PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI FIRING LINE DAN DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS, BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 TANJUNGMORAWA T.P 2013/2014.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI FIRING LINE DAN

DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS, BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI EKOSISTEM SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 4

TANJUNGMORAWA

T.P 2013/2014

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

DIAN ROSYALIN BRANGZO DAULAY NIM: 8126173003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI FIRING LINE DAN

DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES

SAINS, BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI EKOSISTEM SISWA

KELAS VII SMP NEGERI 4

TANJUNGMORAWA

T.P 2013/2014

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

DIAN ROSYALIN BRANGZO DAULAY NIM: 8126173003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Dian Rosyalin Brangzo Daulay. Pengaruh Penggunaan Strategi Firing Line dan Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains, Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Tanjungmorawa. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Agustus 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran firing line dengan Discovery dalam mempelajari materi ekosistem terhadap keterampilan proses sains, kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar biologi siswa di SMP. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 4 Tanjungmorawa Tahun Pelajaran 20013/2014, sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VII-A, VII-B dan VII-C yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling, kelas A dibelajarkan dengan strategi pembelajaran firing line dan kelas B dibelajarkan dengan strategi pembelajaran discovery. Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar bentuk pilihan ganda, soal tes kemampuan berpikir kritis dan soal tes keterampilan proses sains. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment, teknik analisis data menggunakan uji F pada taraf signifikansi 5% dengan bantuan aplikasi SPSS ver. 19.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang sangat signifikan strategi pembelajaran firing line, discovery dan tradisional terhadap keterampilan proses sains siswa (Fhitung = 32,422, P= 0,000), (2) terdapat pengaruh yang sangat signifikan strategi pembelajaran firing line, discovery dan tradisional terhadap kemampuan berpikir kritis siswa (Fhitung = 9,337, P= 0,000), (3) terdapat pengaruh yang sangat signifikan strategi pembelajaran firing line, discovery dan tradisional terhadap hasil belajar siswa (Fhitung = 11,664, P= 0,000). Maka kelas terbaik untuk keterampilan proses sains, kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa adalah kelas yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran firing line. Sebagai tinjak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada guru dapat menerapkan strategi firing line dan discovery dalam pembelajaran biologi dapat meningkatkan keterampilan proses sains, kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Firing Line, Discovery, Pembelajaran tradisional, keterampilan proses sains, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar.


(7)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Tuhan Yang maha Esa, atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga tesis dengan judul “Pengaruh Penggunaan Strategi Firing Line dan Discovery Terhadap Keterampilan Proses, Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem Siswa Kelas VII SMPN 4 Tanjungmorawa T.P 2013/2014” dapat terselesaikan

Penyelesaian tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Magister pada Program Studi Pendidikan Biologi di Universitas Negeri Medan. Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan pemikiran pembimbing yang terhormat Prof. Dr.rer.nat. Binari Manurung, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Dr. Syahmi Edi, M.Si selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas segala saran, arahan, nasehat, bimbingan, motivasi dan kemudahan yang Bapak berikan.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Dr. Hasruddin, M.Pd, Dr. Rahmat Mulyana, M.Si dan Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku narasumber yang telah banyak memberikan masukan dan saran dalam penulisan tesis ini. Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, Drs. Puji Prastowo, M.Si dan Drs. H. Ashar Hasairin, M.Si selaku validator instrument tes hasil belajar, keterampilan proses sains dan kemampuan


(8)

ii

berpikir kritis serta Bapak dan Ibu dosen Pembina mata kuliah di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

Teristimewa penulis ucapkan buat kedua orang tuaku yang kubanggakan Ibunda dan Ayahanda yang kucintai Rosdiana Siregar dan Syahnan Daulay. Terima kasih banyak atas kasih sayang, motivasi serta dukungan doa. Terkhusus buat abang-abangku yang kusayangi, Ibrahim Daulay, S.E, M. Anggi Daulay., S.S., M.Hum dan Zozo Daulay, S.H yang juga memberikan semangat, motivasi yang tak ternilai. Rasa terima kasih juga buat Ibunda-ibunda ku tercinta mak wek dan mak nung banyak dukungan dan doa yang telah diberikan kepada penulis. Yang tersayang buat Sahabat seperjuanganku Tri Suci naibaho, Nanda Pratiwi, Firdaus Fahdi dan Dicky Sahputra selama dua tahun kita selalu bersama, canda tawa serta lelucon yang selalu menghiasi hari-hari kita ketika kejenuhan datang, saling mendukung dan membantu satu sama lain. Untuk Pendidikan Biologi A-1’2012 Always in my heart kenangan manis kita bersama yang selalu tersimpan rapi di hati dari awal perjumpaan kita hingga akhir tugas Tesis kita masing-masing selesai.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian Tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi, maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dan inovatif dari para pembaca demi sempurnanya Tesis ini. Kiranya isi Tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.


