REFLEKSI KEARIFAN LOKAL HUKUM ADAT PANCUNG SEBELUM MASUKNYA AGAMA KRISTEN DI HUTA SIALLAGAN DESA SIALLAGAN PINDARAYA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATAEN SAMOSIR.

REFLEKSI KEARIFAN LOKAL HUKUM ADAT PANCUNG
SEBELUM MASUKNYA AGAMA KRISTEN DI HUTA
SIALLAGAN DESA SIALLAGAN PINDARAYA
KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN
SAMOSIR

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
ATENG NAINGGOLAN
NIM : 3113122008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

฀BSTR฀S
฀teng Nainggolan, Nim 3113122008. Tahun 2015. Judul sklipsi: Refleksi

Sealifan Lokal Hukum ฀dat Pancung Sebelum Masuknya ฀gama Slisten
di Huta Siallagan Desa Siallagan Pindalaya Secamatan Simanindo
Sabupaten Samosil. Sklipsi ini teldili dali 5 bab, 62 halaman, 7 daftal
tabel.
Penel฀t฀an ฀n฀ mengena฀ Refleks฀ Kear฀fan Lokal Hukum Adat Pancung
Sebelum Masuknya Agama Kr฀sten d฀ Huta S฀allagan Desa S฀allagan P฀ndaraya
Kecamatan S฀man฀ndo Kabupaten Samos฀r. Penel฀t฀an ฀n฀ bertujuan untuk
mengetahu฀ makna hukum pancung d฀ masyarakat (฀utu) kampung S฀allagan, efek
jera hukum adat pancung terhadap masyarakat, mengetahu฀ bentuk kesalahankesalahan yang d฀nyatakan terp฀dana mat฀, mengetahu฀ Kond฀s฀ masyarakat
s฀allagan sebelum masuknya agama Kr฀sten.
Adapun jen฀s penel฀t฀an yang d฀gunakan adalah penel฀t฀an kual฀tat฀f dengan
pendekatan deskr฀pt฀f. Tekn฀k pengumpulan data dengan observas฀ part฀s฀pas฀.
Data-data yang d฀dapat dar฀ has฀l observas฀ part฀s฀pas฀ juga d฀dukung dengan
has฀l wawancara yang d฀lakukan kepada masyarakat yang mengert฀ dan
memaham฀ mengena฀ Refleks฀ Kear฀fan Lokal Hukum Adat Pancung Sebelum
Masuknya Agama Kr฀sten d฀ kampung (Huta) S฀allagan Desa S฀allagan P฀ndaraya
Kecamatan S฀man฀ndo Kabupaten Samos฀r.
Has฀l penel฀t฀an menunjukkan bahwa hukum adat pancung d฀ kampung
(฀utu) S฀allagan d฀mula฀ sejak sek฀tar Tahun 1715 pada masa pemer฀ntahan raja
pertama ya฀tu Raja Laga S฀allagan. Hukum adat pancung ฀n฀ telah menc฀ptakan

masyarakat yang mempunya฀ s฀kap hormat terhadap sesama masyarakat,
berkarakter, keutuhan n฀la฀ kekeluargaan monogam฀. Orang yang d฀hukum
pancung merupakan mereka yang membuat kesalahan yang besar sepert฀
pembunuhan, pemerkosaan, pengh฀anat terhadap raja. Berdasarkan gagasan
pem฀k฀ran masyarakat kampung (฀utu) S฀allagan dulu, hukum adat pancung
menjad฀ sebuah med฀a untuk menyelesa฀kan permasalahan masyarakat secara
ba฀k, dan ad฀l Masyarakat Samos฀r sebelum datangnya agama Kr฀sten
mempercaya฀ Debutu Mulu Judi Nubolon (Allah yang t฀dak bermula dan berakh฀r)
sebaga฀ Tuhannya, yang mempunya฀ s฀stem kepercayaan dan rel฀g฀ tentang
Mulujudi Nubolon yang mem฀l฀k฀ kekuasaan d฀ atas lang฀t dan pancaran
kekuasaan-Nya terwujud dalam Debutu Nutolu. Menyangkut j฀wa dan roh.
Dengan masuknya agama Kr฀sten ke tanah Batak pada tahun 1823 maka hukum
adat pancung t฀dak d฀laksanakan lag฀. Karena setelah mereka memeluk agama
Kr฀sten masyarakat telah sadar apa yag mereka lakukan merupakan hal yang
sangat melanggar ajaran Agama Kr฀sten.
Kata kunc฀ : Refleksi, Keurifun, Hukum Puncung, Siullugun Pinduruyu



