ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR KABUPATEN ( GRESIK ,PACITAN DAN BONDOWOSO ).

ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI J AWA TIMUR
KABUPATEN (GRESIK, PACITAN DAN BONDOWOSO)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
NORMA FAJ AR LUTFI
1011010005/FEB/EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWATIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI J AWA TIMUR
KABUPATEN (GRESIK,PACITAN DAN BONDOWOSO)
Disusun oleh :

NORMA FAJ AR LUTFI
1011010005/FEB/EP
Telah Dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur
Pada tanggal 14 maret 2014

Pembimbing :

Tim Penguji

Pembimbing Utama

Ketua

Dra.Ec. Wiwin Priana, MT

Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT
Sekretaris


Dra.Ec. Niniek Imaningsih, MP
Anggota

Dra.Ec. Wiwin Priana, MT

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, ME
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, peneliti memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya
sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan keberuntungan

yang dimiliki peneliti, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
mengambil judul “Analisis Shift Share 3 Daerah Di J awa Timur Kabupaten
(Gresik,Pacitan Dan Bondowoso )” tepat waktu.
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada
jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta
pengarahan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan
kerendahan hati yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada yang terhormat dosen pembimbing Bapak Drs. Ec. Wiwin Priana MT.
yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dan terima kasih kepada banyak pihak, yaitu :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Sudarto MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, ME. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP. Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
4. Bapak Drs.Ec. Wiwin Priana, MT. Selaku dosen wali yang mana telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah
dengan ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa
perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap hormat khusus kepada kedua orang tua dan saudara-saudara kami
yang senantiasa memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun
materiil yang tak terhingga.
7. Rekan – rekan angkatan 2010

Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur, atas segala bantuan dan dukungannya.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu–per satu yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian Skripsi.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan peneliti. Oleh karena
itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk
penelitian selanjutnya.

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Akhir kata, semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikkannya skripsi ini, sehingga
dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh berbagai pihak
yang berkepentingan.

Surabaya ,10 Maret 2014

Penulis


iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................

i

Daftar Isi ...........................................................................................................

iv

Daftar Tabel......................................................................................................

vii


Daftar Gambar ................................................................................................

viii

Daftar Lampiran .............................................................................................

ix

Abstraksi .........................................................................................................

xi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................

1


1.2 Perumusan Masalah....................................................................

5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................

6

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................

6

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ..............................................................

7

2.2. Perbedaan Penelitian Terdahulu .............................................


12

2.3. Landasan Teori......................................................................

13

2.3.1. Teori Lokasi ....................................................................

13

2.3.2. Perencanaan Pembangunan..........................................

15

2.3.3. Perencanaan Pembagunan Daerah...............................

20

iv


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4. Produk Domestik Regional Bruto................................ ........

25

2.4.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto.... ...

25

2.4.2. Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita.... ...

26

2.4.3. Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan........................................

27


2.4.4. Sektor – sektor dalam produk Domestik

BAB III

Regional Bruto ..................................................

29

2.5. Analisis Shift Share.................................................. ............

38

2.6. Kerangka Pikir................................................................. ....

42

2.7

43

Hipotesis...............................................................................

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian .............................................................

45

3.2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................

45

3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................................

46

3.3.1. Jenis Data................................................................ .....

46

3.3.2. Sumber Data................................................................

46

3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

46

3.4.1. Studi Kepustakaan .......................................................

46

3.4.2. Studi Lapangan ...............................................................

47

3.5. Teknik Analisi da Pengumpulan Data. ..................................

47

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ....................................................
4.1.1. Kondisi Umum Kabupaten Gersik

BAB V

49

................................

49

4.1.2. Kondisi Umum Kabupaten Pacitan .................................

50

4.1.3. Kondisi Umum Kabupaten Bondowoso .........................

52

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................

53

4.2.1 Perkembangan PDRB Sektoral Jawa Timur ..................

53

4.2.2 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Gersik ........

54

4.2.3 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Pacitan .......

56

4.2.4 Perkembangan PDRB Sektoral Kabupaten Bondowoso

57

4.3. Hasil dan Pembahasan...............................................................

58

4.3.1. Analisis Shift ....................................................................

58

4.3.2. Analisis Shift Share untuk Potential Regional (PR) .......

59

4.3.3. Analisis Shift Share untuk Propotional Shift (PS) .........

62

4.3.4. Analisis Shift Share untuk Differential Shift (DS) .........

64

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................

68

5.2. Saran .......................................................................................

70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI J AWA TIMUR
KABUPATEN ( GRESIK ,PACITAN DAN BONDOWOSO )
Oleh :
NORMA FAJ AR LUTFI
Abstraksi

