BAB I PENDAHULUAN Prarancangan Pabrik Dodekilbenzena dari Dodekena dan Benzena dengan Proses DETAL Kapasitas 60.000 Ton/Tahun.

(1)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar ke tiga di dunia dan jumlah pertumbuhan penduduk tersebut akan semakin bertambah. Sehingga mengakibatkan bertambahnya kebutuhan hidup masyarakat. Dalam hal ini Indonesia dituntut bisa memenuhi kebutuhan penduduknya sendiri yaitu dengan memproduksi dan menghasilkan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, Hal tersebut didukung dengan adanya sumber daya alam yang beranekaragam.

Salah satu kebutuhan masyarakat Indonesia yaitu dalam hal kebersihan. Karena sifatnya yang dapat mengikat kotoran, maka surfaktan menjadi komponen yang penting dalam hal kebersihan. Salah satu jenis surfaktan yang sering digunakan yaitu natrium dodekilbenzena sulfonat yang terbuat dari bahan baku linier alkil benzena. Surfaktan ini mempunyai harga yang lebih murah dan lebih mudah disulfonasi dibanding dengan surfaktan yang lain.

Linier alkil benzena merupakan senyawa organik dengan rumus molekul C6H5CnH2n+1, nilai n berkisar antara 10-16. Salah satu jenis LAB yang sering

digunakan yaitu dodekilbenzena dari dodekena dan benzena. LAB nantinya akan diolah menjadi natrium dodekilbenzena sulfonat, jenis surfaktan ini biasanya digunakan dalam industri detergen (Kirk & Othmer, 1998).

Dengan melihat berbagai fungsi, kebutuhan dan adanya bahan baku yang melimpah, maka Indonesia dituntut untuk mempunyai pabrik dodekilbenzena yang didirikan di dalam negeri. Sehingga Indonesia dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan apabila kebutuhan dalam negerinya sudah mencukupi maka Indonesia dapat meng-ekspor bahan dodekilbenzena


(2)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

dengan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan hanya dengan meng-ekspor benzena.

1.2Pemilihan Kapasitas Pabrik

a. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku pembuatan dodekilbenzena yaitu dodekena dan benzena. Benzena diperoleh dari PT. Pertamina Cilacap. Dimana PT. Pertamina memproduksi benzena dengan kapasitas 120.000 ton/tahun. Sedangkan Dodekena diperoleh dengan cara meng-impor dari Chevron Philips Chemicals Company LP Singapura.

b. Permintaan Produk

Permintaan dodekilbenzena di Indonesia dari tahun 2009 – 2014 dapat dilihat dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1 Data Impor Dodekilbenzena di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2009-2014)

No Tahun Jumlah (Ton/Tahun)

1. 2009 596,48

2. 2010 1.135,37

3. 2011 922,18

4. 2012 917,03

5. 2013 955,46

6. 2014 182,51

Sedangkan permintaan dodekilbenzena sulfonat di Indonesia dari tahun 2012-2014 dapat dilihat dalam tabel 1.2.

Tabel 1.2 Data Impor Natrium Dodekilbenzena Sulfonat di Indonesia (Badan Pusat Statistika tahun 2012-2014)

No Tahun Jumlah (Ton/Tahun)

1. 2012 1.800

2. 2013 2.200


(3)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

c. Kapasitas Pabrik yang sudah ada

Pabrik dodekilbenzena yang sudah ada di Indonesia dengan kapasitas yang besar yaitu PT. Unggul Indah Cahaya dengan kapasitas 210.000 ton/tahun dengan produk linier alkil benzena (LAB) dan branched alkyl benzene (BAB). Berikut ini tabel pabrik dodekilbenzena beserta kapasitasnya yang berada di luar negri dapat dilihat dalam tabel 1.3.

Tabel 1.3 Data Pabrik dodekilbenzena di Dunia (Johnson, 2003)

No Nama Pabrik Kapasitas

(Ton/Tahun)

1. Repsol YPF 45.000

2. Prva Isrka 50.000

3. Kirshi 60.000

4. Petresa 75.000

5. Chevron Onite 100.000

6. Jin Tung Petrochemical 100.000

d. Penentuan Kapasitas

Penentuan kapasitas didasarkan akan beberapa hal, diantaranya :

- Data dari BPS, meskipun impor dodekilbenzena mengalami penurunan, akan tetapi impor linier alkilbenzena sulfonat sebagai hasil produk pengolahan dodekilbenzena mengalami peningkatan. Maka kebutuhan dodekilbenzena dunia mengalami peningkatan.