฀ATA PENGANTAR


Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
Yang telah memberikan banyak nikmat yang tidak terhingga. Atas izin Tuhan
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Refleksi Kearifan Lokal
Hukum Adat Pancung Sebelum Masuknya Agama Kristen di ฀utu Siallagan
Desa Siallagan Pindaraya Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Tulisan ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan.
Selama penyelesaian Skripsi ini banyak kendala yang dihadapi oleh
Penulis, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya Skripsi ini diselesaikan. Pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus atas perhatian
dan peran serta kepada :
1) Rektor Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Syawal Gultom.
฀) Dekan Fakultas Ilmu Sosial Bapak Dr.H.Restu, MS dan segenap fungsionaris
Fakultas Ilmu Sosial – Universitas Negeri Medan.
3) Ibu Dra. Puspitawati,M.Si ketua Program Studi Pendidikan Antropologi.
4) Bapak Drs.Tumpal Simarmata,M.Si sebagai dosen pembimbing Skripsi
sekaligus salah satu motivator penulis yang memberi masukan kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5) Ibu Dra.Nurjannah,M.Pd sebagai Dosen pembimbing akademik dan penguji I
yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.



6) Bapak Drs.Payerli Pasaribu,M.Si sebagai Dosen penguji II yang telah
member masukan dan arahan agar penulisan ini terselesaikan dengan baik.
7) Bapak Drs.Waston Malau, MSP sebagai dosen penguji III yang telah
memberi masukan kepada penulis untuk mampu menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
8) Ibu Murni Eva Marlina Rumapea, M.Si sebagai Dosen yang selalu memberi
semangat dan masukan agar terselesainya tulisan ini.
9) Seluruh Dosen pengajar program Studi Pendidikan Antropologi FIS Unimed
yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
10) Kepala Desa Siallagan Pindaraya yaitu Ridwan Siallagan Bapak Pahala
Sinaga sebagai kepala dusun III yang telah memberikan izin penelitian
kepada penulis serta dengan senang hati, ramah, dan sabar telah bersedia
memberikan informasi baik lisan maupun tulisan yang sangat berguna bagi
penulisan Skripsi penulis.
11) Teristimewa kepada Ibu saya Osminar Br. Lumbantoruan dan Bapak saya

Manontang Nainggolan, terima kasih yang tak terhingga atas bimbingan, doa,
dukungan dan motivasi kepada saya sehingga saya dapat mencapai gelar
sarjana. Tanpa bimbingan, doa, dan motivasi dari Oma dohot Bapa, saya tidak
mungkin sampai mencapai titik ini. Semoga doa Ibu dan Bapak tetap
mengantarkan saya ke jalan kesuksesan dan dapat memberikan kebahagiaan
dalam keluarga itu. Semoga Tuhan Yesus senantiasa menjaga dan melindungi
orang tuaku tercinta, Amin.

3

1฀) Kepada abangku Pungu Nainggolan, Kombek Nainggolan, kakak Merlina
Nainggolan, juga adikku Nurlina Nainggolan, dan Rusmini Nainggolan yang
selalu memberi semangat dan membantu penulis menyelesaikan tulisan ini. Kalian
saudar-saudaraku yang luar biasa. Semoga kesuksesan selalu bersama kita. Amin.
13) Keluarga besarku yang ada di Muara, Medan terima kasih atas doanya. Karena
berkat doa saudara-saudaraku semua penulis dapat menyelesaikan dan mendapat
gelar sarjana.
14) Teman-teman seperjuangan Antropologi stambuk ฀011.
15) Teman dekatku di kampus Suraman Leo situmorang, Luhut Sinaga, Firmando
Marbun, Viktor Sinaga, Ahmad Affandi, Morina Br Ginting, Nova Br Sembiring,

