Strategi Komunitas Permainan Tradisional Sebagai Fasilitator Permainan Tradisional Bagi Anak-Anak (Studi Kasus Pada Komunitas Anak Bawang di Kota Surakarta).

STRATEGI KOMUNITAS PECINTA PERMAINAN TRADISIONAL
SEBAGAI FASILITATOR PERMAINAN TRADISIONAL BAGI
ANAK-ANAK
(Studi Kasus Pada Komunitas Anak Bawang di Kota Surakarta)

Oleh :
Cindy Mardatila
D0312019

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik
Program Studi Sosiologi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
i


PERSETUJUAN NAMA PEMBIMBING

STRATEGI KOMUNITAS PECINTA PERMAINAN TRADISIONAL
SEBAGAI FASILITATOR PERMAINAN TRADISIONAL BAGI
ANAK-ANAK
(Studi Kasus Pada Komunitas Anak Bawang di Kota Surakarta)

Disusun oleh:
Nama

: Cindy Mardatila

NIM

: D0312019

Program Studi

: Sosiologi


Disetujui untuk Dibimbing oleh:

Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., D.E.A.
NIP. 19701215 199802 1 001

Surakarta,

November 2016

Kepala Program Studi Sosiologi

Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., D.E.A.
NIP. 19701215 199802 1 001

ii

PERSETUJUAN

SKRIPSI


STRATEGI KOMUNITAS PECINTA PERMAINAN TRADISIONAL
SEBAGAI FASILITATOR PERMAINAN TRADISIONAL BAGI
ANAK-ANAK
(Studi Kasus Pada Komunitas Anak Bawang di Kota Surakarta)

Disusun Oleh:
Cindy Mardatila

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 4 Oktober 2016
Pembimbing

Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., D.E.A.
NIP. 19701215 199802 1 001

iii

PENGESAHAN

SKRIPSI

STRATEGI KOMUNITAS PECINTA PERMAINAN TRADISIONAL
SEBAGAI FASILITATOR PERMAINAN TRADISIONAL BAGI ANAKANAK
(Studi Kasus Pada Komunitas Anak Bawang di Kota Surakarta)

Disusun Oleh : Cindy Mardatila

Telah diuji dan dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi
pada hari Jum’at tanggal: 28 bulan Oktober tahun 2016
dan Dinyatakan telah Memenuhi Syarat oleh Panitia Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Panitia Penguji:
1. Dr. Argyo Demartoto, M.Si.

( ........................... )

NIP. 19650825 199203 1 003

Ketua


2. Dra. Hj. Suyatmi, M.S.

( ........................... )

NIP. 19520929 198003 2 001

Sekretaris

3. Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., D.E.A.

( ........................... )

NIP. 19701215 199802 1 001

Penguji

Surakarta,

November 2016


Universitas Sebelas Maret
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Dekan,

Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si
NIP. 196108251986012001

iv

SUSUNAN TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI

STRATEGI KOMUNITAS PECINTA PERMAINAN TRADISIONAL
SEBAGAI FASILITATOR PERMAINAN TRADISIONAL BAGI ANAKANAK
(Studi Kasus Pada Komunitas Anak Bawang di Kota Surakarta)

Nama Mahasiswa

: Cindy Mardatila


NIM

: D0312019

Jurusan

: Sosiologi

Ketua

: Dr. Argyo Demartoto, M.Si.

Sekretaris

: Dra. Hj. Suyatmi, M.S.

Penguji

: Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., D.E.A.


v

PERNYATAAN
ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam naskah ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang
lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam
sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah ini dapat dibuktikan terdapat unsurunsur PLAGIASI, saya bersedia ini digugurkan dan gelar akademik yang telah
saya peroleh (S.Sos) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Surakarta,

November 2016

Mahasiswa,


Pas foto
4x6
Cindy Mardatila
D0312019

vi

ABSTRAK
CINDY MARDATILA. D0312019. Strategi Komunitas Pecinta Permainan
Tradisional Sebagai Fasilitator Permainan Tradisional Bagi Anak-Anak (Studi
Kasus Pada Komunitas Anak Bawang di Kota Surakarta). Skripsi. Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2016.
Di Kota Surakarta sangat jarang sekali terlihat ada komunitas yang berdiri
dengan tujuan untuk terus melestarikan permainan tradisional. Namun demikian,
perlu adanya strategi yang dapat menyokong tujuan, visi serta misi mereka agar
dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan segala bentuk
strategi yang dilakukan agar dapat terus mempertahankan, melestarikan maupun
memperkaya permainan tradisional terlebih agar dapat merubah minat anak-anak
untuk lebih mencintai kebudayaannya sendiri. Teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teori Fungsionalisme Struktural (AGIL) oleh Talcott Parsons
dan Teori Interaksionisme Simbolik oleh George Herbert Blumer. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, studi literatur dan
dokumentasi. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan
data menggunakan wawancara, pedoman wawancara, dan observasi. Validitas
data dengan menggunakan triangulasi data. Teknik analisa data yaitu dengan
model analisa interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya dalam suatu komunitas
dibutuhkan suatu strategi khusus agar dapat tercapainya suatu tujuan bersama.
Namun tidak dapat dipungkiri di dalam proses tersebut pasti akan ada banyak
hambatan yang datang menghampiri, sedang di balik itu tentu juga pasti ada suatu
dorongan yang menjadikan Komunitas Anak Bawang ini terus bertahan. Kendati
demikian, banyak harapan-harapan baik di dalam maupun di luar, agar Komunitas
Anak Bawang ini tetap terus bertahan dan melestarikan permainan tradisional.
Kata Kunci: Strategi, Komunitas Anak Bawang, Permainan Tradisional

