ANALISIS SHIFT SHARE 4 DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR ( KABUPATEN MADIUN, KABUPATEN BANYUWANGI DAN KABUPATEN TUBAN SERTA KABUPATEN BLITAR ).

ANALISIS SHIFT SHARE 4 DAERAH DI PROVINSI J AWA TIMUR
( KABUPATEN MADIUN, KABUPATEN BANYUWANGI DAN KABUPATEN
TUBAN SERTA KABUPATEN BLITAR )

SKRIPSI

Oleh :

EMIK NUR HIDAYATI
1011010041/ FE/ EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS SHIFT SHARE 4 DAERAH DI PROVINSI J AWA TIMUR
( KABUPATEN MADIUN, KABUPATEN BANYUWANGI DAN KABUPATEN

TUBAN SERTA KABUPATEN BLITAR )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Ekonomi Pembangungan

Oleh :

EMIK NUR HIDAYATI
1011010041/ FE/ EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
ANALISIS SHIFT SHARE 4 DAERAH DI PROVINSI J AWA TIMUR
( KABUPATEN MADIUN, KABUPATEN BANYUWANGI DAN KABUPATEN
TUBAN SERTA KABUPATEN BLITAR )
Disusun oleh :
EMIK NUR HIDAYATI
1011010041/FEB/EP
Telah Dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur
Pada tanggal 14 maret 2014

Pembimbing :

Tim Penguji

Pembimbing Utama

Ketua


Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT

Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT
Sekretaris

Dra.Ec. Niniek Imaningsih, MP
Anggota

Dra.Ec. Wiwin Priana, MT

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, ME
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
serta hidayahnya yang telah dilimpahkan sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa
untuk memenuhi tugas dan syarat akhir akademis di Perguruan Tinggi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi khususnya
Jurusan Ekonomi Pembangunan. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil
judul “ Analisis Shift Share 4 Daerah di Provinsi J awa Timur (Kabupaten
Madiun, Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Tuban dan Kabupaten Blitar)”.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih
banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan
dan pengetahuan yang ada. Walaupun demikian berkat bantuan dan bimbingan

yang diterima dari Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT, Selaku Dosen Pembimbing
Utama yang dengan penuh kesabaran telah mengarahkan dari awal untuk
memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga skripsi ini dapat tersusun dan
terselesaikan dengan baik

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi
ini.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Prof. Dr. Syamul Huda, SE, MT selaku dosen wali yang mana telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan
dan pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap hormat

khusus kepada kedua orangtuaku

yang

senantiasa

memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak
terhingga.
7. Terimakasih kepada para teman-teman saya angkatan 2010 khususnya yang
telah memberi semangat dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan
skripsi hingga selesai.

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk
penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surabaya, 03 Maret 2014

Peneliti

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................


i

Daftar Isi ...........................................................................................................

iv

Daftar Tabel......................................................................................................

viii

Daftar Gambar ................................................................................................

ix

Daftar Lampiran .............................................................................................

x

Abstraksi .........................................................................................................


xii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah....................................................................

5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................

6

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................


6

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu ..................................................................

7

2.2 Landasan Teori............................................................................

13

2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi .....................................................

13

2.2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ...........................

13

2.2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi ....................................


14

2.2.1.3 Ukuran Pertumbuhan Ekonomi .................................

15

2.2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi ......................................................................

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.2 Produk Domestik Regional Bruto ....................................

19

2.2.2.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto

........

19

2.2.2.2 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita

..........

20

2.2.2.3 Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Konstan

21

2.2.2.4 Sektor-sektor dalam Produk Domestik Regional Bruto

23

2.2.3 Analisis Shift Share .......................................................

30

2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. ..

33

2.4 Hipotesis......................................................................................

35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi oprasional dan Pengukuran variabel ..........................

36

3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................. ..........

38

3.2.1. Jenis Data........................................................................

38

3.2.2. Sumber Data ...................................................................

38

3.3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................

39

3.4. Teknik Analisis dan Pengolahan Data .................................. .

39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ....................................................

42

4.1.1. Kondisi Umum Provinsi Jawa Timur ..............................

42

4.1.2. Kondisi Umum Kabupaten Madiun

..............................

43

4.1.3. Kondisi Umum Kabupaten Banyuwangi ........................

43

4.1.4. Kondisi Umum Kabupaten Tuban ...................................

44

4.1.5. Kondisi Umum Kabupaten Blitar ...................................

45

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................

47

4.2.1 Perkembangan PDRB Sektoral Jawa Timur ....................

47

4.2.2 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Madiun ...

49

4.2.3 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Banyuwangi

51

4.2.4 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Tuban ......

52

4.2.5 Perkembanga PDRB Sektoral Kabupaten Blitar ...........

53

4.3. Hasil dan Pembahasan...............................................................

54

4.3.1. Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR) ......

54

4.3.1.1 Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR)
Kabupaten Madiun .....................................................

55

4.3.1.2 Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR)
Kabupaten Banyuwangi ............................................

56

4.3.1.3 Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR)
Kabupaten Tuban .......................................................

58

4.3.1.4 Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR)
Kabupaten Blitar ........................................................

59

4.3.2. Analisis Shift Share untuk Propotional Shift (PS) .........

60

4.3.2.1 Analisis Shift Share untuk Propotional Shift (PS)
Kabupaten Madiun .....................................................

