MORALITAS ORANG MISKIN PERKOTAAN : Studi Karat di Kalurahan Utan PanJang Kacamatan Kamayoran Jakarta Pusat, Suatu Upaya Pancarian Altarnatlf Modal Pangantasan Kamkkman Dalam Parapakttf Pandfctfkan Umum.

MORALITAS ORANG MISKIN PERKOTAAN
Studi Karat di Kalurahan Utan PanJang
Kacamatan Kamayoran Jakarta Pusat, Suatu Upaya
Pancarian Altarnatlf Modal Pangantasan Kamkkman
Dalam Parapakttf Pandfctfkan Umum

TESIS

Diajukan sabagal salah satu syarat
bag! parolahan galar Magistar Panrfidfflran
Bldang Studi Pandktfkan Umum

Olah
Maaruktil

NDvf 9232 071/XXIV-16

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
1995


TESIS INI DIBIMBING OLEH

Pembimbing II,

Pembimbing T,

^ "^
Prof.DR.H.Djamari

PrTs^DR.Nursid Bumaatmadja

ABSTRAK

Kemiskinan sebagai fenomena sosial yang

semula

berawal dari parameter ekonomi, pada akhirnya menjadi
masalah yang kompleks. Dia melahirkan budaya tersendiri

sebagai refleksi kehidupan masyarakat pendukungnya. Kebudayaan kemiskinan ini begitu kental dengan masyarakat miskin.
sehingga keberadaannya menoadi referensi bagi aktifitasaktifitas mereka dalam berbagai bidang kehidupan.

Penelitian ini
perkotaan di Kelurahan
Jakarta Pusat, sebagai
pengentasan kemiskinan

mengungkap moralitas orang miskin
Utan Panjang Kecamatan Kemayoran
upaya pencarian alternatif model
yang berperspektif Pendidikan Umum.

Selain itu hasil penelitian ini pun diharapkan dapat
memberikan alternatif pengembangan perkuliahan Pendidikan

Umum di Perguruan Tinggi, dalam upaya menumbuhkembangkan
kepedulian sosial mahasiswa.

Moralitas merupakan salah satu aspek kehidupan

orang miskin yang tercoraki oleh budaya kemiskinan.Meneliti
moralitas berarti meneliti pengejawantahannya, yaitu

perilaku mereka sehari-hari beserta dengan pertimbanganpertimbangannya, meliputi perilaku dirinya sebagai makhluk
individu. makhluk sosial. dan makhluk Tuhan. Selain itu.
penelitian ini pun mengungkap pola pendidikan moral yang
ter.iadi di

lingkungan keluarga orang miskin perkotaan.

Perolehan informasi tentang moralitas mereka merupakan hal
penting. sebagai pertimbangan terhadap pencarian alternatif
model pengentasan dalam perspektif Pendidikan Umum.

Karena moralitas berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupan manusia baik yang teramati maupun tidak, maka
penelitian

ini


menggunakan

pendekatan

naturalistik.

Peneliti seoara langsung terjun ke lapangan dan bertindak
sebagai instrumen penelitian. Agar hasil penelitian dapat

ii

dipertanggungjawabkan secara akademik,
sesuai dengan tradisi naturalistik yang

proses dilakukan
memadukan proses

emic dengan proses etic.

Hasil


penelitian

menun.jukkan

bahwa

orang

miskin

perkotaan memiliki karakteristik moralitas yang cenderung
antipodi terhadap pembangunan. baik dalam posisi dirinya
sebagai makhluk individu, makhluk

Tuhan. Selain

sosial.

maupun


makhluk

itu terungkap pula indikasi bahwa orang

miskin perkotaan kurang memberikan perhatian yang serius
terhadap pendidikan moral bagi
anaknya di lingkungan
keluarga. Lebih jauh terungkap,
bahwa
karakteristik

moralitas mereka serta terabaikannya pendidikan moral bagi
anak, adalah adalah sebagai imbas dari kebudayaan mereka.

Disimpulkan bahwa kebudayaan

kemiskinan

memberikan


warna secara dominan terhadap moralitas masyarakat

miskin.

Karena budaya ini mengandung nilai-nilai yang antipodi
terhadap pembangunan.

menjadikan

moralitas

selaras dengan moralitas pembangunan.
upaya pengentasan kemiskinan

harus

mereka

tidak


Implikasinya adalah
pula

menyentuh

aspek

moralitas mereka tidak sekedar aspek ekonomi.

