20 Model Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional

(1)

MODEL KURIKULUM

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

PUSAT KURIKULUM

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


(2)

ABSTRAK

Pengembangan Model Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional

Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu, Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk menyelengarakan sekolah yang bertraf internasional.

Pada tahun 2006 Pusat Kurikulum melakukan studi/penelitian tentang penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional (SBI) di seluruh Indonesia pada sekolah yang menyebut diriny bertaraf internasionl bik sekolah swasta maupun negeri meliputi TK, SD, SMP, dan SMA. Hasil studi memetakan profil sekolah meliputi keadaan tenaga pendidik dan pesera didik, keberadaan sarana dan prasarana, kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian yang dilaksanakan di sekolah serta pandangan dan pendapat sekolah tentang SBI. Studi merekomendasikan disusunnya model kurikulum bertaraf internasional.

Tujuan disusunnya model ini untuk memberikan wacan pada satuan pendidikan model

kurikulum yang diperkaya dengan kurikulum sekolah unggul dari negara anggota OECD

dan / atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Model kurikulum ini selanjutnya dapat diadaptasi maupun diadopsi oleh sekolah.

Ruang lingkup model ini adalah 12 model kurikulum meliputi jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA yaitu mata pelajaran bahasa Ingrris (3 model), Sains (3 model), Matematika (3 model), dan TIK (3 model).

Berbagai metode kegiatan telah dilakukan baik melalui workshop, kajian literatur, kerja individu, maupun diskusi. Langkah kegiatan telah dilaksanakan untuk mendapatkan model ini antara lain penyusunan desain pengembangan model kurikulum SBI, kajian konsep kajian kebutuhan lapangan, penyusunan model kurikulum satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA. Kegiatan ini didahului dengan penyamaan persepsi tentang apa, mengapa, dan bagaimana kurikulum SBI serta bentuk formatnya yang dilanjutkan penyusunan model kurikulum SD, SMP, dan SMA mata pelajaran IPA, Matematika, Bahas Inggris, dan IT. Selanjutnya review model kurikulum dilanjutkan dengan ujicoba model di dua provinsi dalam Jawa yaitu Bandung -Jawa Barat dan Yogyakarta – DIY. Hasil uji coba dianalisis sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan model untuk menghasilkan model kurikulum yang lebih sempurna


(3)

DAFTAR ISI

Abstrak i

Daftar Isi ii

Bab I. Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 3

C. Ruang Lingkup 4

Bab II. Kajian Konsep 5

A. Landasan Kebijakan 5

B. Konsepsi Sekolah/ Madrasah Bertaraf Internasioal 6

1. Pengertian Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional 6

2. Kurikulum, Proses Pembelajaran, dan Penilaian 7

3. Karakteristik SBI dan Implmentasinya terhadap model Kurikulum 8

4. Sistematika Model Kurikulum SBI 10 Bab III. Model Kurikulum Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional

A. SD:

1. Bahasa Inggris 2. Matematika 3. Sains 4. ICT/TIK B. SMP: 1. Bahasa Inggris 2. Matematika 3. Sains 4. ICT/TIK C. SMA: 1. Bahasa Inggris 2. Matematika 3. Biologi 4. Fisika 5. Kimia 6. ICT/TIK


(4)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu, Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat telah menetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selanjutnya, untuk menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Kebutuhan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi terhadap pendidikan yang bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi salah satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa, serta memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan peradaban bangsa Indonesia. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam membangun peradaban bangsa Indonesia dari satu masa ke masa yang lainnya, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan memberi manfaat yang luas bagi kehidupan suatu bangsa. Pendidikan mampu melahirkan masyarakat terpelajar dan berakhlak mulia yang menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat sejahtera. Pendidikan juga meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga mampu hidup harmoni dan toleran dalam kemajemukan, sekaligus memperkuat kohesi sosial dan memantapkan wawasan kebangsaan untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis.

