Siapkah Memasuki Pasar Bebas ASEAN 2015?

Pikiran Rakyat

o Senin
123
17

18

OJan

19
8Peb

o Selasa . R;bll o Kamis 0 Jum'lt o Sabtu 0 M;nggu
456
7 8 9
10
11
20

21


22

o Mar OApr

23

~

24

OMei OJun

OJul

26

17.
27


0 Ags OSep

13

14

28

15

29

OOkt

16

30

ONov


ODes

Siapkah Memasuki
Pasar
Bebas ASEAN 2015?
.- - '--~

-.

~.

.

-

-

-

. -


,~

-

.-

~

--

-

---

ringkat rendah, tetapi adajuga
pilar yang di 20 besar pada Subindeks B efficiency enhancers
ELUM selesai memi- ang yang luas untuk meIakukan yaitu ukuran pasar berada pada
kirkan bagaimana cara keIja sarna ekonomi regional peringkat IS, artinya peluang
menekan darnpak kri- yang lebih kokoh dan saling pasar Indonesia cukup besar

sis global, kita sudah dihadapmenguntungkan.
hanya belurn dapat dirnanfaatkan pada tuntutan pasar bebas
Belajar dari pengalarnan keti- kan, mengingat Indonesia menASEANyang dicanangkan pada ka perdagangan bebas mulai di- jadi tujuan pasar dari negara
Konferensi Tingkat Tinggi buka 2003 (AFfA) agar tidak lain. Memperhatikan peringkat
(KIT) ASEANke-13, November kedodoran, maka menghadapi
Gel, perbaikan teIjadi pada pi2007, bertepatan dengan pera- ASEANCommunity, diperIukan lar ke-6 (goods market efficienpeningkatan kemarnpuan in- cy), 7 (labor market efficiency),
yaan ke-40 tahun organisasi
ASEAN. Piagarn ASEAN yang ternal terutarna berkaitan de- 8 (financial market sophisticadideklarasikan mencakup tiga ngan daya saing ekonomi nasiotion) dan 11(business sophistipilar komunitas yaitu ASEAN nal agar marnpu merespons pe- cation).
Economic Community (AEC), luang pasar bebas ASEAN. BerDi sarnping beberapa: hal
dasar~ laporan daya saing yang terkait daya saing, rnasalah
ASEAN Security Community
(ASe), dan ASEANSocioCultu- global The World Economic Fo- utarna dalarn menjalankan bisral Community (ASCC).Keber- rum (WEF) 31 Oktober 2007, nis di Indonesia (Doing Busiadaan ketiga pilar inilah yang peringkat daya saing Indonesia
ness 2008, World Bank) adalah
akan membuka jalan menuju untuk The Global Competitive- infrastruktur buruk, ketidakefiterbentuknya ASEAN Commu- ness Index (Gel) turun diban- sienan birokrasi, keterbatasan
nity (Ae).
dingkan dengan 2006 (tabell).
akses pendanaan, kebijakan tiPembentukan ASEAN Com- Dari 131negara, Gel berada pa- dak stabil/inkonsistensi kebijakmunity bertujuan meningkatda peringkat ke-54. Peringkat
an, peraturan tenaga keIja yang
kan kesejahteraan seluruh ang- ke-54 tersebut menggarnbarkan
restriktif. Dari 181negara, indogota ASEANmelaIui keIja sarna keseluruhan 12 pilar yang dini- nesia pada 2008 di peringkat

129, tahun 2007 (123), dan
ekonomi dan perdagangan intra lai WEF. Untuk Subindex A
dan antarnegara anggota agar Basic requirements, Indonesia
2006 (135).
marnpu menghadapi persaing- berada pada peringkat ke-82,
Memperhatikan uraian tadi,
an ekonomi pada lingkup regio- deng~ peringkat terendah pa- faktor-faktor yang menyebabnal dan global. Dengan derniki- da pilar 2-infrastruktur (91) , pi- kan daya saing Indonesia terus
an, ASEANmempunyai komit- lar 3-stabilitas ekonomi makro menurun di sarnping investor
(89), dan pilar 4-pendidikan da- yang tak kunjung datang disemen kuat untuk mewujudkan
cita-cita bersarna melalui pe- sar dan kesehatan pada pering- babkan infrastruktur buruk, kekat ke-78. Adapun pada Subin- tidakefisiep.an birokrasi, keterningkatan daya saing masingmasing dalarn konteks sinergi deks B efficiency enhancers, pi- batasan akses pendanaan, kebi- .
holistik. Bila hal ini dapat ter- lar 8-kesiapan teknologi berada jakan tidak stabil/inkonsistensi
wujud, peran strategis pasar be- pada peringkat 75. Meskipun
kebijakan, stabilitas ekonomi
bas
-- ASEAN
-- mempunyai pelu- ada pilar yang berada pada pe- makro, pendidikan dasar dan