(9)

iii

Medan, September 2014

Penulis,


(10)

iv

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6 1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7 1.5. Tujuan Penelitian 8 1.6. Manfaat Penelitian 8 BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 10 2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Proses Belajar Mengajar 10

2.1.2. Belajar Aktif 12 2.1.3. Strategi Firing Line 14 2.1.4. Strategi Discovery 17 2.1.5. Strategi Pembelajaran Langsung 19

2.1.6. Hasil Belajar 20

2.1.7. Pendekatan Keterampilan Proses Sains 21

2.1.8. Kemampuan Berpikir Kritis 24 2.1.9. Materi Ekosistem 28

2.2. Kerangka Berpikir 33 2.2.1. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Firing Line dan Discovery terhadap Pembelajaran Keterampilan Proses Sains 33 2.2.2. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Firing Line dan Discovery terhadap Kemampuan Berpikir Kritis 34 2.2.3. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Firing Line dan Discovery terhadap Hasil Belajar Siswa 36 2.3. Hipotesis Penelitian 37

BAB III. METODE PENELITIAN 39

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 39


(11)

v

3.2.1. Populasi 39

3.2.2. Sampel 39 3.3. Desain Penelitian 39

3.4. Variabel Penelitian 40

3.5. Definisi Operasional Variabel 40

3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan 42

3.7. Prosedur Penelitian 45

3.8. Teknik Pengumpulan Data 46 3.8.1. Instrumen Pengumpulan Data 46 3.9. Uji Coba Instrumen 51

3.10. Teknik Analisis Data 51

3.10.1. Uji Normalitas 51

3.10.2. Uji Homogenitas 52

3.11. Pengujian Hipotesis 52

3.12. Hasil Analisis Data Instrumen Penelitian 54

3.12.1. Validitas Instrumen Tes 54

3.12.2. Reliabilitas Tes 55

3.12.3. Indeks Kesukaran 56

3.12.4. Indeks Daya Pembeda 57

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 59 4.1. Hasil Penelitian 59

4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 59 4.1.1.1. Pretes dan Posttes Hasil Belajar Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Firing Line, Discovery dan Tradisional 59 4.1.1.2. Pretes dan Posttes Berpikir Kritis Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Firing Line, Discovery dan Tradisional 61 4.1.1.3. Pretes dan Posttes Keterampilan Proses Sains Siswa yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Firing Line, Discovery dan Tradisional 62 4.1.2. Uji Persyaratan Statistik 64

4.1.2.1. Uji Normalitas 64

4.1.2.2. Uji Homogenitas 69

4.1.2.3. Pengujian Hipotesis Penelitian 69

4.2. Pembahasan 73

4.2.1. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Firing Line, Discovery

dan Tradisional) Terhadap Hasil Belajar Siswa 73 4.2.2. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Firing Line, Discovery

dan Tradisional) Terhadap Berpikir Kritis Siswa 76 4.2.3. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Firing Line, Discovery

dan Tradisional) Terhadap Keterampilan Proses Sains


(12)

vi

4.3. Keterbatasan Penelitian 80

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 81

5.1. Kesimpulan 81

5.2. Implikasi 81

5.3. Saran 82


(13)

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Keterampilan Proses Sains Siswa dan Indikatornya 23

Tabel 2.2. Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 26

Tabel 3.1. Desain Penelitian 40

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 47

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis 49

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains 50

Tabel 3.5. Kategori Reliabilitas Suatu Tes 56 Tabel 3.6. Kategori Indeks Kesukaran Soal Tes 57

Tabel 3.7. Kategori Indeks Daya Pembeda Suatu Tes 58

Tabel. 4.1. Tabel Data Hasil Belajar Siswa dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Firing Line, Discovery dan Pembelajaran Langsung 59 Tabel. 4.2. Tabel Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Firing Line, Discovery dan Pembelajaran Langsung 61

