PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL DIRECT
INSTRUCTION DENGAN MEDIA POWER POINT PADA
MATERI POKOK SISTEM KOLOID

Oleh :
Sarika Permata Putri
NIM 4103131065
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

iii


PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL DIRECT
INSTRUCTION DENGAN MEDIA POWER POINT PADA
MATERI POKOK SISTEM KOLOID

Sarika Permata Putri (4103131065)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hasil belajar kimia siswa
menggunakan model problem based learning dengan media power point dan
model direct instruction dengan media power point pada materi pokok sistem
koloid, (2) apakah hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model
problem based learning dengan media power point lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model direct
instruction dengan media power point pada materi pokok sistem koloid dan (3)
ranah kognitif yang terkembangkan melalui model problem based learning
dengan media power point dan model direct instruction dengan media power
point pada materi pokok sistem koloid. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI IPA di SMA Negeri 17 Medan yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan

sampel digunakan dengan cara teknik sampling sederhana dengan mengambil 2
kelas. Sampel penelitian kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 masingmasing berjumlah 40 siswa. Kelas eksperimen 1 diberikan perlakuan
menggunakan model problem based learning dengan media power point
sedangkan kelas eksperimen 2 diberikan perlakuan menggunakan model direct
instruction dengan media power point. Instrumen yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda
berjumlah 20 soal yang telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal
dan daya pembeda soal. Dari hasil penelitian, diperoleh rata-rata hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen 1 adalah 78,625±7,24 lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata hasil belajar pada kelas eskperimen 2 adalah 71,5 ± 9,014. Hasil
uji hipotesis menggunakan rumus uji t-pihak kanan diperoleh hasil thitung=3,956
pada taraf signifikan α= 0,05, dk= 78 dan ttabel 1,6671 yang berarti thitung > ttabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajar
menggunakan model problem based learning dengan media power point lebih
tinggi dibandingkan dengan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajar
menggunakan direct instruction dengan media power point pada materi pokok
sistem koloid. Ranah kognitif yang terkembangkan pada pada kelas eksperimen 1
dan kelas eksperimen 2 dalam penelitian ini adalah C2 (pemahaman) dengan
rataan gain ranah kognitif masing-masing 0,785 dan 0,675.


vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv


Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

Daftar lampiran

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1.


Latar Belakang Masalah

1

1.2.

Ruang Lingkup

5

1.3.

Rumusan Masalah

5

1.4.

Batasan Masalah


5

1.5.

Tujuan Penelitian

6

1.6.

Manfaat Penelitian

6

1.7.

Definisi Operasional

7


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Hakekat Belajar kimia

8

2.2.

Hasil Belajar Kimia

9

2.3.

Model pembelajaran

11

2.3.1. Model Pembelajaran Problem based Learning


12

2.3.2. Model Pembelajaran Direct Instruction

16

2.4.

18

Media Pembelajaran

2.4.1. Media Berbasis Komputer

21

2.4.2. Media Power Point

22


2.5.

23

Materi Pembelajaran Sistem Koloid

vii

2.6.

Kerangka Berpikir

32

2.7.

Hipotesis

33


BAB III METODE PENELITIAN
3.1.

Tempat dan Waktu Penelitian

35

3.2.

Populasi dan Sampel

35

3.3.

Variabel dan Instumen Penelitian

3.3.1. Variabel Penelitian


35

3.3.2. Instumen Penelitian

36

3.4.

Rancangan/Desain Penelitian

39

3.5.

Teknik Pengumpulan Data

42

3.6.

Teknik Analisis Data

43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Hasil penelitian

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian

46

4.1.2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa

47

4.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian
4.1.3.1. Uji Normalitas

48

4.1.3.2. Uji Homogenitas

49

4.1.3.3. Uji Hipotesis

50

4.1.3.4. Perhitungan Ranah Kognitif Yang Terkembangkan

51

4.2.

52

Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan

56

5.2.

Saran

56

DAFTAR PUSTAKA

58

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks Problem Based Learning

15

Tabel 2.2. Sintaks Model Direct Instruction

18

Tabel 2.3. Perbandingan Antara Larutan, Koloid Dan Suspensi

25

Tabel 2.4. Perbandingan Sistem koloid

26

Tabel 2.5. Perbedaan antara Sol Hidrofil dengan Sol Hidrofob

30

Tabel 3.1. Kisi–Kisi Soal

36

Tabel 3.2. Rancangan Penelitian

40

Tabel 4.1. Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa

47

Tabel 4.2. Rata-rata dan Standar Deviasi Pretest dan Posttest

48

Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes Dan Posttes

49

Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data

50

Tabel 4.5. Uji Hipotesis Penelitian

50

Tabel 4.6. Ranah Kognitif Yang Terkembangkan Di Kelas Eksperimen 1
Dan Di Kelas Eksperimen 2

51

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

42

Gambar 4.1. Hasil Belajar siswa

48

Gambar 4.2. Ranah Kognitif Yang Terkembangkan

52

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Silabus

60

Lampiran 2.

