PEMBELAJARAN E-LEARNING PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA.

(1)

Halaman

ABSTRAK ……….. ... ... i

KATA PENGANTAR ………... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv

DAFTAR ISI………...… ... ... v

LEMBAR PERNYATAAN……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

DAFTAR TABEL ……… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Identifikasi Masalah……….. ... ... 8

C. Rumusan Masalah……….. ... ... 9

D. Pembatasan Masalah………... 9

E. Definisi Operasional………. ... ... 10

F. Hipotesis Penelitian………. ... ... 12

G. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 17

B. Pembelajaran Mandiri ... 26

C. Pembelajaran E-learning ... 33

D. Pembelajaran Berbasis Modular ... 48

E. Prestasi Belajar ... 56

F. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ... 63

G. Paradigma Penelitian ... 81

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitan……….. ... ... 89


(2)

E. Pengembangan Instrumen Penelitian……… ... ... 95 F. Prosedur Pengolahan Data………... 98 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Peneltian ... 99 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 111 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 128 B. Rekomendasi ... 129 DAFTAR PUSTAKA


(3)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Salah satu pasal dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum bahwa pemerintah dan pemerintah daerah

berhak mengarahkan, membimbing, membantu dan mengawasi penyelenggara pendidikan. Pembangunan pendidikan dewasa ini merujuk pada tiga pilar pendidikan nasional, yaitu: (1) pemerataan dan peningkatan aksesibilitas; (2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.

Pembangunan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merujuk kepada visi pendidikan menengah kejuruan, yaitu : “Terwujudnya SMK yang dapat menghasilkan tamatan berjiwa wirausaha yang siap kerja, cerdas, kompetitif, dan memiliki jati diri bangsa, serta mampu mengembangkan keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global”.

Dalam visi tersebut dikembangkan ke dalam Misi Direktorat Pembinaan SMK, yaitu :

1. Meningkatkan perluasan dan pemeratan akses SMK yang bermutu untuk semua lapisan masyarakat.

2. Meningkatkan kualitas SMK melalui penerapan sikap disiplin, budi pekerti luhur, berwawasan lingkungan dan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang konstektual berorientasi TIK.

3. Memberdayakan SMK dalam menciptakan lulusan yang berjiwa wirausaha dan memiliki kompetensi keahlian melalui pengembangan kerjasama dengan industri dan berbagai entitas bisnis yang relevan dalam bentuk “ teaching industry”.


(4)

4. Menciptakan lulusan SMK yang lentur terhadap berbagai perubahan teknologi dan lingkungan bisnis pada tingkat nasional maupun internasional melalui penguatan aspek matematik terapan, sain terapan, ICT dan bahasa internasional.

5. Memperkuat tata kelola SMK melalui penerapan sistem managemen mutu berbasis ISO 9001: 2008.

6. Menciptakan citra baik SMK melalui berbagai media komunikasi.

Link and match adalah kebijakan Departemen (Kementerian) Pendidikan dan Nasional Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu relevansi dengan kebutuhan pembangunan umumnya dan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia industri khususnya. Beberapa prinsip yang dipakai sebagai strategi dalam kebijakan Link and Match diantaranya adalah model penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

PSG pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Pada hakekatnya PSG merupakan suatu strategi yang mendekatkan peserta didik ke dunia kerja dan ini adalah strategi proaktif yang menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta fungsi pelaku pendidikan di tingkat SMK, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam menyikapi perubahan dinamika tersebut.

Disisi lain keberadaan siswa di dunia usaha/ industri pada saat melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) menjadikan kendala bagi guru guru untuk menyampaikan materi pelajaran, khusunya pada mata pelajaran Ujian


(5)

Nasional (Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris), terbukti daya serap khususnya pada mata pelajaran Matematika memiliki nilai yang jauh dari memuaskan.

Berdasarkan data dari Pusat Penilaian Pendidikan diperoleh data untuk mata pelajaran Matematika Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2008/2009 diperoleh sebagai berikut :

Sumber http://www.puspendik.info/un09/laphasil/index.html

Dari data di atas, nampaklah bahwa nilai Matematika terendah 3,50, sedangkan kalau dilihat dari norma kelulusan Ujian Nasional bahwa nilai terkceil adalah 4,00.

Keberadaan siswa yang sedang melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda menjadikan jarak antara Guru dengan siswa sangat tidak memungkinkan dilakukan pembelajaran konvensional dalam pengertian tidak terjadi tatap muka secara langsung. Perbedaan lokasi tersebut menuntut keterampilan guru untuk mengemas materi atau bahan ajar, sehingga meskipun tidak terjadi tatap muka proses belajar mengajar penyampaian materi dapat terlaksana.


(6)

Banyak usaha yang telah dilakukan oleh sekolah, khususnya para guru untuk membekali siswa agar belajar mandiri dalam rangka pencapaian kompetensi, diantaranya adalah dengan memberikan modul materi pembelajaran, baik itu berupa hard copy maupun softcopy yang dikemas melalui e-learning maupun perpustakaan digital.

Hasil pengkajian Shadiq (2007: 48-49), menunjukkan bahwa hampir sebagian besar guru matematika menggunakan cara - cara tradisional pada proses pembelajarannya. Mereka masih menggunakan paradigma lama bahwa pengetahuan sepertinya dapat dipindahkan dari otak guru ke otak siswa. Strategi pembelajaran seperti dilakukan guru matematika seperti itu lebih menekankan pada kemampuan mengingat (memorizing) atau menghafal (rote learning) dan kurang atau malah tidak menekankan kepada siswa untuk bernalar (reasoning), memecahkan masalah (problem-solving), komunikasi (communication), ataupun pada pemahaman (understanding) sebagaimana yang dituntut Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Karena itu, salah satu alternatif pemecahan masalah pembelajaran ini adalah dengan memanfatkan TIK.

