PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Buku Cerita Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anemia dan Perubahan Perilaku Makan Pada Remaja Putri.

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN MEDIA BUKU
CERITA TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN
ANEMIA DAN PERUBAHAN PERILAKU MAKAN PADA
REMAJA PUTRI

Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Ijazah S1 Gizi

Disusun Oleh:
RISTA NUGRAHENI
J 310 110 095

PROGRAM STUDI ILMU GIZI JENJANG S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI DENGAN MEDIA BUKU CERITA TERHADAP
PENINGKATAN PENGETAHUAN ANEMIA DAN PERUBAHAN PERILAKU

MAKAN PADA REMAJA PUTRI
Rista Nugraheni (J 310 110 095)
Pembimbing : Siti Zulaekah, A., M.Si
Yuli Kusumawati, SKM., M.Kes (Epid)
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57102
Email : ristanugraheni@gmail.com

ABSTRACT
THE EFFECT OF NUTRITION EDUCATION USING STORY BOOK TO THE
INCREASE IN KNOWLEDGE OF ANEMIA AND THE CHANGE OF EATING
BEHAVIOUR IN ADOLESCENT GIRLS
Background: Anemia is a problem of nutrition that commonly occurs in the
world, especially in developing countries. Woman, including adolescent girls, had
the highest prevalence of anemia. Nutrition education using story books to
adolescent girls of junior high school is expected to increase the knowledge of
anemia, so it would affect the behavior of choosing food to prevent and reduce
the anemia prevalence.
Objective: To assess the effect of using story book nutrition education to improve

knowledge of anemia and eating behaviour in adolescent girls.
Research Method: This research was a quasy experimental study with pretest
posttest control group design. This research had 78 participated respondens,
divided into two groups; the nutrition education using story book group, and the
control group that did not receive any nutrition education. The intervention group
was given nutrition education using story book for a week. Knowledge of anemia
in both groups was based on the pretest and posttest scores. Eating behaviors
were assessed at the beginning of the research and 1 month after the
intervention group received nutrition education.
Result: Statistically, there was a significant difference in knowledge of anemia
between the group that received nutrition education and control group (p= 0,000).
The results also showed that there was a significant difference in the change of
eating behaviour between adolescent girls in the intervention group and those of
in control groups.
Conclusion: Nutrition education using strory book improved knowledge of
anemia and eating behaviour in adolescent girls.
Keywords: nutrition education, story book, knowledge of anemia, adolescent
girls, eating behavior
Bibliogrophy: 48 : 2000 - 2014


1

PENDAHULUAN
Anemia merupakan masalah
gizi yang umum terjadi di dunia
terutama di negara berkembang.
Berdasarkan Riskesdas (2013),
dilaporkan bahwa angka kejadian
anemia secara nasional adalah
sebesar 21,7%, dimana 18,4%
terjadi pada laki-laki dan 23,9%
terjadi
pada
perempuan.
Sedangkan
berdasarkan
pada
kriteria usia 5-14 tahun mencapai
26,4% dan pada usia 15-25 tahun
mencapai 18,4. Berdasarkan data

semua kelompok umur tersebut,
wanita memiliki prevalensi tertinggi
mengalami
anemia,
termasuk
diantaranya adalah remaja putri.
Remaja putri memiliki resiko
yang lebih tinggi dikarenakan
remaja putri setiap bulannya
mengalami
haid
(menstruasi).
Selain itu remaja putri cenderung
sangat
memperhatikan
bentuk
badannya
sehingga
akan
membatasi asupan makan dan

banyak
pantangan
terhadap
makanan seperti melakukan diet
vegetarian (Almatsier, dkk., 2011).
Dampak dari kejadian anemia
pada remaja dapat menurunkan
konsentrasi dan prestasi belajar,
serta mempengaruhi produktivitas di
kalangan remaja (Poltekkes Depkes
Jakarta I, 2010). Akibat dari jangka
panjang penderita anemia gizi besi
pada remaja putri yang nantinya
akan hamil, maka remaja putri
tersebut tidak mampu memenuhi
zat-zat gizi pada dirinya dan pada
janinnya
sehingga
dapat
meningkatkan terjadinya resiko

kematian maternal, prematuritas,
BBLR, dan kematian perinatal
(Hayati, 2010). Melihat dampak
yang terjadi dikalangan remaja
akibat kejadian anemia sangat
merugikan pada masa yang akan
datang, maka pencegahan maupun

penanggulangan masalah anemia
perlu ditingkatkan.
Cara
mencegah
dan
menanggulangi kejadian anemia
pada remaja berdasarkan Poltekkes
Depkes Jakarta I (2010), yaitu
dengan meningkatkan konsumsi zat
besi terutama makanan sumber
hewani yang mudah diserap dan
juga