vii


ABSTRACT
CINDY MARDATILA. D0312019. The Strategy of Traditional Games Lover
Community as Facilitator of Traditional Games For Children (Case Study of
Komunitas Anak Bawang in Surakarta). Thesis. Faculty of Social and Political
Science. The University of Sebelas Maret, Surakarta. 2016.
We know that it is rare of community that established in order to support
and keep traditional game. However, there should be strategy which supports their
purpose, vision, and mission to make it accomplished. This study is aimed to
describe all kinds of strategy in order to keep, maintain, or enrich traditional
game. Additionaly, it is done to change the children’s interest of loving their own
culture. The theories used in this study are Structural Fungsionalism Theory
(AGIL) by Talcott Parsons and Symbolic Interationism Theory by George Herbert
Blumer. This research used qualitative methode using approach of case study. The
collecting data technique, using interview, obsevation, literature study, and
documentation. Informant is choosen using purposive sampling technique. The
collecting data used interview, interview guideline, and observation. Data validity
used data triangulation. Data analyzing technique used interactive analyses model
including data reduction, data service, and drawing conclusion.
The result of this study shown that a special strategy is needed in a
community to achieve the goal altogether. But, it cannot be denied that there must
be many obstacles come during the process itself. In contrast, there must be a
trigger that makes Komunitas Anak Bawang keeps going on. Beside those things,
there must be many expectations inside or outside, to make this Komunitas Anak
Bawang lives and maintain the traditional game until nowadays.
Keywords: Strategy, Komunitas Anak Bawang, Traditional Games

viii

MOTTO
“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu
tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu”
(Ali bin Abi Thalib)
“Bersabarlah dalam penantian mu. Berdoa lah dalam diam mu. Karena tulang
rusuk itu tidak akan pernah tertukar”
(-ukh.ym-)
“IF BETTER IS POSSIBLE GOOD IS NOT ENOUGH”
(Darmawan Silver)

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebagai tanda bukti hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga saya
persembahkan karya kecil ini kepada Mama dan Papa tercinta, yang senantiasa
memberikan kasih sayang dan cintanya untuk saya, terlebih yang tidak pernah
terputus doa yang selalu dipanjatkannya kepada Allah SWT dan selalu berusaha
memberikan kebahagiaan yang tidak bisa terbalaskan. Semoga langkah ini
menjadi langkah awal untuk membuat Mama dan Papa bangga serta bahagia.
Aamiin

Teruntuk Kakak serta Adik tercinta yang senantiasa mendoakan, menyayangi dan
mendukung saya baik suka maupun duka, baik senang maupun susah untuk terus
dapat bersama-sama.

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan terselesaikannya penulisan dan penyusunan skripsi penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., D.E.A. selaku Kepala Prodi Sosiologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta serta selaku
pembimbing yang penuh kesabaran dengan rela menyediakan waktu untuk
membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Ibu Prof. Ismi Dwi Astuti
Nurhaeni, M.Si
3. Rektor Universitas Sebelas Maret, Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S.
4. Ibu Dra. Hj. Suyatmi, M.S selaku Pembimbing Akademik yang hingga
saat ini sudah membimbing dan mensupport saya.
5. Dosen-dosen Prodi Sosiologi yang telah mengajarkan berbagai ilmu dan
pengetahuan tentang ranah sosial dan politik hingga menjadikan saya
faham akan teori-teori sosiologi.
6. Keluarga besar Komunitas Anak Bawang yang telah menerima saya untuk
dapat bergabung serta mendukung dan membantu dalam memberikan
berbagai informasi yang saya butuhkan.
7. Papa saya Yohandes Hasan dan Mama Sri Ermita yang tidak pernah lelah
mendoakan serta mendukung saya untuk terus bersemangat dan tidak
putus asa dalam menuntaskan skripsi ini.
8. Kakak saya Yomi Fauzan yang selalu senantiasa mendoakan dan
mensupport saya dari jauh, dan memberikan banyak nasehat yang tentunya
berguna bagi masa depan saya.
9. Adik saya Andita Mutiara yang senangtiasa memberikan doa, kasih sayang
dan dukungan yang tulus.
10. Untuk Mbak Viarka, yang telah membantu dan mempermudah saya
bertemu dengan dosen pembimbing.

xi

11. Untuk sahabat-sahabat saya April, Nabila, Dyah, Hanni, Silmi, Andica,
Farah, Ayuen yang selalu dapat meluangkan waktunya untuk dapat
berkumpul sejenak bersilahturahmi.
12. Untuk sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan mensupport saya Ayu,
Silvi, Farah, Astrid, terutama untuk Andex dan Dicky yang tidak pernah
mengeluh untuk saya repotkan serta berusaha meluangkan waktunya untuk
dapat mendengarkan berbagai keluh kesah saya.
13. Untuk teman-teman yang baru saja saya kenal, Ifada, Detti, Diani, Andin
yang selalu bersama-sama saling mensupport untuk tetap terus berjuang
menuntaskan skripsi ini.
14. Untuk kakak-kakak yang mendampingi saya selama proses pengerjaan
skripsi yang tidak pernah lelah untuk terus mensupport dan mendoakan
saya agar tidak menunda-nunda menuntaskan skripsi ini. Mas Santoso,
Mba Putri, Mba Gabby, Mba Nisa, Mba Suci, Mba Ayu, Mba Rosel, Mba
Nisa, Mba Juleha, Mas Eddi, Mas Verry, Mas Noshima, Mas Danni, Mba
Anin, Mba Risa, Mba Erna.
15. Untuk Mba Amiec, teman sekaligus kakak bagi saya yang telah
mensupport.
16. Untuk teman sejawatku (Wulan dan Dyah), yang telah membantu di akhirakhir hendak sidang, terima kasih banyak.
17. Untuk Fera, Kiky dan Andy teman tergokil dan terjahat yang selalu
membully saya di kala ada kesempatan selama 2 tahun ini, namun mereka
lah yang selalu ada untuk saya.
18. Untuk teman-teman Prodi Sosiologi satu angkatan dan satu perjuangan,
tetaplah bersemangat agar dapat meraih kesuksesan setinggi mungkin.
19. Segala pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Surakarta, 4 Oktober 2016