Tabel. 4.3. Tabel Keterampilan Proses Sains Siswa dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran Firing Line, Discovery dan Pembelajaran Langsung 63

Tabel. 4.4. Uji Normalitas Data Pretes dan Posttes Hasil Belajar Siswa 66

Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Pretes dan Posttes Berpikir Kritis Siswa 67 Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Pretes dan Posttes Keterampilan

Proses Sains Siswa 69

Tabel 4.7. Hasil Uji Strategi Pembelajaran (Firing Line, Discovery Dan Pembelajaran Langsung) Terhadap Hasil Belajar,


(14)

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Bagan Daur Ekosistem 30 Gambar 3.1. Alur Prosedur Penelitian 45 Gambar 4.1. Grafik Pengaruh Strategi Pembelajaran Firing Line,

Discovery dan Pembelajaran Langsung terhadap Hasil 60 Belajar Biologi Siswa

Gambar 4.2. Grafik Pengaruh Strategi Pembelajaran Firing Line, Discovery dan Pembelajaran Langsung terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 62 Gambar 4.3. Grafik Pengaruh Strategi Pembelajaran Firing Line,

Discovery dan Pembelajaran Langsung terhadap


(15)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus dan Sistem Penilaian 88

Lampiran 2. RPP Kelas Firing Line 93 Lampiran 3. RPP Kelas Discovery 99

Lampiran 4. RPP Kelas Kontrol 105

Lampiran 5. Instrumen Tes Hasil Belajar 111

Lampiran 6. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis 117

Lampiran 7. Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains 123 Lampiran 8. Kunci Jawaban Tes 125

Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa 126

Lampiran 10. Skor Hasil Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains 130 Lampiran 11. Perhitungan Validitas Soal 133

Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Soal 135 Lampiran 13. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes 136 Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Tes 138 Lampiran 15. Rata-rata dan Standar Deviasi Hasil Belajar, Berpikir

Kritis dan Keterampilan Proses Sains 140 Lampiran 16. Uji Normalitas Hasil Belajar, Berpikir Kritis dan

Keterampilan Proses Sains 146

Lampiran 17. Uji Homogenitas Hasil Belajar, Berpikir Kritis dan

Keterampilan Proses Sains 148

Lampiran 18. Uji Hipotesis Anacova Hasil Belajar, Berpikir Kritis

Dan Keterampilan Proses Sains 150

Lampiran 19. Uji Lanjut (Uji Tukey) Hasil Belajar, Berpikir Kritis

Dan Keterampilan Proses Sains 152

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian 155

Lampiran 21. Surat Pernyataan Validasi Instrumen Penelitian Lampiran 22. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran 23. Surat Izin Melakukan Penelitian dari PPs UNIMED Lampiran 24. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari

Sekolah

Lampiran 25. Undangan Ujian Tesis Lampiran 26. Riwayat Hidup


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas, terbuka dan demokratis serta mampu bersaing secara terbuka di era globalisasi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh warga Indonesia. Kinerja pendidikan menuntut adanya upaya pembenahan dan penyempurnaan berbagai aspek pendidikan yang mendukungnya, seperti: perubahan kurikulum, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku ajar, melengkapi sarana dan prasarana serta peralatan laboratorium sekolah.

Walaupun telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, namun hasil yang diperoleh belum menggembirakan seperti yang terungkap dalam nilai rata-rata nasional untuk mata pelajaran biologi khususnya propinsi Sumatera utara masih di bawah standar yaitu 12,6. Sumatera utara masih jauh di bawah propinsi lain yang nilai rata-rata nasional biologinya di atas 16,5 ( Hartono, 1995).

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap dan keterampilan proses dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk pengalaman belajar siswa yang memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep


(17)

2

pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik profesional diharapkan mampu memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Galbreath (1999, dalam Arnyana, 2006) mengemukakan bahwa pada abad pengetahuan, modal intelektual, khususnya kecakapan berpikir tingkat tinggi terutama berpikir kritis, merupakan kebutuhan sebagai tenaga kerja yang handal. Afcariono (2008) juga menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi khususnya berpikir kritis sangat penting diajarkan di sekolah karena ketrampilan ini sangat diperlukan oleh siswa untuk sukses dalam kehidupannya. Oleh karena itu, seorang ahli pendidikan, John Dewey, sejak awal mengharapkan agar siswa diajarkan kecakapan berpikir kritis (Johnson, 2002).