Pembangunan daerah adalah tujuan dari pembangunan Nasional. Karena tanpa
dukungan dari daerah - daerah yang ada maka pembangunan Nasional akan sulit
untuk tercapai. Pembangunan daerah adalah sub-sistem dari pembangunan nasional
dan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari pembangunan nasional. Oleh
karena itu pembangunan daerah di laksanakan pada berbagai aspek kehidupan, yang
antara lain di upayakan dengan melaksanakan pembangunan dibidang ekonomi. Salah
satu indikator tercapainya suatu pembangunan daerah yaitu pertumbuhan ekonomi
yang terus meningkat. Keberhasilan pembangunan daerah juga dinilai dari
kemampuan daerah tersebut untuk mencukupi kebutuhan masyarakatnya dan
mengembangkan segala potensi yang ada.
Penelitian ini bertujuan agar perekonomian yang ada di 3 daerah provinsi jawa
timur kabupaten Gresik ,Pacitan dan Bondowoso , harus tumbuh dan berkembang
lebih cepat dan mendorong kegiatan masyarakat yang akhirnya meningkatkan
kesejahteraan .Hasil penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
lembaga-lembaga yang terkait. Dalam penelian ini akan ditunjukkan secara umum
maupun rinci mengenai potensi dari beberapa daerah yang ada di Provinsi Jawa
Timur. Dalam menganalisis sektor-sektor yang akan dijadikan unggulan agar dapat
terarah pada pokok permasalahannya digunakan uji Shift - Share.
Hasil analisa menunjukkan dengan uji Shift-Share pada tiap kabupaten terdiri
dari Sektor Pertanian Sektor Penggalian dan Pertambangan, Sektor Industri
Pengolahan, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, Sektor Kontruksi, Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Keungan, Persewaan dan Jasa Perusaan,
serta Sektor Jasa-Jasa. Sehingga dapat ditentukan sektor yang dapat mendorong atau
meghambat pertumbuhan di Jawa Timur, sektor yang memiliki pertumbuhan lebih
cepat atau lambat di Jawa Timur, serta sektor yang tumbuhnya cepat atau mempunyai
keuntungan lokasional yang baik di banding sektor yang sama di daerah lain.
Kata Kunci : Propotional Regional, Propotional Shift, Diffrensial Shift

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Unsur utama pembangunan terletak pada usaha melakukan kombinasi
baru dalam kegiatan perekonomian yang di dalamnya terkandung berbagai
kemungkinan yang ada dalam keadaan yang berkembang dan mantap.
Kombinasi baru ini muncul dalam bentuk apa yang di sebut sebagai inovasi
(Anonim,2000:103).
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
di lakukan secara terus menerus dan meliputi seluruh aspek kehidupan
masyarakat ,bangsa dan negara . Tujuan utama dari pembangunan nasional
adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
berdasarkan pancasila dan undang – undang Dasar 1945. Pembangunan
nasional menitik beratkan pada bidang ekonomi yang merupakan motor
penggerak utama pembangunan dan di dorong dengan pembangunan bidang
lain yang di laksanakan secara serasi dan terpadu .Jadi pada dasarnya
pembangunan ekonomi adalah :
1. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat ,di mana
tingkat pertumbuhan GDP melebihi tingkat pertambahan penduduk pada
suatu tahun .
2. Usaha untuk melakukan perombokan dan modernisasi dalam struktur
perekonomian yang umumnya masih bersifat tradisional. (Aditia,2010:2 ).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Indikasi dari pembagunan adalah terjadinya pertumbuhan ekonomi
(economic growth) yang di tunjukan oleh pertambahan produksi atau
pendapatan nasional.keberhasilan pembangunan akan dapat mempertinggi
kemampuan bangsa dalam perubahan di bidang lainnya salah satu tujuan
pembangunan jangka panjang di bidang petumbuhan ekonomi adalah
terciptanya stabilitas ekonomi di bidang pertanian dan indutri (Aditia,
2010:8).
Pembangunan daerah merupakan sub-sistem dari pembangunan
nasional dan merupakan bagian yang tidak dapatdi pisahkan dari
pembangunan nasional. Oleh karena itu pembangunan daerah di laksanakan
pada berbagai aspek kehidupan, yang antara lain di upayakan dengan
melaksanakan pembangunan dibidang ekonomi. ( Anonim ,2006 : 2 )
Sehubungan dengan keinginan untuk mewujudkan pembangunan
seperti apa yang di harapkan, ada dua kondisi yang perlu di perhatikan karena
dapat berpengaruh terhadap proses perencanaan pembangunan daerah, yaitu :
1. Tekanan yang berasal dari lingkungan dalam negeri maupung luar negeri
yang mempengaruhi kebuuhan daerah dalam proses pembagunan
perekonomian .
2. Kenyataannya bahwa perekonomian daerah dalam suatu negara di
pengaruhi oleh setiap sektor secara berbeda- beda , misalkan beberapah
daerah mengalami pertumbuhan pada sektor industrinya sedangkan daerah
lain mengalami penurunan. Inilah yang menjelaskan perbedaan perspektif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

masyarakat daerah mengenai arah dan makna pembangunan daerah
(Kuncoro , 2005 :47 )
Secara umum dapat di katakan bahwa regeonalisasi kegiatan ekonomi
berhubungan erat dengan pola perkembangan, jenis ekonomi dan perubahan
peranan berbagai kegiatan ekonomi itu dalam keseluruhan kegiatan ekonomi.
Berkaitan hal tersebut,maka analisis perkembangan pembangunan suatu
daerah, makin kecil suatu wilayah akan makin mudah dalam mengindetifikasi
berbagai permasalahan dalam sumber-sumber potensialnya, sehingga akan
memudahkandalam penyusunan rencana secara komprehensip(multisektoral)
dan makin mudah untuk menetapkan sasaran-sasaran yang ingin di capai.
Ada Sembilan sektor ekonomi atau kelompok lapangan usaha yang
umumnya dapat di hitung dalam PDB atau PDRB jika dalam lingkup regional
daerah . Adapung Sembilan sektor yaitu :
1. Sektor pertanian
2. Sektor pertambangan dan penggalian
3. Sektor industry pengelolahan
4. Sektor listrik, gasa dan air bersih
5. Sektor pembangunan
6. Sektor perdagangan , hotel dan restoran
7. Sektor pengangkutan dan komunikasi
8. Sektor Keuangan , persewaan dan jasa perusahaan
9. Sektor jasa- jasa( Anonim , 2002 :12 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Dari perhitungan sektor-sektor ekonomi tersebut kondisi struktur
ekonomi dari suatu daerah atau negara dapat di tentukan.Suatu daerah di
katakana agraris bila sektor pertanian sangat dominan dalam PDRB–
nya,demikian pula sebaliknya di katakana sebagai daerah industry bila yang
lebih dominan adalah sektor industrinya.
Provinsi Jawa Timur adalah contributor terbesar dalam PDRB
setelah Jawa Barat,karena letak sumber-sumber ekonomi yang senantiasa di
pisahkan oleh spasial / ruang, maka perkembangan ekonomi suatu daerah
senantiasa berbeda dengan daerah lainnya. Demikian juga halnya dengan
permasalahan