Cindy Mardatila

xii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas ridho
dan hidayah-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan terselesaikannya karya skripsi yang berjudul “Strategi Komunitas Pecinta
Permainan Tradisional Sebagai Fasilitator Permainan Tradisional Bagi
Anak-Anak (Studi Kasus Pada Komunitas Anak Bawang di Kota Surakarta).
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW
yang telah menyampaikan jalan petunjuk kebenaran yang hakiki.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah keilmuan bagi
penulis sendiri dan bagi pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Surakarta, 4 Oktober 2016

Cindy Mardatila

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... iv
SUSUNAN TIM PENGUJI SKRIPSI ......................................................... v
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................. viii
MOTTO ........................................................................................................ ix
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. x
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... xi
KATA PENGANTAR ................................................................................. xiii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xx
DAFTAR MATRIK ..................................................................................... xxi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xxii
GLOSARIUM .............................................................................................. xxiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis .................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ..................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8

xiv

A. Definisi Konsep ........................................................................... 8
1. Permainan Tradisional ........................................................... 8
1.1. Pengertian Permainan Tradisional .................................. 8
1.2. Jenis-Jenis Permainan Tradisional .................................. 9
1.3. Manfaat Permainan Tradisional ...................................... 10
2. Komunitas .............................................................................. 11
2.1. Pengertian Komunitas ..................................................... 11
2.2. Bentuk-Bentuk Komunitas ............................................. 13
3. Strategi .................................................................................. 15
4. Fasilitator ............................................................................... 17
5. Anak ...................................................................................... 19
B. Batasan Konsep ........................................................................... 20
1. Permainan Tradisional ........................................................... 20
2. Komunitas .............................................................................. 21
3. Strategi ................................................................................... 21
4. Fasilitator ................................................................................ 21
5. Anak-Anak ............................................................................. 22
C. Penelitian Terdahulu .................................................................... 22
D. Landasan Teori ............................................................................. 28
1. Teori Fungsionalisme Struktural ............................................ 28
2. Teori Interaksionisme Simbolik ............................................. 32
E. Kerangka Berfikir ........................................................................ 36

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 38
A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................... 38
1. Deskripsi Lokasi .................................................................... 38
2. Waktu Penelitian ................................................................... 39
B. Jenis Penelitian ............................................................................ 40
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 41
D. Data dan Sumber Data ................................................................ 42
1. Jenis Data .............................................................................. 42

xv

a) Data Primer ..................................................................... 42
b) Data Sekunder ................................................................ 42
2. Sumber Data .......................................................................... 42
a) Informan ......................................................................... 42
b) Peristiwa atau Aktivitas .................................................. 42
c) Gambar ............................................................................ 43
d) Dokumen dan Arsip ........................................................ 43
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 43
1. Wawancara ............................................................................. 43
2. Observasi ................................................................................ 44
3. Studi Literatur ........................................................................ 44
4. Dokumentasi ........................................................................... 44
F. Validitas Data ............................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data .................................................................... 45
H. Profil Informan ............................................................................. 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 47
A. Hasil .............................................................................................. 47
1. Deskripsi Komunitas Anak Bawang ....................................... 47
a. Sejarah Berdirinya KAB ................................................... 47
b. Manfaat Permainan Tradisional ........................................ 48
c. Tujuan KAB ...................................................................... 48
d. Motto KAB ....................................................................... 48
e. Visi dan Misi KAB ............................................................ 48
f. Nama Akun dan Alamat .................................................... 48
g. Susunan Pengurus KAB .................................................... 49
h. Kajian Dolanan yang Sudah Ada ...................................... 49
i. Kumpulan Permainan Tradisional ..................................... 50
j. Penelitian yang Pernah Dilakukan ..................................... 52
k. Kegiatan yang Sudah Dilakukan ....................................... 52
l. Bekerja Sama dengan Instansi ........................................... 53

xvi

2. Keadaan Permainan Tradisional di Kota Surakarta ................. 54
3. Fungsi Permainan Tradisional ................................................. 61
4. Strategi Komunitas Anak Bawang .......................................... 66
5. Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Internal ............ 70
6. Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Eksternal ......... 75
1) Permainan .......................................................................... 75
2) Anak .................................................................................. 81
3) Orang Tua .......................................................................... 89
4) Masyarakat ......................................................................... 93
7. Keberlangsungan Komunitas Anak Bawang ........................... 97
B. Pembahasan .................................................................................... 98
1. Strategi Komunitas Anak Bawang melalui Fungsionalisme
Struktural (Talcott Parsons) ..................................................... 98
2. Strategi Komunitas Anak Bawang melalui Interaksionisme
Simbolik (George Herbert Blumer) ......................................... 102

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 107
A. Kesimpulan ................................................................................... 107
1. Keadaan Permainan Tradisional di Kota Surakarta ............... 107
2. Fungsi Permainan Tradisional ................................................ 108
3. Strategi Komunitas Anak Bawang ......................................... 108
4. Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Internal .......... 109
5. Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Eksternal ........ 109
6. Keberlangsungan Komunitas Anak Bawang .......................... 112
B. Implikasi ....................................................................................... 113
1. Implikasi Teoritis .................................................................... 113
2. Implikasi Metodologis ............................................................ 114
3. Implikasi Empiris .................................................................... 115
C. Saran .............................................................................................. 116
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 118
LAMPIRAN
xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Pelaksanaan Penelitian..............................................................