Pendapat tersebut dikuatkan oleh Salman (2008:56), mengatakan bahwa : ”dewasa ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari yang berpusat pada guru ke yang berpusat pada peserta didik. Perubahan paradigma pembelajaran ini menuntut perubahan proses pembelajaran dan hal lain termasuk yang berkaitan dengan sarana dan prasarana. Teknologi Informasi dan Komunkasi (TIK) dapat berperan dalam pembelajaran matematika. Materi pembelajaran dapat dibuat lebih menarik sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Selain itu, siswa dan guru mudah mendapatkan pengayaan materi ajar sehingga akan meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi tersebut”.


(7)

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran matematika dapat menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik, meningkatkan aktifitas belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajarnya, hal ini sejalan dengan pendapat Adianto Ridwan (2009: 127) dalam tesisnya yang menyatakan :

“Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan minat belajar. Hal ini dapat dilihat dari perasaan senang siswa yang meliputi 1) siswa tidak bosan dalam menerima materi mencapai 65%, 2) siswa aktif dalam pembelajaran mencapai 73%, 3) siswa aktif dalam tanya jawab meningkat mencapai 70%. Perhatian siswa juga mengalami peningkatan meliputi aspek: 1) siswa tidak melamun selama pembelajaran mencapai 62%, 2) perhatian siswa tertuju pada proses pembelajaran mencapai 65%. Kemauan siswa juga mengalami peningkatan meliputi aspek: 1) siswa berani mengemukakan ide mencapai 78%, 2) siswa mengerjakan tugas sendiri di kelas mencapai 76%. Kesadaran siswa juga mengalami peningkatan meliputi aspek: 1) siswa tidak terlambat masuk kelas mencapai 73%, 2) kesiapan siswa dalam menerima materi mencapai 70%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dengan memanfaatkan software Delphi dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika”.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada tahap awal lebih terkonsentrasi pada penggunaan teknologi informasi sebagai media pendukung pembelajaran di kelas, Contoh nyata dari penerapan ini adalah pembuatan materi ajar dengan power point, penyampaian materi ajar dikelas dengan LCD proyektor, pengumpulan tugas melalui email, pencarian data dan informasi dengan fasilsitas internet dan lain sebagainya. Pada prinsipnya teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan lebih lanjut dengan mengadopsi konsep e-learning atau mobile learning.

Karakteristik pembelajaran dengan memanfaatkan perkembangan TIK adalah bersifat tidak tergantung terhadap waktu dan tempat, menyediakan fasilitas knowledge sharing dan visualisasi pengetahuan yang lebih atraktif. Dalam


(8)

konteks siswa yang sedang melaksanakan sistem ganda, diperlukan alternatif pembelajaran yang bersifat tidak tergantung waktu dan tempat artinya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Selain hal itu juga perlu visualisasi pengetahuan sehingga materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Karakteristik ini diperlukan karena mengingat fasilitas fisik (kelas) yang rusak sehingga diperlukan kelas yang bersifat virtual/maya dan penyampaian materi yang menarik sehingga mampu memberikan suasana pembelajaran yang baru. Suasana baru tersebut di harapkan dapat memberi solusi terhadap kejenuhan siswa akibat ruang kelas yang mengalami kerusakan.

Agar menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan seperti yang diharapkan pada kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan diperlukan perencanaan, dan pengembangan pelajaran untuk penguasaan kompetensi secara sistematis dan terpadu agar siswa menguasai kompetensi secara tuntas.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan guru tidak lagi berperan sebagai aktor utama dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran dapat dilakukan dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar, demikian halnya siswa harus dapat belajar dengan baik tanpa didampingi oleh guru.

Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal siswa dituntut tidak hanya mengandalkan diri dari apa yang terjadi di dalam kelas. Tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan. Pada hakekatnya sumber belajar yang ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam bentuk media yang dapat membantu siswa dalam belajar, bentuknya tidak


(9)

terbatas dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang digunakan oleh guru maupun siswa. Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkan sebagai sumber belajar.

Sumber belajar harus bisa dimanfaatkan secara efektif sehingga dapat dipergunakan secara tepat sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan, walaupun pada hakikatnya tidak ada satu sumber belajar pun yang dapat memenuhi segala macam keperluan belajar mengajar.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan metode tertentu mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran baik secara proses maupun product (nilai). Penelitian tentang penggunaan strategi-strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa dilakukan secara spesifik terhadap metode atau strategi tertentu. Berikut beberapa hasil penelitian berdasarkan pemilihan strategi tertentu:

1. Implementasi program PSG dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI program keahlian Akuntansi (Nihayati, Saidah. 2008), hasil penelitiannya mengungkapkan:

“Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi program PSG dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas XI program keahlian Akuntansi SMK PGRI 2 Malang. Sehingga dapat diberikan saran sebaik program PSG dilaksanakan lebih baik dengan cara meningkatkan kerja sama pihak sekolah dan pihak dunia kerja serta sosialisasi pengajar terhadap siswa tentang manfaat program PSG”.


(10)

Dalam penelitian itu dibahas tentang pentingnya peranan PSG terhadap Motivasi, dan rekomendasi yang disarankan adalah pengelolaan PSG antara pihak Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) serta pengelola. 2. Pengaruh Pendidikan Sistem Ganda (PSG) terhadap Daya Adaptif Kerja

Siswa SMK (Bawuk Supalan, 2008). Pada penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa :

“(1) Evaluasi PSG ternyata kurang dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku, (2) Komunikasi formal maupun non formal antara SMK dengan DU/DI perlu ditingkatkan. (3) Pengawasan dari pihak terkait dalam PSG masih perlu ditingkatkan”.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bermaksud menemukan perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran e-learning dengan kelompok siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis Modular di SMK Negeri 1 Kota Serang. Dengan mengamati hasil belajar siswa berdasarkan penelitian ini, diharapkan para pengajar di lapangan dapat memonitor kemjuan siswa dalam pelaksanaan belajar mandiri.