Namun sampai saat ini, kecakapan berpikir kritis siswa belum ditangani secara sungguh-sungguh oleh para guru di sekolah sehingga siswa masih banyak yang kurang terampil menggunakan kemampuan berpikir kritis yang berdampak pada hasil belajar siswa rendah. Hal ini mendukung pernyataan Ariyati (2010) bahwa rendahnya kualitas pendidikan disebabkan karena rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Pada umumnya pembelajaran diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga siswa pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Akibatnya kemampuan berpikir kritis menjadi beku, bahkan menjadi susah untuk dikembangkan.

Permasalahan yang sama juga ditemukan di SMP Negeri 4 Tanjungmorawa. Berdasarkan hasil observasi awal dan komunikasi langsung dengan guru bidang studi IPA diketahui bahwa siswa masih memiliki kemampuan


(18)

3

berpikir kritis rendah yang ditunjukkan dengan minimnya aktivitas bertanya, menjawab, menanggapi dan mengemukakan pendapat, menalar, belum terbiasa menyelesaikan suatu masalah dengan baik, dan mencoba mengambil suatu kesimpulan secara induksi dan deduksi masih sangat kurang dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru juga masih menggunakan strategi pembelajaran tradisional yang didominasi ceramah sehingga proses pembelajaran berlangsung satu arah, siswa mendengarkan dan mencatat, sekali-kali bertanya dan menjawab pertanyaan guru.

Hal ini berdampak pada pencapaian hasil belajar IPA banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) rata-rata yang ditetapkan sekolah yaitu 70, terutama materi Ekosistem yang dipelajari di kelas VII, yaitu pada tahun pelajaran 2012/2013 KKM yang ditetapkan sekolah 70, nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 67.

Berdasarkan data nilai rata-rata IPA yang diperoleh siswa dalam tahun terakhir tersebut, terlihat masih adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan yang diharapkan tercapai dalam kurikulum SMP pada standar kompetensi mata pelajaran IPA, yaitu mengetahui peranan manusia pada ekosistem serta memiliki kesadaran dan mampu berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan ekosistem lingkungan dan sumber daya alam. Standar kompetensi IPA di SMP keseluruhan menuntut kemampuan berpikir kritis siswa untuk mampu mengenali gejala-gejala alam, mengidentifikasi ekosistem dan dampaknya sehingga siswa menyadari pentingnya manjaga ekosistem lingkungan serta mampu menerapkan konsep IPA untuk menyelesaikan berbagai masalah


(19)

4

lingkungan yang berhubungan dengan kompetensi produktif dan pengembangan diri khususnya dalam lingkungan kerja dan umumnya dalam lingkungan masyarakat.

Materi IPA SMP khususnya di kelas VII tentang ekosistem merupakan salah satu materi paling penting yang harus dipelajari siswa karena berhubungan dengan aplikasi sains dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Namun, pada prakteknya proses pembelajaran tentang ekosistem yang dilakukan oleh guru di dalam kelas masih berorientasi guru sehingga masih belum mampu mengaktifkan siswa secara optimal dalam kegiatan belajar dan belum mampu membiasakan siswa-siswa untuk berpikir kritis.

Agar pembelajaran di kelas menjadi efektif dan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis maka guru perlu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran ideal yang mampu mengarahkan dan menuntut siswa untuk membentuk sendiri pengetahuannya. Jadi peran guru dalam proses pembelajaran adalah membantu agar proses pembentukan pengetahuan oleh siswa dapat berjalan dengan baik, sehingga siswa terbiasa dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya serta terlatih untuk menjadi pribadi yang mengerti, kritis, kreatif dan rasional.

Di antara banyak strategi pembelajaran yang ada, strategi pembelajaran aktif Firing Line dan strategi pembelajaran Discovery yang memiliki dasar filosofi konstruktivisme, mampu mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri dan melatih kemampuan berpikir kritis.