Lydia claranta Barus Andhini Nur F, dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan
satu per satu. Terimakasih untuk hari-hari kebersamaan kita
16) Teman-teman PPLT ฀015 SMK SMEA Swasta Karya Pendidik Balige.
17) Semua yang terlibat dalam penulisan ini yang tidak dapat dituliskan satu persatu.
Terima kasih atas bantuan semuanya.
Penulis telah berupanya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian Skripsi
ini, namun Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
Skripsi ini baik dari segi isi, maupun tata bahasa, untuk itu Penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun dari Pembaca demi sempurnanya Skripsi ini.
Kiranya isi Skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya Khasanah Ilmu Pendidikan.

Medan, ฀5 Juni ฀015
Penulis,

Ateng Nainggolan
NIM. 3113122008

4

฀AFTAR ISI


Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...................................................................................

ii

฀AFTAR ISI ..................................................................................................

v

฀AFTAR TABEL ..........................................................................................

viii

฀AFTAR GAMBAR .....................................................................................


ix

BAB I

BAB II 

PEN฀AHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah ...............................................................



1.3 Pemnatasan Masalah ..............................................................

6

1.4 Rumusan Masalah ..................................................................


6

1.฀ Tujuan Penelitian ...................................................................

6

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................

7

KAJIAN PUSTAKA ฀AN LAN฀ASAN TEORI
2.1 Kerangka Konseptual .............................................................

8

2.1.1 Masuknya Agama Kristen di Tanah Batak ..................

8


2.1.2 Sistem Hukum Adat .....................................................

9

2.1.3 Pandangan Masyarakat Terhadap Hukum Pancung .....

11

2.1.4 Kearifan Lokal ..............................................................

12

2.2 Landasan Teori ......................................................................

1฀

2.2.1 Teori Intelektualis ........................................................

1฀




BAB III

BAB IV

2.2.2 Teori Ilmu Gain Dan Religi ........................................

1฀

2.2.3 Teori Imnalan (฀bsolute/vergeldingstheorie) ...............

16

2.2.4 Teori Maksud dan Tujuan (rel฀tieve/doelttheorie) ......

16

2.3 Kerangka Berpikir .................................................................

18

METO฀OLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ..................................................................

20

3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................

21

3.3 Sunjek Dan Onjek Penelitian .................................................

21

3.3.1 Sunjek Penelitian ..........................................................

21

3.3.2 Onjek Penelitian ...........................................................

22

3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................

22

3.4.1 Wawancara Mendalam (In-Dept Interview)..................

22

3.4.2 Studi Literatur ..............................................................

23

3.4.3 Dokumentasi .................................................................

24

3.฀ Teknik Analisa Data ..............................................................

2฀

PEMBAHASAN ฀AN HASIL PENELITIAN
4.1 Gamnaran Umum Lokasi Penelitian ......................................

27

4.1.1 Keadaan Geografis .......................................................

27

4.1.2 Keadaan Topografi ........................................................

30

4.1.3 Luas Wilayah Menurut Penggunaan ............................

32

4.1.4 Keadaan Penduduk .......................................................

33

4.2 Kondisi Masyarakat Senelum Masuknya Agama Kristen ......

38

4.3 Sejarah Hukum Pancung ........................................................

44

6

4.4 Pelaksanaan Hukum Pancung ................................................

48

4.฀ Tujuan Pelaksanaan Hukum Pancung ...................................

฀2

4.6 Makna Hukum Pancung ........................................................

฀3

4.7 Bernagai Tanggapan Masyarakat Terhadap Hukum Adat

BAB V

Pancung....................................................................................

