PRODUCT UTILITY LULUSAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ADMINISTRASI UMUM DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA BARAT :Studi Kasus lulusan Diklat Administrasi Umum pada Departemen Agama Propinsi Jawa Barat.

PRODUCT UTILITY LULUSAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN ADMINISTRASI UMUM
DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI
JAWA BARAT
(Studi Kasus lulusan Diklat Administrasi Umum

pada Departemen Agama Propinsi Jawa Barat)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleh

Drs. SUBHAN SOFHIAN
NIM: 969619

PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG
1998

DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH

PROF. DR. H. S U P A N D I
PEMBIMBING I

PROF. DR. HE. KUSMANA, M.Pd
PEMBIMBING II

DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH

KETUA PROGRAM STUDI
ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROF. DR. HE. KUSMANA, M. Pd


"JLttah a£an meninggi^an orang-orang
yang 6eriman diantaramu dan orang-orang
yang di6eri ifmupengetaduan 6e6erapa derajat"
(Jtf-Qur'am SuratM-MujadaOah 11)

Kjipersem6afif{an
^epada isteri tercinta^

dan ana^ana^u tersM^^AN^

ABSTRAKSI

Product Utility lulusan Diklat Administrasi Umum
Departemen Agama Propinsi JawaBarat

Oleh: Subban Sofhian
Administrasi Pendidikan

Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan dan menganalisis Product Utility
lulusan Diklat Administrasi Umum. Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis


tersebut akan diketahui keberhasilan program Diklat Administrasi Umum yang
sesuai dengan kriteria akademis dan tuntutan jabatan esselon V dan IV.

Untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam terhadap
masalah tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan
yang dijadikan sumber informasi adalah (1) Alumni Diklat Administrasi Umum (2)
Pimpinan/ atasan langsung alumni (3) Mitra kerja esselon V dan IV.

Disimpulkan bahwa hasil Diklat Administrasi Umum menunjukan, hasilnya
sudah sesuai dengan kriteria akademis dan tuntutan jabatan esselon V dan IV,
sehingga product utility lulusannya dipandang sudah memiliki kredibilitas di

lapangan. Hal ini dapat dilihat dari (1) Tingkat ketercapaian pemanfaatan product
utility (2) Pendayagunaan sumber daya yang ada pada unit-unit kerja dimana

alumni berada (3) Tingkat kepuasan individu alumni dalam menerapkan kinerja
product utility Diklat Administrasi Umum.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, diajukan beberapa rekomendasi

sebagai berikut:

Panama :Pimpinan/ atasan langsung sebagai penanggung
product utility lulusan Diklat Administrasi Umum diharapkan

jawab pemanfaatan
(1) memberikan

motivasi, kerjasama dan mengalokasikan dana, agar rencana kerja alumni dapat
terlaksana (2) meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait baik

untuk pemanfaatan product utility maupun untuk pelaksanaan Diklat (3)
mengupayakan agar eksistensi Balai Diklat tetap solid, sehingga kredibilitasnya
diakui (4) kinerja penyelenggara dan widyaiswara sebaiknya dilakukan secara
proforsional dan profesional.

Kedua : Untuk mengetahui pemanfaatan product utility lulusan Diklat Administrasi

Umum dilapangan, diharapkan Pusdiklat Departemen Agama memantau dan
mengevaluasi langsung, agar pelaksanaan Diklat Administrasi Umum akan lebih


baik dimasa datang, juga mengupayakan masalah pendanaan untuk pelaksanaannya
ditambah, agar secepatnya esselon V dan IV dapat mengikuti Diklat Administrasi
Umum.

Ketiga : Agar pelaksanaan Diklat Administrasi Umum sesuai dengan kriteria

akademis dan tuntutan jabatan esselon V dan IV, Lembaga Administrasi Negara
sebagai lembaga pembina Diklat lebih intensif lagi mengadakan pembinaan baik
terhadap alumni maupunterhadapDiklat.

Keempat: Untuk lebih memberdayakan alumni yang proforsional; kepada Kanwil

Departemen Agama Propinsi Jawa Barat, Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat

dan IAIN SGD Bandung, hendaknya dalam promosi jabatan mempertimbangkan
kriteria hasil Diklat, selanjutnya Balai Diklat tergabung dalam Baperjakat.

DAFTAR TABEL


Halaman

Tabel

1

Tabel

8

:£ampel Responden Penelitian
: Data tentang Koordinasi &Kerjasama, hasil wawancara dengan
pimpinan/ atasan

Tabel

9

10


11

12

13

Tabel

14

15

:Data tentang pemanfaatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
prilaku, jawaban hasil wawancara dengan Mitra Kerja
: Data tentang hal-hal yang mempengaruhi product utility lulusan
Diklat Administrasi Umum

Tabel

16


17

117

118
119

: Rekapitulasi pejabat esselon V dan IV yang sudah dan belum
mengikuti Diklat Administrasi Umum

Tabel

115

: Data tentang pemanfaatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
prilaku, jawaban hasil wawancara dengan pimpinan/ atasan

Tabel


100

: Data tentang pemanfaatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
prilaku, jawaban questioner dari alumni

Tabel

99

: Data tentang hal-hal yang dilakukan oleh Widyaiswara, jawaban
hasil questioner dari alumni

Tabel

97

: Data tentang hal-hal yang dilakukan penyelenggara, jawaban
hasil questioner dari alumni

Tabel


94

: Data tentang dokumen landasan hukum penyelenggaraan Diklat
Administrasi Umum

Tabel

80

121

:Data pejabat kepegawaian yang sudah dan belum mengikuti
Diklat adjcninistrasi Umum

125

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Halaman


Bagan

1

:Proses Perkembangan Penyelenggaraan Training

37

Bagan

2

: Produktivitas = Efisiensi, effektivitas dan kualitas

64

Gambar

1

: Paradigma Penelitian

10

Gambar

2

: Proses Kegiatan Seleksi

20

Gambar

3

:Kelompok Materi Semangat pengabdian

107

Gambar

4

: Kelompok Materi Piranti Admmistrasi

108

Gambar

5

:Kelompok Materi Wawasan Lingkungan Tugas

108

Gambar

6

: Kelompok Materi Penerapan

109

Gambar

7

: Kelompok MateriLain-lain

109

Gambar

8

: Kinerja Balai Diklat PTK Bandung

101

DAFTAR

ISI
Halam an

ABSTRAKSI

i

KATA PENGANTAR

ii

UCAPAN TERIMAKASIH

in

DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

v

DAFTAR ISI
BAB I

BAB II:

vi

: PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

1

B. Permasalahan

6

C. Tujuan Penelitian
D. Pentingnya Penelitian
E. Paradigma Penelitian

8
9
10

PENYELENGGARAAN

PENDIDIKAN

DAN

PELATIHAN

SERTA PENGUKURAN PRODUCT UTILITY LULUSANNYA.