B. Identifikasi Masalah

Pelaksanaan sistem ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan dilaksanakan pada dunia usaha dan dunia industri yang ada di sekitar sekolah. Selama siswa mengikuti program ini pembelajaran harus tetap dilaksanakan oleh siswa, salah satu pilihannya adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning). Terkait hal ini, maka dalam penelitia ini beberapa permasalahan diidentifikasi agar memudahkan dalam memfokuskan permasalahan. Hasil identifikasi terhadap permasalahan tersebut adalah :


(11)

2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran jarak jauh (distance learning) pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan modul ? 3. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran jarak jauh (distance

learning) pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan e-learning ?

C.Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh model pembelajaran e-learning pada mata pelajaran Matematika terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Kota Serang?

2. Bagaimana pengaruh model pembelajaran modular pada mata pelajaran Matematika terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Kota Serang ?

3. Bagimana perbedaan hasil belajar model pembelajaran e-learning dan model pembelajaran modular pada pembelajaran matematika di SMK Negeri 1 Kota Serang ?

D.Pembatasan Masalah

1. Penelitian bersifat analitis dengan disertai pembuatan angket, pengambilan data, analisis serta kesimpulan penelitian.

2. Penelitian dilakukan pada Mata Diklat Matematika, yang diikuti oleh siswa kelas XI Program Keahlian Keuangan Kompetensi Keahlian Akuntansi peserta program PSG di Dunia Usaha/ Dunia Industri.


(12)

E.Definisi Operasional

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu model pendidikan yang ada di SMK dimana pelaksanaan pembelajarannya dilaksanakan pada dunia usaha dan atau dunia industri. PSG pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Setiap siswa peserta PSG harus tetap melaksanakan pembelajaran sesuai standar kompetensi lulusan yang dipersyaratkan, salah satu model pilihan pembelajaran adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning), baik menggunakan e-learning maupun modular.

Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and Answer Book, 2003:9). Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran di kelas. William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari Internet).

Dalam konteks penelitian ini pembelajaran e-learning dipergunakan pada mata pelajaran matematika siswa peserta program PSG kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Kota Serang. Setiap siswa mengikuti proses pembelajaran, dari mulai pretes, kegiatan belajar yang meliputi Kompetensi Dasar: baris dan deret, sampai kegiatan tes akhir (postes) yang meliputi


(13)

kompetensi tersebut. Setiap individu siwa tidak perlu tatap muka di kelas, akan tetapi dengan mengikuti konten e-learning yang sudah disiapkan di web sekolah.

Pembelajaran modular yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Pada penelitian ini modul yang dimaksud memuat kompetensi dasar: baris dan deret. Modul ini diberikan pada siswa sebelum melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan

yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004:22). Sedangkan mengenai

prestasi belajar. Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut :

“To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible”


(14)

“Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur dari sejauhmana perubahan perolehan skor pretes postes siswa peserta PSG setelah mengikuti pembelajaran jarak jauh (distance learning), baik pada kelompok e-learning maupun modular pada kompetensi (1) baris dan deret.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1 = Terdapat pengaruh model pembelajaran e-learning pada mata diklat Matematika terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Kota Serang.

H2 = Terdapat pengaruh model pembelajaran Modular pada mata diklat Matematika terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di SMK


(15)

Negeri 1 Kota Serang.

H3 = Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran e-learning dengan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran modular.

G.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran e-learning pada mata pelajaran Matematika terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Kota Serang .

b. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran modular pada mata pelajaran Matematika terhadap meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Negeri 1 Kota Serang .

c. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar model pembelajaran e-learning dan model pembelajaran modular pada pembelajaran matematika di SMK Negeri 1 Kota Serang.

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan melalui penelitian hasil pembelajaran e-learning pada pembelajaran matematika dalam Pendidikan Sistem Ganda

Manfaat praktis yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

a. Bagi siswa, mengoptimalkan pencapaian hasil belajar siswa melalui pembelajaran mandiri dengan menggunakan metode e-learning dan modular


(16)

sehingga dapat melalui tahap perkembangan siswa secara maksimal yang menghargai asas perbedaan individual pada pembelajaran yang bermakna;; b. Bagi guru, membuka wawasan para guru untuk memperluas pengetahuan dan

keterampilan dalam mengemas bahan ajar dalam bentuk modular dan e-learning mengaktifkan siswa dalam proses pencapaian pengetahuan mereka, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.

c. Bagi sekolah, meningkatkan kualitas sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa.

d. Bagi pemegang kebijakan, memberikan bukti pentingnya pelatihan kemampuan pengelolaan pembelajaran yang berbasis siswa untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas.

e. Bagi dunia pendidikan secara umum, sebagai dasar bagi penelitian berikutnya.

f. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya.

H. Paradigma Penelitian

Seiring dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan zaman, dunia pendidikan juga mengalami perkembangan. Perkembangan yang dimaksud adalah sebuah pendekatan baru dalam dunia pendidikan yang menerapkan sistem Pendidikan Jarak Jauh (Distance Learning). Pendidikan Jarak jauh dianggap sebagai salah satu sistem pemberian layanan pendidikan yang sifatnya innovatif. Ciri khas utamanya adalah adanya keterpisahan antara pendidik dengan peserta didik.