perwilayahan

pembangunan

di

provinsi

Jawa

Timur(Anonim,2004 :1).
Dalam penelitian ini daerah yang akanmenjadi objek penelitian
adalah. Di antaranya terdiri dari gabungan 3 kabupaten di Jawa Timur,
yakni Kabupaten Gresik, pacitan dan bondowoso.
Penerapan konsep pengembangan struktur wilayah Jawa Timur di
harapkan

secara

efektifakan

memperkecil

kepincangan-kepincangan

pembangunan dan perbedaan kemakmuran antar wilayah / daerah. Sehingga
kegiatan-kegiatan pembangunan lebih dapat tersebarkan ke segenap wilayah
Provinsi Jawa Timur.
Pertumbuhan ekonomi di perlukan guna menggerakan dan memacu
pembangunan di berbagai bidang sekaligus sebagai kekuatan utama
pembangunan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan danhasilhasilnya. Dalam penelitian ini di jelaskan gambaran secara umumnya,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

berkaitan dengan laju pertumbuhan ekonomi 3 Kabupaten di Provinsi Jawa
Timur 2010-2011 (Anonim,2011 : 50 ).
Dari ulasan mengenai laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Bondowoso memiliki tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
di banding daerah lain di antara sektor -sektor lainnya(Anonim, 2011 : 70).
Dari latar belakang seperti di atas, penelitian akan menguraiakn
baik secara meneyeluruhmaupun secara terperinci,bagaimana perkembangan
ekonomi secara sektoral di daerah 3 wilayah Kabupaten Jawa Timur. Maka
judul yang di angkat dalam penelitian adalah ‘’Analisis Shift Share 3 daerah
di Provinsi Jawa Timur ( Gresik, Pacitan dan Bondowoso )’’.

1.2. Perumusan Masalah .
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka dalam penelitian
ini dapat di rumuskan pokok permasalahan :
1. Apakah terdapat sektor – sektor yang mendorong / menghambat
pertumbuhan ekonomi di 3 daerah( Gresik,Pacitan dan Bondowoso) di
Provinsi Jawa Timur ?
2. Apakah terdapat sektor-sektor yang pertumbuhannya tumbuh relatif cepat
atau lambat di masing-masing Kabupaten di 3 daerah ( Gresik,Pacitan dan
Bondowoso ) di bandingkan di tingkat Provinsi Jawa Timur ?
3. Apakah terdapat sektor di masing-masing Kabupaten yang tumbuhnya
cepat atau mempunyai keuntungan lokasional baik di banding sektor yang
sama di daerah lain dalam lingkup 3 daerah ( Gresik,Pacitan dan
Bondowoso ) tersebut ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sektor mana yang mendorong/menhambat pertumbuhan
ekonomi di daerah pada 3 daerah ( Gresik, Pacitan dan Bondowoso ) di
Provinsi Jawa Timur.
2. Untuk mengetahui sektor mana yang memiliki pertumbuhan cepat / lambat
pada masing-masing Kabupaten di 3 daerah ( Gresik, Pacitan dan
Bondowoso ) di Provinsi Jawa Timur .
3. Untuk mengetahui sektor di masing-masing Kabupaten yang tumbuhnya
cepat atau mempunyai keuntungan lokasional baik di banding sektor yang
sama di daerah lain dalam lingkup 3 daerah ( Gresik,Pacitan dan
Bondowoso )

1.4 Manfaat Penelitian
Di harapkan dari penelitian ini, dapat di peroleh mamfaat sebagai berikut:
1. Sebagai referensi untuk penelitian selangjutnya agar dapat melengkapi
kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi instansi – instansi terkait
dalam

mengambil

kebijaksanaan

yang

berhubungan

dengan

pengembangan daerah.
3. Sebagai kontribusi untuk menambah khasanah ilmu, khususnya untuk
perbendaharaan literature bagi perpustakaan di UPN’’Veteran’’Jawa
Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah
ekonomi regional atau mengenai analisi shift share yang pernah di sampaikan
oleh:
1. Herwindro (2000:57)
Judul Penelitian adalah “Analisis Ekonomi Regional terhadap
Perkembangan

Ekonomi di Satuan Wilayah Pembangunan VII Jawa

Timur 1993-1998 )’’. Skripsi tersebut membahas tentang ekonomi regional
di Satuan Wilayah Pembangunan VII Jawa Timur yang terdiri dari 6
daerah kabupaten dan 2 daerah kotamadya yaitu kabupaten Trenggalek,
Tulungangung, Kediri, blitar, jombang ,nganjuk, dan kotamadya Kediri
serta Blitar, dengan periode penelitian selama 6 tahun yakni mulai tahun
1993-1998. Skripsi ini di dasarkan pada teori basis non basis
ekonomidengan

menggunakan

analsis

Location

Quontient

untuk

membedakan sector-sektor perekonomian daerah menjadi 2, yaitu sektor
basis dan non basis. selain itu skripsi ini juga di dasarkan pada hasil
analisis shift share, di mana dengan analisis tersebut dapat diketahui
kekuatan suatu sektor bila di bandingkan dengan daerah lain, dapat di
ketahui juga kecepatan pertumbuhan suatu sektor di bandingkan daerah
acuan serta untuk mengetahui daya dukung suatu sektor terhadap daerah