- Kapasitas pabrik yang sudah ada, dari data diatas bahwa kapasitas pabrik berada disekitar 45.000 ton/tahun – 100.000 ton/tahun.

- Ketersediaan bahan baku, benzena diperoleh dari PT. Pertamina Cilacap dengan kapasitas 120.000 ton/tahun.

Dengan berbagai pertimbangan diatas, maka pabrik akan didirikan pada tahun 2021 dan akan mulai beroperasi pada tahun 2023 dengan pemilihan kapasitas perancangan sebesar 60.000 ton/tahun. Kapasitas


(4)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan sisanya untuk ekspor.

1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi pabrik sangat mempengaruhi persaingan dengan pabrik yang lain, karena pemilihan lokasi harus mempertimbangkan prinsip ekonomi agar pabrik dapat beroperasi dengan biaya produksi yang seminimal mungkin dan dapat mendistribusikan produk dengan mudah. Maka dari itu perlu mempertimbangkan faktor primer dan faktor sekunder (Peters & Timmerhaus, 2004).

Pabrik dodekilbenzena direncanakan didirikan di Cilacap, Jawa tengah, dengan beberapa pertimbangan, diantaranya :

1. Faktor Primer

a. Sumber bahan baku

Bahan baku pembuatan dodekilbenzena yaitu dodekena dan benzena. Bahan baku benzena diperoleh dari PT. Pertamina Cilacap, Jawa tengah, yang memproduksi benzena sebesar 120.000 ton/tahun. Dan direncanakan pengambilan bahan baku benzena akan menggunakan sistem pemipaan dengan pertimbangan jarak yang dekat sehingga lebih efisien dari pada menggunakan transportasi darat. Sedangkan dodekena diperoleh dari Chevron Philips Chemicals Company LP Singapura dengan cara meng-impor melalui pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.

b. Pemasaran

Pabrik dodekilbenzena didirikan di lokasi yang dekat dengan konsumen dan dekat dengan laut sehingga mempermudah transportasi pengiriman produk ke luar negeri. Kedekatannya dengan daerah pemasaran akan lebih menguntungkan karena biaya pengangkutan akan menjadi lebih murah dan resiko akan kerugian selama proses akan menjadi lebih rendah.


(5)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

c. Sarana Transportasi

Cilacap memiliki sarana transportasi yang cukup memadai. Transportasi itu meliputi darat dan laut, dimana transportasi darat meliputi transportasi lewat jalan raya maupun rel kereta api, sedangkan transportasi laut melalui jalur pelabuhan. Untuk pengiriman sekitar Jawa akan dilakukan dengan alat transportasi darat dan untuk pengiriman luar jawa atau ekspor, akan dilakukan dengan alat transportasi laut yaitu melalui pelabuhan Tanjung Intan.

d. Ketersediaan Energi dan Air

Sumber listrik dapat diperoleh melalui PLTU Cilacap yang memiliki kapasitas 1200 MW. Sedangkan kebutuhan air untuk kebutuhan proses maupun pendingin, akan diperoleh dari air sungai Serayu dengan debit 20 m3/detik.

e. Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan terdidik akan memperlancar jalannya proses produksi. Populasi penduduk di Jawa Tengah sangat padat dan masih banyak penduduk terampil yang belum mendapatkan pekerjaan dikarenakan minimnya lapangan pekerjaan. 2. Faktor Sekunder

a. Kemungkinan Perluasan Pabrik (Ekspansi)

Di sekitar kawasan pabrik masih tersedia tanah yang relatif cukup luas sehingga memungkinkan adanya perluasan pabrik dimasa akan datang.

b. Keadaan Masyarakat Sekitar

Cilacap merupakan kawasan industri, sehingga masyarakat sekitar sudah terbiasa dengan lingkungan pabrik.

c. Peraturan Pemerintah

Pemerintah Cilacap telah mengatur tentang pajak, sarana pembuangan limbah, perlindungan terhadap banjir dan bencana, pengadaan energi, sehingga dalam pendirian pabrik di daerah ini akan


(6)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

menjadi lebih mudah dan lebih nyaman dengan peraturan pemerintah yang ada.

