PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING YANG DIDUKUNG MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING YANG DIDUKUNG MEDIA AUDIOVISUAL
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA POK OK BAHASAN SISTEM
K OLOID DI K ELAS XI SMA

Oleh:
Elsy Yolinda Aritonang
NIM 4103131019
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014


vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv


Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1.


Latar Belakang

1

1.2.

Ruang Lingkup

5

1.3.

Rumusan Masalah

5

1.4.

Batasan Masalah


5

1.5.

Tujuan Penelitian

6

1.6.

Manfaat Penelitian

6

1.7.

Definisi Operasional

6


BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis

8

2.1.1. Hakekat Belajar Kimia

8

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

9

2.1.3. Hasil Belajar Kimia

10

2.1.4. Hakikat Model Pembelajaran

12


2.1.5. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

12

2.1.5.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran PBL

15

2.1.5.2. Persiapan Pelaksanaan PBL

18

2.1.5.3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran PBL

20

vii

2.1.6. Media Pendidikan


22

2.1.7. Media Audiovisual

23

2.1.7.1. Video

24

2.1.8. Model Pembelajaran Konvensional

24

2.1.9. Sistem Koloid

26

2.1.9.1. Pengertian Koloid


26

2.1.9.2. Jenis-Jenis Koloid

27

2.1.9.3. Sifat-Sifat Koloid

30

2.1.9.4. Pembuatan Koloid

34

2.2. Kerangka Konseptual

36

2.3. Hipotesis Penelitian


37

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

38

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

38

3.2.1. Populasi

38

3.2.2. Sampel

38


3.3.Variabel Penelitian

39

3.4. Rancangan Penelitian

39

3.5. Instrumen Penelitian

40

3.5.1. Validitas Tes

40

3.5.2. Reliabilitas Tes

41


3.5.3. Indeks Kesukaran

42

3.5.4. Daya Pembeda Soal

42

3.6. Teknik Pengumpulan Data

43

3.7. Teknik Analisis Data

46

3.7.1. Uji Normalitas

46

3.7.2. Uji Homogenitas

46

3.7.3. Uji Hipotesis

47

3.7.4. Peningkatan Hasil Belajar

48

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

49

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian

49

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

52

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian

52

4.2.1. Uji Normalitas

53

4.2.2. Uji Homogenitas

54

4.2.3. Uji Hipotesis

54

4.2.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar

55

4.3. Analisis Data Observasi lembar kerja kelompok

56

4.4. Pembahasan

57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

61

5.2. Saran

61

DAFTAR PUSTAKA

62

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Sintaks Pembelajaran PBL

18

Tabel 2.2 Tabel Perbedaan antara Larutan, Koloid, Suspensi

26

Tabel 2.3 Tabel Klasifikasi Sistem Dispersi Koloid

29

Tabel 2.4 Tabel Perbedaan Antara Koloid liofil dan Liofob

33

Tabel 3.1 Tabel Rancangan Penelitian

39

Tabel 4.1 Tabel Data Instrumen

51

Tabel 4.2 Tabel Rata-rata, standar deviasi, dan Data Varians Pretes

52

Tabel 4.3 Tabel Uji Normalitas

53

Tabel 4.4 Tabel Uji Homogenitas Sampel

54

Tabel 4.5 Tabel Uji Hipotesis Penelitian

55

Tabel 4.6 Tabel Persen Peningkatan Hasil Belajar

55

Tabel 4.7 Rata-rata hasil lembar kerja kelompok

57

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis koloid aerosol

27

Gambar 2.2 Jenis koloid sol

27

Gambar 2.3 Jenis koloid emulsi

28

Gambar 2.4 Contoh koloid buih

28

Gambar 2.5 Contoh koloid gel

29

Gambar 2.6 Sifat koloid efek tyndall

30

Gambar 2.7 Sifat koloid gerak brown

31

Gambar 2.8 Sifat koloid adsorbsi

31