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

acuan. Dari kedua analisis tersebut di atas, maka dapat di susun skala
prioritas pengembangan sektor terpilih di Satuan Wilayah Pembangunan
VII Jawa Timur, maupun di tiap daerah tingkat II dalam SWP VII Jawa
Timur serta penentuan lokasi pengembangan tiap-tiap sektor.
2. Yanto (2006 : 74 )
Dengan judul penelitian’’ Potensi Sektor – Sektor Ekonomi Pada
Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) VII Provinsi Jawa Timur
(Kabupaten Pacitan,Ponorogo, Madiun,Magetan,Ngawi,dan Kotamadya
Madiun). Dari penelitian yang menggunakan analisisi LQ (Location
Quentien) dapat di ketahui kabupaten di SWP VII ada 5 dari 6 kabupaten
mempunyai potensi pertanian sehingga menjadi sektor basis yaitu
Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Magetan,Kabupaten Madiun dan Ngawi.
Kotamadya madiun adalah daerah di SWP VII yang berbeda karena
sektor–sektor

seperti

listrik,gas,kontriksi,perdagangan,pengangkutan,

keuangan dan jasa merupakan sektor basis sehingga Kotamadya Madiun
merupakan pusat keramaian / pusat pertumbuhan di SWP VII. Wilayah
SWP VII berbatasan dengan wilayah-wilayah yang berbatasan dengan
Jawa Tengah. Sehingga pengaruh ketergantungan ekonomi lebih dekat
dengan kota-kota di Jawa Tengah Kota Surakarta ( solo ) atau Jogjakrta.
3. Zakik (2002 :5 )
Dengan judul penelitian “Analisis Kebijakan Pembangunan Regional
Di Jawa Timur dalam rangka Implementasi Otonomi Derah Tahun 19902000’’. Penelitian ini marenggunakan data sekunder dari 37 pemerintah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Kabupaten dan kota di Jawa Timur, di lakukan dari tahun 1990 sampai
tahun 2000. penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan alat
analisis berupa formul-formula yang berhubungan yaitu: Location
Quotient, Wilkinson Indeks, dan Shif Share.Dari penelitian ini di peroleh
hasil bahwa terjadinya kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar daerah di
Jawa Timur sangat di pengaruhi letak geografis, potensi daerah, investasi
swasta, penerapan kebijaksanaan pembangunan daerah yang kurang tepat
serta tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap pemerintah pusat.
Sedangkan penerapan kebijaksanaan Otonomi daerah belum menunjukan
hasil yang signifikan terhadap pembangunan dan kemandirian daerah.
Pemerintah daerah mengalami kesulitan dalam menetapkan kebijaksanaan
daerahnya seiring dengan pelimpahan wewenang serta perimbangan dana
dari Pemerintah Pusat. Hal ini menunjukan keadaan yang sama antara
adanya kebijakan otonomi daerah ata upun tidak.
4. Ramli (2004 : 52 )
Dengan judul penelitian ‘’Analisis Pengaruh Beberapah Sektor
Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Melalui Strategi Dasar
Perencanaan Di Kabupaten Sidoarjo’’. Variabel-variable yang di gunakan
adalah pertumbuhan provinsi (N), bauran industry (M), keunggulan
kompetetif (C), laju pertumbuhan sektor wilayah teliti (rij), laju
pertumbuhan di sektor provinsi (rin), laju pertumbuhan provinsi (rn),
pendapatan sektor di wilayah teliti (Yij), pendapatan sektor di provinsim
(Yin), pendapatan provinsi (Yn). Variabel yang di gunakan dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

menetukan sektor basis adalah besaran suatu kegiatan tertentu di daerah
yang di teliti (vi), besaran total seluruh kegiatan tertentu dalam daerah
yang lebih luasa (vt). Alat analisis menggunakan pendekatan analisis shift
share dengan model LQ ( Location Quentient ). Hasil analisis shift share
menunjukan

