Peran produser dalam program acara “DUPEN” (dunia pendidikan) sebagai bentuk sajian feature 3366
LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA 2010
PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM ACARA
“DUPEN” (DUNIA PENDIDIKAN) SEBAGAI
BENTUK SAJIAN FEATURE
Disusun Oleh : Ria Ariyani Rahayu
D.1407035
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan
PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
(2)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan di era globlasasi ini menuntut setiap orang untuk mempersiapkan diri untuk bisa bersaing di tengah persaingan yang semakin ketat. Perguruan tinggi menjadi institusi formal pendidikan terakhir yang di tempuh sebelum nantinya terjun ke dunia kerja. Dengan itu pula, maka ketika mahasiswa menjalani pendidikan di kampus, orientasinya adalah setelah lulus kelak dapat memasuki dunia kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari di bangku kuliah. Bekal untuk masuk ke dunia kerja sudah yang selama ini diharapkan dan diperoleh di perguruan tinggi.Kenyataan keadaan di lapangan menunjukan jumlah lapangan pekerjaan semakin sedikit, namun jumlah orang yang membutuhkan pekerjaan semakin banyak sehingga persaingan menjadi semakin ketat dalam memperebutkan lapangan pekerjaan.Saat ini beberapa bidang sedang berkembang, diantaranya yaitu dunia Broadcasting (penyiaran), Advertising (periklanan), dan Publik Relation. Maka banyak permintaan untuk tenaga kerja di bidang tersebut.
Dalam hal ini, bidang komunikasi lebih dipersempit lagi, yaitu bidang Penyiaran atau Broadcasting atau media massa elektronik. Televisi memang menyajikan informasi dan hiburan dalam dua rupa yaitu, video (gambar) dan
(3)
audio (suara). Televisi secara teknis dan prosedur lebih luas dan lebih komplit di banding media lain. Untuk menyampaikan suatu program acara agar nyaman dilihat dan berkualitas perlu di siapkan prasarana dan keikutsertaan crew dalam artian perlu Team Work yang bagus. Dalam suatu program acara misalnya, talk show atau formal education memerlukan proses yang tidak mudah, mulai dari perencanaan produksi, penentuan tema dan gagasan hingga ke proses tayang. Begitu pula pada suatu proses peliputan sebuah program acara, diperlukan juga sebuah Team Work yang harus bisa bekerja sama dengan bagus, Produser, Kameraman, Lightingman, Audioman, Reporter, Penata Grafis, Editor, Pem,buat Naskah, serta Master Control (MCR) perlu menjalankan kekompakan agar saling mengerti tugas yang harus dilakukannya dan acaranya pun menjadi berkualitas. Produser mengatur segala sesuatu mulai dari masa Pra Produksi, Produksi dan yang terakhir Pasca Produksi. Selain itu produser juga bertanggung jawab atas hasil produksinya, maka tugas seorang produser acara Televisi bukanlah suatu hal yang mudah. Produser harus mampu mengkoordinasi Talent, Kameraman, Crew dan seluruh anggota yang berada di suatu program acara.
Program Diploma III Komunikasi Terapan memiliki 3 kosentrasi yaitu Broadcasting, Advertising dan Public Relation. Program D3 Komunikasi Terapan mempersiapkan mahasiswa menjadi Ahli Madya (A.Md) dibutuhkan sebagai tenaga ahli di bidang komunikasi yang saat ini sedang tumbuh dan berkembang.
(4)
Kemunculan media-media lokal baik cetak maupun elektronik adalah salah satu bukti dari adanya otonomi daerah yang pada pelaksanaannya masih belum maksimal. Diantara perkembangan dan kemunculan media-media lokal yang ada, keberadaan televisi-televisi lokal menjadi fenomena tersendiri sekaligus mewarnai dunia komunikasi bukan hanya era otonomi, namun juga pertelevisian Indonesia.
Televisi lokal mempunyai peluang membawa nilai-nilai budaya daerah, dengan mengangkat budaya dan kearifan lokal yang hidup dan berkembang di masyarakat. Televisi lokal lah yang mengangkat budaya daerah, dikhawatirkan budaya itu akan semakin luntur dan tidak di kenal generasi muda
JOGJA TV merupakan salah satu stasiun televisi lokal yang berada di kota Yogyakarta. Suatu stasiun televisi yang bisa sukses apabila program-program acara tersebut diminati dan mendapat sambutan yang sangat baik oleh para pemirsanya. Dan sebaliknya, suatu stasiun televisi yang dinyatakan tidak berhasil apabila program – program acara yang ditayangkan kurang begitu menarik dan diminati oleh para pemirsanya. Program acara yang ditawarkan bermacam-macam dan juga bervariatif. Mulai dari program pemberitaan, talk show, dialog interaktif, hiburan, feature, sampai tayangan live di studio. Semua dikemas dengan berbagai variasi agar dapat menarik perhatian audience. Proses pelaksanaannya di lakukan secara bertahap dari mulai perencanaan sampai dengan penayangan. Semua dilakukan dengan rapi agar dapat menghasilkan suatu liputan atau program yang berkualitas.
(5)
Untuk mengembangkan kreativitas pihak pengelola stasiun televisi tentunya memiliki cara atau tekniknya masing-masing. Dan tentunya dalam hal ini pihak internal dalam suatu stasiun televisi yang bertanggung jawab akan keberhasilan suatu acara dalam menjaring minat penonton dan menjaring pemasukan bagi pengelola stasiun adalah Produser acara televisi.
Tugas dari seorang Produser adalah untuk mengkoordinasikan dan mengontrol semua aspek produksi, dimulai dari pembuatan dan pengembangan ide, mengawasi pemain yang akan di-casting dan melakukan segala pengecekan saat pre-produksi, produksi dan setelah produksi. Sudah menjadi hal yang wajar jika seorang produser juga bertanggung jawab secara general pada kualitas dan diminati atau tidaknya suatu acara, meski peranan tersebut tidak menjadi suatu keharusan atau tergantung pada kondisi. Seorang produser yang baik harus mampu membuat program – program acara yang bermutu dan mempunyai nilai pendidikan yang tinggi. Misalnya seperti membuat acara yang bertemakan Pendidikan yang bisa berguna dan layak ditonton oleh pemirsanya.
Latar belakang inilah yang mendorong penulis untuk menjadikan alasan Kuliah Kerja Media (KKM) di salah satu stasiun televisi lokal yang berada di Yogyakarta, yaitu di PT. Tugu Televisi atau JOGJA TV. Selama KKM, penulis memilih salah satu program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan yang ada di stasiun JOGJA TV untuk dijadikan sebagai Laporan Tugas Akhir, karena penulis tertarik dengan acara yang berhubungan dengan Pendidikan dan khususnya untuk meliput sebuah sekolah – sekolah yang ada
(6)
di Yogyakarta dan sekitarnya dan selain itu penulis juga ingin belajar menjadi seorang produser yang baik untuk menjalankan sebuah program acara tersebut. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM ACARA “DUPEN” (DUNIA PENDIDIKAN) SEBAGAI BENTUK SAJIAN FEATURE”
B. Tujuan
1. Untuk mendapatkan pengalaman dan gambaran langsung mengenai dunia kerja suatu stasiun televisi, khususnya Departement Produksi.
2. Untuk mengenal dan mengetahui tugas Produser, lalu cara merencanakan produksi acara televisi hingga memproduksi acara televisi.
3. Untuk mendapatkan deskripsi yang berguna bagi program acara tersebut dimasa mendatang sehingga dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan penyelenggaraan program acara tersebut.
4. Untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan di bidang penyiaran pada suatu produksi acara di JOGJA TV
5. Untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk penyusunan Laporan Kuliah Kerja Media sebagai suatu prasyarat kelulusan semester akhir jenjang Diploma III Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta bidang studi Penyiaran.
(7)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Produksi Acara Televisi
Proses penyelenggaraan siaran televisi merupakan proses yang panjang dan rumit, tetapi sebaiknya harus berjalan diatas pola pikir dan tindakan yang praktis, dinamis, cepat serta berkualitas. Penyelenggaraan siaran merupakan kerja kolektif. Pengelola siaran, teknik dan administrasi harus mampu bekerja secara efektif dan efisien untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas dan sesuai dengan norma – norma, estetika, dan etika yang berlaku. Siaran yang disajikan kepada khalayak tidak boleh monoton dan statis, karena akan menimbulkan kebosanan. Akibatnya pemirsa akan meninggalkan siaran yang disajikan dan pindah ke saluran / stasiun lain. (Wahyudi, 1994 : 1)
Acara televisi atau program televisi merupakan acara – acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Sebelum membentuk sebuah program acara, harus ditentukan format acara televisi tersebut terlebih dahulu. Agar dapat terbentuk sebuah program acara yang berkualitas dan dapat diterima di hati pemirsa.
