MANAJEMEN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENGAWAS SMU DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROPINSI JAWA BARAT.

MANAJEMEN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
PROFESIONAL PENGAWAS SMU
DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL PROPINSI JAWA BARAT

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk M eraih Gelar Magister Pendidikan
Bidang Administrasi Pendidikan

Oleh:

H. Supyan Nur Yahya
NIM. 989559

BIDANG STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA (S-2)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2001

DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP II


Pembimbing II

Pembimbini I

Prof.Dr:

fhsuddin Makmun, MA

Prof. Dr. H. Djam'an Satori,MA

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Makmun, MA

Prof.Dr. H. Tb.

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2001

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tubs (Tesis) dengan judul
"Manajemen Pengembangan Kemampuan Propesional Pengawas SMU

di

lingkungan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat"

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran atas etika

keilmuan dalam karya ini, atau adaklaim terhadap keaslian karya sayan ini.

Bandung, Maret 2001

Yang membuat pernyataan,

H. Supyan Nur Yahya
NIM. 989559

ABSTRAK

Dalam konprensi tenaga kependidikan yang diselenggarakan Bappenas dan
Bank Dunia di Jakarta Tahun 1999, dikemukakan sinyalemen mengenai kondisi
pengawas sekolah saat ini, "Pengawas pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk
memacu mutu pendidikan, harus mengutamakan aspek-aspek akademik dan pada
administratif (sebagaimana yang berlaku selama ini). Oleh sebab itu, jabatan
sebagai pengawas/penilik harus dipegang oleh orang-orang yang benar-benar
berkemampuan dan menguasai bidang tugasnya, memiliki latar belakang yang
sesuai, serta disiapkan secara sistematis melalui pendidikan dan/atau pelatihan.
Harus dihindari jabatan pengawas sekolah diduduki oleh orang-orang yang tiak

layak atau hanyamenunggu masa pensiun" .

Kondisi tersebut menunjukkan persoalan pengawas sudah selayaknya
memperolah perhatian sesuai dengan peran dan fungsinya. Peran dan fungsi
pengawas tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pemantauan pelaksanaan program
pendidikan, termasuk pelaksanaan kurikulum, mengevaluasi kegiatan belajar
mengajar di kelas, pelurusan penyimpangan, mengadakan perbaikan, dan
peningkatan kemampuan profesional guru. Konsekuensi peran dan fungsi
pengawas, maka dalam penetapan seseorang untuk diberi wewenang sebagai
pengawas diperlukan kriteria yang harus dipenuhi sesuai dengan tuntutan.Dengan
demikian dalam penelitian ini, diajukan perumusan masalahnya sebagai
berikut:"Bagaimana manajemen pengembangan kemampuan profesional pengawas
Sekolah Menengah Uraum (SMU) di Lingkungan Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat"

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang
objektif berkenaan dengan strategi pengembangan personil pengawas SMU di
lingkungan Kanwil Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat. Manfaat penelitian
ini, dapat ditinjau dari dua aspek yaitu teoretis dan praktis. Aspek teoretis, hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan wawasan

ilmu administrasi pendidikan, khususnya dalam mengembangkan teori sumber
dayamanusia pendidikan.

Metode penelitian yang digunakan, adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif melalui pengumpulan data (eksploratif), observasi langsung dan tidak
langsung, wawancara serta dokumentasi.

Kesimpulan hasil penelitian, berdasarkan kajian dan anahsis temuan

lapangan, secara umum dapat dikemukakan bahwa Manajemen pengembangan
kemampuan profesional pengawas Sekolah Menengah Umum di lingkungan
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat, masih perlu
adanya penataan ulang secara terpadu, sistemik dan berkesinambungan dalam suatu
pemikiran konseptual ke arah peningkatan mutu sumber daya manusia pendidikan
khususnya pengawas SMU di masa depan.

in

Saran untuk kepentingan praktis pihak berwenang adalah: Perlu Ada Kajian
Manajemen Pengembangan Kemampuan Personil Pengawas Sekolah Menengah