bahwa

pertumbuhan

sektor

industri

pengelolahan,

perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan, sewa danjasa
perusahan, yang di pengaruhi oleh komponen pertumbuhan provinsi,
bauran industry,dan keunggulan kompetetif menunjukan tingkat perubahan
yang positif di Kabupaten Sidoarjdo .
5. Nurcholid ( 2000 : 9 )
Dengan judul penelitian ‘’Analisis Pengaruh Sektor Basis Dalam
Pertumbuhan Ekonomi Di Jawa Timur Dengan Menggunakan pendekatan
Export Base Model ‘’.Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis
pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur selama periode 1986-1997.Teori
yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teori Export Base Model yang
di kemukakan oleh Douglas C. North.Dalam teori tersebut di nyatakan
bahwa eksport merupakan faktor penentu dalam pertumbuhan ekonomi
daerah.Untuk itu perekonomian daerah di bagi menjadi dua sektor ,yaitu
sektor basis ( sektor ekspor ) dan sektor non basis ( sektor local ). Untuk
mengetahui suatu sektor itu termasuk sektor basis atau non basis di
gunakan metode Location Quontient ( LQ ). dari metode LQ di ketahui
bahwa yang terus menerus menjadi sektor basis ( LQ > 1 ) selama periode
1986 adalah sektor pertanian, sektor industry pengelolahan, sektor listrik,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor
jasa-jasa.Sedangkan sektor bangunan dan sektor pengangkutan dan
komunikasi menjadi sektor basi hanya pada tahun 1987-1989.Untuk
mengetahui dan menguji pengaruh eksport sektor basis terhadap
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, di gunakan analisis regresi sederhana
melalui dua model, yaitu model linier dan model log-ganda. Hasil analisis
menunjukan bahwa pengaruh eksport sektor basis terhadap pertumbuhan
ekonomi di Jawa Timur adalah signifikan, baik yang di bentuk secara
linier maupun non linier (model log-ganda). Selain itu hasil analisis juga
menunjukan bahwa hubungan antara eksport sektor basis dengan
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah positif.Hal ini berarti eksort
basis bener-bener berperan dalam peningkatan petumbuhan ekonomi di
Jawa Timur.
6. Arifin (2007: 48 )
Jurnal Penelitian pengembangan yang berjudul ‘’Pertumbuhan
,Sektor unggulan , Kesenjangan dan Konvergensi antar Kecamatan di
Kabupaten Sidoarjo’’ di jelaskan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengamati pola pertumbuhan ekonomi pada tingkat kecamatan di
kabupaten sidoarjo , sektor apa saja yang bisa di kembangkan ,
menganalisis ketimpangan antar kecamatan dan di ketahui dari hasil
analisis masih adanya pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
yang berbeda antar kecamatan di Kabupaten Sidoarjo . serta berdasarkan
analisis Shift Share & LQ di peroleh hasil bahwa sektor unggulan yang di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

miliki kecamatan belum merata, dari analisis ketimpangan dapat di hitung
indeks Williamson dan Indeks Entropi menunjukan PDRB perkapita antar
kecamatan di Kabupaten Sidoarjo 2004 – 2005

0,337 untuk indeks

Williamson dan 0,2311 indeks intropi , dan dari analisis konvergensi
terlihat bahwa di persi pertumbuhan tingkat kecamatan mengalami
peningkatan .
7. Masli (2007:14)
Jurnal penelitian yang berjudul ‘’ Analisis Faktor – Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kesimpangan Regional antar
Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Barat ‘’ di jelaskan dalam penelitian ini
, dengan menggunakan data sekunder dan pendekatan Deskriptif untuk
analisis pertumbuhan ekonomi , Tipologi Klasen ,indeks Williamson dan
Entropi Theil

maka di ketahui bahwa yang mempengaruhi laju

pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat adalah Teknologi , peningkatan
sumber daya manusia , penemuan material baru , peningkatan pendapatan
dan perubahan selera komsumen , dan berdasar pada analisis Tipologi
Klassen , Kabupaten / kota di Jawa Barat pada tahun 1993 – 2006 pada
umumnya termasuk Klasifikasi daerah tertinggal, dan penyebabnya adalah
terjadinya aliran investasi dari daerah relative miskin ke daerah relative
kaya.

2.2 Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang di lakukan oleh peneliti pada kesempatan kali ini
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya,Secara umum perbedaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

penelitian yang di lakukan oleh peneliti terdahulu dengan penelitian yang di
lakukan sekarang terletak pada kurung waktu, ruang lingkup, dan teknis
analisis yang di pergunakan. berdasarkan penelitian terdahulu seperti yang
telah di sebutkan di atas, yang juga merupakan dasar acuan untuk penelitian
kali ini dengan judul ‘’Analisis shift share 3 kabupaten di jawa timur‘’
dengan menggunakan dua model yakni shift share yang nantinya penelitian
ini akan mencari potensi Regional ( PR ) pergeseran proposional ( PS )
pergeseran yang berbeda ( DS ). dan di harapkan dari hasil penelitian ini akan
dapat menjawab permasalahan yang telah di rumuskan sebelumnya .

2.3. Landasan Teori
2.3.1 Teori Lokasi
Terdapat

beberapah

lokasi

yang

cukup

mewakili

untuk

menunjang landasan teori dalam penelitian ini, di antaranya adalah :
1. Space Cost Theory
Teori ini di kemukakan oleh adam smith dari hasil studi
analisis tentang lokasi industry secara geografi dari analisisnya ia
menerapkan suatu pendekatan yang terbukti lebih praktis terhadap
berbagai rumusan tentang teori lokasi industry. Menurut Adam
Smith, lokasi yang paling menguntungkan / efisien bagi suatu
industi adalah di mana penerimaan total lebih besar dari pada biaya
total atas dasar asumsi maksimalisasi laba dan ouput konstan dan
sebaliknya bila biaya total ternayata lebih besar dari penerimaan
total, maka lokasi tersebut adalah merugikan / tidak efisien.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Analisis ini dapat di pergunakan pula untuk menentukan lokasi
industry dengan memperhitungkan antara faktor biaya dan pasar /
permintaan. Dari segi pasar / permintaan anatara lain di pengaruhi
oleh tingkat pendapatan masyarakat, letak indutri terhadap bahan
mentah, kualitas dan kuantitas tenaga kerja, sarana transportasi dan
komunikasi, faktor lingkungan dan pemerintah ( pajak dan subsidi).
2. Teori Lokasi Industry
Weber (1990) adalah orang yang pertama menggarap teori
tentang lokasi industry secara komprehensif. Teori lokasi dari
weber ini di dasarkan dari penerapan teori Von Thunen yang
berprinsip bahwa pengusaha akan memilih lokasi yang paling kecil.
Untuk itu Weber mengemukakan factor-faktor yang mempengaruhi
lokasi industry atau terbagi dalam dua kelompok yaitu :
1. Regional Factors, yang terdiri atas biaya pengangkutan dan
tenaga kerja.
2. Local Factors, yaitu kekuatan- kekuatan aglomerasi dan
deglomerasi , terutama letak dan sifat bahan mentah
3. Teori Tempat Sentral
Teori ini di perkenalkan oleh seorang geograf Jerman yang
bernama Chirstaller pada tahun 1993.Ia mengemukakan konsep
tentang pembentukan sistem kota, dari studi empiric konsep
tersebut di kembangkan teori- teori yang sudah ada pada waktu itu
yakni dari Weber (1990) dan Thunnen (1826). Dikatakan bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