makanan
yang
banyak
mengandung vitamin C yang
membantu proses penyerapan zat
besi
serta
memberikan
suplementasi besi terutama pada
saat menstruasi. Selain itu di dalam
rancangan aksi pembinaan gizi
masyarakat (RAPGM) tahun 20102014, strategi utama yang perlu
dilakukan
dalam
mengatasi
permasalahan gizi di Indonesia
salah
satunya
yaitu
dengan

meningkatkan
pendidikan
gizi
masyarakat melalui penyediaan
materi KIE dan kampanye (Ditjen
Bina Gizi dan KIA, 2011).
Pendidikan ini merupakan salah
satu faktor yang berperan penting
dalam meningkatkan pengetahuan
disamping faktor-faktor lain seperti
pengalaman,
sosial
budaya,
keyakinan,
fasilitas,
dan
penghasilan (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan berperan penting
dalam
membentuk

tindakan
seseorang.
Seseorang
yang
melakukan tindakan tanpa didasari
dengan pengetahuan, maka mereka
akan segera meninggalkan tindakan
tersebut
(Notoatmodjo,
2012).
Sehingga
pengetahuan
itu
merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh
terhadap
adanya
perilaku.
Hasil penelitian pendahuluan
yang

dilakukan
di
SMP
Muhammadiyah se- Surakarta pada
bulan Juni 2014 didapatkan 84,4%
remaja
SMP
memiiki
tingkat
2

pengetahuan anemia sedang dan
sebesar 15,6% memiliki tingkat
pengetahuan
anemia
kurang.
Berdasarkan
hasil
penelitian
pendahuluan pendidikan gizi pada

remaja remaja SMP perlu diberikan
dengan harapan pengetahuan gizi
pada remaja bisa lebih baik dan
nantinya dapat mengubah perilaku
makan yang lebih baik terutama
asupan zat besi agar para remaja
dapat terhindar dari anemia dan
mengetahui cara menanggulanginya apabila telah terjadi anemia.
Penelitian sebelumnya tentang
pendidikan
gizi
menggunakan
metode ceramah dan permainan,
serta media yang digunakan yaitu
buku cerita bergambar dan buku
saku yang sebagian besar hanya
terfokus pada anak SD. Belum
banyak
penelitian
mengenai
pendidikan gizi yang memfokuskan
pada
anak
SMP
dengan
menggunakan metode atau media
yang sesuai dengan umur mereka.
Hal tersebut yang mendorong
penulis untuk melakukan penelitian
pendidikan gizi tentang anemia
dengan media buku cerita pada
remaja
putri
SMP
dengan
pertimbangan
bahwa
remaja
merupakan masa rentan terhadap
kejadian anemia dan pembagian
jenis
buku
berdasarkan
usia
sasaran menurut Backes (2007)
untuk usia 12 tahun ke atas adalah
buku cerita remaja dengan tematema yang diangkat relevan dengan
kehidupan remaja.
Melalui upaya pendidikan gizi
ini diharapkan remaja putri dapat
meningkatkan pengetahuan tentang
anemia.
Sehingga
dengan
meningkatnya
pengetahuan
tersebut
akan
berpengaruh
terhadap
perilaku
pemilihan
makanan untuk mencegah dan
menanggulangi kejadian anemia,
serta nantinya dapat menurunkan

prevalensi angka kejadian anemia
gizi besi. Tujuan penelitian ini
adalah Mengetahui pengaruh media
buku cerita terhadap peningkatan
pengetahuan
anemia
dan
perubahan perilaku makan pada
remaja putri.
METODE
Jenis penelitian ini adalah
quasy
experiment
dengan
rancangan pretest posttest control
group design. Lokasi penelitian ini
di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta
sebagai kelompok intervensi, yaitu
kelompok
yang
diberikan
pendidikan
gizi
dan
SMP
Muhammadiyah
5
Surakarta
sebagai kelompok kontrol, yaitu
kelompok yang tidak diberikan
pendidikan gizi. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 09
Februari – 25 Maret 2015.
Penentuan sampel dilakukan secara
cluster
random
sampling
berdasarkan kelas, setiap kelompok
yang telah ditentukan memiliki
kesempatan yang sama untuk
dijadikan sampel yang sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi.
Sampel dalam penelitian ini adalah
remaja putri kelas VIII dengan
jumlah
sampel
masing-masing
sekolah 39 remaja putri. Sampel
yang dipillih kemudian diminta
kesediaan
untuk
berpartisipasi
dalam penelitian.
Data pengetahuan anemia
pretest dan posttest pada kelompok
intervensi dan kontrol menggunakan
kuesioner pengetahuan tentang
anemia dengan jumlah 30 soal
yang diadopsi dan dimodifikasi dari
penelitian Zulaekah (2007) dan
telah diuji reliabilitasnya dengan
nilai r = 0,719. Jika jawaban benar
diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0,
kemudian nilai dijumlahkan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan
3

