ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MEMBENTUK RELATIVS{4;TZE.

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Analisis Kemampuan ... 6

B. Relativsӓtze ... 8

1. Pengertian Relativsӓtze ... 8

2. Jenis-jenis Relativsӓtze... 10

2.1Jenis-jenis Relativsӓtze menurut Dreyer&Schmitt... 11


(2)

C. Fungsi Relativsӓtze ... 36

D. Kerangka Berpikir ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

A. Metode Penelitian ... 40

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

C. Instrumen Penelitian... 40

D. Populasi dan Sampel ... 41

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 41

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Realiabilitas ... 44

3. Teknik Analisis Data ... 44

4. Teknik Analisis Data Angket ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 46

A. Deskripsi dan Data Penelitian ... 46

1. Hasil Tes Membentuk Relativsӓtze ... 46

2. Hasil Angket ... 55

B. Analisis Hasil Penelitian ... 73


(3)

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya, serta memberikan berbagai informasi kepada orang lain. Penguasaan bahasa asing dapat memberikan kemudahan dan kesempatan kepada seseorang untuk berkarir. Salah satu bahasa asing yang dipelajari oleh mahasiswa di Indonesia adalah bahasa Jerman.

Mahasiswa bahasa Jerman seharusnya menguasai keempat keterampilan berbahasa yang di dalamnya tentu saja tercakup penguasaan tatabahasa dan kosakata. Keterampilan berbahasa tersebut adalah: (1) Hӧrfertigkeit ‘menyimak‘, (2) Sprechfertigkeit ‘berbicara‘, (3) Lesefertigkeit ‘membaca‘, dan (4) Schreibfertigkeit ‘menulis‘. Menguasai keempat keterampilan berbahasa merupakan tujuan utama dalam mempelajari bahasa asing.

Dalam mempelajari keempat keterampilan berbahasa tersebut, mahasiswa juga tentu saja harus mempelajari pembentukan kalimat. Terdapat banyak aturan tatabahasa dalam bahasa Jerman. Hal tersebut terkadang menjadi kesulitan bagi mahasiswa bahasa Jerman untuk menguasainya. Selain itu, yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam membentuk kalimat adalah kurangnya penguasaan kosakata dan kurangnya frekuensi latihan membentuk kalimat, salah satunya yaitu membentuk Relativsӓtze ‘kalimat relatif‘.


(5)

Relativsӓtze merupakan salah satu jenis anak kalimat dalam bahasa Jerman yang berfungsi untuk menjelaskan kata benda (nomina). Pada Relativsӓtze verba menempati posisi di akhir kalimat. Dalam bahasa Jerman terdapat perbedaan yang sangat jelas antara induk kalimat dan anak kalimat, khususnya dalam penempatan verba. Pada Hauptsatz berita verba yang dikonjugasikan berada pada posisi kedua, sedangkan pada Nebensatz ‘anak kalimat‘ verba yang dikonjugasikan menempati posisi di akhir kalimat. Perbedaan lainnya adalah bahwa Relativsӓtze selalu memiliki Relativpronomen yang berbeda pada setiap kasus (Nominativ, Genitiv, Akkusativ dan Dativ). Pada kasus Nominativ Relativpronomen berfungsi sebagai subjek kalimat, pada kasus Akkusativ sebagai objek langsung, pada kasus Dativ sebagai objek tidak langsung dan pada kasus Genitiv sebagai kata ganti yang berhubungan dengan kepemilikan. Relativsӓtze dapat dilihat pada contoh berikut:

(1) Ich habe mit dem Mann gesprochen.

‘Saya berbicara dengan laki-laki itu’

(2) Kennst du den Mann?

‘Apakah kamu kenal dengan laki-laki itu?‘

Jika kalimat (1) dan (2) digabungkan maka bentuknya akan menjadi: (3) Kennst du den Mann, mit dem ich gesprochen habe?