(17)

Ketika siswa SMK mengikuti Program PSG, maka secara fisik mereka tidak ada di lingkungan sekolah, akan tetapi mengikuti praktek kerja di dunia usaha dan atau dunia industri. Untuk melaksanakan proses pembelajatran pada beberapa mata diklat, siswa tidak diharuskan setiap harinya datang ke sekolah untuk mengikuti pembelajaran secara klasikal. Pendidikan jarak jauh jelas merupakan pilihan yang tepat pada kasus tersebut, model yang selama ini dilaksanakan pada sebagian besar SMK adalah sistem modular. Dalam penelitian ini, selain sistim modular, juga diterapkan system e-learning, dimana keduanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Akutansi peserta PSG SMKN 1 Kota Serang. Tujuan penerapan kedua jenis pendidikan jarak jauh ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan pada masing-masing jenis pendidikan jarak jauh tersebut, baik e-learning maupun modular, setiap kelompok siswa peserta PSG yang menjadi sampel penelitian ini diberikan treatment yang berbeda, dimana pada akhirnya dilakukan pengukuran dengan instrumen yang sama. Dengan berbagai kelebihan e-learning yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, maka diharapkan siswa pada kelompok ini akan mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan modul. Perbedaan gain pretes dan postes pada kedua kelompok tersebut dibandingkan, serta dikaji untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penerapan selanjutnya. Secara visual, paradigma dari penelitian ini dapat diperlihatkan seperti gambar berikut :


(18)

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian

Siswa Peserta PSG

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Pretes

Perlakuan (Treatmen) pembelajaran

matematika menggunakan

e-learning

pembelajaran matematika menggunakan

modul

Postes


(19)

89 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dirancang secara kuantitatif dengan rancangan Kuasi Eksperimen. Pemilihan Kuasi Eksperimen ini berdasarkan pendapat yang menyatakan bahwa :

1. Suatu Kuasi Eksperimen adalah satu situasi yang dijadikan sebagai eksperimen walaupun situasi tersebut tidak dirancang secara keseluruhan, variabel independen tidak boleh dimanipulasi oleh peneliti, kelompok penanganan dan kontrol tidak bisa secara acak atau dicocokkan, bisa jadi tidak ada kelompok kontrol. Para peneliti dibatasi dengan apa yang dapat ia simpulkan saja;

2. Dalam kuasi eksperimen, para peneliti tidak dapat secara langsung memanipulasi variabel-variabel berikut: variabel subjek yang utama (umur, jenis kelamin, berat badan, jenis penyakit, dan sebagainya).

3. Kuasi eksperimen: menggambarkan bahwa kekurangan yang ada pada setiap kontrol berpengaruh kepada percobaan (penelitian) yang sesungguhnya a. "suatu penelitian menggambarkan bahwa prosedur dalam penelitian telah

diterapkan namun seluruh variabel ekstra yang ada di dalamnya tidak dikontrol "


(20)

Satu tujuan yang ditekankan dalam melakukan penelitian kuasi eksperimen adalah untuk mempersingkat periode waktu yang lama dan memangkas sejumlah kejadian-kejadian yang berbeda untuk dijadikan sebagai kontrol terhadap berbagai macam penanganan demi valitidas dan realitas. Harapannya adalah bahwa desain tersebut dapat menggeneralisasikan keseluruhan secara baik, menemukan hal-hal yang realistis dan menyatakan kepada kita mengenai dampak dari waktu itu sendiri, kenyataannya, pada serial waktu yang tidak terpotong, biasanya variabel bebasnya adalah waktu itu sendiri, seperti contoh jika anda mengamati naik turunnya angka kejahatan yang berdampak pada perubahan dalam masayarakat setiap saat, hampir semua kuasi eksperimen dimaksudkan sebagai apapun bentuk kreatvitas kegiatan atau kegiatan yang tidak biasa yang mereka lakukan yang dapat berdampak sebagai penyebab sesuatu terjadi, ini menjadi suatu peristiwa karena kita tidak menggunakan ekperimen yang sesungguhnya pada saat kita memanipulasi beberapa variabel bebas untuk mendapatkan sebab akibat tersebut (kausalitas), jika tidak kita harus memiliki data-data statistik dan beberapa inventarisasi yang dapat secara alami dicocokan (seperti halnya passage of law) atau yang dibuat oleh peneliti (seperti halnya beberapa kampanye hubungan masyarakat)

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah The Matching Only Pretest-Postest Control Group (Fraenkel & Wallen, 1993: 243). Desain penelitian ini digambarkan Fraenkel & Wallen seperti diagram berikut.


(21)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

O : Pengukuran awal (pre test) dan pengukuran akhir (post test) M : Matching subjects untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen XA : Perlakuan pembelajaran di kelas eksperimen

XB : Perlakuan pembelajaran di kelas kontrol

Sesuai dengan pendapat Fraenkel & Wallen (1933:243) the matching subjects adalah subjek penelitian ini yang tidak di tetapkan secara acak tetapi dengan cara mencocokkan subjek yang berada dalam kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pada variabel penelitian. Pencocokan ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa kedua kelompok ekuivalen dan homogen dalam variabel tersebut. Anggota dari masing-masing pasangan yang dicocokan kemudian ditetapkan menjadi kelompok eksperimen dan kontrol secara mekanis. Dengan kata lain, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperbolehkan setelah siswa diberi perlakuan prates yang berhubungan dengan variabel dependen penelitian. Berikut ini hasil ujian homogenitas kedua kelompok berdasarkan skor prates mereka, dimana berdasarkan uji tersebut tampak bahwa kedua kelompok homogen sampai tingkat 0.029, yang berarti kedua kelompok dapat dikatakan homogen dengan tingkat kepercayaan 97.1%. Ini berarti kedua kelompok dapat

Treatment group O M XA O Control group O M XB O


(22)

dijadikan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada penelitian dengan tingkat kepercayaan 95%.

Tahap awal penelitian dilakukan kajian terhadap pembelajaran yang umumnya berlangsung di sekolah dan hasil belajar siswa berupa nilai yang terkumpul ketika di akhir semester.

Langkah berikutnya adalah mempersiapkan penelitian dengan menyiapkan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan SPSS untuk mengolah data hasil belajar siswa, serta meneliti perbedaan proses pembelajaran yang berlangsung pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Hasil pengolahan data dilaporkan sebagai laporan penelitian yang memberikan sejumlah rekomendasi logis.

C. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMK Negeri 1 Kota Serang Populasi penelitiannya adalah siswa SMK Negeri 1 Kota Serang dengan sampel penelitian adalah siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi pada sekolah tersebut.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kota Serang memiliki infrasturktur yang memadai, terdapat akses internet dengan lebar pita jaringan 4,5 MBPs yang terdiri dari 2 jalur masing2 MBPS akses speedy dan 0,5 MB akses Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas). Memiliki Unit Kegiatan Information Communication Technology (ICT) Kabupaten dan Kota Serang sebagai simpul jaringan Internet Pendidikan, sehingga pemilihan sekolah ini juga dengan pertimbangan bahwa jika hasil penelitian ini dikembangkan di sekolah tersebut,


(23)

maka akan memberikan imbas pada SMK Aliansi yang menjadi binaan SMK Model. Selain itu, peneliti bekerja pada SKMN 1 Kota Serang.

Ruang Lingkup bahan kajian Matematika SMK untuk Kompetensi Keahlian Akuntansi Standar Kompertensi Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah, dengan :

KOMPETENSI

DASAR INDIKATOR

MATERI PEMBELAJARAN

1. Mengidentifikasi pola, barisan dan deret bilangan

Mengidentifikasi Pola bilangan, barisan, dan deret berdasarkan ciri-cirinya

Notasi Sigma menggunakan untuk menyederhanakan suatu deret

Pola bilangan, barisan, dan deret Notasi Sigma

2. Menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika

Menggunakan rumus untuk menentukan Nilai suku ke-n suatu barisan aritmatika

Menggunakan rumus untuk menentukan Jumlah n suku suatu deret aritmatika

Barisan dan deret aritmatika Suku ke n suatu barisan aritmatika Jumlah n suku suatu deret aritmatika

3. Menerapkan konsep barisan dan deret geometri

Menggunakan rumus untuk menentukan Nilai suku ke-n suatu barisan geometri

Menggunakan rumus untuk menentukan Jumlah n suku suatu deret geometri Menggunakan rumus untuk menentukan Jumlah suku tak hingga suatu deret geometri

Barisan dan deret geometri

Suku ke-n suatu barisan geometri Jumlah n suku suatu deret geometri Deret geometri tak hingga


(24)

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Jenis tes yang digunakan adalah tes prestasi atau achievement test , yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal yang sesuai dengan yang akan diteskan. Sebagai instrumen penelitiannya digunakan butir-butir soal tes yang masing-masing mengukur satu variabel.

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data mengenai hasil tes awal siswa sebelum diberi perlakuan pembelajaran, data pelaksanaan perlakuan, dan data hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.

Data kemampuan awal siswa didapat dengan memberikan tes awal atau pretest sebelum pembelajaran dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan pada ranah kognitif dengan variasi tingkatannya. Instrumen yang digunakan berupa butir-butir soal. Butir butir soal yang sama diberikan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian tes awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebagai titik tolak pembelajaran.

Data pelaksanaan perlakuan diperlukan untuk memonitor perbedaan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada kelompok kontrol dan pembelajaran pada kelompok eksperimen. Hal ini penting untuk membuktikan perbedaan yang signifikan antara proses dua pembelajaran yang berbeda. Instrumen pengumpulan


(25)

datanya melalui observasi pada saat pelaksanaan pembelajaran, wawancara dengan guru sebelum dan sesudah pelaksanaan, serta mewawancarai beberapa siswa.

Data kemampuan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan berupa posttest dengan soal yang sama yang digunakan pada pretest. Pengumpulan data dilakukan setelah proses pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen selesai dilaksanakan. Pengumpulan data hasil belajar siswa setelah perlakuan belajar dimaksudkan untuk mendapatkan perbedaan pencapaian nilai dari titik awal mereka mulai pada saat pre test.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berbentuk tes untuk mendapatkan data, yaitu data kemampuan awal dan akhir siswa (pre test dan post test). Pemberian tes awal dan tes akhir diberikan secara nyata dan disadari oleh siswa sebagai sebuah situasi tes.

Sebelum memberikan tes, peneliti menyusun kisi-kisi, yaitu sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara konsep-konsep yang ingin dicapai dengan butir soal yang sesuai. Penyusunan kisi-kisi ini dimaksudkan agar :

1. Peneliti memiliki gambaran yang jelas dan lengkap tentang jenis instrumen dan isi dari butir-butir soal yang akan disusun.

2. Peneliti mendapat pedoman dalam penulisan butir tes. 3. Instrumen yang disusun menjadi sistematis.

4. Peneliti mendapatkan “peta perjalanan” pengumpulan data. 5. Menjamin validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.


(26)

Setelah penyusunan kisi-kisi, peneliti menyusun instrumen penelitian dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi. 2. Penulisan butir soal.

3. Penyuntingan. 4. Uji coba.

5. Analisis hasil uji coba.

6. Mengadakan revisi terhadap item tes yang tidak valid dan reliabel.

Uji coba dilakukan untuk mendapatkan item tes yang memenuhi standar validitas dan reliabilitas, sehingga data yang didapat akan merupakan data yang valid dan reliabel. Validitas dan reliabilitas dalam penelitian merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Instrumen yang memenuhi standar validitas dan reliabilitas akan menghasilkan data yang valid dan reliabel yang akhirnya akan memberikan kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen yang valid mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapan mengungkap data yang tepat dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid, peneliti mengikuti langkah-langkah penyusunan instrumen, yakni memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator, baru menuliskan butir-butir pertanyaanya.


(27)

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang baik tidak akan memiliki sifat tendensius yang akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang reliabel juga. Jika data yang dihasilkan sesuai dengan kenyataannya, maka meski beberapa kali dat itu diambil dengan instrumen yang sama, hasilnya akan tetap sama. Reliabilitas merujuk pad tingkat keterandalan sesuatu.

Pada kelas eksperimen, yaitu kelas yang melaksanakan pembelajaran konvensional, peneliti tidak memberikan pedoman berupa scenario pembelajaran kepada guru. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran konvensional yang biasa berjalan, tetap berjalan seperti biasanya. Pada kelas kontrol, yaitu kelas yang melaksanakan pembelajaran eksperimen, peneliti memberikan pedoman bagi guru berupa skenario pembelajaran.

