STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMP.

(1)

STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh RUSKANDA NIM 1204624

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

STRUKTUR DAN NILAI-NILAI DALAM CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN

PEMANFATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SMP

Oleh

RUSKANDA NIM 1204624

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Setudi Pendidikan Bahasa Indonesia pada

Sekolah Pascasarjana

© Ruskanda 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

STRUKTUR DAN NILAI-NILAI RELIGIUS CERPEN ANAK KARYA ANAK-ANAK PADA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT DAN PEMANFAATANYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

DISTUJI DAN ISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 1966032019910331004

Pembimbing II

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si. NIP 197204031999031003

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 1966032019910331004


(4)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Struktur dan Nilai-nilai Religius dalam Cerpen Anak Karya Anak-anak Pada Surat Kabar Pikiran Rakyat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar di Sekolah Menengah Pertama

Ruskanda

Pembelajaran sastra di Sekolah menengah Pertama pada dasarnya bertujuan memberikan kegiatan apresiasi dan pengalaman bersastra. Kegiatan tersebut diharapkan siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra, sehingga merasa terdorong dan tertarik untuk membacanya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sastra di sekolah dapat dilakukan dengan cara menyuguhkan karya sastra bermutu kepada siswa dalam pembelajaran. Bacaan anak yang bermutu dan layak untuk dijadikan bahan pembelajaran banyak bertebaran di sekitar kita, baik yang berupa buku, ataupun yang tercecer di media massa.Karya-karya tersebut perlu kita tanggapi. dengan cara membacanya, menganalisisnya, dan mengapresiasinya,.Berangkat dari hal tersebut peneliti ingin menganalisis cerpen anak di surat kabar Pikiran Rakyat sebagai upaya memilih bahan pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang struktur, kandungan nilai-nilai religius dan religiusitas tokoh cerpen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat sehingga diproleh gambaran, desain bahan ajar apresiasi sastra siwa SMP dari cerpen tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis cerpen dari segi struktur dan nilai religinya dengan mengklompokan tema; alur; penokohan; latar dan; nilai religinya, selanjutnya diinterpretasikan sebagai hasil analisis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dalam cerita anak yang dimuat pada surat kabar Pikiran Rakyat (periode Januari sampai Desember 2012), memiliki struktur berupa unsur-unsur pembentuk cerita pendek (unsur instrinsik) meliputi: rangkain cerita tersusun secara kronologis , penggunaan tokoh rata-rata 3 orang dan penokohannya secra dramatik, latar berkecenderungan di sekolah dan rumah sedangkan kandungan nilai religinya dikelompokan pada tiga unsur utama 1) nilai keimanan (tauhid); 2) nilai kehidupan (fikih) dan; 3) sikap perilaku (ahlak). Cerpen-cerpen tersebut sangat baik untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran apresiasi sastra di SMP khususnya kelas IX. berupa modul apresiasi cerpen. Pesan-pesan religius dalam cerita mengandung ajaran tentang hal baik atau hal buruk yang dapat diterima secara umum oleh masyarakat mengenai suatu tuntunan perbuatan, dan memberikan gambaran islami yang dapat dijadikan contoh dan teladan oleh siswa dalam berprilaku sehari-hari.


(5)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP


(6)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... ... ABSTRAK ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...

i ii iii iv v vi BAB I PENDAHULUAN

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6

Latar Belakang ... Identifikasi Masalah Peneliti... Perumusan Masalah Penelitian ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Sistematika Penulisan ...

1 10 11 11 11 12 BAB II STRUKTUR, NILAI RELIGIUS DAN BAHAN AJAR CERPEN ANAK 2.1 2.2 2.2.2 2.3 2.4 2.4.1 2.4.2 2.5 2.5.1 5.5.2 2.5.3 2.5.4 2.5.5 2.5.6

Pengertian Sastra Anak... Hakikat dan Fungsi Sastra Anak ...

Hakikat Sastra Anak ... Jenis Sastra Anak ...

Definisi Cerpen dan Unsur-Unsur Intrinsiknya ... Definisi Cerpen ... Unsur-unsur Cerpen ... Nilai, Nilai Religius dan Religiuss dalam Cerita Anak ... Nilai ... Nilai Religius ... Nilai Religius dalam Sastra anak ... Jenis dan Wujud Religiusitas ... Nilai Sastra Bagi Anak-Anak ... Nilai Sastra Anak Bagi Pendidikan Anak ...

14 15 15 17 22 22 24 30 30 30 31 33 34 36


(7)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.6 2.7 2.8 2.8.1 2.8.2 2.8.3 2.8.4 2.8.5 2.8.5.1 2.8.5.

Kedudukan Cerpen Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia... Karakteristik Psikologis Siswa SMP ... Bahan Ajar ... Pengertian Bahan Ajar ... Tujuan Penyusunan Bahan Ajar ... Prinsif Pengembangan Bahan Ajar ... Bentuk dan Cakupan Bahan Ajar ... Modul ... Pengertian Modul ... Kerangka modul ...

37 39 40 40 43 43 43 45 45 45 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7

Metode Penelitian ... Desain Penelitian ...

Teknik Pengumpulan Data ... Definisi Oprasional ... Instrumen penelitian ... Data dan Sumber Data Penelitian ... Teknik Analisis Data ...

47 50 53 53 54 56 57 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 4.2 4.2.1 4.2.1.1 4.2.1.2 4.2.1.3 4.2.1.4 4.2.1.5 4.2.3.6 4.2.1.7 4.2.2

Data Penelitian ... Analisis Data ... Cerpen 1... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 2 ...

58 59 59 59 61 62 63 64 64 64 64


(8)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.2.2.1 4.2.2.2 4.2.2.3 4.2.2.4 4.2.2.5 4.2.2.6 4.2.2.7 4.2.3 4.2.3.1 4.2.3.2 4.2.3.3 4.2.3.4 4.2.3.5 4.2.3.6 4.2.3.7 4.2.4 4.2.4.1 4.2.4.2 4.3.4.3 4.2.4.4 4.2.4.5 4.2.4.6 4.2.4.7 4.2.5 4.2.5.1 4.2.5.2 4.2.5.3 4.2.5.4 4.2.5.5 4.2.5.6 Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 3 ... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 4 ... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 5 ... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... 64 67 68 68 69 69 69 69 69 72 73 74 75 75 75 76 76 78 79 80 80 80 81 81 81 83 84 85 85 85


(9)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.2.5.7 4.2.6 4.2.6.1 4.2.6.2 4.2.6.3 4.2.6.4 4.2.6.5 4.2.6.6 4.2.6.7 4.2.7 4.2.7.1 4.2.7.2 4.2.7.3 4.2.7.4 4.2.7.5 4.2.7.6 4.2.7.7 4.2.8 4.2.8.1 4.2.8.2 4.2.8.3 4.2.8.4 4.2.8.5 4.2.8.6 4.2.8.7 4.2.9 4.2.9.1 4.2.9.2 4.2.9.3 4.2.9.4

Nilai Religi ... Cerpen 6 ... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 7... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 8 ... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 9 ... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ...

86 87 87 90 91 92 92 93 93 94 94 96 97 98 98 98 99 100 100 102 103 104 104 104 105 105 105 107 108 109


(10)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.2.9.5 4.2.9.6 4.2.9.7 4.2.10 4.2.10.1 4.2.10.2 4.2.10.3 4.2.10.4 4.2.10.5 4.2.10.6 4.2.10.7 4.2.11 4.2.11.1 4.2.11.2 4.2.11.3 4.2.11.4 4.2.11.5 4.2.11.6 4.2.11.7 4.2.12 4.2.12.1 4.2.12.2 4.2.12.3 4.2.12.4 4.2.12.5 4.2.12.6 4.2.12.7 4.3 4.3.1 4.3.2 Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 10 ... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 11 ... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Cerpen 12 ... Alur ... Tokoh dan Penokohan ... Latar ... Sudut Pandang ... Tema ... Amanat ... Nilai Religi ... Hasil Analisi ...

Rangkuman Deskripsi Struktural dan Nilai Cerpen Anak... Pembahasan Hasil Penelitian ...

110 110 110 111 111 113 114 115 115 115 115 116 116 118 119 120 120 120 120 121 121 123 124 125 125 125 125 126 126 132


(11)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4 Keterbatasan Penelitian ... 136

BAB V BAHAN AJAR DAN RANCANGAN APRESIASI SASTRA DI SMP 5.1 Bahan Ajar ... 138 5.2 Penelaahan Modul oleh Teman Sejawat... 169 5.3 Kegiatan Pembelajaran... 169 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan... 175 6.2 Saran... 176 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(12)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pendidikan

Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), materi kesusastraan masih merupakan bagian dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Walaupun demikian, hal ini tidak mengindikasikan bahwa materi kesusastraan itu kurang penting, atau sebaliknya materi kebahasaan lebih penting. Kedua materi ini sama pentingnya dalam membentuk pengetahuan dan kepribadian siswa. Bagaikan dua sisi mata uang koin, keduanya saling mengisi dan melengkapi.