Bagian Produksi Televisi, merupakan dapur pembuatan sebuah program acara TV. Biasanya dibedakan tiga kelompok besar yaitu, produksi drama, non drama dan news. Kategori ini karena hasil produknya mempunyai
(8)
karakteristik yang berbeda. Hasil produksi sebuah stasiun televisi kadang mampu mengangkat image sebuah stasiun televisi bila mampu mendapatkan rating atau audience share yang besar, bahkan bisa dijadikan jangkar untuk program – program lainnya.
Dalam produksi acara televisi dapat dibedakan menjadi 2 bentuk hasil produksi, yaitu :
1. Program acara tidak langsung
Namanya siaran tidak langsung, sehingga program acara tersebut kejadiannya sudah dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan proses penyempurnaan baik sistem audio melalui mixing atau dubbing dan sistem video melalui proses editing, titling, chroma key, pemberian effect dan sebagainya, yang dalam TV Production di kenal dengan istilah Post Production. Karena semua hasil produksi sudah dalam bentuk jadi maka bila hendak menyiarkannya atau menyajikannya kepada pemirsa, cukup memutar rekaman dari VHS, miniDV, hardisk, ataupun media penyimpanan yang lainnya. Proses Produksi acara tidak langsung lebih mudah karena bila ada kesalahan bisa diulang dan diralat. Sedangkan hasil produksibisa dievaluasi dan diperbaiki serta dipoles terlebih dahulu sebelum ditayangkan di televisi.
2. Program acara siaran langsung
Siaran langsung atau “live event” merupakan salah satu program acara pada stasiun televisi broadcasting. Siaran langsung dapat dibedakan dalam dua kategori besar yaitu siaran langsung dari studio atau di arena
(9)
stasiun televisi itu sendiri dan siaran langsung yang berasal dari luar area stasiun televisi tersebut, baik di dalam maupun luar kota.
B. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Pada suatu program acara televisi akan melibatkan banyak orang, seperti : pengisi acara, crew, dan fungsionalis lembaga penyelenggara. Agar pelaksanaan produksi dapat berjalan dengan lancar perlu penyusunan organisasi pelaksanaan produksi yang teratur dan serapi – rapinya. Apabila organisasi pelaksanaan produksi tidak teratur, maka akan membuat proses produksi menjadi kurang lancar dan hasil produksi pun menjadi kurang memuaskan.
Sebuah organisasi pelaksanaan produksi atau team produksi, terbagi menjadi 2 unit, yaitu unit teknis dan non teknis :
1. Yang ditermasuk unit teknis antara lain : · Kameraman
· Petugas VTR (Video Tape Recorder) · Penata Cahaya
· Penata Suara atau Soundman · Penata Artistik
· Pengarah Teknis
· Switcher atau Video Mixer Operator · VTR Operator
(10)
2. Yang termasuk dalam unit non teknis antara lain : · Executive Produser
· Produser
· Program Director · Floor Director · Penulis Naskah · Unit Manajer
· Penata Rias dan Tata Busana · MC atau Pengisi Acara.
C. Peran Produser
Produser adalah orang yang bertanggung jawab mengubah ide / gagasan kreatif ke dalam konsep yang praktis dan dapat dijual. Produser harus memastikan adanya dukungan keuangan bagi terlaksananya produksi program TV serta mampu mengelola keseluruhan proses produksi termasuk melaksanakan penjadwalan. Produser terkadang ikut terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan setiap harinya (produser executive). Produser harus mampu menerjemahkan keinginan dan pandangan para pendukung modal (investor), klien, atasan, dan juga audience melalui proses produksinya. (Morissan, 2008 : 274)
(11)
PROSEDUR KERJA PRODUSER
Prosedur kerja yang akan dibahas lebih menitik beratkan pada apa yang harus dilakukan oleh department produksi atau formulir produksi apa yang harus dibuat sebagai kelengkapan sebuah produksi. Formulir yang dimaksud adalah berbagai catatan, lembaran, serta perihal surat menyurat di atas yang memungkinkan untuk produksi yang akan dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan.
1. Membuat Working Schedule.
Tugas utama produser adalah mengatur mekanisme kerja yang akan dilaksanakan pada tahap produksi sesuai waktu dan biaya yang telah ditentukan. Oleh karena itu, produser perlu membuat Working Schedule atau jadwal kerja agar pelaksanaan kerja terkoordinasi dan terkontrol dengan baik.
2. Membuat Script Breakdown Sheet.
Asisten Sutradara I dan Manajer produksi bekerja sama membuat scenario menjadi Script Breakdown, yakni dengan formulir produksi yang berisi uraian mengenai segala hal yang dibutuhkan dalam sebuah scene.
3. Membuat Script Breakdown.
Script Breakdown merupakan hasil pengumpulan script breakdown yang secara urut dirangkap kembali scene demi scene dengan mencerminkan informasi – informasi terpenting sebagai pertimbangan untuk membuat rundown produksi.
(12)
4. Membuat Production Rundown.
Setelah menyelesaikan script breakdown Produser dan Sutradara I kembali memakai scene by scene yang dikelompokan sesuai dengan lokasi yang sama dan waktu yang berhubungan. Data dan informasi itu disebut rundown produksi dan digunakan sebagai data bantu untuk membuat Shooting Schedule.
5. Membuat Breakdown Budget.
Masing – masing Departement dalam produksi biasanya membutuhkan biaya. Oleh karena itu, disusunlah perincian biaya per Departement yang diajukan oleh clien masing – masing Departement dalam bentuk Breakdown Budget.
6. Merekap Budget Produksi.
Rekapan Budget Produksi disusun oleh produser atau bagian keuangan di Departement Produksi. Fungsi merekap budget produksi adalah mengetahui total biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah film atau liputan dan segera menyediakan dana tersebut.
Rekap budget diperoleh dari laporan kebutuhan masing – masing Departement secara rinci yang dicantumkan dalam breakdown budget. Pada rekapan budget produksi perincian yang dibutuhkan adalah total biaya per Departement tanpa menuliskan kembali rincian kebutuhannya.
7. Melengkapi Perizinan Produksi.
Perihal perizinan, terutama lokasi shooting dan perjanjian keamanan tidak boleh diabaikan karena itu bisa berakibat fatal. Jika pada saat produksi
(13)
berjalan tidak ada izin pengambilan gambar di lokasi, maka waktu produksi akan menjadi terhambat.
8. Membuat Kontrak Kerja.
Kontrak kerja adalah hal yang penting karena di dalamnya sebagai ikatan kerja yang setidaknya mengatur bagaimana bekerja secara professional. Kontrak kerja memberikan gambaran job description yang akan menjadi tanggung jawab masing – masing kru produksi.
9. Memesan Logistik.
Dalam script breakdown sheet telah dikupas secara rinci kebutuhan di lapangan. Dalam data tersebut tercantum antara informasi kebutuhan mengenai perangkat produksi dan perangkat pendukungnya. Dengan demikian adalah tugas produser dibuat oleh bagian perlengkapan dan department terkait.
10. Menyiapkan Transportasi.
Transportasi berperan penting dalam sebuah produksi film. Termasuk lengkap kerjanya yaitu, menjemput artis, membawa perlengkapan produksi, mengirim hasil produksi ke laboratorium prosesing film atau tempat editing serta keperluan lain yang perlu dilakukan secara baik dengan jarak yang bisa dijangkau oleh alat transportasi.
11. Mengadakan Casting.
Untuk kegiatan casting tersebut, produser sebenarnya hanya berperan sebagai indicator yang memadai proses pencarian pemeran film tersebut.
(14)
12. Menyiapkan Call Sheet.
Call sheet berfungsi sebagai undangan dan pemberitahuan kepada seluruh kru pelaksana produksi dari Sutradara hingga drive maupun pendukung produksi lain.
13. Melengkapi Properti dan Set.
Untuk penyewaan maupun pembelian kelengkapan produksi seperti perangkat kerja menjadi tanggung jawab tim property dan artistic yang ditangani oleh produser. (Widagdo & Gora S, 2007 : 11 - 15 )
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PRODUSER · Pra Produksi
1. Mengembangkan konsep gagasan 2. Membuat rencana biaya produksi. 3. Menentukan pengarah acara.
4. Mengadakan pembicaraan dengan penulis naskah.
5. Menyetujui berbagai saran dari pengarah acara, penata lampu dan penata dekorasi.
6. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh rencana produksi. Persiapan dan Latihan :
1. Mengawasi kegiatan produksi secara keseluruhan.
2. Memperhatikan latihan-latihan dan membuat catatan-catatan yang diperlukan sebagai bahan pengembangan tanpa penambahan anggaran. 3. Menyetujui perubahan waktu akibat pengembangan.