Disisi lain era globalisasi saat ini yang ditandai dengan persaingan antar negara, baik tingkat regional (ASEAN) maupun internasional. Oleh karenanya, tidak hanya potensi Sumber Daya Alam (SDA) semata, tetapi juga dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Bahkan Depdiknas berkeinginan menghasilkan “Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif” pada tahun 2025 (Renstra Depdiknas 2005-2009, hal: 12). Keinginan untuk bersaing dengan mutu pendidikan di negara maju sehingga mendorong beberapa anak belajar ke luar negeri, dengan harapan mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Fakta di atas mendorong perlunya peningkatan kualitas layanan pendidikan, seperti layanan pendidikan yang berstandar internasional. Salah satu upaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 50 Ayat (3), yakni


(5)

Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah yang bertaraf internasional”. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

Pada tahun 2006 Pusat Kurikulum melakukan studi/penelitian tentang penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional (SBI) di seluruh Indonesia meliputi satuan pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA. Studi dilakukan di 22 provinsi yang mewakili seluruh Indonesia pada 48 sekolah yang menyatakan dirinya bertaraf Internasional dari TK hingga SMA baik sekolah negeri maupun swasta. Hasil studi berhasil memetakan profil sekolah meliputi keadaan tenaga pendidik dan pesera didik, keberadaan sarana dan prasarana, kurikulum, proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah serta pandangan dan pendapat sekolah tentang SBI.

Hasil studi membuat rekomendasi perlunya disusun sebuah model kurikulum bertaraf internasional yang dapat disejajarkan dengan kurikulummnegara maju di bidang pendidikan atau kurikulum bertaraf internasional lainnya, yang menggunakan standar yang lebih tinggi dari Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk

menghasilkan lulusan yang kompetitif pada level internasional. Dalam buku Pedoman

Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada jenjang Pendidikan dasar dan Menengah menyatakan bahwa Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional merupakan “Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional”.

Dari sisi kurikulum sekolah/madrasah bertaraf internasional harus menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), memenuhi Standar Isi, dan memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta dapat menerapkan sistem satuan kredit semester di SMP. Selain itu muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yag sama dari sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan melalui adaptasi atau adopsi. Serta menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan.

Sama halnya dengan proses pembelajaran dan penilaian diperkaya dengan model proses pembelajaran atau penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan / atau negara


(6)

maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, serta menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.

Berdasarkan hal-hal di tas perlu kiranya disusun model kurikulum untuk dapat digunakan pada sekolah yang bertaraf internasional. Model kurikulum ini selanjutnya dapat diadaptasi maupun diadopsi oleh sekolah. Berbagai metode kegiatan telah dilakukan baik melalui workshop, kajian literatur, kerja individu, maupun diskusi. Adapun langkah kegiatan telah dilaksanakan untuk mendapatkan model ini antara lain penyusunan desain pengembangan model kurikulum SBI, kajian konsep kajian kebutuhan lapangan, penyusunan model kurikulum satuan pendidikan SD, SMP, dan SMA. Kegiatan ini didahului dengan penyamaan persepsi tentang apa, mengapa, dan bagaimana kurikulum SBI serta bentuk formatnya yang dilanjutkan penyusunan model kurikulum SD, SMP, dan SMA mata pelajaran IPA, Matematika, Bahas Inggris, dan IT. Selanjutnya review model kurikulum dilanjutkan dengan ujicoba model di dua provinsi dalam Jawa yaitu Bandung -Jawa Barat dan Yogyakarta – DIY. Hasil uji coba sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan model untuk menghasilkan model yang sudah final.

B. Tujuan

Model kurikulum ini disusun untuk sekolah bertafaf internasional yang agar dapat menghasilkan lulusan yang kompetitif pada level internasional, Dengan adanya model kurikulum ini diharapkan satuan pendidikan dapat:

1. memiliki persepsi yang sama tentang pola pengembangan kurikulum SBI yang

dilakukan untuk memperkaya Standar Isi atau KTSP satuan pendidikan;

2. memiliki persepsi yang sama tentang jenis mata pelajaran yang dapat diperkaya

dari kurikulum negara maju;

3. melakukan penyesuaian baik adopsi maupun adaptasi terhadap model-model

kurikulum yang sudah ada berdasarkan kebutuhan masing-masing;

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup model adalah model kurikulum sekolah bertaraf internasional meliputi jenjang pendidikan SD, SMP, SMA sedangkan ruang lingkup mata pelajaran adalah Bahasa Inggris, Sains, Biologi, Fisika, Kimia, dan ICT/TIK sebagai berikut:


(7)

1. Model kurikulum SD terdiri dari 4 mata pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Sains, dan ICT/TIK

2. Model kurikulum SMP terdiri dari 4 mata pelajaran bahasa Inggris, Matematika,

Sains, dan ICT/TIK

3. Model kurikulum SMA terdiri dari 6 mata pelajaran bahasa Inggris, Matematika,


(8)

BAB II. KAJIAN KONSEP

A. Landasan Kebijakan

Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional secara yuridis formal berlandaskan pada:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 50 menyatakan bahwa:

Ayat (1): Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab Menteri.