‘Apakah kamu mengenali laki-laki yang telah berbicara dengan saya?‘ Pada kalimat gabungan di atas, kalimat “..., mit dem ich gesprochen habe?“

adalah satu Relativsatz dengan Prӓposition (preposisi), karena terdapat Prӓposition mit yang diikuti oleh kasus Dativ, dem pada kalimat tersebut merupakan Relativpronomen untuk kasus Dativ Singular yang menjelaskan den Mann.


(6)

(4) Das ist der Mann. ‘Dia adalah laki-laki‘.

(5) Ich habe ihn in Salzburg kennen gelernt. ‘Saya telah berkenalan dengannya di Salzburg‘.

Jika kalimat (4) dan (5) digabungkan maka bentuknya akan menjadi: (6) Das ist der Mann, den ich in Salzburg kennen gelernt habe.

‘Dia adalah laki-laki yangsayakenal di Salzburg‘.

Pada kalimat gabungan di atas, kalimat “..., den ich in Salzburg kennen gelernt

habe“ adalah satu Relativsatz dalam kasus Akkusativ, karena terdapat verba kennen lernen yang diikuti oleh Akkusativ, den merupakan Relativpronomen ‘kata

ganti relatif“ untuk kasus Akkusativ Singular yang menjelaskan der Mann.

Dalam membentuk Relativsӓtze mahasiswa harus menentukan Relativpronomen yang tepat sesuai dengan kasus tertentu, apakah Nominativ, Genitiv, Akkusativ atau Dativ untuk menjelaskan kata benda (nomina), seperti yang telah dipaparkan dalam contoh di atas. Hal tersebut diduga menjadi salah satu kesulitan mahasiswa bahasa Jerman dalam mempelajari Relativsӓtze.

Nurhidayah melakukan sebuah penelitian mengenai Relativsӓtze dengan penekanan hubungan penguasaan Relativsӓtze dengan kemampuan menerjemahkan teks bahasa Jerman. Selain itu, Leliana telah melakukan sebuah penelitian dengan penekanan hubungan penguasaan Relativsӓtze dengan kemampuan membaca pemahaman, tapi penulis lebih menekankan pada analisis kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze.


(7)

Usaha tersebut akan diwujudkan dalam sebuah penelitian yang berjudul “ Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam Membentuk Relativsӓtze“.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam membentuk kalimat bahasa Jerman?

2. Apakah penguasaan tatabahasa memengaruhi kemampuan mahasiswa dalam membentuk kalimat?

3. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze?

4. Bagaimana cara mahasiswa menentukan Relativpronomen sesuai dengan kasus tertentu?

5. Faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam membentuk Relativsӓtze?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, sangat penting bagi penulis untuk membatasi masalah yang akan di teliti. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada: 1. Kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze dalam kasus

Nominativ, Akkusativ, Dativ und Genitiv.

2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze.


(8)

D. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang diangkat penulis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze?

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam membentuk Relativsӓtze?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze.

2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam membentuk Relativsӓtze.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam membentuk Relativsӓtze.

2. Bagi Mahasiswa Bahasa Jerman

Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan penguasaan tatabahasa dan mendapatkan informasi mengenai pembentukan Relativsӓtze. 3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian lain untuk melakukan penelitian sejenis.


(9)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono: (2009:3)). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yang bertujuan mendeskripsikan data yang akan dianalisis, gambaran secara sistematis, menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian dan menarik kesimpulan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Tes dalam penelitian ini berupa tes melengkapi kalimat dengan Relativpronomen sebanyak 20 butir soal dan tes membentuk Relativsӓtze sebanyak 20 butir soal dengan Relativpronomen dalam kasus Nominativ Singular


(10)

dan Plural, Akkusativ Singular dan Plural, Dativ Singular dan Plural, Dativ Singular dan Plural serta Genitiv Singular dan Plural (sebelum validitas soal). Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze. (lihat lampiran 1)

2. Angket

Sehubungan dengan penelitian ini instrumen lain yang digunakan adalah angket (lihat lampiran 5). Angket yang diberikan pada responden (mahasiswa) dalam penelitian ini berisi gambaran umum mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester V tahun pelajaran 2012/2013 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung.