(15)
· Produksi
1. Dalam siaran langsungbila diperlukan membantu pengarah acara. 2. Dalam rekaman bekerja sama dengan pengarah acara untuk
memastikan gambar-gambar yang akan digunakan. 3. Sebagai pimpinan pelaksana produksi.
· Pasca Produksi
1. Menyetujui hasil akhir sesuai rencana yang telah ditentukan.
2. Mengadakan koordinasi dengan stasiun penyiaran untuk promosi atau publikasi. (http: //bloghendrigmail.com//)
PERAN PRODUSER
Meskipun di atas telah diuraikan secara garis besar tugas seorang produser, masih harus dijelaskan secara rinci seberapa jauh peran seorang produser.
1. Di dalam melaksanakan tugasnya seorang produser akan selalu berusaha mengembangkan program siarannya, serta akan mengawasi segala bentuk produksi sejak dari pre production meeting sampai dengan editing video tape dan sebagai seorang yang mempunyai pertanggungjawaban penuh untuk setiap unsur, baik unsur tehnik dan perekayasan, yang semuanya dituangkan kedalam bentuk produksi.
2. Pada teater actor merupakan mediumnya di film bioskop sutradara merupakan mediumnya, sedang pada televisi mediumnya adalah produser.
(16)
3. Tugas dan tanggung jawab atau peran seorang produser pada televisi sudah kita ketahui bersama bahwa tugas pada televisi merupakan tugas kolektif, tetapi meskipun demikian tentu dibutuhkan adanya pimpinan, yang mempunyai wewenang, tanggungjawab, dan mempunyai bakat untuk merencanakan operasional serta dengan penuh pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu, meskipun hal ini tidak dapat ditafsirkan sebagai bertele-tele, dan itulah peran seorang produser Televisi.
4. Hal yang tidak boleh diabaikan adalah sebagai seorang produser mempunyai daya reka dan daya cipta yang tinggi, sehingga tidak berlebihan kiranya kalau sebagai seorang produser harus mempunyai jiwa “ showmanship “
5. Akhirnya sebagai seorang produser dalam melakukan tugas memproduksi, disamping harus bertindak sebagai seorang komunikator, Ia harus mampu pula menyampaikan gagasannya serta mendorong dan membangkitkan semangat kerja teamnya, dalam arti mampu memberikan motivasi, Inspirasi membimbing dan memimpin satuan kerja tadi , dimana semua itu merupakan upaya untuk dapat menghasilkan suatu karya produksi yang memenuhi selera, keinginan serta kebutuhan khalayak siaran. Sesuai dengan hal tersebut diatas, dalam hubungannya dengan kepentingan hal tersebut diatas, dalam hubungannya dengan kepentingan khalayak maka produser harus melakukan upaya-upaya tertentu agar dapat melakukan pendekatan dengan selera keinginan serta kebutuhan khalayak tadi, dengan jalan melakukan penelitian khalayak.
(17)
6. Salah satu alasan mengapa seorang produser mempunyai wewenang dan pertanggungjawaban yang penuh, semata-mata hanya karena alasan Business, sebab bagaimanapun Televisi memerlukan suatu sumber yang terus menerus atau tetapi bagi bahan acaranya dan banyak orang yang terlibat kedalam produksi acara, dan hampir setiap anggota team tadi ikut kedalam kegiatan apabila mereka mempunyai bakat yang diperlukan, kemudian meninggalkan kegiatannya apabila andilnya telah selesai.setelah itu hanya seorang produser dan kemungkinan masih ada juga beberapa anggota pelaksana masih mendampinginya sampai selesainya penyiaran dari acara yang telah dikerjakan tadi. (http: //bloghendrigmail.com//)
D. Proses Pembuatan Sebuah Program Acara
Dalam proses pembuatan produksi sebuah program acara televisi harus melewati tahapan step by step, mulai dari perencanaan hingga penayangan. Di dalam bukunya Television Production, Alan Wutzel menguraikan prosedur kerja memproduksi program siaran televisi, disebut sebagai Four Stage of Television Production. Keempat tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Pre production Planning. 2. Setup and Rehearsal. 3. Production.
(18)
Secara skematis keempat tahapan produksi ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pre production Planning.
Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini. a. Penemuan Ide
Pada tahapan ini dimulai ketika seorang produser menemukan idea tau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.
b. Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati – hati dan teliti. c. Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan surat – menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.
(19)
2. Setup and Rehearsal.
a. Setup merupakan tahapan persiapan – persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh anggota inti bersama kerabat kerjanya. Tahap ini terjadi sejak dari mempersiapkan peralatan yang akan digunakan baik untuk keperluan di dalam maupun di luar studio, sampai mempersiapkan denah untuk setting lampu, microfon maupun tata dekorasi.
b. Latihan (rehearsal) tidak saja berlaku bagi para artis pendukungnya, tetapi sangat penting pula bagi anggota kerabat kerja mulai dari switcher, piñata lampu, piñata suara, floor director, kameraman sampai ke pengarah acara. Latihan ini dipimpin oleh pengarah acara.
3. Production.
Yang dimaksud dengan production adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk auditif bagi radio dan audio visual untuk televisi. Di dalam pelaksanaan produksi, karakter produksi lebih ditentukan oleh karakter naskahnya. Hal ini terjadi karena naskah merupakan hasil penuangan idea atau gagasan.
Karakter produksi menurut lokasinya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio. b. Produksi yang sepenuhnya diselenggarakan di luar studio. c. Produksi yang merupakan gabungan di dalam dan di luar studio.
(20)
4. Post / Pasca Production.
Pada tahapan terakhir (post production) dimaksudkan merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan, dari bahan baik yang berupa pita auditif maupun pita audio visual.
Tahap penyelesaian atau penyempurnaan meliputi : a. Melakukan editing baik suara atau gambar.
b. Pengisian grafik pemangku gelar atau berupa insert visualisasinya. c. Pengisian narasi.
d. Pengisian sound efek dan ilustrasi.
e. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya. (http: //bloghendrigmail.com//)
Di dalam bukunya Dasar – dasar Produksi Televisi, Fred Wibowo menguraikan bahawa pada tahap pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu :
a. Editing off line
Setelah shoting selesai, script boy / girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shoting berdasarkan catatan shoting, gambar beserta time codenya. Kemudian berdasarkan catatan tersebut, sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off line sesuai dengan gagasan yang ada dalam sinopsis dan treatment. Sesudah hasil editing off line itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Editing script ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian – bagian yang
(21)
perlu diisi dengan ilustrasi music. Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line.
b. Editing on line
Berdasar naskah editing atau editing script, editor mengedit hasil shoting asli. Sambungan – sambungan setiap shot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut ke mixing.
c. Mixing
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi music yang juga sudah direkam, dimasukan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling menggangu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production udah selesai.
E. Feature
Feature adalah suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti serta kritis, dan disajikan dengan berbagai format. Dalam satu feature, satu pokok bahasan boleh disajikan dengan merangkai beberapa format program sekaligus. Misalnya, wawancara (interview), show, vox – pop,
(22)
puisi, music, nyanyian, sandiwara pendek, atau fragmen. (Wibowo, 2007 : 186)
Berdasarkan definisi di atas, feature memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
1. Suatu tulisan kreatif.
2. Terikat pada dasar jurnalistik dan sastra. 3. Mengabaikan segi aktualitas.
4. Menyajikan kebenaran atau obyektifitas, meski kadang bisa subyektif. 5. Cenderung mengandung segi – segi human interest.
6. Bersifat ringan, menghibur, menyenangkan, merangsang, dan menimbulkan rasa emosional, perasaan, dan imajinasi pembaca.
Inti feature adalah unsur – unsur yang mendukung kebenaran, kekuatan imajinasi dan ketajaman penulisannya melihat sesuatu masalah yang dapat menimbulkan rangsangan rasa emosional pemirsa seperti rasa cemas, simpati, humor, hal – hal yang menyedihkan maupun yang menyenangkan. Sedangkan tujuan penggunaan feature untuk mengkomunikasikan gagasan – gagasan dan penerangan, dan dibahas secara mendalam.
Unsur – unsur yang terdapat pada sebuah feature meliputi semua unsure siaran televisi pada umumnya, seperti kata, musik, dan sound effect dengan fungsi, penempatan, dan pengolahannya sendiri.
· Unsur Kata
Pada bagian penuturan atau narasi berfungsi sebagai jalur penghubung dari berbagai bentuk mata acara yang menjadi komponen feature. Narator
(23)
berperan sebagai pencerita, menjalin dan menjaga agar alur cerita tetap terpelihara. Penuturan atau narasi harus singkat dan padat, tidak bertele – tele.