Karya sastra merupakan produk kearifan yang mampu memberikan pencerahan bagi siapapun yang mengapresiasinya. Siapapun yang menikmati sastra secara utuh akan mendapatkan pengalaman sastra dalam dirinya. Manusia dilihat dari sisi psikologis memang menyukai kenyataan serta fiksi. Karya sastra memperkaya kehidupan penikmatnya baik dengan cara membaca, menulis, menyimak dan mendiskusikannya. Secara langsung maupun tidak lansung sastra memperkaya kehidupan pembacanya melalui pencerahan pengalaman dan masalah-masalah yang hadir di sekitarnya beserta pemecahannhya.

Sastra merupakan fakta kemanusiaan bukan fakta ilmiah. Ruang lingkup kesusastraan sangat erat kaitannya dengan segala aspek kehidupan manusia. Setiap karya sastra memiliki muatan amanat atau pembelajaran bagi pembacanya. Apabila dihayati dan direnungkan, amanat dalam sastra itu merupakan cerminan tingkah laku manusia. Amanat yang baik tentu saja dapat menambah pengetahuan, meningkatkan taraf berpikir, dan mempertinggi budi pekerti.

Sastra dalam bahasa jerman asli disebut sebagai dichtung yang bermakna sebagai tulisan yang tidak langsung berkaitan dengan kenyataan, jadi yang bersifat rekaan dan secara implisit ataupun eksplisit dianggap memiliki nilai estetik (Teeuw, 2003:22). Dalam bahasa Indonesia, sastra berasal dari bahasa Sanskerta


(13)

2

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran, buku arsitektur, dan kamasutra (buku petunjuk mengenai cinta) (Teeuw, 2003:23).

Secara konseptual, sastra anak-anak tidak jauh berbeda dengan sastra orang dewasa (adult literacy). Keduanya sama berada pada wilayah sastra yang meliputi kehidupan dengan segala perasaan, pikiran dan wawasan kehidupan. Yang membedakannya hanyalah dalam hal fokus pemberian gambaran kehidupan yang bermakna bagi anak yang diurai dalam karya tersebut. Secara teoritis sastra anak adalah sastra yang dibaca oleh anak-anak dengan bimbingan dan pengarahan orang dewasa suatu masyarakat, sedangkan penulisnya dilakukan oleh orang dewasa (Sarumpaet, 10: 2010).

Sastra (dalam sastra anak-anak) adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak. Apakah sastra anak merupakan sastra yang ditulis oleh orang dewasa yang ditujukan untuk anak-anak atau sastra yang ditulis anak-anak untuk kalangan mereka sendiri tidaklah perlu dipersoalkan. Kurniawan (2009: 4) mengemukakan sastra anak bukanlah sastra yang harus ditulis oleh anak dan diperuntukan oleh anak.

Nurgiyantoro (2005:8) Sastra anak adalah buku-buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dikonsumsikan kepada anak, buku-buku yang isi kandungannya sesuai dengan minat dan dunia anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak dan buku-buku yang karenanya dapat memuaskan anak.

Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan


(14)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya. (Wahidin, 2013)

Dengan melihat arti penting dan pengertian sastra terdapat bukti bahwa karya sastra dapat memberikan solusi untuk dunia pendidikan. Baik untuk penanaman ahlak (dasar religiusnya) maupun pengetahuan intelektualnya. Hal ini akan memberikan warna yang berbeda dengan mata pelajaran yang lain.

Pengajaran sastra di sekolah dalam hal ini di SMP diarahkan terutama pada proses pemberian pengalaman bersastra. Siswa diajak untuk mengenal bentuk dan isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap menghargai cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan bermakna.

Karya sastra anak yang merupakan jenis bacaan cerita anak-anak merupakan bentuk karya sastra yang ditulis untuk konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra pada umumnya, bacaan sastra anak-anak merupakan hasil kreasi imajinatif yang mampu menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman keindahan tertentu.

Anak usia SMP pada jenjang kelas awal yakni usia 11-13 tahun, sebagai pembaca sastra telah mampu menghubungkan dunia pengalamannya dengan dunia rekaan yang tergambarkan dalam cerita. Hubungan interaktif antara pengalaman dengan pengetahuan kebahasaan merupakan kunci awal dalam memahami dan menikmati bacaan cerita anak-anak. Bacaan tersebut ditinjau dari cara penulisan, bahasa, dan isinya juga harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan

readiness anak.

Dunia kesusastraan memiliki semesta pengalaman yang sangat luas. Dalam pembelajaran-pembelajaran yang lain, siswa digiring pada suatu metode pemecahan masalah-masalah dengan jalan latihan. Akan tetapi, dalam pembelajaran sastra siswa dipertemukan dengan berbagai kesempatan untuk


(15)

4

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengapresiasi dan mencoba menelusuri suatu pengalaman sebagai model pemecahan masalah. Pengalaman tersebut terus melekat bukan saja dalam ingatan, tetapi juga pada tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak unsur dan nilai yang bisa dieksplorasi untuk kemudian dijadikan teladan dari karya sastra baik karya sastra untuk anak-anak sampai orang dewasa. Hal ini dapa menjadi asset penting dalam mem bangun karakter anak bangsa, melalui pendidikan di sekolah, yang tercakup dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Bentuk nilai-nilai serta aspek yang tersaji dalam bacaan anak seperti nilai moral, budaya serta aspek bahasa, harus menjadi pertimbangan penting, di samping aspek hiburan tentunya. Sarumpet (2010:4) menyatakan mengenai haltersebut, bahwa dalam berpikir mengenai anak, kehidupan, bacaan, serta bermacam persoalan yang berkaitan dengannya, perlu secara sadar meletakan semua itu dalam konteks budaya anak, dan tidak menggunakan konteks budaya kita sendiri sebagai orang dewasa. Sisi kognitif dan psikologi, mereka pun tentunya mengalami masukan dan perkembangan dan ini juga harus dipahami jika seseorang ingin menggeluti dunia sastra anak.

Penelitian yang membahas sastra anak relatif masih sedikit, padahal perkembangan kognisi, emosi, dan keterampilan anak tidak terlepas dari peran karya sastra (Kurniawan. 2009: 1). Oleh karena itu, analisis yang dilakukan terhadap sastra anak sangat diperlukan

Sastra anak masih terpinggirkan dalam khazanah kesusastraan di Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penulis yang terjun ke dunia penulisan sastra anak untuk mengembangkan tema cerita rakyat Nusantara.

”Sekarang ini tidak ada pengembangan tema dan cerita baru yang diangkat dari cerita rakyat Nusantara. Penulis hanya mengulang cerita-cerita lama dengan versi yang berbeda-beda sehingga buku bacaan anak miskin tema,” kata Murti Bunanta, Ketua Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA).Ia mencontohkan, sampai saat ini ada 25 cerita Bawang Merah dan Bawang Putih dengan beragam


(16)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

versi. Padahal, Indonesia dengan keragaman budayanya memiliki banyak cerita rakyat yang bisa digali. (Kompas 21 juli 2012)

Kurangnya para penulis yang terjun ke dunia penulisan sastra anak untuk mengembangkan tema cerita rakyat Nusantara, sangat dirasakan oleh para guru terutama guru bahasa Indonesia. Mereka kesulitan bahan ajar ketika akan mengajarkan materi kesusastraan seperti halnya dalam mengapresiasi cerpen.

Ada asumsi yang mengatakan bahwa pembelajaran sastra di sekolah-sekolah kurang berhasil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pengajaran sastra tampaknya belum mencapai target sesuai hasil yang diharapkan. Hal ini dapat disimpulkan dari banyaknya keluhan, baik tentang jumlah dan mutu pengajar, jumlah dan mutu buku-buku yang dipergunakan, maupun tentang hasil belajar yang belum mencapai hasil yang memuaskan (Lasmayati,2009: 28).