kota adalah sebagai pusat atau sentralisasi kegiatan dari daerah
sekitar yang kemudian di sebut sebagai tempat sentral, yang
menhubungkan perdagangan setempat dengan dunia luar. Sistem
ini di ciptakan di dasarkan pada dua faktor lokasi yaitu : biaya
transver dan aglomerasi ekonomi ( Bayu , 2009 : 15- 17 ).
2.3.2. Perencanaan Pembagunan
Perencanaan adalah suatu prsiapan langkah dan kegiatan yang di
susung atas pemikiran yang logis untuk mencapai tujuan yang di
tentukan (Sitanggang,

1999

:63).

Menurut

Albert

Waterson,

perencanaan pembangunan adalah melihat ke depan dengan mengambil
pilihan berbagai alternative dan kegiatan untuk mencapai tujuan masa
depan tersebut dengan terus menerus mengikuti agar supaya
pelaksanaanya tidak menyimpang dari tujuan. ( Adisasmita, 2010:
171). Perencarana ekonomi adalah upaya pemerintah secara sengaja
untuk menkordinir pengambilan keputuan ekonomi dalam jangka
panjang serta mempengaruhi, mengatur dan dalam beberapah hal
mengontrol tingkat dan laju petumbuhan berbagai variable ekonomi
yang utama untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah di
tentukan sebelumnya.(Todaro dan Smith, 2006 :64 ). Ada empat
elemen dasar suatu perencanaan yaitu :
1. Merencanakan berarti memilih
2. Perencanaan merupakan alat pengelokasian sumber daya
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

4. Perencanaan berorientasi ke masa depan.( Arsyad 1999: 9 )
Dapat di lihat dari beberapah definisi perencanaan di atas, maka
secara singkat dapat di simpulkan bahwa perencanaan adalah
menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang di
perlukan untuk mencapai suatu tujuan( Anonim, 200:4 ).
Tujuan

dari

suatu

perencanaan

meneurut

Hatta,

adalah

mengadakan suatu perekonomian nasional yang di atur, yang di
rencanakan tujuannya dan jalannya( Arsyad,1999 :21). Sedangkan
definisi dari pembangunan dapat di lihat dua sudut pandang, yakni :
1. Bagi masyarakat adalah sebagai perubahan yang terjadi di sekitar
tempat tinggalnya (baik fisik maupung nonfisik )dan dalam segala
aspek kehidupan.
2. Bagi perencanaan pembangunan adalah usaha untuk mentrasmisikan
pengetahuan yang di anggap efektif dan efisien sekaligus
memperkenlkan dan menerapkan lembaga yang merupakan wadah
pembangunan tersebut(Anonim, 2009:2 ).
Pendapat lain dari Myrdal, mengartikan pembangunan sebagai
pergerakan ke atas dari seluruh sistem social, Ada pula yang lebih
menekankan terhadap pentingnya pertumbuhan dengan perubahan
(growth with chage), terutama perubahan nilai-nilai dan kelembagaan,
(Kuncoro,2006 :11 ). Proses pembangunan di semua masyarakat paling
tidak harus memiliki tiga tujuan inti sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

a. Peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang
kebutuhan

hidup

yang

pokok,

pangan;sandang;papan;kesehatan;

dan

seperti

kehidupan

pangan;
perlindungan

keamanan.
b. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan
pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan
kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian
atas nilai-nilai cultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak
hanya untuk memperbaiki kesejatraan materiil, melaikan juga
membuat

membuatkanharga

diri

pribadi

dan

bangsa

yang

bersangkutan.
c. Perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan social sebagai setiap
individu

serta

membebaskan

bangsa
mereka

secara

dari

belitan

keseluruhan,yakni
sikap

dengan

menhambah

dan

ketergantungan, bukan hanya terhadap setiap kekuatan yang
berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan mereka.
( Todaro danSmith 2006 : 28 ).
Salah satu aspek pembangunan regional adalah pembangunan
ekonomi yang bertujuan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan
perubahan struktur ekonomi.( Hoover dan Fisher ) berpendapat bahwa
pembangunan ekonomi regional dapat melalui beberapah tahapan yang
meliputi :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

1. Subsitensi ekonomi
Dalamtahapan ini masyarakat hanya dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri pada tingkat cukup untuk hidup seharihari.Kehidupan penduduk sebagian besar masih tergantung pada
sektor pertanian dan mengumpulkan hasil alam lainnya.
2. Pengembangan transportasi dan spesialisasi local
Pada tahap ini telah terdapat peningkatan baik dalam
prasarana maupun sarana transportasi yang berakibat pada terjadinya
spesialisasi baru di luar pertanian, di mana hasil produksi, bahan
dasar, dan pemasaraanya masih terbatas dan tergantung pada daerah
pertanian yang bersangkutan.
3. Perdagangan antar daerah
Pada tahap ini telah tejadi perkembangan perdagangan antar
daerah.Hal ini munking saja terjadi karena telah perbaikan di bidang
tarnsportasi dan perubahan di sektor kegiatan arah peningkatan
produksi jenis ekstensifikasi menjadi pertanian yang telah dititik
bertkan pada intensifikasi.
4. Indutsrialisasi
Dengan makin bertambahnya penduduk dan menrungnya
potensi produksi pertanian serta kegiatan ekstraktif lainnya, daerah
di paksa untuk mengembangkan sumber pendapatan dan lapangan
kerja, yaitu melalui industrialisasi dengan lebih menitik beratkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