60

4.3.2.2 Analisis Shift Share untuk Propotional Shift (PS)
Kabupaten Banyuwangi ............................................

61

4.3.2.3 Analisis Shift Share untuk Propotional Shift (PS)
Kabupaten Tuban .......................................................

63

4.3.2.4 Analisis Shift Share untuk Propotional Shift (PS)
Kabupaten Blitar ........................................................

64

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

4.3.3. Analisis Shift Share untuk Differential Shift (DS) .........

65

4.3.3.1 Analisis Shift Share untuk Differential Shift (DS)
Kabupaten Madiun .....................................................

66

4.3.3.2 Analisis Shift Share untuk Differential Shift (DS)
Kabupaten Banyuwangi ............................................

68

4.3.3.3 Analisis Shift Share untuk Differential Shift (DS)
Kabupaten Tuban .......................................................

69

4.3.3.4 Analisis Shift Share untuk Differential Shift (DS)
Kabupaten Blitar ........................................................

71

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................

73

5.2. Saran .......................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS SHIFT SHARE 4 DAERAH DI PROVINSI J AWA TIMUR
( KABUPATEN MADIUN, KABUPATEN BANYUWANGI DAN KABUPATEN
TUBAN SERTA KABUPATEN BLITAR )

Oleh :
EMIK NUR HIDAYATI
Abstraksi

Suatu pembangunan daerah merupakan motor dari pembangunan Nasional.
Karena tanpa dukungan dari daerah - daerah yang ada maka pembangunan Nasional
akan sulit untuk tercapai. Pembangunan daerah adalah buah dari inovasi dan
kombinasi daerah itu sendiri untuk pencapaian kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Salah satu indikator tercapainya suatu pembangunan daerah yaitu pertumbuhan
ekonomi yang terus meningkat. Keberhasilan pembangunan daerah juga dinilai dari
kemampuan daerah tersebut untuk mencukupi kebutuhan masyarakatnya dan
mengembangkan segala potensi yang ada.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
lembaga-lembaga yang terkait. Dalam penelian ini akan ditunjukkan secara umum
maupun rinci mengenai potensi dari beberapa daerah yang ada di Provinsi Jawa
Timur. Dalam menganalisis sektor-sektor yang akan dijadikan unggulan agar dapat
terarah pada pokok permasalahannya digunakan uji Shift - Share.
Hasil analisa menunjukkan dengan uji Shift-Share pada tiap kabupaten
terdiri dari Sektor Pertanian Sektor Penggalian dan Pertambangan, Sektor Industri
Pengolahan, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, Sektor Kontruksi, Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Keungan, Persewaan dan Jasa Perusaan,
serta Sektor Jasa-Jasa. Sehingga dapat ditentukan sektor yang dapat mendorong atau
meghambat pertumbuhan di Jawa Timur, sektor yang memiliki pertumbuhan lebih
cepat atau lambat di Jawa Timur, serta sektor yang tumbuhnya cepat atau mempunyai
keuntungan lokasional yang baik di banding sektor yang sama di daerah lain.

Kata kunci : Proportional Regional, Proportional Shift, Differential Shift.

xii
x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan merupakan proses perubahan yang dilaksanakan oleh
semua bangsa - bangsa yang ada didunia, karena pembangunan merupakan suatu
bagian yang tak terpisahkan dari usaha untuk mencapai kemajuan bagi bangsa itu
sendiri.

Sedangkan

pembangunan

nasional

merupakan

rangkaian

upaya

pembangunan yang dilakukan secara terus menerus dan meliputi seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan utama dari suatu pembangunan
nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945. Pembangunan nasional
dilaksanakan bersama oleh seluruh komponen, yakni masyarakat dan pemerintahan.
Masyarakat adalah pelaku utama sebagai motor dalam pembangunan tersebut,
sedangkan pemerintah adalah sebagai pengarah atau pengontrol yang nantinya
dapat menciptakan suasana yang menunjang satu sama lain. Pembangunan nasional
adalah dari, oleh dan untuk rakyat yang dilaksanakan di semua aspek kehidupan
dan diarahkan untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Pembangunan
dilakukan secara berencana, menyeluruh, terarah, terpadu, dan berkelanjutan dalam
rangka peningkatan taraf hidup masyarakat.
Pembangunan nasional menitik beratkan pada bidang ekonomi yang
merupakan motor penggerak utama pembangunan dan didorong dengan
pembangunan bidang lain yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu. Jadi pada

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

dasarnya, pembangunan ekonom adalah :
1.

Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat, dimana tingkat
pertumbuhan GDP melebihi tingkat pertambahan penduduk pada suatu tahun.

2.