(20)

5

Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif Firing Line dirancang untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami suatu masalah dan dapat membantu pada hal-hal penting yang sulit dilupakan siswa. Sehingga lebih ingat dengan pelajaran yang telah disampaikan. Sedangkan Discovery merupakan proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan

sesuatu konsep atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001). Dengan kelebihan yang ada dalam Firing Line dan Discovery, maka perlu diterapkan strategi pembelajaran ini di sekolah sebagai solusi agar siswa lebih diberdayakan dan aktif dalam aktivitas belajar dapat melatih kemampuan berpikir kritis yang diharapkan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran dengan keterampilan proses sains juga sangat jarang dilaksanakan untuk sekolah menengah pertama sehingga menyebabkan tidak berkembangnya tingkat berpikir kritis siswa dalam pembelajaran biologi. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya, keterampilan manual terlibat dalam penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat, keterampilan sosial dimaksudkan bahwa dengan keterampilan proses siswa berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (Rustaman, 2009).


(21)

6

Berdasarkan fakta-fakta diatas, perlu dilakukan studi komparatif untuk mengetahui sejauh mana kedua strategi pembelajaran ini (firing line dan discovery) dapat meningkatkan hasil belajar, berpikir kritis dan ketrampilan proses sains siswa terutama di SMP Negeri 4 Tanjungmorawa, dengan demikian berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu adanya penelitian mengenai pengaruh penggunaan strategi pembelajaran aktif Firing Line dan Discovery terhadap keterampilan proses sains, berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada materi ekosistem siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tanjungmorawa.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan,ditemukan beberapa identifikasi masalah yaitu: (1) Hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP masih tergolong rendah; (2) Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah; (3) Keterampilan proses sains sangat jarang dilakukan guru IPA khususnya biologi; (4) Materi ekosistem berhubungan dengan kehidupan nyata menuntut kemampuan berpikir kritis siswa belum dibelajarkan secara optimal; (5) Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran belum meningkat; (6) Guru masih cenderung mendominasi proses pembelajaran di kelas; dan (7) Belum adanya inovasi yang menerapkan strategi pembelajaran aktif Firing Line dan Discovery khususnya pada materi ekosistem.


(22)

7

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Pengaruh strategi pembelajaran aktif Firing Line, Discovery dan pembelajaran langsung terhadap keterampilan proses sains, berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

b. Materi yang diberikan kepada siswa, selama penelitian dibatasi hanya pada materi peranan manusia di dalam ekosistem.

c. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kritis.

d. Kemampuan siswa yang dianalisis adalah hasil belajar biologi dalam

bidang kognitif, keterampilan proses sains dan berpikir kritis siswa.

e. Strategi pembelajaran dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan Firing Line, Discovery dan pembelajaran langsung.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh strategi Firing Line, Discovery dan pembelajaran langsung terhadap keterampilan proses sains siswa di SMP Negeri 4 Tanjungmorawa pada materi ekosistem?


(23)

8

2. Apakah terdapat pengaruh strategi Firing Line, Discovery dan pembelajaran langsung terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di SMP Negeri 4 Tanjungmorawa pada materi ekosistem?

3. Apakah terdapat pengaruh strategi Firing Line, Discovery dan pembelajaran langsung terhadap hasil belajar biologi siswa di SMP Negeri 4 Tanjungmorawa pada materi ekosistem?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh strategi Firing Line, Discovery dan pembelajaran langsung terhadap keterampilan proses sains siswa di SMP Negeri 4 Tanjungmorawa pada materi ekosistem?

2. Pengaruh strategi Firing Line, Discovery dan pembelajaran langsung terhadap kemampuan berpikir kritis siswa di SMP Negeri 4 Tanjungmorawa pada materi ekosistem?

3. Pengaruh strategi Firing Line, Discovery dan pembelajaran langsung terhadap tes hasil belajar siswa di SMP Negeri 4 Tanjungmorawa pada materi ekosistem?

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan mata pelajaran biologi pada khususnya, baik secara teoritis


(24)

9

maupun secara praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat: (1) sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh penggunaan strategi terhadap keterampilan proses sains, kemampuan berpikir kritis siswa dan hasil belajar biologi siswa pada materi ekosistem; dan (2) sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi peneliti pendidikan yang relevan dimasa yang akan datang.

Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat: (1) sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan dan pengajaran dalam rangka peningkatan mutu guru; dan (2) sebagai umpan balik bagi guru biologi dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan pembelajaran yang tepat dan pengembangan kreativitas siswa.


