ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA KKP PENDIDIKAN KIMIA

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA KKP PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNHALU DALAM MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN

PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA SE-KOTA KENDARI Oleh

Aceng Haetami

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian terhadap pelaksanaan KKP Mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP Unhalu Se- Kota Kendari pada semester ganjil 2007/2008. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan dan menganalisis kemampuan mahasiswa KKP Pendidikan Kimia dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran kimia di SMA se-Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan angket sebagai instrumen penelitian yang diberikan pada 12 guru pamong yang tersebar di 8 Sekolah yang dijadikan lokasi KKP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa PPL II Pendidikan Kimia dalam merencanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 71,60 % dan dalam melaksanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 64,06 %.

Kata kunci : kuliah kerja profesi, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

A. PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan di bidang pendidikan adalah meningkatkan sumber daya manusia. Sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang menghasilkan tenaga guru , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP} Universitas Haluoleo tidak henti-hentinya berusaha meningkatkan kualitas calon guru seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui program Kuliah Kerja Profesi (KKP).

KKP bagi mahasiswa merupakan muara dari seluruh rangkaian program yang harus diikuti semasa mengikuti kuliah di FKIP Unhalu. Oleh sebab itu, cukup beralasan jika KKP dijadikan sebagai salah satu fokus yang strategis dalam mempersiapkan mahasiswa sebagai guru yang profesional.


(2)

Pekerjaan profesi guru merupakan pekerjaan yang bersifat kompleks dan menuntut ilmu pengetahuan dan keterampilan, termasuk keterampilan mengajar. Penguasaan keterampilan dasar mengajar harus dibentuk dalam pendidikan, dirancang secara sistematis, terarah dan memerlukan waktu yang panjang. Sehubungan dengan hal itu, Universitas Haluoleo melalui KKP mengembang misi yang sangat penting yaitu mempersiapkan calon guru yang profesional dibidangnya pada masa yang akan datang.

Dalam pelaksanaannya, KKP dibimbing oleh dosen pembimbing yang ditunjuk oleh UPT PPL yang dianggap telah memenuhi syarat untuk membimbing. Namun dalam prakteknya, dosen pembimbing yang ditunjuk tidak sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki mahasiswa KKP. Hal ini Disebabkan karena seorang Dosen Pembimbing bertugas membimbing KKP untuk satu atau beberapa sekolah, sehingga mahasiswa bimbingannya terdiri dari beberapa mahasiswa yang berasal dari beberapa program studi. Akibatnya, pembimbingan menjadi tidak efektif. Hal ini terbukti, setelah beberapa kali PPL II dilaksanakan oleh FKIP Unhalu baik di SMA maupun di SMP se-Kota Kendari, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam tugas dan tanggung jawab yang diembannya khususnya pada mahasiswa program studi pendidikan kimia.

Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mahasiswa PPL II terutama menyangkut kemampuan mengajar, perlu diadakan evaluasi agar kendala-kendala yang dimiliki mahasiswa KKP dapat teratasi, sehingga pembentukkan calon guru yang profesional dapat terwujud.

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Kuliah Kerja Profesi

Kuliah Kerja Profesi (KKP) adalah salah satu kegiatan terstruktur yang dilaksanakan pada SMP maupun SMA oleh mahasiswa peserta KKP dengan arahan dosen pembimbing, kepala sekolah dan guru pamong. Kegiatannya meliputi cara-cara pembuatan Program Tahunan (PROTA), program semester (PROSEM). Analisis Materi Pelajaran (AMP), satuan pelajaran (SP), Rencana Pembelajaran (RP),


(3)

Observasi latihan mengajar terbimbinng, latihan mandiri, refleksi, ujian, mengajarkan/belajar tugas-tugas non mengajar.

KKP mempunyai tujuan agar mahasiswa/calon guru dapat :

1. Memiliki suatu standar kompetensi profesional yang dihasilkan oleh suatu lembaga Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

2. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan terutama dalam proses belajar-mengajar.