40

Tabel 4.1

Kajian Dolanan yang Sudah Dilakukan....................................

49

Tabel 4.2

Macam-Macam Permainan Tradisional....................................

50

Tabel 4.3

Kerja Sama dengan Instansi......................................................

54

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1

Kerangka Berfikir.....................................................................

38

Bagan 3.1

Teknik Analisis Data Interaktif................................................

46

Bagan 4.1

Susunan Pengurus Komunitas Anak Bawang..........................

49

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Anak-anak dan KAB yang asyik bermain gobag sodor...........

54

Gambar 4.2 Seorang Anak yang lihai bermain engklek...............................

56

Gambar 4.3 Kakak dan Adik yang asyik bermain bakiak............................

58

Gambar 4.4 Seorang Anak yang mencoba bermain egrang.........................

62

Gambar 4.5 Dua anak yang tampak bergembira bermain dakon.................

63

Gambar 4.6 Peneliti ikut mengajarkan Anak bermain egrang.....................

68

Gambar 4.7 Peneliti bersama KAB dan beberapa Guru dan anak Murid....

70

Gambar 4.8 Anak bermain egrang Batok....................................................

77

Gambar 4.9 Permainan-permainan yang diperjualbelikan oleh KAB.........

79

Gambar 4.10 Peneliti saat ikut bermain dakon..............................................

81

Gambar 4.11 Dua Anak yang sedang bermain gasing bambu.......................

82

Gambar 4.12 Dua Anak yang sedang bermain Lompat Tali..........................

83

Gambar 4.13 Peneliti saat wawancara dengan salah satu Orang Tua di CFD

89

Gambar 4.14 Saat KAB berkolaborasi dengan Sahabat Kapas, Solo Mengajar, 95
Forum Anak Surakarta

xx

DAFTAR MATRIK

Matrik 4.1

Keadaan Permainan Tradisional................................................

61

Matrik 4.2

Fungsi Permainan Tradisional...................................................

66

Matrik 4.3

Strategi Awal Komunitas Anak Bawang..................................

69

Matrik 4.4

Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Internal.............

74

Matrik 4.5

Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Eksternal
(Permainan)...............................................................................

Matrik 4.6

Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Eksternal
(Anak).......................................................................................

Matrik 4.7

Matrik 4.9

88

Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Eksternal
(Orang Tua)...............................................................................

Matrik 4.8

80

93

Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Eksternal
(Masyarakat).............................................................................

97

Keberlangsungan Komunitas Anak Bawang............................

98

xxi

DAFTAR SINGKATAN

KAB

: Komunitas Anak Bawang

CFD

: Car Free Day

RT

: Rukun Tetangga

PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
RHI

: Rumah Hebat Indonesia

GAPAI : Gerakan Peduli Indonesia Inklusi
AGIL

: Adaptation, Goal Attainment, Integration, Latency

xxii

GLOSARIUM

Kearifan Lokal: Segala bentuk kebijaksanaan yang didasari oleh nilai-nilai
kebaikan yang dipercaya, diterapkan dan senantiasa dijaga keberlangsungannya
dalam kurun waktu yang cukup lama (secara turun-temurun) oleh sekelompok
orang dalam lingkungan atau wilayah tertentu yang menjadi tempat tinggal
mereka.
Kebudayaan: Semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah
(material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya
agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk keperluan masyarakat.
Permainan Modern: Permainan modern adalah permainan visual yang tercipta di
zaman sekarang dan dimainkan menggunakan alat canggih. Suatu permainan yang
diakses melalui media elektronik dan bersifat gambar visual bukan nyata.
Permainan modern dibagi menjadi 3, yakni :
1) Video Games = PC games , Console games
2) Hanheld Games = Smartphone games , Portable games
3) Online Games

xxiii

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permainan tradisional bukanlah suatu hal yang harus dihindarkan atau
dilupakan. Permainan tradisional kian hari kian menipis, hal ini dikarenakan
pemerintahan kita yang terlalu memberikan keleluasaan bagi para teknologi Barat
untuk masuk dan merubah segala budaya dan kearifan lokal yang Indonesia
miliki. Ini pun memberi dampak kepada generasi bangsa yang seharusnya mereka
lah yang menjadi penerus dan pemelihara budaya, namun karena teknologi
tersebut, anak-anak menjadi budak bangsa barat untuk dapat mengokohkan
perombakkan yang mereka miliki.
1. Keadaan Permainan Tradisional di Kota Surakarta
Di saat anak-anak yang seharusnya asyik bermain bersama temantemannya di luar rumah, namun mereka harus bersedih melihat taman
bermainnya di gusur untuk sebuah bangunan besar. Hal ini

menjadikan

minimnya ketersediaan lahan bermain permainan tradisional, yang juga
semakin sempit. Karena pada dasarnya permainan tradisional membutuhkan
lahan ataupun ruang yang luas, agar dapat bergerak bebas. Terlebih karena
semakin rawannya kejahatan, menjadikan para orang tua enggan membiarkan
anak-anaknya berlama-lama bermain di luar rumah.
Hal inilah yang menjadi alasan besar bagi KAB untuk berani
menampilkan permainan tradisional, yang tentunya tidak semua anak-anak
mengetahui atau menguasai permainan tradisional atau bahkan orang dewasa
pun sekarang menjadi lupa akan permainan-permainan yang sempat mengisi
waktu kegembiraan mereka di waktu kecil. Adapun tujuan yakni, memberikan
dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak-anak melalui permainan,
seperti ketekunan, kejujuran dan kerjasama. Di daerah-daerah, permainan
tradisional masih sangat digemari oleh anak-anak, sedangkan di kota-kota
meskipun permainan tradisional sudah terhimpit oleh adanya permainan
modern, tapi ada titik terang di mana sudah mulai diberlakukannya kurikulum

