ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR (KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN NGAWI, DAN KABUPATEN TRENGGALEK).

ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI
J AWA TIMUR (KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN
NGAWI, DAN KABUPATEN TRENGGALEK)

SKRIPSI

Oleh :

ANIK FITRIANA
0911010008/FE/IE

Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI
J AWA TIMUR (KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN
NGAWI, DAN KABUPATEN TRENGGALEK)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J urusan Ekonomi Pembangunan

Oleh :

ANIK FITRIANA
0911010008/FE/IE
Kepada

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI J AWA TIMUR
(KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN NGAWI, KABUPATEN
TRENGGALEK)
Disusun Oleh:
ANIK FITRIANA
0911010008 / FE / IE
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembanguna Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 31 Mei 2013
Pembimbing :
Tim Penguji :
Pembimbing Utama

Ketua


Dr s. Ec. Wiwin Priana, MT

Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT

NIP. 366019400251

NIP. 195908281990031001
Sekretaris

Dra. Ec. Niniek Imaninggsih, MP
NIP. 196111201987032001
Anggota

Drs. Ec. Wiwin Priana, MT
NIP. 366019400251
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM

NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
serta hidayahnya yang telah dilimpahkan sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa
untuk memenuhi tugas dan syarat akhir akademis di Perguruan Tinggi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi khususnya
Jurusan Ekonomi Pembangunan. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil
judul “ Analisis Shift Share 3 Daerah Di Provinsi J awa Timur (Gresik,
Ngawi, Trenggalek)”.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan yang ada. Walaupun demikian berkat bantuan dan
bimbingan yang diterima dari Drs. Ec. Wiwin Priana, MT, Selaku Dosen

Pembimbing Utama yang dengan penuh kesabaran telah mengarahkan dari awal
untuk memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga skripsi ini dapat tersusun
dan terselesaikan dengan baik.
Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan

Nasional

“Veteran”

Jawa

Timur,

yang

telah


memberikan banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna
pelaksanaan skripsi ini.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP, selaku Ketua Program Studi
Ilmu Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa
Timur.
4. Bapak-bapak dan ibu Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Keluarga tercinta terutama kedua orang tuaku dan adekku yang banyak
memberikan dorongan moril dan spiritual atas terselesaikannya skripsi
ini.
6. Fahmi Syaddad yang telah membantu memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh


mahasiswa

dari

Jurusan

Ilmu

Ekonomi

Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, serta semua pihak
yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang selalu memotivasi,
membantu, dan mendukung peneliti dalam meyelesaikan skripsi ini.
Semoga penyusun skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, baik
sebagai bahan kajian maupun sebagai salah satu sumber informasi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, 27 Februari 2013


Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................

i

DAFTAR ISI ......................................................................................................

iii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................

vii


DAFRAT TABEL ..............................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

x

ABSTRAKSI ......................................................................................................

xi

BAB I

PENDAHULUAN ..............................................................................

1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................


1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................

6

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................

6

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................

7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA.... ..................................................................

8

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................... .


8

2.2 Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu ........................................................ .

15

2.3 Landasan Teori ............................................................................................. .

15

2.3.1 Teori Lokasi ................................................................................... .

15

2.3.2 Perencanaan Pembangunan ............................................................. .

17

2.3.3 Perencanaan Pembangunan Daerah ................................................. .

22

2.3.4 Produk Domestik Regional Bruto ................................................... .

27

2.3.4.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto .................... .

27

2.3.4.2 Teori Produk Domestik Regional Bruto ............................ .

29

2.3.4.3 Produk Domestik Regional Bruto Perkapita ...................... .

30

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.4.4 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan .......................................................................... .

30

2.3.4.5 Sektor-sektor dalam Produk Domestik
Regional Bruto ............................................................... .

33

2.3.5 Pertumbuhan Ekonomi .................................................................... .

41

2.3.5.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi ............................................ .

41

2.3.5.2 Ukuran Pertumbuhan Ekonomi ......................................... .

42

2.3.6 Analisis Shift Share ......................................................................... .

43

2.4 Kerangka Pikir ...............................................................................................

48

2.5 Hipotesis ........................................................................................................ .

50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................

50

3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................... .

50

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............................................. .

50

3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................................. .

51

3.3.1 Jenis Data ....................................................................................... .

51

3.3.2 Sumber Data ................................................................................... .

51

3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... .

52

3.5 Teknik Analisis dan Pengolahan Data .......................................................... .

52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................................... .

55

4.1.1 Gambaran Umum Dari Provinsi Jawa Timur ............................. .

55

4.1.2 Gambaran Umum 3 Daerah ....................................................... .

56

4.1.2.1 Kondisi Umum Kabupaten Gresik ................................... .

56

4.1.2.2 Kondisi Umum Kabupaten Ngawi.................................... .

57

4.1.2.3 Kondisi Umum Kabupaten Trenggalek ............................ .

59

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................................. .

60

4.2.1 Perkembangan PDRB Sektoral Provinsi Jawa Timur .................. .

60

4.2.2 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Gresik ...................... .

62

4.2.3 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Ngawi ...................... .

64

4.2.4 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Trenggalek............... .

65

4.3 Hasil Dan Pembahasan ................................................................................... .

66

4.3.1 Analisis Shift Share Untuk Potential Regional (PR) ................... .

66

4.3.1.1 Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR)
Kabupaten Gresik ............................................................. .