Ayat (2): Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.

Ayat (3): Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan

sekurang-kurangnya satu sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah yang bertaraf internasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

dalam Pasal 61 Ayat (1) menyatakan bahwa: Pemerintah bersama-sama

pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat kabupaten/kota melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah dengan pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan, untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia.


(9)

8. Buku Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Beraraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, dalam bab IV tentang peranan Institusi berkenaan dengan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional menyatakan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) melakukan model adaptasi dan adopsi kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota OECD dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

B. Konsepsi Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional

1. Pengertian Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional merupakan “Sekolah/Madrasah yang

sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional”. Pada prinsipnya, Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional harus bisa memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

Esensi dari rumusan konsepsi Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan yaitu Sekolah/Madrasah yang sudah melaksanakan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

b. Diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan dapat dilaksanakan melalui dua cara sebagai berikut: c. Adaptasi yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam

Standar Nasional Pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan


(10)

d. Adopsi yaitu penambahan unsur-unsur tertentu yang belum ada dalam Standar Nasional Pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

2. Kurikulum, Proses Pembelajaran, dan Penilaian SBI

Selain memenuhi Standar Isi, memenuhi SKL, dan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta menerapkan sistem satuan kredit semester di SMP/MTs, model kurrikulum SBI ini memenuhi:

1. sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya masing-masing; 2. muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang

sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan

3. menerapkan standar kelulusan sekolah/madrasah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan.

Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik yang memenuhi Standar Proses.

Selain itu, proses pembelajaran ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

1) proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi sekolah/madrasah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan jiwa inovator;

2) diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;

3) menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;

4) pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa Indonesia; dan


(11)

Dalam proses pembelajaran selain menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, juga bisa menggunakan bahasa lainnya yang sering digunakan dalam forum internasional, seperti bahasa Perancis, Spanyol, Jepang, Arab, dan China.

Penilaian dilakukan untuk mengendalikan mutu pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas kinerja pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penilaian terhadap peserta didik dilakukan oleh para guru untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan yang memenuhi Standar Penilaian.

Selain itu, proses penilaian diperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

3. Karakteristik SBI dan Implementasinya terhadap Model Kurikulum

Berdasarkan konsepsi SBI di atas, ada 4 aspek yang terkait dengan karakteristik SBI yang digunakan sebagai acuan pengembangan model Kurikulum SBI yang diperkaya dengan cara mengadaptasi kurikulum dari negara anggota OECD dan / atau negara maju lainnya berstandar Internasional, yaitu:

a. Aspek Fisik

b. Aspek Intelektual

c. Aspek Sosial

d. Aspek Spiritual

Keempat aspek disebut sebagai aspek FISS dijabarkan dalam karakteristik SBI dan implikasinya terhadap kurikulum sebagai berikut:

a. ASPEK FISIK

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum 1. Melatih peserta didik

untuk disiplin dan bermotivasi tinggi agar mampu bersaing di dunia internasional.

1. Membangun budaya sekolah yang disiplin sesuai standard yang berlaku secara universal (mis: menghargai waktu, budaya antri, mengerjakan tugas tepat waktu, menghargai orisinalitas, taat pada peraturan sekolah dan negara, berani mengambil resiko, dll).