3. Memiliki dan menghayati nilai-nilai sebagai guru kearah terbentuknya kepribadian guru dalam diri mahasiswa.

4. Mampu mengembangkan inovasi dalam bidang kependidikan terutama inovasi dalam proses belajar mengajar.

5. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrative, serta lingkungan kerja keguruan.

6. Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengalamannya selama pelatihan untuk dijadikan bahan refleksi terhadap pembentukan sikap profesional sebagai guru, dan

7. Memiliki kemampuan mengaplikasikan diri pengetahuannya dalam situasi nyata pembelajaran di sekolah (Anonim, 2004).

2. Sistem Penilaian dalam PPL II terintegrasi KKP

Dalam pelaksanaan KKP, penilaian didasarkan pada kemampuan mahasiswa KKP terhadap :

1. Kelengkapan administrasi yaitu kelengkapan dalam hal ini perencanaan pengajaran yang mencangkup satuan pelajaran (SP), rencana pelajaran (RP), analisis mata pelajaran (AMP) serta penguasaan keterampilan mengajar berdasarkan rencana pembelajaran yang disusun oleh mahasiswa.

2. Penelitian prosedur pembelajaran dalam hal ini mencangkup tentang keterampilan dasar mengajar yang esensial dengan petunjuk APKG (Alat Penilaian Kemampuan Guru ) yang telah dibakukan oleh pihak UPT PPL II terintegrasi KKP.


(4)

3. Penilaian terhadap aspek personal sosial, dalam hal ini mencakup tentang kedisiplinan seorang guru, tanggung jawab, kepemimpinan , kemampuan bekerjasama, kesetiakawanan kolega atau sejawat, sikap kepada kepala sekolah, sikap terhadap siswa, sikap terhadap masyarakat sekitar khususnya orang tua siswa.

3. Tugas Mahasiswa KKP Sebagai Guru

Mahasiswa KKP pada dasarnya menjadi guru sementara di lokasi tempat ia mengajar, maka dengan sendirinya apa yang menjadi tugas-tugas guru juga menjadi tugas dan tanggung jawab. Menurut Uzer (1995 : 6) bahwa guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Oleh karena itu mahasiswa KKP tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab tidak ringan disamping dituntut untuk mengajarkan materi pelajaran dengan baik sebagaimana yang diperoleh di bangku kuliah lebih jauhnya tugasnya mencangkup pengabdian dan juga sosial bermasyarakat di sekolah. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk mampu mengerjakan segala hal, ini didasari pola pikir masyarakat pada umumnya yang menganggap sebagai subyek yang serba bisa.

C. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember tahun 2007 sesuai dengan kalender Pelaksanaan KKP pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2007/2008. Lokasi penelitian adalah seluruh SMA se-Kota Kendari yang menjadi mitra LPTK

2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah 20 orang mahasiswa Pendidikan Kimia yang melaksanakan PPL-II di 8 SMA se-Kota Kendari (SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 7, SMAN 9, SMKN 2, SMA KARTIKA) pada semester ganjil Tahun Akademik 2007/2008.


(5)

3. Teknik Pengumpulan Data

Data dari penelitian ini diperoleh melalui jawaban responden (guru pamong) terhadap angket penelitian yang diajukan. Angket yang diajukan berisi indikator-indikator tentang kemampuan mahasiswa KKP Program Studi Pendidikan Kimia dalam mengajarkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Pemberian angket ini sebagai penganti APKG 1 yang dianggap terlalu rumit oleh guru pamong.

4. Teknik Analisis Data

Untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis yang dimaksud meliputi jawaban tiap responden terhadap butir pernyataan angket (Xi) dan persentase (%Xm). Analisis ini menggunakan rumus sebagai berikut :

% 100 x f

Xi Xm

% = ∑

dimana : % Xm = persentase jawaban responden tiap butir angket Σ Xi = total jawaban tiap butir angket

f = jumlah soal dalam angket

Adapun kriteria dari penilaian penelitian ini adalah sebagai berikut : Sangat baik = 90% - 100%