Asumsi yang kurang baik tersebut sudah sepantasnya menjadi renungan kita bersama, apalagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan calon Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Pembelajaran sastra harus kita benahi agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat kita capai dengan hasil yang memuaskan. Dalam hal ini, guru harus mampu memilih bahan atau materi pembelajaran sastra yang berkualitas. Dengan demikian, memilih bahan, mengurutkan bahan pembelajaran, dan menyampaikan bahan tersebut kepada siswa menjadi keterampilan mutlak yang harus dikuasai seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Pengajaran sastra yang minim akan bahan ajar, guru kadang hanya bergantung pada contoh-contoh karya sastra yang ada pada buku teks. Dan lebih diperparah lagi contoh-contoh karya sastra (cerpen) yang ada di buku teks tidak ada yang utuh, melainkan kutipan-kutipan atau penggalan-penggalan. Karya sastra semacam itu tidak akan memberikan manfaat apa-apa bagi si pembacanya.

Padahal bacaan anak yang bermutu dan layak untuk dijadikan bahan pembelajaran banyak bertebaran di sekitar kita, baik yang berupa buku, ataupun yang tercecer di media massa (surat kabar, majalah, dan tabloid). Karya-karya tersebut perlu kita tanggapi. Bagaimana cara kita menanggapinya? Tentu saja


(17)

6

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan cara membacanya, mengobservasinya, dan mengapresiasinya, Apresiasi atas karya sastra yang tersebar itu bukan hanya penting karena dapat memperkaya batin sekaligus pemahaman kita akan dunia anak, tetapi juga bermanfaat untuk memperdalam pengertian kita akan pikiran dan jiwa mereka (Sarumpaet, 2010: vii)

Agar proses belajar lebih optimal dan hasilnya akan lebih baik, proses pembelajaran harus sepenuhnya melibatkan siswa secara menyeluruh terhadap kegiatan atau aktivitas belajar. Hal ini dapat dimungkinkan apabila guru dapat mengakomodasi potensi-potensi yang ada pada diri siswa tersebut.

Seorang guru Bahasa Indonesia harus mampu mengarahkan anak didiknya untuk memiliki keterampilan berekspresi dan berapresiasi dengan baik, supaya tumbuh rasa kecintaan siswa terhadap suatu karya sastra. Oleh karena itu, guru harus terampil memilih dan menilai karya-karya mana yang sesuai untuk dijadikan bahan pembelajaran kepada siswa. Guru dituntut untuk dapat mengetahui karya-karya mana yang cocok dan sesuai dengan tingkat kematangan dan kesiapan jiwa para siswanya. Sebelum mengajar sebaiknya seorang guru hendaknya mengadakan persiapan termasuk meneliti bahan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Sudah sesuaikah bahan pembelajaran tersebut dibawakan di dalam kelas, ditinjau dari segi amanat atau pesan moral (intentionnya), gayanya, dan cara mengemukakan persoalannya? Hal ini bertujuan supaya bahan pembelajaran tersebut sesuai tingkat dan taraf berpikir siswa, karena bahan pembelajaran yang baik itu tidak terlalu mudah dan juga tidak terlampau susah menurut jangkauan berpikir siswa.

Selain itu bahan ajar yan baik dan bermutu akan membantu perkembangan jiwa anak. Nurgiyantoro (2012) menekankan bahwa perkembangan anak untuk mencapai tingkat kedewasaan sesuai dengan yang diinginkan tidak akan terjadi dengan sendirinya tanpa diusahakan dengan pemberian bantuan secara sadar dan terencana. Salah satu bantuan yang diberikan kepada anak adalah dengan menyediakan bacaan sastra yang sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa anak. Ketepatan penyediaan bacaan bagi anak


(18)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan berdampak positif bagi perkembangan anak selanjutnya secara komprehensif. Salah satu dampak itu adalah kesadaran pentingnya membaca oleh anak untuk memperoleh berbagai pengetahuan, pengalaman, dan kenikmatan. Dengan adanya kesadaran itu dapat diharapkan setelah menjadi manusia dewasa kelak anak-anak itu tetap mau membaca untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan hidup. Oleh karena itu, penyediaan bacaan kesastraan bagi anak-anak harus menjadi salah satu hal yang menjadi prioritas kita.

Dalam memilih bahan pembelajaran yang baik, guru harus mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Pertimbangan itu meliputi nilai-nilai baik buruknya dari segi sastra, relevan tidaknya dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran, faktor kesesuaian tingkat kematangan dan taraf berpikir siswa. Bahan pembelajaran yang baik jangan terlampau sulit dari jangkauan berpikir siswa, dan sebaliknya juga jangan terlalu mudah dari kemampuan berpikir siswa. Hal ini diharapkan supaya pembelajaran sastra tidak menyimpang dari ketentuan dan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Pengajar mempunyai kewenangan untuk memodifikasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, (http://jurnal-sastra//blogspot.com: 24 September 2012).

Penyediaan buku bacaan sastra kepada anak-anak sejak dini, sejak masih bernama anak-anak, diyakini akan membantu literasi dan kemaun membaca anak pada perkembagan usia selanjutnya (Nurgiyantoro, 2005:Vi). Kenyatan tersebut menjadi suatu pencerahan bahwa penyedian bahan ajar berupa bacaan-bacaan anak mutlak diperlukan. Untuk mendapatkan bacaan-bacaan anak yang berkualitas diperlukan berbagai penelitian-penelitian berkenaan dengan berbagai bacaan anak yang tesebar, baik yang berupa buku maupun yang terdapat di media cetak seperti halnya majalah atau surat kabar.

Pembelajaran sastra di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam mengapresiasikan suatu karya sastra. Dari proses apresiasi ini, diharapkan muncul daya nalar, daya kritis, pengmbangan nilai-nilai karakter, dan daya khayal dari diri pmbelajar. Pembelajaran yang runtut dan didukung oleh ketajaman analisis akan membantu pembelajar mempunyai


(19)

8

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepekaan terhadap gejala atau fenomena social yang terjadi di masyarakat Sarimanah, (65: 2012).

Pengunaan cerpen sebagai bahan ajar di sekolah didasarkan pada beberapa alasan. Pertama jika diamati secara teliti dan berdasarkan data empiris, pembelajaran sastra sejak dahulu sampai sekarang tidak banyak mengalami peningkatan.Sejalan dengan itu, beberapa pengamat mengatakan pengajaran apresiasi sastra di sekolah belum memenuhi harapan sebagaisuatu pengajaran apresiasi yang berhasil. Pembelajaran sastra sering hanya berbentuk hapalan sejarah atau historisnya, sedangkan hal-hal yang bersipat apresiatif tidak disentuh (Sayuti, 1996:1).

Kedua, materi-materi sastra yang terdapat dalam buku-buku teks yang diwajibkan disekolah masih kurang lengkap. Minimnya materi tersebut menyebabkan guru tidak leluasa memilih bahan sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga guru sulit untuk memvariasikan materi ajar. Oleh karena itu, ketergantungan guru pada pilihan materi yang minim dan sikap yang terikat pada otoritas dalam memilih bahan ajar, perlu diubah pada kigiatan yang kreatif dalam memilih dan memnentukan bahan ajar yang sesuai dan menarik. Penelitianini bermaksud untuk menggunakan cerpen anak yang ada pada surat kabar Pikiran

Rakyat sebagai materi dalam memperkaya bahan ajar.

Ketiga, berbicara tentang keberhasilan pengajaran sastra di sekolah, minat siswa tentang mata pelajaran yang disajikan oleh guru ikut mempengaruhi hasil belajar mereka. Selain metode yang tepat, bahan ajar yang menarik juga dapat membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran yang diikutinya. Oleh karena itu, menurut Rusyana (1984:335) guru harus selalu berinisiatif dalam mencari bahan ajar yang menarik untuk memenuhi kebutuhan belajar siswanya.

Kekurangan bahan ajar sastra dalam hal ini cerpen, mutlak dicarikan jalan keluarnya. Salah satunya memaksimalkan peran guru bahasa Indonesia untuk menyediakan, mencari atau menganalisis cerpen-cerpen yang terdapat pada Koran, majalah atau buku-buku antalogi cerpen. Sesuai tidaknya dengan tingkat


(20)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan dan kognisi anak. Untuk itu guru perlu melakukan penelitian atau telaah terhadap bahan-bahan tersebut.

Penelitian mengenai buku-buku sastra karya anak-anak ini baru dilakukan oleh Suyatno (2009). Suyatno mengkaji struktur naratif 10 (sepuluh) novel anak, karya anak Indonesia (usia 7-12 tahun), meliputi empat aspek, yakni tema, alur, penokohan dan latar. Pratiwi (2010) Ia mneliti bacaan anak KKPK yang ditelitinya nilai-nilai ahlak mulia dan Haras (2011) dengan bacaan yang sama fokus penelitiannya pada struktur narasinya. Junaedi (2011) meneliti cerpen anak pada surat kabar kompas, fokus penelitiannya pesan moral dan nilai budaya cerpen tersebut.