(25)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan dengan strategi pembelajaran (firing line, discovery dan pembelajaran langsung) terhadap hasil belajar siswa.

2. Ada pengaruh yang signifikan dengan strategi pembelajaran (firing line, discovery dan pembelajaran langsung) terhadap berpikir kritis siswa.

3. Ada pengaruh yang signifikan dengan strategi pembelajaran (firing line, discovery dan pembelajaran langsung) terhadap keterampilan proses sains siswa.

5.2. Implikasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh strategi pembelajaran (firing line, discovery dan pembelajaran langsung) terhadap hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa. Hal ini memberi penjelasan dan penegasan bahwa strategi pembelajaran firing line dan discovery merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Dengan demikian konsekuensinya apabila penerapan strategi pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurang pula partipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar, berpikir


(26)

kritis dan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran firing line lebih baik daripada strategi pembelajaran discovery dan strategi pembelajaran langsung. Sedangkan rata-rata hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sains strategi pembelajaran discovery lebih baik daripada strategi pembelajaran langsung.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka perlu disarankan sebagai berikut:

1. Kepada guru Mata Pelajaran IPA Biologi agar memaksimalkan kegiatan pembelajaran dengan berbagai strategi pembelajaran yang variatif diantaranya yaitu strategi pembelajan firing line dan strategi pembelajaran discovery.

2. Peneliti lanjutan pada penerapan strategi pembelajaran firing line dan discovery disamping kepada Guru yang menjadi mitra peneliti, perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada siswa bagaimana mekanisme strategi pembelajaran firing line dan discovery dan apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan agar pada saat pembelajaran berlangsung, kejanggalan dan kekakuan dalam proses pembelajaran dapat diminimalkan.

3. Dari hasil penelitian yang sudah ada, peneliti hendaknya dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk siswa agar tidak terfokus pada strategi pembelajaran firing line dan discovery saja. Mungkin ada lebih banyak lagi strategi pembelajaran yang lebih baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.


(27)

84

DAFTAR PUSTAKA

Ajaja, O.P. 2010. Effects of field Studies on Learning Outcome in Biology. Abraka, Nigeria. Journal Department of Science Education, Delta State University. J Hum Ecol, 3 (171-177) : 2008

Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif, 3 (2) : Maret 2008. Ango, M, L., 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in

the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. 16 (1) : University of Jos, Plateau, Nigeria.

Arikunto, S., 2003, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA, 1 ( 2) : Juli 2010.

Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 Th. XXXIX Juli 2006, ISSN 0215-8250.

Dahar, R., W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Davies, I. K., 1986. Pengelolaan Belajar, Rajawali press, Jakarta.

Deden, 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA Kelas VI SDN 47 Rambin Sangau. Artikel Penelitian Jurusan Pendidikan Dasar Universitas Tanjungpura Pontianak.

Feyzioglu, B. 2009. An Investigation of the Relationship between Science Process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievement in Chemistry Education. Journal of Turkish Science Education. 6 (3) : (114-132).

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Gunawan, A. W., (2003), Genius Learning Strategy, Gramedia, Jakarta. Hamalik. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.


(28)

85

Hartono, H. S., (1995), Prestasi Belajar IPA Siswa SMU Negeri, http://www.depdiknas.go.id/publiksi/brief (diakses pada tanggal 26 Juli 2014)

Haryono. 2011. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah Data Statistik Penelitian. Jakarta: Mediakita.

Hilmina. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Metode Discovery melalui Kegiatan Laboratorium pada Konsep Sistem Koloid. Penelitian Tindakan Kelas di MAN 12, Jakarta Pusat, Kelas XI.

Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.

Juniarsih, 2013. Pengaruh Pendekatan keterampilan Proses dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan. Medan: Pascasarjana Unimed Medan.

Khairiah, A. 2013. Perbandingan Penerapan Strategi Pembelajaran PBL dan Inquiry terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa tentang Polusi Lingkungan di SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Medan: Pascasarjana Unimed Medan.

Markaban. 2006. Strategi Pembelajaran. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta. Muhaimin. 2008. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur Dalam Penelitian.

Bandung: Pustaka Setia.