1

mengenai permainan tradisional. Dalam bermain, minimal terdapat 2 orang di
dalamnya. Dengan usia minimal 5 tahun.
2. Fungsi Permainan Tradisional
Terdapat pula 3 fungsi permainan tradisional yang menurut Komunitas
Anak Bawang merupakan hal terpenting yang harus didapatkan, yakni: Fungsi
sosial, yakni: Interaksi atau sosialisasi, komunikasi dan toleransi. Belajar antri
dan dapat bekerjasama. Belajar menggunakan, memahami serta mematuhi
peraturan. Fungsi fisik, yakni: Dalam permainan tradisional anak akan lebih
banyak menggunakan motorik halus dan kasarnya yang tentunya dapat
berguna bagi perkembangan olah tubuh, karena banyak bergerak dan bekerja.
Serta dapat pula melonggarkan otak yang penat. Fungsi psikologi: Kecerdasan
emosional, yakni anak akan dengan mudah mengekspresikan dirinya dalam
bentuk geram, sedih, senang, kecewa, pantang menyerah. Kecerdasan sosial,
yakni anak akan lebih belajar mengenai arti berbagi, jujur, bertanggung jawab
dengan berani menerima kekalahan ataupun memaknai suatu kemenangan.
3. Strategi Komunitas Anak Bawang
Pertama, Mendirikan stand dengan menggelar berbagai permainan
tradisional di pinggir jalan, dalam event Car Free Day yang diadakan setiap
hari Minggu pada pukul 06.30-09.00 pagi. Kedua, memberlakukan sistem
gratis, bagi semua orang yang ingin mencoba ataupun memainkan berbagai
permainan tradisional. Ketiga, mengajak bermain atau mempersilahkan untuk
bermain bagi siapa saja yang ingin mencoba permainan-permainan tersebut.
Keempat, bersikap ramah, dengan tidak malu-malu menjelaskan, mengajarkan
maupun mempraktekkan berbagai macam permainan tradisional. Kelima,
mensosialisasikannya ke sekolah-sekolah, ke orang lain, dan ke komunitas
lain. Serta berusaha menjalin komunikasi dengan komunitas lain dan membuat
suatu kolaborasi antar komunitas.
Dengan menggelar permainan yang beralaskan tikar, kegembiraan dari
wajah anak-anak manis itu sudah dapat terlihat jelas. Mereka hanya butuh
bermain. Sesuai dengan motto KAB “dengan bermain maka kita senang”.
Orang tua pun menjadi lebih sedikit merasa lega, apabila anak-anaknya ada

2

ketertarikan kepada permainan tradisional ketimbang permainan modern.
Itulah yang saat ini KAB rasakan, dengan tekat yang kuat dan maksud positif
yang mereka jalankan, stand mereka menjadi sangat ditunggu-tunggu oleh
masyarakat. Terlihat betapa besar antusias masyarakat ketika stand ini baru
saja di buka.
4. Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Internal
Dalam segi internal, subyek yang dimaksudkan di sini adalah diri
sendiri atau para anggota. Dalam hasil temuannya, peneliti menyimpulkan ada
beberapa hambatan dalam melakukan open requitment, yakni ketakutan akan
sosialisasi dan sistem yang tidak berjalan lancar seperti yang telah dipahami
oleh para anggota. Padahal kesibukan para anggota, mengharuskan mereka
merelakan untuk tidak selalu hadir di setiap Minggu nya. Di sisi lain,
Keterbatasan dana, menjadi sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, ini
merupakan faktor yang sangat sensitif di dalam KAB, melihat bawasannya
komunitas ini bergerak di bidang sosial. Belum tersedianya bascam KAB
yang resmi juga menjadi kendala, karena pada dasarnya dalam menerima
tamu, alangkah baiknya mereka diberikan ruang khusus dan nyaman yang
nantinya dapat pula dijadikan tempat berbagi ide dan kecerian.
Namun semua itu dapat ditepis dengan kekompakkan para anggota
yang terhitung telah terjalin lama serta adanya kesepakatan bersama dalam
berbagai hal. Hal inilah menjadi kemudahan dalam mencapai tujuan yang
telah disepakati bersama. Itupun mereka selalu berusaha untuk meluangkan
waktu dalam setiap kesempatan seperti halnya brainstoreming, agar tetap
terjalin komunikasi. Hingga perbedaan dalam cara mengajar menjadi keunikan
tersendiri dari tiap-tiap para anggota.
5. Faktor Penghambat dan Pendorong dari Segi Eksternal
Dalam aspek permainan, faktor yang menjadi penghambat adalah
secara berkala permainan-permainan yang dimiliki harus diganti, karena ada
kerusakan dibeberapa bagiannya. Pengrajin permainan tradisional pun sudah
semakin sedikit, sangat sulit membeli permainan di berbagai tempat.