Usaha untuk melakukan perombakan dan modernisasi dalam struktur
perekonomian yang umumnya masih bersifat tradisional.
(Aditia, 2010 : 2)
Salah satu indikasi dari pembangunan adalah terjadinya pertumbuhan

ekonomi (economic growth) yang di tujukan oleh pertambahan produksi atau
pendapatan nasional. Keberhasilan pembangunan akan dapat mempertinggi
kemampuan bangsa dalam perubahan di bidang lainnya. Salah satu tujuan
pembangunan jangka panjang bidang pertumbuhan ekonomi adalah terciptanya
stabilitas ekonomi di bidang pertanian dan industri. (Aditia, 2010 :8)
Pembangunan daerah merupakan sub-sistem dari pembangunan nasional
dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional.
Oleh karena itu pembangunan daerah dilaksanakan pada berbagai aspek kehidupan,
yang antara lain diupayakan dengan melaksanakan pembangunan di bidang
ekonomi. (Anonim, 2006 : 2)
Sehubungan dengan keinginan untuk mewujudkan pembangunan seperti
apa yang diharapkan, ada dua kondisi yang perlu diperhatikan karena dapat
berpengaruh terhadap proses perencanaan pembangunan daerah, yaitu: (1) Tekanan
yang berasal dari lingkungan dalam negeri maupun luar negeri yang mempengaruhi
kebutuhan daerah dalam proses pembangunan perekonomiannya; (2) kenyataannya
bahwa perekonoiam daerah dalam suatu negara dipengaruhi oleh setiap sektor

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

secara berbeda-beda, misalkan beberapa daerah mengalami pertumbuhan pada
sektor industrinya sedangkan daerah lain mengalami penurunan. Inilah yang
menjelaskan perbedaan perspektif masyarakat daerah mengenai arah dan makna
pembangunan daerah. (Kuncoro, 2006 : 47)
Secara umum dapat dikatakan bahwa regionalisasi kegiatan ekonomi
berhubungan erat dengan pola perkembangan, jenis ekonomi dan perubahan
peranan berbagai kegiatan ekonomi itu dalam keseluruhan kegiatan ekonomi.
Berkaitan hal tersebut, maka analisis perkembangan pembangunan suatu daerah,
makin kecil suatu wilayah akan makin mudah dalam mengidentifikasi berbagai
permasalahan dan sumber-sumber potensialnya, sehingga akan memudahkan
dalam penyusunan rencana secara komprehensif (multisektoral) dan makin mudah
untuk menetapkan sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Ada sembilan sektor
ekonomi atau kelompok lapangan usaha yang umumnya dapat dihitung dalam PDB
atau PDRB jika dalam lingkup regional/daerah.

Adapun kesembilan sektor

tersebut yaitu:
1. Sektor Pertanian
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Sektor Bangunan
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

9. Sektor Jasa-Jasa
(Anonim, 2004:12).
Dari perhitungan sektor-sektor ekonomi tersebut, kondisi struktur ekonomi
dari suatu daerah atau negara dapat ditentukan. Suatu daerah dikatakan agraris bila
peran sektor pertanian sangat dominan dalam PDRB-nya, demikian pula sebaliknya
dikatakan sebagai daerah industri bila yang lebih dominan adalah sektor industrinya.

Provinsi Jawa Timur adalah kontributor terbesar dalam PDRB setelah
Jawa Barat, karena letak sumber-sumber ekonomi yang senantiasa dipisahkan oleh
spasial/ruang, maka perkembangan ekonomi suatu daerah senantiasa berbeda
dengan dearah lainnya. Demikian juga halnya dengan permasalahan perwilayahan
pembangunan di Provinsi Jawa Timur. (Anonim, 2004:1)
Dalam penelitian ini daerah yang akan menjadi objek penelitian adalah
diantaranya terdiri dari gabungan 4 kabupaten di Jawa Timur, yakni kabupaten
Madiun, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Blitar.
Penerapan konsep pembangunan struktur Wilayah Jawa Timur diharapkan secara
efektif akan memperkecil kepincangan-kepincangan pembangunan dan perbedaan
kemakmuran antar wilayah/daerah. Sehingga kegiatan-kegiatan pembangunan
lebih dapat tersebarkan ke segenap wilayah Provinsi Jawa Timur.
Pertumbuhan ekonomi diperlukan guna menggerakkan dan memacu
pembangunan di berbagai bidang sekaligus sebagai kekuatan utama pembangunan
untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. Dalam
penelitian ini dijelaskan gambaran secara umumnya, berkaitan dengan laju
pertumbuhan ekonomi 4 Kabupaten di Provinsi Jawa Timur 2010-2011.
Dari latar belakang seperti diatas, peneliti akan menguraikan baik secara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

menyeluruh maupun secara terperinci, bagaimana perkembangan ekonomi secara
sektoral di daerah 4 wilayah Kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Maka judul yang
diangkat dalam penelitian ini adalah “Analisis Shift Share 4 Daer ah di Provinsi
J awa Timur ( Kabupaten Madiun, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten
Tuban serta Kabupaten Blitar )“

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di tarik suatu rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu :
a) Apakah ada pertumbuhan ekonomi sektoral di daerah Kabupaten Madiun,
Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Tuban serta Kabupaten Blitar yang
cenderung menghambat atau mendorong pertumbuhan di Provinsi Jawa
Timur?
b) Apakah ada sektor-sektor di masing - masing Kabupaten Madiun, Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Tuban serta Kabupaten Blitar yang tumbuh
relatif cepat atau lambat di tingkat Provinsi Jawa Timur?
c) Apakah ada sektor di masing - masing Kabupaten Madiun, Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Tuban serta Kabupaten Blitar yang tumbuhnya
cepat

atau

lambat

yang

mempunyai

keuntungan

lokasional

baik

dibandingkan sektor yang sama daerah lain?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarakan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

kemukakan sebelumnya, maka diketahui tujuan penelitian ini adalah :
a) Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi sektoral di daerah Kabupaten
Madiun, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Tuban serta Kabupaten
Blitar yang cenderung menghambat atau mendorong pertumbuhan di
Provinsi Jawa Timur.
b) Untuk mengetahui sektor-sektor di masing - masing Kabupaten Madiun,
Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Tuban serta Kabupaten Blitar yang
tumbuh relatif cepat atau lambat di tingkat Provinsi Jawa Timur.
c) Untuk mengetahui sektor di masing - masing Kabupaten Madiun, Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Tuban serta Kabupaten Blitar yang tumbuhnya
cepat

atau

lambat

yang

mempunyai

keuntungan

lokasional

baik

dibandingkan sektor yang sama daerah lain.
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari penelitian ini, dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
a)

Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya agar dapat melengkapi
kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian ini.

b)

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi-instansi terkait
dalam mengambil kebijaksanaan yang berhubungan dengan pengembangan
daerah.

c)

Sebagai kontribusi untuk menambah khasanah ilmu, khususnya untuk
perbendaharaan literatur bagi perpustakaan di "UPN Veteran" Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang
berkaitan dengan masalah sektor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi antara lain :
a. Dita, Rima (2009), dengan judul penelitian "Analisis Ekonomi Regional
(Shift Share) pada Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) III Propinsi Jawa
Timur (Kabupaten Banyuwangi)". Dapat ditarik kesimpulan : pertama
dengan analisis shift share menggunakan rumus Potensi Regional (PR)
maka kabupaten Banyuwangi mempunyai sektor-sektor yang dapat
mendorong perekonomian di Jawa timur yaitu sektor pertanian, sektor
bangunan dan sektor perdagangan. Sedangkan sektor-sektor yang dapat
menghambat perekonomian di Jawa Timur antara lain : sektor penggalian,
sektor industri, sektor Listrik, sektor Pengangkutan, dan sektor keuangan.
Kedua, dengan menggunakan rumus Propotional Shift (PS) maka
kabupaten Banyuwangi mempunyai sektor-sektor yang tumbuh relatif
cepat di tingkat propinsi Jawa Tmur yaitu sektor penggalian, sektor listrik,
sektor perdagangan, sektor pengangkutan, sektor keuangan, dan sektor
jasa-jasa. Ketiga dengan menggunakan rumus differential share (DS) maka
kabupaten Banyuwangi sektor yang pertumbuhannya lebih cepat yaitu :

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

sektor pertanian, sektor industri, sektor bangunan dan sektor perdagangan.
Untuk kabupaten Banyuwangi sektor yang pertumbuhannya relatif lebih
cepat yaitu : sektor penggalian, sektor listrik, sektor pengangkutan, sektor
keuangan dan sektor jasa-jasa.
b. Faruq, Umar (2010), dengan judul penelitian “Analisis Ekonomi
Regional pada Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) IX Provinsi Jawa
Timur (Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban)”. Dapat ditarik
kesimpulan : pertama, dengan menggunakan rumus Propotional Shift (PS)
maka kabupaten Bojonegoro memiliki sektor-sektor yang pertumbuhannya
relatif lebih cepat yaitu : sektor pertambangan, listrik, perdagangan,
pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa. Untuk kabupaten Tuban sektor
yang pertumbuhannya relatif lebih cepat yaitu : sektor pertambangan,
listrik, gas dan air bersih, perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan
jasa-jasa. Kedua, dengan menggunakan rumus differential share (DS)
maka kabupaten Bojonegoro sektor yang pertumbuhannya lebih cepat
yaitu : sektor pertambangan, industri pengolahan, kontruksi, keuangan, dan
jasa-jasa. untuk kabupaten Tuban sektor yang pertumbuhannya relatif lebih
cepat yaitu : sektor pertanian, industri pengolahan, kontruksi, perdagangan,
dan keuangan.
c. Latifah, Siti (2010), dengan judul penelitian "Analisis Sektor yang
mempercepat pertumbuhan Ekonomi di Kota Surabaya, Gresik dan
Sidoarjo". Dapat ditarik kesimpulan : pertama, dengan analisis shift share
maka secara global diketahui bahwa sektor yang banyak menyumbang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

tambahan Produk Domestik Regional Bruto di Jawa Timur adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Kedua, dengan menggunakan rumus
differential share (DS) maka kabupaten Sidoarjo memiliki sektor-sektor
yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang
sama didaerah lain, yaitu sektor-sektor yang nilai differential shiftnya lebih
besar dari nol (0) atau bernilai positif. Sektor tersebut antara lain: sektor
Listrik, Kontruksi, Pengangkutan, dan jasa-jasa. Untuk Kota Surabaya
sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan
dengan sektor yang sama didaerah lain, yaitu sektor-sektor yang nilai
differential shiftnya lebih besar dari nol (0) atau bernilai positif. Sektor
tersebut

antara

lain:sektor

Listrik,

Kontruksi,

pengangkutan dan

Perdagangan. Sedangkan untuk Kabupaten Gresik sektor-sektor yang
pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama
didaerah lain, yaitu sektor-sektor yang nilai differential shiftnya lebih besar
dari nol (0) atau bernilai positif. Sektor tersebut antara lain: sektot Industri
pengolahan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan sektor Jasa-jasa.
d. Aditya, Agung (2010), dengan judul penelitian "Analisis Ekonomi
Regional pada Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) II Propinsi Jawa
Timur (Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten
Sumenep)". Dapat ditarik kesimpulan : pertama, dengan analisis shift share
menggunakan rumus Potensi Regional (PR) kabupaten Sampang memiliki
sektor-sektor yang pertumbuhannya cenderung untuk mempercepat laju
pertumbuhan Jawa timur, yaitu sektor-sektor yang mempunyai nilai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

potential Regional lebih kecil dari ∆Q. Sektor-sektor tersebut antara lain:
sektor pertanian, sektor kontruksi, sektor perdagangan dan sektor
keuangan.