Akhirnya

penelitian

ini

pengentasan kemiskinan

yang


memanusiawikan kembali

orang-orang

merekomendasikan

mengorientasikan
miskin

model

pada upaya

sesuai

dengan

fitrah penciptaan manusia. untuk menatap masa depan secara
optimis. serta menemukan jati dirinya sebagai makhluk yang
mulia (insan kamil). Operasionalisasinya melibatkan seluruh

sumber daya yang ada di Kelurahan Utan Panjang. Bagi pengem
bangan perkuliahan Pendidikan Umum diPerguruan Tinggi. di-

rekomendasikan pula agar disa.iikan realitas kemiskinan yang
bersifat problematik.kontekstual.dan aktual.dengan metode
perkuliahan yang berkarakteristikkan affective oriented,
dalam rangka menumbuhkembangkan kepedulian sosial mahasiswa
sebagai bekal untuk turut serta mengentaskan kemiskinan.

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK
1

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI


vn

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB

I PENDAHULUAN
A.
B.
C
D.
E.

BAB

II

1

Dasar Pemikiran
Latar Belakang Masalah
Masalah Utama Penelitian
Fokus Penelitian
Tu.iuan Penelitian

1
13
18
23
25

F. Manfaat Penelitian

26

MORALITAS DAN KEMISKINAN

29

A. Kajian tentang Moralitas
1.Moralitas dan Kompleksitasnya .........
2.Aspek-aspek Moralitas

29
29
40

3.Kedudukan Moralitas dalam Pendidik
an Umum

50

4.Pendidikan Moral dalam Keluarga

60

B. Kajian tentang Kemiskinan

76

l.Definisi dan Karakteristik Kemiskinan

76

2.Beberapa Teori Kemiskinan
3.Kemiskinan di Perkotaan
4.Kebudayaan Kemiskinan
vii

81
84
87

viii

BAB III

BAB

IV

PROSEDUR PENELITIAN

92

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

92

B. Paradigma Penelitian

34

C. Sumber Data dan Responden

99

D. Instrumen Penelitian

101

E. Pengumpulan Data

105

F. Analisis dan Interpretasi Data

110

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

114

A. Hasil Penelitian

114

l.Gambaran Umum Kelurahan Utan Panjang ..

114

2.Identitas Responden

141

3.Moralitas Orang Miskin Perkotaan

149

B. Pembahasan Hasil Penelitian

205

l.Pola Kehidupan Orang Miskin Perkotaan..

2.Moralitas Orang Miskin Perkotaan

205

• 209

3.Pendidikan dalam Keluarga Orang Mis
kin Perkotaan

BAB

V

219

RESIMPULAN. IMPLIKASI. DAN REKOMENDASI

225

A. Kesimpulan

225

B. Implikasi

229

C.

232

Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA



241

IDENTITAS PENELITI

246

SURAT-SURAT IJIN PENELITIAN

247

DAFTAR TABEL
Hal.

Tabel 1 Struktur Penduduk dan Penyebarannya

121

Tabel 2 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pen
didikan

122

Tabel 3 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

123

ix

DAFTAR GAMBAR
Hal.

Gambar 1

Denah Kelurahan Utan Panjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat

Gambar 2

118

Struktur Organisasi Kelurahan Utan Panjang
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

120

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Dasar

Pemikiran

Proses pembangunan
maksimal

dari

membutuhkan

berbagai

aspek,

daya

karena

dukung

pada

keberhasilan pembangunan merupakan resultante

yang

dasarnya
dari

suatu

proses yang melibatkan banyak variabel terkait, baik fisik
maupun psikhis, material maupun
nasional.

faktor

Dalam

dasar

kacamata

yang

budaya

lokal

setidaknya

merupakan

pembangunan, yaitu anthropos,
(Poespowardojo,

spiritual,

modal

oikos,

maupun

ada

empat

dalam

teknos,

proses

dan

ethos

1993:13).