3

Dalam mencari referensi, keterbatasan literatur yang dimiliki,
menjadikan para anggota tidak mudah mempelajari tiap-tiap cara bermain
yang benar. Oleh karena itu, tidak mudah menghafal berbagai cara bermain
yang telah dipelajari bersama, mengingat tidak semua permainan selalu
dimainkan. Di samping itu, apabila KAB memiliki stock lebih permainan
tradisional yang dimiliki, maka mereka memanfaatkannya dengan cara
diperjualbelikan. Sehingga hasil dari jual beli tersebut, dapat pula mereka
gunakan untuk

membeli

permainan

tradisional

lagi

ataupun

untuk

memperbaiki permainan tradisional yang sekiranya mengalami kerusakan.
Sesungguhnya, dalam permainan tradisional, berawal dari membuat,
mempelajari, hingga mempratekkannya sangatlah mudah untuk dilakukan.
KAB pun memiliki cara agar dapat memahami permainan tradisional secara
mudah, yakni dengan hanya menganggapnya sebagai petualangan. Tentu akan
dirasa menemukan sesuatu hal yang baru untuk dipelajari. Untuk selanjutnya,
KAB

tahu

anak-anak

menjadi

prioritas

utama

dalam

menentukan

perkembangan permainan tradisional, namun kendala yang sangat dirasa
dalam menghadapi anak-anak adalah mereka cenderung cepat bosan sehingga
KAB harus sebisa mungkin untuk membuatnya nyaman dalam bermain.
Terkadang ada pula anak yang tidak ingin ikut bermain tanpa di dampingi oleh
orang tuanya.
Di saat interaksi sedang berlangsung, itupun anak-anak masih belum
dapat mengontrol emosi dan cenderung bersifat egois satu sama lain. Seperti
halnya enggan berbagi, mengantri, hingga melakukan kecurangan sekalipun
untuk menjadi pemenang. Sulitnya berinteraksi dengan anak berusia di bawah
5th atau PAUD, mengharuskan KAB mengajar dengan penuh kesabaran.
Namun di balik itu, anak-anak dapat mudah tertarik dengan cara bermain yang
dipraktekkan oleh KAB. Anak-anak menyukai berbagai permainan yang
dihadirkan sehingga berkeinginan untuk mencoba semua permainan tersebut.
Anak-anak begitu antusias dan ingin KAB selalu hadir di setiap hari Minggu,
sehingga memotivasi KAB untuk terus bertahan dan berkembang.

4

Selain dari anak-anak, faktor yang terdekat untuk KAB dapat terus
bertahan adalah orang tua. Mereka sangat dominan dalam membantu KAB
mengatasi keluh kesah anak mereka. Untuk itu, kritikan maupun saran dari
orang tua sangatlah berarti. Seperti halnya, orang tua mengaggap permainan
yang dihadirkan masih dirasa kurang. Tapi, di sisi lain masih banyak pula
orang tua yang mengorbankan waktunya bermain bersama anaknya hanya
karena tidak dapat meninggalkan pekerjaan. Masih banyak pula orang tua,
yang membiarkan anaknya untuk bermain gadget, agar mereka diam dan tidak
merepotkan.
Namun di balik itu, orang tua mendukung segala kegiatan KAB, yang
telah melestarikan kearifan lokal. Orang tua sangat berterima kasih, karena
mereka dapat bernostalgia dan berharap semua permainan tradisional dapat
terus di nasionalisasikan. Mereka pun mau berpartisipasi membantu dan
mendampingi anaknya di kala anak merasa takut untuk memulai bermain.
Mereka juga tidak segan-segan untuk memfasilitasi anaknya dengan
permainan tradisional agar dapat dimainkan di rumah, serta dengan secara
pribadi mau mengundang komunitas untuk mengisi acara di rumah nya.
Orang tua menganggap semua permainan yang dihadirkan oleh KAB
bersifat aman. Orang tua justru tidak merasa takut dengan permainanpermainan yang anak mainkan, meskipun anak jatuh, mereka percaya
bawasannya permainan tersebut mengajarkan anak untuk bangkit lagi,
mencoba lagi dan terus berusaha. Berbeda dengan game di handphone, yang
membuat anak hanya bisa duduk terdiam menatap layar, tanpa ada sosialisasi
dengan orang lain.
Di luar dari ketiga faktor di atas, tentu masih banyak kendala yang
dirasa oleh KAB dan sebagian besar adalah masih ada dari undangan yang
kurang menghargai kerjasama yang telah disepakati. Tidak semua orang
menanggapi segala kegiatan yang dibuat oleh KAB itu adalah bermanfaat,
melainkan mereka menganggap itu sudah ketinggalan zaman. Pemerintah juga
masih belum begitu menyoroti kegiatan KAB.

