
yang paling menentukan dari semuanya adalah
yang
dikenal
merupakan
sebagai
perencana,
sumber
daya
pelaksana,
dan
terkait
kemanusiaan
yaitu
kodrati,
manusia
manusia.
pembangunan itu sendiri. Hal ini
secara
tersebut,
atau
Manusia
tujuan
dari
dengan
potensi
mampu
merasa,
berkehendak, berpikir, berimajinasi, berkreasi,
berkarya;
tentang kehidupan pada taraf yang
paling
kompleks
serta
dalam jangkauan ruang dan waktu yang panjang.
Referensi yang paling otentik tentang hal
adalah agama, misalnya Agama
peluk).
Di
dalam
Al
Quran
Islam
(agama
dikatakan
manusia ke muka bumi ini dibekali
dengan
tersebut
yang
bahwa
penulis
kehadiran
berbagai
macam
potensi kemanusiaan,
yang
selanjutnya
dikembangkan
dimanfaatkan untuk mengelola alam, serta menjadi
di
muka
bumi
menggambarkan
ini
(QS,
keunggulan
2:30).
manusia
Morteza
dalam
dan
khalifah
Mutahhari
empat
dimensi
Studi Karat di Kalurahan Utan PanJang
Kacamatan Kamayoran Jakarta Pusat, Suatu Upaya
Pancarian Altarnatlf Modal Pangantasan Kamkkman
Dalam Parapakttf Pandfctfkan Umum
TESIS
Diajukan sabagal salah satu syarat
bag! parolahan galar Magistar Panrfidfflran
Bldang Studi Pandktfkan Umum
Olah
Maaruktil
NDvf 9232 071/XXIV-16
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995
TESIS INI DIBIMBING OLEH
Pembimbing II,
Pembimbing T,
^ "^
Prof.DR.H.Djamari
PrTs^DR.Nursid Bumaatmadja
ABSTRAK
Kemiskinan sebagai fenomena sosial yang
semula
berawal dari parameter ekonomi, pada akhirnya menjadi
masalah yang kompleks. Dia melahirkan budaya tersendiri
sebagai refleksi kehidupan masyarakat pendukungnya. Kebudayaan kemiskinan ini begitu kental dengan masyarakat miskin.
sehingga keberadaannya menoadi referensi bagi aktifitasaktifitas mereka dalam berbagai bidang kehidupan.
Penelitian ini
perkotaan di Kelurahan
Jakarta Pusat, sebagai
pengentasan kemiskinan
mengungkap moralitas orang miskin
Utan Panjang Kecamatan Kemayoran
upaya pencarian alternatif model
yang berperspektif Pendidikan Umum.
Selain itu hasil penelitian ini pun diharapkan dapat
memberikan alternatif pengembangan perkuliahan Pendidikan
Umum di Perguruan Tinggi, dalam upaya menumbuhkembangkan
kepedulian sosial mahasiswa.
Moralitas merupakan salah satu aspek kehidupan
orang miskin yang tercoraki oleh budaya kemiskinan.Meneliti
moralitas berarti meneliti pengejawantahannya, yaitu
perilaku mereka sehari-hari beserta dengan pertimbanganpertimbangannya, meliputi perilaku dirinya sebagai makhluk
individu. makhluk sosial. dan makhluk Tuhan. Selain itu.
penelitian ini pun mengungkap pola pendidikan moral yang
ter.iadi di
lingkungan keluarga orang miskin perkotaan.
Perolehan informasi tentang moralitas mereka merupakan hal
penting. sebagai pertimbangan terhadap pencarian alternatif
model pengentasan dalam perspektif Pendidikan Umum.
Karena moralitas berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupan manusia baik yang teramati maupun tidak, maka
penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
naturalistik.
Peneliti seoara langsung terjun ke lapangan dan bertindak
sebagai instrumen penelitian. Agar hasil penelitian dapat
ii
dipertanggungjawabkan secara akademik,
sesuai dengan tradisi naturalistik yang
proses dilakukan
memadukan proses
emic dengan proses etic.
Hasil
penelitian
menun.jukkan
bahwa
orang
miskin
perkotaan memiliki karakteristik moralitas yang cenderung
antipodi terhadap pembangunan. baik dalam posisi dirinya
sebagai makhluk individu, makhluk
Tuhan. Selain
sosial.
maupun
makhluk
itu terungkap pula indikasi bahwa orang
miskin perkotaan kurang memberikan perhatian yang serius
terhadap pendidikan moral bagi
anaknya di lingkungan
keluarga. Lebih jauh terungkap,
bahwa
karakteristik
moralitas mereka serta terabaikannya pendidikan moral bagi
anak, adalah adalah sebagai imbas dari kebudayaan mereka.