Mulyasa, E., 2005. Implementasi Kurikulum 2004. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nur, A. 2012. Efektivitas Penggunaan Metode Firing Line dengan Pendekatan Active Learning pada Materi Penanaman Senyawa Kimia di MA An-Nidham Demak. Semarang: Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

Nurhadi. 1996. Kurikulum 2004, Pertanyaan Dan Jawaban, PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Community-based Discovery Improves Critical Thinking in General Educational Biology. Article. CBE-Life Sciences Education, 7 (327-337).


(29)

86

Rosyada, D., 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis ,Penerbit Kencana, Jakarta.

Rustaman. 2009. Keterampilan Proses Sains. Bogor: Ghalia Indonesia. Salmana, A., 1994. Profesionalisme Keguruan, Penerbit Kanisius, Jakarta.

Sanjana, W., 2005. Pembelajaran Dalam Implemantasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Kencana, Jakarta.

Sholihah, 2008. Penerapan Strategi Active Learning Type Firing Line Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif pada Materi Pokok Peranan Manusia di Dalam Ekosistem Siswa Kelas VII A SMP Piri Ngaglik Sleman. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rienika Cipta.

Silberman, M. L., 1996. Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Penerbit Nuansa Dan Nusa Media, Bandung.

Sudijono, A., 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT.Raja Grapindo Persada, Jakarta.

Sudjana, N., 2005. Metoda Statistika, Transito, Bandung.

Sudjana, N., 2005. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Sudjadi, B.S., 2004. Biologi Sains Dan Kehidupan, Yudistira, Jakarta.

Suryabarata, S., 1983. Metodologi penelitian, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta. Syamsuri, I., 2004. Biologi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Syah. M. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking through Effective pedagogy: Evidence from Four Institutional case Studies. The Journal of Higher Education, 73 (6): 740-763.

Usman, M. U., 2004. Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.


(30)

87

Yamin, M., 2004. Pengembangan Kompetensi Pebelajar, Penerbit Sulthan Thaha Press dan Universitas Indonesia, Jakarta.


(1)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan dengan strategi pembelajaran (firing line, discovery dan pembelajaran langsung) terhadap hasil belajar siswa.

2. Ada pengaruh yang signifikan dengan strategi pembelajaran (firing line, discovery dan pembelajaran langsung) terhadap berpikir kritis siswa.

3. Ada pengaruh yang signifikan dengan strategi pembelajaran (firing line, discovery dan pembelajaran langsung) terhadap keterampilan proses sains siswa.

5.2. Implikasi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh strategi pembelajaran (firing line, discovery dan pembelajaran langsung) terhadap hasil belajar, berpikir kritis dan keterampilan proses sains siswa. Hal ini memberi penjelasan dan penegasan bahwa strategi pembelajaran firing line dan discovery merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partipasi aktif siswa dalam pembelajaran sehingga keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran akan tercapai.

Dengan demikian konsekuensinya apabila penerapan strategi pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat berkurang pula partipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar, berpikir


(2)

pembelajaran discovery lebih baik daripada strategi pembelajaran langsung.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka perlu disarankan sebagai berikut:

1. Kepada guru Mata Pelajaran IPA Biologi agar memaksimalkan kegiatan pembelajaran dengan berbagai strategi pembelajaran yang variatif diantaranya yaitu strategi pembelajan firing line dan strategi pembelajaran discovery.

2. Peneliti lanjutan pada penerapan strategi pembelajaran firing line dan discovery disamping kepada Guru yang menjadi mitra peneliti, perlu disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada siswa bagaimana mekanisme strategi pembelajaran firing line dan discovery dan apa yang perlu dan tidak perlu dilakukan agar pada saat pembelajaran berlangsung, kejanggalan dan kekakuan dalam proses pembelajaran dapat diminimalkan.

3. Dari hasil penelitian yang sudah ada, peneliti hendaknya dapat mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih baik lagi digunakan untuk siswa agar tidak terfokus pada strategi pembelajaran firing line dan discovery saja. Mungkin ada lebih banyak lagi strategi pembelajaran yang lebih baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.


(3)

84

DAFTAR PUSTAKA

Ajaja, O.P. 2010. Effects of field Studies on Learning Outcome in Biology. Abraka, Nigeria. Journal Department of Science Education, Delta State University. J Hum Ecol, 3 (171-177) : 2008

Afcariono, M. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan Inovatif, 3 (2) : Maret 2008. Ango, M, L., 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in

the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. 16 (1) : University of Jos, Plateau, Nigeria.

