JEJAK KERAJAAN PULAU JANTAN DAN PENINGGALANNYA DI KEC. NA IX - X, KABUPATEN LABUHANBATU UTARA.

ABSTRAK

Nurainun Ritonga, NIM: 3102121011. Jejak Kerajaan Pulau Jantan dan
Peninggalannya di Kec. Na IX - X, Kabupaten Labuhanbatu Utara. Jurusan
Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerajaan kecil yang kurang dikenal
yaitu kerajaan Pulau Jantan yang terletak di kecamatan Na IX-X. Raja – Raja yang
pernah memerintah pada Kerajaan Pulau Jantan serta adat yang terdapat pada
kerajaan, selain itu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab runtuhnya Kerajaan
Pulau Jantan dan untuk mengetahui benda-benda peninggalan Kerajaan Pulau Jantan
yang menandakan adanya kerajaan ini. Untuk memproleh data-data yang dibutuhkan,
peneliti menggunakan metode sejarah dan metode Penelitian Lapangan (fiel
research). Kemudian tekhnik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara observasi
ke lokasi penelitian, wawancara kepada keturunan dari kerajaan Pulau Jantan, tokoh
masyarakat, penduduk yang berada di sekitar penelitian dan dokumentasi yaitu
mengambil foto tentang peninggalan Kerajaan Pulau Jantan yang masih ada hingga
saat ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan dan informasi yang di proleh dari
informan diketahui bahwa kerajaan Pulau Jantan didirikan oleh Raja Batu Mundom,
sekaligus beliaulah yang merupakan Raja Pertama pada tahun 1803. Kerajaan Pulau
Jantan tidak lepas dari kerajaan yang berada di Labuhanbatu, khususnya dengan
kerajaan Bilah. Karena kerajaan Pulau Jantan merupakan sebagian wilayah yang

sempat dikuasai oleh Bilah. Ada 4 Raja yang pernah memerintah pada kerajaan Pulau
jantan, selanjutnya dalam kerajaan Pulau Jantan terdapat adat yang sudah ada sejak
dulu. Kemudian dengan seiring berjalannya waktu, maka kerajaan Pulau Jantan pun
berakhir. Meskipun banyak kerajaan di Sumatera Timur dan khususnya di
Labuhanbatu yang berakhir akibat Revolusi sosial dan terjadinya kekerasan pada
keluarga raja-raja, tetapi kerajaan Pulau Jantan bebas dari peristiwa tragis Revolusi
sosial. Setelah berakhirnya kerajaan Pulau Jantan , terdapat peninggalan–peninggalan
yang masih dapat ditemukan hingga saat ini, berupa: 1) Mesjid yang di bangun oleh
Raja ketiga (Raja Djalel Ritonga), 2) Makam Raja dan keturunan dari kerajaan Pulau
Jantan, 3) Senjata Kerajaan seperti pedang, Keris,dan gelang pada masa kerajaan

i

KATA PENGANTAR
Dalam penulisan skripsi ini, tak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak baik secara moral, spiritual, maupun material sehingga skripsi ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Terimakasih penulis haturkan kepada
orang-orang yang sudah banyak membantu penulis dan memberikan arahan,
motivasi, bimbingan, dan semangat maupun saran yang penulis terima dari semua
pihak, sehingga setiap kesulitan yang dihadapi dapat terselesaikan. Secara khusus

penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada keluarga yang sangat penulis
cintai dan sayangi. Ayahanda Alm. M. Shaleh Ritonga dan Ibunda Hanum
Tanjung yang telah menyayangi, membesarkan Penulis dan memberikan doa dan
segala bekal ilmu kehidupan yang sangat bermanfaat dan berharga bagi Penulis.
Terimakasih juga untuk Abang dan Kakak Penulis yang sangat Penulis sayangi
Samsinar Ritonga serta keluarga, Tilan Ritonga dan Keluarga, Bulan Ritonga dan
Keluarga, Abbas Ritonga serta keluarga, Amri Ritonga serta Keluarga, Asiah
Ritonga serta Keluarga, Asmidar Ritonga dan Rifai Ritonga yang selalu
mendukung dan memberikan semangat pada penulis dalam perkuliahan hingga
saat ini. Terimakasih untuk doa dan motivasinya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Juga tak lupa penulis haturkan terimakasih untuk
seluruh keluarga besar Ritonga yang tak tak dapat penulis sebut satu per satu.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang tidak
terhingga kepada :

ii



Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas

Negeri Medan dan seluruh stafnya.