66

4.3.1.2 Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR)
Kabupaten Ngawi ............................................................ .

68

4.3.1.3 Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR)
Kabupaten Trenggalek ..................................................... .

69

4.3.2 Analisis Shift Share Untuk Proportional Shift ............................. .

71

4.3.2.1 Analisis Shift Share Untuk Proportional Shift
Kabupaten Gresik .......................................................... .

71

4.3.2.2 Analisis Shift Share Untuk Proportional Shift
Kabupaten Ngawi .......................................................... .

72

4.3.2.3 Analisis Shift Share Untuk Proportional Shift
Kabupaten Trenggalek .................................................. .

74

4.3.3 Analisis Shift Share Untuk Differential Shift ................................... .

75

4.3.3.1 Analisis Shift Share Untuk Differential Shift
Kabupaten Gresik .......................................................... .

75

4.3.3.2 Analisis Shift Share Untuk Differential Shift
Kabupaten Ngawi .......................................................... .

77

4.3.3.3 Analisis Shift Share Untuk Differential Shift
Kabupaten Trenggalek .................................................. .

79

4.4 Analisis 3 Kabupaten. .................................................................................... .

80

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.5 Kebijakan ....................................................................................................... .

82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. .

84

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... .

84

5.2 Saran ......................................................................................................... .

87

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1

Gaambar 2

Permintaan dan penawaran agregat dalam posisi ekonomi
yang seimbang ............................................................................ .

29

Kerangka Pikir ........................................................................... .

48

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
TABEL 1

Proses Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah ..............

24

TABEL 2

Perkembangan PDRB Jawa Timur Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2010 - 2011 .................................................................

61

Perkembangan PDRB Kabupaten Gresik Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2010 - 2011 ...................................................

63

Perkembangan PDRB Kabupaten Ngawi Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2010 - 2011 ...................................................

64

TABEL 3

TABEL 4

TABEL 5

Perkembangan PDRB Kabupaten Trenggalek Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2010 - 2011 ................................................... 65

TABEL 6

Hasil Perhitungan Potential Regional (PR)
Kabupaten Gresik ...................................................................

67

Hasil Perhitungan Potential Regional (PR)
Kabupaten Ngawi...................................................................

68

Hasil Perhitungan Potential Regional (PR)
Kabupaten Trenggalek ...........................................................

70

Hasil Perhitungan Propotional Shift (PS)
Kabupaten Gresik.......................................................................

71

Hasil Perhitungan Propotional Shift (PS)
Kabupaten Ngawi................................................................. ....

73

Hasil Perhitungan Propotional Shift (PS)
Kabupaten Trenggalek............................................................. .

74

Hasil Perhitungan Differential Shift (DS)
Kabupaten Gresik.............................................................. .......

76

Hasil Perhitungan Differential Shift (DS)
Kabupaten Ngawi.....................................................................

77

Hasil Perhitungan Differential Shift (DS)
Kabupaten Trenggalek..............................................................

89

Hasil Perbandingan Kabupaten Gresik, Kabupaten Ngawi, dan
Kabupaten Trenggalek ...........................................................

81

TABEL 7

TABEL 8

TABEL 9

TABEL 10

TABEL 11

TABEL 12

TABEL 13

TABEL 14

TABEL 15

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Hasil Perhitungan Potential Regional (PR) di Kabupaten Gresik,
Kabupaten Ngawi, KabupatenTrenggalek

Lampiran 2

Hasil Perhitungan Proportional Shift (PS) di Kabupaten Gresik,
Kabupaten Ngawi, KabupatenTrenggalek

Lampiran 3

Hasil Perhitungan Differential Shift (DS) di Kabupaten Gresik,
Kabupaten Ngawi, KabupatenTrenggalek

Lampiran 4

Perkembangan PDRB Sektoral Provinsi Jawa Timur Tahun 20102011

Lampiran 5

Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Gresik Tahun 20102011

Lampiran 6

Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Ngawi Tahun 20102011

Lampiran 7

Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Trenggalek Tahun
2010-2011

Lampiran 8

Hasil Perhitungan Potential regional (PR) Kabupaten Gresik
Tahun 2010-2011

Lampiran 9

Hasil Perhitungan Potential regional (PR) Kabupaten Ngawi
Tahun 2010-2011

Lampiran 10 Hasil Perhitungan Potential regional (PR) Kabupaten Trenggalek
Tahun 2010-2011
Lampiran 11 Hasil Perhitungan Proportional Shift (PS) Kabupaten Gresik
Tahun 2010-2011
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Proportional Shift (PS) Kabupaten Ngawi
Tahun 2010-2011
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Proportional Shift (PS) Kabupaten Trenggalek
Tahun 2010-2011
Lampiran 14 Hasil Perhitungan Differential Shift (DS) Kabupaten Gresik Tahun
2010-2011
Lampiran 15 Hasil Perhitungan Differential Shift (DS) Kabupaten Ngawi Tahun
2010-2011

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Lampiran 16 Hasil Perhitungan Differential Shift (DS) Kabupaten Trenggalek
Tahun 2010-2011
Lampiran 17 Beberapa Gambar yang mewakili Sektor Pertumbuhan Lebih Cepat
di Kabupaten Gresik
Lampiran 18 Beberapa Gambar yang mewakili Sektor Pertumbuhan Lebih Cepat
di Kabupaten Ngawi
Lampiran 19 Beberapa Gambar yang mewakili Sektor Pertumbuhan Lebih Cepat
di Kabupaten Trenggalek