Sampel penelitian ini adalah 30 orang mahasiswa semester V. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling (sampel acak sederhana). Sampel random sampling ialah pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Data dalam penelitian ini adalah berupa hasil tes dan angket. Selain itu, penulis juga melakukan uji validitas soal, studi kepustakaan dengan mempelajari


(11)

buku-buku, atau website yang berhubungan dengan masalah penelitian, mencari landasan teoretis dari sejumlah referensi gramatika bahasa Jerman. Setelah data terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah analisis data. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Nilai validitas (rxy) pada uji validitas dalam penelitian ini ditetapkan sebesar r = 0,30. Sugiyono (2011:179) menyatakan bahwa jika korelasi antara butir dengan skot total <0,30, maka butir soal dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Oleh karena itu, dalam penelitian ini jika terdapat butir soal yang kurang dari 0,30, maka soal akan diperbaiki atau dibuang. Adapun interpretasi dari hasil perhitungan koefisien validitas dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (lihat lampiran 2)


(12)

Tabel 3.1

Hasil uji validitas instrumen kemampuan membentuk Relativsӓtze:

No.soal Koefisien Validitas Hitung

r kritis Keputusan

1 0

0

= ~ 0,30 Tidak valid

2 -0,28 0,30 Tidak valid

3 0,67 0,30 Valid

4 0,41 0,30 Valid

5 0,43 0,30 Valid

6 0,14 0,30 Tidak valid

7 0,45 0,30 Valid

8 -0.30 0,30 Tidak valid

9 0,47 0,30 Valid

10 0,57 0,30 Valid

11 0,23 0,30 Tidak valid

12 0,06 0,30 Tidak valid

13 0,65 0,30 Valid

14 0,68 0,30 Valid

15 0,68 0,30 Valid

16 0,54 0,30 Valid

17 0,34 0,30 Valid

18 0,21 0,30 Tidak valid

19 0,07 0,30 Tidak valid

20 0,78 0,30 Valid

21 -0,01 0,30 Tidak valid

22 0,53 0,30 Valid

23 0,51 0,30 Valid

24 0,25 0,30 Tidak valid

25 0,30 0,30 Valid

26 0,55 0,30 Valid

27 0

0

= ~ 0,30 Tidak valid

28 0,20 0,30 Tidak valid

29 0,45 0,30 Valid

30 0,29 0,30 Tidak valid

31 0,34 0,30 Valid

32 0,44 0,30 Valid

33 0,67 0,30 Valid

34 0,62 0,30 Valid


(13)

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan, maka instrumen yang dinyatakan tidak valid dibuang, sehingga diperoleh butir soal melengkapi kalimat dengan Relativpronomen sebanyak 12 butir soal dan tes membentuk Relativsӓtze sebanyak 15 butir soal (lihat lampiran 4).

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas data ini bertujuan untuk mengetahui reliable atau tidaknya soal tes. (lihat lampiran 3)

3. Teknik Analisis Data Tes

- Mengidentifikasi kemampuan dan kesulitan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze.

- Mengklasifikasi kemampuan dan kesulitan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze.

- Mengiterpretasi hasil analisis data.