Bapak Dr. Restu, Ms selaku Dekan Fakultas, Serta pembantu Dekan I Ibu
Dra. Nurmala Brutu



Bapak Dr. H. Restu, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, dan
Pembantu Dekan I Ibu Nurmala Berutu, M.Pd serta seluruh staf di
Fakultas Ilmu Sosial. Terima kasih untuk kemudahan yang telah diberikan
selama proses penyusunan berkas.



Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
dan sebagai Dosen Pembimbing Akademik Penulis Sekaligus Dosen
Penguji Utama yang membimbing penulis penulis dari awal perkuliahan
hingga saat ini, terimakasih untuk bekal ilmu dan arahan serta segala

bantuan yang ibu berikan dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
Terimakasih atas kemudahan, bimbingan, serta ilmu yang ibu berikan
mulai dari awal hingga tersusunnya skripsi ini.



Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si, sebagai Sekretaris Jurusan
Pendidikan Sejarah. Terimakasih atas kemudahan yang ibu berikan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.



Bapak Phil Ichwan Azhari, sebagai Dosen Pembimbing skripsi Penulis
yang telah banyak membantu penulis didalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih untuk pemikiran–pemikiran bapak yang merubah beberapa
pemikiran penulis menjadi lebih baik, juga untuk bimbingan, arahan, dan
masukan-masukan yang selama ini diberikan kepada penulis dalam

iii


menyusun skripsi ini. Terimakasih juga atas kesabaran, bantuan yang
bapak berikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


Ibu Dr. Syamsidar Tanjung, sebagai PeengujiAhli yang banyak
memberikan pengarahan dan masukan bagi penulis serta motivasi dan
segala bantuan yang ibuk berikan hingga skripsi ini dapat selesai.



Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si, sebagai pembanding bebas penulis
yang banyak memberikan pemikiran, pandangan serta masukan bagi
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terimakasih untuk
motivasi dan segala bantuan yang bapak berikan sehingga skripsi dapat
terselesaikan.



Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi bekal ilmu dan

etika berperilaku serta membantu penulis.



Untuk para Informan, Bapak Tengku Harmen, Bapak Abdul Yaman
Ritonga, Bapak Ridwan, Husni Harahap, Ismad Rida, M. Yusuf Nasution.
dan yang sudi kiranya meluangkan waktu guna menambah khazanah
pengetahuan peneliti dalam menyelesaikan skripsi. Terimakasih atas
informasi dan bantuan yang Bapak / Ibu berikan.



Untuk teman – teman penulis Kelas B.reguler 2010 Pendidikan Sejarah
yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih untuk
kebersamaan kita, banyak kisah yang telah kita lalui dalam kebersamaan
selama 4 tahun dan tidak akan terlupa.

iv




Untuk sahabat tercinta Maimunah, Ika Purnama Sari, Marianti, Hasnaini
Rosanda, Astuti Meindriani, terimakasih atas kebersamaan kita, yang tak
lelah mendorong penulis untuk terus semangat dalam menyelesaikan
skripsi.



Untuk seluruh stambuk 2010 Pendidikan Sejarah, terimakasih atas
kebersamaan kita guna mewujudkan menjadi pendidik yang cinta akan
sejarah.



Untuk seluruh bidadari

di Jalan Suluh No.133, yang telah banyak

membantu dan memberi semangat kepada penulis, serta waktunya selama
4 tahun bersama.