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI J AWA TIMUR
(KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN NGAWI, DAN KABUPATEN
TRENGGALEK)
Oleh :
Anik Fitriana
ABSTRAKSI
Pembangunan daerah merupakan motor dari pembangunan nasional.
Karena dari dukungan dari daerah-daerah yang ada maka pembangungan nasional
akan sulit untuk tercapai. Pembangunan daerah adalah buah dari inovasi dan
kombinasi daerah itu sendiri untuk pencapaian kemajuan dan kesejahteraan
bersama. Salah satu indikator tercapainya suatu pembangunan daerah adalah
pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Artinya pertumbuhan ekonomi
dapat terus meningkat seiring dengan perbaikan-perbaikan yang ada pada sektor
pendorong ekonomi. Keberhasilan pembangunan daerah juga dinilai dari
kemampuan daerah tersebut untuk mencukupi kebutuhan masyarakatnya dan
mengembangkan segala potensi yang ada. Setiap daerah mempunyai potensi yang
berbeda, ini dapat dilihat dari keunggulan masing-masing sektor ekonomi. Tentu
saja dengan keanekaragaman karakter daerah yang ada, maka berbeda pula
keunggulan dari sektor-sektor ekonomi tersebut.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari lembagalembaga terkait, antara lain pemerintah Kabupaten Gresik, Kabupaten Ngawi, dan
Kabupaten Trenggalek. Dalam menganalisis sektor-sektor yang akan dijadikan
unggulan agar dapat terarah pada pokok permasalahannya, digunakan uji Shift
Share dengan menggunakan analisa terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Gresik, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Trenggalek.
Hasil analisis menunjukkan dengan uji Shift Share, maka secara singkat
diperoleh bahwa Kabupaten Trenggalek memiliki baik PDRB perkapita maupun
persentase pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan unggul di bandingkan dengan
Kabupaten Gresik dan Kabupaten Ngawi.
Kata kunci : Sektor yang mendorong pertumbuhan produksi di Provinsi Jawa
Timur (Provincial Regional), sektor ekonomi yang pertumbuhannya
relative cepat (Propotional Share), sektor yang mempunyai
keuntungan lokasional (Differential Share).

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Beberapa unsur pembangunan terletak pada usaha melakukan
kombinasi

baru

dalam kegiatan perekonomian

yang

didalamnya

terkandung berbagai kemungkinan yang ada dalam keadaan yang
berkembang dan mantap. Kombinasi baru ini muncul dalam bentuk apa
yang disebut sebagai inovasi. (Anonim, 2000 : 103)
Pembangunan merupakan proses terjadinya perubahan yang
dilakukan oleh semua bangsa - bangsa yang ada didunia, karena
pembangunan merupakan salah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
usaha untuk memajukan pertumbuhan ekonomi bagi bangsa itu sendiri.
Sedangkan

pembangunan

nasional

merupakan

rangkaian

upaya

pembangunan yang dilakukan secara terus menerus dan meliputi seluruh
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan utama dari suatu
pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur yang merata berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar
1945. Pembangunan nasional dilaksanakan bersama oleh seluruh
komponen, yakni masyarakat dan pemerintahan. Masyarakat adalah
pelaku utama sebagai motor dalam pembangunan tersebut, sedangkan
pemerintah adalah sebagai pengarah atau pengontrol yang nantinya dapat
menciptakan suasana yang menunjang satu sama lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Pembangunan nasional adalah dari, oleh dan untuk rakyat yang
dilaksanakan di semua aspek kehidupan dan diarahkan untuk mencapai
kemajuan dan kesejahteraan. Pembangunan dilakukan secara berencana,
menyeluruh, terarah, terpadu, dan berkelanjutan dalam rangka peningkatan
taraf hidup masyarakat.
Pembangunan nasional menitik beratkan pada bidang ekonomi
yang merupakan motor penggerak utama pembangunan dan didorong
dengan pembangunan bidang lain yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu. Jadi pada dasarnya, pembangunan ekonomi adalah :
1.

Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat, dimana

tingkat pertumbuhan GDP melebihi tingkat pertambahan penduduk pada
suatu tahun.
2.

Usaha untuk melakukan perombakan dan modernisasi dalam struktur

perekonomian yang umumnya masih bersifat tradisional.
(Aditia, 2010 : 2)
Pembangunan adalah terjadinya pertumbuhan ekonomi (economic
growth) yang di tujukan oleh pertambahan produksi atau pendapatan
nasional.

Keberhasilan pembangunan akan

dapat

mempertinggi

kemampuan bangsa dalam perubahan di bidang lainnya. Salah satu tujuan
pembangunan jangka panjang bidang pertumbuhan ekonomi adalah
terciptanya stabilitas ekonomi di bidang pertanian dan industri.
(Aditia, 2010 : 8)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Pembangunan daerah merupakan sub-sistem dari pembangunan
nasional dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pembangunan

nasional.