Arikunto, S., 2003, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Ariyati, E. 2010. Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Matematika dan IPA, 1 ( 2) : Juli 2010.

Arnyana, I. B. P. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 Th. XXXIX Juli 2006, ISSN 0215-8250.

Dahar, R., W. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Davies, I. K., 1986. Pengelolaan Belajar, Rajawali press, Jakarta.

Deden, 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran IPA Kelas VI SDN 47 Rambin Sangau. Artikel Penelitian Jurusan Pendidikan Dasar Universitas Tanjungpura Pontianak.

Feyzioglu, B. 2009. An Investigation of the Relationship between Science Process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievement in Chemistry Education. Journal of Turkish Science Education. 6 (3) : (114-132).

Fisher, A. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Gunawan, A. W., (2003), Genius Learning Strategy, Gramedia, Jakarta. Hamalik. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.


(4)

Hartono, H. S., (1995), Prestasi Belajar IPA Siswa SMU Negeri, http://www.depdiknas.go.id/publiksi/brief (diakses pada tanggal 26 Juli 2014)

Haryono. 2011. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah Data Statistik Penelitian. Jakarta: Mediakita.

Hilmina. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Metode Discovery melalui Kegiatan Laboratorium pada Konsep Sistem Koloid. Penelitian Tindakan Kelas di MAN 12, Jakarta Pusat, Kelas XI.

Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.

Juniarsih, 2013. Pengaruh Pendekatan keterampilan Proses dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ekosistem di SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan. Medan: Pascasarjana Unimed Medan.

Khairiah, A. 2013. Perbandingan Penerapan Strategi Pembelajaran PBL dan Inquiry terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa tentang Polusi Lingkungan di SMK Negeri 4 Lhokseumawe. Medan: Pascasarjana Unimed Medan.

Markaban. 2006. Strategi Pembelajaran. Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta. Muhaimin. 2008. Analisis Korelasi Regresi dan Jalur Dalam Penelitian.

Bandung: Pustaka Setia.

Mulyasa, E., 2005. Implementasi Kurikulum 2004. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nur, A. 2012. Efektivitas Penggunaan Metode Firing Line dengan Pendekatan Active Learning pada Materi Penanaman Senyawa Kimia di MA An-Nidham Demak. Semarang: Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

Nurhadi. 1996. Kurikulum 2004, Pertanyaan Dan Jawaban, PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Quitadamo, I. J., C. L. Faiola, J. E. Johnson, and M. J. Kurtz. 2008. Community-based Discovery Improves Critical Thinking in General Educational Biology. Article. CBE-Life Sciences Education, 7 (327-337).


(5)

86

Rosyada, D., 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis ,Penerbit Kencana, Jakarta.

Rustaman. 2009. Keterampilan Proses Sains. Bogor: Ghalia Indonesia. Salmana, A., 1994. Profesionalisme Keguruan, Penerbit Kanisius, Jakarta.

Sanjana, W., 2005. Pembelajaran Dalam Implemantasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penerbit Kencana, Jakarta.

Sholihah, 2008. Penerapan Strategi Active Learning Type Firing Line Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif pada Materi Pokok Peranan Manusia di Dalam Ekosistem Siswa Kelas VII A SMP Piri Ngaglik Sleman. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rienika Cipta.

Silberman, M. L., 1996. Active Learning, 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Penerbit Nuansa Dan Nusa Media, Bandung.

Sudijono, A., 1995. Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT.Raja Grapindo Persada, Jakarta.

Sudjana, N., 2005. Metoda Statistika, Transito, Bandung.

Sudjana, N., 2005. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Sudjadi, B.S., 2004. Biologi Sains Dan Kehidupan, Yudistira, Jakarta.

Suryabarata, S., 1983. Metodologi penelitian, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta. Syamsuri, I., 2004. Biologi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Syah. M. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tsui, L. 2002. Fostering Critical Thinking through Effective pedagogy: Evidence from Four Institutional case Studies. The Journal of Higher Education, 73 (6): 740-763.

Usman, M. U., 2004. Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.


(6)

Yamin, M., 2004. Pengembangan Kompetensi Pebelajar, Penerbit Sulthan Thaha Press dan Universitas Indonesia, Jakarta.