1.4 Tinjauan Pustaka 1.4.1 Macam-macam proses

Produksi dodekilbenzena dari benzena dan dodekena merupakan proses alkilasi, dengan reaksi sebagai berikut:

... (1) Macam-macam proses pembuatan dodekilbenzena yaitu:

a. Proses Klorinasi

Pada proses ini dodekena di klorinasi menggunakan klorin menjadi

monododecylchlorida. Monododecylchlorida hasil klorinasi tersebut

kemudian dialkilasi dengan benzena menggunakan katalis alumunium klorida (AlCl3). Proses ini terjadi di dalam reaktor berpengaduk (RATB)

dengan sistem mixer-setller, dimana hasil dari reaktor masuk ke dalam settler untuk memisahkan dodekilbenzena dari AlCl3. Konversi klorinasi

rendah 24-40%. Proses ini menghasilkan limbah cair HCl dan tidak dapat dimanfaatkan kembali (US Patent No. 1400212).

b. Proses Alkilasi dengan katalis HF

Proses ini menggunakan bahan baku dodekena dan benzena. Kedua bahan baku ini mengalami reaksi alkilasi, dengan menggunakan katalis Hidrogen Fluorida. Rekasi terjadi didalam reaktor berpengaduk (RATB) dengan sistem mixer-settler, dimana hasil dari reaktor masuk kedalam settler untuk memisahkan dodekilbenzena dengan HF. HF merupakan asam kuat dimana jika kandungan air mencapai 5% maka kecepatan korosinya bertambah dengan cepat (Mc Ketta, 1992).


(7)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

c. Proses alkilasi menggunakan fixed bed catalyst (DETAL)

Benzena dan dodekena mengalami reaksi alkilasi, dengan menggunakan katalis tungsten oksid dengan penyangga silika alumina yang berbentuk padatan. Berbeda dengan kedua proses diatas, proses ini menggunakan reaktor fixed bed dan tidak perlu menggunakan settler untuk memisahkan dodekena dari tungsten oksida. Sehingga biaya yang dibutuhkan akan berkurang 15% dari biaya capital investment dibandingkan dengan proses sebelumnya (Kirk & Othmer, 1992).

Macam-macam proses pembuatan dodekilbenzena diatas dapat ditampilkan dalam tabel 1.4.

Tabel 1.4 Kelebihan dan Kekurangan Proses Sintesis Dodekilbenzena

Proses Kelebihan Kekurangan

Klorinasi - Katalis AlCl3 berumur

panjang

- Tidak menghasilkan limbah beracun

- Jenis reaktor RATB (tekanan dan kondisi operasi aman)

- Konversi khlorinasi rendah (24-40%)

- Selektivitas produk utama rendah

- Bahan benzene butuh banyak

(US Patent No. 4100212) Alkilasi

(katalis HF)

- Kemurnian Dodekilbenzena tinggi

- Menggunakan reaktor RATB

- Kemungkinan pelepasan HF (beracun)

- Biaya operasinal tinggi (US Patent No. 4000210) Alkilasi

(katalis DETAL) Tungsten Oxyde

- Tidak menghasilkan limbah beracun

- Memberikan proses yang lebih sederhana

- Memberikan yield yang besar - Mengeliminasi pengolahan

limbah untuk asam - Konversi 99.6%

- Reaktor Fixed Bed, sehingga kondisi operasi bertekanan tinggi


(8)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

Dari uraian diatas maka dalam pembuatan dodekilbenzena dipilih proses alkilasi menggunakan fixed bed catalyst (DETAL) dengan menggunakan bahan isian silika alumina dan bahan aktif tungsten oksida. Karena biaya capital investment lebih rendah dan proses ini menghasilkan limbah yang aman.