Sedangkan penelitian-penelitian lainnya mengenai sastra anak yang ada saat ini pada umumnya lebih fokus pada karya sasta anak yang dihasilkan oleh orang dewasa, baik ditinjau dari unsure intrinsiknya serta respon anak-anak terhadapnya. Penelitian tersebut antara lain oleh Riyadi (1995) berupa kajian struktur narasi 33 cerita anak yang dimuat dalam majalah bahasa jawa; septiningsih dkk (1998) yang mengkaji cerita anak yang dimuat di majalah Bobo, Amanah dan Ananda; Imrotul (2003) yang mengkaji struktur naratif, nilai didaktis dan resepsi pembaca terhadap cerita rakyat di Jawa timur, Sudin dkk (2005) yang melakukan kajian terhadap bacaan anak-anak yang ditransformasikan dari cerita pertujunukan rakyat, serta sujatmiko (2003) yang mengkaji bahasa sastra anak dalam bacaan anak SD degan kapasitas pembaca 8-12 tahun ( suyatno 2009:63-64).

Berdasarkan kenyataan di atas berkenaan dengan masih minimnya penelitian pada saastra karya anak-anak dan belum ada yang meneliti nilai-nilai religius pada cerpen anak dalam surat kabar Pikiran Rakyat (Studi Deskriptif Sastra Anak), melatarbelakangi ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian cerpen anak pada Pikiran Rakyat yang difokuskan pada struktur dan nilai-nilai religinya.

Berkaitan dengan bacaan anak, Dewi Budi Pratiwi (2010:v) Tesisnya dengan judul “Nilai-Nilai Ahlak Mulia Dalam Bacaan Anak” Ia menyimpulkan


(21)

10

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa bahan bacaan sastra anak dapat memberikan nilai-nilai tinggi bagi poses perkembangan pendidikannya.

Selain itu penelitian tentang bacaan anak, berupa cerpen anak yang ada di

Kompas dilakukan oleh Ojun Junaedi (2011:vi) dalam tesisnya dengan judul, “

Pesan Moral dan Nilai Budaya Pada Cerpen Anak.” Kesimpulan hasil analisisnya cerpen anak yang terdapat pada kompas mengandung pesan-pesan didaktis (moral). Yang layak dijadikan bahan ajar apresisi sastr. Keberadaan penelitian-penelitian tersebut memberikan motivasi, wawasan dan keyakinan penulis untuk melakukan penelitian dalam upaya menemukan bahan ajar apresiasi sastra yang berkualitas, Yang didalamnya mengandung nilai-nilai didaktis.

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sastra, peneliti ingin menghadirkan bahan pembelajaran yang baik dan bermutu. Salah satu langkah yang ditempuh ialah dengan cara menganalisis cerita anak di surat kabar Pikiran

Rakyat Minggu. Analisis cerita anak yang akan dilakukan lebih menitik beratkan

kepada struktur cerpen tersebut dan nilai - nilai religi yang terdapat dalam isi ceritanya.

Dalam hal pemilihan surat kabar, tentunya dipilih surat kabar yang memiliki kualitas yang baik, serta menyediakan rubrik khusus untuk anak-anak secara konsisten dan berkala. Seperti halnya Pikiran Rakyat. Selain alasan tersebut yang memjadi pertimbangan lain bahwa Pikiran Rakyat sudah cukup lama sekitar 19 tahun mempasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan rubrik anak setiap hari Minggu. Cerpen yang dimuatpun memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh redaksi diantaranya harus mengandung nilai didaktis. Selain alasan-alasan tersebut Pikiran Rakyat merupakan koran lokal Jawa Barat dan Banten yang mudah untuk mendapatkannya, sehingga tepat untuk dijadikan bahan penelitian oleh penulis.

Pemilihan bahan ajar sastra meliputi identifikasi terhadap nilai-nilai pendidikan terutama nilai-nilai religius serta kebermaknaanya bagi anak didik. Tingkat kebermaknaan bahan ajar karya sastra merupakan hal penting yang harus dipertimangkan dalam pemilihan bacaan sebagai bahan ajar apresiasi sastra.


(22)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kenyataan tersebut, penelitian terhadap struktur dan nilai-nilai religius dalam cerpen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat dan pemanfaatnnnya sebagai bahan ajar di SMP kelas IX sangat penting dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Masalah-masalah yang teridentifikasi adalah seperti berikut ini.

1. Masih terbatasnya sumber belajar sastra bagi anak-anak terutama yang bertemakan cerita Nusantara.

2. Cerpen dalam buku teks tidak menampilkan cerpen yang utuh

3. Belum banyak bacaan anak yang mengkaji atau menganalisis dari segi struktur maupun isi sesuia tidaknya dengan perkembangan anak.

4. Guru belum terbiasa menggali sumber belajar sastra selain dari buku teks 5. Apakahkah cerpen anak pada pikiran rakyat telah mengandung nilai-nilai

religius.

1. 3 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang peneliti tersebut dapat dirumuskan fokus permasalahan penelitian ini seperti berikut.

1. Bagaimana struktur cerpen anak yang terdapat dalam Pikiran Rakyat? 2. Kandungan nilai-nilai religius apakah yang terdapat pada cerpen anak

Pikiran Rakyat?

3. Bagaimana tokoh menggambarkan nilai religiusitas dalam cerpen anak

pikiran rakyat?

4. Bagaimana desain bahan ajar cerpen anak pada pikiran Rakyat apabila

dijadikan sebagai bahan ajar apresiasi sastra (cerpen) di SMP?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Memperoleh deskripsi tentang struktur cerpen anak pada surat kabar


(23)

12

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mendeskripsikan kandungan nilai-nilai religius cerpen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat.

3. Menggetahui nilai-nilai religiusitas tokoh dalam cerpen anak pada Pikiran Rakyat.

4. Memproleh gambaran, desain bahan ajar apresiasi sastra siwa SMP dari cerpen anak pada Pikiran Rakyat.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis, yaitu sebagai berikut ini.

1. Secara teoretis

a. Sebagai sumbangan penting dalam memperluas wawasan bagi kajian mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran sastra sehingga dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan penelitian yang akan datang.

b. Menambah masukan bagi para guru untuk mencari bahan-bahan pembelajaran apresiasi sastra yang lebih menarik dan menantang;

c. Sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. 2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan model untuk mencari bahan pembelajaran apresiasi sastra.

b. Hasil penelitian ini dapat menjelaskan efektivitas pembelajaran apresiasi sastra khususnya pembelajaran apresiasi cerita pendek.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika yang digunakan dalam penyusunan tesis ini, menggunakan pedoman penulisan karya ilmiah yang di keluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2012. Berdasarkan pedoman tersebut, tesis dibagi menjadi lima bab. Bab 1 pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang penelitian,


(24)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

identifikasi masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sitematika penulisan.

Sebuah karya Tulis ilmiah, diharuskan mengacu pada beberapa teori, sebagai landasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian, tujuan penelitian serta hipotesis penelitian. Teori- teori tersebut, dalam tesis ini terdapat dalam bab dua. Bab ini mencoba menghadirkan teori para alhi atau kajian teori yang disandarkan fokus masalah tentang struktur religius dan bahan ajar cerpen

anak. Teori yang akan dikaji tentang pengertian sastra anak, hakikat dan fungsi

sastra anak, jenis sastra anak, definisi cerpen dan unsure-unsur intrinsiknya, nilai religius dan religiusitas dalam sastra anak, karakteristik psikologi sastr anak dan bahan ajar.

Bab tiga dalam penelitian ini, yakni metode penelitian. Komponen yang terdapat dalam bab ini diantaranya: Populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, definisi oprasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data.

Bab empat pembahasan, dalam bab ini akan dibahas mengenai data penelitian, analisis struktur, nilai-nilai religius dan temuan hasil penelitian. Dan pembahasan hasil penelitian.

Bab lima menghadirkan model bahan ajar berupa modul kesusastraan dan rancangan pembelajarannya, sedangkan pada bab enamnya berisi kesimpulan dan saran.


(25)

14

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP


(26)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut: teknik pengumpulan data, instrument penelitian, sumber data penelitian, populasi dan sampel, dan prosedur penelitian.

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam pengertian yang lebih luas, metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibatnya berikutnya. Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami. Pernyataan tersebut dipertegas Iskandarwassid dan Sunendar (2009: 56) yang mengatakan bahwa metode lebih bersifat prosedural dan sistemik karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.