Untuk

kabupaten

Pamekasan

sektor-sektor

yang

pertumbuhannya cenderung untuk mempercepat laju pertumbuhan Jawa
timur antara lain: sektor pertanian dan kontruksi. untuk kabupaten
sumenep sektor - sektor yang pertumbuhannya cenderung untuk
mempercepat laju pertumbuhan Jawa timur antara lain: sektor pertanian,
kontruksi, perdagangan dan keuangan. Kedua, dengan menggunakan
rumus Propotional Shift (PS) maka kabupaten Sampang memiliki
sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat di tingkat propinsi,
yaitu sektor-sektor yang nilai Proportional Shiftnya memiliki nilai yang
lebih besar dari nol (0) atau memiliki nilai yang positif. Sektor-sektor
tersebut

antara

lain:

sektor

pertambangan,

listrik,

perdagangan,

pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa. Untuk kabupaten Pamekasan
sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat di tingkat Propinsi yaitu:
sektor pertambangan, listrik, perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan
jasa-jasa.

Sedangkan

untuk

kabupaten

Sumenep

sektor

yang

pertumbuhannya relatif lebih cepat di tingkat Propinsi yaitu : sektor
pertambangan,

listrik,

perdagangan,

pengangkutan,

keuangan,

dan

jasa-jasa. Ketiga, dengan menggunakan rumus differential share (DS)
maka kabupaten Sampang sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat
dibandingkan dengan sektor yang sama didaerah lain, yaitu sektor-sektor
yang nila Differential Shiftnya lebih besar dari nol (0) atau bernilai positif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Sektor tersebut antara lain: sektor pertanian, kontruksi, perdagangan, dan
keuangan. Untuk Kabupaten Pamekasan sektor yang pertumbuhannya
relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama didaerah lain
antara lain: Sektor Pertanian dan Kontruksi. Sedangkan untuk kabupaten
sumenep sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan
dengan sektor yang sama didaerah lain antara lain: Sektor Pertanian,
Kontruksi, perdagangan dan keuangan.
e. Eko, Ricky (2011), dengan judul penelitian "Analisis Sektor-Sektor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surabaya". Dapat ditarik
kesimpulan : pertama, dengan analisis shift share menggunakan rumus
Potensi Regional (PR) kota Surabaya memiliki sektor-sektor yang
pertumbuhannya cenderung untuk mempercepat laju pertumbuhan Jawa
timur, yaitu sektor-sektor yang mempunyai nilai potential Regional lebih
kecil dari ∆Q di antaranya sebagai berikut: sektor pertanian, sektor
pengangkutan, sektor keuangan dan sektor jasa-jasa. Kedua, dengan
menggunakan rumus Propotional Shift (PS) maka Kota Surabaya dapat
ditentukan sektor-sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat di tingkat
propinsi Jawa Timur, yaitu sektor-sektor yang nilai Proportional Shiftnya
memiliki nilai yang lebih besar dari nol (0) atau memiliki nilai yang positif.
Sektor-sektor tersebut antara lain: sektor pertambangan, perdagangan,
pengangkutan, keuangan, dan jasa-jasa. Ketiga, dengan menggunakan
rumus differential share (DS) maka Kota Surabaya sektor yang
pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

didaerah lain, yaitu sektor-sektor yang nilai Differential Shiftnya lebih
besar dari nol (0) atau bernilai positif. Sektor tersebut antara lain: sektor
listrik, pengangkutan, keuangan dan jasa-jasa.
f. Kaharvian, Fakhrulli (2013), dengan judul penelitian "Analisis Ekonomi
Satuan Wilayah IV (Kabupaten Jember,

Kabupaten Bondowoso,

Kabupaten Situbondo) dengan menggunakan Analisis Shift Share". Dapat
ditarik kesimpulan : pertama, dengan analisis shift share menggunakan
rumus Potensi Regional (PR) kota Situbondo memiliki sektor-sektor yang
pertumbuhannya cenderung untuk mempercepat laju pertumbuhan Jawa
Timur, yaitu sektor-sektor yang mempunyai nilai potential Regional lebih
kecil dari ∆Q, sktor-sektor tersebut antara lain: sektor Pertanian, dan sektor
Industri. Untuk kabupaten bondowoso sektor-sektor yang pertumbuhannya
cenderung untuk mempercepat laju pertumbuhan Jawa Timur antara lain :
sektor pertanian, kontruksi, industri dan jasa-jasa. Sedangkan kabupaten
Jember sektor-sektor yang pertumbuhannya cenderung untuk mempercepat
laju pertumbuhan Jawa timur antara lain: sektor pertanian, industri,
perdagangan, keuangan dan jasa-jasa. Kedua, dengan menggunakan rumus
Propotional Shift (PS) maka kabupaten Situbondo, kabupaen Bondowoso
dan kabupaten Jember memiliki sektor-sektor yang sama dalam
pertumbuhannya yang relatif lebih cepat di tingkat propinsi, yaitu
sektor-sektor yang nilai Proportional Shiftnya memiliki nilai yang lebih
besar dari nol (0) atau memiliki nilai yang positif. Sektor-sektor tersebut
antara lain: sektor pertambangan, perdagangan, pengangkutan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