5

Tapi, KAB juga tidak begitu kehilangan harapan, karena masih banyak
undangan yang diterima KAB untuk mengisi beberapa event di Solo. Di
samping itu, masyarakat juga mendukung segala kegiatan yang dihadirkan
oleh KAB, dan juga mengikuti workshop serta sharing mengenai pentingnya
bermain permainan tradisional. Komunitas-komunitas lainnya pun ikut serta
mendukung hingga melakukan kolaborasi bersama dengan KAB.
6. Keberlangsungan Komunitas Anak Bawang
Setelah adanya dukungan yang diberikan orang tua dan masyarakat
kota Surakarta, KAB semakin menjadi percaya diri, untuk terus dapat
mengembangkan permainan tradisional hingga tercapai tujuan-tujuan yang
telah mereka harapkan selama ini. Masing-masing anggota pun berusaha
untuk terus kompak dan konsisten terhadap waktu yang telah disepakati
bersama. Selalu ada evaluasi-evaluasi di setiap pertemuan sehingga dapat
menjalin keakraban di samping ilmu yang dapat dipelajari bersama pula.
Anak-anak juga sangat bergembira dengan permainan-permainan yang
dihadirkan oleh KAB. Anak-anak mengikuti secara tertib kegiatan maupun
peraturan yang dibuat oleh KAB. Semangat anak-anak yang tidak pernah
pudar, sangat diapresiasi karena telah menunggu kedatangan KAB hingga
dapat bermain bersama-sama.
Dengan segala kegiatan dan tujuan yang dimiliki oleh KAB, para
orang tua pun sekarang menjadi sadar akan pentingnya mengajarkan serta
memperkenalkan permainan tradisional kepada anak-anaknya. Orang tua dan
masyarakat sangat mendukung berbagai kegiatan yang dimiliki KAB dan
memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada mereka. Berikutnya, tentu KAB
akan memperbaiki segala kinerja yang kurang begitu di nilai detailnya.
Hingga kepada tempat berkumpul khususnya, KAB akan terus berusaha untuk
mewujudkannya dan kepada pemerintah diharapkan dapat ikut berpartisipasi
dalam kegiatan KAB ke depannya. Maka untuk itu, KAB akan tetap terus
berdiri dengan berbagai dukungan yang dimilikinya.

6

B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Teori Fungsionalisme Struktural dan Teori Interaksionisme Simbolik
dapat diterapkan dalam penelitian ini. Masing-masing teori dapat menjelaskan
tentang strategi Komunitas Anak Bawang sebagai fasilitator permainan
tradisional bagi anak-anak sesuai dengan konsep yang ada di dalamnya.
Yakni, AGIL dari Parsons maupun mind, self, and society dari Blumer.
Yang dapat dijelaskan disini adalah AGIL berkesinambungan dengan
strategi Komunitas Anak Bawang dalam melestarikan permainan tradisional.
Berawal dari adaptation yakni dengan KAB harus beradaptasi dengan
masyarakat. Masyarakat pun juga harus dapat beradaptasi dengan KAB.
Dengan maksud permainan tradisional dapat serta merta diterima oleh
masyarakat Kota Surakarta.
Yang kedua, Goal attainment atau pencapaian tujuan, setiap hal yang
ditentukan ataupun dibentuk, tentu memiliki tujuan. Tujuan inilah yang
nantinya KAB harus dapat merealisasikannya kepada masyarakat terutama
anak-anak. Karena yang menjadi obyek utama di sini adalah anak-anak. Untuk
itu, ada kalanya sistem itu terbentuk atas dasar tujuan yang jelas, dalam hal ini
KAB memiliki tujuan untuk dapat mengingatkan kembali kepada masyarakat
tentang permainan tradisional maupun melestarikan kearifan lokal.
Ketiga, integration atau integrasi yang memiliki fungsi sebagai usaha
untuk dapat mengatur hubungan di antara komponen-komponen yang dimiliki
agar dapat berfungsi secara maksimal. Di sinilah kerja keras KAB terlihat,
para anggota harus berusaha saling melengkapi. Seketika mereka sudah
mendapat apresiasi maupun kepercayaan dari masyarakat, maka KAB akan
terus bekerja keras dan bersemangat serta totalitas dalam menghadirkan
macam-macam permainan tradisional demi menghibur anak-anak di
sekitarnya.
Terakhir, latensi atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada. Yang
mengharuskan KAB agar tetap dapat menjaga kepercayaan yang diberikan
oleh

masyarakat,

maka

mereka

7

harus

senantiasa

mempertahankan,

memperbaiki, hingga memperbaharui aspek-aspek yang dimiliki hanya untuk
pelestarian permainan tradisional. Baik dari segi waktu maupun perlengkapan
yang diperlukan harus benar-benar dipersiapkan secara matang. Maka dari itu
akan tercipta Komunitas Anak Bawang yang tulus, benar-benar mengabdikan
dirinya hanya untuk pelestarian permainan tradisional.
Sedangkan untuk teori Interaksionisme Simbolik yang dicetuskan oleh
Blumer, yakni mind untuk akal budi, self untuk diri, dan society untuk
masyarakat. Dari ketiga komponen tersebut, konsep society lah yang tidak ada
pada Komunitas Anak Bawang, karena mereka bergerak bukan atas dasar
atasan maupun bawahan yang disuruh untuk melakukan sesuatu, melainkan
apa yang mereka kerjakan dan wujudkan akan diterima hasilnya bagi dirinya
masing-masing.
Sedangkan mind, semua orang tahu, setiap orang menggunakan akal
budi untuk berpikir, begitu pula saat KAB berinteraksi dengan anak-anak,
tentu mind akan dibutuhkan di sini. Mereka akan menggunakan akal budinya
untuk bagaimana anak dapat dengan mudah aktif maupun dekat dengannya.
Untuk self, kemampuan melihat diri sebagai obyek, untuk itu KAB akan
bertindak maupun mengembangkan aksinya dengan yang dibayangkannya
terlebih dahulu. Seperti halnya mereka hendak mejalankan strateginya, mereka
tentu akan berpikir strategi tersebut apakah akan berjalan dengan lancar atau
tidak? Apakah orang-orang akan menyukainya dan menikmati permainan
yang disuguhkan?
2. Implikasi Metode
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti memilih metode kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Metode studi kasus adalah sebuah metode
dengan menggunakan teknik analisis domain. Konsepnya sangat cocok untuk
diterapkan pada Komunitas Anak Bawang, sebagaimana belum ada komunitas
Di kota Surakarta yang bertemakan permainan tradisional. Pengambilan
sample yang digunakan adalah melalui Judgement/ purposive Sampling.
Sampel yang peneliti jadikan informan dalam penelitian ini adalah anak-anak