Oleh

karena

itu

pembangunan

daerah

dilaksanakan pada berbagai aspek kehidupan, yang antara lain diupayakan
dengan melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi.
(Anonim, 2006 : 2)
Sehubungan dengan keinginan untuk mewujudkan pembangunan
seperti apa yang diharapkan, ada dua kondisi yang perlu diperhatikan
karena dapat berpengaruh terhadap proses perencanaan pembangunan
daerah, yaitu: (1) tekanan yang berasal dari lingkungan dalam negeri
maupun luar negeri yang mempengaruhi kebutuhan daerah dalam proses
pembangunan perekonomiannya; (2) kenyataannya bahwa perekonoiam
daerah dalam suatu negara dipengaruhi oleh setiap sektor secara berbedabeda, misalkan beberapa daerah mengalami pertumbuhan pada sektor
industrinya sedangkan daerah lain mengalami penurunan. Inilah yang
menjelaskan perbedaan perspektif masyarakat daerah mengenai arah dan
makna pembangunan daerah. (Kuncoro, 2006 : 47)
Secara umum dapat dikatakan bahwa regionalisasi kegiatan
ekonomi berhubungan erat dengan pola perkembangan, jenis ekonomi dan
perubahan peranan berbagai kegiatan ekonomi itu dalam keseluruhan
kegiatan ekonomi. Berkaitan hal tersebut, maka analisis perkembangan
pembangunan suatu daerah, makin kecil suatu wilayah akan makin mudah
dalam mengidentifikasi berbagai permasalahan dan sumber-sumber

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

potensialnya, sehingga akan memudahkan dalam penyusunan rencana
secara komprehensif (multisektoral) dan makin mudah untuk menetapkan
sasaran-sasaran yang ingin dicapai.
Ada sembilan sektor ekonomi atau kelompok lapangan usaha yang
umumnya dapat dihitung dalam PDB atau PDRB jika dalam lingkup
regional/daerah. Adapun kesembilan sektor tersebut yaitu:
1.

Sektor pertanian

2.

Sektor pertambangan dan penggalian

3.

Sektor industri pengolahan

4.

Sektor listrik, gas dan air bersih

5.

Sektor bangunan

6.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran

7.

Sektor pengangkutan dan komunikasi

8.

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

9.

Sektor jasa-jasa

(Anonim, 2004 : 12)
Dari perhitungan sektor-sektor ekonomi tersebut, kondisi struktur
ekonomi dari suatu daerah atau negara dapat ditentukan. Suatu daerah
dikatakan agraris bila peran sektor pertanian sangat dominan dalam
PDRB-nya, demikian pula sebaliknya dikatakan sebagai daerah industri
bila yang lebih dominan adalah sektor industrinya.
Provinsi Jawa Timur adalah kontributor terbesar dalam PDRB
setelah Jawa Barat, karena letak sumber-sumber ekonomi yang senantiasa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

dipisahkan oleh spasial / ruang, maka perkembangan ekonomi suatu
daerah senantiasa berbeda dengan daerah lainnya. Demikian juga halnya
dengan permasalahan perwilayahan pembangunan di Provinsi Jawa Timur.
(Anonim, 2004 : 1)
Dalam penelitian ini daerah yang akan menjadi objek penelitian
adalah . Diantaranya terdiri dari gabungan 3 Kabupaten di Jawa Timur,
yakni Kabupaten Gresik, Ngawi dan Trenggalek.
Penerapan konsep pengembangan struktur wilayah Jawa Timur
diharapkan secara efektif akan memperkecil kepincangan-kepincangan
pembangunan dan perbedaan kemakmuran antar wilayah/daerah. Sehingga
kegiatan-kegiatan pembangunan lebih dapat tersebarkan ke segenap
wilayah Provinsi Jawa Timur.
Pertumbuhan ekonomi diperlukan guna menggerakkan dan
memacu pembangunan di berbagai bidang sekaligus sebagai kekuatan
utama pembangunan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya. Dalam penelitian ini dijelaskan gambaran secara umumnya,
berkaitan dengan laju pertumbuhan ekonomi 3 Kabupaten di Provinsi
Jawa Timur 2010 – 2011. (Anonim, 2011 : 50)
Dari ulasan mengenai laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Kabupaten Trenggalek memiliki tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi dibanding daerah lain diantara sektor-sektor lainnya.
(Anonim, 2011 : 70)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Dari latar belakang seperti diatas, peneliti akan menguraikan baik
secara menyeluruh maupun secara terperinci, bagaimana perkembangan
ekonomi secara sektoral di daerah 3 wilayah Kabupaten di Provinsi Jawa
Timur. Maka judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Analisis
Shift Share 3 daerah di provinsi jawa timur (gresik, Ngawi dan,
Trenggalek)”.