keuangan. Ketiga, dengan menggunakan rumus differential share (DS)
maka kabupaten Situbondo sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat
dibandingkan dengan sektor yang sama didaerah lain, yaitu sektor-sektor
yang nila Differential Shiftnya lebih besar dari nol (0) atau bernilai positif.
Sektor tersebut antara lain: sektor pertanian dan industri. Untuk Kabupaten
Bondowoso sektor yang pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan
dengan sektor yang sama di daerah lain antara lain: Sektor Pertanian,
industri dan jasa-jasa. Sedangkan untuk kabupaten Jember sektor yang
pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan sektor yang sama
didaerah lain antara lain: Sektor Pertanian, industri, listrik, perdagangan,
keuangan dan jasa-jasa.

2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Pertumbahan Ekonomi
2.2.1.1.Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daripada
tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi
terjadi atau tidak. (Arsyad,2004:13)
Pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya pertumbuhan atau perubahan
pendapatan nasional dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan
pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. (Mahyudi,2004:1)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Pertumbuhan

ekonomi

berarti

perkembangan

kegiatan

dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan
dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.
(Sukirno,2006:9)
Melalui penjelasan tentang pertumbuhan ekonomi diatas disimpulkan
bahwasannya pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemakmuran
masyarakat yang dapat dilihat dari kenaikan pendapatan perkapita
penduduk

dari

tahun

ke

tahun

yang

dapat

menyebabkan

perubahan-perubahan, terutama terjadi perubahan menurunnya tingkat
pertumbuhan penduduk dan perubahan struktur ekonomi, baik peranannya
terhadap pembentukan pendapatan nasional, maupun peranannya dalam
penyediaan lapangan kerja.

2.2.1.2.Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi ini bisa didefinisikan sebagai penjelasan
mengenai faktor - faktor apa yang menentukan output perkapita dalam
jangka panjang dan penjelasan mengenai bagaimana faktor - faktor
tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi proses pertumbuhan
ilmu ekonomi tidak hanya terdapat satu teori pertumbuhan tetapi banyak
teori pertumbuhan, beberapa contohnya antara lain :
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh lima
faktor yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang, modal, luas tanah,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

kekayaan alam dan tingkat teknologi yang digunakan.
( Sukirno,2004:273 )S
2. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Mengenai rasio modal produksi dapat dengan mudah menglami
perubahan. Dengan perkataan lain untuk menciptakan sejumlah tertentu
produksi, dapat digunakan berbagai jumlah modal yang berbeda dengan
bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda beda pula dan sesuai dengan
yang diperlukan. ( Sukirno,2004:259 )
3. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Menurut Harrod-Domar pertumbuhan ekonomi dapat tercipta karena
adanya penanaman modal. Oleh karena itu usaha ekonomi harus
menyelamatkan proporsi tertentu

dari pendapatan nasional yaitu

menambah stok modal yang akan digunakan dalam investasi baru. Teori
ini menitik beratkan pada investasi, karena investasi menaikkan kapasitas
produksi dan juga menaikkan pendpatan. ( Todaro,2006:126 )

2.2.1.3.Ukuran Pertumbuhan Ekonomi
Untuk menentukan tingkat Pertumbuhan Ekonomi yang dicapai oleh
suatu negara perlu dihitung Pendapatan riil, yaitu produk nasional bruto
riil atau produk domstik bruto riil. Dalam perhitungan nasional dan
komponen-komponennya menurut harga tetap yaitu pada harga-harga
barang yang berlaku ditahun dasar yang dipilih.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Formula yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan
ekonomi adalah :

GNPt =

GNPt - GNPt -1
X 100%
GNPt -1

Dimana :
GNPt

= Pendapatan Nasional tahun t

GNPt-1 = Pendapatan Nasional pada tahun sebelumnya atau sebelum
tahun t
(Mahyudi,2004:5)

2.2.1.4.Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
adalah:
1. Akumulasi Modal
Menurut Arsyad (2004:214) akumulasi modal akan terjadi jika ada
bagian dari pendapatan sekarang yang akan ditabung dan kemudian
diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.
Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan, dan barang-barang baru akan
meningkatkan stok modal fisikal suatu negara yaitu jumlah nilai riil bersih
dari semua barang-barang modal produktif secara fisikal. Sehingga pada
gilirannya akan memungkinkan negara tersebut untuk mencapai tingkat
output yang kebih besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2. Barang-Barang Modal dan tingkat Teknologi
Barang-barang

modal

penting

artinya

dalam

mempertinggi

koefisienan pertumbuhan ekonomi. Di dalam masyarakat yang kurang
maju sekalipun barang-barang modal sangat besar perannya dalam
kegiatan ekonomi. Pada masa kini pertumbuhan ekonomi dunia telah
mencapai tinggi, yaitu jauh lebih modern daripada kemajuan yang dicapai
oleh suatu masyarakat yang belum berkembang. Barang-barang modal
yang sangat bertambah jumlahnya, dan teknologi yang telah menjadi
bertambah modern memegang peranan yang penting sekali dalam
mewujudkan ekonomi yang tinggi itu. (Sukirno,2006:431)
Apabila barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat
teknologi tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang akan tercapai
adalah jauh lebih rendah daripada yang dicapai pada masa kini. Tanpa
adanya perkembangan teknologi, produktivitas barang-barang modal tidak
akan mengalami perubahan dan tetap berada pada tingkat sangat rendah.
Oleh karena itu, pendapatan perkapita hanya mengalami perkembangan
yang sangat kecil. Kemajuan ekonomi yang berlaku di berbagai negara
tertutama

ditimbulkan

kemajuan

teknologi.