2. Merangsang peserta didik agar selalu berorientasi pada prestasi di tingkat nasional maupun internasional.

3. Membuka wawasan peserta didik agar dapat membandingkan kemajuan di negaranya dengan kemajuan di negara-negara lain.

4. Menyiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik di dalam maupun di luar negeri.


(12)

b. ASPEK INTELEKTUAL

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum 2. Menggunakan standar

yang lebih tinggi dari Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan mengadaptasi kurikulum negara lain yang sudah maju dan atau kurikulum internasional

1. Mengadaptasi dan/ atau mengadopsi (menerapkan) isi, metode, pendekatan, penilaian dan hasil pembelajaran secara komprehensif sesuai dengan standar Internasional yang diacu. 2. Mendorong guru untuk menggunakan multi metode (termasuk

riset, penulisan karya ilmiah, dan pembelajaran dengan eksperimen)

3. Mendorong peserta didik untuk menggali keterkaitan antara etika, sains, estetika, dan teknolgi (misalnya kloning) 4. Mendorong peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan

iInteraksi antara kurikulum dengan kehidupan nyata (seperti pelayanan masyarakat, kepedulian lingkungan, pendidikan kesehatan dan sosial)

5. Mendorong dan memfasilitasi peserta didik melakukan riset dan penulisan karya ilmiah.

3. Mengembangkan kemam- puan komunikasi peserta didik dengan sekurang-kurangnya satu bahasa asing

1. Menciptakan komunitas dwi-bahasa (Bilingual Community)

dalam sekolah.

2. Mendorong siswa agar mampu mengkomunikasikan gagasan, baik dalam bahasa asing maupun dalam bahasa ibu secara lisan dan tulisan

4. Menerapkan bidang ICT sebagai daya saing di dunia internasional.

1. Mendorong siswa agar mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.

2. Memberikan fasilitas yang mendukung untuk dapat menerapkan ICT dengan baik.

3. Menciptakan situasi yang ”melek” ICT di sekolah. 4. Menyediakan sofware and hardware yang memadai untuk

menerapkan ICT di sekolah. 5. Menggunakan sistem

pengelolaan

pembelajaran satuan kredit semester (sks)

1. Menggunakan sistem paket dan sistem SKS di SMP jika sekolah telah menyiapkan semua sarana dan prasarana pendukung.

2. Menerapkan sistem SKS di SMA.

c. ASPEK SOSIAL

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum 6. Mengembangkan sikap

peduli terhadap

lingkungan alam, sosial, dan budaya Indonesia

1. Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang konservasi lingkungan hidup dan menumbuhkan tanggung jawab peserta didik terhadap lingkungannya (misalnya menggunakan bahan-bahan daur ulang, menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya).

2. Menyediakan sarana untuk menunjang sikap peduli terhadap lingkungan alam (mis: tong sampah yang berbeda untuk sampah organik dan non organik, menyediakan lahan untuk bercocok tanam/green house)

3. Mendorong peserta didik mengerti mengenai masalah-masalah sosial dan berperan aktif dalam memecahkannya.


(13)

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum

4. Menyediakan pelajaran dan sarana belajar untuk tempat pengembangan minat terhadap budaya Indonesia (musik, tari-tarian, kuliner, kerajinan tangan/ketrampilan khas Indonesia, dll)

7. Menyiapkan peserta didik menjadi warga dunia yang bangga terhadap budaya bangsanya, mampu berpikir kritis dan holistik,

memecahkan masalah, mandiri serta dapat berkerja sama dengan orang lain

a. Mendorong siswa agar mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang

b. Membiasakan siswa untuk berdiskusi agar bersedia menerima perbedaan pendapat dan bekerja sama dengan orang lain c. Mendorong siswa agar mampu mandiri dan dapat menjalin

kerja sama baik dengan orang lain maupun bangsa lain

d. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kebudayaan baik bersifat nasional maupun internasional

e. Mendorong siswa agar dapat mengapresiasi karya budaya bangsa Indonesia dan bangsa lainnya.

d. ASPEK SPIRITUAL

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum 8. Mengembangkan peserta

didik menjadi manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, dan menjadi warga negara yang demokratis

1. Menjadikan peserta didik subyek pembelajaran

2. Menyediakan sarana dan media bagi peserta didik untuk mengutarakan pendapatnya sebagai warga sekolah dan warga negara yang demokratis dan menghargai pendapat orang lain. 3. Membimbing peserta didik melakukan cara belajar yang

benar (Learning How to Learn).