Instrumen hasil tes awal siswa berwujud butir-butir soal kognitif dengan memperhatikan klasifikasi taksonomi Bloom yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Jumlah item tes direncanakan 20 butir soal. Pedoman penilaian yang digunakan berupa kunci jawaban yang benar dengan skor setiap nomor soal.

Sebelum data diolah lebih lanjut dipastikan bahwa data yang diperoleh melalui instrumen pengumpulan data adalah valid dan reliabel maka dilakukan uji coba soal. Uji validasi dan reliabilitas butir soal dilakukan di sekolah. Kelas yang digunakan untuk uji coba validitas dan reliabilitas ini, sudah mendapatkan materi energi dan penerapannya sehingga siswanya dianggap mampu untuk menjawab


(28)

butir-butir soal. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, perbedaan waktu mengajarkan suatu materi menjadi otonomi dan pertimbangan guru kelas dan sekolah yang bersangkutan.

F. Prosedur Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pre test dan post test. Pengolahan data dilakukan terhadap skor yang diperoleh siswa tanpa melakukan konversi terhadap nilai dalam skala 1-10. Pengubahan skor terhadap skala nilai akan mengubah normalitas data, seperti yang diungkapkan oleh Endi Nugraha (1993:20) bahwa dalam meneliti suatu perlakuan, data yang diperoleh jangan diubah ke sistem nilai lain dengan menggunakan skala sigma.

Adapun pengujian yang dilakukan untuk menganalisis data hasil tes adalah dengan cara : uji normalitas distribusi, uji homogenitas varians dan uji t. Sedangkan untuk menguji pengaruh, peneliti menggunakan uji statistik dengan menggunakan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS for Windows versi 17.


(29)

128 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah mengadakan penelitian mengenai pembelajaran e-learning pada Pendidikan Sistem Ganda (PSG) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran Matematika pada siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Kota Serang Tahun Pelajaran 2009/2010 yang mengikuti program PSG dengan menggunakan e_learning berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajarnya. Peningkatan prestasi belajar ini ditunjukan oleh hasil belajar yang menunjukkan peningkatan signifikan ditinjau dari gain antara skor pre test dan post test. Nilai rata-rata pre tesnya adalah 4,85 dan nilai rata-rata post testnya adalah 7,95. Data ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar rata-rata sebesar 38,99 %. Peningkatan signifikan ini ditunjukkan dengan rata-rata gain yang mencapai angka 3,1. Perbedaan antara skor pre test dan post test yang sangat jauh ini dipengaruhi oleh proses pembelajaran menunjang poses kemandirian siswa. Siswa lebih banyak pilihan dalam menemukan berbagai sumber belajar yang sesuai tuntutan kompetensi yang harus dikuasi pada berbagai situs pendidikan yang ada.

2. Pembelajaran Matematika pada siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Kota Serang Tahun Pelajaran 2009/2010 yang mengikuti pogram PSG dengan menggunakan modul berpengaruh terhadap


(30)

peningkatan prestasi belajarnya. Peningkatan prestasi belajar ini ditunjukan oleh hasil belajar yang menunjukkan peningkatan, jika ditinjau dari perubahan nilai yang didapatkan siswa pada pre test dan post test. Nilai rata-rata pre tesnya adalah sebesar 5,55, sedangkan nilai rata-rata post testnya adalah 7,00 sehingga didapatkan gain rata-rata sebesar 1,45. Data ini menunjukan ada peningkatan hasil belajar rata-rata sebesar 20,71 %. Peningkatan ini dikarenakan terstrukturnya kegiatan pembelajaran yang dikemas dalam modul tersebut. Siswa diarahkan unuk menguasai materi sesuai urutan pembelajaran yang ada.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pada kelompok yang menggunakan e_learning dengan kelompok siswa yang menggunakan modul. Hasil pembelajaran pada kelompok yang menggunakan e_learning mampu memberikan hasil belajar yang jauh lebih baik dibandingkan hasil belajar pada kelompok yang menggunakan Modul. Dengan kata lain tingkat kemandirian pada kelompok yang menggunakan e_learning lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang melakukan pembelajaan matemaka menggunakan modul.

B. Rekomendasi

Belajar mandiri memposisikan siswa sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri. Dengan demikian, kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan belajarnya sendiri merupakan sarat utama bagi pebelajar. Kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan belajar sendiri seseorang pada dasarnya merupakan suatu


(31)

kontinum. Grow (1991) mengklasifikasikan kontinum tersebut kedalam empat tahap: 1) pebelajar yang tergantung (dependent learner), 2) pebelajar yang tertarik (interested learner), 3) pebelajar yang terlibat (involved learner) dan 4) pebelajar mandiri (independent learner).

Dari bebagai kajian teoiis dan hasil-hasil penelitian, ada beberapa rekomendasi yang disampaikan unuk bebeapa pihak, terkait e_learning, pembelajaan modular dan belajar mandiri. Adapun rekomendasi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Siswa hendaklah menjadi subyek dalam pembelajaran yang berkeinginan untuk maju dan berkembang serta memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan melalui proses pembelajaran yang aktif;

2. Guru hendaknya terpacu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang mereka rancang agar mampu mengoptimalkan pencapaian pengetahuan siswa, menguasai teknologi informasi yang bekaitan dengan pembelajaran serta mengaktifkan siswa secara keseluruhan dalam proses pembelajaran; 3. Sekolah hendaknya memfasilitasi dengan berbagai infrastruktur yang

menunjang kearah pembelajaran mandiri, seperti fasilitas internet, modul-modul pada setiap kompetensi yang haus dikuasai siswa serta berbagai media dan sumber belaja yang menunjang kearah pembelajaan mandiri. 4. Para pemegang kebijakan hendaknya memberi kesempatan kepada para

guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan teknologi informasi yang menunjang peningkatan kualitas pembelajaran.