Oleh INA PRIMIANA

B


;--=- -

--Kllplng

Humos

- - - -

Unpod

20C9

----

31

kesehatan dan kesiapan teknologi, maka untuk menghadapi
ASEAN Community 2015, faktor-faktor tersebut menjadi faktor utama yang patut diperhatikan dan dibenahi di samping pilar-pilar lainnya dari ke-12 pilar
yang ada agar peringkatnya

membaik apabila ingin memperoleh, manfaat dari terbentuknya masyarakat ASEAN.
Berdasarkan laporan WEF
disebutkan pula pertumbuhan
ekonomi Indonesia masih ber- .
ada pada early stages (factor
driven) dengan GDP per kapita
kurang dari 2.000 dolar AS.Negara lain yang berada pada tahap ini misalnya India, Bangladesh, Pakistan, Filipina, Srilanka, Vietnam, dan Ethiopia. Sebagai perbandingan, Malaysia
berada pada stage 2 (efficiency
driven) dengan GDP per kapita
di antara 3.000 dolar AS- 9.000
dolar AS, Singapura stage 3 (innovation driven) dengan GDP
lebih dari 17.000 dolar AS.Tentunya kondisi ini harns menjadi
pendorong akan berada di manakah Indonesia pada 2015?
Sejauh mana keseriusan pemerintah membenahi apa yang
menjadi kendala peningkatan
daya saing, mengingat peringkat daya saing yang tidak kunjung membaik? Maka bila hal
ini tidak menjadi perhatian serius, Indonesia hanya akan sebagai penonton saat ASEAN
Community
tiba.
-


-

~

Beberapa yang menjadi catatan untuk mempersiapkan diri
memasuki ASEAN Community
khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah: (1)
Melakukan pemetaan untuk
menginventarisasi seluruh barang dan jasa dalam negeri yang
memiliki potensi berikut pasar
yang dimiliki guna menetapkan
positioning dan keunggulan dibandingkan dengan negara
ASEANlainnya. (2) Identifikasi
seluruh kelemahan dan hambatan dari barang dan jasa yang
memiliki potensi (perhatikan pilar-pilar yang memiliki peringkat rendah menurut laporan

WEF). (3) Mengembangkan
rantai nilai (value chain) barang
dan jasa dalam negeri di antara

negara-negara ASEAN, yang
dapat dikembangkan menjadi
cluster ASEAN.
Untuk ketiga butir tersebut,
tuntutan sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan dunia usaha menjadi suatu keharusan untuk mengejar ketertinggalan dari negara tetangga. ***
PenuHs, Guru Besar Fakultas Ekonomi Unpad, Ketua ISEI cabang Bandung Koordinator Jabar.
v.R;;..,,.

0

Global Competitiveness
,,-

-

2006-2007

Index 2007-2008
--


-

SubindexA: BasIc requirements

-

54

--

2007-2008

51

-

- - - --

-1"5"

82

1st pillar

: Institutions

63

60

2nd pillar

: Infrastructure

91

78

3rd pillar

: Macroeconomic stability

89

73

-

: Health and primary education

78

83

4th pillar

-

_.- -

-

-

S'!blndex B: Etlk:lency,!nhancers

-

-......-- --37
44

- --

5th pillar

: Higher education and training

65

6th pillar

: Goods market efficiency

23

- -----70

33

7th pillar

: Labor market efficiency

31

51

8th pillar

: Financial market sophistication

50

58

9th pillar

: Technological readiness

75

75

15

15

b- -

--

10th pillar : Market size

-

-------

Subindex C: InnĀ«!yatlon and SOJIhlstlca.!!0nfact!!.'.!!
11th pillar : Business sophistication
12th pillar : Innovation

-----..-

34

-

....

33

41

41

39

..---__:AI: _'""" __

...!,umber:

Laporan WEF