1.2

Rumusan Masalah

1. Apakah ada pertumbuhan produksi sektoral di 3 daerah (Gresik, Ngawi,
dan Trenggalek) tersebut yang cenderung menghambat atau mendorong
pertumbuhan di provinsi Jawa Timur?
2. Apakah ada sektor-sektor di masing-masing Kabupaten

di 3 daerah

(Gresik, Ngawi, dan Trenggalek) tersebut yang tumbuh lebih cepat atau
lambat di bandingkan di tingkat Provinsi Jawa Timur?
3. Apakah ada sektor di masing-masing Kabupaten yang tumbuhnya cepat
atau mempunyai keuntungan lokasional baik di banding sektor yang sama
di daerah lain dalam lingkup 3

daerah (Gresik, Ngawi, Trenggalek)

tersebut?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk

mengetahui

sektor

mana

yang

mendorong/menghambat

pertumbuhan ekonomi di daerahnya pada 3 daerah (Gresik, Ngawi, dan
Trenggalek) di Provinsi Jawa Timur.
2. Untuk mengetahui sektor mana yang memiliki pertumbuhan cepat/lambat
pada masing-masing kabupaten di

3 daerah

(Gresik, Ngawi, dan

Trenggalek) di Provinsi Jawa Timur.
3. Untuk mengetahui sektor yang mempunyai keuntungan lokasional
baik/buruk bila dibanding sektor yang sama di daerah lain pada masingmasing kabupaten di

3 daerah (Gresik, Ngawi, dan Trenggalek) di

Provinsi Jawa Timur.

1.4

Manfaat Penelitian
Diharapkan dari penelitian ini, dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya agar dapat melengkapi
kekurangan – kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi intansi-instansi terkait
dalam

mengambil

kebijaksanaan

yang

berhubungan

dengan

pengembangan daerah.
3. Sebagai kontribusi untuk menambah khasanah ilmu, khususnya untuk
perbendaharaan literatur bagi perpustakaan di UPN “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8888

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Hasil - hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
masalah ekonomi regional atau mengenai analisis shift share yang pernah
disampaikan oleh :

1.

Ildia Ayu Izzati ( 2007 )
Judul penelitiannya adalah “Analisis Shift Share dan Tipologi
Daerah Pada Satuan Wilayah Pembangunan I (SWP I) Provinsi Jawa
Timur. Skripsi tersebut membahas tentang ekonomi regional di Satuan
Wilayah Pembangunan I Jawa Timur yang terdiri dari 5 daerah dan 2
kotamadya yaitu, Kabupaten Sidoarjo, Kbupaten Mojokerto, Kotamadya
Mojokerto,

Kabupaten

Lamongan,

Kabupaten

Gresik,

Kabupaten

Bangkalan, Kotamadya Surabaya. Dari penelitian yang menggunakan
analisis LQ (Location Quotient) dan shift share ini dapat diketahui bahwa
sektor yang menjadi prioritas pembangunan di kabupaten/kota SWP I
adalah: sektor pertanian di Kab. Bangkalan; sektor pertambangan di Kab.
Mojokerto; sektor industri pengolahan di Kab. Gresik; sektor listrik, air
dan gas di kab.Gresik; sektor konstruksi di kota Mojokerto; sektor
perdagangan kab. Sidoarjo; sektor angkutan di kota Mojokerto; sektor
keuangan di Kab. Sidoarjo; dan sektor jasa-jasa di Kab. Sidoarjo.
Diharapkan dengan memprioritaskan pembangunan sektor-sektor ini

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

selanjutnya

akan

lebih

menumbuhkan

perekonomian

daerah

Kabupaten/kota SWP I, maupun dalam tingkat regional Jawa Timur.
2.

Bagus Herwindro ( 2000 )
Judul penelitiannya adalah “Analisis Ekonomi Regional Terhadap
Perkembangan Ekonomi di Satuan Wilayah Pembangunan VII Jawa Timur
1993-1998)”. Skripsi tersebut membahas tentang ekonomi regional di
Satuan Wilayah Pembangunan VII Jawa Timur yang terdiri dari 6 daerah
kabupaten dan 2 daerah kotamadya yaitu Kabupaten Trenggalek,
Tulungagung, Kediri, Blitar, Jombang, Nganjuk, dan Kotamadya Kediri
serta Blitar, dengan periode penelitian selama 6 tahun yakni mulai tahun
1993 sampai dengan 1998. Skripsi ini didasarkan pada teori basis ekonomi
dengan menggunakan analisis Location Quotient untuk membedakan
sektor-sektor perekonomian daerah menjadi 2, yaitu sektor basis dan non
basis. Selain itu skripsi ini juga didasarkan pada hasil analisis shift share,
dimana dengan analisis tersebut dapat diketahui kekuatan suatu sektor bila
dibandingkan dengan daerah lain, dapat diketahui juga kecepatan
pertumbuhan suatu sektor dibandingkan daerah acuan serta untuk
mengetahui daya dukung suatu sektor terhadap daerah acuan.
Dari kedua analisis tersebut diatas, maka dapat disusun skala
prioritas pengembangan sektor terpilih di Satuan Wilayah Pembangunan
VII Jawa Timur, maupun di tiap daearah tingkat II dalam SWP VII Jawa
Timur serta penentuan lokasi pengembangna tiap-tiap sektor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

3.