· Unsur Musik
Musik mempunyai peranan yang sangat penting, sebab musik dapat menghidupkan dan mengangkat suasana, karena musik mampu membangkitkan suasana hati. Pada dasarnya, ketrampilan dalam memilih warna musik untuk produksi feature akan lebih memperkokoh suguhan cerita yang lebih menarik.
· Unsur Sound effect
Sound effect akan dapat memberikan dimensi tambahan pada siaran feature, asalkan penggunaannya setepat dan seteliti mungkin. Sebab dalam hal ini sound effect akan memperkaya peristiwa, dan membantu pemirsa membayangkan gambaran suasana yang tengah di ikuti.
Dari segi penulisan feature, penulis harus cermat, peka, terhadap apa yang ada disekitar lokasi fakta atau peristiwa, sehingga memberikan gambaran terhadap setting peristiwa yang relevan dengan realitas yang hendak disampaikan. Dalam menulis naskah feature tidak jauh beda dengan penulisan naskah – naskah berita softnews maupun hardnews.
Pada dasarnya feature merupakan bagian dari cara penulisan softnews. Aspek yang menarik dan manusiawi merupakan bagian penting dalam pemberian warna pada tulisan feature, sehingga di samping member informasi
(24)
PERANGKAI (BRIDGE)
TUBUH
lengkap penting dan menghibur juga berita yang disajikan seolah – olah selalu actual dan tidak membosankan.
Bentuk paling umum penulisan feature adalah piramida terbalik dengan beberapa perbedaan perkembangannya. Pada feature masih dibutuhkan suatu penutup tulisan atau ending.
PENUTUP
Gambar Piramida Feature
Berdasarkan gambar di atas adanya suatu penutup dibagian bawah Piramida terbalik menyebabkan gambar piramida terbalik mengalami perubahan dan perkembangan. (Praktikto, 1984 : 77)
Untuk pelaksanaan produksi feature televise diperlukan koordinasi dari kesatuan kerja produksi baik itu satuan kerja produksi siaran, fasilitas produksi operator teknik maupun teknisi. Pelaksana produksi yang bertanggung jawab terhadap pelaksana suatu program acara yaitu ; Produser, pengarah acara, technical director, lighting director, piñata suara, switcher maupun kamerawan.
(25)
Sebuah feature dapat dikatakan baik, apabila isinya menarik dan enak dibaca seperti layaknya sebuah cerpen. Oleh karena itu di dalam sebuah feature terdapat unsur – unsur pokok cerita, diantaranya :
1. Tema
2. Sudut Pandang 3. Plot
4. Karakter 5. Gaya 6. Suasana
7. Lokasi peristiwa
STRUKTUR FEATURE
1. Judul
Judul tidak sama dan tidak harus mengikuti aturan pembuatan headline. Judul yang cocok dan memikat tidak harus berupa ringkasan, yang penting harus menarik dan menggugah minat. Judul suatu feature juga merupakan bagian subyektifitas dari penulis sehingga sifatnya sangat orisinal dalam gaya dan penyusunan kata – katanya. Judul tidak harus berupa kalimat lengkap (subyek, predikat, dan obyek), tak perlu tegas menyiratkan maksud utama penulis atau tegas menyamarkan makna (mengandung arti ganda).
(26)
Untuk membuat judul yang cocok dan memikat, kata – kata disusun sedemikian rupa, melibatkan wawasan, emosi dan kecerdikan penulis untuk menarik perhatian pembaca. Aspek ritme, humor, dan kreatifitas.
Dalam, feature, judul tidak perlu berupa ringkasan. Faktor subyektifitas penulisan mendorong judul feature harus memiliki sifat orisinal dalam memilih gaya dan menyusun kata – kata. Di samping itu, judul feature harus ditulis berkaitan dengan lead, tidak mesti ditulis dalam kelengkapan kalimat subyek – predikat – obyek.
2. Pembuka (Lead)
Pembuka atau lead merupakan bagian penting dalam penulisan feature. Kreatifitas banyak digali untuk membuat lead yang menarik dan dapat mengiring pembaca untuk melahap keseluruhan tulisan. Sebuah lead bisa terdiri dari hanya satu paragraph, bisa pula tersusun atas beberapa paragraph.
3. Tubuh (Body)
Feature memiliki teknik pengembangan tubuh dengan teknik pengembangan isi dengan karakteristik tertentu. Dalam penyusunan paragraph / alenia, ada 3 hal pokok yang harus diperhatikan : kesatuan (unity), hubungan (coherence), dan penekanan (emphasis). Ketiga menekankan pada hasil tulisan yang dapat langsung diterima pembaca karena kelancaran pemisahan bagian – bagiannya. Ketiga pokok perhatian itu merujuk pada kepiawaian penulis dalam menyusun tema pokok atau ide utama, memilih bahan – bahan penting dan mengemasnya sedemikian
(27)
rupa, menciptakan jembatan yang menghubungkan satu paragraph dengan paragraph lain secra lancer, enak dibaca, dan tidak kaku.
4. Penutup (Conclusion)
Penulis memiliki peran penting. Penulis mengunci tulisan dengan conclusion atau ending yang menimbulkan kesan mendalam dan kuat dibenak pembaca, serta menumbuhkan hasrat pembaca untuk terus memakai gagasan – gagasan yang diterimanya.
FUNGSI FEATURE
1. Melengkapi sajian berita langsung (straight news).
2. Pemberi informasi tentang suatu situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi.
3. Penghibur dan pengembangan imajinasi yang menyenagkan. 4. Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu peristiwa. 5. Sarana ekspresi yang efektif dalam mempengaruhi khalayak.
JENIS FEATURE
Wolseseley, yang dikutip Assegaf, menyebutkan adanya enam jenis feature, yaitu :
1. Feature yang bersifat insane (human interest). 2. Feature yang bersifat sejarah.
3. Feature biografi / tokoh. 4. Feature perjalanan / travelog.
5. Feature yang bersifat mengajar keahlian “how to do it”. 6. Feature yang bersifat ilmiah. (Mursito BM, 1999)
(28)
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI
A. Sejarah singkat awal berdirinya JogjaTV
Berawal dari keprihatinan situasi bernegara berbangsa dan bermasyarakat yang semakin terkotak-kotak dalam lingkup yang tidak sehat. Sementara keadaan ekonomi bangsa kian terpuruk dalam suasana yang makin runyam. Pendidikan bangsa yang makin kehilangan bobot, situasi politik yang menunjukkan demokrasi yang tidak sehat. Berdasar semua itu kemudian lahirlah pemikiran bagaimana bisa mempertahankan, paling tidak, atau kalau mungkin memperbaiki situasi ini dengan menggunakan tradisi budaya. Lantaran tradisi budaya bangsa yang masih melekat di hati sanubari masyarakat Indonesia. Hanya dengan tradisi budaya saja, bangsa yang dilahirkan dari tradisi budaya yang beraneka ragam, mungkin bisa disadarkan kembali akan jati dirinya.
Sebagai suatu kota yang merupakan pusat kebudayaan Jawa Tengah, menjadikan Daerah istemewa Yogyakarta sangat potensial untuk didirikannya sebuah stasiun televisi. Oleh karena itu, banyak hal yang akan dimanfaatkan dari potensial daerah yang dimiliki ini sehingga diharapkan keberadaan televisi ini dapat menjadi yang terbaik dalam usaha mengangkat potensi daerah secara professional, aktif, dan kreatif serta berusaha menyajikan tayangan yang menarik pemirsa dan bisa diterima masyarakat Yogyakarta, Surakarta, dan sekitarnya.
(29)
PT. Yogyakarta Tugu Televisi (Jogja TV) yang berlokasi di jalan Wonosari Km. 9, merupakan institusi penyiaran televisi pertama di Yogyakarta. Diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tanggal 17 September 2004. Jogja TV merupakan televisi yang memiliki tiga pilar utama, yaitu pendidikan, budaya, dan pariwisata sehingga diharapkan mampu memberikan informasi, hiburan, kontrol sosial terhadap masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Visi dan Misi Jogja TV diantaranya adalah menjadikan etalase kearifan lokal budaya Nusantara dan menjadi televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa mengesampingkan tradisi adiluhung. Sehingga dapat mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonmian, serta pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya. Hal tersebut tercermin dari pilihan program maupun berita yang ditayangkan oleh Jogja TV. Jogja TV yang tergabung dalam jaringan Indonesia Network. Hadir menyapa pemirsa setiap hari mulai pukul 06.00 – 24.00 WIB. Dengan menghadirkan program yang bermuatan lokal sebesar ± 80 %. Jogja TV diharapkan benar – benar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan dari daerahnya sendiri.