Kemajuan

teknologi

menimbulkan efek positif dalam pertumbuhan ekonomi dan oleh
karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih pesat. Menurut Sukirno
(2006:431) efek yang utama adalah :
a. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi keefisienan kegiatan yang
memproduksi sesuatu barang. Kemajuan seperti ini akan menurunkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

biaya produksi dan meninggikan jumlah produksi.
b. Kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang-barang baru yang
belum pernah diproduksikan sebelumnya. Kemajuan seperti ini
menambah barang dan jasa yang dapat digunakan masyarakat.
c. Kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-barang yang
diproduksikan tanpa meningkatkan harga.
3. Tenaga Kerja
Sampai saat ini khususnya di negara sedang berkembang, tenaga kerja
masih merupakan faktor produksi yang sangat dominan. Penambahan
tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output.
Seberapa banyak penambahan tenaga kerja akan terus meningkatkan
output, hal ini tergantung dari seberapa cepat terjadinya The Law of
Deminishing Return. Sedangkan cepat atau lambatnya proses The Law of
Deminishing Return sangat ditentukan oleh kualitassumber daya manusia
dan keterkaitannya dengan kemajuan teknologi produksi. Selama ada
sinerji antara tenaga kerja dan teknologi, penambahan tenaga kerja akan
memacu pertumbuhan ekonomi. Sayangnya, jumlah tenaga kerja yang
dapat dilipatkan dalam proses produksi semakin sedikit bila tekonologi
yang digunakan makin tinggi. Timbullah imbang korban antara efisiensi
produktifitas dan kesempatan kerja. Untuk meningkatkan output secara
efisien , pilihan yang nasional adalah teknologi padat modal. Harga dari
pilihan tersebut adalah menciutnya kesempatan kerja.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

4. Uang
Dalam perekonomian modern, uang memegang peranan dan fungsi
sentral. Semakin banyak uang yang digunakan dalam proses produksi,
makin besar output yang dihasilkan. Tetapi dengan jumlah uang yang sama,
dapat dihasilkan output yang lebih besar jika penggunaannya efisien.
Ksimpulannya uang akan sangat memberi kontribusi bagi pertumbuhan
ekonomi, selama penggunaannya efisien.
5. Kewirausahaan
Kewirusahaan

disini

didefinisikan

sebagai

kemampuan

dan

keberanian mengambil resiko guna memperoleh keuntungan. Para
pengusaha mempunyai perkiraan yang matang bahwa input yang
dikombinasikannya akan menghasilkan barang dan jasa, yang akan
dibutuhkan masyarakat. Kemampuan mengombinasikan input ini disebut
sebagai kemampuan inovasi (Manurung,2006:145-147)

2.2.2. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB )
2.2.2.1.Pengertian Produk Domestik Regional Bruto
Definisi Produk Domestik Regional Bruto adalah total nilai prodksi dan
barang jasaang diproduksidisuatu wilayah tertentu dalam waktu tertentu
biasanya dalam waktu satu tahun. Produk Domestik Regional Bruto ini
digunakan untuk berbagai tujuan seperti mengukur perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi daerah, kontribusi sektor, ketimpangan pendapatan
dan sebagainya. ( Anonim, 2004:2 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Definisi - definisi yang berhubungan dengan Produk Domestik Regional
Bruto menurut beberapa pendapat diantaranya :
1.

Produk Domestik Regional Bruto adalah total nilai produksi barang dan jasa
yang diproduksikan di suatu daerah tertentu dalam waktu tertentu biasanya
dalam 1 tahun. Oleh karena itu maka Produk Domestik Regional Bruto
menunjukkan kemampuan suatu daerah tertentu dalam menghasilkan
pendapatan atau jasa kepada faktor - faktor yang ikut berperan serta dalam
proses produksi di daerah setempat. Pertumbuhan ekonomi dalam negeri
yang tercermin dalam Produk Domestik Regional Bruto sangat besar
pengaruhnya terhadap besar kecilnya konsumsi masyarakat. ( Kuncoro,
2006 : 27 )

2.

Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai total atau segenap output akhir
yang dihasilkan oleh suatu perekonomian ( baik yang dilakukan oleh
penduduk warga negara maupun orang - orang dari negara lain yang
bermukim di negara tersebut. ( Todaro dan Smith, 2004 : 56)

2.2.2.2.Poduk Domestik Regional Bruto Per Kapita
Bila Produk Domestik Regional Bruto dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun yang ditinggal disuatu wilayah, maka akan diperoleh
suatu Produk Domestik Regional Bruto per kapita. Dari keterangan diatas
maka dapat dinotasian sebagai berikut :
PDRB Perkapita =

GDP
Jumlah Penduduk

( Anonim,2010:35 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.2.2.3.Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Konstan
Angka - angka pendapatan Regional atas harga konstan 1993 sangat
penting untuk melihat prkembangan riil dari tahun ke tahun bagi setiap
agregat ekonomi yang diamati. Agegat yang dimaksud tersebut merupakan
Produk Domestik Regional Bruto

secara kesuluruan nilai tambah

sektoral/Produk Domestik Regional Bruto sektoral ataupun komponen
penggunaan Produk Domestik Regional Bruto.
Pada dasarnya dikenal empat cara untuk memperoleh nilai tambah
sektoral atas harga konstan, yaitu sebagai berikut:
1.

Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan 1993 dapat diperoleh dengan cara
membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku pada masing - masing tahun
dengan indeks harganya. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator
biasanya merupakan indeks harga konsumen, indeks harga perdagangan
besar dan sebagainya. Tergantung indeks mana yang dianggap lebih cocok.
Indeks harga tersebut dapat pula dipakai sebagai inflator, yang berarti nilai
tambah atas dasar harga yang berlaku diperoleh dengan mengalikan nilai
tambah atas dasar harga konstan dengan indeks tersebut.

2.

Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda ini, yang dideflasikan adalah output dan biaya antara,
sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara outpun dan biaya antara
hasil pendeflasian tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai delator
biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

besar sesuai dengan cakupan komoditiya, sedangkan indeks harga untuk
biaya antara adalah indeks harga dari komponen input besar. Dalam
kenyataannya, sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara,
disamping komponennya terlalu banyak, juga karena sulit dicari indeks harga
yang cukup mewakili sebagai deflator. Oleh karena itu didalam perhitungan
nilai tambah atas dasar harga konstan, deflasi berganda ini belum banyak
dipakai, termasuk dalam publikasi ini.
Perhitungan komponen penggunaan Produk domestik regional Bruto atas
dasar harga konstan juga dilakukan dengan menggunakan cara - cara diatas,
tetapi mengingat terbatasnya data yang tersedia maka cara deflasi dan
ekstrapolasi lebih banyak dipakai.
3.

Revaluasi
Cara ini dilakukan dengan menilai produksi dan biaya antara masing masing tahun dengan harga pada tahun dasar 1993. Hasilnya merupakan
output dab biaya antara atas dasar harga konstan 1993. Selanjutnya nilai
tambah bruto atas dasar konstan diperoleh dari selisih antara output dan biaya
antara atas dasar harga konstan 1993. Dalam praktek sangat sulit melakukan
revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen
input yang sangat beragam, disamping data harga yang tersedia tidak dapat
memenuhi semua kebutuhan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar
harga konstan biasanya diperoleh dari perkalia antara outpit atasdasar harga
konstan masing - masing tahun dengan rasio ( tetap ) biaya antara terhadap
output pada tahun dasar atau dengan rasio biaya antara terhadap output pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

tahun berjalan.
4.

Ekstrapolasi
Nilai tambah masing - masing tahun atas dasar harga konstan 1993 diperoleh
dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 1993 dengan indeks
kuantum produksi indeks ini bertindak sebagai ekstrapolator yang dapat
merupakan indeks dari masing - masing kuantum produksi yang dihasilkan
ataupun indeks dari berbagai indikator kuantum produksi lainnya. Seperti
tenaga kerja, jumlah perusahaan yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan
yang sedang dihitung. Ekstrapolator dapat juga dilakukan terhadap output
atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio nilai tambah
terhadap output akan diproleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga
konstan. ( Aditya, 2010 : 27-30 )

2.2.2.4.Sektor - sektor dalam Produk Domestik Regional Bruto
Dalam perhitungan nilai Produk Domestik Regional Bruto menurut
pendekatan produksi, unit - unit produksi produksi dikelompokkan menjadi
sembilan sektor atau lapangan usaha. Komponen - komponen yang terdapat
dalam kesembilan sektor tersebut, terdiri atas :
1.

Sektor Pertanian
Sektor pertanian ini terbagi menjadi lima bagian subsektor yaitu :
a. Tanaman Bahan Makanan
Subsektor ini mencakup komoditi bahan makanan seperti padi, jagung,
ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai, sayur -

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

sayuran, buah - buahan, kentang, kacang hijau dan tanaman pangan
lainnya
b.

Tanaman Perkebunan Rakyat
Komoditi yang dicakup adalah hasil tanaman perkebunan yang
diusahakan oleh rakyat seperti jambu mete, kelapa, kopi, kapok, kapas,
tebu, tembakau, dan cengkeh.

c. Tanaman Perkebunan Besar
Kegiatan yang dicakup dalam subsektor ini adalah kegiatan yang
memproduksi komoditi perkebunan yang diusahakan oleh perusahaan
perkebunan besar seperti karet, teh, kopi, coklat, minyak sawi, tebu dan
tanaman lainnya.
d.

Peternakan dan Hasil-hasilnya
Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas
maupun hasil-hasil ternak seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing,
serta hasil pemotongan ternak. Produksi ternak diperkirakan sama
dengan jumlah ternak yang dipotong, ditambah perubahan stok populasi
ternak da ekspot netto ternak.

e. Kehutanan
Subsektor kehutanan mencakup