A.
B.
C.
D.

Konsep dasar Pendidikan dan Pelatihan
Seleksi Calon peserta Pendidikan dan Pelatihan
Program Pendidikan dan Pelatihan

13
19
24

Perencanaan Proses Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan

E. Produtivitas organisasi (Diklat)
F. Kerangka analisis output (produk)
G. Pengukuran output (produk) organisasi (Diklat)

35

59
68
70

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan terhadap Masalah
B. Populasidan Sampel

76
78

C. Instrumen Penelitian

82

D. Teknik Pengumpulan data
E. Tahap-tahap Penelitian

83
85

F. Prosedur Analisis Data

87

G. Cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian

89

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

92

1. Gambaran umum tentang penyelenggaraan Diklat Adum

92

a.Koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait

92

b. Landasan hukum Diklat Administrasi Umum

95

c. Hal-hal yang dilaksanakan oleh penyelenggara,widyaiswara

98

d Kinerja yang ditampilkan oleh Balai Diklat PTK Bandung

101

2. Perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku.

115

3. Faktor-faktoryang

mempengaruhi product

utility lulusan

Diklat Administrasi Umum

119

4. Product utility lulusan Diklat Adum dalam hal kinerja
pelayanan intern dan ekstern

120

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

126

1. Gambaran umum tentang penyelenggaraan Diklat Adum

126

2. Perubahan

134

pengetahuan,

keterampilan dan sikap prilaku

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi product

utility lulusan

Dikla Aaministrasi Umum

5. Product Utility dalam hal kinerja pelayanan

137

139

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
1. Gambaran umum tentang penyelenggaraan Diklat Adum

143
143

2. Pemanfaatan sikap, keterampilan dan sikap prilaku
144
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi product utility lulusan Diklat
Administrasi Umum

4. Kinerja pelayanan Product Utility lulusan Diklat Adum
B. Rekomendasi

1. Kepada pihak internal
2. Kepada pihak eksternal

145

145
146

146
147

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Tabel

2

: Responden Alumni Diklat Administrasi Umum

153

Tabel

3

: Responden pimpinan/atasan melalui wawancara

156

Tabel

4

: Responden Mitra Kerja Esselon V & IV

157

Tabel

5

: Hasil Penelitian melalui wawancara dengan pimpinan/
atasan dan Mitra Kerja

158

Tabel

6

: Rekapitulasi Jawaban Responden alumni melalui questioner

160

Tabel

7

: Data hasil Penelitian Studi dokumentasi

161

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pegawai Negeri merupakan aparatur pemerintah yang melaksanakan tugastugas umumpemerintahan dan pembangunan secaramenyeluruh.

Untuk menjamin terselenggaranya rugas-tugas umum pemerintah dan

pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna dan dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur baik material maupun spiritual, diperlukan adanya

Pegawai Negeri sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang
penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

bersih berwibawa, berdaya guna, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya.

Dalam hubungan ini Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 telah meletakkan

landasan yang kokoh untuk mewujudkan Pegawai Negeri seperti dimaksud di atas

dengan cara mengatur kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan Pegawai Negeri
sebagai salah satu kebijaksanaan dan langkah usaha penyempurnaan aparatur negara
dibidang kepegawaian.

Pembinaan kepegawaian diarahkan pada makin terwujudnya kepegawaian
negara yang mantap dengan pengembangan karier berdasarkan prestasi kerja,
kemampuan profesional, keahlian dan keterampilan.

Salah satu bentuk pembinaan yang dirasakan effektif adalah melalui

Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri, yang diawali dengan pre service training
atau pra jabatan sampai pada Diklat untuk menduduki jabatan atau diklat struktural.
Dalam hal ini Diklat Struktural yang dimulai dari Pendidikan dan Pelatihan

Administrasi Umum (DIKLAT ADUM), Pendidikan dan Pelatihan Staf dan Pimpinan
Administrasi Tingkat Pertama (DIKLAT SPAMA), Pendidikan dan Pelatihan Staf dan
Pimpinan Administrasi Tingkat Menengah (DIKLAT SPAMEN) dan Pendidikan dan
Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi (DIKLAT SPATI).

Demikian pula untuk meningkatkan pendayagunaan aparatur negara guna
mewujudkan pemerintah yang bersih dan berwibawa, maka salah satu langkah yang

diambil oleh pemerintah adalah meningkatkan kemampuan profesional Pegawai
Negeri melalui Pendidikan dan Pelatihan tersebut.

Pendidikan dan Pelatihan pegawai negeri merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari pembinaan pegawai negeri secara keseluruhan. Pada dasarnya
pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup.

Pendidikan dan Pelatihan pegawai negeri juga tidak dapat dipisahkan dari
proses pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-undang Dasar
1945. Oleh karena itu sistem Pendidikan dan Pelatihan pegawai negeri tersebut juga
merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional.

Tujuan pendidikan nasional tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II, pasal 4 ( 1994 :4 ) sebagai berikut:

"Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rokhani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung-jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".

Dalam Kepres No. 34 Tahun 1972 telah ditetapkan ruang lingkup tugas dan
tanggung-jawab pembinaan pendidikan dan pelatihan sebagai berikut:

1) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bertugas dan bertanggung-jawab atas
pembinaan pendidikan dan pelatihan secara menyeluruh, khususnya pendidikan
umum dan kejuruan.

2) Menteri Tenaga Kerja bertugas dan bertanggung-jawab atas pembinaan dan
pelatihan keahlian dan kejuruan tenaga kerja bukan pegawai negeri.
3) Ketua Lembaga Administrasi Negara bertugas dan bertanggung-jawab atas
pembinaan pendidikan dan pelatihan khusus untuk pegawai negeri
Dalam kaitannya dengan Pendidikan dan Pelatihan pegawai negeri, oleh
pemerintah dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1994. Dalam

peraturan tersebut dinyatakan bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai

Negeri Sipil merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembinaan pegawai negeri
sipil secara menyeluruh. Tujuannya untuk meningkatkan mutu profesionalisme,

pengabdian, kesetiaan dan pengembangan wawasan serta pembinaan karier pegawai
negeri sipil.

Dalam PP 14 Tahun 1994 tersebut disebutkan bahwa tujuan dan sasaran dari
pendidikan dan pelatihan adalah :

a. meningkatkan kesetiaan dan ketaatan pegawai negeri sipil kepada Pancasila,
Undang-undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Republik Indonesia.

b. menanamkan kesamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar agar memiliki
wawasan yang komprehensif untuk melaksanakan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan.

c. memantapkan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman, dan pengembangan partisipasi masyarakat.

d. meningkatkan pengetahuan, keahlian dan/atau keterampilan serta pembentukan
sedini mungkin kepribadian pegawai negeri sipil.