Gambar 2.9 Sifat koloid Koagulasi

32

Gambar 2.10 Sifat Koloid dialisis

32

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian

45

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa

51

Gambar 4.2 Grafik Persentase Peningkatan Hasil Belajar

54

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus

66

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

68

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi

101

Lampiran 4. Instrumen Tes Sebelum Validasi

104

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi

110

Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah validasi

111

Lampiran 7. Instrumen Tes Setelah Validasi

114

Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Validasi

118

Lampiran 9. Permasalahan PBL

119

Lampiran 10. Format Laporan Diskusi Kelompok

132

Lampiran 11. Kunci Jawaban Laporan Diskusi Kelompok

145

Lampiran 12. Tabel Validitas

155

Lampiran 13. Perhitungan Validitas

156

Lampiran 14. Perhitungan Uji Reliabilitas

158

Lampiran 15. Perhitungan Tingkat Kesukaran

159

Lampiran 16. Tabel Daya Pembeda Soal

161

Lampiran 17. Perhitungan Daya Pembeda Soal

162

Lampiran 18. Tabulasi Nilai

164

Lampiran 19. Perhitungan Standar Deviasi dan Varians

166

Lampiran 20. Perhitungan Uji Normalitas

168

Lampiran 21. Perhitungan Uji Homogenitas

172

Lampiran 22. Rubrik Penilaian Kerja Kelompok

174

Lampiran 23. Tabel Penilaian Lembar Kerja Kelompok

175

Lampiran 24. Perhitungan Uji Gain

181

Lampiran 25. Perhitungan Uji Hipotesis I

184

Lampiran 26. Perhitungan Uji Hipotesis II

186

Lampiran 27. Tabel Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

190

Lampiran 28. Tabel Nilai r-Product Moment

191

Lampiran 29. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat

192

Lampiran 30. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t

193

Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian

194

vii

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999). Dari pengertian tersebut
maka pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah. Usaha sadar tersebut
dilakukan dalam bentuk pembelajaran berupa komunikasi dua arah melalui
kegiatan belajar mengajar.
Kimia sebagai salah satu mata pelajaran wajib dalam kurikulum
pembelajaran di SMA merupakan ilmu yang kaya akan konsep yang bersifat
abstrak. Kimia bukanlah pelajaran yang baru bagi siswa, namun seringkali
dijumpai siswa-siswa yang menganggap materi kimia rumit dan sulit dipelajari,
sehingga

siswa

sudah

terlebih

dahulu

merasa

kurang

mampu

untuk

mempelajarinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi yang rumit,
kurang menarik, monoton dan membosankan, dimana konsep dasar kimia menjadi
tidak menarik dan semakin sulit dipahami siswa. Untuk mengatasinya diperlukan
inovasi dalam penerapan model maupun metode pengajaran kimia, karena
keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola
proses belajar mengajar yang dalam hal ini dipengaruhi oleh penerapan model
maupun metode pengajaran yang tepat. Pada umumnya guru masih menggunakan
metode konvensional dalam pengajaran. Pembelajaran konvensional bersifat
searah yaitu dari guru ke siswa, dimana siswa hanya pasif menerima materi dari
guru, telah dianggap sebagai cara yang kurang tepat lagi pada masa sekarang
ini.(Aisyah,2008)
Koloid merupakan pokok bahasan kimia pada semester genap yang
menarik untuk dipelajari karena dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Namun,
pemahaman siswa pada pokok bahasan koloid ternyata masih rendah, hal ini
mungkin disebabkan karena guru di dalam menjelaskan pokok bahasan koloid