Untuk teman-teman PPLT 2013 di SMA Negeri 1 Hinai, terimakasih
untuk semua kenangan dan kebersamaan kita selama PPL yang tidak akan
penulis lupakan. Dan terimakasih kepada semua Pihak yang telah
membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, September 2014
Penulis

Nurainun Ritonga
NIM. 3102121011

v

DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Rumusan Masalah........................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 7
A.Study Pustaka ................................................................................ 7
1. LabuhanBatu ............................................................................... 7
2. Kerajaan ...................................................................................... 8
3. Peninggalan ............................................................................... 12
B. KerangkaBerfikir ......................................................................... 16
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 17
A. MetodePenelitan.......................................................................... 17
1.metodeSejarah .......................................................................... 17
2. penelitianLapangan( field research) ........................................ 17
B. LokasiPenelitian .......................................................................... 18
C. Sumber Data ................................................................................ 18
a. SumberLisan ...................................................................... 18

vi


b. Sumber Sekunder ............................................................... 18
D.TekhnikPengumpulan Data .......................................................... 19
1. observasi ............................................................................. 19
2. wawancara .......................................................................... 19
E. TekhnikAnalisa Data .................................................................. 20
1. MengelompokkandanMenganalisa Data ............................ 20
2. Mengkritik Data.................................................................. 21
3. Menginterpretasi Data ........................................................ 21
4. MenarikKesimpulan ........................................................... 21
BAB IVPEMBAHASAN.............................................................................. 23
A. GambaranUmumLokasiPenelitian .............................................. 23
4.1 LetakdanKondisiKerajaanPulauJantan ................................ 23
4.2 MenelusuriJejakKerajaanPulauJantan ................................. 27
4.3 Raja-Raja Yang MemerintahPada
KerajaanPulauJantan .............................................................. 45
4.4 Faktor-FaktorPenyebabRuntuhnya
KerajaanPulauJantan .................................................................. 51
4.5 Peninggalan-PeninggalanKerajaanPulauJantan ................... 53
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 64

A. Kesimpulan ................................................................................ 64
B. Saran

....................................................................................

66
DAFTARPUSTAKA .................................................................................. 67

vii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kerajaan merupakan kekuasaan tertinggi berada dibawah pimpinan
seorang

Sultan

atau

Raja

pada

suatu

wilayah.

Dalam

menjalankan

pemerintahannya, sultan dibantu oleh seperangkat pejabat pemerintahan yang
tersusun

secara hirarkis dan menduduki bagian birokrasi tertentu pada

pemerintahan kesultanan. Umumnya jabatan ini diduduki oleh orang – orang
yang memiliki hubungan darah dengan sultan ataupun kerabat kesultanan.
Salah satu bagian wilayah yang sistem pemerintahannya berada dibawah
pimpinan Sultan atau Raja ialah Sumatera Timur. Keresidenan Sumatera Timur
terdiri dari Kerajaan Langkat, Kerajaan Deli, Kerajaan Serdang, Kerajaan Asahan,
Kedatukan Batubara, Kerajaan Panai, Kerajaan Bilah, Kerajaan Kota Pinang, dan
Kerajaan Kualuh- Leidong.
Orang – orang besar di kerajaan adalah para fungsionaris yang menjadikan
kepala- kepala daerah di dalam bahagian daerah kerajaan atau juga mereka yang
berfungsi sebagai kepala daerah di dalam Sultan langsung (Rechtstreeks Sultan
sgebied ). Jika dilihat dari hirarki kerajaan, pejabat tertinggi yang mendampingi
Sultan ialah Menteri utama Sultan bergelar Datuk Bendahara Paduka

Seri

Maharaja (Mangkubumi). Datuk Bendahara ini juga berperan sebagai tangan
kanan Sultan yaitu orang yang mengetahui seluruh rahasia Sultan. Setelah itu, ia