anemia remaja putri. Pengetahuan
remaja dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu pengetahuan baik
jika jawaban benar > 80%,
pengetahuan sedang 60 - 80%, dan
pengetahuan kurang jika jawaban
benar < 60% (Khomsan, 2000).
Jarak antara pretest dan posttest
adalah 1 minggu setelah kelompok
intervensi diberikan pendidikan
buku cerita dan kelompok intervensi
tidak diberikan pendidikan gizi.
Data perilaku makan remaja
putri awal dan akhir pada kelompok
intervensi dan kontrol diukur melalui
pengisian form semi-quantitative
FFQ. Metode Semi-Quantitative
FFQ digunakan untuk mengetahui
perilaku makan remaja sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan gizi,
yaitu dengan cara mengetahui jenis
makanan sumber zat besi yang
sering dikonsumsi oleh responden
dan seberapa rata-rata frekuensi
serta porsi yang dikonsumsinya
dalam sehari yang dikonversikan
dalam
zat
gizi
Fe
dengan
menggunakan software nutrisurvey
kemudian dibandingkan dengan
AKG. Formulir Semi-Quantitative
FFQ ini diisi sendiri oleh responden
dengan dipandu oleh peneliti.
Perilaku makan remaja dilihat
berdasarkan dua kriteria, yaitu
untuk tingkat konsumsi makanan
sumber Fe menurut Hardinsyah,
dkk. (2004), kategori cukup jika ≥
2/3 AKG (≥ 65%) dan kurang jika <
2/3 AKG (< 65%). Tingkat konsumsi
Fe
didapatkan
dari
rata-rata
konsumsi makanan sumber Fe
menggunakan
metode
semiquantitative
FFQ
yang
dikonversikan ke dalam zat gizi Fe
menggunakan software nutrisurvey
kemudian dibandingkan dengan
AKG x 100%.
Untuk konsumsi makan dilihat
berdasarkan asupan pendorong dan
penghambat dengan cara berat

bahan
makanan
pendorong
penyerapan Fe atau pengahambat
Fe
perhari
dalam
gram
dibandingkan dengan berat (gram)
berdasarkan standar URT (Ukuran
Rumah Tangga) sekali makan
dikalikan
100%
(%URT).
Persentase URT pada kelompok
pendorong penyerapan Fe dan
kelompok penghambat penyerapan
Fe masing-masing dijumlahkan,
sehingga
dapat
dikategorikan
sebagai berikut :1) Kategori baik,
apabila pendorong penyerapan zat
besi dikonsumsi ≥100% URT
perhari
dan
penghambat
penyerapan zat besi dikonsumsi

Dokumen yang terkait

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Efektivitas Penggunaan Media Komik Terhadap Peningkatan Pengetahuan Gizi Dan Daya Terima Pada Remaja Putri.

0 3 14

SKRIPSI Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Buku Cerita Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anemia dan Perubahan Perilaku Makan Pada Remaja Putri.

0 3 17

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Buku Cerita Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anemia dan Perubahan Perilaku Makan Pada Remaja Putri.

0 4 6

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Buku Cerita Terhadap Peningkatan Pengetahuan Anemia dan Perubahan Perilaku Makan Pada Remaja Putri.

0 3 4

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENDIDIKAN GIZI TENTANG ANEMIA DENGAN MEDIA ANIMASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI REMAJA PUTRI DI SMPN 01 TASIKMADU KARANGANYAR.

0 4 17

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Perbedaan Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Ceramah Dengan Media Buku Cerita.

0 2 14

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Peningkatan Pengetahuan Anemia Dan Perilaku Makan Pada Remaja Putri Sesudah Diberikan Pendidikan Gizi Dengan Media Komik.

0 4 14

SKRIPSI Peningkatan Pengetahuan Anemia Dan Perilaku Makan Pada Remaja Putri Sesudah Diberikan Pendidikan Gizi Dengan Media Komik.

0 5 17

PENDAHULUAN Peningkatan Pengetahuan Anemia Dan Perilaku Makan Pada Remaja Putri Sesudah Diberikan Pendidikan Gizi Dengan Media Komik.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Peningkatan Pengetahuan Anemia Dan Perilaku Makan Pada Remaja Putri Sesudah Diberikan Pendidikan Gizi Dengan Media Komik.

0 2 4