(32)

5. Hasil penelitian ini hendaklah menjadi dasar bagi penelitian berikutnya demi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan dunia pendidikan pada khususnya.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. dan Prasetya, Joko Tri. (1987). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Alkitson, Rita. L. dan Atkinson, Richard C. dan Smith, Edward. E. dan Bem, Darly. J. (1987). Pengantar Psikologi. Batam Centre: Interaksara.

Arikunto, S. (1995). Manajemen Penelitian. Jakrta: Rineka Cipta.

... (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Baynham, M. (1995). Literacy Practicies: Investigation Literacy in Social Context. New York: Longman Group Limited.

Carilah. (2000). Pembelajaran dngan Pendkatan Pemecahan Masalah Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMA di Bandung. Tesis: tidak diterbitkan.

Cohen, A.D. (1994). Assessing Language Ability in the Classroom. Boston: Heinle & Heinle Publisher.

Coleman, L.J. (1985). Schooling The Gifted. Knoxvile: Addison-Wesley.

Cooper, J.D. (1993). Literacy: Helping Children Construct Meaning. Boston Toronto: Hougton Miffin Company.

Costa, A.L. (1985). DevelopingMinds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria. Virginia: The Association for Supervicion and Curriculum Development.

Creswell, J.W. (1994). Research Design Qualitative & Quantitative Approaches New Delhi: Sage Publications.

Dahar, R.W. (1991). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahlan, M.D. (1990). Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.

Degeng, I.N.S. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud.


(34)

Djamarah, Syaiful Bahri. (1997). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dophan,N.J. (1994). Classroom Assesment: What Teachers Need to Know. Los Angeles: University of California.

Erliza, Raja. (2005) Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran Sejarah (Kuasi Eksperimen di kelas VII SMP Lab School UPI Bandung). Tesis: tidak diterbitkan.

Experimental and Quasi-Experimenyal Research Design. Http://faculty.ncwc.edu/toconnor/308/308lect06.com

Feldhusen, J.F. dan D.J. Treffinger. (1986). Creative Thnking and Problem Solving in Gifted education. Lowa: Kendall/Hunt Publ. Co.

Frankel, J.R. & Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Toronto: McGraw – Hill Inc.

Gagne, Robert, M. dan Briggs, Leslie. J. dan Wager, Walter. W. (1992). Principles of Instructional Design. USA: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers

Hamalik, O. (1991). Strategi Pelajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Heriyanto, Tedi ([email protected]). (2002). Aplikasi Statistika dalam Penelitian Kuantitatif. http://tedi.heriyanto.net/papers/aplikasi-stat.html

Isaac, S. dan Michael, W.B. (1981). Hand Book in Research and Education. San Siego: Robert R. Knap Publisher.

Jacobs, H.L., dkk. (1981). Testing ESL Composition: A Practial Approach. Rowley, Massachusetts: Newbury House Publisher, Inc.

Jailani. (2005). Pembelajaran Suhu dan Kalor Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa MTs. Tesis: tidak diterbitkan

Jarolimek, J. 1967). Social Study in Elementary Education. London: McMillan Co, Inc.

Joyce B. dan Weil, M. dan Calhoun, E. (2000). Models of Teaching. Bidton London: Allyn and Bacon.

Joyce, B. dan Weil, M. (1980). Models of Teaching. Second Edition. Englewood New Jersey: Prentice-Hall, Inc.


(35)

……… (1996). Models of Teaching. Second Edition. Englewood New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Kertiasa, N. (1984). Perkembangan Intelektual Anak Didik. Bandung: P3G IPA. Kilty, Kevin. (2002). Design Your experiments Part XIV: Quasi Experiments.

http//:www.sas.org/E-Bulletin/2002-03-15/features/body.html

Lemlech, Johanna Kasin. (1977). Classroom Management. New York: Harper & Row Publisher.

Makmun, Abin Syamsudin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Miller, J.P. dan Seller, W.(1985). Curriculum Perspective and Practice. New York: Longman.

Munandar, S. C. U. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreativitas dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Nasution, S. (2003). Asas-asas Kurikulum.Jakarta:Bumi Aksara

Nitko, A. J. (1996). Educational Assessment of Students. New Jersey: Merrill, an Imprint of Pretice hall.

Oliva, A. dan Balas, Ben. dan Kemp, Charles. (2005). Fall 2005 Lecture 12 Quasi-experiment Designs, Laboratory in Cognitive Science. Dari internet Oliva, Peter. F. (1992). Developing the Curriculum. USA: Harper Collins

Publishers

Parera, J.D.(1982). Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.

Quasi – Experimental Research. UCD Centre for Teaching and Learning. http://www.ucd.ie/taeching/t&IreasearchMethodologigies_sub/quasi_res...

Research Methods, Quasi Experimental Design.

http://allpsych.com/researchmethods/quasiexperimentaldesign.html. Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta

Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

... (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(36)

Soekamto, T. & Winaputra, U.S. (1994). Teori Belajar dan model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Stern, H.H. (1983). Fundamental Concepts of language Teaching. Oxford: Oxford University Press.

Stinggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sudjana, N. (1996). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, N. dan Suwariyah, W. (1991). Model-model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru Offset.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru Algensindo Offest.

... (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

…….... (1996). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (1997). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: remaja Rosda Karya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pascasarjana UPI dan Remaja Rosda Karya.

Suparlan, Asep. (2004). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Representasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama (Studi Eksperimen pada Siswa Salah Satu SMP di Cirebon). Tesis: tidak diterbitkan.

Suparman, M. Atwi. (2001). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Surya, Muhammad (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: CV.Mahaputra Adidaya.

Writing Guides Conducting Experiments, Differences Between Experimental and

Quasi-Experimental Research.


(37)

Yustami. (2005). Penerapan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fluida Statik pada Siswa Kelas II SMA. Tesis: tidak diterbitkan.