Syamsuddin dan Damaianti (2006: 14) mengatakan bahawa metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, betapa pentingnya metode dalam suatu penelitian. Metode penelitian sangat diperlukan sebagai arah dalam melaksanakan penelitian agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Metode dapat pula mempermudah dalam penyelesain penelitian.


(27)

48

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Oleh karena itu, menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif. Creswell (2003: 18),

menjelaskan,” A qualitative approach is one in wich the inquirer often makes

knowledge claim based primarily on constuctivist perspectives (i. e. the multiple meaning of individual experiences, meanings socially and historically constructed with an intent of developing a theory or patern) or advocacy/ participatory perspectives (i. e. political, issue-oriented, collaborative or change

oriented) or both”. menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif merupakan suatu penemuan yang sering membuat tuntutan pengetahuan pada peneliti berdasarkan pada perspektif para pemikir konstuktif (sebagai contoh: pemaknaan yang bermacam-macam dari pengalaman-pengalaman individual, makna-makna secara sosial, serta konsep-konsep historis, dengan pemaknaan dari perkembangan sebuah teori maupun pola-pola) ataupun dukungan/ perspektif parsipatoris (sebagai contoh: masalah-masalah politik, orientasi isu-isu, maupun orientasi kolaboratif atau perubahan orientasi atau keduanya).

Qualitative researchers study things intheir natural settings, attempting to

makes sense of or interpret phenomenon interm of the meanings people bring to them (Denzine & Lincoln, 2000: 3). Mengandung pengertian bahwa: para peneliti

kualitatif mempelajari hal-hal di lingkungan alami mereka, berusaha membuatnya masuk akal atau menafsirkan fenomena dalam istilah-istilah yang dibawa oleh orang-orang kepada mereka.

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (Moleong, 2005: 2-3), pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa-apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu,


(28)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga, dan seterusnya. Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian kuantitatif mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas penghitungan persentase, rata-rata, kuadrat, dan penghitungan lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada penghitungan, angka, atau kuantitas. Hal ini yang membedakan dengan penelitian kualitatif.

Mayring (2000), menjelaskan penelitian kualitatif, ”Qualitative content analysis want to preserve the advantages of qualitative contens analysis for a

more qualitative text interpretation” (analisis kualitatif mempunyai banyak kelebihan/keuntungan dalam menginterpretasikan teks atau bahan penelitian).

Menurut Wallen dan Warren (dalam Cahyani, 2011:224) penelitian kulalitatif adalah studi yang penekanannya berhubungan dengan aktivitas-aktivitas, situasi-situasi atau bahan-bahan yang memerlukan deskripsi yang utuh tetntang sesuatu.

Mc Millan dan Scmaher (dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2006: 73) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang yang terlibat dalam penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Ratna (2011: 53) mengungkapkan bahwa metode deskriftif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan kata-kata yang kemudian disusul dengan analisis. Metode deskriftif digunakan tidak terbatas hanya pada pengumpulan dan penyususnan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Dalam hal ini, metode deskriftif analisis berarti bukan hanya melakukan deskripsi murni, melainkan juga menetapkan arti, dan menarik kesimpulan atau impilkasi. Dengan demikian, metode ini berusaha pula mendeskripsikan fakta secara logis. Melalui metode ini, pendeskripsian data


(29)

50

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan cara menunjukkan fakta-fakta yang berhubungan dengan struktur cerita, dilanjutkan dengan penganalisisan fakta-fakta data dan dilengkapi dengan pendeskripsian dan nilai-nilai religius yang terdapat dalam cerpen anak yang diteliti..

Sugiyono (2010:22) menambahkan mengenai hal tersebut, menurutnya data yang terkumpul menggunakan metode ini berupa atau berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak terlalu menekankan pada angka. Jadi metode deskriptif digunkan untuk membantu identifikasi dan pemaparan unsur-unsur yang menjadi fokus penelitian.

Metode ini dipilih karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan struktur dan nilai religius yang terkandung dalam cerita pendek anak-anak yang termuat dalam rubrik “Anak” surat akabar Pikiran Rakyat

Deskripsi dan analisis dilakukan terhadap struktur pembangunan cerpen yaitu plot/alur, tokoh, dan penokohan, latar, sudut pandang, dan tema. Metode ini juga dilakukan dalam menganalisis nilai religius yang terkandung di setiap cerpen anak tersebut.

Prosedur yang ditempuh oleh peneliti dalam menganalisis cerpen dari segi struktur dan nilai religinya dengan mengklompokan.

- tema; - alur;

- penokohan; - latar dan; - nilai religinya.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian sering disebut juga dengan rancangan penelitian. Pada bagian ini diungkapkan bentuk rancangan penelitian yang dilakukan. Bagian rancangan penelitian merupakan deskripsi tentang kegiatan penelitian yang dilakukan, terutama dalam mendapatkan data dan memperlakukannya.


(30)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiap kegiatan penelitian sejak awal sudah harus ditentukan dengan jelas pendekatan atau desain penelitian apa yang akan diterapkan. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut dapat benar-benar mempuunyai landasan kokoh, dilihat dari sudut metodologi penelitian. Di samping pemahaman hasil penelitian yang akan lebih proporsional apabila pembaca mengetahui pendekatan yang diterapkan.

Objek dan masalah penelitian memang mampengaruhi pertimbangan-pertimbangan mengenai pendekatan, desain, ataupun metode penelitian yang akan diterapkan. Tidak semua objek dan masalah penelitian bisa didekati dengan pendekatan tunggal, sehingga diperlukan pemahaman pendekatan lain yang berbeda dengan tujuan objek dan masalah yang akan diteliti, tidak pas atau kurang sempurna dengan satu pendekatan. Maka pendekatan lain dapat digunakan, atau bahkan mungkin menggabungkannya.

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan. Suknadinata (2008: 58) mengatakan bahwa metode penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan kondisi apa arti data dikumpulkan, dan dengan cara apa data dihimpun atau diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang diteliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data kulaitatif yang berupa deskripsi struktur cerpen (unsur intrinsik cerpen), dan nilai religiusnya. Pengumpulan data ini dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, dilakukan pengkajian unsur pembentuknya dengan menggunakan pendekatan struktural. Dari tahap ini akan diperoleh deskripsi struktur unsur intrinsik dan nilai religius cerpen anak yang terdapat pada Pikiran Rakyat. Tahap kedua, dilakukan


(31)

52

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengkajian atau menginterpretasi temuan hasil penelitian layak tidaknya untuk dijadikan sebagai bahan ajar apresiasi sastra di SMP.

Untuk lebih jelasnya desain dalam penelitian ini di gambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

Gambar 3.2

Nilai religius Cerpen anak 1. Keimanan

2.Norma Kehidupan 3. Sikap prilaku

Cerpen Anak pada surat kabar

Pikiran Rakyat

Pembangun Cerpen Anak

1. Alur 2. Penokohan 3. Latar

4. Sudut Pandang 5. Tema

Analisis Pembangun Cerpen dan Nilai Religius Cerpen Anak

Langkah-langkah:

1. Memilah-milah cepen yang sesuai dengan criteria.

2. Membaca cerpen-cerpen anak tersebut 3. Mengidentifikasi struktur dan nilai religi 4. Merangkum hasil temuan


(32)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3 Teknik Pengumplan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, diantaranya sebagai berikut.

1. Studi Pustaka

Teknik ini dilakukan dengan untuk menggali teori yang relevan dengan hal-hal yang dikaji dalam penelitin ini. Teori tersebut diantaranya adalah teori tentang struktural, khususnya struktur pembangun cerita pendek, teori tentang nilai religius.

2. Diskusi Kelompok Terfokus

Teknik diskusi ini digunakan dalam upaya menggali, mengklarifikasi, memperbaiki dan melengkapi hasil analisis bersama dosen maupun dengan teman sejawat.

3.4 Definisi Oprasional

Untuk lebih memahami peristilahan yang dalam penelitian ini, berikut ini dikemukakan definisi oprasionalnya.

1. Struktur cerpen merupakan susunan yang terkandung dalam cerpen anak yang saling terkait sehingga memberi makna yang menyeluruh pada cerpen anak tersebut.

Hasil Analisis

Bahan Ajar Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia


(33)

54

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Nilai religius merupakan perilaku manusia yang didasarkan pada ajaran agama, dan semua agama mengajarkan kepada kebaikan. Dalam cakupan religius keislaman ada nilai-nilai tertentu yang harus ada (tauhid, fikih, dan ahlak)

3. Cerpen anak adalah cerpen yang diperuntukan untuk anak-anak yang ditulis baik oleh anak-anak maupun penulis dewasa, yang ada disurat kabar Pikiran Rakyat yang terbit setiap hari minggu.