Anthropos yang berarti manusia
determinan dalam proses pembangunan.

merupakan
Hal

ini

variabel
disebabkan

kekhasan dan keistimewaan manusia itu sendiri dari makhluk

ciptaan Tuhan

lainnya,

yaitu

kreatif dalam mengolah dan

manusiawi. Memang manusia
dengan

sendirinya

mempunyai

memanfaatkan

hadir

menjadi

di

kemampuan

dunianya

dunia

makhluk

ini

yang

secara

tidaklah
paripurna,

melainkan merupakan sosok yang sedang menjadi dengan
melakukan

kemanusiaan

aktualisasi

pada

diri

alam

dan

memberikan

lingkungannya

yang

cara
nilai

melalui

karya-karyanya. Itulah sebabnya dalam konteks pembangunan,

manusia tidak

saja

bertindak

sebagai

faktor

pendukung

melainkan lebih jauh sebagai pencipta dan sekaligus tujuan
dari pembangunan itu sendiri.

Selanjutnya adalah oikos yang
Lingkungan di sini tidak

sekedar

manusia melakoni kelangsungan

berarti

berarti

hidupnya,

Melalui

untuk

hidup

lingkungan

pembudayaan

dasar

dalamnya

dan

lebih

manusia

aktifitasnya.

manusia

melakukan

proses

pada

akhirnya

menjadikan

dirinya

yang berbudaya.

hubungan

lingkungannya

karya

dimana

inilah

sehingga

sebagai makhluk

melalui

tempat
melainkan

merupakan lebenswelt atau medan yang di

berjuang

lingkungan.

yang
itulah,

Oleh

intira
maka

karena

antara

manusia

memelihara

lingkungan alam demi keselamatan dan

itu,

atas

dengan

dan

menjaga

kesejahteraan

hidup

masyarakat, merupakan tuntutan moral yang berumberkan pada
suara hati nurani.

Faktor ketiga adalah teknos yang berarti alat. Alat

ini merupakan perpanjangan tangan manusia
alam. Dengan kata lain

alat

ini

fisik manusia dalam membudayakan

dalam

mengatasi

alam

untuk

mengolah

keterbatasan

kepentingan

dan kesejahteraan hidupnya. Tingkat perkembangan tekne ini
mencerminkan perkembangan kebudayaan manusia itu

Bahkan Franklin menyebut manusia
animal.,

manusia

akan

sebagai

menunjukkan

a

tool

martabatnya

sendiri.

making
sebagai

manusia

sepanjang

dia

mampu

menciptakan

alat

yang

digunakan untuk mengkaryakan dunianya.

Faktor

keempat

komunitas, yaitu proses

ethnos

adalah

dan

hasil

yang

interaksi

berarti

dari

para

individu anggota masyarakat. Faktor ethnos ini pun penting
mengingat bahwa kebermaknaan karya
setiap orang akan terwujud

dan

manakala

kreatifitas

dari

dikomunikasikan

dan

diartikulasikan dalam jalinan dinamika komunitas, dan yang
pada gilirannya

Itulah

sebabnya

melalui

proses

akan

dijadikan

sebagai

milik

keberhasilan-keberhasilan
pembangunan

harus

bersama.

yang

dapat

dicapai

dirasakan

dan

dilestarikan dalam tatanan kehidupan masyarakat.
Dari keempat

faktor

dasar

pembangunan

yang paling menentukan dari semuanya adalah
yang

dikenal

merupakan

sebagai

perencana,

sumber

daya

pelaksana,

dan

terkait

kemanusiaan

yaitu

kodrati,

manusia

manusia.

pembangunan itu sendiri. Hal ini
secara

tersebut,
atau

Manusia

tujuan

dari

dengan

potensi

mampu

merasa,

berkehendak, berpikir, berimajinasi, berkreasi,

berkarya;

tentang kehidupan pada taraf yang

paling

kompleks

serta

dalam jangkauan ruang dan waktu yang panjang.

Referensi yang paling otentik tentang hal

adalah agama, misalnya Agama
peluk).

Di

dalam

Al

Quran

Islam

(agama

dikatakan

manusia ke muka bumi ini dibekali

dengan

tersebut

yang

bahwa

penulis
kehadiran

berbagai

macam

potensi kemanusiaan,

yang

selanjutnya

dikembangkan

dimanfaatkan untuk mengelola alam, serta menjadi
di

muka

bumi

menggambarkan

ini

(QS,

keunggulan

2:30).

manusia

Morteza

dalam

dan

khalifah
Mutahhari

empat

dimensi