Tujuan dan sasaran dari pendidikan dan pelatihan tersebut adalah agar tersedia
pegawai negeri sipil yang memiliki kualitas tertentu guna memenuhi salah satu
persyaratan untuk diangkat dalam jabatan tertentu. Dengan demikian

Diklat

penjenjangan yang dilaksanakan erat kaitannya dengan usaha penyiapan dan
penyediaan serta pemberdayaan sumber daya manusia.

Pendidikan dan Pelatihan diberikan peran yang sangat penting dan strategis

dalam mengembangkan sumber daya manusia yang diperlukan bagi pembangunan
disegala bidang kehidupan bangsa. Sasaran khususnya adalah menyediakan tenagatenaga handal di jajaran birokrasi pegawai negeri sipil, khususnya esselon Vdan IV.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tidak terpisah dari upaya untuk
melaksanakan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Penyiapan tenaga yang berkualitas untuk sasaran tersebut di atas harus

disesuaikan dengan kualifikasi yang melekat pada tugas dan fungsmya sebagai
pejabat esselon Vdan IV Hal ini penting agar hasil pendidikan dan pelatihan dapat
diterapkan dan dapat meningkatkan effektivitas pekerjaan yang menjadi tugasnya.
Pejabat esselon Vdan IV merupakan pejabat level bawah yang langsung
menangani pekerjaan yang berkaitan langsung dengan pelayanan terhadap
masyarakat, dan sekaligus juga sebagai penentu keberhasilan kebijakan dari
lembaganya.

Hal tersebut perlu mendapat perhatian yang serius dan para pembuat

kebijaksanaan agar kecendrungan masyarakat yang menuntut pelayanan yang semakin
berkualitas, profesional dan berkesinambungan dapat dipenuhi. Tuntutan tersebut

kiranya dapat diantisipasi oleh lulusan Diklat Administrasi Umum (Adum) yang
memiliki product utility yang sesuai. Diklat tersebut juga dipandang sebagai Diklat

dasar untuk meniti karier dalam upaya mencapai peningkatan jenjang Diklat
struktural yaitu ke tingkat SPAMA untuk esselon III, SPAMEN untuk esselon II, dan
SPATI untuk esselon I.

Diklat Administrasi Umum dapat memberikan bekal kemampuan administrasi

dasar sehingga para peserta mampu mengenali kedudukan organisasi dan peran

instansi masing-masing dalam pemerintahan negara, serta mampu melaksanakan tugas
pekerjaannya sehari-hari secaraeffektifdan efisien.

Diklat Administrasi Umum yang selama ini dilaksanakan dipandang sangat
urgent bagi kepentingan pemenuhan tuntutan akan mutu layanan yang semakin tinggi
juga bagi perbaikan kualitas dan kemampuan aparatur pemerintah mengemban tugas
masing-masing.

B.

Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Perhatian penulis pada penelitian ini akan difokuskan pada masalah yang

berkaitan dengan Product Utility lulusan Diklat Administrasi Umum (Adum) bagi
pegawai negeri dilingkungan Departemen Agama Propinsi Jawa Barat.
Dengan penelitian ini penulis akan mencoba mengungkapkan hal-hal yang
berhubungan dengan product utility lulusan Diklat Administrasi Umum
a. Dengan adanya tuntutan pelayanan dari masyarakat yang semakin kritis, maka

lulusan Diklat administrasi Umum dituntut pula untuk siap memanfaatkan hasil
yang didapatkan dari Diklat tersebut.

b. Para lulusan Diklat Administrasi Umum sampai saat ini dalam memanfaatkan hasil

Diklat belum maksimal sesuai dengan job description pejabat esselon V dan IV.
c. Peningkatan kualitas pelayanan terhadap masyarakat serta dapat mengaplikasikan
ilmu pengetahuan, keterampilan yang didapat dari Diklat Administrasi umum

diharapkan dapat mengakomodasikan harapan-harapan yang telah diprogramkan
oleh Departemen Agama, dalam hal ini Balai Diklat Pegawai Teknis Keagamaan
Bandung sebagai Unit Pelaksana Teknis ( UPT ).

2. Rumusan Masalah

Untuk menghindarkan penelitian yang meluas, maka perlu adanya pembatasan

masalah dimaksudkan agar ruang lingkup dalam pembahasannya nanti dapat terarah
dan berhasil.

Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
" Bagaimana product utility lulusan Diklat Administrasi umum
Departemen Agama Propinsi Jawa Barat ? "
3. Pertanyaan Penelitian

Dengan memperhatikan rumusan masalah tersebut di atas maka dapat

dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana gambaran umum tentang penyelenggaraan Diklat Administrasi Umum,
mulai dari koordinasi & kerjasama, landasan hukum, hal-hal yang dilakukan
penyelenggara dan widyaiswara serta kinerja Balai Diklat PTK Bandung
b. Apakah ada perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku product utility
lulusan Diklat Administrasi Umum pada pekerjaan sesuai dengan tuntutan jabatan
esselon V dan IV

c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi product utility lulusan Diklat
Administrasi Umum ?

d. Bagaimana product utility dalam hal kinerja dan pelayanan, baik internal maupun
eksteraal ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah, maka secara umum tujuan penelitian ini
adalah:

a. Untuk memperoleh gambaran empirik mengenai Product Utility lulusan Diklat
Administrasi Umum dilihat dari kinerjanya.

Sasaran utamanya adalah, mengenali kekurangan-kekurangan atau hambatan-

hambatan dalam Product Utility, terutama dalam hal pemanfaatan hasil Diklat,
agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dan pemantapan guna peningkatan
sehingga lebih effektif sesuai kondisi dan situasi di lapangan

b. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis alternatif langkah pengelolaan

Pendidikan dan Pelatihan yang dapat mengatasi hambatan dan kekurangan dalam

Pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang diselenggarakan melalui Pendidikan dan
Pelatihan Administrasi Umum (Adum) tersebut dalam rangka meningkatkan
kemampuan kerja esselon V dan IV.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan penelitian ini ditujukan untuk :

a. Mengetahui gambaran umum proses Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Administrasi Umum (Adum) Departemen Agama yang dilaksanakan oleh Balai
Diklat Pegawai Teknis Keagamaan Bandung.

b. Mengetahui product utility lulusan dalam bentuk pemanfaatan hasil Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) Administrasi Umum (Adum) Departemen Agama Jawa Barat.

D. Pentingnya Penelitian

Pendidikan dan Pelatihan bagi para calon dan pejabat esselon V dan IV sangat

diperlukan, agar pegawai yang bersangkutan cakap dan terampil dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan pekerjaan yang diembannya.