1

juga mengurus

jalannya pemerintahan kerajaannya. Ia merupakan menteri

tunggal yang sangat berkuasa dan merupakan kepala pemerintahan harian dan
dibawahnya adalah Temenggung, Laksamana, Hulubalang, Syahbandar, Bentera
kanan dan bentera kiri1.
Kabupatem Labuhanbatu merupakan salah satu bagian dari wilayah yang
berada di Sumatera Timur yang juga terdapat kerajaan. Kesultanan/ kerajaan yang
terdapat di wilayah Kabupaten Labuhanbatu sebelum penjajahan Belanda terdiri
dari 4 (empat) kesultanan yaitu : Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota
Pinang, Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir, Kesultanan Bilah
berkedudukan di Negeri Lama, dan Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhan
Bilik. Diantara keempat Kerajaan itu, Kesultanan Kota Pinang, Bilah dan Panai
berasal dari satu keturunan yaitu berasal dari Pagar Ruyung, sedangkan
Kesultanan Kualuh berasal dari Asahan. Diantara kesultanan yang berada di
Labuhanbatu terdapat juga kerajaan – kerajaan kecil. Kerajaan – kerajaan kecil
tersebut ada diantaranya termasuk kedalam daerah kecamatan Na IX – X. Na IX –
X ini juga merupakan nama kerajaan yang memiliki arti Raja yang sembilan dan
Raja yang sepuluh. Salah satu kerajaan kecil yang berada di wilayah kecamatan
Na IX –X adalah kerajaan Pulau Jantan.

1

Syaiful syafri dan Ichwan Azhari. Jejak Sejarah dan Kebudayaan Melayu di Sumatera Utara,
Medan: CV. Citra Mandiri, cetakan pertama dan hal 23-24)

2

Kerajaan Pulau Jantan berada di bawah kekuasaan Bilah. Pulau Jantan
dulunya merupakan sebuah wilayah yang berada di Napah, bagian dari kabupaten
Labuhan Batu yang letaknya dekat dengan sungai. Sebagian besar tempat tinggal
dulunya selalu berdekatan dengan sungai karena pada masa itu sungai merupakan
jalur utama yang sering digunakan dalam berbagai kepentingan sedangkan jalur
darat masih sulit untuk ditempuh.

Sungai itu membentuk seperti pulau dan

selama Lima tahun berturut - turut anak yang lahir semua laki – laki, sehingga
ketika seseorang yang hendak ketempat itu dan ditanya mau kemana? maka akan
di jawab hendak ke Pulau Jantanan yang lama kelamaan disingkat menjadi Pulau
Jantan2.
Sekarang ini Pulau Jantan termasuk di kecamatan Na IX – X,
kabupaten Labuhanbatu Utara. Kerajaan Pulau Jantan sempat dipimpin oleh
empat keturunan. Umumnya, batas wilayah Kerajaan itu yang menjadi batas
wilayah daerah Kabupaten ataupun Kecamatan terutama setelah terjadinya
pemekaran daerah otonomi. Kerajaan Pulau Jantan berbeda dengan kerajaan –
kerajaan yang berada di Sumatera Timur, berakhir setelah terjadinya Revolusi
sosial.

2

Abdul Yaman, lahir di Pulau Jantan (1954), keturunan ke V dari Kerajaan Pulau Jantan, orang
yang peneliti wawancarai untuk mengetahui Kerajaan Pulau Jantan. Jantan itu merupakan nama
lain untuk menyebut Laki-laki

3

Kerajaan Pulau Jantan berakhir karena Indonesia sudah menjadi NKRI.
Meskipun kerajaan Pulau Jantan sudah lama berakhir tetapi kerajaan ini masih
memiliki peninggalan – peninggalan yang masih ada sampai sekarang.
Peninggalan - peninggalan itu tidak banyak dan hanya beberapa buah saja, tetapi
peninggalan inilah yang merupakan bukti nyata akan adanya kerajaan Pulau
jantan. Pada kerajaan ini juga terdapat adat atau kebiasaan yang dilakukan antara
masyarakat dengan kerajaan.
Berdasarkan dari hasil uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian lebih mendalam serta membahas Kerajaan Pulau Jantan,
dengan Judul Penelitian “ Jejak Kerajaan Pulau Jantan dan Peninggalannya di
Kec. Na IX – X, Kabupaten Labuhanbatu Utara”.