4. Memberikan pengenalan nilai-nilai universal

4. Sistematika Model Kurikulum SBI

Model kurikulum disusun dengan sistematika berikut: 1. Pendahuluan

2. Tujuan

3. Ruang Lingkup 4. Proses pembelajaran 5. Penilaian


(1)

BAB II. KAJIAN KONSEP

A. Landasan Kebijakan

Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional secara yuridis formal berlandaskan pada:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 50 menyatakan bahwa:

Ayat (1): Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab Menteri.

Ayat (2): Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.

Ayat (3): Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah yang bertaraf internasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam Pasal 61 Ayat (1) menyatakan bahwa: Pemerintah bersama-sama pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu sekolah pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

7. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009 menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, perlu dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat kabupaten/kota melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah dengan pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan, untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112


(2)

8. Buku Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Beraraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, dalam bab IV tentang peranan Institusi berkenaan dengan Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional menyatakan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) melakukan model adaptasi dan adopsi kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota OECD dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

B. Konsepsi Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional

1. Pengertian Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional (SBI)

Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional merupakan “Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional”. Pada prinsipnya, Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional harus bisa memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

Esensi dari rumusan konsepsi Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional tersebut dijabarkan sebagai berikut:

a. Sekolah/Madrasah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan yaitu Sekolah/Madrasah yang sudah melaksanakan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

b. Diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan dapat dilaksanakan melalui dua cara sebagai berikut: c. Adaptasi yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam

Standar Nasional Pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan


(3)

d. Adopsi yaitu penambahan unsur-unsur tertentu yang belum ada dalam Standar Nasional Pendidikan dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

2. Kurikulum, Proses Pembelajaran, dan Penilaian SBI

Selain memenuhi Standar Isi, memenuhi SKL, dan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta menerapkan sistem satuan kredit semester di SMP/MTs, model kurrikulum SBI ini memenuhi:

1. sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya masing-masing; 2. muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang

sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan

3. menerapkan standar kelulusan sekolah/madrasah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan.

Proses pembelajaran disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik yang memenuhi Standar Proses.

Selain itu, proses pembelajaran ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:

1) proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi sekolah/madrasah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan jiwa inovator;

2) diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan;

3) menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;

4) pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa Indonesia; dan


(4)

Dalam proses pembelajaran selain menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, juga bisa menggunakan bahasa lainnya yang sering digunakan dalam forum internasional, seperti bahasa Perancis, Spanyol, Jepang, Arab, dan China.

Penilaian dilakukan untuk mengendalikan mutu pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas kinerja pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penilaian terhadap peserta didik dilakukan oleh para guru untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan yang memenuhi Standar Penilaian.

Selain itu, proses penilaian diperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

3. Karakteristik SBI dan Implementasinya terhadap Model Kurikulum

Berdasarkan konsepsi SBI di atas, ada 4 aspek yang terkait dengan karakteristik SBI yang digunakan sebagai acuan pengembangan model Kurikulum SBI yang diperkaya dengan cara mengadaptasi kurikulum dari negara anggota OECD dan / atau negara maju lainnya berstandar Internasional, yaitu:

a. Aspek Fisik b. Aspek Intelektual c. Aspek Sosial d. Aspek Spiritual

Keempat aspek disebut sebagai aspek FISS dijabarkan dalam karakteristik SBI dan implikasinya terhadap kurikulum sebagai berikut:

a. ASPEK FISIK

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum

1. Melatih peserta didik untuk disiplin dan bermotivasi tinggi agar mampu bersaing di dunia internasional.

1. Membangun budaya sekolah yang disiplin sesuai standard

yang berlaku secara universal (mis: menghargai waktu, budaya antri, mengerjakan tugas tepat waktu, menghargai orisinalitas, taat pada peraturan sekolah dan negara, berani mengambil resiko, dll).

2. Merangsang peserta didik agar selalu berorientasi pada prestasi

di tingkat nasional maupun internasional.

3. Membuka wawasan peserta didik agar dapat membandingkan

kemajuan di negaranya dengan kemajuan di negara-negara lain.

4. Menyiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang


(5)

b. ASPEK INTELEKTUAL

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum

2. Menggunakan standar yang lebih tinggi dari Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan mengadaptasi kurikulum negara lain yang sudah maju dan atau kurikulum internasional

1. Mengadaptasi dan/ atau mengadopsi (menerapkan) isi,

metode, pendekatan, penilaian dan hasil pembelajaran secara komprehensif sesuai dengan standar Internasional yang diacu.