1.4.2 Kegunaan Produk

Dodekilbenzena merupakan bahan intermediate pada industri deterjen yang siap disulfonasi dengan menggunakan oleum menjadi natrium dodekilbenzena. Natrium dodekilbenzena merupakan senyawa yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable), sehingga tidak mencemari lingkungan. Deterjen mempunyai kegunaan sebagai bahan pencuci pakaian dan peralatan rumah tangga yang sering digunakan masyarakat.

1.4.3 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk Bahan Baku

1. Benzena

a. Sifat Fisis: (Yaws, 1999)

Rumus Molekul : C6H6

Berat Molekul : 78,11 g/mol

Titik Beku : 5,53oC

Titik Didih : 80,24oC

Temperatur Kritis : 289,01oC

Tekanan Kritis : 48,98 bar

Densitas pada 25oC : 0,873 g/ml

Flash Point : -11oC

Kapasitas panas pada 25oC : 137,87 J/mol.K Panas Pembentukan pada 25oC : 82,93 KJ/mol


(9)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

b. Sifat Kimia: (Kirk & Othmer, 1992)

 Reduksi

Benzena dapat direduksi menjadi sikloheksana, C6H12, atau

siklo-olefin.

 Halogenasi

Reaksi dengan klorin dengan zat pembawa aluminium halida membentuk klorobenzena.

 Oksidasi

Dengan oksidator kuat seperti permanganat membentuk CO2 dan

H2O.

 Nitrasi

Benzena dapat dinitrasi menjadi nitrobenzena, C6H5NO2.

 Alkilasi

Alkilasi Friedel Crafts benzena dengan etilena atau propilena menghasilkan etilbenzena, C8H10, atau isopropilbenzena.

2. Dodekena

a. Sifat Fisis: (Yaws, 1999)

Rumus Molekul : C12H24

Berat Molekul : 168,32 g/mol

Titik Beku : -35,22oC

Titik Didih : 213,35oC

Temperatur Kritis : 383,85oC

Tekanan Kritis : 18,90 bar

Densitas pada 25oC : 0,756 g/ml

Flash Point : 48,89oC

Kapasitas panas pada 25oC : 358,08 J/mol.K Panas Pembentukan pada 25oC : -165,35 KJ/mol


(10)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

b. Sifat Kimia: (Kirk & Othmer, 1992)

 Substitusi

Olefin bereaksi dengan radikal bebas membentuk alil radikal bebas yang akan bereaksi menjadi produk akhir dan radikal bebas baru.

 Alkilasi

Dodekena dapat mengalkilasi benzena dan fenol dibawah kondisi Friedel Crafts. Bahan ini umumnya merupakan intermediate dalam produksi surfaktan atau detergents sebagai linier alkilbenzena sulfonat (LAS) dan alkylphenolethoxylate (APE). Kegunaan lain termasuk pada produksi antioksidan, plasticizers dan lube additives.

Katalis (Tungsten Oksid) a. Sifat Fisis:

Rumus Molekul : SiO2

Berat Molekul : 86,55 kg/kmol

Bentuk : Kristal (padat)

Warna : Kuning

Densitas : 7,29 g/cm3

Titik leleh : 1473oC

b. Sifat Kimia

 Larut dalam larutan alkali


(11)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

Produk

1. Dodekilbenzena

a. Sifat Fisis: (Yaws, 1999)

Rumus Molekul : C18H30

Berat Molekul : 246,44 g/mol

Titik Beku : 2,78oC

Titik Didih : 327,61oC

Temperatur Kritis : 501,11oC

Tekanan Kritis : 15,79 bar

Densitas pada 25oC : 0,85 g/ml

Flash Point : 140,56oC

Kapasitas panas pada 25oC : 531,03 J/mol.K Panas Pembentukan pada 25oC : -178,70 KJ/mol

Tekanan Kritis : 15,79 bar

b. Sifat Kimia: (Kirk & Othmer, 1992)

 Oksidasi

Dodekilbenzena dioksidasi dengan oksidator kuat akan mengahasilkan asam benzoat dan karbondioksida.