RPP

62

Lampiran 3.

Kisi-Kisi Soal

78

Lampiran 4.

Instrumen Tes Sebelum Divalidasi

80

Lampiran 5.

Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Sebelum Divalidasi

88

Lampiran 6.

Pengamatan Keterlaksanaan Rencana Pelajaran

89

Lampiran 7.

Instrumen Tes Hasil Belajar Kimia Setelah Divalidasi

97

Lampiran 8.

Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi

102

Lampiran 9.

Perhitungan Uji Validitas Instrumen

103

Lampiran 10. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen

106

Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen

109

Lampiran 12. Perhitungan Daya Beda Soal

112

Lampiran 13. Lembar Jawaban Diskusi

115

Lampiran 14. Tabulasi Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen 1
Dan Kelas Eksperimen 2

126

Lampiran 15. Perhitungan Standart Deviasi Uji Kemampuan Siswa

128

Lampiran 16. Perhitungan Uji Normalitas Data

132

Lampiran 17. Perhitungan Uji Homogenitas

136

Lampiran 18. Perhitungan Uji Hipotesis

138

Lampiran 19. Tabel Nilai – Nilai R-Product Moment

140

Lampiran 20. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)

141

Lampiran 21. Tabel Nilai Kritis Distribusi F (Tabel F)

142

Lampiran 22. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-T (Tabel T)

145

Lampiran 23. Tabulasi Nilai Pretes Eksperimen 1

146

Lampiran 24. Tabulasi Nilai Posttes Eksperimen 1

147

Lampiran 25. Tabulasi Nilai Pretes Eksperimen 2

148

Lampiran 26. Tabulasi Nilai Posttes Eksperimen 2

149

Lampiran 27. Tabulasi Rataan Gain Ranah Kognitif Pada Kelas
Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Lampiran 28. Dokumentasi

150
151

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia sebagai salah satu bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Mata pelajaran kimia
menjadi sangat penting kedudukannya dalam masyarakat karena kimia selalu
berada di sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun selama ini masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti
pelajaran kimia (Manik, 2012).
Kesulitan siswa belajar kimia diakibatkan kebanyakan konsep kimia
yang bersifat abstrak dan kompleks. Pembelajaran kimia selama ini cenderung
kurang menarik karena selama proses pembelajaran berlangsung, transfer ilmu
hanya berasal dari guru, yang kemudian diinformasikan kepada peserta didik
melalui metode ceramah dengan komunikasi satu arah dari guru ke peserta didik.
Untuk itu dari waktu ke waktu proses pembelajaran yang berlangsung dengan
metode yang sama yaitu proses pembelajaran yang didominasi oleh guru,
sedangkan peserta didik kurang diberikan kesempatan untuk mengaktualisasi
potensi yang dimiliki. Kondisi ini menyebabkan proses belajar peserta didik
bersifat pasif. Selain itu, guru menuntut siswa untuk menghafal konsep-konsep
kimia sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memiliki motivasi dalam
mempelajarinya. Akibatnya, hasil belajar kimia siswa relatif rendah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Negeri 17
Medan diketahui bahwa KKM di sekolah tersebut mencapai nilai 72. Namun, dari
tingkat ketuntasan tersebut terdapat sekitar 60% siswa yang mencapai nilai KKM
dan 40% siswa lainnya belum mencapai standar ketuntasan belajar pada materi
sistem koloid. Ini berarti tidak seluruh siswa menguasai materi kimia yang
diajarkan oleh guru. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran kimia masih
dilakukan dengan model pengajaran yang berpusat pada guru. Pembelajaran