2. Mendorong guru untuk menggunakan multi metode (termasuk

riset, penulisan karya ilmiah, dan pembelajaran dengan eksperimen)

3. Mendorong peserta didik untuk menggali keterkaitan antara

etika, sains, estetika, dan teknolgi (misalnya kloning)

4. Mendorong peserta didik untuk terlibat dalam kegiatan

iInteraksi antara kurikulum dengan kehidupan nyata (seperti pelayanan masyarakat, kepedulian lingkungan, pendidikan kesehatan dan sosial)

5. Mendorong dan memfasilitasi peserta didik melakukan riset

dan penulisan karya ilmiah. 3. Mengembangkan kemam-

puan komunikasi peserta didik dengan sekurang-kurangnya satu bahasa asing

1. Menciptakan komunitas dwi-bahasa (Bilingual Community)

dalam sekolah.

2. Mendorong siswa agar mampu mengkomunikasikan gagasan,

baik dalam bahasa asing maupun dalam bahasa ibu secara lisan dan tulisan

4. Menerapkan bidang ICT sebagai daya saing di dunia internasional.

1. Mendorong siswa agar mampu menggunakan teknologi

informasi dan komunikasi dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.

2. Memberikan fasilitas yang mendukung untuk dapat

menerapkan ICT dengan baik.

3. Menciptakan situasi yang ”melek” ICT di sekolah.

4. Menyediakan sofware and hardware yang memadai untuk

menerapkan ICT di sekolah. 5. Menggunakan sistem

pengelolaan

pembelajaran satuan kredit semester (sks)

1. Menggunakan sistem paket dan sistem SKS di SMP jika

sekolah telah menyiapkan semua sarana dan prasarana pendukung.

2. Menerapkan sistem SKS di SMA.

c. ASPEK SOSIAL

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum

6. Mengembangkan sikap peduli terhadap

lingkungan alam, sosial, dan budaya Indonesia

1. Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang

konservasi lingkungan hidup dan menumbuhkan tanggung jawab peserta didik terhadap lingkungannya (misalnya menggunakan bahan-bahan daur ulang, menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya).

2. Menyediakan sarana untuk menunjang sikap peduli terhadap

lingkungan alam (mis: tong sampah yang berbeda untuk sampah organik dan non organik, menyediakan lahan untuk bercocok tanam/green house)


(6)

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum

4. Menyediakan pelajaran dan sarana belajar untuk tempat

pengembangan minat terhadap budaya Indonesia (musik, tari-tarian, kuliner, kerajinan tangan/ketrampilan khas Indonesia, dll)

7. Menyiapkan peserta didik menjadi warga dunia yang bangga terhadap budaya bangsanya, mampu berpikir kritis dan holistik,

memecahkan masalah, mandiri serta dapat berkerja sama dengan orang lain

a. Mendorong siswa agar mampu melihat masalah dari berbagai

sudut pandang

b. Membiasakan siswa untuk berdiskusi agar bersedia menerima

perbedaan pendapat dan bekerja sama dengan orang lain

c. Mendorong siswa agar mampu mandiri dan dapat menjalin

kerja sama baik dengan orang lain maupun bangsa lain

d. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan kebudayaan baik

bersifat nasional maupun internasional

e. Mendorong siswa agar dapat mengapresiasi karya budaya

bangsa Indonesia dan bangsa lainnya.

d. ASPEK SPIRITUAL

Karakteristik SBI Implikasi terhadap Kurikulum

8. Mengembangkan peserta didik menjadi manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, dan menjadi warga negara yang demokratis

1. Menjadikan peserta didik subyek pembelajaran

2. Menyediakan sarana dan media bagi peserta didik untuk

mengutarakan pendapatnya sebagai warga sekolah dan warga negara yang demokratis dan menghargai pendapat orang lain.

3. Membimbing peserta didik melakukan cara belajar yang

benar (Learning How to Learn).

4. Memberikan pengenalan nilai-nilai universal

4. Sistematika Model Kurikulum SBI

Model kurikulum disusun dengan sistematika berikut: 1. Pendahuluan

2. Tujuan

3. Ruang Lingkup 4. Proses pembelajaran 5. Penilaian