2

tersebut belum menggunakan strategi pengajaran yang tepat. Selama ini
pengajaran sistem koloid banyak menggunakan metode ekspositori (ceramah),
akibatnya hasil belajar yang didapatkan kurang memuaskan. Hasil belajar yang
kurang memuaskan bisa dilihat dari nilai ulangan harian siswa, dimana hanya
40% saja siswa yang memiliki nilai diatas KKM.
Dari beberapa hasil penelitian yang membahas tentang penggunaan model
pembelajaran problem based learning sebelumnya, antara lain penelitian yang
dilakukan oleh Anisa Kusumastuti yang menggunakan model pembelajaran
problem based learning yang didukung media animasi pada pokok bahasan
pesawat sderhana diperoleh peningkatan dalam hasil belajar siswa dengan ratarata di akhir pembelajaran adalah sebesar 75,29, (Kusumastuti,2013). Penelitian
lain oleh Jefri H. Sirait yang meneliti hasil belajar kimia siswa dengan penerapan
E-Learning berbasis weblog dalam model pembelajaran problem based learning
pada pokok bahasan koloid diperoleh bahwa terdapat pengaruh signifikan
penggunaan pembelajaran E-Learning berbasis weblog dalam model problem
based learning dengan model direct instruction terhadap hasil belajar kimia siswa
pada pokok bahasan sistem koloid,(Sirait, 2012).
Muhiddin Palennari (2012) melakukan penelitian dengan judul Potensi
Integrasi PBL Dengan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dalam Meningkatkan
Keterampilan Metakognisi Peserta Didik. Dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa
rerata nilai terkoreksi pada interaksi PBL + Jigsaw 19,61 % lebih tinggi
dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional dan peserta didik
berkemampuan akademik atas memiliki keterampilan metakognisi 7,99 % lebih
tinggi dibanding peserta didik berkemampuan akademik bawah.
Penelitian mengenai penggunaan model Problem Based Learning (PBL)
juga sudah dilakukan oleh Nazaruddin dan Bukit (2012) dengan judul
penelitiannya Analisis Kemampuan Prasyarat Dan Kemampuan Pemecahan
Masalah Sains Siswa Pada Pembelajaran Menggunakan Model Problem Based
Learning. Dalam penelitiannya ini didapat simpulan bahwa kemampuan
pemecahan masalah sains siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based
Learning (PBL) lebih baik dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan model

3

konvensional. Hal itu dilihat dari setelah kedua kelas mendapatkan perlakuan dari
model pembelajaran yang berbeda, diperoleh output mean postes siswa 55,86
untuk kelas eksperimen (model PBL) dan 46,91 untuk kelas kontrol (model DI).
Kemudian jurnal “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Yang
Diintegrasikan Dengan Media Animasi Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil
Belajar Siswa” diketahui bahwa dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis masalah yang diintegrasikan dengan media animasi lebih
efektif daripada pembelajaran berbasis masalah tanpa media animasi yang
ditunjukkan dengan gain hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah yang diintegrasikan dengan media animasi
memiliki rata- rata 0,81 dan gain hasil belajar siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah tanpa media animasi memiliki rata- rata
0,58 (Komisia,2011).
Dengan adanya penelitian sebelumnya,

maka peneliti berusaha

mengkombinasikan antara model Problem Based Learning dengan media
audiovisual.

Diharapkan

penelitian

ini

mampu

meningkatkan

kualitas

pembelajaran, dimana peserta didik tidak hanya memperoleh konsep pengetahuan
berupa ingatan saja, tetapi yang terpenting adalah peserta didik dapat
memecahkan masalah yang ada disekitarnya. Oleh karena karakteristik dari pokok
bahasan koloid adalah banyak menekankan pada hapalan, dan tidak banyak
hitungan, maka penelitian ini dilaksanakan menggunakan model pembelajaran
problem based learning yang didukung media audiovisual untuk dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Problem Based Learning (PBL), merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.
PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
berkelompok untuk memecahkan suatu masalah secara bertahap sehingga
mendapat pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut serta memiliki
keterampilan untuk memecahkan masalah. PBL menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan dan

4

konsep yang esensial dari pelajaran tersebut. PBL cocok untuk diterapkan pada
mata pelajaran atau bahasan lanjutan seperti sistem koloid, karena pelajaran
dilakukan dengan cara membangun penalaran siswa dari semua pengetahuan yang
sudah dimiliki dan yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan
sesama individu.
Media merupakan alat penunjang bagi berbagai bentuk pendidikan dan
untuk menyampaikan informasi. Media pengajaran yang menarik dan mampu
mengaktifkan alat indera siswa, dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, serta menghindari kejenuhan pada peserta
didik. Media audiovisual adalah media yang terdiri dari proses mendengarkan
sekaligus dengan pengelihatan karena ditampilkan pada layar. Keunggulan media
audiovisual bila dibandingkan dengan media lain adalah dapat membawa dunia
nyata, menyajikan gambar dan suara sekaligus sehingga proses pembelajaran
lebih menarik, dapat diputar ulang serta hemat dalam hal waktu, tenaga, dan biaya
karena materi dapat disajikan dalam bentuk CD yang juga mudah untuk
diperbanyak.(Arsyad,2000)
Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa
model pembelajaran problem based learning dan media audiovisual masih jarang
digunakan dalam pembelajaran kimia di sekolah tersebut. Berdasarkan uraian di
atas, peneliti tertarik untuk meneliti hasil belajar siswa pada pembelajaran sistem
koloid dengan model pembelajaran problem based learning yang didukung media
audiovisual di SMA.
Dari uraian di atas peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan
judul: “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang
Didukung Media Audiovisual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Sistem Koloid di Kelas XI SMA”

5

1.2

Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain:
1.

Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

2.

Materi pelajaran kimia.

3.

Media yang diterapkan dalam proses belajar mengajar

4.

Ketrampilan guru dalam penggunaan media dan model pembelajaran

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran problem based learning yang didukung media audiovisual lebih
baik daripada hasil belajar kimia siswa yang hanya diajar menggunakan model
pembelajaran konvensional?.
2. Apakah ada hubungan antara lembar kerja kelompok dengan hasil belajar siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang
didukung media audiovisual?

1.4 Batasan Masalah
Dari rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
pembatasan masalah dititikberatkan pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning yang
didukung media Audiovisual .
2. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Sistem Koloid
3. Kurikulum yang digunakan dalam penelitian ini adalah KTSP pada semester
Genap Tahun ajaran 2013/2014.
4. Hasil belajar pada penelitian ini dibatasi pada penilaian kognitif.
5. Media yang digunkan adalah media audiovisual.

6

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model
Problem Based Learning yang didukung media audiovisual.
2. Untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
model PBL yang didukung media audiovisual lebih baik daripada hasil belajar
kimia siswa yang hanya dibelajarkan menggunakan model konvensional.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lembar kerja kelompok
dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

1.6.Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, diantaranya adalah :
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para guru kimia tingkat SMA
mengenai

model

pembelajaran

PBL

dalam

pengajaran

kimia

dan

menjadikannya sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar.
2. Sebagai masukan kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitianpenelitian lebih lanjut dibidang pembelajaran terutama pembelajaran kimia.
3. Menambah Khasanah ilmiah/ data ilmiah dibidang pembelajaran kimia.

1.7. Defenisi Operasional
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran PBL memiliki langkah operasional yang terdiri dari
konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran
pengetahuan dan penilaian. PBL akan membuat pembelajaran bermakna,
dimana peserta didik akan memecahkan masalah dan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan.

7

2. Media Audiovisual
Media audiovisual adalah media yang terdiri dari proses pendengaran/
mendengarkan sekaligus dengan penglihatan. Media audiovisual dapat
menyampaikan informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata
daripada yang disampaikan melalui kata-kata.

3. Sistem Koloid
Sistem koloid adalah salah satu materi kimia untuk kelas XI yang
mempelajari campuran heterogen yang terdiri atas dua fase, yaitu fase
terdispersi dan fase pendispersi/medium pendispersi.

61

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab IV, maka
ditetapkan beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa hasil belajar
kimia siswa yang diberi pembelajaran dengan model Problem Based Learning
yang didukung media audiovisual adalah sebesar 83,73 sedangkan hasil belajar
kimia siswa

yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran

konvensional adalah sebesar 77,07.
2. Dari hasil penelitian yang dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji-t
pihak kanan disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang didukung media
audiovisual lebih baik (83,73) daripada hasil belajar kimia siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (77,07).
3. Ada hubungan yang positif antara lembar kerja kelompok dengan hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning
yang didukung media audiovisual. Besar persen kontribusi antara lembar kerja
kelompok dengan hasil belajar siswa adalah sebesar 60,5%

5.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model PBL yang didukung media
audiovisual mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat
memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, khususnya mata pelajaran
kimia.

62

2. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan, kemajuan teknologi untuk
melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan kreativitas dalam
mendesain pembelajaran.
3. Bagi guru dan calon guru yang ingin menerapkan model PBL yang didukung
media audiovisual hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu
dengan baik supaya sintaks dari model PBL sekaligus penggunaan media
audiovisual dapat berjalan dengan baik.