(1)

131

5. Hasil penelitian ini hendaklah menjadi dasar bagi penelitian berikutnya demi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan dunia pendidikan pada khususnya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. dan Prasetya, Joko Tri. (1987). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Alkitson, Rita. L. dan Atkinson, Richard C. dan Smith, Edward. E. dan Bem, Darly. J. (1987). Pengantar Psikologi. Batam Centre: Interaksara.

Arikunto, S. (1995). Manajemen Penelitian. Jakrta: Rineka Cipta.

... (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Baynham, M. (1995). Literacy Practicies: Investigation Literacy in Social Context. New York: Longman Group Limited.

Carilah. (2000). Pembelajaran dngan Pendkatan Pemecahan Masalah Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMA di Bandung. Tesis: tidak diterbitkan.

Cohen, A.D. (1994). Assessing Language Ability in the Classroom. Boston: Heinle & Heinle Publisher.

Coleman, L.J. (1985). Schooling The Gifted. Knoxvile: Addison-Wesley.

Cooper, J.D. (1993). Literacy: Helping Children Construct Meaning. Boston Toronto: Hougton Miffin Company.

Costa, A.L. (1985). DevelopingMinds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria. Virginia: The Association for Supervicion and Curriculum Development.

Creswell, J.W. (1994). Research Design Qualitative & Quantitative Approaches New Delhi: Sage Publications.

Dahar, R.W. (1991). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahlan, M.D. (1990). Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.

Degeng, I.N.S. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud.


(3)

Djamarah, Syaiful Bahri. (1997). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dophan,N.J. (1994). Classroom Assesment: What Teachers Need to Know. Los Angeles: University of California.

Erliza, Raja. (2005) Efektivitas Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Pembelajaran Sejarah (Kuasi Eksperimen di kelas VII SMP Lab School UPI Bandung). Tesis: tidak diterbitkan.

Experimental and Quasi-Experimenyal Research Design. Http://faculty.ncwc.edu/toconnor/308/308lect06.com

Feldhusen, J.F. dan D.J. Treffinger. (1986). Creative Thnking and Problem Solving in Gifted education. Lowa: Kendall/Hunt Publ. Co.

Frankel, J.R. & Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Toronto: McGraw – Hill Inc.

Gagne, Robert, M. dan Briggs, Leslie. J. dan Wager, Walter. W. (1992). Principles of Instructional Design. USA: Harcourt Brace Jovanovich College Publishers

Hamalik, O. (1991). Strategi Pelajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Heriyanto, Tedi ([email protected]). (2002). Aplikasi Statistika dalam Penelitian Kuantitatif. http://tedi.heriyanto.net/papers/aplikasi-stat.html

Isaac, S. dan Michael, W.B. (1981). Hand Book in Research and Education. San Siego: Robert R. Knap Publisher.

Jacobs, H.L., dkk. (1981). Testing ESL Composition: A Practial Approach. Rowley, Massachusetts: Newbury House Publisher, Inc.

Jailani. (2005). Pembelajaran Suhu dan Kalor Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa MTs. Tesis: tidak diterbitkan

Jarolimek, J. 1967). Social Study in Elementary Education. London: McMillan Co, Inc.

Joyce B. dan Weil, M. dan Calhoun, E. (2000). Models of Teaching. Bidton London: Allyn and Bacon.

Joyce, B. dan Weil, M. (1980). Models of Teaching. Second Edition. Englewood New Jersey: Prentice-Hall, Inc.


(4)

……… (1996). Models of Teaching. Second Edition. Englewood New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Kertiasa, N. (1984). Perkembangan Intelektual Anak Didik. Bandung: P3G IPA. Kilty, Kevin. (2002). Design Your experiments Part XIV: Quasi Experiments.

http//:www.sas.org/E-Bulletin/2002-03-15/features/body.html

Lemlech, Johanna Kasin. (1977). Classroom Management. New York: Harper & Row Publisher.

Makmun, Abin Syamsudin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Miller, J.P. dan Seller, W.(1985). Curriculum Perspective and Practice. New York: Longman.

Munandar, S. C. U. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreativitas dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Nasution, S. (2003). Asas-asas Kurikulum.Jakarta:Bumi Aksara

Nitko, A. J. (1996). Educational Assessment of Students. New Jersey: Merrill, an Imprint of Pretice hall.

Oliva, A. dan Balas, Ben. dan Kemp, Charles. (2005). Fall 2005 Lecture 12 Quasi-experiment Designs, Laboratory in Cognitive Science. Dari internet Oliva, Peter. F. (1992). Developing the Curriculum. USA: Harper Collins

Publishers

Parera, J.D.(1982). Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga.

Quasi – Experimental Research. UCD Centre for Teaching and Learning. http://www.ucd.ie/taeching/t&IreasearchMethodologigies_sub/quasi_res...

Research Methods, Quasi Experimental Design.

http://allpsych.com/researchmethods/quasiexperimentaldesign.html. Roestiyah. (2008). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta

Sanjaya, Wina. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

... (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(5)

Soekamto, T. & Winaputra, U.S. (1994). Teori Belajar dan model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Stern, H.H. (1983). Fundamental Concepts of language Teaching. Oxford: Oxford University Press.

Stinggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Sudjana, N. (1996). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, N. dan Suwariyah, W. (1991). Model-model Mengajar CBSA. Bandung: Sinar Baru Offset.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru Algensindo Offest.

... (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

…….... (1996). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (1997). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: remaja Rosda Karya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pascasarjana UPI dan Remaja Rosda Karya.

Suparlan, Asep. (2004). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan Representasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama (Studi Eksperimen pada Siswa Salah Satu SMP di Cirebon). Tesis: tidak diterbitkan.

Suparman, M. Atwi. (2001). Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Surya, Muhammad (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: CV.Mahaputra Adidaya.

Writing Guides Conducting Experiments, Differences Between Experimental and

Quasi-Experimental Research.


(6)

Yustami. (2005). Penerapan Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fluida Statik pada Siswa Kelas II SMA. Tesis: tidak diterbitkan.