Idham Nurcholid ( 2000 )
Dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Sektor Basis dalam
Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Dengan Menggunakan Pendekatan
Export Base Model”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis
pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur selama periode 1986-1997. Teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Export Base Model yang
dikemukakan oleh Douglas C. North. Dalam teori tersebut dinyatakan
bahwa ekspor merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi
daerah. Untuk itu perekonomian daerah dibagi menjadi dua sektor, yaitu
sektor basis (sektor ekspor) dan sektor non basis (sektor lokal). Untuk
mengetahui suatu sektor itu termasuk sektor basis atau non basis
digunakan metode Location Quotient (LQ). Dari metode LQ diketahui
bahwa yang terus-menerus menjadi sektor basis (LQ >1) selama periode
1986-1997 adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor
listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta
sektor jas-jasa. Sedangkan sektor bangunan dan sektor penga tan dan
komunikasi menjadi sektor basis hanya pada tahun 1987-1989.
Untuk mengetahui dan menguji pengaruh ekspor sektor basis
terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, digunakan analisis regresi
sederhana melalui dua model, yaitu model liniar dan model log-ganda.
Hasil analisis menunjukan bahwa pengaruh ekspor sektor basis terhadap
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah signifikan, baik yang dibentuk
secara linier maupun non linier (model log-ganda). Selain itu, hasil analisis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

juga menunjukkan bahwa hubungan antara ekspor sektor basis dengan
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah positif. Hal ini berarti ekspor
basis benar-benar berperan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Jawa Timur.
4.

Zakik ( 2002 )
Dengan judul penelitian “Analisis Kebijakan Pembangunan
Regional Di Jawa Timur Dalam Rangka Implementasi Otonomi Daerah
Tahun 1990-2000”. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari 37
Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, dilakukan dari tahun 1990
sampai tahun 2000. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan
alat

analisis

berupa

formula-formula

yang

berhubungan

dengan

permasalahan yaitu Location Quotient, Wilkinson Indeks, dan Shift share.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terjadinya kesenjangan
pertumbuhan ekonomi antar daerah di Jawa Timur sangat dipengaruhi
letak geografis, potensi daerah, investasi swasta, penerapan kebijaksanaan
pembangunan daerah yang kurang tepat serta tingkat ketergantungan yang
tinggi terhadap pemerintah pusat. Sedangkan penerapan kebijaksanaan
otonomi daerah belum menunjukkan hasil yang signifikan terhadap
pembangunan dan kemandirian daerah. Pemerintah daerah mengalami
kesulitan dalam menetapkan kebijaksanaan daerahnya seiring dengan
pelimpahan wewenang serta perimbangan dana dari Pemerintah Pusat. Hal
ini menunjukkan keadaan yang sama antara adanya kebijakan otonomi
daerah ataupun tidak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

5.

Ramli ( 2004 )
Dengan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Beberapa
Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Melalui Strategi Dasar
Perencanaan Ekonomi Di Kabupaten Sidoarjo”. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pertumbuhan sektor-sektor ekonomi dan sektor-sektor
basis yang memberikan kontribusi terhadap tingkat pendapatan suatu
daerah serta meningkatkan pertumbuhan

ekonomi daerah,

maka

diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sektor-sektor potensial
yang terdapat di daerah sehingga dapat memberikan masukan kepada
pemerintah daerah dalam menentukan strategi dasar perencanaan
perencanaan ekonomi untuk menghadapi otonomi daerah. Variabelvariabel yang digunakan adalah pertumbuhan propinsi (N), bauran industri
(M), keunggulan kompetitif (C), laju pertumbuhan sektor di wilayah teliti
(rij), laju pertumbuhan sektor di Propinsi (rin), laju pertumbuhan propinsi
(rn), pendapatan sektor diwilayah teliti (Yij), pendapatan sektor di propinsi
(Yin), pendapatan

propinsi (Yn). Variabel yang digunakan dalam

menentukan sektor basis adalah besaran suatu kegiatan tertentu didaerah
yang diteliti (vi), besaran total seluruh kegiatan didaerah yang diteliti (vt),
besaran suatu kegiatan tertentu dalam daerah yang lebih luas (Vi), besaran
total seluruh kegiatan didaerah yang lebih luas (Vt). Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu PDRB Kabupaten Sidoarjo
dan PDRB Propinsi Jawa Timur atas dasar harga konstan 1993 dari tahun
1991-2002 diperoleh dari BPS Jawa Timur. Alat analisis menggunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

pendekatan analisis shift share dengan model LQ (Location Quotient).
Hasil analisis shift share menunjukan bahwa petumbuhan sektor industri
pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor keuangan, sewa
dan jasa perusahaan, yang dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan
propinsi, bauran industri, dan keunggulan kompetitif menunjukan tingkat
perubahan yang positif di Kabupaten Sidoarjo.
6.

Ari Sulistiawan ( 2005 )
Dengan penelitian yang berjudul “Analisis potensi sektoral di Nusa
Tenggara

Timur

periode

1995-1999”.

Penelitian

yang

memakai

pendekatan kualitatif dengan menggunakan data terukur ini, memiliki
beberapa variabel yang dipergunakan dalam penelitian diantaranya :
pendapatan domestik regional bruto, proposional shift, diferensial shift,
sektor ekonomi basis, dan sektor ekonomi non basis. Analisis yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis Location Quotient dan
analisis shift share. Kompilasi dua analisis tersebut dapat mengidentifikasi
sektor terpiih tersebut adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran di
Kabupaten Belu, Kabupaten sikka, Kabupaten ende, dan Kota Kupang.
Sektor listrik, gas dan air minum di Kabupaten sikka, Kabupaten Ende,
Kabupaten Ngada dan Kota Kupang. Hasil lainnya adalah daerah yang
dapat dijadikan pusat pertumbuhan yaitu Kabupaten Sikka, Kabupaten
Timor Tengah Selatan, Kabupaten Alor dan Kota Kupang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

7.