Baik = 75% - 89%

Cukup = 60% - 74%

Kurang = ≤ 59% (Sudjana, 1996)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam bentuk nilai rata-rata persentase tentang kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran mahasiswa PPL II di SMA se-Kota Kendari pada semester ganjil tahun akademik 2007/2008 diperoleh data sebagai berikut :


(6)

a. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran

Tabel 1. Persentase Nilai Tiap Indikator Perencanaan Pembelajaran untuk Setiap Mahasiswa PPL II

NO INDIKATOR RATA-RATA

1 Penentuan Bahan Pembelajaran dan Perumusan Tujuan 88,75 2 Pemilihan dan Organisasi Materi, Media, dan Sumber Belajar 64,17 3 Rancangan skenario/Strategi Pembelajaran 68,33 4 Rancangan Pengelolaan Kelas 61,25 5 Rancangan Prosedur dan Persiapan Alat evaluasi 74,17 6 Kesan Umum Rencana Pembelajaran 72,92

RATA-RATA 71,60

Dari tabel 1, terlihat bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa PPL II dalam merencanakan pembelajaran berada dalam kategori cukupatau perlu perbaikan dengan penguasaan 71,60 %.

72.92 74.17 61.25 68.33 64.17 88.75 0 20 40 60 80 100

1 2 3 4 5 6

Indikator Pe re ncanaan Pe mbe lajaran

T in g k a t P e n g u a s a a n ( % )

Gambar 1. Rata-rata Kemampuan Mahasiswa PPL II dalam merencanakan pembelajaran

b. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran

Tabel 2. Persentase Nilai Tiap Indikator Pelaksanaan Pembelajaran untuk Setiap Mahasiswa PPL II

NO INDIKATOR RATA-RATA

1 Mengelola Tugas Rutin, Fasilitas Belajar, Waktu 76,25 2 Menggunakan Strategi Pembelajaran 83,33 3 Berkomunikasi dengan Siswa 71,25 4 Demonstrasi Khazanah Metode Mengajar 61,25 5 Mendorong Penguasaan Mata Pelajaran 65,00


(7)

6 Mendorong dan Menggalakkan Siswa dalam

Proses Pembelajaran 74,69 7 Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar 67,08

8 Menutup Pelajaran 61,88

9 Kesan Umum Pelaksanaan Pembelajaran 69,38

RATA-RATA 64,06

Dari Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa PPL II dalam melaksanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup rendah, atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 64,06 %.

71.25 61.2565.00 74.69 67.08 61.88 69.38 76.2583.33 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Indikator Pelaksanaan Pembelajaran

T in g k a t p e n g u a s a a n ( % )

Gambar 2. Rata-rata Kemampuan Mahasiswa PPL II dalam melaksanakan pembelajaran

B. Pembahasan

Berdasarkan data angket yang diisi oleh guru pamong, rata-rata penguasaannya hanya 71,60% dengan kategori perlu perbaikan atau cukup. Dari dua belas guru pamong yang memberikan data, terdapat lima indikator yang perlu perbaikan yaitu indikator 2 (pemilihan dan pengorganisasian materi, media, dan sumber belajar) dengan penguasaan 64,17 %, indicator 3 (Perancangan skenario/strategi pembelajaran) dengan penguasaan 68,33 %, indicator 5 (rancangan prosedur dan persiapan alat evaluasi) dengan penguasaan 74,17 % dan indicator 6 (Kesan umum rencana pembelajaran) dengan penguasaan 72,92 %, dengan penguasaan terendah adalah pada indikator 4 (rancangan pengelolaan kelas) dengan nilai 61,25 % dengan kategori cukup atau perlu perbaikan.