4

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan sebelumnya, maka masalah
yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut:
1. Raja – Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Pulau Jantan serta adat yang
terdapat pada kerajaan
2. Runtuhnya Kerajaan Pulau Jantan
3. Peninggalan – Peninggalan Kerajaan Pulau Jantan yang masih dapat
ditemukan hingga kini

C. Rumusan Masalah
Dalam suatu penelitian harus mempunyai rumusan masalah, karena
rumusan masalah sangat penting dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan
agar penelitian itu dapat terarah dan tidak terjadi kesimpang siuran masalah yang
akan di teliti nantinya, serta tujuan dari penelitian itu dapat tercapai. Masalah yang
telah di identifikasi tadi akan dinyatakan dalam pertanyaan – pertanyaan
operasional. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Siapa Raja – Raja yang pernah memerintah dan adat yang terdapat pada
Kerajaan Pulau Jantan sampai saat ini?
2. Apa faktor – faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Pulau Jantan?
3. Apa saja peninggalan – peninggalan Kerajaan Pulau Jantan yang masih ada
hingga sekarang?

5

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dalam melakukan
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui Raja – Raja yang pernah memerintah pada Kerajaan Pulau
Jantan (serta adat yang terdapat pada kerajaan)
2. Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Pulau Jantan
3. Untuk mengetahui situs dan peninggalan Kerajaan Pulau Jantan
E, Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Menambah pengetahuan peneliti tentang Kerajaan Pulau Jantan yang terdapat
di kecamatan Na IX – X selain dari Kerajaan Na IX – X
2. Untuk mengetahui peninggalan – peninggalan Kerajaan Pulau Jantan
3. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan peneliti tentang tradisi adat
pesta pada keturunan Kerajaan Pulau Jantan Yang masih terlihat hingga saat
ini
4. Memberi informasi kepada masyarakat, khusunya bagi pelajar yang berada di
wilayah tersebut bahwa adanya Kerajaan di daerah Kecamatan Na IX –X
5. Peneliti mengharapkan agar

dapat menambah wawasan kepada pembaca

mengenai Kerajaan Pulau Jantan serta adat pesta yang terdapat pada kerajaan
ini hingga sekarang
6. Menambah sumber dan bahan kajian mahasiswa/mahasiswi khusus nya
jurusan pendidikan sejarah.

6

7

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1.

Kerajaan Pulau Jantan berada di Labuhanbatu, yang letaknya berdekatan
dengan kerajaan Na IX-X dan berbatasan dengan kerajaan Marbau.

2.

Umumnya nama – nama wilayah merupakan nama-nama Kerajaan dulunya

3.

Kerajaan Pulau Jantan berdiri tahun 1803 dan yang menjadi Raja pertama pada
kerajaan ini yaitu Raja Batu Mundom Ritonga. Pada saat memerintah Kerajaan
Pulau Jantan, Raja Batu Mundom Ritonga belum mempunyai agama

4.

Dalam perkembangannya, kerajaan Pulau Jantan diperintah oleh empat (4)
orang Raja. Raja yang kedua yaitu anak dari Raja Batu Mundom Ritonga sudah
memeluk agama islam dan sampai selanjutnya pemimpin kerajaan ini sudah
memeluk agama islam.

5.

Pada masa pemerintahan Raja ketiga, yaitu Raja Djalael Ritonga tempat
tinggalnya pindah dan beliau dapat membangun mesjid. Didepan mesjid ini
merupakan tempat makam dari keturunan Raja Pulau Jantan. Makam yang ada
dimulai dari Raja Yang ketiga sampai turunannya, sementara makam Raja Yang
pertama dan kedua masih berada di Napah, yang masih di daerah yang lama
kurang lebih 2 KM dari tempat kerajaan yang baru

64

6.

Pada kerajaan Pulau Jantan terdapat adat atau kebiasaan dalam acara syukuran
atau pesta yaitu Tapian Raya Godang, Upah-upah, serta menggunakan bendera
Lipan- lipan

7.