Disimpulkan bahwa kebudayaan
kemiskinan
memberikan
warna secara dominan terhadap moralitas masyarakat
miskin.
Karena budaya ini mengandung nilai-nilai yang antipodi
terhadap pembangunan.
menjadikan
moralitas
selaras dengan moralitas pembangunan.
upaya pengentasan kemiskinan
harus
mereka
tidak
Implikasinya adalah
pula
menyentuh
aspek
moralitas mereka tidak sekedar aspek ekonomi.
Akhirnya
penelitian
ini
pengentasan kemiskinan
yang
memanusiawikan kembali
orang-orang
merekomendasikan
mengorientasikan
miskin
model
pada upaya
sesuai
dengan
fitrah penciptaan manusia. untuk menatap masa depan secara
optimis. serta menemukan jati dirinya sebagai makhluk yang
mulia (insan kamil). Operasionalisasinya melibatkan seluruh
sumber daya yang ada di Kelurahan Utan Panjang. Bagi pengem
bangan perkuliahan Pendidikan Umum diPerguruan Tinggi. di-
rekomendasikan pula agar disa.iikan realitas kemiskinan yang
bersifat problematik.kontekstual.dan aktual.dengan metode
perkuliahan yang berkarakteristikkan affective oriented,
dalam rangka menumbuhkembangkan kepedulian sosial mahasiswa
sebagai bekal untuk turut serta mengentaskan kemiskinan.
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK
1
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
vn
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB
I PENDAHULUAN
A.
B.
C
D.
E.
BAB
II
1
Dasar Pemikiran
Latar Belakang Masalah
Masalah Utama Penelitian
Fokus Penelitian
Tu.iuan Penelitian
1
13
18
23
25
F. Manfaat Penelitian
26
MORALITAS DAN KEMISKINAN
29
A. Kajian tentang Moralitas
1.Moralitas dan Kompleksitasnya .........
2.Aspek-aspek Moralitas
29
29
40
3.Kedudukan Moralitas dalam Pendidik
an Umum
50
4.Pendidikan Moral dalam Keluarga
60
B. Kajian tentang Kemiskinan
76
l.Definisi dan Karakteristik Kemiskinan
76
2.Beberapa Teori Kemiskinan
3.Kemiskinan di Perkotaan
4.Kebudayaan Kemiskinan
vii
81
84
87
viii
BAB III
BAB
IV
PROSEDUR PENELITIAN
92
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
92
B. Paradigma Penelitian
34
C. Sumber Data dan Responden
99
D. Instrumen Penelitian
101
E. Pengumpulan Data
105
F. Analisis dan Interpretasi Data
110
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
114
A. Hasil Penelitian
114
l.Gambaran Umum Kelurahan Utan Panjang ..
114
2.Identitas Responden
141
3.Moralitas Orang Miskin Perkotaan
149
B. Pembahasan Hasil Penelitian
205
l.Pola Kehidupan Orang Miskin Perkotaan..
2.Moralitas Orang Miskin Perkotaan
205
• 209
3.Pendidikan dalam Keluarga Orang Mis
kin Perkotaan
BAB
V
219
RESIMPULAN. IMPLIKASI. DAN REKOMENDASI
225
A. Kesimpulan
225
B. Implikasi
229
C.
232
Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
•
241
IDENTITAS PENELITI
246
SURAT-SURAT IJIN PENELITIAN
247
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1 Struktur Penduduk dan Penyebarannya
121
Tabel 2 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pen
didikan
122
Tabel 3 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
123
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1
Denah Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat
Gambar 2
118
Struktur Organisasi Kelurahan Utan Panjang
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat
120
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Dasar
Pemikiran
Proses pembangunan
maksimal
dari
membutuhkan
berbagai
aspek,
daya
karena
dukung
pada
keberhasilan pembangunan merupakan resultante
yang
dasarnya
dari
suatu
proses yang melibatkan banyak variabel terkait, baik fisik
maupun psikhis, material maupun
nasional.
faktor
Dalam
dasar
kacamata
yang
budaya
lokal
setidaknya
merupakan
pembangunan, yaitu anthropos,
(Poespowardojo,
spiritual,
modal
oikos,
maupun
ada
empat
dalam
teknos,
proses
dan
ethos
1993:13).