Dalam menginterpretasi data diperlukan penilaian, maka untuk mendapatkan skor rata-rata kemapuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze digunakan rumus sebagai berikut:

Mean = Ʃχἱ n Keterangan

Mean = Mean (rata-rata)

Ʃxἱ = Jumlah nilai seluruh sampel n = Jumlah sampel

Nilai di atas selanjutnya diuraikan ke dalam kategori penilaian sebagai berikut: 87-100 = baik sekali


(14)

76-85 = baik 56-74 = cukup 10-55 = kurang

(Nurgiantoro, 2010:253)

4. Teknik Analisis Data Angket

Teknik analisis data angket yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur penyebab kesulitan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze dengan keterangan sebagai berikut:

- Jumlah skor ideal untuk tiap pertanyaan : 30 x 5 = 150 - Jumlah skor terendah untuk tiap pertanyaan : 30 x 1 = 30

- Tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan dinyatakan dalam prosentase dengan rumus:

Nilai = Skor Tercapai x 100% Skor Ideal

- Setiap pernyataan positif diberi skor 1 sampai 5 - Setiap pernyataan negatif diberi skor 1 sampai 5


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Setelah melakukan analisis hasil penelitian mengenai hasil tes membentuk Relativsӓtze dan angket yang telah diberikan kepada mahasiswa sampel, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. a. Berdasarkan hasil tes kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze dalam kasus Nominativ, Genitiv, Dativ dan Akkusativ mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman semester V tahun ajaran 2012/2013, diperoleh nilai tertinggi 100 (skala 0-100) dan nilai terendah 41 (skala 0-100). Kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze berada pada kategori baik yang dibuktikan dengan nilai 78,63.

b. Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa mahasiswa diduga tidak memahami verba gehӧren. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya pemahaman verba tersebut.

2. a. Berdasarkan hasil angket diperoleh nilai rata-rata skor angket sebesar 81,2 (skala 0-100), dengan nilai terendah hasil perhitungan prosentase sebanyak 56,36% dan nilai tertinggi hasil perhitungan prosentase sebesar 94,54%. Hasil tersebut berada pada kategori baik.

b. Dari hasil angket, mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam menentukan Relativpronomen dan membentuk Relativsӓtze dalam kasus Nominativ dan Akkusativ. Sementara dalam kasus Dativ dapat diketahui bahwa mahasiswa


(16)

ragu-ragu untuk menentukan Relativpronomen, hal tersebut terlihat dari hasil perhitungan prosentase sebesar 71,33% dan dalam kasus Genitiv sebanyak 62%. Begitu juga dalam membentuk Relativsӓtze dalam kasus Dativ, yang ditunjukkan dengan hasil prosentase 74% dan dalam kasus Genitiv sebesar 67,33%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman hendaknya lebih meningkatkan kemampuan membentuk kalimat Relativsӓtze dengan Relativpronomen, dengan cara menyelesaikan latihan-latihan yang dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku-buku dan internet.

2. Pengajar sebaiknya menjelaskan penggunaan verba yang diikuti oleh Dativ, seperti verba “gehӧren“, “gefallen“ dan lainnya secara rinci, seperti verba “gehӧren“ itu memerlukan subjek dalam bentuk benda dan objek Dativ berupa orang.

3. Baik pembelajar maupun pengajar bahasa Jerman diharapkan memperoleh informasi mengenai aturan pembentukan Relativsӓtze dalam kasus Nominativ, Genitiv, Dativ dan Akkusativ.

4. Penelitian ini hanya melihat kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze dengan Relativpronomen dalam kasus Nominativ, Genitiv, Dativ dan Akkusativ. Oleh karena itu, disarankan pada peneliti selanjutnya untuk


(17)

meneliti Relativsӓtze jenis lain seperti Relativsӓtze mit Prӓposition, Generalisierende Relativsӓtze (Relativsӓtze mit “was“, Relativsӓtze mit “wo“) dan lainnya, yang dapat memberi motivasi yang lebih besar terhadap kemampuan membentuk Relativsӓtze dalam bahasa Jerman.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

--- (2010). Deutsch – Flip Grammatiktraining. Berlin: Langenscheidt.

--- Duden. (2008). Das Bedeutungswӧrterbuch Bd 10. Bibliographisches. Mannheim: Institut AG

--- Langenscheidt. (2008). Großwӧrterbuch Deutsch als Fremdsprache. Berlin und München: Langenscheidt KG.