8

yang sudah dapat memberikan penjelasan yang terkait, pendiri, serta beberapa
anggota komunitas dan orang tua si anak.
Teknik pengumpulan data pun menggunakan teknik wawancara,
observasi, studi literatur dan dokumentasi yang tentunya akan dipercaya
peneliti mendapatkan data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Sehingga pada saat ini peneliti telah mendapatkan hasil sesuai dengan
rumusan yang telah dibuat. Tentunya yang semua itu tidak terlepas dari
hambatan-hambatan yang terjadi di kala proses penelitian sedang berlangsung.
3. Implikasi Empiris
Terpuruknya permainan tradisional menjadi permasalahan yang sangat
disayangkan oleh berbagai pihak. Namun semua itu kembali kepada mereka
yang mau berbuat sesuatu dan merubah segala kondisi yang tentunya telah
dikuasai oleh permainan modern, hal ini pun sangat disadari oleh Komunitas
Anak Bawang, dan mereka lah yang menurut peneliti merupakan pihak yang
mau melakukan perubahan tersebut.
Di sinilah peneliti menemukan alasan mengapa Komunitas Anak
Bawang ingin senantiasa membagi waktunya untuk sekedar memberikan
kegembiraan kepada anak-anak. Strategi yang menurut peneliti terbilang unik,
karena mereka mengarjakan anak-anak tentang peraturan dan moral sosial
melalui beberapa permainan.
Terlebih mereka yang hanya menyediakan tempat seadanya untuk
menggelar permainan, yang tentunya dapat dengan gratis dinikmati oleh
masyarakat Kota Solo. Hal ini pula yang menjadi sorotan masyarakat untuk
ikut serta dalam melestarikan permainan tradisional. Tentunya kegiatan yang
dilakukan oleh KAB ini, akan berdampak positif terhadap pelestarian
kebudaayan Indonesia.
Secara singkat implikasi empiris ini terjadi diantara Komunitas Anak
Bawang dengan masyarakat Kota Solo. Dengan cara strategi yang dimiliki
tentunya terhitung dapat menjadikan masyarakat mengingat kembali
permainan tradisional. Masyarakat pun juga menerima baik, segala sesuatu
yang telah diperbuat oleh KAB demi pelestarian permainan tradisional.

9

C. Saran
Dari apa yang telah dilaksanakan pada penelitian di atas, peneliti
menemukan beberapa temuan terkait kurangnya beberapa aspek, dari penemuan
tadi peneliti mencoba memberikan saran yang dapat dijadikan perbaikan bagi
pihak-pihak yang bersangkutan, diantaranya:
1. Saran bagi anggota Komunitas Anak Bawang
a. Konsistensi waktu sangatlah penting untuk menunjang eksistensi
suatu komunitas di suatu tempat. Maka dari itu sebaiknya KAB
dengan segera memperbarui jadwal untuk lebih diseragamkan antar
sesama anggotanya.
b. Diharapkan dengan segera pembuatan basecam agar dapat terlaksana,
mengingat sudah banyak sekali pihak-pihak yang mengharapkan dan
membutuhkannya.
c. Untuk permainan yang dihadirkan sebaiknya ditambah, agar anakanak tidak mudah bosan dan selanjutnya mereka jadi ingin kembali
untuk bermain bersama dengan KAB.
d. KAB mencoba untuk dapat bekerjasama dengan pemerintah, agar
pemerintah ikut berperan dan berpartisipasi terhadap pelestarian
budaya lebih tepatnya permainan tradisional.
e. Diharapkan KAB agar berkembang lebih besar lagi, dan menjaring
lebih banyak link yang ada di Indonesia.
2. Saran bagi Orang Tua
a. Orang tua sebaiknya lebih memperhatikan tumbuh kembang anakanaknya.
b. Orang tua diharapkan dapat mengajarkan permainan tradisional
ketimbang permainan modern.
c. Orang tua harus senantiasa meluangkan waktunya untuk dapat
bermain bersama anaknya.
d. Orang tua diharapkan dapat terus memantau anak-anaknya apabila
sedang bermain gadget, karena bagaimanapun anak akan terus belajar
tentang apa yang dilihat dan didengar oleh mereka.

10

1. Saran bagi Masyarakat maupun Pemerintah
a. Diharapkan pemerintah mau ikut serta mendanai kebutuhan setiap
masyarakatnya yang ingin melestarikan kebudayaan maupun kearifan
lokal yang dimiliki.
b. Bagi masyarakat diharapkan mau untuk cooperative atau bekerja sama
dalam melestarikan permainan tradisional.
2. Saran bagi Mahasiswa yang ingin meneliti tema sejenis
a. Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami tentang keanekaragaman
permainan tradisional itu agar dapat terus mengembangkan hasil
temuannya dan membuatnya semenarik mungkin.
b. Mencari data sebanyak mungkin mengenai permainan tradisional,
karena itu dapat membantu dalam memahami tiap-tiap permainan
tradisional yang ada di Indonesia.
c. Diharapkan mahasiswa mencari atau memperbanyak informan, agar
mendapatkan data yang lebih valid.
d. Untuk literatur sebaiknya, mahasiswa lebih terfokus kepada bidang
pariwisata dan budaya, karena informasi mengenai permainan
tradisional banyak ditemui di sana.

11