(Kirk Othmer, 1992) 2. Didodekilbenzena

a. Sifat Fisis

Rumus Molekul : C30H54

Berat Molekul : 414,80 g/mol

Bentuk : Cair

Titik Didih : 444oC

Titik Beku : -35oC

Flash Point : 233,16oC


(12)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

1.4.4 Tinjauan Proses Secara Umum

Secara umum, proses produksi dodekilbenzena adalah sebagai berikut: Bahan baku benzena dicampur dengan benzena recycle (dari menara destilasi), selanjutnya benzena dan dodekena diumpankan ke reaktor fixed bed dengan perbandingan volume 10:1, dengan bantuan katalis tungsten oksida dan bahan peyangga silika alumina.

Produk yang dihasilkan dari reaktor kemudian dimasukkan kedalam menara destilasi untuk memisahkan benzena dan dodekena dengan produk utama dodekilbenzena dan produk samping didodekilbenzena. Benzene dan dodecene yang dihasilkan dari menara destilasi kemudian di-recycle kedalam reaktor. Sedangkan produk utama dodekilbenzena dan produk samping didodekilbenzena dimasukin ke dalam tangki penyimpanan.


(1)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

c. Proses alkilasi menggunakan fixed bed catalyst (DETAL)

Benzena dan dodekena mengalami reaksi alkilasi, dengan menggunakan katalis tungsten oksid dengan penyangga silika alumina yang berbentuk padatan. Berbeda dengan kedua proses diatas, proses ini

menggunakan reaktor fixed bed dan tidak perlu menggunakan settler

untuk memisahkan dodekena dari tungsten oksida. Sehingga biaya yang

dibutuhkan akan berkurang 15% dari biaya capital investment

dibandingkan dengan proses sebelumnya (Kirk & Othmer, 1992).

Macam-macam proses pembuatan dodekilbenzena diatas dapat ditampilkan dalam tabel 1.4.

Tabel 1.4 Kelebihan dan Kekurangan Proses Sintesis Dodekilbenzena

Proses Kelebihan Kekurangan

Klorinasi - Katalis AlCl3 berumur panjang

- Tidak menghasilkan limbah

beracun

- Jenis reaktor RATB (tekanan

dan kondisi operasi aman)

- Konversi khlorinasi

rendah (24-40%)

- Selektivitas produk utama

rendah

- Bahan benzene butuh

banyak

(US Patent No. 4100212)

Alkilasi (katalis HF)

- Kemurnian Dodekilbenzena

tinggi

- Menggunakan reaktor RATB

- Kemungkinan pelepasan

HF (beracun)

- Biaya operasinal tinggi

(US Patent No. 4000210)

Alkilasi

(katalis DETAL) Tungsten Oxyde

- Tidak menghasilkan limbah

beracun

- Memberikan proses yang

lebih sederhana

- Memberikan yield yang besar

- Mengeliminasi pengolahan

limbah untuk asam

- Konversi 99.6%

- Reaktor Fixed Bed,

sehingga kondisi operasi bertekanan tinggi


(2)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

Dari uraian diatas maka dalam pembuatan dodekilbenzena dipilih

proses alkilasi menggunakan fixed bed catalyst (DETAL) dengan

menggunakan bahan isian silika alumina dan bahan aktif tungsten oksida.

Karena biaya capital investment lebih rendah dan proses ini menghasilkan

limbah yang aman.

1.4.2 Kegunaan Produk

Dodekilbenzena merupakan bahan intermediate pada industri deterjen yang siap disulfonasi dengan menggunakan oleum menjadi natrium dodekilbenzena. Natrium dodekilbenzena merupakan senyawa yang mudah

diuraikan oleh mikroorganisme (biodegradable), sehingga tidak mencemari

lingkungan. Deterjen mempunyai kegunaan sebagai bahan pencuci pakaian dan peralatan rumah tangga yang sering digunakan masyarakat.

1.4.3 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk

Bahan Baku

1. Benzena

a. Sifat Fisis: (Yaws, 1999)

Rumus Molekul : C6H6

Berat Molekul : 78,11 g/mol

Titik Beku : 5,53oC

Titik Didih : 80,24oC

Temperatur Kritis : 289,01oC

Tekanan Kritis : 48,98 bar

Densitas pada 25oC : 0,873 g/ml

Flash Point : -11oC

Kapasitas panas pada 25oC : 137,87 J/mol.K


(3)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

b. Sifat Kimia: (Kirk & Othmer, 1992)

 Reduksi

Benzena dapat direduksi menjadi sikloheksana, C6H12, atau

siklo-olefin.