4. Surat kabar Pikiran Rakyat adalah media masa atau media cetak (koran) lokal Jawa Barat dan Banten.

5. Bahan ajar sastra adalah bahan atau materi kesusastraan yang akan diajarkan kepada siswa sebagai upaya untuk meningkatkan daya apresiasi sastra.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri. Untuk melaksanakan teknik penelitian digunakan alat pendukung sebagai berikut:

1) Pedoman anlisis teks: pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam penganalisisan setiap cerpen;

2) Pedoman analisis nilai religius pada cerpen-cerpen anak tersebut.

Tabel 3.1 Pedoman Analisis

No Pokok Analisis Unsur Pembangun Tujun

1. Analisis Struktur Cerpen

a. Plot atau alur: jalan cerita atau berlangsungnya rentetan suatu peristiwa yang

sambung menyambung b. Latar: tepat kejadian, waktu,

- Untuk

mengetahui isi dari unsure pembangun masing-masing


(34)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau suasana yang memberikan kemiripan kenyataan untuk menimbulkan kesan kesungguhan.

c. Tokoh dan penokohan: tokoh mengacu kepada orangnya, sedangkan penokohan merujuk kepda watak yang dibawa oleh tiap-tiap tkoh cerita.

d. Sudut pandang: cara atau teknik yang digunakan pengarang dalam

mencurahkan berbagai sikap dan pandangan melalui para tokoh cerita dan digunakan sebagai tempat berpijak pengarang dalam menyampaikan pandangannya. e. Tema: makna yang

terkandung dalam suatu karya sastr dan dijadikan dasar penyusunan karya sastra yang digambarkan melalui para tokoh.

cerpen yang akan dianalisi - Agar mudah

memahami bahwa unsure pembangun cerpen dapat mendeskripsik an keseluruhan makna cerpen.


(35)

56

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Analisis Nilai Religius 1. 1. Keimanan (Tauhid) a. Iman kepada Allah b. b. Taqwa kepada Allah c. c. Taubat

2. 2. Norma Kehidupan (Fiqih) 3. a. Halal

b. Haram c. Makruh d.Mubah e. Sunat

4. 3. Sikap Prilaku (Akhlak) a. Sabar

b. Rendah hati c. Tawakal d. Jujur e. Ikhlas f. Disiplin

g. Cara Berpakaian

Jauhari, (2009:36-37

Untuk mengenal dan meneladani nilai religius yang tergambar dari masing-masing cerpen yang dianalistis.

3.6 Data dan Sumber Data Penelitian

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah cerpen anak yang termuat dalam surat kabar Pikiran Rakyat. Alasan penulis dalam memilih surat kabar tersebut adalah dengan pertimbangan dan asumsi bahwa surat kabar ini merupakan salah satu surat kabar Lokal yang sudah lama beredar di Jawa Barat dan Banten yang memang kualitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu surat kabar Pikiran Rakyat merupakan surat kabar yang mudah didapat dan satu-satunya surat kabar lokal Jawa Barat dan Banten yang memuat rubrik anak salah satunya tersedianya cerpen anak setiap terbitan hari Minggu. Selain alasan


(36)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut Pikiran Rakyat pun akan mudah diperoleh oleh anak-anak bila cerpen yang terdapat di dalamnya layak untuk dijadikan bahan ajar.

Data untuk penelitian ini adalah dua belas cerita pendek yang mewakilli setiap bulan selama tahun 2012. Pengambiln data dari surat kabar yang terbit pada bulan-bulan tersebut melibatkan dua orang rekan guru Bahasa Indonesia ditempat tugas peneliti bekerja, yakni di SMPN 1 Cimanuk,

Indikator dalam pemilihan cerpen-cerpen untuk dijadikan sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Nama pengarang cerpen; 2. Judul cerpen;

3. Bahasanya mudah dipamai;

4. Tema sesuai tingkat umur siswa SMP: 5. Memuat pesan yang baik (pesan Religius).

Selain itu pengambilan data ini disesuaikan dengan kemampuan tenaga, waktu, dan biaya yang ada pada peneliti. Adapun judul-judul cerpen yang mewakili adalah: (1) Jujur Pembawa Mujur(3 Januari 20112), (2) “Sahabat dalam Suka dan Duka(7 Februari 2012), (3) Peluk Cium Sang Kakak (14 Maret 2012), (4) Calon ketua (11 April 2012), (5) Harapan Lisa (23 Mei 2012), (6) Sahabat Sejati(6 Juni 2012), (7) Ibu(25 Juli 2012), (8) Untung Ada HP(29 Agustus 2012), (9) Nasib Mbah Toto (5 Sptember 2012), (10) Perang Badar (24 Oktober 2012), (11) Adik Baru Buat Nadilla (28 November 2012), (12) Arti Sebuah Kejujuran (19 Desember 2012).

3.7 Teknik Analisis Data

Teknis anlisis data bertujuan untuk mengungkapkan proses pengorganisasian dan pengurutan data tentang struktur dan nilai-nilai moral yang terdapat dalam cepen anak pada surat kabar Pikiran Rakyat. Selanjutnya hasilnya dimasukan ke dalam pola kategori satuan uraian sehingga pada akhirnya dapat


(37)

58

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditarik kesimpulan tentang struktur dan nilai religius pada cerpen anak dalam surat kabar Pikiran Rakyat.

Berdasarkan data penelitian yang telah terkumpul data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Membaca cerpen-cerpen anak tersebut.

2. Mengidentifikasi struktur dan nilai religius cerpen anak pada surat kabar

Pikiran Rakyat tersebut.

3. Membuat catatan-catatan berdasarkan hasil analisis untuk nantinya digunakan untuk menginterpretasikan hasil analisis data.

4. Mendeskripsikan struktur dan nilai religius cerpen berdasarkan interpretasi yang dilakukan.


(38)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

175

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Cerita anak karya anak-anak yang dimuat pada surat kabar Pikiran Rakyat (periode Januari sampai Desember 2012), berdasarkan hasil penelitian pada bab empat dan mengacu pada hasil analisis terhadap fokus masalah penelitian dapat disimpulkan dari analisis tersebut, sebagai berikut.

1)cerita anak karya anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat memiliki unsur pembangun atau telah memiliki struktur berupa unsur intrinsik berikut; tema, kecenderungan tema pada cerpen-cerpen tersebut kesetia kawanan sosial dan kesatria; alur, penggunaan alur cukup sederhana lurus (kronologis) tahap awal menceritakan peristiwa sebagai pengenalan, bagian tengah menceritakan konflik yang terjadi,dan pada bagian akhir penyelesain konflik, dengan jalinan peristiwa berpusat pada tokoh utamanya dan kecenderungan alur yang digunakan adalah alur maju (progresif); tokoh merupakan representasi manusia dalam kehidupan sehari-hari, tokoh-tokoh yang dipakai adalah tokoh anak-anak atau dekat dengan kihidupan anak seperti: ibu, bapak, kakak, adik, kakek, nenek dan guru; tokoh dan penokohan, penggunaan tokoh rata-rata 3 orang dengan menggunakan tokoh utamanya berada diluar cerita atau sudut pandang “diaan” dan penokohan digaambarkan secra dramatik.; latar, latar pada umumnya berkisar pada tempat-tempat yang dalam keseharian dijadikan untuk berbagai aktivitas. Seperti kecenderungannya di sekolah dan rumah. Suasana gambaran saat istirahat, pulang sekolah, dan ketika hendak berangkat sekolah; amanat, amanat yang terkandung


(39)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

176

merupakan repleksi dari nilai-nilai religius berupa nilai keimanan, norma kehidupan dan sikap (perilaku).

2) Kandungan nilai religi dalam cerpen anak pada Pikiran Rakyat tersebut, dikelompokan pada tiga unsur utama; 1) nilai keimanan (tauhid); 2) nlai kehidupan (fikih); 3) sikap perilaku (ahlak).

3) Nilai religius dalam tokoh dapat dilihat dari nama dan perilaku tokoh. Nama-nama yang mencerminkan nilai religious Islami misalnya: Zaki, Taufik, Hamzah, Rosulullah, Aisyah. Sedangkan perilaku yang bernilai religious misalnya: hormat, taat, bertakwa, suka menolong, suka bersedekah, sayang kepada fakir miskin, mengucapkan salam, dan hormat pada orang tua.

4) Desain bahan ajar yang sesuai dari kumpulan cerpen anak, karya anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat yang dijadikan data dalam penelitian ini berupa modul kesusastraan. Peruntukannya sesuai dengan setandar kompetensi maupun kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) layak digunakan bagi siswa SMP kelas IX.