Namun penelitian juga dirasa sangat penting untuk mengetahui product utility

outputnya. Oleh karena itu penelitian ini akan mempunyai kegunaan teoritis maupun
praktis. Dari segi teoritis penelitian ini mempunyai kegunaan dalam mengembangkan

ilmu administrasi, terutama dalam mendidik dan melatih serta mengembangkan
sumber daya manusia, dalam hal ini adalah pegawai negeri sipil para pejabat dan
calon pejabat esselon V dan IV.
Apakah product utility lulusan Diklat Adum itu sudah memanfaatkan hasil

Diklat atau belum, akan dicoba diteliti dalam penelitian ini. Kegunaan praktis dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan lulusan Diklat Administrasi

Umum yang berada dilingkungan Departemen Agama Jawa Barat.

Karena

sepengetahuan penulis penelitian ini masih langka di negeri ini, maka diharapkan
cara-cara dan hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk

penelitian yang sejenis, yaitu untuk mengetahui product utility lulusan dari lulusan
Diklat Administrasi Umum

E. Paradigma Penelitian

Pokok-pokok pikiran yang menjadi landasan dalam penelitian ini dan seperti
telah diuraikan sebelumnya yang memberikan suatu gambaran bahwa Product Utility
lulusan Diklat Administrasi Umum akan tinggi, apabila outputnya sesuai dengan
kriteria akademik dan tuntutan jabatan esselon Vdan IV tercapai, sehingga ada umpan
balik antara product utility dengan program Diklat Adum yang merupakan kekuatan
pengawasan atau pengendalian dan kegiatan sistem Diklat. Sebagaimana terlihat pada
gambar sebagai berikut:

KRITERIA AKADEMIK
DIKLAT ADUM

r

:—*

PROGRAM

DDiLAT ADUM

OUTPUT
t

DIKLAT ADUM

TUNTUTAN JABATAN
ESSELON V & IV
,,

FEED BACK

,'

'

MENGUKUR
PRODUCT UTDJTY

Gambar

1

Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian tersebut di atas merupakan jalan pikiran yang ditempuh dalam
penelitian berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

Paradigma penelitian ini menggambarkan :

Bahwa upaya meningkatkan kemampuan para calon pejabat dan para pejabat
esselon Vdan IV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program Pendidikan
dan Pelatihan. Hal demikian pula dalam upaya meningkatkan kualitas manusia
Indonesia seutuhnya.

Kemampuan dalam mengelola dan menyelenggarakan Pendidikan dan

Pelatihan tidak luput dari program pelaksanaan Diklat dengan peran panitia
penyelenggara, peserta dan widyaiswara yang sekaligus menentukan keberhasilan

Pendidikan dan Pelatihan tersebut. Pendidikan dan Pelatihan merupakan satu
persyaratan bagi pegawai negeri sipil yang akan diangkat menjadi pejabat esselon V
dan IV, hal ini berdasarkan PP 14 Tahun 1994.

Dengan demikian Pendidikan dan Pelatihan di Balai Diklat Pegawai Teknis

Keagamaan Bandung yang selama ini dilaksanakan merupakan tugas yang terus
menerus dilaksanakan, baik berupa Diklat Administrasi Umum Reguler mapun Diklat
Administrasi Umum Crash Program yang masing-masing di danai oleh APBN
maupun Swadana peserta.

Kriteria akademik yang menjadi dasar perencanaan pengajaran sebagai silabus
dari pendidikan dan pelatihan Diklat Administrasi Umum baik intra Kurikuler

maupun Ekstra Kurikuler, menjadi bagian yang berada dalam keseluruhan kegiatan
Diklat.

11

Sedangkan output (lulusan) Diklat Administrasi Umum yang menjadi harapan
organisasi/Instansi pengirim, selanjutnya dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh selama mengikuti Diklat Administrasi Umum.

Sebagai hasil dari Diklat Administrasi Umum merupakan tuntutan yang harus

dipenuhi oleh pejabat esselon Vdan IV dalam melaksanakan tugas sesuai dengan job
descriptionnya.

Kegunaan produk (product utility) dari sebuah organisasi (Diklat) akan

berdampak positifterhadap pelaksanaan proses pekerjaan dilapangan.
Demikianlah paradigma penelitian yang penulis kemukakan sebagai gambaran
untuk langkah penelitian berikutnya.

12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan terhadap Masalah

Penelitian ini diarahkan untuk menemukan pemanfaatan Product Utility

lulusan Diklat Administrasi Umum pada pegawai Departemen Agama Propinsi
Jawa Barat. Dan selanjutnya diharapkan akan bermanfaat bagi pemantapan
Product Utility dari lulusan suatu Diklat Adum itu sendiri.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, tidak bermaksud

menguji suatu hipotesis, namun akan mendiskripsikan data, sehingga
ditemukan sesuatu yang dapat dijadikan bahan kajian selanjutnya. Peneliti

merupakan instrumen utamanya, dan datanya dianalisis secara kualitatif dan

juga menggunakan pendekatan kualitatif, berarti peneliti langsung melakukan

penelitian terhadap para lulusan Diklat Administrasi Umum yang berada di
lingkungan Kantor wilayah Departemen Agama, khususnya di Kandep-kandep
Agama, Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama, IAIN Sunan
Gunung Djati Bandung, serta Balai Diklat Pegawai Teknis Keagamaan

Bandung. Responden penelitian ini selain alumni, juga diarahkan kepada
pimpinan/ atasan dan mitra kerja.

Penelitian ini dilaksanakan untuk memahami dan menafsirkan makna

suatu interaksi kinerja dan perilaku pegawai dalam situasi tertentu, menurut
pengamatan peneliti.

Penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistik. Metode

penelitian macam ini mempunyai karakteristik, sebagaimana dikemukakan
oleh Nasution ( 1982 : 9 ) sebagai berikut:
a. Data langsungdiambil dari settingalami;
b. Penentuan sampel dilakukan secara purposif;
c. Peneliti sebagai instrumen pokok;

d. Lebih menekankan padaproses daripada hasil, sehingga bersifat descriptif analitik;
e. Analisis data secara induktif atau interpretasi bersifat idiografik;
f. Mengutamakan makna dibalik data
Penelitian kualitatif memiliki ciri dari karakteristik :

Pertama : mengandung arti bahwa seorang peneliti mencari informasi atau

menggali data langsung dari sumber data yang refresentatif tanpa memberikan
suatu treatment seperti yang biasa dilakukan dalam penelitian eksperimen,

dengan tujuan agar memperoleh suatu gambaran tentang fenomena product
utility lulusan Diklat Administrasi Umum seperti apa adanya tanpa rekayasa.
Kedua : mengandung arti bahwa dalam menentukan sampel harus disesuaikan

dengan tujuan penelitian. Oleh karena jumlahnya sangat tergantung kepada
pertimbangan kelengkapan informasi yang dibutuhkan.