B. Deskripsi JogjaTV
PT. Yogyakarta Tugu Televisi (Jogja TV) merupakan televisi lokal berdaya pancar 8 KW dengan converage area meliputi Jogja, Bantul, Sleman, Gunung Kidul, dan Kulonprogo. Tidak hanya itu saja, converage area Jogja TV juga meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Klaten. Sedangkan beberapa daerah lainnya adalah Magelang, Purworejo,
(30)
Kutoarjo, Banjarnegara, sebagian Kebumen, Wonosobo, Temanggung, dan sekitarnya. Adapun program acara unggulan Jogja TV diantaranya adalah Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta, Wayang, Klinong – klinong Campursari, Ketoprak, Talk Show, dan Jelajah Kampus. Beberapa prestasi dan penghargaan yang pernah diraih Jogja TV adalah pemenang Iklan Layanan Masyarakat terbaik dalam Ajang Anugerah Kebudayaan 2006 Media Massa dan Iklan, nominator peraih “Cakram Award 2006” untuk kategori “Televisi Lokal Terbaik”, Penghargaan dari walikota Yogyakarta untuk kategori Televisi Penyaji Berita Terbaik “Jogjaku Bersih & Hijau” Tahun 2007 dan penghargaan Bhakti Waratama dari Bupati Bantul dalam pemberitaan dalam Media Elektronik pada saat gempa 27 Mei 2006. Dengan slogan Tradisi Tiada Henti, Jogja TV hadir di tengah – tengah masyarakat sebagai salah satu pilar kekuatan yang ikut melestarikan sekaligus
C. Visi dan Misi VISI
1. Menjadi etalase kearifan lokal budaya Nusantara.
2. Menjadi stasiun televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa mengesampingkan tradisi adiluhung.
3. Menjaga keseimbangan hubungan manusia, Sang Pencipta dan alam (Tri Hita Karana).
4. Menjaga keutuhan NKRI berdasar azas Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
(31)
MISI
1. Mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonomian serta pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya.
2. Mendorong pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
3. Menggali, mempertahankan dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat sejalan dengan proses perkembangan zaman.
4. Taat terhadap kode etik jurnalistik, etika penyiaran serta tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.
D. Logo JogjaTV Logo Jogja TV
(32)
Logo JogjaTV UHF
E. Arti Logo JogjaTV · MOTTO
Mengembangkan Tradisi Tiada Henti · KONSEP
Jogja TV merupakan salah satu pilar kekuatan yang turut mengembangkan kebudayaan adiluhung Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa demi tercapainya masyarakat yang dinamis dan bercitra budaya tinggi. Sehingga mampu mengembangkan basis tradisi yang ada menjadi
(33)
sebuah inovasi di segala bidang kehidupan social, seni badaya, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
· DESKRIPSI
Secara keseluruhan logo berbentuk sebuah “Warangka” keris, yang dipadukan dengan tulisan Jogja TV dengan menggunakan jenis font Scie Field yang berkesan modern. Hal ini memvisualisasikan bahwa manusia dalam mengarungi kehidupannya bagaikan gelombang (tercermin dalam Luk Keris) yang penuh dinamika.
Dinamika ini merupakan suatu keanekaragaman budaya dan tradisi yang terus dilestarikan dan dikembangkan guna mencapai taraf kehidupan manusia yang madani, damai, dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.
· KERIS
Merupakan sebuah senjata perang yang diandalkan oleh para prajurit Keraton yang memiliki kekuatan dalam menghadapi peperangan. Keris ini memvisualisasikan bahwa Jogja TV merupakan sebuah senjata yang cukup ampuh untuk menyemangati masyarakat Yogyakarta dalam membangun daerahnya, dan bangsa Indonesia umumnya, dalam segala bidang kehidupan. Kekuatan dan keberanian ini juga merupakan modal utama dalam menghadapi tantangan era global, di mana Yogyakarta berperan sebagai pintu gerbang pariwisata, penjaga tata nilai dan Budaya, pelestari tradisi adiluhung, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(34)
Keris merupakan cermin dinamika kehidupan manusia yang dinamis dan penuh tantangan. Memberi rasa percaya diri dan member semangat yang besar bagi masyarakat Yogyakarta.
· WARNA HIJAU
Memvisualisasikan kesuburan alam Yogyakarta yang perlu dilestarikan dan dikembangkan demi kesejahteraan masyarakatnya. Warna hijau juga mencerminkan citra masyarakat Yogyakarta yang damai, aman, dan nyaman dilandasi dengan kultur budaya yang sarat dengan nilai-nilai dan norma peradaban yang madani.
· WARNA KUNING
Memvisualisasikan bahwa Jogja TV mempunyai Visi dan kekuatan dalam mengembangkan nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta. Di mana Keraton sebagai kiblatnya.
· TULISAN JOGJA TV
Merupakan perpaduan antara jenis font Scie Field dengan Swiss 721 BdRnd BT yang mengesankan seperti tulisan Jawa. Hal ini memvisualisasikan sebuah kedinamisan perpaduan antara budaya nenek moyang dengan perkembangan era modern sekarang ini.
F. Programme Composition
(35)
1. Local : 84 % 2. Local Nasional : 8 % 3. Foreign : 8 %
II.
Programme Content1. Local : 83 %
2. Universal : 17 %
III.
Typology Programme On Jogja TV 1. Informasi : 46 %2. News : 12 %
3. Movie : 1 % 4. Series : 1 % 5. Religious : 1 % 6. Sport : 4 % 7. Education : 2 % 8. Children : 7 %
9. Entertainment : 26 %
G. Programme Discription
Jogja TV atau PT. Tugu Yogyakarta Televisi mempunyai berbagai macam program acara on air mulai pukul 06.00 – 24.00 WIB. Di bawah ini adalah rincian berbagai macam program acara yang ditayangkan oleh Jogja TV mulai dari format acara, jenis acara, beserta diskripsi program acara.
(36)
· Pawartos Ngayogyakarta adalah sebuah tayangan berupa berita dalam bahasa Jawa.
II. Hard News
· Seputar Jogja adalah sebuah tayangan berita aktual Jogja dan sekitarnya berbahasa Indonesia.
III. Music Entertainment
· Klinong – klinong Campursari adalah sebuah program tayangan Live Campursari
IV. Traditional Entertainment
· Wayang Kulit adalah sebuah tayangan berbagai jenis wayang, seperti wayang kulit, wayang menak, maupun wayang orang dengan peraga dan dalang terkenal di Jogja dan sekitarnya. · Ketoprak adalah tayangan drama tradisional yang mengangkat
berbagai cerita, seperti cerita rakyat, babad, dan karya sastra sejarah.
V. Formal Education
· Dunia Pendidikan adalah program tayangan pendidikan, mengangkat profil sekolah, murid berprestasi, maupun keunggulan dari sekolah tersebut.
· Jelajah Kampus adalah program seputar aktivitas ilmiah, penelitian, dan program unggulan dari masing – masing
perguruan tinggi yang berada di DIY dan sekitarnya. VI. Informational Talk Show
(37)
· Dialog Interaktif adalah program dialog interaktif live dengan berbagai topik bahasan dari berbagai Instansi..
VII. Travel Information
· Pesona Wisata adalah program tayangan yang menampilkan berbagai tempat wisata di daerah DIY dan sekitarnya.
H. Off Air Programme
Selain Program acara On Air, Jogja TV juga menyajikan berbagai macam program acara Off Air yang tidak kalah menarik dengan program acara On Air. Di bawah ini adalah berbagai macam program acara Off Air yang meliputi :
1. Jogja Musik Nation 2. Billyard
3. Lomba gambar mewarnai 4. Pesta Budaya
5. HUT Jogja TV ke – 4 6. Jogja Otomotif Gathering 7. Pengobatan Gratis
8. Klinong – klinong Campursari I. Data JogjaTV
1. Nama Instansi / Perusahaan : PT. Yogyakarta Tugu Televisi 2. Alamat Instansi / Perusahaan : Jl. Wonosari Km. 9 Sendangtirto,
(38)
3. Pimpinan Perusahaan : Oka Kusumayudha.
4. Komisaris Utama : KGHP Prabukusumo. S. Psi. 5. Direktur Operasional : Dewa Made, MM.
6. Manager Operasioanal : Gede Eka Susanto. 7. Tempat Kedudukan Instansi : Yogyakarta
8. Jenis Industri / Jasa : Stasiun Televisi Lokal. 9. Telephon : (0274) 451900
10. Fax : (0274) 451800 11. Marketing (Hot Line) : (0274) 7488899 12. E – mail : www.jogjatv.com
(39)
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. Peran Produser
Produser adalah lokomotif dalam setiap Proses Produksi sebuah program acara Televisi. Seorang Produser harus memiliki kreatifitas yang tinggi dan mempunyai rasa seni yang tinggi. Peran seorang produser harus mampu membuat rancangan untuk Produksi sebuah acara, seperti menentukan tema, mengkoordinir Team Work, menyusun naskah skenario, scriptr atau rundown. Produser juga harus mengenal jenis – jenis kamera dan teknik pengoperasian kamera, karena dengan mengenal jenis – jenis kamera dan bisa mengerti pengoperasian kamera, Produser bisa menyusun Shoot List dan mengerti akan komposisi gambar yang baik, serta bisa menentukan jenis kamera yang sesuai dengan kebutuhan Produksi dan bisa mengkoordinir serta memberi intruksi kepada kameraman mengenai komposisi gambar dalam Produksi, tentang apa saja yang akan diambil dan angle – angel yang sesuai. Selain itu, Peran Produser harus bisa bekerja sama dalam team dan Produser harus akrab dengan crew yang lainnya dan tidak boleh merasa lebih tinggi dari crew dan anggota di dalam team.