pada kegiatan-kegiatan yang menyangkut industry manufaktur serta
pertambangan dan galian.
5. Spesialisasi daerah
Pada tahap ini daerah telah sampai pada tingkat spesialisasi
kegiatan, baik barang dan jasa untuk keperluan penjualan ke daerah
lain termasuk tenaga ahli dan jasa- jasa khusus.
6. Aliran faktor produksi antar daerah
Peningkatan Infrastruktur dan arus informasi pada akhirnya
menaikan tingkat mobilisasi faktor produksi antar daerah.
( Fembyantara, 2009 :18 ).
Dengan demikian, pembangunan harus di pandang sebagai suatu
proses multidimensional yang mencangkup berbagai perubahan
mendasar atas struktur social, sikap-sikap masyrakat, institusi -institusi
nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,
penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.
Jadi, pada hakekatnya pembangunan harus mencerminkan perubahan
total suatu

masyarakat atau penyesuaian sitem social secara

keseluruhan, tanpa mngabaikan keragaman kebutuhan dasar dan
keinginan individual maupun kelompok-kelompok social yang ada di
dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang
serba lebih baik, secara material maupun spiritual( Todaro dan Smith,
2004 : 21 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.3.3. Perencaan Pembangunan Daerah
Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai: Suatu proses
perumusan

alternatif-alternatif

atau

keputusan-keputusan

yang

didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai
bahan

untuk

melaksanakan

suatu

rangkaian

kegiatan/aktivitas

kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun nonfisik
(mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.
Riyadi dan Bratakusumah (2004 : 7). Perencanaan Pembangunan
Ekonomi daerah bukanlah perencanaan dari suatu daerah, tetapi
perencanaan untuk suatu daerah. Perencanaan pembangunan ekonomi
daerah bias di anggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki
penggunaan berbagai sumber daya publik yang tersedia di daerah
tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam
menciptakan nilai-nilai sumber daya swasta secara bertanggung jawab.
Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah di
lihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi ( economi entity )
yang di dalamnya terdapat berbagai ungsur yang berinteraksi satu sam
yang lain. (Koncoro, 2004:46). Pembangunan ekonomi selain di lihat
dari segi sektoralnya juga di lihat dari segi perwilayahannya.
Pembanguna ekonomi daerah adaah suatu proses di mana pemerintah
daerah dan masyarakatnya mengelolah semua sumber daya yang ada
dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan
sektor swasta untuk mencipkan suatu lapangan kerja baru dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

meransang perkembangan kegiatan ekonomi

(pertumbuhan

ekonomi) dalam wilayah tersebut, adapun tujuan utama dari
pembangunan ekonomi dearah adalahuntuk meningkatkan jumlah dan
jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah dan meransang
pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Sengga perlu di
perjatikan juga aspek ruang (space) atau lokasi dalam pelaksanannya,
dengan demikian pembanguan ekonomi selain bertujuan untuk
meningktkan petumbuhan juga untuk target pemerataan.(Arsyad,
1999:109 ). Menurut Blakely, ada 6 tahap dalam proses perencanaan
pembanguan daerah (lihat table1). Tahapan seperti daam tabel tersebut
yang berurutan tersebut meliputi :
1. Pengumpulan data dan analisis data
2. Pemilihan strategi dan pembangunan daerah
3. Pemelihan proyek – proyek pembangunan
4. Pembuatan renana tindakan proyek
5. Penentuam rincian proyek
6. Persiapan perencanaan secara keseluruhan dan implementai Blakely,
1989 di kutip dari Kuncoro, 2004 : 49 .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Tabel 3.1. Proses Per encanaan Pembanguan Daerah
Tahap
1

2

Tugas
Pengumpulan dan analisis Data
Penentuan basis ekonomi
Analisis struktur tenaga kerja
Evaluasi kebutuhan tenaga kerja
Analisis peluang dan kendala pembangunan
Analisis kapasitas kelembangaan
Pemilihan Strategi Pembagunan Daerah
Penentuan tujuan dan kriteria
Penentuan kemungkinan -kemungkinan tindakan
Penyusunan target strategi
Pemilhan Proyek-Proyek Pembangunan
Identifikasi proyek potensial
Penilaian kelayakan proyek
Pembuatan Rencana Tindakan
Pra penilaian hasil proyek
Pengembangan input proyek
Penentuan alternative sumber pembiayaan
Identifikasi struktur proyek
Penentuan Rincian Proyek
Pelaksanaan study kelyakan secara rinci
Penyiapan rencana bisnis ( businis plan )
Pengembangan ,pengawasan dan penilaian program