Aufderstaßte, Harimuti. (2006). Themen neu Kursbuch 2. Jakarta: Katalis.

Fandrych, Christian. (2005). Die Grammatik: Deutsch für die Grundstufe. Stuttgart: Ernst Klett Spracher GmbH.

Kridalaksana, Harimuti. (1993). Kamus Linguistik edisi ketiga. Jakarta: Gramedia.

Koithan, Ute. et. al. (2007). Aspekte, Mittelstufe Deutsch, Arbeitsbuch 1. Berlin und München: Langenscheidt KG.

Leliana, Ida. (2005). Hubungan Penguasaan Relativsatz Dengan Kemampuan Membaca Pemahaman. Skripsi: Fakultas Bahasa dan Seni. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman.

Nurgiantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogjakarta: BPFE – Yogjakarta.

Nurhidayah, Muflihati Tia. (2010). Hubungan Penguasaan Relativsatz Dengan Kemampuan Menerjemahkan Teks Bahasa Jerman. Skripsi: Fakultas Bahasa dan Seni. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman.

Scheiner dan Hall. (2001). Übungsgrammatik Deutsch als Fremsprache für Fortgeschrittene. München: Max Hueber Verlag.


(19)

Schmitt dan Dreyer. (2009). Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik (aktuell). Deutschland: Hueber Verlag.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Aplfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman. (2009). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi Ketiga Cetakan Kedua. Balai Pustaka: Jakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Wahrig, Gerhard. (2011). Deutsches Wӧrterbuch (wissenmedia in der Inmedia ONE). Lexikon. München: Verlag GMbH.

Wulandari, Mey. (2011). Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Bopp, Dr. Stephan. (2010). Canoo.net. [Online]. Tersedia: http://www.canoo.net: (17 September 2012)


(1)

76-85 = baik 56-74 = cukup 10-55 = kurang

(Nurgiantoro, 2010:253) 4. Teknik Analisis Data Angket

Teknik analisis data angket yang digunakan adalah skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur penyebab kesulitan mahasiswa dalam

membentuk Relativsӓtze dengan keterangan sebagai berikut: - Jumlah skor ideal untuk tiap pertanyaan : 30 x 5 = 150 - Jumlah skor terendah untuk tiap pertanyaan : 30 x 1 = 30

- Tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan dinyatakan dalam prosentase dengan rumus:

Nilai = Skor Tercapai x 100% Skor Ideal

- Setiap pernyataan positif diberi skor 1 sampai 5 - Setiap pernyataan negatif diberi skor 1 sampai 5


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Setelah melakukan analisis hasil penelitian mengenai hasil tes membentuk Relativsӓtze dan angket yang telah diberikan kepada mahasiswa sampel, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. a. Berdasarkan hasil tes kemampuan mahasiswa dalam membentuk

Relativsӓtze dalam kasus Nominativ, Genitiv, Dativ dan Akkusativ mahasiswa

Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman semester V tahun ajaran 2012/2013, diperoleh nilai tertinggi 100 (skala 0-100) dan nilai terendah 41 (skala 0-100). Kemampuan mahasiswa dalam membentuk Relativsӓtze berada pada kategori baik yang dibuktikan dengan nilai 78,63.

b. Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa mahasiswa diduga tidak memahami verba gehӧren. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya

pemahaman verba tersebut.