Sebagaimana

dijelaskan oleh Nasution ( 1988 : 32-33 ) " Untuk memperoleh informasi
sampling dapat diteruskan sampai dicapai tingkat redundancy, ketuntasan
atau kejenuhan". Artinya bahwa sampel telah dianggap memadai apabila telah
ditemukan polatertentu dari data/ informasi yang dikumpulkan.

Ketiga : yaitu menempatkan peneliti sebagai instrumen rasional dari
karakteristik ini adalah karena manusia (peneliti) mempunyai adaptabilitas

77

yang tinggi, dengan begitu senantiasa dapat terus menerus menyesuaikan diri
terhadap situasi yang berubah-ubah, serta senantiasa bisa memperhalus

pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh data secara rinci dan mendalam
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Nasution : 1988; 54-55 ). Disamping

itu manusia (peneliti) sebagai instrumen pokok memiliki senjata dapat
memutuskan secara luwes dan dapat digunakan serta dapat menilai keadaan
dan dapat mengambil keputusan (Maleong ; 1993 : 19 )

Keempat : mengandung makna terhadap penekanan proses daripada produk,
sehingga bersifat

descriptif analitik,

berimplikasi

bahwa

data

yang

dikumpulkan dalam penelitian ini lebih cenderung dalam bentuk kata-kata (
Miles dan Huberman; 1984 : 15 ). Laporan kulaitatif kaya dengan descripsi dan

penjelasan tentang aspek-aspek masalah yang menjadi fokus penelitian,

walaupun demikian bukan berarti bahwa dalam penelitian kualitatif bebas dari
laporan yang berbentuk angka-angka.

B. Populasi dan Sampel.

Populasi atau sampel penelitian merupakan sumber data yang dapat
memberikan informasi pada suatu penelitian. Goetz dan Lecomte ( 1984 : 67 )
menjelaskan populasi sebagai berikut:
"Detemiining relevant populations and choosing selection and sampling
prosedure are related to how researcher defines data and how units of data are
conceptualized. Although the term population commonly is used refer to
potential respondent or participants in a study, non human phenomena and
imaninate objects also are potential population.Groups of people conduct their
activities within finite and circumtances each of these factors comprises a

bounded population from which etnografhers select and sample"

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh Goetz dan Lecomte

tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi itu pada umumnya adalah para

responden atau orang yang sedang dipelajan atau sekelompok orang yang

sedang melakukan aktivitas dalam suatu kondisi. Selain itu populasi dapat
pula yang bukan manusia seperti objek, waktu dan lingkungan tertentu.
Peneliti seringkali tidak berhadapan dengan populasi, akan tetapi dipilih
sampel dengan teknik sampling.

Teknik sampling pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu probability

dan non probability sampling. Probability sampling adalah random sampling

proportionate, stratified random sampling, disproportionate stratified random
sampling, dan area sampling. Sedangkan yang termasuk dalam non probability
sampling adalah sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,
purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling (Nasution, 1982 :
64).

Penelitian kualitatif menggunakan teknik "purposive sampling " dan

"snowball sampling ", yakni meminta responden dan menunjuk orang lain
yang dapat memberikan informasi.

Lincoln dan Guba ( 1985 : 202 ) manyatakan " naturalistic inquiry is

often critiezed on the gounds that it cannot zeild generalization, because at

sampling flow ". Jadi penggunaan purposif sampling adalah untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian.

79

Dalam meneliti product utility lulusan Diklat Adum pegawai

Departemen Agama, digunakan dua tipe sumber data yaitu sumber data
manusia dan sumber data dokumentasi. Sumber data manusia terdiri dari

pimpinan/ atasan, alumni Diklat Adum dan Mitra kerja sesama esselon IV atau
esselon V. Dan ini sekaligus menjadi sampel. Sedangkan sumber data
dokumentasi meneliti data-data atau dokumen yang erat relevansinya dengan

product utility Diklat Adum, terutama yang erat dengan Pembinaan
sumberdaya pegawai melalui Diklat.

Untuk sumber data manusia responden dapat dilihat dalam tabel berikut:
TABEL

1

RESPONDEN PENELITIAN PRODUCT UTILITY

( Pimpinan, Alumni dan Mitra Kerja )
RESPONDEN

WILAYAH

NO

JUMLAH

1. Ka Subag TU Kepegawaian

Kanwil Dep. Agama
Propinsi Jawa Barat

2. Alumni Diklat Adum

Pengadilan

l.SekretarisPTA

3. Kepala Seksi Madrasah Aliyah
(Mitra Kerja /(MK)

Tinggi

Agama Jawa Barat

2. Alumni Diklat Adum

IAIN SGD Bandung

3. Ka Subag TU Kepeg. (MK)
1. Ka Subag TU Kepegawaian
2. Alumni Diklat Adum

Balai

Diklat

3. Ka Subag Perlengkap. (MK)
PTK 1. Kepala Balai

Bandung

2. Alumni Diklat Adum

Kandep. Agama Kab.

3. Kasi Tenaga Teknis (MK)
l.Ka Subag Tata Usaha

Bogor

2. Alumni Diklat Adum

3. Kasi Penda Islam (MK)

Kandep. Agama Kab.

l.Ka Subag Tata Usaha

Sukabumi

2. Alumni Diklat adum

3. Kasi Penda Islam (MK)

Kandep
Cianjur

Agama Kab.

1. Kasubag Tata Usaha
2. Alumni Diklat Adum

3. Kasi Penda Islam (MK)

80

8

1. Kasubag Tata Usaha

1

2. Alumni Diklat Adum

3

3. Kasi Penda Islam (MK)

1

Kandep Agama Kodya

1. Kasubag Tata Usaha

1

Bandung

2. Alumni Diklat Adum

6

3. Kasi Penda Islam (MK)
1. Kasubag Tata Usaha

1

2. Alumni Diklat adum

3

3. Kasi Ura Islam (MK)
1. Kasubag Tata Usaha

1

2. Alumni Diklat adum

5

3. Kasi Penda Islam (MK)

1

1. Kasubag Tata Usaha

1

2. alumni Diklat Adum

4

Kandep.

Agama Kab.

Bandung
9

10

11

12

Kandep Agama
Sumedang

Kab.

Kandep Agama
Majalengka

Kab.

Kandep

Agama

Kab.

Cirebon
13

14

Kandep
Subang
Kandep

Agama

Agama

Kab.

Kab.