6. 2 Saran

Setelah menarik kesimpulan bahwa cerita anak karya anak-anak pada Pikiran

Rakyat memiliki kelayakan untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar, peneliti

kemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1) Berdasarkan hasil analisis terhadap struktur dan nila religi cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat, memiliki struktur pembangun cerita seperti alur yang cukup sederhana, tema kecenderungannya kesetikawanan sosial,


(40)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

177

tokoh dan penokohan kecenderunganya representasi manusia dalam kehidupan sehar-hari, latar berlangsung disekitar kehidupan anak dan amanat berupa nilai-nilai didaktis. Hal ini akan mempermudah siswa dalam mempelajarinya dan ketertarikan pada sastra akan meningkat.

2) Nilai-nilai moral dikemas berupa nilai religi yang digambarkan oleh perilaku tokoh dapat memberikan nilai didaktis pada anak-anak sehingga kecenderungan anak untuk meniru perilaku tokoh sangat besar. Oleh karena itu pembelajar sastra khususnya cerpen dapat membentuk karakter siswa.

3) Dalam memilih bahan pembelajaran yang baik, guru harus mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Pertimbangan itu meliputi nilai-nilai baik buruknya dari segi sastra misalnya amanat atau pesan-pesan moral kemanusiaan (nilaia religius), latar belakang sosial budaya peserta didik dimana mereka tinggal, relevan tidaknya dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran, dan faktor kesesuaian tingkat kematangan dan tarap berfikir siswa. Pesan-pesan religius dalam cerita mengandung ajaran tentang hal baik atau hal buruk yang dapat diterima secara umum oleh masyarakat mengenai suatu tuntunan perbuatan, dan memberikan gambaran islami yang dapat dijadikan contoh dan teladan oleh siswa dalam berprilaku sehari-hari. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka ke dua belas cerpen yang dijadikan data penelitian sesuai untuk dijadikan bahan ajar apresiasi sastra.

4) Dalam mengajarkan apresiasi sastra seperti halnya cerpen maupun nopel akan lebih bermakna bila bahan ajarnya diberikan pada siswa secara utuh bukan penggalan-penggalan cerita atau sinopsisnya.

5) Kajian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu peneliti berharap ada tindak lanjut dalam bentuk penggalian lain dari peneliti-peneliti selanjutnya.


(41)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Ampera, T. (2010). Pengajaran sastrat teknik mengajar sastra anak berbasis

aktivitas. Bandung: Widya Padjajaran.

Aminudin. (2010). Pengantar apresiasi sastra. Bandung: Sinar Baru Algenindo.

Bunanta, M.(1998). Problematika penulisan cerita rakyat. Jakarta: Balai Pustaka.

Atmosuwito, S.(2010). Perihal sastra &religiusitas dalam sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Cahyani I. (2011). Menulis proposal penelitian. Bandung: CV Warli Artika.

Desmita. (2009). Psikologi perkembangan pesrta didik (panduan bagi orang tua

dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP, SMA).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. ( 2006). Silabus mata pelajaran

bahasa indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional (2008). Materi pelatihan KTSP. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.

Endraswara, S. (2003). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Widiyatama.

http: //jurnal sastra/blogspot.com. 24 September 2012.

Iskandarwassid dan Dadang S. (2009). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jabrohim. (2012). Teori penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jauhari, H.(2010). Cara memahami nilai religius dalam karya sastra dengan

pendekatan reader’s response. Bandung: Arfino Raya.

Junaedi, O. (2011). Nilai-nilai moral dan sosiologis cerpen anak pada surat kabar


(42)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Januari, T. P dan Muliastuti, L (2009). Modul bahasa indonesia SMP terbuka. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Kurniawan, H. (2009). Sastra anak dalam kajian strukturalisme, sosiaologi,

semiotika, hingga penulisan kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kutha R. N. (2012). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Luxembrug, J. V, dkk. (1989). Pengantar ilmu sastra. (Terjemahan Dic Hartoko). Jakarta: PT Gramedia.

Lasmayati, T. (2009). Upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan.

deskripsi melalui teknik pembelajaran reka cerita gambar pada kelas VI SDN nembol mandalawangi pandeglang tahun 2008/2009. Jurnal Penelitian. LPPM Untirta, Edisi 12 Tahun 2009: 28-30.

Mangunwijaya, Y.B. ( 1984). Sastra dan religius. Yogya karta: Kanisius.

Majid, A. (2008). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar

kompetensi guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiantoro, B. (2005). Sastra anak pengantar pemahaman dunia anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurgiantoro, B. (2012). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pradopo, R. D. (2009). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pratiwi, D. B. (2011). Nilai ahlak mulia cerpen anak KKPK dan desain

pembelajarannya. Tesis: Tidak diterbitkan.

Rusyana, Y. (1982). Metode pengajaran sastra. Bandung: CV Gunung Larang.

Rusyana, Y .(1984). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung: Diponogoro.

Rahmanto, B. (2000). Metodologi pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius.


(43)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sayuti, A Suminto.(1996). Apresiasi prosa fikisi. Jakarta: Depdikbud

Suyatno. (2009). Struktur narasi karya sastra anak. Surabaya: Jaring Pena.

Sarumpaet, R. K. (2010). Pedoman penelitian sastra anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Saryono, D. (2009).Dasar apresiasi sastra. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Setiawan, H. (2008). Ensiklopedi sastra indonesia. Bandung: Kiblat.

Siswanto, W. (2008). Pengantar teori sastra. Jakarta: PT Grasindo.

Sugiyono. (2010). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: CV. Alpabeta.

Sumiyadi dan Anshori. (2009). Kajian sastra dalam perspektif teori

kontemporer. Bandung: Jurdiksastrasia FPBS UPI.

Sumiyadi. (2012). Menemui puisi islami. Tersedia : http:// Sumiyadi. Staf. Upi. Edu. Diakses 17 Desember 2012.

Syamsuddin dan Vismaia S. D. (2006). Metode penelitian pendidikan

bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sarimanah, Er. (2011) “Pendidikan karakter dalam pembelajaran cerita pendek

yang apresiatif”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia.Artikulasi,Vol.11. No.2, 209-220.

Teeuw, A. (2003). Sastra dan ilmu sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Tarigan, Henry Guntur. (1995). Dasar-dasar psikiosastra. Bandung: Angksa

Thahar, H. E. (2009). Kiat menulis cerita pendek. Bandung: Angkasa.

Wellek, R dan A, W. (1989). Teori kesusastraan. terjemahan melani budianto. Jakarta: Gramedia.


(44)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Waluyo, H. J. (2004). Pengkajian cerita fiksi. Surakarta: Sebelas Maret University.

Wahidin. (2009). Hakikat sastra anak.

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/ 2009/03/18/hakikat-sastra-anak/ (diunduh 11 Januari 2013 06:42 WIB)

www.scribd.com. 24 September 2012.

Yuwono, S. (2004). Pengembangan kemampuan membaca sastra bahan pelatihan

terintegrasi berbasis kompetensi guru SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.


(1)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

176

merupakan repleksi dari nilai-nilai religius berupa nilai keimanan, norma kehidupan dan sikap (perilaku).

2) Kandungan nilai religi dalam cerpen anak pada Pikiran Rakyat tersebut, dikelompokan pada tiga unsur utama; 1) nilai keimanan (tauhid); 2) nlai kehidupan (fikih); 3) sikap perilaku (ahlak).

3) Nilai religius dalam tokoh dapat dilihat dari nama dan perilaku tokoh. Nama-nama yang mencerminkan nilai religious Islami misalnya: Zaki, Taufik, Hamzah, Rosulullah, Aisyah. Sedangkan perilaku yang bernilai religious misalnya: hormat, taat, bertakwa, suka menolong, suka bersedekah, sayang kepada fakir miskin, mengucapkan salam, dan hormat pada orang tua.

4) Desain bahan ajar yang sesuai dari kumpulan cerpen anak, karya anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat yang dijadikan data dalam penelitian ini berupa modul kesusastraan. Peruntukannya sesuai dengan setandar kompetensi maupun kompetensi dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) layak digunakan bagi siswa SMP kelas IX.