 Halogenasi

Reaksi dengan klorin dengan zat pembawa aluminium halida membentuk klorobenzena.

 Oksidasi

Dengan oksidator kuat seperti permanganat membentuk CO2 dan

H2O.

 Nitrasi

Benzena dapat dinitrasi menjadi nitrobenzena, C6H5NO2.

 Alkilasi

Alkilasi Friedel Crafts benzena dengan etilena atau propilena

menghasilkan etilbenzena, C8H10, atau isopropilbenzena.

2. Dodekena

a. Sifat Fisis: (Yaws, 1999)

Rumus Molekul : C12H24

Berat Molekul : 168,32 g/mol

Titik Beku : -35,22oC

Titik Didih : 213,35oC

Temperatur Kritis : 383,85oC

Tekanan Kritis : 18,90 bar

Densitas pada 25oC : 0,756 g/ml

Flash Point : 48,89oC

Kapasitas panas pada 25oC : 358,08 J/mol.K


(4)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

b. Sifat Kimia: (Kirk & Othmer, 1992)

Substitusi

Olefin bereaksi dengan radikal bebas membentuk alil radikal bebas yang akan bereaksi menjadi produk akhir dan radikal bebas baru.

Alkilasi

Dodekena dapat mengalkilasi benzena dan fenol dibawah kondisi

Friedel Crafts. Bahan ini umumnya merupakan intermediate

dalam produksi surfaktan atau detergents sebagai linier

alkilbenzena sulfonat (LAS) dan alkylphenolethoxylate (APE).

Kegunaan lain termasuk pada produksi antioksidan, plasticizers

dan lube additives.

Katalis (Tungsten Oksid)

a. Sifat Fisis:

Rumus Molekul : SiO2

Berat Molekul : 86,55 kg/kmol

Bentuk : Kristal (padat)

Warna : Kuning

Densitas : 7,29 g/cm3

Titik leleh : 1473oC

b. Sifat Kimia

 Larut dalam larutan alkali


(5)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

Produk

1. Dodekilbenzena

a. Sifat Fisis: (Yaws, 1999)

Rumus Molekul : C18H30

Berat Molekul : 246,44 g/mol

Titik Beku : 2,78oC

Titik Didih : 327,61oC

Temperatur Kritis : 501,11oC

Tekanan Kritis : 15,79 bar

Densitas pada 25oC : 0,85 g/ml

Flash Point : 140,56oC

Kapasitas panas pada 25oC : 531,03 J/mol.K

Panas Pembentukan pada 25oC : -178,70 KJ/mol

Tekanan Kritis : 15,79 bar

b. Sifat Kimia: (Kirk & Othmer, 1992)

Oksidasi

Dodekilbenzena dioksidasi dengan oksidator kuat akan

mengahasilkan asam benzoat dan karbondioksida.

(Kirk Othmer, 1992)

2. Didodekilbenzena

a. Sifat Fisis

Rumus Molekul : C30H54

Berat Molekul : 414,80 g/mol

Bentuk : Cair

Titik Didih : 444oC

Titik Beku : -35oC

Flash Point : 233,16oC


(6)

Edi Santoso Teknik Kimia UMS D 500 140 167

1.4.4 Tinjauan Proses Secara Umum

Secara umum, proses produksi dodekilbenzena adalah sebagai berikut: Bahan baku benzena dicampur dengan benzena recycle (dari menara

destilasi), selanjutnya benzena dan dodekena diumpankan ke reaktor fixed

bed dengan perbandingan volume 10:1, dengan bantuan katalis tungsten oksida dan bahan peyangga silika alumina.

Produk yang dihasilkan dari reaktor kemudian dimasukkan kedalam menara destilasi untuk memisahkan benzena dan dodekena dengan produk utama dodekilbenzena dan produk samping didodekilbenzena. Benzene dan dodecene yang dihasilkan dari menara destilasi kemudian di-recycle kedalam reaktor. Sedangkan produk utama dodekilbenzena dan produk samping didodekilbenzena dimasukin ke dalam tangki penyimpanan.