Purwakarta
15

16

Pengadilan
Bandung

Pengadilan

Agama

Agama

Cimahi
17

18

Pengadilan
Sumedang

Agama

Pengadilan

Agama

Purwakarta
19

20

Pengadilan
Subang
Pengadilan
Bogor

Agama

Agama

1

1

3. Kasi Ura Islam (MK)

1

1. Kasubag Tata Usaha

1

2. Alumni Diklat Adum

11

3. Kasi Pendais (MK)
1. Kasubag Tata Usaha

1

2. Alumni Diklat Adum

3

3. Kasi Pena Islam (MK)

1

1

1. Panitera/ sekretaris

1

2. Alumni Dilat adum

1

3. Ka Subag Kepegawaian (MK)

1

1. Panitera/ sekretaris

1

2. Alumni Diklat Adum

I

3. Panietera Penggami (MK)

1

1. Panitera/ Sekretaris
2. alumni Diklat Adum

1

2

3. Ka Subag Kepegawaian (MK)

1

1. Panitera/ Seretaris

1

2. Alumni Dklat Adum

1

3. Ka Ur. Kepewaian (MK)

1

1. Panitera/ sekretaris

1

2. Alumni Diklat Adum

1

3. Kasubag Kepegawaian (MK)

1

1. Panitera/ Sekretaris

1

2. Alumni Diklat Adum

1

3. Ka Subag Kepegawaian (MK)

1

JUMLAH

114

Dipilihnya sampel-sampel tersebut dianggap sudah mewakili, baik dan segi
instansi terkait, unit kerja maupun wilayah penelitian.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian kualitatif dapat pula berubah, disesuaikan

dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dalam hal demikian, instrumen
lebih bersifat lentur tidak ketat atau kaku. Hal tersebut disebabkan antara

lain; adanya realitas ganda di lapangan yang secara persis belum diketahui
dan tidak dapat diramalkan sebelumnya, apa yang berubah sebagai akibat
interaksi antara peneliti, realitas dan bermacam sistem nilai yang terkait
dengan cara yang tidak dapat diramalkan ( Moleong, 1989 :8).
Dan uraian karaktenstik di atas dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian kualitatif menekankan peneliti sebagai instrumen utama, dimana

peneliti mengadakan penelitian yang terjun langsung ke lapangan untuk
mengadakan wawancara. Peneliti dapat langsung menarik kesimpulan dari
"natural setting" sebagaimana adanya tanpa ada yang mempengaruhi secara
sengaja.

Rancangan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan terus

berkembang sesuai dengan situasi di lapangan untuk mendapatkan data
bersifat " emic "(segi pandangan responden). Sesuatu yang akan dican dan

objek penelitian belum jelas dan pasti dari sumber datanya yang diharapkan.
Penelitian kualitatif memandang realitas itu bersifat balistik

(menyeluruh) tidak dapat dipisah-pisahkan dalam variabel penelitian.

82

Instrumen yang utama adalah peneliti sendiri sesuai dengan fokus
penelitian.

Instrumen dalam bentuk wawancara yang sudah ada dapat berkembang

terus, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkannya

dengan yang telah ditemukan melalui penjajakan penelitian. Dalam
penelitian kualitatif peneliti sebagai instrumen penelitian dipandang sangat

tepat karena (1) Peneliti dapat bereaksi dengan peka terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian
(2) Peneliti dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus (3) Interaksi yang
melibatkan responden dari pejabat/ pimpinan dapat difahami dan dirasakan

berdasarkan penghayatan (4) Peneliti dapat segera menganalisis dan
menafsirkan data yang diperoleh, sehingga melahirkan hipotesis dan

sekaligus mengetesnya sebagai temuan penelitian dan selanjutnya dapat
menyimpulkan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Bogdan dan Biklen ( 1982 : 72-74 ) menjelaskan " keberhasilan suatu

penelitian sangat tergantung kepada ketelitian kelengkapan catatan lapangan

yang disusun peneliti " . Catatan lapangan ini disusun melalui teknik
pengumpulan data sebagai berikut:

83

a. Questioner

Questioner .dilakukan. kepada subjek penelitian yaitu para alumni Diklat
Adum dimaksudkan untuk menjanng data tentang product utility lulusan,

dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang menyangkut pemanfaatan
pengetahuan, keterampilan, sikap prilaku, kinerja penyelenggara
dan widyaiswara serta faktor-faktor yang mempengaruhi product utility
lulusan Diklat Adum.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada subjek penelitian yaitu para alumni Diklat

Administrasi Umum, pimpinan/ atasan, serta mitra kerja sesama esselon V

dan TV pada Kantor Wilayah Departemen Agama dan Kantor-kantor
Departemen Agama, Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama,
IAIN SGD Bandung, serta Balai Diklat PTK Bandung.

c. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi dilakukan untuk menjaring data tentang

dokumen

mengenai kntena akademik Diklat Adum, Job Description Pejabat esselon
IV dan V, serta kebijaksanaan baik yang berkaitan dengan peningkatan dan
pembinaan pegawai negen sipil melalui Diklat Administrasi Umum, maupun
dengan kebijaksanaan intern Kantor Departemen Agama.

84

E.Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, tahapan-tahapan penelitian belum memiliki
batas-batas yang tegas, akan tetapi Lincoln dan Cuba ( 1985 . 235-236 ) dan
Nasution (1988 :33 )mengemukakan ada tiga tahapan penelitian yaitu :
1. Tahap Orientasi

Tahapan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan

jelas tentang masalah yang akan diteliti, juga berguna untuk lebih
memantapkan desain serta menentukan fokus penelitian beserta nara

sumbernya. Pada tahap ini peneliti telah menjajagi kunjungan secara informal
ke Kantor wilayah Departemen agama Propinsi Jawa Barat, PTA Jawa Barat,
Balai Diklat Pegawai Teknis Keagamaan Bandung dan Kandep Agama

Kabupaten/ Kotamadya Bandung, Kabupaten Garat dan Kabupaten Subang.
Peneliti mencoba mencari informasi awal guna menentukan permasalahan apa

yang akan diteliti atau fokus penelitian. Setelah itu dimatangkan dalam suatu
seminar desain sesuai dengan program Pasca Sarjana dengan pembimbing yang
telah ditentukan.

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahapan ini merupakan tahap penelitian yang sebenarnya, yakni

dengan mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan. Tahap mi dapat dilaksanakan setelah mendapatkan ijin
rekomendasidari instansi/ Organisasi yang berwenang.

85

Untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan, maka
dilakukan wawancara dengan nara sumber yang dipandang refresentatif dengan

menggunakan instrumen yang dipersiapkan sebelumnya, agar pembicaraan
tidak keluar dari fokus penelitian.

Untuk lebih melengkapi data yang diperlukan peneliti juga mengadakan

studi dokumentasi berfungsi untuk mengecek atau triangulasi, serta digunakan

sebagai acuan penilaian hasil penelitian. Dan untuk menjaring data atau
informasi secara lengkap digunakan buku catatan, alat perekam.

Untuk mengetahui data yang masuk, maka pada tahap ini juga

dilakukan analisis dengan cara mereduksi catatan lapangan yang terkumpul

serta merangkum masalah-masalah yang dianggap penting secara lebih
sistematis.