Umum. Kajian tersebut berkenaan dengan fokus profil kompetensi jabatan
pengawas, yang diturunkan dari peran dan fungsi pengawas kepada kompetensikompetensi tuntutan supervisi pendidikan sesuai dengan kebutuhan.
Kajian tersebut mengarah kepada :
a. Batasan Jabatan Fungsional Pengawas
b. Batasan Kompetensi Pengawas
c. Kriteria Unjuk Kerja Pengawas
d. Prasyarat Jabatan Fungsional Pengawas

Perencanaan, pelaksanaan dan evluasi Pengembangan Personil Pengawas Sekolah
Menengah Umum. Hasil analisis kompetensi, yang diturunkan menjadi dokumen
prasyarat jabatan fungsional pengawas harus dijadikan rujukan substansi dan
essensi perencanaan program pengembangan. Sehingga perencanaan, pelaksanaan
dan evluasi harus merujuk pada acuan kompetensi.

IV

DAFTARISI
Halaman

LEMBARAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN...

LEMBAR PERNYATAAN

i
j,

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

v

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMB\R

vii
ix
x

DAFTAR LAMPIRAN


xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Perumusan Masalah

\

9

C. Tujuan Penelitian

1\

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

\\
H

D. Manfaat Penelitian

12

E. Fokus Telaahan Penelitian

12

F. Paradigma Penelitian

14

G.Prosedur Penelitian

17


BAB II. TINJAUAN TEORETIS

A. Manajemen Pendidikan

21

1. Organisasi Sekolah Sebagai Sistem
2. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia
3. Fungsi Pengelolaan Sumber Daya Manusia

21
24
28

4. Maksud dan Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Manusia

32

B. Fungsi dan Peran Pengawas


33

1. Supervisi Pendidikan
2. Penetapan Supervisor Pendidikan

C. Tinjauan Studi Terdauhulu Yang Relevan

33
38

41

BAB III. PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

45

B. Subjek Penelitian

46

vn

C. Data Yang Diperlukan...

47

D. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

48

E. Langkah-Langkah Penelitian

49

F. Prosedur Analisis Data

50

G.Validasi Temuan Penelitian

51

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian

54

1. Perencanaan Pengembangan Personil Pengawas SMU di
Lingkungan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasioonal Propinsi Jawa Barat

54

2. Pelaksanaan Pengembangan Personil Pengawas SMU

67

3. Program Pembinaan Dan Pengembangan Karier Personil Peng
awas SMU

70

4. Pola Penilaian Pengembangan Pengawas SMU
B. Pembahasan

71
77

1. Pola Perencanaan Pengembangan Personil Pengawas SMU di
Lingkungan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional
Propinsi Jawa Barat

77

2. Pelaksanaan Pengembangan Personil Pengawas SMU

79

3. Pola Penilaian Pengembangan Pengawas SMU

85

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

93

B. Implikasi

98

B. Rekomendasi

99

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Vlll

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keadaan SLTP/SMU Negeri dan Swasta di Lingkungan Kantor
Wilayah Depdiknas Propinsi Jawa Barat

2

Tabel 1.2 Klasifikasi SLTP Berdasarkan Rata-Rata NEM Tahun 1998/1999

Di Lingkungan Kantor Wilayah Depdiknas Propinsi Jawa Barat..

3

Tabel 1.3 Klasifikasi SMU Berdasarkan Rata-Rata NEM Tahun 1998/1999

Di Lingkungan Kantor Wilayah Depdiknas Propinsi Jawa Barat...