2. a. Berdasarkan hasil angket diperoleh nilai rata-rata skor angket sebesar 81,2 (skala 0-100), dengan nilai terendah hasil perhitungan prosentase sebanyak 56,36% dan nilai tertinggi hasil perhitungan prosentase sebesar 94,54%. Hasil tersebut berada pada kategori baik.

b. Dari hasil angket, mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam menentukan

Relativpronomen dan membentuk Relativsӓtze dalam kasus Nominativ dan Akkusativ. Sementara dalam kasus Dativ dapat diketahui bahwa mahasiswa


(3)

ragu-ragu untuk menentukan Relativpronomen, hal tersebut terlihat dari hasil perhitungan prosentase sebesar 71,33% dan dalam kasus Genitiv sebanyak 62%. Begitu juga dalam membentuk Relativsӓtze dalam kasus Dativ, yang

ditunjukkan dengan hasil prosentase 74% dan dalam kasus Genitiv sebesar 67,33%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman hendaknya lebih meningkatkan kemampuan membentuk kalimat Relativsӓtze dengan Relativpronomen, dengan cara menyelesaikan latihan-latihan yang dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku-buku dan internet.

2. Pengajar sebaiknya menjelaskan penggunaan verba yang diikuti oleh Dativ, seperti verba “gehӧren“, “gefallen“ dan lainnya secara rinci, seperti verba

“gehӧren“ itu memerlukan subjek dalam bentuk benda dan objek Dativ berupa

orang.

3. Baik pembelajar maupun pengajar bahasa Jerman diharapkan memperoleh informasi mengenai aturan pembentukan Relativsӓtze dalam kasus Nominativ,

Genitiv, Dativ dan Akkusativ.

4. Penelitian ini hanya melihat kemampuan mahasiswa dalam membentuk

Relativsӓtze dengan Relativpronomen dalam kasus Nominativ, Genitiv, Dativ


(4)

meneliti Relativsӓtze jenis lain seperti Relativsӓtze mit Prӓposition,

Generalisierende Relativsӓtze (Relativsӓtze mit “was“, Relativsӓtze mit “wo“)

dan lainnya, yang dapat memberi motivasi yang lebih besar terhadap kemampuan membentuk Relativsӓtze dalam bahasa Jerman.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

--- (2010). Deutsch – Flip Grammatiktraining. Berlin: Langenscheidt.

--- Duden. (2008). Das Bedeutungswӧrterbuch Bd 10. Bibliographisches.

Mannheim: Institut AG

--- Langenscheidt. (2008). Großwӧrterbuch Deutsch als Fremdsprache.

Berlin und München: Langenscheidt KG.

Aufderstaßte, Harimuti. (2006). Themen neu Kursbuch 2. Jakarta: Katalis.

Fandrych, Christian. (2005). Die Grammatik: Deutsch für die Grundstufe. Stuttgart: Ernst Klett Spracher GmbH.

Kridalaksana, Harimuti. (1993). Kamus Linguistik edisi ketiga. Jakarta: Gramedia.

Koithan, Ute. et. al. (2007). Aspekte, Mittelstufe Deutsch, Arbeitsbuch 1. Berlin und München: Langenscheidt KG.

Leliana, Ida. (2005). Hubungan Penguasaan Relativsatz Dengan Kemampuan

Membaca Pemahaman. Skripsi: Fakultas Bahasa dan Seni. Jurusan

Pendidikan Bahasa Jerman.

Nurgiantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yogjakarta: BPFE – Yogjakarta.

Nurhidayah, Muflihati Tia. (2010). Hubungan Penguasaan Relativsatz Dengan

Kemampuan Menerjemahkan Teks Bahasa Jerman. Skripsi: Fakultas

Bahasa dan Seni. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman.


(6)

Schmitt dan Dreyer. (2009). Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik

(aktuell). Deutschland: Hueber Verlag.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Aplfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman. (2009). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan

Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) edisi Ketiga Cetakan Kedua. Balai Pustaka: Jakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2007). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Wahrig, Gerhard. (2011). Deutsches Wӧrterbuch (wissenmedia in der Inmedia ONE). Lexikon. München: Verlag GMbH.

Wulandari, Mey. (2011). Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam Membaca

Pemahaman Teks Bahasa Jerman. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa

Jerman. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Bopp, Dr. Stephan. (2010). Canoo.net. [Online]. Tersedia: http://www.canoo.net: (17 September 2012)