Anthropos yang berarti manusia
determinan dalam proses pembangunan.
merupakan
Hal
ini
variabel
disebabkan
kekhasan dan keistimewaan manusia itu sendiri dari makhluk
ciptaan Tuhan
lainnya,
yaitu
kreatif dalam mengolah dan
manusiawi. Memang manusia
dengan
sendirinya
mempunyai
memanfaatkan
hadir
menjadi
di
kemampuan
dunianya
dunia
makhluk
ini
yang
secara
tidaklah
paripurna,
melainkan merupakan sosok yang sedang menjadi dengan
melakukan
kemanusiaan
aktualisasi
pada
diri
alam
dan
memberikan
lingkungannya
yang
cara
nilai
melalui
karya-karyanya. Itulah sebabnya dalam konteks pembangunan,
manusia tidak
saja
bertindak
sebagai
faktor
pendukung
melainkan lebih jauh sebagai pencipta dan sekaligus tujuan
dari pembangunan itu sendiri.
Selanjutnya adalah oikos yang
Lingkungan di sini tidak
sekedar
manusia melakoni kelangsungan
berarti
berarti
hidupnya,
Melalui
untuk
hidup
lingkungan
pembudayaan
dasar
dalamnya
dan
lebih
manusia
aktifitasnya.
manusia
melakukan
proses
pada
akhirnya
menjadikan
dirinya
yang berbudaya.
hubungan
lingkungannya
karya
dimana
inilah
sehingga
sebagai makhluk
melalui
tempat
melainkan
merupakan lebenswelt atau medan yang di
berjuang
lingkungan.
yang
itulah,
Oleh
intira
maka
karena
antara
manusia
memelihara
lingkungan alam demi keselamatan dan
itu,
atas
dengan
dan
menjaga
kesejahteraan
hidup
masyarakat, merupakan tuntutan moral yang berumberkan pada
suara hati nurani.
Faktor ketiga adalah teknos yang berarti alat. Alat
ini merupakan perpanjangan tangan manusia
alam. Dengan kata lain
alat
ini
fisik manusia dalam membudayakan
dalam
mengatasi
alam
untuk
mengolah
keterbatasan
kepentingan
dan kesejahteraan hidupnya. Tingkat perkembangan tekne ini
mencerminkan perkembangan kebudayaan manusia itu
Bahkan Franklin menyebut manusia
animal.,
manusia
akan
sebagai
menunjukkan
a
tool
martabatnya
sendiri.
making
sebagai
manusia
sepanjang
dia
mampu
menciptakan
alat
yang
digunakan untuk mengkaryakan dunianya.
Faktor
keempat
komunitas, yaitu proses
ethnos
adalah
dan
hasil
yang
interaksi
berarti
dari
para
individu anggota masyarakat. Faktor ethnos ini pun penting
mengingat bahwa kebermaknaan karya
setiap orang akan terwujud
dan
manakala
kreatifitas
dari
dikomunikasikan
dan
diartikulasikan dalam jalinan dinamika komunitas, dan yang
pada gilirannya
Itulah
sebabnya
melalui
proses
akan
dijadikan
sebagai
milik
keberhasilan-keberhasilan
pembangunan
harus
bersama.
yang
dapat
dicapai
dirasakan
dan
dilestarikan dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Dari keempat
faktor
dasar
pembangunan
yang paling menentukan dari semuanya adalah
yang
dikenal
merupakan
sebagai
perencana,
sumber
daya
pelaksana,
dan
terkait
kemanusiaan
yaitu
kodrati,
manusia
manusia.
pembangunan itu sendiri. Hal ini
secara
tersebut,
atau
Manusia
tujuan
dari
dengan
potensi
mampu
merasa,
berkehendak, berpikir, berimajinasi, berkreasi,
berkarya;
tentang kehidupan pada taraf yang
paling
kompleks
serta
dalam jangkauan ruang dan waktu yang panjang.
Referensi yang paling otentik tentang hal
adalah agama, misalnya Agama
peluk).
Di
dalam
Al
Quran
Islam
(agama
dikatakan
manusia ke muka bumi ini dibekali
dengan
tersebut
yang
bahwa
penulis
kehadiran
berbagai
macam
potensi kemanusiaan,
yang
selanjutnya
dikembangkan
dimanfaatkan untuk mengelola alam, serta menjadi
di
muka
bumi
menggambarkan
ini
(QS,
keunggulan
2:30).
manusia
Morteza
dalam
dan
khalifah
Mutahhari
empat
dimensi