4

Tabel 1.4 Perbandingan Sekolah Dengan Pengawas Di Lingkungan Kantor
Wilayah Depdiknas Propinsi Jawa Barat

5

Tabel 1.5 ELEMENTIN A PROGRAM OF PREPARATION FOR A
PERSONNEL ADMINISTRATOR

14

Tabel 4.1 Keadaan Pengawas Perwilayah SLTP/SMU

57

Tabel 4.2 Struktur Program Diklat Calon Pengawas Tahun 1999/2000

66

Tabel 5.1 Peta Batasan Jabatan Fungsional

IX

100

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Hubungan Antara Personil Dengan Administrasi

13

Gambar 1.2 Paradigma Penelitian

16

Gambar 1.3 Alur Berpikir Penelitian

20

Gambar2.1 Model Starategik Pengembangan SDM Diadopsi Kennet
Pnmozic (1996:31)

Gambar 2.2 Kerangka Kerja Analisis Sumber Daya Robert Grant (1996)...
Gambar 2.3 Dimensional Elements That Define and Influrnce The Design
And Operation Human Resources Function

Gambar 2.4 Sumber, Arah dan Tujuan Supervisi Pendidikan Sumber:
Alfonso, et al. Instructional Supervision (1981)

26

27
31

34

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Pedoman Pengumpul Data

106

Lampiran II. Surat Keputusan Penunjukkan Dosen Pembimbing

112

Lampiran III. Surat Ijin Dan Bukti Pelaksanaan Penelitian

113

Lampiran IV. Riwayat Hidup

114

XI

BAB.I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan kualitas pendidikan pada jalur sekolah pendidikan dasar dan

menengah terus dilakukan melalui berbagai upaya.

Hal itu selaras dengan

perkembangan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan dan hasil pendidikan.
Upaya tersebut, meliputi peningkatan kualitas tenaga kependidikan seperti untuk

guru melalui peningkatan kualifikasi pendidikan dan relevansi pendidikan dengan
bidang keahlian mengajarnya, penataran-penataran bidang studi, pengadaan fasilitas

belajar mengajar yang memadai. Demikian pula tenaga kependidikan lainnya
seperti pengelola pendidikan, pustakawan, teknisi sumber belajar,dan pengawas

sekolah. Fokus pengembangan tenaga kependidikan tersebut, erat kaitannya dengan
posisi dan peranan yang strategis dalam pencapaian pendidikan di sekolah. Salah

satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran dan fungsi strategis adalah
pengawas, ia bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan pendidikan
dipersekolahan.

Kimball Wiles (1995) dalam Piet A. Sahertian (2000; 25), mengemukakan

bahwa pengawas berfungsi membantu (assisisting), memberi suport (supporting),
dan mengajak (sharing).

Peter F.Olivia (1976:19-20), mengemukakan bahwa seorang pengawas

dapat berperan sebagai dalam; (1) mengkoordinasikan program belajar mengajar,
tugas-tugas guru dalam kegiatan yang berbeda-beda sesuai dengan bidang studi
1

yang dibina guru, (2) memberikan bantuan pemecahan masalah yang dialami guru
dalam pelaksanaan tugasnya (3) sebagai pimpinan kelompok guru dalam
mengembangkan kurikulum, dan penyusunan materi pelajaran, (4) sebagai
evaluator dalam menilai hasil dan proses belajar.

Peran dan fungsi pengawas ditinjau dari praktik lapangan, nampaknya
mempunyai hubungan langsung dengan persekolahan yang menjadi binaannya.

Sebagai gambaran penyelenggaraan pendidikan jalur sekolah, jenis dan jenjang
pendidikan SLTP/SMU di lingkungan Kantor Wilayah Depdiknas Propinsi Jawa
Barat, dapat ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1

