Perlindungan Hukum Terhadap Anak Akibat Pembatalan Perkawinan Campuran Dihubungkan Dengan UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana diubah.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK AKIBAT PEMBATALAN
PERKAWINAN CAMPURAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN
UNDANG-UNDANG
NOMOR
23
TAHUN
2002
TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANGXXSSSSSSSSSUNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014
ABSTRAK
Desti Romaya
110110110229
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang
Maha Esa. Perkawinan dengan warga negara asing, di Indonesia biasa
disebut dengan perkawinan campuran. Perkawinan campuran yang
dilangsungkan di Indonesia dilakukan menurut Undang-Undang
Perkawinan, sehingga sahnya perkawinan adalah apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya dan
dicatatkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila

terdapat syarat perkawinan yang tidak terpenuhi maka perkawinan
tersebut dapat diajukan pembatalan, terlebih lagi jika terbukti bahwa
perkawinan tidak pernah terjadi.
Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode pendekatan
yuridis normatif yaitu metode penelitian dengan cara studi kepustakaan
dengan mengumpulkan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum
primer, sekunder dan tersier seperti peraturan perundang-undangan, dan
buku literatur. Spesifikasi penelitian bersifat deskriptif analitis yaitu
menggambarkan dan menganalisis permasalahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang relevan, sehingga dapat diperoleh fakta-fakta
hukum di masyarakat, kemudian dianalisis secara yuridis kualitatif.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sah atau tidaknya suatu
perkawinan akan menentukan kedudukan hukum anak dalam keluarga.
Adanya pembatalan perkawinan menunjukkan bahwa telah terjadinya
perkawinan yang dibuktikan dengan adanya akta perkawinan yang
diterbitkan oleh petugas pencatatan yang berwenang. Akibat hukum dari
pembatalan perkawinan campuran tidak berlaku surut terhadap anak
sehingga anak yang dilahirkan tetap sebagai anak sah. Perlindungan
hukum terhadap anak tersebut menurut UUP dengan memperoleh hakhak keperdataan sebagai anak sah. UU Perlindungan Anak tidak
membeda-bedakan status hukum anak, sehingga perlindungan hukum

terhadap anak adalah dengan pemenuhan hak-hak anak menurut UU
Perlindungan Anak yang melibatkan Negara, Pemerintah, Pemerintah
Daerah, masyarakat dan orang tuanya.
iv