2

seperti ini menjadikan siswa kurang berminat dan kurang antusias dalam
mengikuti pelajaran, akibatnya ketika guru melontarkan pertanyaan tidak banyak
siswa yang segera dan suka rela menjawab. Selebihnya mereka cenderung diam
dan kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Menurut Sari (2012), untuk menciptakan suasana pembelajaran kondusif
dan menyenangkan perlu adanya pengemasan model pembelajaran yang menarik.
Peserta didik tidak merasa terbebani oleh materi ajar yang harus dikuasai. Jika
peserta didik sendiri yang mencari, mengolah, dan menyimpulkan atas masalah
yang dipelajari maka pengetahuan yang ia dapatkan akan lebih lama melekat di
pikiran. Guru sebagai fasilitator memiliki kemampuan dalam memilih model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Inovasi
model pembelajaran ini diharapkan akan tercipta suasana belajar aktif,
mempermudah penguasaan materi, peserta didik lebih kreatif dalam proses
pembelajaran, kritis dalam menghadapi persoalan, memiliki keterampilan sosial
dan mencapai hasil pembelajaran yang lebih optimal.
Agar upaya tersebut berhasil maka harus dipilih model pembelajaran
yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik serta lingkungan belajar,
supaya peserta didik dapat aktif, interaktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat juga akan memperjelas konsep-konsep
yang diberikan sehingga peserta didik senantiasa antusias berpikir dan berperan
aktif. Tujuan pembelajaran akan memperjelas proses belajar mengajar dalam arti
situasi dan kondisi yang harus diperbuat dalam proses belajar mengajar.
Model pembelajaran yang digunakan guru seharusnya dapat membantu
proses analisis peserta didik. Salah satu model tersebut adalah model problem
based learning. Diharapkan model problem based learning lebih baik untuk
meningkatkan keaktifan peserta didik jika dibandingkan dengan model
konvensional. Keefektifan model ini adalah peserta didik lebih aktif dalam
berpikir dan memahami materi secara berkelompok dengan melakukan investigasi
dan inkuiri terhadap permasalahan yang nyata di sekitarnya sehingga mereka

3

mendapatkan kesan yang mendalam dan lebih bermakna tentang apa yang mereka
pelajari.
Penelitian dengan menggunakan model problem based learning sudah
pernah diteliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sitorus (2011)
menunjukkan hasil belajar dengan menggunakan model problem based learning
pada pokok bahasan hidrolisis garam diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar
79,7% dan menggunakan model direct instruction diperoleh hasil peningkatan
sebesar 72,1%. Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti model
problem based learning lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan model
direct instruction. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2012),
peningkatan hasil belajar dengan model problem based learning pada pokok
bahasan sistem koloid diperoleh sebesar 79,70%. Kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Dewi, dkk (2013) menunjukkan hasil belajar dengan menggunakan
model problem based learning pada pokok bahasan sistem koloid diperoleh
sebesar 18,75% pada siklus I sedangkan pada siklus II diperoleh hasil belajar
90,63%. Selanjutnya, penelitian Trihatmo, dkk (2012) menunjukkan rata-rata hasil
belajar siswa dengan menggunakan model problem based learning pada materi
larutan penyangga dan hidrolisis sebesar 79,5.
Berdasarkan penelitian diatas, dapat dilihat bahwa model pembelajaran
problem based learning dapat dijadikan salah satu solusi dalam pembelajaran,
khususnya pada pembelajaran kimia sehingga pembelajaran kimia yang selama ini
belum dapat memberikan hasil belajar sesuai dengan yang diinginkan akan dapat
memberikan perubahan dalam hasil belajar yang lebih baik.
Agar model problem based learning ini dapat berjalan dengan baik dan
dapat menghasilkan peningkatan hasil belajar yang signifikan maka perlu
digunakan media pembelajaran yang akan mendukung terlaksananya proses
pembelajaran dengan baik. Dengan memanfaatkan media pembelajaran, guru
dapat menjadikan pelajaran kimia lebih konkrit dan menyenangkan bagi siswa.
Media yang digunakan pada penelitian ini adalah media power point. Penggunaan

4

media ini sebagai perantara penyampaian materi pelajaran yang diharap dapat
menggugah minat dan perhatian siswa.
Hasil penelitian yang berkaitan dengan media pembelajaran juga telah
dilakukan oleh Sianturi (2010) tentang perbedaan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan media macromedia flash, power point dan peta konsep
diketahui peningkatan hasil belajar dengan media power point lebih tinggi yaitu
sebesar 57,33%, dibandingkan dengan media macromedia flash sebesar 43,54%,
media power point dan media peta konsep sebesar 37,42%. Hal ini berarti hasil
belajar dengan menggunakan media power point lebih tinggi dibandingkan
dengan media lain.
Materi pelajaran dalam penelitian ini adalah sistem koloid. Materi sistem
koloid adalah salah satu materi ajar yang peristiwanya nyata dalam kehidupan
siswa, yang pernah atau bahkan sering dilihat oleh siswa. Meskipun demikian,
masih ada siswa yang belum mengetahui mengapa peristiwa itu terjadi, apa
hubungannya dengan pelajaran kimia. Model problem based learning sangat
cocok untuk materi pokok sistem koloid. Melalui problem based learning, siswa
dapat terlatih menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau
secara bersama-sama. Dengan menggabungkan media power point ke dalam
model problem based learning

pada materi sistem koloid, diharapkan akan

memberikan variasi terhadap model pembelajaran yang dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan sehingga pelajaran sistem
koloid tersebut mudah dipahami oleh siswa.
Dari latar belakang masalah di atas maka perlu dilakukan penelitian yang
berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan Model
Problem Based Learning Dan Model Direct Instruction Dengan Media Power
Point Pada Materi Pokok Sistem Koloid”.