Dalam tahap produksi, Peran Produser di Jogja TV menghandle jalannya produksi. Dimulai dari brifing bagi semua team produksi dan sudah termasuk brifing dari talent, baik itu Presenter, narasumber dan home band, apabila acara itu memakai home band. Produser berkoordinasi dengan team
(40)
pada saat setting peralatan yang meliputi setting posisi kamera, lalu setting property untuk obyek yang akan diambil, lighting, audio, VTR Operator, dll.
Pada saat Pasca Produksi Produser mengawasi atau mendampingi Editor dalam melakukan editing, namun ini tidak wajib, asalkan rundown, skenario, atau script sudah jelas dan stock shot gambar sudah diserahkan semua ke editor, maka editor bisa bekerja sendiri, namun apabila Produser tidak punya pekerjaan lainnya, ada baiknya ikut di dalam ruangan editing bersama editor untuk tahap finising.
B. Deskripsi Program Acara Dupen
Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan merupakan salah satu program acara yang bersifat Formal Education di dalam PT. Tugu Yogyakarta Televisi (Jogja TV). Program acara ini merupakan program tayangan pendidikan, dengan cara mengangkat profil sekolah taraf SD sampai SMA. Program acara ini merupakan salah satu jenis bentuk feature (Berita Kisah) dengan format Feature Profil. Dalam format feature profil tidak selalu menonjolkan sisi kemanusiaan (human interest) yang menyentuh perasaan, tetapi ada juga feature yang menceritakan profil suatu perusahaan atau organisasi, menceritakan bagaimana perusahaan atau organisasi itu digerakan untuk mencapai visi dan misinya. Seperti program acara Dunia Pendidikan ini, produser akan mengulas semua tentang sekolah – sekolah yang meliputi kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstra kurikuler, murid berprestasi, prestasi sekolah, fasilitas, event sekolah, ciri khas sekolah, keunggulan dan
(41)
kelebihan sekolah, tampilan mengenai siswa dan siswinya, serta para guru yang ada di sekolah tersebut. Dan tidak hanya sekolah aja yang diliput, tempat seperti museum pun bisa dijadikan untuk sarana pengajaran dan pendidikan.
1. Bentuk Penyajian. a. Format Acara
Acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan merupakan sebuah tayangan pendidikan yang mengangkat sebuah profil sekolah dengan bentuk sajian feature.
b. Isi / Materi Acara
Dalam acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan akan membahas tentang profil sebuah sekolah yang memiliki ciri khas tertentu. Dengan cara mengulas semua tentang seluk beluk sekolah tersebut. Mulai dari kegiatan belajar mengajar hingga kelebihan dan keunggulan dari sekolah tersebut dibandingkan dari sekolah yang lainnya.
c. Durasi dan Jam Tayang
Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan berdurasi ± 30 menit dengan jam tayang pukul 17.30 – 18.00 WIB.
d. Frekuensi Siaran
Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan ditayangkan setiap satu sekali seminggu yaitu pada hari Jumat.
(42)
Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan memiliki target audience anak – anak dan orang dewasa.
· Sifat : Umum
· Jenis Kelamin : Laki – laki dan Perempuan
· Usia : - Anak – anak (5 – 17 tahun)
- Dewasa (18 – 60 tahun)
· Geografis : Surakarta DIY, dan sekitarnya
· Segmentasi : Ekonomi bawah, sedang maupun atas
f. Iklan
Dalam Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan ini diselipkan dua iklan setiap kali tayang.
g. Respon Masyarakat
Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan ini sudah mendapatkan tempat di hati pemirsa, meskipun kebanyakan dari pihak yang bersangkutan.
2. Pelaksanaan Proses produksi Acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan.
Setiap pelaksanaan produksi untuk acara televisi memerlukan tahapan step by step mulai dari perencanaan hingga penayangan. Secara garis besar, dalam proses produksi siaran tidak langsung seperti program acara Dunia Pendidikan akan mengalami tiga macam proses yaitu proses
(43)
Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Di dalam proses produksi program acara ini, beberapa tahapan yang perlu disiapkan diantaranya :
a. Pra Produksi
Pada tahapan ini sebuah acara berawal dari sebuah idea atau gagasan bisa seseorang atau kelompok, yang diteruskan dengan proses tukar pikiran (brainstorming).
· Menentukan sekolah mana yang akan diliput.
Produser mencari informasi melalui Koran, koneksi atau marketing tentang sekolah yang akan menjadi bahan untuk liputan program acara Dunia Pendidikan.
· Menentukan jadwal Produksi.
Setelah menentukan sekolah yang akan diliput, produser mengkonfirmasi kepada sekretaris program untuk dibuatkan jadwal kapan produksi akan dilaksanakan.
· Survey Lokasi.
Sebelum produksi dilaksanakan, produser melakukan survey ke lokasi yang akan dijadikan tempat produksi. Penulis membantu produser dalam hunting lokasi sekolah mengenai apa saja yang harus diulas. Dalam survey ini, produser juga melakukan konfirmasi kepada sekolah tersebut tentang waktu dan apa saja yang diambil gambarnya untuk program acara Dunia Pendidikan.
(44)
Produser melakukan konfirmasi ke bagian teknis untuk menyiapkan peralatan berupa kamera, tripot, lighting, mixcropon, dsb. Sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditentukan.
· Membuat Camera card dan daftar pertanyaan untuk wawancara. Produser membuat camera card untuk memudahkan kamerman tentang gambar apa saja yang harus diambil saat produksi berlangsung. Penulis membantu produser menyusun daftar pertanyaan apa saja untuk wawancara pihak sekolah yang bersangkutan, seperti kepala sekolah, pendiri sekolah, guru, siswa berprestasi, dll. Di dalam menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara, diusahakan agar mendapatkan jawaban statement yaitu berupa penjelasan dari narasumber.
b. Produksi
Produksi pada prinsipnya adalah menvisualisasikan konsep naskah atau rundown agar dapat dinikmati pemirsa, dimana sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis (engineering)
· Pada saat tahapan produksi, penulis membantu produser menghandle seluruh jalannya proses produksi. Seperti pengarahan talent, shot – shot yang harus diambil oleh kameraman, dll. Dalam proses produksi ini, banyak gambar yang harus diambil. Agar menyingkat waktu, produser menggunakan dua kameraman untuk mengambil gambar sekolah tersebut. Kameraman satu didirect oleh produser sendiri sekaligus mencari data yang dapat diambil. Untuk
(45)
kameraman dua, produser member tanggung jawab kepada penulis untik mendirect sekaligus mencari data seperti apa yang dilakukan oleh produser dalam mendirect kameraman satu.
· Setelah selesai mengambil gambar, penulis membantu produser mewawancarai narasumber untuk mendapatkan statement atau penjelasan dari sekolah tersebut dan dapat digunakan untuk tambahan dalam pembuatan naskah nantinya.
c. Pasca Produksi
Dalam program acara tidak langsung (recording), setelah tahap produksi dilakukan, maka selanjutnya dilakukan tahap Pasca Produksi sebagai tahap Finising dari proses produksi yang meliputi banyak hal. · Mengedit hasil wawancara.
Di dalam mengedit hasil wawancara narasumber dari sekolah yang telah diliput, penulis ikut membantu produser untuk memilih gambar mana yang menjadi statement dan gambar mana yang hanya diambil informasinya saja untuk bahan membuat naskah atau script.
· Membuat naskah atau script.
Setelah mendapatkan tambahan bahan dari hasil wawancara yang telah diedit, produser melakukan tahapan berikutnya yaitu membuat naskah atau script. Dalam pembuatan naskah ini, penulis diberi tanggung jawab untuk membuatnya, meskipun setelah itu produser akan mengecek dan menyempurnakan naskah tersebut.
(46)
· Rekaman VO
Setelah naskah selesai dibuat, produser melakukan koordinasi kepada voice over untuk rekaman narasi yang telah tertulis di dalam naskah tersebut.