Ristyo Adi ( 2008 )
Dengan penelitian yang berjudul “Shift share tahun 1988-1996
dalam pertunbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia”, penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan deskriptif bertujuan untuk menganalisis
pembangunan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia periode 1988-1996.
Alat analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode shift share, dimana metode ini membutuhkan sumber informasi
baik PDB nasional maupun PDRB tiap provinsi di kawasan timur
Indonesia. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahuibahwa pertumbuhan
ekonomi sektoral tiap provinsi di KTI dalam kaitannya dengan
perekonomian nasional dan dapat menjadi sumber informasi mengenai
daerah-daerah yang pertumbuhannya lambat di KTI. Oleh karena itu dari
penelitian yang bersangkutan dapat diperoleh hasil terdapat 6 sektor yang
memiliki pertumbuhan cepat di tingkat nasional yaitu, sektor industri
pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan; sektor
perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi;
dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Provinsi yang perlu
mendapat perhatian dari pemerintah adalah Maluku, karena provinsi
tersebut termasuk dalam pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
rendah serta termasuk dalam kategori depresed region.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2

Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada kesempatan kali ini
berbeda dengan penelitian - penelitian sebelumnya. Secara umum
perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan
penelitian yang dilakukan sekarang terletak pada kurun waktu, ruang
lingkup, dan teknik analisis yang dipergunakan. Berdasarkan penelitian
terdahulu seperti yang telah disebutkan diatas, yang juga merupakan dasar
acuan untuk penelitian kali ini dengan judul “Analisis shift Share dan 3
Daerah di Provinsi Jawa Timur (Gresik, Ngawi, Trenggalek)”, dengan
menggunakan analisis Shift share Daerah nantinya penelitian ini akan
mencari Potensi Regional (PR), Pergeseran Proporsional (PS), Dan
Pergeseran yang berbeda (DS). diharapkan dari hasil penelitian ini akan
dapat menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.

2.3

Landasan Teori

2.3.1 Teori Lokasi
Terdapat beberapa teori lokasi yang cukup mewakili untuk
menunjang landasan teori dalam penelitian ini, diantaranya adalah :
1. Space Cost Theory
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith dari hasil studi analisis
tentang lokasi industri secara geografi Dari analisanya ia menerapkan
suatu pendekatan yang terbukti lebih praktis terhadap berbagai rumusan
tentang teori lokasi industri. Menurut Adam Smith, lokasi yang paling

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

menguntungkan/efisien bagi suatu industri adalah dimana penerimaan total
lebih besar daripada biaya total atas dasar asumsi maksimalisasi laba dan
output konstan dan sebaliknya bila biaya total ternyata lebih besar dari
penerimaan total, maka lokasi tersebut adalah merugikan / tidak efisien.
Analisis ini dapat dipergunakan pula untuk menentukan lokasi industri
dengan memperhitungkan antara faktor biaya dan pasar / permintaan. Dari
segi pasar / permintaan antara lain dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
masyarakat, letak industri terhadap bahan mentah, kualitas dan kuantitas
tenaga kerja, sarana transportasi dan komunikasi, faktor lingkungan dan
pemerintah (pajak dan subsidi).
2. Teori Lokasi Industri
Weber (1909) adalah orang yang pertama menggarap teori tentang
lokasi industri secara komprehensif. Teori lokasi dari weber ini didasarkan
dari penerapan teori Von Thunen yang berprinsip bahwa pengusaha akan
memilih lokasi yang paling kecil. Untuk itu Weber mengemukakan faktorfaktor yang mempengaruhi lokasi industri atau terbagi dalam dua
kelompok yaitu :
1.

Regional Factors, yang terdiri ayas biaya pengangkutan dan tenaga
kerja.

2.

Local Factors, yaitu kekuatan-kekuatan aglomerasi dan deglomerasi,
terutama letak dan sifat bahan mentah.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

3. Teori Tempat Sentral
Teori ini diperkenalkan oleh seorang geograf Jerman yang bernama
Christaller pada tahun 1933. Ia mengemukakan konsep tentang
pembentukan

sistem

kota,

dari

studi

empirik

konsep

tersebut

dikembangkan teori-teori yang sudah ada pada waktu itu yakni dari Weber
(1909) dan Thunnen (1826). Dikatakan bahwa kota adalah sebagai pusat
atau sentralisasi kegiatan dari daerah sekitar yang kemudian disebut
sebagai tempat sentral, yang menghubungkan perdagangan setempat
dengan dunia luar. Sistem yang diciptakan didasarkan pada dua faktor
lokasi yaitu biaya transfer dan aglomerasi ekonomi. (Bayu, 2009 : 15-17)
2.3.2 Per encanaan Pembangunan
Perencanaan adalah suatu persiapan langkah dan kegiatan yang
disusun atas pemikiran yang logis untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Menurut Albert Waterson, perencanaan adalah melihat kedepan dengan
mengambil pilihan berbagai alternatif dan kegiatan untuk mencapai tujuan
masa depan tersebut dengan terus menerus mengikuti agar supaya
pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan. (Adisasmita, 2010 : 171)
Perencanaan ekonomi adalah upaya pemerintah secara sengaja
untuk mengkordinir pengambilan keputusan ekonomi dalam jangka
panjang serta mempengaruhi, mengatur dan dalam beberapa hal
mengontrol tingkat dan laju pertumbuhan berbagai variabel ekonomi yang
utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditentukan
sebelumnya. (Todaro dan Smith, 2006 : 64)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Ada empat elemen dasar dalam suatu perencanaan, yaitu : 1)
merencanakan