6. 2 Saran

Setelah menarik kesimpulan bahwa cerita anak karya anak-anak pada Pikiran Rakyat memiliki kelayakan untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar, peneliti kemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1) Berdasarkan hasil analisis terhadap struktur dan nila religi cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar Pikiran Rakyat, memiliki struktur pembangun cerita seperti alur yang cukup sederhana, tema kecenderungannya kesetikawanan sosial,


(2)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

177

tokoh dan penokohan kecenderunganya representasi manusia dalam kehidupan sehar-hari, latar berlangsung disekitar kehidupan anak dan amanat berupa nilai-nilai didaktis. Hal ini akan mempermudah siswa dalam mempelajarinya dan ketertarikan pada sastra akan meningkat.

2) Nilai-nilai moral dikemas berupa nilai religi yang digambarkan oleh perilaku tokoh dapat memberikan nilai didaktis pada anak-anak sehingga kecenderungan anak untuk meniru perilaku tokoh sangat besar. Oleh karena itu pembelajar sastra khususnya cerpen dapat membentuk karakter siswa.

3) Dalam memilih bahan pembelajaran yang baik, guru harus mempertimbangkan faktor-faktor tertentu. Pertimbangan itu meliputi nilai-nilai baik buruknya dari segi sastra misalnya amanat atau pesan-pesan moral kemanusiaan (nilaia religius), latar belakang sosial budaya peserta didik dimana mereka tinggal, relevan tidaknya dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran, dan faktor kesesuaian tingkat kematangan dan tarap berfikir siswa. Pesan-pesan religius dalam cerita mengandung ajaran tentang hal baik atau hal buruk yang dapat diterima secara umum oleh masyarakat mengenai suatu tuntunan perbuatan, dan memberikan gambaran islami yang dapat dijadikan contoh dan teladan oleh siswa dalam berprilaku sehari-hari. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka ke dua belas cerpen yang dijadikan data penelitian sesuai untuk dijadikan bahan ajar apresiasi sastra.

4) Dalam mengajarkan apresiasi sastra seperti halnya cerpen maupun nopel akan lebih bermakna bila bahan ajarnya diberikan pada siswa secara utuh bukan penggalan-penggalan cerita atau sinopsisnya.

5) Kajian yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu peneliti berharap ada tindak lanjut dalam bentuk penggalian lain dari peneliti-peneliti selanjutnya.


(3)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ampera, T. (2010). Pengajaran sastrat teknik mengajar sastra anak berbasis aktivitas. Bandung: Widya Padjajaran.

Aminudin. (2010). Pengantar apresiasi sastra. Bandung: Sinar Baru Algenindo. Bunanta, M.(1998). Problematika penulisan cerita rakyat. Jakarta: Balai Pustaka. Atmosuwito, S.(2010). Perihal sastra &religiusitas dalam sastra. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Cahyani I. (2011). Menulis proposal penelitian. Bandung: CV Warli Artika. Desmita. (2009). Psikologi perkembangan pesrta didik (panduan bagi orang tua

dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP, SMA). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. ( 2006). Silabus mata pelajaran bahasa indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional (2008). Materi pelatihan KTSP. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional.

Endraswara, S. (2003). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Widiyatama.

http: //jurnal sastra/blogspot.com. 24 September 2012.

Iskandarwassid dan Dadang S. (2009). Strategi pembelajaran bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jabrohim. (2012). Teori penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jauhari, H.(2010). Cara memahami nilai religius dalam karya sastra dengan pendekatan reader’s response. Bandung: Arfino Raya.

Junaedi, O. (2011). Nilai-nilai moral dan sosiologis cerpen anak pada surat kabar kompas dan model pembelajaranya. Tesis: Tidak diterbitkan.


(4)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Januari, T. P dan Muliastuti, L (2009). Modul bahasa indonesia SMP terbuka. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Kurniawan, H. (2009). Sastra anak dalam kajian strukturalisme, sosiaologi, semiotika, hingga penulisan kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kutha R. N. (2012). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Luxembrug, J. V, dkk. (1989). Pengantar ilmu sastra. (Terjemahan Dic Hartoko). Jakarta: PT Gramedia.

Lasmayati, T. (2009). Upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan. deskripsi melalui teknik pembelajaran reka cerita gambar pada kelas VI SDN

nembol mandalawangi pandeglang tahun 2008/2009. Jurnal Penelitian. LPPM Untirta, Edisi 12 Tahun 2009: 28-30.

Mangunwijaya, Y.B. ( 1984). Sastra dan religius. Yogya karta: Kanisius. Majid, A. (2008). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar

kompetensi guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiantoro, B. (2005). Sastra anak pengantar pemahaman dunia anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nurgiantoro, B. (2012). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Pradopo, R. D. (2009). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pratiwi, D. B. (2011). Nilai ahlak mulia cerpen anak KKPK dan desain pembelajarannya. Tesis: Tidak diterbitkan.

Rusyana, Y. (1982). Metode pengajaran sastra. Bandung: CV Gunung Larang. Rusyana, Y .(1984). Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan. Bandung:

Diponogoro.

Rahmanto, B. (2000). Metodologi pengajaran sastra. Yogyakarta: Kanisius. Sarjono dan Pratiwi. (1992). Pengantar pengkajian sastra. Jakarta: Balai Pustaka.


(5)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sayuti, A Suminto.(1996). Apresiasi prosa fikisi. Jakarta: Depdikbud Suyatno. (2009). Struktur narasi karya sastra anak. Surabaya: Jaring Pena.

Sarumpaet, R. K. (2010). Pedoman penelitian sastra anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Saryono, D. (2009).Dasar apresiasi sastra. Yogyakarta: Elmatera Publishing. Setiawan, H. (2008). Ensiklopedi sastra indonesia. Bandung: Kiblat.

Siswanto, W. (2008). Pengantar teori sastra. Jakarta: PT Grasindo.

Sugiyono. (2010). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: CV. Alpabeta.

Sumiyadi dan Anshori. (2009). Kajian sastra dalam perspektif teori kontemporer. Bandung: Jurdiksastrasia FPBS UPI.

Sumiyadi. (2012). Menemui puisi islami. Tersedia : http:// Sumiyadi. Staf. Upi. Edu. Diakses 17 Desember 2012.

Syamsuddin dan Vismaia S. D. (2006). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sarimanah, Er. (2011) “Pendidikan karakter dalam pembelajaran cerita pendek yang apresiatif”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan sastra

Indonesia.Artikulasi,Vol.11. No.2, 209-220.

Teeuw, A. (2003). Sastra dan ilmu sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Tarigan, Henry Guntur. (1995). Dasar-dasar psikiosastra. Bandung: Angksa Thahar, H. E. (2009). Kiat menulis cerita pendek. Bandung: Angkasa.

Wellek, R dan A, W. (1989). Teori kesusastraan. terjemahan melani budianto. Jakarta: Gramedia.


(6)

Ruskanda, 2014

Struktur dan nilai-nilai dalam cerpen anak karya anak-anak pada surat kabar pikiran rakyat dan pemanfatannya sebagai bahan ajar di SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Waluyo, H. J. (2004). Pengkajian cerita fiksi. Surakarta: Sebelas Maret University.

Wahidin. (2009). Hakikat sastra anak.

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/ 2009/03/18/hakikat-sastra-anak/ (diunduh 11 Januari 2013 06:42 WIB)

www.scribd.com. 24 September 2012.

Yuwono, S. (2004). Pengembangan kemampuan membaca sastra bahan pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi guru SMP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.


Dokumen yang terkait

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA CERPEN-CERPEN KARYA SISWA SMP DALAM MAJALAH HORISON DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

2 33 89

PENGGUNAAN DIKSI PADA PUISI ANAK DALAM SURAT KABAR KOMPASEDISI NOVEMBER 2015 DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN Penggunaan Diksi pada Puisi Anak dalam Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Pemanfaatannya sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP

0 2 12

PENGGUNAAN DIKSI PADA PUISI ANAK DALAM SURAT KABAR Penggunaan Diksi pada Puisi Anak dalam Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Pemanfaatannya sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII.

0 3 11

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM SASTRA ANAK PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MARET 2013.

0 4 22

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 11

PENDAHULUAN Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 3 7

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai-Nilai Edukatif Dalam Novel Anak-Anak Langit Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 2 14

NILAI-NILAI EDUKATIF KUMPULAN CERPEN ANAK PIALA UNTUK NILAI-NILAI EDUKATIF KUMPULAN CERPEN ANAK PIALA UNTUK SISI KARYA M. ARMAN AZ. DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR.

0 1 12

PENDAHULUAN NILAI-NILAI EDUKATIF KUMPULAN CERPEN ANAK PIALA UNTUK SISI KARYA M. ARMAN AZ. DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR.

0 0 6

STRUKTUR DAN NILAI KARAKTER DALAM ANTOLOGI PUISI INDONESIA MODERN ANAK-ANAK SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMP.

3 97 56