5

1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah perbandingan hasil belajar kimia
siswa menggunakan model problem based learning dan model direct instruction
dengan media power point pada materi pokok sistem koloid di SMA Negeri 17
Medan.

1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1.

Bagaimanakah gambaran hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model problem based learning dengan media power point dan
model direct instruction dengan media power point pada materi pokok sistem
koloid jika dikaitkan nilai KKM?

2.

Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model problem
based learning dengan media power point lebih tinggi dibandingkan dengan
hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan model direct instruction
dengan media power point pada materi pokok sistem koloid?

3.

Ranah kognitif manakah yang terkembangkan melalui model problem based
learning dengan media power point dan model direct instruction dengan
media power point pada materi pokok sistem koloid?

1.4. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah penelitian ini adalah
1.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning
dan model direct instruction

2.

Media pembelajaran yang digunakan adalah media power point

3.

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 17 Medan Tahun
Ajaran 2013/2014

4.

Materi yang diajarkan adalah sistem koloid

6

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa menggunakan model problem
based learning dengan media power point dan model direct instruction
dengan media power point pada materi pokok sistem koloid jika dikaitkan
nilai KKM

2.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan
model problem based learning dengan media power point lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajar menggunakan
model direct instruction dengan media power point pada materi pokok sistem
koloid jika dikaitkan nilai KKM

3.

Untuk mengetahui ranah kognitif yang terkembangkan melalui model
problem based learning dengan media power point dan model direct
instruction dengan media power point pada materi pokok sistem koloid

1.6. Manfaat Penelitian
a.

Bagi siswa


Dapat menumbuhkan sikap positif dan keaktifan siswa terhadap materi
dan proses belajar



Meningkatkan kualitas hasil belajar dan aktivitas belajar



Mengoptimalkan kemampuan berfikir, tanggung jawab dan kemampuan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

b.

Bagi guru


Memberi masukan kepada guru agar dapat menerapkan model
pembelajaran yang lebih bervariasi sehingga memudahkan guru tersebut
dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan

7



Membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik serta
lebih interaktif.

c.

Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengalaman pembelajaran secara langsung kepada
peneliti, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran problem based
learning dan model direct instruction menggunakan menggunakan media
power point.

d.

Bagi Pengembangan Ilmu
Dapat menyumbangkan informasi yang berguna bagi perkembangan modelmodel pembelajaran dalam penerapan kurikulum pendidikan.

1.7. Definisi Operasional
1.

Model problem based learning merupakan suatu model pembelajaran yang
menuntut aktivitas siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran
melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran sehingga
bertujuan membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan
mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah belajar.

2.

Model direct instruction adalah model pembelajaran langsung, yang bersifat
teaching centre. Pada model ini, pelajaran yang diinformasikan langsung oleh
guru kepada siswa.

3.

Media power point adalah salah satu media yang dapat menyalurkan
informasi kepada penerima informasi berupa slide yang dilengkapi animasi
tertentu sesuai dengan kebutuhan orang yang menggunakan.

4.

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh sesudah kegiatan pembelajaran
berlangsung. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rataan
nilai hasil posttest dari siswa yang menjadi sampel.

5.

Sistem koloid adalah salah satu materi pokok kimia dikelas XI SMA semester
genap yang membahas (1) sistem dispersi, (2) jenis-jenis koloid, (3) sifat-sifat
koloid dan (4) Peranan koloid dalam kehidupan.

56

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.

Rataan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model
Problem Based Learning dengan media power point diperoleh sebesar 78,625
memenuhi nilai KKM (nilai 72) dengan 33 orang siswa atau sekitar 82,5%
siswa yang memenuhi nilai KKM dan 7 orang siswa atau sekitar 17,5% siswa
yang tidak memenuhi nilai KKM, sedangkan rataan hasil belajar kimia siswa
yang dibelajarkan dengan menerapkan model Direct Instruction dengan
media power point diperoleh sebesar 71,5 belum memenuhi nilai KKM.
Namun, jika ditinjau dari perolehan nilai masing-masing siswa pada kelas
eksperimen 2 ini terdapat 23 orang siswa atau sekitar 57,5% siswa yang
memenuhi nilai KKM dan 17 orang siswa atau sekitar 42,5% siswa yang
tidak memenuhi nilai KKM.