3. Tahap Member Check

Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengecek tentang kebenaran data
dan informasi yang telah terkumpul, agar hasilnya dapat lebih akurat dan

terpercaya. Pengecekan dilakukan dengan cara mengkomfirmasikan yang ada.
Selanjutnya untuk lebih memantapkan dan meyakinkan kebenaran data
dan informasi dilakukan pula observasi dan dokumentasi serta triangulasi

kepada responden ataupun nara sumber lain yang dapat memberikan gambaran
tentang data dan informasi yang diperlukan. Pada waktu member check juga

bersamaan dengan tahap eksplorasi, sehingga baik waktu maupun data dan
informasi akan didapat secara bersamaan pula.

Tahap member chek dilakukan terhadap atasan, dan mitra kerja,
dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana data dan informasi yang sudah
terkumpul dapatdipercaya1 absah.
F. Prosedur Analisis Data

Mengingat penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif,
maka analisis dilakukan semenjak data pertama dikumpulkan sampai

penelitian berakhir secara terus meneras. Dan untuk membenkan makna
terhadap data yang telah dikumpulkan, maka dilakukan analisis dan
interpretasi.

Unit-unit analisis data yang menjadi responden di lapangan yaitu:
1. Alumni Diklat Adum.

Alumni Diklat Adum sebagai responden objek penelitian melalui
wawancara dan questioner, bersebaran pada Kantor Wilayah Departemen

Agama Propinsi, Kantor Departemen Agama Kabupaten/ Kotamadya,

Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat, Pengadilan Agama, IAIN AGD
Bandung serta Balai Diklat PTK Bandung.

Adapun nama-nama alumni yang menjadi responden dan instansi
tempat kerja dapat dilihat pada tabel 2 sebagai lampiran.

87

2. Pimpinan/ atasan.

Responden yang menjadi

objek

penelitian lainnya

adalah

para pimpinan/atasan yang berada dilingkungan Kantor wilayah Departemen

Agama Propinsi Jawa Barat dan Kantor Departemen Agama Tk. II, Pengadilan
Tinggi Agama Jawa Barat dan Pengadilan Agama, IAIN SGD Bandung, serta
para pimpinan/ atasan yang berada di Balai Diklat PTK Bandung.
Secara rinci dapat dilihat dalam tabel 3 sebagai lampiran.
3. Mitra Kerja

Untuk mempeoleh data yang diperlukan dalam menunjang hasil

penelitian ini, disamping data yang diperoleh dari alumni dan pimpinan/
atasan, juga responden yang dapat memberikan data adalah melalui mitra kerja
sesama esselon V atau IV dimana alumni itu berada, agar data yang diperoleh
menjadi valid.

Adapun responden tersebut dapat dilihat pada tabel 4 sebagai
lampiran.

Analisis data dilakukan dengan berpedoman pada prosedur yang

disarankan oleh Nasution ( 1988 : 129-130 ) dan Huberman ( 1984 : 21) yakni :
1) Reduksi Data
2) Display Data

3) Mengambil kesimpulan dan Verifikasi data
• Reduksi data ialah kegiatan merangkum dan meringkas catatan-catatan

lapangan dengan memilih dan memilah data dan informasi yang penting

dan berhubungan dengan fokus penelitian tentang product utility lulusan Diklat
Administrasi Umum.

Untuk lebih memantapkan data dan informasi yang terkumpul dan agar

lebih grounded ( berdasar pada data ), maka verifikasi dilakukan selama

peneltian berlangsung. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin tingkat
kepercayaan hasil penelitian.



Display Data ialah suatu kegiatan merangkum hasil penelitian dalam

susunan yang sistematis untuk mengetahui produktivitas lulusan Diklat
Administarsi Umum dilihat dari Product Utility yaitu :

(1) membuat rangkuman secara descriptif dan sistematis, sehingga dengan
mudah diketahui tema sentral.

(2) memberi makna sesuai dengan fokus penelitian



Verfikasi ialah suatu kegiatan pengujian tentang kesimpulan yang telah

diambil dengan data pembanding yang bersumber dari pra survey dan data

lainnya, dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis sehingga
menghasilkan kesimpulan yang akurat.
G. Cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian

Banyak kriteria yang lazim dipergunakan untuk menetapkan validitas

( keabsahan/ tingkat kepercayaan ) hasil penelitian dari penelitian kualitatif '
Seperti dikemukakan oleh Lincoln dan Guba ( 1985 : 301 - 304 ) menjelaskan
bahwa tingkat kepercayaan suatu penelitian naturalistik diukur oleh kriteria
antara lain kredibilitas ( validitas internal) dalam penelitian.

89



Kredibilitas ( Validitas internal)

Kriteria ini merupakan ukuran tentang kebenaran data

yang

dikumpulkan, dalam penelitian kualitatif lazim disebut Validitas Internal yang

menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan konsep yang ada pada

responden maupun nara sumber. Persoalan yang menyatakan seberapa jauh
kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya, ini berkaitan dengan kredibilitas
(validitas internal). Oleh karena itu kredibilitas mengungkap kenyataankenyataan hasil penelitian yang sesungguhnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan
hal-hal sebagai berikut:

a. Triangulasi yaitu mengecek kebenaran data dengan cara imembandingkani

dengan data atau informasi yang di dapat dari sumber lain, pada berbagai
fase lapangan dengan memakai metode yang berlainan.
b. Peer Debreifing ( pembicaraan dengan kolega)

. Kegiatan ini dilakukan untuk membicarakan catatan-catatan lapangan baik
dengan kolega ataupun sama-sama satu profesi umpamanya dengan sama-

sama Widyaiswara. Diharapkan ada masukan -masukan dan pandangan

yang objektifdan netral, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas
hasil penelitian.

c. Pengumpulan bahan referensi

Bahan referensi yang dimaksudkan adalah

hasil rekaman atau kamera

90

foto, untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang informasi yang
diberikan oleh nara sumber dan diupayakan untuk memahami apa yang

disampaikan, agar kemungkinan kesalahan sangat kecil.
d. Mengadakan membercheck

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan keyakinan terhadap data/
informasi yang diberikan oleh nara sumber selalu dikonfirmasikan sehingga
tidak terjadi kekeliruan yang berarti, dan data/ informasi yang di dapat
apabila ada kekurangan akan ditambah dan diperbaiki bersama nara sumber.
Demikianlah metodologi yang digunakan dalam penelitian ini sesuai
dengan kondisi yang ada di lapangan, dan relevansi antara penelitian yang
dilaksanakan dengan tujuan penelitian yang akan diperoleh.