63

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ade,(2008), Implementasi Problem Based Learning (PBL) Pada Proses
Pembelajaran di BTBP Bandung.
Agustina, Khalida, (2010), Pengaruh Penggunaan Media Puzzle Dalam Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Topik Rumus Kimia Terhadap
Aktifitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMP/MTs, Tesis, Pascasarjana,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Aisyah, Wianti,(2008), Pembelajaran Melalui Metode PBL (Problem Based
Learning)
Dalam
Upaya
Meningkatkan
Mutu
Pendidikan,
http://www.multiply.com/. (diakses 6 Februari 2014)
Arsyad, A, (2000), Media Pengajaran, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Arikunto, S, (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Arikunto, (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi aksara,
Jakarta.
Djamarah, S.B dan Zain, A, (1996), Strategi Belajar Mengajar, Edisi Baru
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B, (2000), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
E-dutechtepe, (2011), Model Problem Based Learning,
http://e-dutechtepe.blogspot.com/2011/12/model-problem-basedlearning.html (Diakses 6 Februari 2014)
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program
Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA UNIMED
Harjanto, (2008), Perencanaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Husamah, dan Yanur, S., (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung
Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Komisia, Faderina, (2011). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Yang Diintegrasikan Dengan Media Animasi Dalam Meningkatkan
Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Kimia

64

Kusumastuti, Anisa, (2013), Pengaruh Model PBL (Problem Based Learning)
Menggunakan Media Gambar Bergerak (Animasi) Terhadap Hasil
Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Siswa Kelas VIII SMPN 2
Bobotsari Purbalingga, Skripsi, FPMIPA IKIP PGRI Semarang.
Majid, Abdul, (2005), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Napitupulu, Minaruli, (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Tesis, Pascasarjana,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Nasution,N, (1994), Materi Pokok Psikologi Pendidikan Modul 1-6, Universitas
Terbuka, Jakarta.
Nasution, S., (2005), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Bumi Aksara, Bandung.
Nazaruddin., Bukit, N., (2012), Analis Kemampuan Prasyarat Dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Sains Siswa Pada Pembelajaran Menggunakan
Model Problem Based Learning, Jurnal Online Pendidikan: 2301-7651.
Palennari, Muhiddin.; Potensi Integrasi PBL Dengan Pembelajaran Kooperatif
Jigsaw Dalam Meningkatkan Keterampilan Metakognisi Peserta Didik,
Prosiding Maret 2012
Pasek, I.N, (2008), Pembelajaran Berbasis Masalah, http://sarwadipa.com/
(diakses tanggal 13 Februari 2014)
Roestiyah, (1982), Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Penerbit Bina Aksara,
Jakarta.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, PT. RajaGrafindo Persada, Depok.
Sadiman, A.S, Rahardjo.R., Haryan, A, dan Rahardjo, (1984), Media Pendidikan,
Penerbit PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Sanjaya, W, (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sanjaya, W, (2008), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Penerbit
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian, FMIPA, UNIMED.

65

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
UNIMED
Sirait,Jefri H., (2010), Pengaruh Penerapan E-learning Berbasis Weblog dalam
Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid, Skripsi,
FMIPA UNIMED.
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudarman, Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk
Mengembangkan Dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah,
http://papyrus.te.ugm.ac.id/files/docs/. (diakses 13 Februari 2014)
Sudjana, N, (1989), Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Penerbit Sinar Baru,
Bandung.
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suyatno,
(2008),
Pembelajaran
Berbasis
Masalah
(PBL),
http://garduguru.com/2008/12/metode-pembelajaran-berbasis-masalah.html
(diakses 13 Februari 2014)
Syah, Muhibbin, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (1999),
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua Cetakan Kesepuluh,
Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Predana Media Group, Jakarta.
Warmada, I,W., (2003), Problem Based Learning Berbasis Teknologi Informasi,
http://www.te.ugm.ac.id/seminarpbl/ (diakses 13 februari 2014)
www.geocities.com/davinpratama/lapkim/koloid.doc (diakses 14 februari 2014)
www.sistemkoloid.tripod.com (diakses 14 februari 2014)
www.youtube.com/efek-tyndall.MP4/ (diakses 01 Maret 2014)
www.youtube.com/Penjelasan-klasifikasi-koloid-dan-contohnya.MP4/
21 Februari 2014)

(diakses

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI.

0 3 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS XI IPA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 1 23

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI SMA.

0 4 21

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG DIDUKUNG MEDIA VISUALISASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI SMA NEGERI 5 MEDAN.

0 3 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 3 13

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA.

0 4 17

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGANMETODE PRAKTIKUM DAN MEDIA AUDIOVISUAL PRAKTIKUMPADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI SMA.

0 1 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DIDUKUNG MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

1 3 18

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 3 16