(8)

Rendahnya penguasaan pada indikator 4 adalah mahasiswa PPL II kurang memperhatikan kesesuaian antara rancangan pengelolaan kelas dengan alokasi waktu, juga mahasiswa PPL II hanya kadang-kadang atau bahkan tidak mengorganisasikan siswa agar berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dimana mahasiswa PPL II kurang mampu untuk mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, misalnya menghentikan tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas dan memberikan ganjaran bagi siswa yang tidak menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

Sedangkan pada indikator 2, 3, 5 , dan 6 rendahnya nilai penguasaan mahasiswa PPL II sampai nilai sekitar 64-74% adalah karena mahasiswa kadang-kadang atau bahkan tidak pernah mengkonsultasikan materi yang akan diajarkan kepada guru pamong maupun dosen pembimbing untuk menghindari adanya kesalahan konsep yang akan diajarkan nanti, juga media (alat Bantu) yang digunakan hanya seadanya saja atau bahkan sama sekali tidak menggunakan media apapun. Di samping itu, dalam merancang skenario pembelajaran cenderung monoton dan menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi. Dalam membuat penilaian tidak mencantumkan secara jelas alokasi waktu yang digunakan dan kunci jawaban dari tiap butir soal yang diberikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap kemampuan mengajar mahasiswa diperoleh penguasaan hanya sebesar 64,06 % dengan kategori perlu perbaikan atau cukup.Terdapat dua indikator yang lulus dengan baik yaitu indikator 1 (mengelola tugas rutin, fasilitas belajar, dan waktu) dan indikator 2 (Menggunakan strategi pembelajaran) sedangkan indikator yang perlu perbaikan adalah indikator 3-9 dengan penguasaan berkisar 61-74%, dengan penguasaan terendah adalah pada indikator 4 (mendemonstrasikan khasanah metode mengajar) yaitu 61,25 %.

Penyebab rendahnya penguasaan pada indikator 4 karena mahasiswa PPL kurang menguasai metode mengajar dengan penguasaan materi yang pas-pasan dan


(9)

terkadang metode yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa yang tentu saja akan berdampak buruk pada prestasi belajar kimia siswa.

D. PENUTUP 1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Kemampuan mahasiswa PPL II Pendidikan Kimia dalam merencanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 71,60 %.

b. Kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 64,06 %.

2. Saran

Dengan berpijak pada hasil penelitian, maka dajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pembekalan kepada mahasiswa Pendidikan Kimia menyangkut perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan secara terpogram menjelang pemberangkatan PPL II, meskipun dalam mata kuliah PBM telah dilaksanakan. 2. Kepada pihak pengelola PPL, perlu diaktifkan kembali pelatihan guru pamong

terkait pelaksanaan PPL II, karena kenyataannya di lapangan, banyak guru pamong yang kesulitan dalam memberikan penilaian terhadap mahasiswa PPL II dengan menggunakan APKG. Hal ini disebabkan karena banyak guru pamong yang merupakan guru yunior.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (1998). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina aksara

Anonim, (2004). Buku Petunjuk Pelaksana PPL. FKIP Universitas Haluoleo Kendari. Sudjana, (196) Metode Statistika Edisi ke-6 .Bandung: Tarsito.


(1)

3. Penilaian terhadap aspek personal sosial, dalam hal ini mencakup tentang kedisiplinan seorang guru, tanggung jawab, kepemimpinan , kemampuan bekerjasama, kesetiakawanan kolega atau sejawat, sikap kepada kepala sekolah, sikap terhadap siswa, sikap terhadap masyarakat sekitar khususnya orang tua siswa.

3. Tugas Mahasiswa KKP Sebagai Guru

Mahasiswa KKP pada dasarnya menjadi guru sementara di lokasi tempat ia mengajar, maka dengan sendirinya apa yang menjadi tugas-tugas guru juga menjadi tugas dan tanggung jawab. Menurut Uzer (1995 : 6) bahwa guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Oleh karena itu mahasiswa KKP tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab tidak ringan disamping dituntut untuk mengajarkan materi pelajaran dengan baik sebagaimana yang diperoleh di bangku kuliah lebih jauhnya tugasnya mencangkup pengabdian dan juga sosial bermasyarakat di sekolah. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk mampu mengerjakan segala hal, ini didasari pola pikir masyarakat pada umumnya yang menganggap sebagai subyek yang serba bisa.

C. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember tahun 2007 sesuai dengan kalender Pelaksanaan KKP pada Semester Ganjil Tahun Akademik 2007/2008. Lokasi penelitian adalah seluruh SMA se-Kota Kendari yang menjadi mitra LPTK

2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah 20 orang mahasiswa Pendidikan Kimia yang melaksanakan PPL-II di 8 SMA se-Kota Kendari (SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 7, SMAN 9, SMKN 2, SMA KARTIKA) pada semester ganjil Tahun Akademik 2007/2008.


(2)

3. Teknik Pengumpulan Data

Data dari penelitian ini diperoleh melalui jawaban responden (guru pamong) terhadap angket penelitian yang diajukan. Angket yang diajukan berisi indikator-indikator tentang kemampuan mahasiswa KKP Program Studi Pendidikan Kimia dalam mengajarkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Pemberian angket ini sebagai penganti APKG 1 yang dianggap terlalu rumit oleh guru pamong.

4. Teknik Analisis Data

Untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis yang dimaksud meliputi jawaban tiap responden terhadap butir pernyataan angket (Xi) dan persentase (%Xm). Analisis ini menggunakan rumus sebagai berikut :

% 100 x f

Xi Xm

% = ∑

dimana : % Xm = persentase jawaban responden tiap butir angket

Σ Xi = total jawaban tiap butir angket f = jumlah soal dalam angket

Adapun kriteria dari penilaian penelitian ini adalah sebagai berikut : Sangat baik = 90% - 100%

Baik = 75% - 89%

Cukup = 60% - 74%

Kurang = ≤ 59% (Sudjana, 1996)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam bentuk nilai rata-rata persentase tentang kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran mahasiswa PPL II di SMA se-Kota Kendari pada semester ganjil tahun akademik 2007/2008 diperoleh data sebagai berikut :


(3)

a. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran

Tabel 1. Persentase Nilai Tiap Indikator Perencanaan Pembelajaran untuk Setiap Mahasiswa PPL II

NO INDIKATOR RATA-RATA

1 Penentuan Bahan Pembelajaran dan Perumusan Tujuan 88,75

2 Pemilihan dan Organisasi Materi, Media, dan Sumber Belajar 64,17

3 Rancangan skenario/Strategi Pembelajaran 68,33

4 Rancangan Pengelolaan Kelas 61,25

5 Rancangan Prosedur dan Persiapan Alat evaluasi 74,17

6 Kesan Umum Rencana Pembelajaran 72,92

RATA-RATA 71,60

Dari tabel 1, terlihat bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa PPL II dalam merencanakan pembelajaran berada dalam kategori cukupatau perlu perbaikan dengan penguasaan 71,60 %.

72.92 74.17

61.25 68.33

64.17 88.75

0 20 40 60 80 100

1 2 3 4 5 6

Indikator Pe re ncanaan Pe mbe lajaran

T

in

g

k

a

t

P

e

n

g

u

a

s

a

a

n

(

%

)

Gambar 1. Rata-rata Kemampuan Mahasiswa PPL II dalam merencanakan pembelajaran

b. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran

Tabel 2. Persentase Nilai Tiap Indikator Pelaksanaan Pembelajaran untuk Setiap Mahasiswa PPL II

NO INDIKATOR RATA-RATA

1 Mengelola Tugas Rutin, Fasilitas Belajar, Waktu 76,25

2 Menggunakan Strategi Pembelajaran 83,33

3 Berkomunikasi dengan Siswa 71,25

4 Demonstrasi Khazanah Metode Mengajar 61,25


(4)

6 Mendorong dan Menggalakkan Siswa dalam

Proses Pembelajaran 74,69

7 Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar 67,08

8 Menutup Pelajaran 61,88

9 Kesan Umum Pelaksanaan Pembelajaran 69,38

RATA-RATA 64,06

Dari Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa PPL II dalam melaksanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup rendah, atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 64,06 %.