91

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Hasil temuan penelitian yang disertai dengan pembahasannya telah disajikan
dalam Bab IV. Selanjutnya dalam Bab V ini, peneliti akan membuat suatu

kesimpulan dan rekomendasi sebagai hasil dari suatu kajian berdasarkan questioner,
data dan fakta serta hasil wawancara dan studi dokumentasi yang ditemui di
lapangan, adalah sebagai berikut:

1. Gambaran umum tentang penyelenggaraan Diklat Administrasi Umum

Penyelenggaraan Diklat Administrasi Umum yang dilakukan oleh Balai
Diklat Pegawai Teknis Keagamaan Bandung menunjukan keberhasilan yang tinggi.
Hal ini dapat dilihat dari :

• Koordinasi dan kerjasama yang dilakukan berkaitan dengan Diklat Adum antara
Balai Diklat PTK Bandung, Kanwil Depag Propinsi Jawa Barat, PTA Jawa Barat

dan IAIN SGD Bandung, Cirebon dan Serang menunjukan skor yang tinggi,
artinya sudah berjalan baik.



Landasan hukum penyelenggaraan Diklat Adum sudah sesuai dengan peraturan

yang berlaku seperti Undang-undang Kepegawaian Nomor 14 Tahun 1974. PP
Nomor 14, 15, dan 16 Tahun 1994, KMA Nomor 46 dan Nomor 68 Tahun 1998,

143

SKEP LAN Nomor 304/A/6/4/1995, juga Juklak dan Juknis yang dikeluarkan
oleh Pusdiklat Departemen Agama.

• Penyelenggara dan widyaiswara dalam menjalankan tugas dan fungsinya
dipandang sudah memenuhi kriteria yang dikeluarkan oleh Pusdiklat. Temtama
widyaiswara dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan Surat Edaran
bersama Kepala LAN dan BAKN.

• Kinerja Balai Diklat pegawai Teknis Keagamaan Bandung dalam merencanakan
Pendidikan dan Pelatihan dinilai sudah menunjukan kemampuannya, begitupun

dalam pelaksanaan dan pengendalian serta pelaporan, sebagai suatu instansi yang

menangani kediklatan menunjukan kemampuan yang profesional baik
penyeleggara maupun widyaiswara.

2. Pemanfaatan Pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku

Product Utility lulusan Diklat Adum yang berada dilingkungan Kanwil

Departemen Agama, Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat, IAIN SGD Bandung,
Serang dan Cirebon, juga Balai Diklat Pegawai Teknis Keagamaan Bandung yang
berwujud pemanfaatan pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku yang
diaplikasikan di lapangan dipandang sebagai suatu kebutuhan yang mendasar pada
umumnya sudah efektif.

Product Utility lulusan Diklat Adum lebih bempa kemampuan mengelola proses

administrasi perkantoran karena kebutuhan akan hal ini dipandang sangat mendesak
untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi pada penataan manajemen
perkantoran.

144

Yang tersentuh dalam pemanfaatan keterampilan yang diperoleh dari Diklat
Adum adalah keterampilan kepemimpinan, peningkatan keterampilan kerja,

peningkatan volume kerja, dan keterampilan mengantisipasi suasana kerja yang lebih
kondusif pemanfaatan keterampilan yang diterapkan di lapangan dinilai tinggi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi product utilitylulusan Diklat Adum.
Faktor internal ( diri pribadi alumni) sangat mempengamhi terhadap product

utility lulusan Diklat Adum itu sendiri, karena dari segi pengalaman, kemampuan,
eksistensi serta faktor lam seperti sesama mitra kerja pejabat esselon V dan TV masih

ada yang belum mengiktui Diklat Adum, sehingga dalam menjabarkan visi dan misi
belum seragam.

Namun disamping faktor tersebut di atas, sebagai faktor pendukung yang

mempengamhi product utility lulusan Diklat Adum dalam kiprahnya terhadap

pekerjaan, adalah besarnya dukungan dan komitment pimpinan yang memberikan
peluang besar untuk dapat mengaplikasikan hasil Diklat Adum baik secara intern
maupun ekstern.

4. Kinerja pelayanan Product Utility lulusan Diklat Adum

Pelayanan intern Departemen Agama lebih terfokus pada masalah pelayanan

kepegawaian dan keuangan, dalam menangani pelayanan tersebut alumni Diklat
Adum sudah mampu membuktikan kemampuannya dalam mengaplikasikan
pengetahuan yang didapat dari Diklat Adum

145

Sedangkan pelayanan ekstern lebih terfokus pada pelayanan masyarakat

secara langsung seperti lingkungan Kanwil Depag dengan pelayanan Nikah Rujuk
(NR) dan umsan haji, lingkungan Pengadilan Tinggi Agama dengan pelayanan
terhadap orang berperkara, IAIN dengan pelayanan terhadap mahasiswa serta

pengabdian terhadap masyarakat dan Balai Diklat dengan pelayanan terhadap peserta
Diklat.

Dengan demikian product utility lulusan Diklat Adum dalam bentuk

pelayanan intern dan ekstern sesuai dengan tugas dan fungsinya dinilai sangat tinggi
Jadi kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian tentang product utiliry
lulusan Diklat Administrasi Umum

mengenai

perubahan

pemanfaatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap prilaku serta faktor yang mempengaruhi
product utility lulusan Diklat Adum dan Kinerja pelayanannya menunjukan
utility yang tinggi

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang dibuat, agar product utility lulusan Diklat

Adum sesuai dengan tuntutan jabatan esselon Vdan IV, serta sesuai dengan kriteria
akademis penyelenggaraan Diklat Adum bisa terlaksana dengan baik. maka berikut
ini direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Kepada pihak internal.
a. Masalah koordinasi dan kerjasama.

Agar tidak terjadi kesalahpahaman diantara para pengelola program Diklat di
tingkat propinsi dalam melihat permasalahan, maka sebaiknya pertemuan-pertemuan

146

dilakukan secara mtin dan berkesinambungan untuk mensosialisasikan peraturan dan

kebijaksanaan yang ada dari berbagai pihak yang teriibat dalam program pengelolaan
Diklat, khususnya Diklat Adum. Dengan demikian diharapkan akan tercipta

kominikasi yang baik diantara para pengelola sehingga program Diklat berjalan
dengan baik.

b. Kinerja Balai Diklat termasuk penyelenggara dan widyaiswara.
Balai Diklat pegawai teknis keagamaan Bandung sebagai unit pelaksana

teknis hendaknya betul-betul eksis, temtama dalam menjalankan KMA Nomor 46
Tahun 1998. Untuk itu kepada instansi terkait hendaknya saling mendukung dan

memberi peluang yang sama untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Hal ini
mengingat harapan-harapan yang muncul dari berbagai pihak terkait, sehingga dalam

pelaksanaan Diklat akan semakin jelas. Untuk penataan tugas dan fungsi tenaga
stTuktural/ penyelenggara dan widyaiswara, sebaiknya ditempatkan secara