berarti

memilih,

2)

perencanaan

merupakan

alat

pengalokasian sumber daya, 3) perencanaan merupakan alat untuk
mencapai tujuan, 4) perencanaan berorientasi ke masa depan.
(Arsyad, 1999 : 19)
Dapat dilihat dari beberapa definisi perencanaan diatas, maka
secara singkat dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah menetapkan
suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencapai suatu tujuan. (Anonim, 2000 : 4)
Tujuan dari suatu perencanaan menurut Hatta, adalah mengadakan
suatu perekonomian nasional yang diatur, yang direncanakan tujuannya
dan jalannya. (Arsyad, 1999 : 21)
Sedangkan definisi dari pembangunan dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yakni: 1) bagi masyarakat adalah sebagai perubahan yang terjadi
di sekitar tempat tinggalnya (baik fisik maupun non fisik) dan dalam
segala aspek kehidupan, 2) bagi perencana pembangunan adalah usaha
untuk mentransmisikan pengetahuan yang dianggap efektif dan efisien
sekaligus memperkenalkan dan menerapkan lembaga yang merupakan
wadah pembangunan tersebut. (Anonim, 2009 : 2)
Pendapat lain dari Myrdal, mengartikan pembangunan sebagai
pergerakan keatas dari seluruh sistem sosial. Ada pula yang lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

menekankan terhadap pentingnya pertumbuhan dengan perubahan (growth
with change), terutama perubahan nilai-nilai dan kelembagaan.
(Kuncoro, 2006 : 11)
Proses pembangunan di semua masyarakat paling tidak harus memiliki
tiga tujuan inti sebagai berikut :
1.

Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang
kebutuhan hidup yang pokok, seperti pangan; sandang; papan; kesehatan;
dan perlindungan keamanan.

2.

Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa penigkatan
pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja,
perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai
kultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak hanya untuk
memperbaiki

kesejahteraan

materiil,

melainkan

juga

membuat

membuatkan harga diri pribadi dan bangsa yang bersangkutan.
3.

Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial sebagai setiap individu serta
bangsa secara keseluruhan, yakin dengan membebaskan mereka dari
belitan sikap menghamba dan ketergantungan, bukan hanya terhadap
orang atau negara / bangsa lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang
berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka.
(Todaro dan Smith, 2006 : 28)
Salah satu aspek pembangunan regional adalah pembangunan
ekonomi yang bertujuan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

perubahan struktur ekonomi. Hoover dan Fisher berpendapat bahwa
pembangunan ekonomi regional dapat melalui beberapa tahapan yang
meliputi :
1. Subsistensi ekonomi
Dalam tahapan ini masyarakat hanya dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri pada tingkat cukup untuk hidup sehari-hari. Kehidupan
penduduk sebagian besar masih tergantung pada sektor pertanian dan
mengumpulkan hasil alam lainnya.
2.

Pengembangan transportasi dan spesialisasi lokal
Pada tahap ini telah terdapat peningkatan baik dalam prasarana
maupun sarana transportasi yang berakibat pada terjadinya spesialisasi
baru diluar pertanian, dimana hasil produksi, bahan dasar, dan
pemasarannya masih terbatas dan tergantung pada daerah pertanian
yang bersangkutan

3.

Perdagangan antar daerah
Pada tahap ini telah terjadi perkembangan perdagangan antar daerah.
Hal ini mungkin saja terjadi karena telah terjadi perbaikan di bidang
transportasi dan perubahan di sektor kegiatan dari arah peningkatan
produksi jenis ekstensifikasi menjadi pertanian yang lebih dititik
beratkan pada intensifikasi.

4.

Industrialisasi
Dengan makin bertambahnya penduduk dan menurunnya potensi
produksi pertanian serta kegiatan ekstratif lainnya, daerah dipaksa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

untuk mengembangkan sumber pendapatan dan lapangan kerja, yaitu
melalui industrialisasi dengan lebih menitikberathan pada kegiatankegiatan yang menyangkut industri manufaktur serta pertambangan
dan galian.
5.

Spesialisasi daerah
Pada tahap ini daerah telah sampai pada tingkat spesialisasi kegiatan,
baik barang dan jasa untuk keperluan penjualan kedaerah lain
termasuk tenaga ahli dan jasa-jasa khusus.

6.

Aliran faktor produksi antar daerah
Peningkatan
menaikkan

infrastruktur
tingkat

dan arus

mobilisasi

faktor

informasi pada
produksi

antar

akhirnya
daerah.

(Fembyantara, 2009 : 18)
Dengan demikian, pembangunan harus dipandang sebagai suatu
proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar
atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional,
di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan
ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Jadi, pada
hakikatnya pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu
masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa
mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan individual
maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya, untuk bergerak
maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik, secara
material maupun spiritual. (Todaro dan Smith, 2004 : 21)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2.3.3

Perencanaan Pembangunan Daerah
Daerah merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang
terkai