· Editing
Tahapan ini merupakan tahapan penyelesaian atau penyempurnaan. Tahapan ini mempunyai tiga langkah utama, yaitu :
1. Editing off line.
Setelah tiga thpan di atas terpenuhi, produser akan membuat editing kasar ayang disebut editing off line sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Sesudah hasil editing off line itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Editing script ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian – bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi music. Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line.
2. Editing on line.
Berdasarkan naskah editing atau editing script, editor mengedit hasil shoting asli. Sambungan – sambungan setiap shot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut ke mixing.
(47)
3. Mixing.
Narasi yang sudah direkam dimasukan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan music harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post atau Pasca Production sudah selesai.
C. Kegiatan Pelaksanaan KKM
Kegiatan yang dilakukan penulis selama mengikuti Kuliah Kerja Media di Jogja TV pada periode 1 Februari sampai dengan 1 April 2010, dari minggu ke minggu, antara lain sebagai berikut :
1. Minggu Pertama (1 – 6 Februari 2010)
Pada minggu pertama, penulis menerima pembekalan dan pengarahan dari instruktur mengenai hal – hal yang harus dilakukan serta dipatuhi selama mengikuti kegiatan KKM di Jogja TV. Mengikuti pembagian program acara yang akan dijalani. Pembimbing atau instruktur mengarahkan penulis untuk memilih salah satu program acara di Jogja TV untuk dijadikan bahan konsentrasi laporan tugas akhir. Penulis memilih program acara Dunia Pendidikan sebagai bahan konsentrasi laporan tugas akhir
(48)
karena penulis tertarik dengan konsep acara tersebut dengan cara mengangkat sebuah sekolah yang mempunyai ciri khas tertentu. Kemudian mengamati program live di studio. Ikut dalam liputan live sepak bola Produta dan pada minggu pertama sudah diajak untuk ikut liputan produksi Jelajah Kampus dan Galeri mode.
2. Minggu kedua (8 – 13 Februari 2010)
Penulis mengikuti liputan produksi program acara “DUPEN”. Kali ini liputan Dunia Pendidikan meliput sebuah SMA yang terletak di daerah Bantul yaitu SMA 1 Bantul. Di dalam produksi yang diikuti penulis untuk pertama kalinya, penulis belum banyak terlibat di dalamnya,dan penulis hanya mengamati dan masih diajari oleh produser cara – cara yang harus dilakukan untuk seorang produser. Selain liputan Dunia Pendidikan, penulis juga mengikuti liputan program acara “Adiluhung” dan “Sportif” dalam minggu kedua tersebut, selain itu juga penulis mengikuti program live yang disiarkan di studio.
3. Minggu ketiga (14 – 20 Februari 2010)
Pada minggu ketiga ini penulis diajari oleh produser untuk membuat naskah dan mengedit steatment liputan “DUPEN ” yang dilakukan di SMA 1 Bantul kemaren, karena baru pertama kali membuat naskah dan mengedit steatment acara “DUPEN”, awalnya penulis diajari terlebih dahulu cara membuat naskah dan mengedit yang baik, selain itu dalam minggu ketiga ini penulis juga mengikuti lipuatan – liputan program acara seperti Adiluhung, liputan live ”Ashabul Kafe” dan produser yang lain
(49)
juga sama mengajarkan penulis untuk menjadi produser sesuai acara yang diikuti.
4. Minggu keempat (22 – 27 Februari 2010)
Pada minggu keempat ini penulis mengikuti banyak mengikuti program live yang diadakan di studio maupun di luar studio. Penulis mengikuti program acara Adiluhung dan mengikuti liputan live Gerebeg Maulud yang diadakan di Masjid Agung. Dalam liputan live ini, penulis bertugas sebagai pencari data atau reporter. Adapun liputan Adiluhung yang tidak live, penulis juga diberi tugas oleh produser untuk membuat naskah dan mengedit steatment, awalnya semua produser yang ada di Jogja TV member tugas seperti itu dalam sebuah peliputan sebuah program acara. 5. Minggu kelima (1 – 6 Maret 2010)
Penulis diajak produser untuk melakukan survey lokasi di SMK Pelayaran Putra Samodera. Di saat survey berlangsung, produser memberi pengarahan kepada penulis apa saja yang harus dilakukan ketika survey lokasi. Mulai dari survey ruangan mana saja yang harus diambil gambarnya, hingga tata cara berbicara dengan narasumber untuk memastikan semuanya berjalan sesuai dengan prosedur. Dan selain itu penulis juga ikut membantu produser lain live di studio, produser menyuruh penulis untuk berperan sebagai Pengarah acara.
(50)
Sebelum mengikuti atau meliput program acara di Dunia Pendidikan di SMK Putra Samodera, produser menyuruh penulis untuk membuat camera card, agar memudahkan untuk kameraman dalam proses pengambilan gambar mana saja yang akan diambil. Dan dalam proses produksi berlangsung, produser juga member tanggung jawab terhadap penulis untuk menghandle kameraman yang satu untuk meliput sekolah tersebut dan mencari data untuk pembuatan naskah nantinya. Selain itu juga penulis membuat rundown untuk acara liputan “DUPEN” berikutnya yaitu di Museum Biologi.
7. Minggu ketujuh (14 – 20 Maret 2010)
Pada minggu ketujuh ini Penulis diberi tugas mengedit sendiri hasil wawancara dari guru, siswa dan juga Kepala Sekolah SMK Putra Samodera sebagai narasumber. Penulis melakukan seperti yang telah diajarkan oleh prosedur sebelumnya, memilih gambar mana yang menjadi statement dan mana gambar yang hanya diambil informasinya saja untuk bahan membuat naskah. Setelah penulis selesai mengedit, produser mereview hasil wawancara yang telah diedit oleh penulis dan menyempurnakan hasil wawancara yang telah di edit. Setelah selesai mengedit statement, informasi yang didapat dibawa penulis ke ruang produser untuk tambahan bahan membuat naskah Program acara Dunia Pendidikan SMK Putra Samodera. Penulis membuat naskah dengan format seperti contoh naskah sebelumnya. Setelah penulis selesai membuat naskah, penulis mencoba mengedit hasil gambar yang diambil secara off
(51)
line, yaitu dengan cara memilih gambar – gambar yang bagus dan cocok dengan naskah. Untuk on line-nya dikerjakan oleh editor, penulis juga mengamati saat editor mengedit program acara ini. Editor sangat teliti dalam memasukan effect, backsound, suara VO ke dalam gambar yang telah diedit. Setelah semuanya selesai barulah Program acara Dunia Pendidikan bisa ditayangkan.
8. Minggu kedelapan (22 – 27 Maret 2010)
Pada minggu kedelapan ini penulis mengikuti liputan yang telah direncanakan pada minggu lalu, yaitu melakukan liputan di Museum Biologo, sebelum melakukan liputan penulis juga diajarkan dan disuruh oleh produser untuk konfirmasi kepada pihak Museum Biologi untuk jadi mengadakan liputan. Pada liputan di Museum Biologi ini produser menyuruh penulis untuk menjadi pengarah acara. Dan setelah selesai melakukan liputan seperti biasa produser juga memberi tugas kepada penulis untuk membuat rundown dan mengedit hasil liputan yang sebelumnya sudah diajarkan. Setelah selesai menjalankan tugas yang diberikan oleh produser, barulah produser pengecek hasil yang telah penulis kerjakan.
9. Minggu kesembilan (29 Maret – 1 April 2010)
Pada minggu terakhir ini produser mengadakan liputan program acara “DUPEN” di SMK Piri. Dalam proses produksi kali ini, seperti produksi sebelumnya produser member tanggung jawab kepada penulis untuk mendirect kameraman dua sekaligus mencari data dari sekolah tersebut.
(52)
Selain itu penulis juga masih diberi tanggung jawab pada produser program acara “Blusukan” untuk mengedit dan menbuat naskah, karena pada minggu lalu penulis juga mengikuti liputan program acara “Blusukan”.
(53)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberhasilan suatu program acara televisi tidak lepas dari kerjasama dan kekompakan dari produser dan juga Team Work. Apabila ada satu atau dua orang crew yang tidak bersemangat atau tidak sungguh – sungguh, maka acara yang diproduksi akan kurang memuaskan. Setiap crew dan produser harus kompak dan saling mendukung. Dalam setiap produksi perlu persiapan yang matang, mulai dari Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi perlu dikerjakan dengan sungguh – sungguh agar hasilnya pun lebih optimal dan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media selama dua bulan di Jogja TV sebagai produser program dalam sebuah proses produksi acara sebagai berikut :
1. Dalam sistem kerja khususnya bagian produksi di Jogja TV, yang terlibat adalah seorang produser, driver, dan dua orang kameramen. Produser yang mengendalikan semua, mulai dari survei lokasi hingga proses peliputan / produksi.
(54)
2. Penulis telah mengetahui Peran dan tugas seorang Produser yang berada di Jogja TV. Tiap bagian crew memiliki tugas dan tanggung jawab masing – masing.