2.

Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model
Problem Based Learning dengan media power point lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
menerapkan model Direct Instruction dengan media power point.

3.

Ranah kognitif yang terkembangkan pada kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2 adalah ranah C2 (pemahaman) dimana C2 (pemahaman) pada
kelas eksperimen 1 sebesar 0,785 dan ranah C2 (pemahaman) kelas
eksperimen 2 sebesar 0,675.

5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka peneliti
mempunyai beberapa saran :
1.

Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk menerapkan model
Problem Based Learning dengan media power point karena mampu

57

meningkatkan hasil belajar kimia pada materi sistem koloid. Selain itu, siswa
juga lebih berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
2.

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
Problem Based Learning dan model Direct Instruction dengan media power
point agar lebih memperhatikan kelemahan–kelemahan dalam pembelajaran
ini sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

58

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2011), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta
Barus, N.D., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
Menggunakan Macromedia Flash Dan Media Kartu Pada Materi Koloid Di
Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Medan, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan
Cahyana, U., (2007), Kimia Jilid 2 Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah
Aliyah Kelas XI, Piranti Darma kalokatama, Jakarta
Daryanton, (2011), Media Pembelajaran, Sarana Tutorial Nurani Sejahtra,
Bandung
Dewi, R.S., Haryono, dan Utomo, S.B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi
Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada
Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di SMA N 5 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia 2:15-20
Dimyati, M., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta
Khikmah, T.Y., (2013), Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif
Materi Struktur Dan Fungi Sel Dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis Flash,
Skripsi, FMIPA, UNNES, Semarang (Diakses 20 februari 2014)
Manik, A., (2012), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match Menggunakan Media Handout Terhadap Hasil Belajar
Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di SMA, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan
Muzzam, M., (2013), Sifat-sifat Koloid, http://muzammufty123.blogspot.com/
(diakses tanggal 28 februari 2014)
Putra, S. R., (2013), Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, Diva Press,
Yogyakarta
Purba, M., (2007), Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 2, Erlangga, Jakarta
Ratih, U., (2013), Peranan Koloid Dalam Kehidupan,
http://utariratih46.blogspot.com/2013/04/makalah-manfaat-koloid-dalamkehidupan.html (diakses tanggal 1 Maret 2014)

59

Rida, (2008), Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Riyanto, Y., (2010), Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Refrensi Bagi
Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas, Kencana, Jakarta
Sadiman, S. A., (2011), Media Pendidikan, PT. Grafindo Persada, Jakarta
Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta
Sari, D.D., (2012), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pembelajaran
IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman, Skripsi, FMIPA, UNY, Yogyakarta
(Diakses Februari 2014)
Sianturi, D.P., (2010), Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa yang Diajar
dengan Menggunakan Macromedia Flash, Power Point dan Peta Konsep
Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Kelas X SMA Negeri 3 Pematang
Siantar, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA UNIMED,
Medan
Silitonga, P.M., (2011), STATISTIK Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA
UNIMED, Medan
Sirait, J.H., (2012), Pengaruh Penerapan E-Learning Berbasis Weblog Dalam
Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan
Sitorus, J., (2011), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning dan Pendedkatan Problem Possing Berbasis Web Termodifikasi
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis
Garam Di SMA Negeri 3 Medan Kelas XI IPA T.A. 2011, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta
Sry, (2009), Pemanfaatan Microsoft Power Point Untuk Media Pembelajaran.
http:://pamongsakaba.wordpress.com/2009/09/29/pemanfaatanpemanfaatanmicrosoftpowerpoint-untuk-media-pembelajaran/ (accesed Februari 2014)
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung

60

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
Suprijono, A., (2009), Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka
Pelajar, Surabaya
Sutresna, N., (2007). Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI SMA/MA Program
Ilmu Pengetahuan, Grafindo Media Pratama, Bandung
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta
Trihatmo, A., Soeprodjo, dan Widodo, A., (2012), Penggunaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Pada Materi Larutan Penyangga
Dan Hidrolisis, Jurnal Pendidikan Kimia 1:7-13

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOLABORATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MICROSOFT FRONTPAGE TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID.

0 2 27

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID.

0 6 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN BANTUAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER DAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID.

1 5 17

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUTION DENGAN MEDIA POWER POINT PADA POKOK BAHASAN HIDROLIS GARAM.

0 6 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING YANG DIDUKUNG MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 3 19

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING

2 11 13

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN DIRECT INSTRUCTION

0 2 207