฀฀

4.7.1 Senagai Penarik Pariwisata .........................................

฀฀

4.7.2 Senagai Mitologi .........................................................

฀6

4.7.3 Menjelek - jelekkan Suku Batak .................................

฀7

4.7.4 Senagai Pemnodohan ..................................................

฀8

KESIMPULAN ฀AN SARAN
฀.1. Kesimpulan .............................................................................

60

฀.2. Saran .......................................................................................

61

฀AFTAR PUSTAKA
฀OKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN PE฀OMAN WAWANCARA

7

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1

: Luas wilayah menurut desa di Kecamatan Simanindo …………….. 30

2

: Jumlah dusun, luas wilayah dan jumlah penduduk per dusun di
Desa Siallagan Pindaraya ........................................................ ……. 32

3

: Luas wilayah menurut penggunaan …………………………..…… 34

4

: Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin……………. 36

5

: Data penduduk desa Siallagan Pindaraya menurut agama………..... 37

6

: Klasifikasi tingkat pendidikan usia anak sekolah………………….. 39

7

: Klasifikasi pekerjaan masyarakat………………………………….. 40

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1

:Kerangka Berpikir ...............................................................

ix

19

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Dkk, Satyananda i made 2013. Kearifan Lokal Suku Helong Di pulau Semau
Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta: ombak
Endaswara, Suwardi. 2009. Metode Penelitian Folklore. Yogyakarta: Media
Presindo
Hutauruk J. R. 2010. Tebarkanlah Jalamu. Pematang Siantar: Percetakan
HKBP
Ihromi. T.O. 1993. Antropologi Hukum Sebuah Bunga Rampi. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
. T.O. 1984. Antropologi Dan Hukum. Jakarta: Yaysan Obor
Indonesia
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press)
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Marpaung Laden. 2005. Asas-teori-praktik hukum pidana. Jakarta: sinar
Grafika
Nainggolan, Adityapratama. 2010. Tinjauan Estetika Terhadap Prosesi
Pernikahan Adat Batak Toba. Yogyakarta: Skripsi Filsafat Universitas
Gadjah Mada.
Putra. 2004. Kearifan Lokal Masyarakat. Yogyakarta: Media Presindo
Scharf . R Betty. 2004. Sosiologi Agama. Jakarta timur: Prenada Media
S.H, Wignjodipoero,Soerojo. 1920-1980. Pengantar Dan Asas-Asas Hukum
Adat. Jakarta: Cv Haji Masagung
Sianipar SHW. 1991. Tuho Parngoluan Dalihan Natolu Sistim Bermasyarakat
Bangso Batak, Buku Pertama. Medan: Cv Pustaka Gama

SHW 2001. Tuho Parngoluan Ruhut Ni Adat Poda Ni Uhum
Pangalaho Padan Dalihan Natolu, Buku Kedua. Medan: Cv Pustaka
Gama
Simajuntak. 2011. Pemikiran Tetang Batak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Sitomorang. 2009. Toba Na Sae. Jakarta: Komunitas Bambu
Vergouwen J.C. 1986 Masyarakat Dan Hukum Adat Batak Toba. Jakarta:
Pustaka Azet.
Sumber Skripsi :
Rama Ihut, Srikandi. 2013 Peninggalan Kebudayaan Megalitikum Di Desa
Siallagan Sebagai Objek Wisata”. Medan: Universitas Negeri medan.
Parhusip, Jonathan. 2014 Perkembangan Gereja HKBP Di Pulau Samosir
1893 - 1913”. Medan: Universitas Negeri Medan.
Simarmata, Melamsel. 2015. perkembangan Objek Wisata Batu Kursi
Parsidangan dan Parhapuran Desa Siallagan Pindaraya
Kabupaten Samosir. Medan: Universitas Negeri Medan.
Sumber Lain:
Malau, Fadmin Prihatin, Minggu 29 maret 2015. Hukuman Mati Dalam
Kearifan Budaya Lokal. Koran WASPADA.
Scolatoba blogspot.com diakses 14 februari 2015 10:49
https://bersukacitalah.wordpress.com/2011/01/20/tahap-analisis-data-penelitiankualitatif/ diakses 14 februari 2015 11:30
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3536/1/HUSNIYAHFSH.pdf diakses 14 februari 2015 11:35
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukuman_mati diakses 26 februari 2015 14:24
https://www.facebook.com/uli.kozok/posts/10152401523869849 diakses 2 juni
2015 13:20