71.25 61.2565.00 74.69 67.08 61.88 69.38 76.2583.33 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Indikator Pelaksanaan Pembelajaran

T in g k a t p e n g u a s a a n ( % )

Gambar 2. Rata-rata Kemampuan Mahasiswa PPL II dalam melaksanakan pembelajaran

B. Pembahasan

Berdasarkan data angket yang diisi oleh guru pamong, rata-rata penguasaannya hanya 71,60% dengan kategori perlu perbaikan atau cukup. Dari dua belas guru pamong yang memberikan data, terdapat lima indikator yang perlu perbaikan yaitu indikator 2 (pemilihan dan pengorganisasian materi, media, dan sumber belajar) dengan penguasaan 64,17 %, indicator 3 (Perancangan skenario/strategi pembelajaran) dengan penguasaan 68,33 %, indicator 5 (rancangan prosedur dan persiapan alat evaluasi) dengan penguasaan 74,17 % dan indicator 6 (Kesan umum rencana pembelajaran) dengan penguasaan 72,92 %, dengan penguasaan terendah adalah pada indikator 4 (rancangan pengelolaan kelas) dengan nilai 61,25 % dengan kategori cukup atau perlu perbaikan.


(5)

Rendahnya penguasaan pada indikator 4 adalah mahasiswa PPL II kurang memperhatikan kesesuaian antara rancangan pengelolaan kelas dengan alokasi waktu, juga mahasiswa PPL II hanya kadang-kadang atau bahkan tidak mengorganisasikan siswa agar berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dimana mahasiswa PPL II kurang mampu untuk mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, misalnya menghentikan tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas dan memberikan ganjaran bagi siswa yang tidak menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

Sedangkan pada indikator 2, 3, 5 , dan 6 rendahnya nilai penguasaan mahasiswa PPL II sampai nilai sekitar 64-74% adalah karena mahasiswa kadang-kadang atau bahkan tidak pernah mengkonsultasikan materi yang akan diajarkan kepada guru pamong maupun dosen pembimbing untuk menghindari adanya kesalahan konsep yang akan diajarkan nanti, juga media (alat Bantu) yang digunakan hanya seadanya saja atau bahkan sama sekali tidak menggunakan media apapun. Di samping itu, dalam merancang skenario pembelajaran cenderung monoton dan menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi. Dalam membuat penilaian tidak mencantumkan secara jelas alokasi waktu yang digunakan dan kunci jawaban dari tiap butir soal yang diberikan.

Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap kemampuan mengajar mahasiswa diperoleh penguasaan hanya sebesar 64,06 % dengan kategori perlu perbaikan atau cukup.Terdapat dua indikator yang lulus dengan baik yaitu indikator 1 (mengelola tugas rutin, fasilitas belajar, dan waktu) dan indikator 2 (Menggunakan strategi pembelajaran) sedangkan indikator yang perlu perbaikan adalah indikator 3-9 dengan penguasaan berkisar 61-74%, dengan penguasaan terendah adalah pada indikator 4 (mendemonstrasikan khasanah metode mengajar) yaitu 61,25 %.

Penyebab rendahnya penguasaan pada indikator 4 karena mahasiswa PPL kurang menguasai metode mengajar dengan penguasaan materi yang pas-pasan dan


(6)

terkadang metode yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa yang tentu saja akan berdampak buruk pada prestasi belajar kimia siswa.

D. PENUTUP 1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Kemampuan mahasiswa PPL II Pendidikan Kimia dalam merencanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 71,60 %.

b. Kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 64,06 %.

2. Saran

Dengan berpijak pada hasil penelitian, maka dajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pembekalan kepada mahasiswa Pendidikan Kimia menyangkut perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan secara terpogram menjelang pemberangkatan PPL II, meskipun dalam mata kuliah PBM telah dilaksanakan. 2. Kepada pihak pengelola PPL, perlu diaktifkan kembali pelatihan guru pamong

terkait pelaksanaan PPL II, karena kenyataannya di lapangan, banyak guru pamong yang kesulitan dalam memberikan penilaian terhadap mahasiswa PPL II dengan menggunakan APKG. Hal ini disebabkan karena banyak guru pamong yang merupakan guru yunior.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (1998). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina aksara

Anonim, (2004). Buku Petunjuk Pelaksana PPL. FKIP Universitas Haluoleo Kendari. Sudjana, (196) Metode Statistika Edisi ke-6 .Bandung: Tarsito.