3

4

5

6

Persiapan perencanaan secara keselurahan dan
implementasi
Penyiapan jadwal implementasi rencana proyek
Penyusunan rencana program pembangunan secara
keseluruhan
Targeting dan marketing asset- asset masyarakat
pemasaran kebutuhan keuangan
Sumber : Kuncoro 2004, Perencanaan Daerah hal 54.
Setidaknya ada tiga ungsur dari perencanaan pembangunan
ekonomi daerah jika di kaitkan dengan hubungan pusat dan daerah :
1. Perencanaan

pembangunan

ekonomi

daerah

yang

realistic

memerlukan pemahaman tentang hubungan antar daerah dengan
lingkunagn nasional di mana daerah tersebut merupakan bagian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya , dan
konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.
2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk
daerah, dan sebaiknya yang baik bagi daerah belum tentu baik secara
nasional .
3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah
misalnya, administrasi; proses pengambilan keputusan; otoritas juga
biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia
pada tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat
berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu perencanaan
daerah yang efektif harus bias membedakan apa yang seharusnya di
lakukan dan apa yang dapat di perlakukan, denagn menggunakan
berbagai sumber daya pembangunan sebaik mungkin yang benerbener dapat di capai, dan mengambil mamfaat dari informasi yang
lengkap dan tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para
perencanaanya dengan objek perencanaan. (Kuncoro , 2004 : 47 ).
4. Sasaran

pembangunan

daerah

yang

di

inginkan

adalah

berkembangnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan
bertanggung jawab di titik beratkan pada daerah kabupaten / kota,
meningkatnya

kemandirian

dan

kemampuan

daerah

dalam

merencanakan dan mengelolah pembangunan di daerah dan makin
terkordinasinya pembangunan antar daerah serta antar pembangunan
sektoral dengan pembangunan daerah. Masalah pokok pembangunan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

daerah terletak pada penekanan-penekanan kebijakan pembangunan
yang

di

dasarkan

pada

kekhasan

bersangkutan(endegeneousdevelopment)

daerah

dengan

yang

menggunakan

potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik,
secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan pada pengambilan
inisiatif yang berasal dari daerah dalam proses pembangunan untuk
menciptakan kesempatan kerja dan meransang peningkatan kegiatan
ekonomi.
Terdapat 2 teori mengenai konsep pembangunan, yaitu :
1. Konsep pembangunan Top down planning
Timbulnya pembangunan dalam teori ini karena adanya
dorongan dari luar dan tuntutan inovasi. Dengan melalui
beberapah kelompok sektoral yang di names atau kelompok
geografis, pembangunan di harapkan dapat merembes ke daerahdaerah sekitarnya, baik merata spontan maupung secara di
arahkan.

Dengan

konsep

ini,

memungkinkan

terjadinya

pembangunan proyek-proyek besar dan padat modal (capital
intensivesystem).Konsep pembangunan dari atas ini memerlukan
penagruh dari pemerintah pusat, dan perencanaanya di lakukan
dari atas kebawah.
2. Konsep pembangunan Bottom -Up Planning
Konsep pembangunan ini di dasarkan pada mobilitas
maksimal sumber-sumber daya alam,sumber daya manusia,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

kelembagaan

yang

tujuan

utamanya

adalah

pemenuhan

kebutuhan pokok bagi masyarakat daerah itu. Adapung wujud
pembangunan adalah proyek-proyek kecil denagn sistem padat
karya ( labor intensive system ), mengguanakn teknologi tepat
guna dan potensi-potensi daerah itu sendiri, perencanaan
pembangunan itu di lakukan dari bawa( Anonim, 2009 :17 – 18).
2.4. Produk Domestik Regional Bruto
2.4.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Produk
domestic regional bruto dapat di definisikan sebagai berikut :
1. Di tinjau dari segi produksi, merupakan jumlah nilai produk akhir
atau nilai tambah dri barang dan jasa yang di hasilkan oleh unit- unit
produksi yang di miliki oleh penduduk wilayah itu dalam jangka
waktu tertentu.
2. Di tinjau dari segi pendapatan, merupakan jumlah pendapatan atau
balas jasayang di terimah oleh fktor produksi yang di miliki oleh
penduduk wilayah itu yang ikut serta dalam proses produksi dalam
jangka waktu tertentu.
3. Di tinjau dari segi pengeluaran, merupakan pengeluaran komsumsi
rumah

tangga

dan

lembaga

swasta

yang

tidak

mencari

untungkomsumsi pemerintah,pembentukan modal tetap perubahan
stock dan eksport netto (Anonim 2,006 :4-5 ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Definisi-definisi yang berhubungan denagn produk domestik
regional bruto menurut beberapah pendapat di antranya:
1. Produk domestik regional bruto adalah Toatl nilai produksi barang
dan jasa yang di produksikan di suatu daerah tertentu dalam waktu
tertentu biasanya dalam 1 tahun. Oleh karena itu maka produk
domestik regional bruto menunjukan kemampuan suatu daerah
tertentu dalam menhasilkan pendapatan atau jasa kepada faktorfaktor yang ikut berperan serta dalam proses produksi di aderah
setempat. pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang tercermin dalam
produk domestic regional bruto sangat besar pengaruhnya terhadap
besar kecilnya komsumsi masyarakat.(Kuncoro, 2006:27).
2. Produk Domestik Bruto ( GDP- Gross Domestic Products ) adalah
nilai total atas segenap ouput akhir yang di hasilkan oleh suatu
perekonomian ( baik yang dilakukan oleh penduduk warga Negara
maupun orang-orang dari negara lain yang berkumin di Negara
tersebut )( Todaro dan Smith , 2004 :56 ).
3. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto menurut Badan Pusat
Statestik adalah nilai produksi barang dan jasa yang di produksi di
suatu wilayah (regional) tertentu dalam waktu satu tahun( Anonim,
2002 : 6).
2.4.2 Produk Domestik Regional Bruto per kapita
Bila produk domestic regional bruto di bagi dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun yang tinggal di suatu wilayah, maka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

akandi peroleh suatu penduduk Domestik Regional Brutoperkapita. dari
keterangan di atas, maka dapat di notasikan sebagai berikut :
PDRB