3. Dalam program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan ternyata bisa disajikan dalam bentuk format Feature yang menampilkan beberapa profil sekolah mulai dari TK sampai dengan SMA.
4. Membuat sebuah program acara tidak hanya sekedar membuat membuat tayangan yang dapat di lihat audience, tetapi juga harus memperhatikan kualitas, manfaat dan daya tarik untuk pemirsa untuk dapat menikmati acara tersebut.
5. Penulis telah memperoleh pengetahuan tentang proses pelaksanaan program acara Dunia Pendidikan di Jogja TV dari perencanaan hingga proses penayangan.
6. Penulis telah dapat menerapkan teori broadcasting yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dalam praktek profesi pada dunia kerja nyata. Khususnya proses pelaksanaan program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan di Jogja TV.
B. Saran
Pengalaman Magang di Jogja TV sangat menyenagkan. Sifat kekeluargaan antara karyawan satu dengan yang lainnya sangat kental dan baik, apalagi hubungan antara atasan dan bawahan yang seakan tidak ada
(55)
jarak, membuat karyawan senang untuk bekerja. Namun di sini penulis juga ingin memberikan beberapa saran demi peningkatan eksistensi produksi acara, yaitu sebagai berikut :
· Saran untuk Jogja TV
1. Jogja TV hendaknya lebih selektif dan kreatif lagi dalam membuat dan menayangkan program acara unggulan, menampilkan acara yang menarik perhatian pemirsa.
2. Diperlukan penambahan SDM khususnya SDM Produser yang professional peliputan dan penyajian sebuah program acara, sehingga program acara yang disajikan dapat diterima pemirsa dengan baik. 3. Dalam Program acara ”DUPEN” hendaknya juga meliput sebuah
Perguruan Tinggi dan tidak hanya meliput sebuah sekolah TK sampai SMA saja, agar terlihat lebih bervariatif.
4. Seorang Produser dalam membuat sebuah program acara hendaknya memperhatikan manfaat dan kualitas acara tersebut agar dapat menarik perhatian pemirsa.
· Saran untuk Lembaga Pendidikan
1. Dalam perkuliahan selain pemberian teori, yang lebih penting adalah perlu pemberitahuan pengetahuan – pengetahuan praktis dilapangan, sehingga setelah lulus nanti siap menghadapi tantangan dalam pekerjaan nantinya.
(56)
2. Memperbaiki dan menambah fasilitas yang diperlukan untuk program keahlian broadcasting seperti laboratorium radio dan ruang editing sehingga dapat mendukung tercapainya proses belajar yang lebih baik. 3. Meningkatkan proses mutu pendidikan yang telah ada, bukan berarti
mutu pendidikan sekarang ini buruk, namun perlu diadakan peningkatan agar lebih mampu bersaing dengan yang lain.
Saran untuk semua team Produksi agar terus mengembangkan daya kreatifitas agar acara di Jogja TV bisa lebih baik dan bisa bersaing di era Broadcasting sekarang ini, dan juga Jogja TV bisa semakin menyinari kota Yogyakarta dengan acara yang positif, kreatif dan membangun, namun tidak lupa akan budaya setempat.
(57)
DAFTAR PUSTAKA
BM, Mursito. 1999. Penulisan Jurnalistik Konsep dan Teknik Penulisan Berita.
Solo : SPIKOM (Studi Pemberdayaan Komunikasi).
M. Bayu & Winastawan. 2007. Bikin Film Indie itu Mudah. Yogyakarta : Penerbit Andy kerjasama Deli Publising
Morissan. 2008. Manajement Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Kencana
Pratikto, Riyono. 1984. Kreatif Menulis Feature. Bandung : Penerbit Alumni.
Wahyudi, JB. 1994. Dasar – dasar Management Penyiaran. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo, Fred. 2007. Dasar – dasar Produksi Program Televisi. Jakarta : Grasindo.
Situs Internet :
(http :
(58)
(1)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberhasilan suatu program acara televisi tidak lepas dari kerjasama dan kekompakan dari produser dan juga Team Work. Apabila ada satu atau dua orang crew yang tidak bersemangat atau tidak sungguh – sungguh, maka acara yang diproduksi akan kurang memuaskan. Setiap crew dan produser harus kompak dan saling mendukung. Dalam setiap produksi perlu persiapan yang matang, mulai dari Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi perlu dikerjakan dengan sungguh – sungguh agar hasilnya pun lebih optimal dan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media selama dua bulan di Jogja TV sebagai produser program dalam sebuah proses produksi acara sebagai berikut :
1. Dalam sistem kerja khususnya bagian produksi di Jogja TV, yang terlibat adalah seorang produser, driver, dan dua orang kameramen. Produser yang mengendalikan semua, mulai dari survei lokasi hingga proses peliputan / produksi.
(2)
2. Penulis telah mengetahui Peran dan tugas seorang Produser yang berada di Jogja TV. Tiap bagian crew memiliki tugas dan tanggung jawab masing – masing.
3. Dalam program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan ternyata bisa disajikan dalam bentuk format Feature yang menampilkan beberapa profil sekolah mulai dari TK sampai dengan SMA.
4. Membuat sebuah program acara tidak hanya sekedar membuat membuat tayangan yang dapat di lihat audience, tetapi juga harus memperhatikan kualitas, manfaat dan daya tarik untuk pemirsa untuk dapat menikmati acara tersebut.
5. Penulis telah memperoleh pengetahuan tentang proses pelaksanaan program acara Dunia Pendidikan di Jogja TV dari perencanaan hingga proses penayangan.
6. Penulis telah dapat menerapkan teori broadcasting yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dalam praktek profesi pada dunia kerja nyata. Khususnya proses pelaksanaan program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan di Jogja TV.
B. Saran
Pengalaman Magang di Jogja TV sangat menyenagkan. Sifat kekeluargaan antara karyawan satu dengan yang lainnya sangat kental dan baik, apalagi hubungan antara atasan dan bawahan yang seakan tidak ada
(3)
jarak, membuat karyawan senang untuk bekerja. Namun di sini penulis juga ingin memberikan beberapa saran demi peningkatan eksistensi produksi acara, yaitu sebagai berikut :
· Saran untuk Jogja TV
1. Jogja TV hendaknya lebih selektif dan kreatif lagi dalam membuat dan menayangkan program acara unggulan, menampilkan acara yang menarik perhatian pemirsa.
2. Diperlukan penambahan SDM khususnya SDM Produser yang professional peliputan dan penyajian sebuah program acara, sehingga program acara yang disajikan dapat diterima pemirsa dengan baik. 3. Dalam Program acara ”DUPEN” hendaknya juga meliput sebuah
Perguruan Tinggi dan tidak hanya meliput sebuah sekolah TK sampai SMA saja, agar terlihat lebih bervariatif.
4. Seorang Produser dalam membuat sebuah program acara hendaknya memperhatikan manfaat dan kualitas acara tersebut agar dapat menarik perhatian pemirsa.
· Saran untuk Lembaga Pendidikan
1. Dalam perkuliahan selain pemberian teori, yang lebih penting adalah perlu pemberitahuan pengetahuan – pengetahuan praktis dilapangan, sehingga setelah lulus nanti siap menghadapi tantangan dalam pekerjaan nantinya.
(4)
2. Memperbaiki dan menambah fasilitas yang diperlukan untuk program keahlian broadcasting seperti laboratorium radio dan ruang editing sehingga dapat mendukung tercapainya proses belajar yang lebih baik. 3. Meningkatkan proses mutu pendidikan yang telah ada, bukan berarti
mutu pendidikan sekarang ini buruk, namun perlu diadakan peningkatan agar lebih mampu bersaing dengan yang lain.
Saran untuk semua team Produksi agar terus mengembangkan daya kreatifitas agar acara di Jogja TV bisa lebih baik dan bisa bersaing di era Broadcasting sekarang ini, dan juga Jogja TV bisa semakin menyinari kota Yogyakarta dengan acara yang positif, kreatif dan membangun, namun tidak lupa akan budaya setempat.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
BM, Mursito. 1999. Penulisan Jurnalistik Konsep dan Teknik Penulisan Berita.
Solo : SPIKOM (Studi Pemberdayaan Komunikasi).
M. Bayu & Winastawan. 2007. Bikin Film Indie itu Mudah. Yogyakarta : Penerbit Andy kerjasama Deli Publising
Morissan. 2008. Manajement Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Kencana
Pratikto, Riyono. 1984. Kreatif Menulis Feature. Bandung : Penerbit Alumni.
Wahyudi, JB. 1994. Dasar – dasar Management Penyiaran. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo, Fred. 2007. Dasar – dasar Produksi Program Televisi. Jakarta : Grasindo.
Situs Internet :
(http :
(6)