Berbeda dengan kerajaan yang berada di Sumatera Timur, Khususnya kerajaan
yang berada di Labuhanbatu tanpa terkecuali Bilah yang pernah menguasai
Kerajaan Pulau Jantan, hancur akibat terjadinya Revolusi Sosial yang Raja- raja
dari kerajaan ini banyak yang terkena tindakan kekerasan. Tetapi kerajaan Pulau
Jantan berakhir karena sudah tidak berlakunya sistem kerajaan di Indonesia dan
Raja atau keluarga dari kerajaan Pulau Jantan tidak ada yang terbunuh atau
terkena kekerasan

8.

Setelah berakhir dan tidak berlakunya sistem kerajaan, maka pemerintahan Raja
tidak berlaku. peninggalan-peninggalan yang terdapat pada Kerajaan Pulau
Jantan dapat dijadikan sebagai bukti akan adanya kerajaan

Ini pada masa

dahulu. Meskipun peninggalan yang terdapat hanya sedikit. Adapun bukti
peninggalannya yaitu:


Mesjid yang dibangun Oleh Raja Djalel Ritonga



Makam Raja- raja dan keturunan dari kerajaan Pulau Jantan



Senjata Kerajaan seperti Pedang, Keris, Gelang pada Masa Kerajaan



Surat keterangan disyahkannya Raja Moehamad sebagai ketua di Pulau Jantan.

65

B.

Saran

1.

Penelitian ini bisa dilanjutkan lagi oleh mahasiswa yang lain karena
kebanyakan data yang belum lengkap

2.

Penggalian tentang kerajaan- kerajaan kecil yang ada di setiap daerah seperti
kerajaan Pulau Jantan, kerajaan Marbau dan semua Kerajaan Na IX-X
hendaknya diteliti kembali agar menambah wawasan tentang adanya kerajaan –
kerajaan kecil disetiap daerah. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki
Kerajaan yang banyak

3.

Pemerintah setempat hendaknya bisa melestarikan peninggalan- peninggalan
dari Kerajaan Pulau Jantan untuk dijadikan bukti sejarah bahwa didaerah
Kecamatan Na IX-X banyak berdiri kerajaan .

66

67

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu dan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara. 2013. Medan: Bina
Mitra

Artanami

Kecamatan Na IX-X Dalam Angka 2011. Aek Kanopan: Badan Pusat Statistik
Kabupaten Labuhanbatu
Ludvik Kalud dan Claude Guillot. 2008. Inskripsi Islam Tertua di Indonesia. Grafika
MardiYuana: Bogor
M. Lah Husny, Tengku Haji. 1983. Revolusi Sosial 1946 di Sumatera Utara/
Tapanuli disertai Pangkal dan Akibatnya, Medan: Usaha Veteran
Mahadi. 1976. Sedikit “ Sejarah Perkembangan Hak – Hak Suku Melayu Atas
Tanah di Sumatera Timur” ( tahun 1800 – 1975), Bandung : ALUMNI
Nasution, S. 2004. Metode Research ( Penelitian Ilmiah), Jakarta : Bumi Aksara
Reid, Anthony. 1987. Perjuangan Rakyat “ Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di
Sumatra. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Resink, G. J. 1987. Raja dan Kerajaan yang Merdeka di Indonesia 1850 – 1910,
Jakarta: Djambatan
Sinar, Luckman. 2006. Bangun dan Runtuhnya Kerajaan di Sumatera Timur,
Medan : Yayasan Kesultanan Serdang
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah, Yogyakarta : Ombak
Syaiful Syafri dan Azhari Ihwan. 2009. Jejak sejarah dan kebudayaan Melayu di
Sumatera Utara, Medan: CV. CIPTA MANDIRI

67

Syam,Nur.2005.Islam Pesisir. Yogyakarta: LKiS
TWH , M. 2001. Perjuangan dan Pembangunan Labuhanbatu, Medan : Human
Welfare Foundation
Undang-undang Nomor 11, 2010, Tentang Cagar Budaya

68