Keadaan SLTP/SMU Negeri dan Swasta

di Lingkungan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat
NO

KAB/KOTA

SLTPN

SLTPS

JML

SMUN

SMUS

JML

1

Kab.Serang

52

47

99

11

23

34

2

Kab.Lebak

44

7

51

10

4

14

3

40

4

44

7

5

12

4

Kab. Pandeglang
Kab.Tanggerang

52

209

261

17

79

%

D

Kab.Bekasi

51

115

166

11

50

61

6

Kab.Bogor

62

235

297

16

70

86

7

Kab.Sikabumi

51

44

95

9

13

22

8

Kab.Cianjur
Kab. Bandung

52

29

81

9

16

25

9

75

184

259

25

68

93

10

Kab.Ganit

58

44

102

5

9

14

11

Kab'lasikmalava

76

46

122

14

26

40

12

Kab.Ciamis

78

11

89

14

13

27

13

47

8

55

13

6

19

14

Kab.Kuningan
Kab.Majalengka

46

2

48

11

4

15

15

Kab.Cirebon

44

S3

97

11

20

31

16

84

49

133

10

25

35

38

24

62

12

8

20

18

Kab.Indramayu
Kab-Karawang
Kab.Subang

38

24

62

8

9

17

19

Kab. Punvakarta

26

6

32

5

7

12

20

56

15

71

11

10

21

51

160

211

26

104

130

17

67

84

8

36

44

23

Kab.Sumedang
Kodya Bandung
Kodya Bogor
Kodya Sukabumi

15

18

33

4

11

15

24

Kodva Cirebon

17

23

40

8

15

23

1170

1424

2594

275

631

906

17

21
22

JUMLAH

.

Sumber: Dokumentasi Kantor Wilayah Depdiknas Propinsisi JawaBarat(2000)

.

Tabel 1.1. menunjukkan penyebaran sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah
menengah umum, baik negeri maupun swasta yang tersebar di beberapa Kabupaten
dan Kota, Propinsi Jawa Barat.

Sekolah merupakan institusi pelaksana penyelenggara pendidikan, dalam

konteks administrasi pendidikan sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan
yang diinginkan. Oleh sebab itu, dalam pencapaian tujuan pendidikan diperlukan
pengelolaan berbagai aspek sesuai dengan fungsi-fungsi administrasi. Salah satu

indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan proses belajar mengajar di SLTP
dan SMU digambarkan oleh nilai evaluasi belajar tahap akhir. Berdasarkan

statistika rata-rata (dalam klasifikasi SLTP/SMU Kanwil Depdiknas Propinsi Jawa
Barat, 1999),

menginfomasikan

bahwa

NEM

SLTP

tahun

1998/1999

diklasifikasikan dengan; baiksekali (kodeA, rentang rata-rata > 7,50); baik (kode
B, rentang 6,50 < rata-rata < 7,49); sedang (kode C, rentang 5,5, < rata-rata

Dokumen yang terkait

Laporan kerja Praktek Lapangan Di Badan Pertahanan Nasional Kantor Wilayah Jawa barat

0 9 1

Pengelolaan persediaan barang di Koperasi Pegawai Negeri Karyapada Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Barat : laporan kerja praktek

0 5 30

Laporan Kerja Praktek Lapangam Di Badan Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Jawa Barat

0 5 1

Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Badan Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Jawa Barat

1 3 1

KEMAMPUAN PROFESIONAL PENGAWAS SMA DI LINGKUNGAN KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 12

KEMAMPUAN PROFESIONAL PENGAWAS SMA DI LINGKUNGAN KANTOR DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

0 1 24

PENYELENGGARAAN ANALISIS JABATAN PADA BAGIAN KEPEGAWAIAN KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PROPINSI JAWA BARAT : Studi deskriptif Analisis Tentang Pengelola Pengembangan Tenaga Kependidikan di Lingkungan Kantor Wilayah Depdiknas Propinsi Jawa

0 6 70

STRATEGI PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH UMUM ( SMU ) OLEH PENGAWAS SEKOLAH : Studi Deskripsi Analitis tentang Strategi Peningkatan Kemampuan Profesional Kepala SMU di Kota Bandung.

0 1 81

PERUBAHAN KEBIJAKAN TENTANG JABATAN PENGAWAS SEKOLAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PENGAWAS TK/SD : Studi Deskriptif Terhadap Pengawas TK/SD di Lingkungan Kantor Departemen Pendidikan Nasional Kabupaten Lebak.

0 0 38

PRODUCT UTILITY LULUSAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ADMINISTRASI UMUM DEPARTEMEN AGAMA PROPINSI JAWA BARAT :Studi Kasus lulusan Diklat Administrasi Umum pada Departemen Agama Propinsi Jawa Barat.

0 0 49