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari uaraian yang telah dipaparkan di atas dapat penulis menyimpulkan
bahwa :
1. Kondisi masyarakat sebelum masuknya agama Kristen ke Tanah Batak
sangat menyeramkan. Setiap pohon-pohon besar dan batu-batu besar
dijadikan tempat penyembahan roh oleh masyarakat. Masyarakat kampung
(huta) Siallagan menganut agama parmalim yang mempercayai ke
agungan Debata Mulajadi Nabolon(Allah yang tidak bermula dan tidak
berakhir).
2. Hukum adat pancung dibuat oleh Raja Laga Siallagan karena konflik yang
sering terjadi di lingkungan masyarakatnya. Dengan demikian Raja Laga
Siallagan bersama dengan raja-raja hutaatau kampung merundingkan
untuk menerapkan hukum adat pancung tersebut oleh karena itu hukum
adat pancung mulai ada di hutaatau kampungSiallagan pada tahun1715.
3. Hukum pancung dijatuhkan kepada siterdakwa setelah raja-raja hutaatau
kampungmenyidangkan di meja persidangan. Setelah siap disidang maka
tubuh siterdakwa akan disayat-sayat untuk membersihkan dari ilmu-ilmu
hitam. Setelah dianggap bersih dari ilmu hitam maka siterdakwa akan di
pancung oleh Algojo atau orang kepercayaan raja.
4. Hukum pancung dilaksanakan di hutaatau Kampung Siallagan untuk
meminimalisir konflik yang terjadi dalam linkungan masyarakat kampung
60

61

Siallagan. Setelah adanya pelaksanaan hukum pancung di huta atau
kampung Siallagan maka lingkungan kampung Siallagan sangat berbeda
situasinya dengan sebelum adanya hukum tersebut. Masyarakat hidup
berdampingan dan saling membantu dalam bekerja serta taat dalam aturanaturan adat.
5. Hukum adat pancung tersebut secara otomatis akan mengarahkan sikap
prilaku masyarakat kearah yang baik dalam melakukan segala aktifitas
pekerjaan

maupun

kampungSiallagan.Setelah

budaya
adanya

adat

Batak

di

hutaatau

hukum

pancung

tersebut

maka

masyrakat mejadi hidup dengan damai dan saling tolong menolong.
Hingga sekarang masyarakat tetap hidup dengan damai
6. Tanggapan dari berbagai masyarakat mengenai hukum adat pancung
mengatakan bahwa hukum adat pancung yang ada di huta atau kampung
Siallagan tersebut dulu hanya sebagai penarik pariwisata, menjelekjelekkan Suku Batak, sebagai mitologi, dan sebagai pembodohan.

5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saat melakukan Penelitian dan
analisa terhadap hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi masyarakat setempat diharapkan dapat mengetahui hukum adat Batak
zaman kerajaan Raja Laga Siallagan dulu agar menjadi pedoman untuk
setiap

dirinya

dalam

bertindak

untuk

melakukan

hal-hal

yang

62

dianggapmelanggar norma hukum adat dan Negara walaupun hukum
tersebut tidak ada lagi dan diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
sumber pengetahuan dalam keadilan suatu hukum.
2. Bagi pemerintah setempat diharapkan hasil penelitian ini menjadi masukan
dan tambahan dalam membuat hukum yang dapat memulihkan kembali
keadilan hukum bagi pelanggar hukum Negara.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan hasil Penelitian ini dapat menjadi
landasan dan bermanfaat untuk kedepannya. Peneliti selanjutnya
diharapkan dapat lebih teliti meneliti kebenaran hukum adat pancung
beserta berbagai aliran-aliran kepercayaan tradisional yang dibuat nenek
monyang masyarakat Batak pada zaman dulu.