Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Angka Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Derwati Tahun 2002.

ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA
ANGKA KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DERW ATI
TAHUN 2002
Tessa Wiguna Salim
9610026

Pembimbing:
Felix Kasim, dr, M.Kes
Latar belakang penelitian ini adalah penyakit ISPA pada balita merupakan
penyakit dengan angka kejadian tertinggi pada tahun 2002 di Puskesmas Derwati.
Tingginya angka kejadian ISPA ini disinyalir dipengaruhi oleh faktor pendidikan
ibu, pekerjaan ibu, jumlah anak, penghasilan perkapita keiuarga, pengetahuan,
sikap dan perilaku ibu mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan ISP A,
dan kurangnya penyuluhan.
Tujuan
penelitian
adalah
untuk
mengetahui

faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingginya angka kejadian ISP A pada balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Derwati.
Metode penelitian yang digunakan adalah analitik, rancangan cross sectional
dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi 44 pertanyaan. Subyek
penelitian adalah ibu atau pengganti ibu yang pada bulan Agustus 2003
mempunyai anak balita, yang bennukim di wilayah kerja Puskesmas Derwati.
Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling dengan jumlah
responden 111 orang.
Hasil penelitian berupa gambaran karakteristik, pengetahuan, sikap, perilakl1,
dan penyuluhan, diikuti oleh hasil analisis bivariat pengaruh faktor pendidikan,
pekerjaan, jumlah anak, penghasilan perkapita keluarga, pengetahuan, sikap,
perilaku, dan penyuluhan.
Kesimpulan yang didapatkan adalah terdapat pengaruh faktor pendidikan,
pengetahuan, sikap, perilaku dan penyuluhan terhadap tingginya angka kejadian
ISP A pada balita di Puskesmas Derwati.
Saran penulis terhadap masalah ini adalah meningkatkan pengetahuan ibu
mengenai penyakit ISP A pada balita dengan penyuluhan.


ABSTRACT
FACTORS THAT INFLUENCED A HIGH URTI OCCURRENCE
RA TE IN CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD
IN PUSKESMAS DERWATI WORKING AREA
YEAR 2002
Tessa Wiguna Salim
9610026

Tutor:
Felix Kasim, dr, MKes

The background of this research is that upper respiratory tract infection
(URTI) disease in children under five years old was o.lhighest occurrence rate in
2002 at Puskesmas Derwati. This high (URTI) occurrence rate was indicated as
being influenced by the factors o.l mother's education, mother's occupation,
amount o.l children, percapita income of household, knowledge, mother's attitude
and behavior on URTI related matters, and the lack o.lextension.
The purpose of this research was to find out those factors that influenced
the high URTI occurrence in Puskesmas Derwati 's working area.
The method used was analytical, with a cross sectional design, and a

research instrument of a 44-question questionaire.
The subjects were those
mothers or substitude mothers who in August 2003 have chlild or children under
five years old, domiciled in Puskesmas Derwati's working area. The sampling
technique was cluster sampling with 111 respondents.
The results were the description o.l characteristic, knowledge, attitude,
behavior, and extension, followed
by the result 0./ bivariate analysis on
educational, occupation, amount o.l children, percapita income of household,
knowledge, attitude, behavior, and extension factors.
The recommendation
of the author in relation to this problem was that it
needs' to promote the knowledge o.l mothers on URTI disease in balita hy
extension.

v

DAFTAR ISI
HALAMAN


LEMBAR PERSETUJUAN... ...

...

... ii

SURA T PERNY ATAAN

iii

ABS TRAK

iv
v

ABSTRACT
PRAKA TA

...
...


...

...

vi

DAFT AR ISI

DAFTAR TABEL

viii

x

...

DAFT AR LAMPIRAN

xii


BAB I PENDAHULUAN

1
1
2
4
5
6
6
7
9
10
11

1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Makslld dan TlIjuan penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian
1.5. Kerangka Konsep

1.6. Hipotesis (Ho)
1.7. Deflnisi Operasional
1.8. Metodologi Penelitian
1.9. Lokasi dan Waktu Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN ISPA
11
2.2. GAMBARAN KLINIS ISP A
12
2.3. KLASIFIKASI ISP A
12
2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA ISPA.14
2.5. PENGOBATAN DAN PERAWATAN PENDERITA ISPA
15
2.6. PENCEGAHAN ISPA
16
2.7. TINJAUAN MENGENAI PERILAKU KESEHATAN
16
BAB III BAHAN DAN METODA PENELITIAN

22
3.1. Rancangan Penelitian
3.2. Metode Penelitian
3.3. Instrumen Penelitian
3.4. Pengumpllian Data
3.5. Teknik Analisis Data ...
3.6. Penyajian Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

...

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian
4.2. Hasil Penelitian

22
22
22
22
25
28

29
29
30

Vlll

IX

4.2. Hasil Penelitian
...
4.3. Keterbatasan penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

30
55
56

5.1. Kesimpulan.
5.2. Saran
DAFT AR PUST AKA


56
56
57

LAMPIRAN

58

RIWAYAT HIDUP PENULIS

73

DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel I. 1 Oata sepuluh penyakit terbanyak sesuai dengan kelompok penyakit di
Puskesmas Oerwati tahun 200 l
Tabel 1. 2 Data sepuluh penyakit terbanyak sesuai dengan kelompok penyakit di
Puskesmas Oerwati tahun 2002


Tabel4.
Tabel4.

..,
.)

1. Proporsi penduduk Kelurahan Derwati menurut umur dan jenis
kelamin pada tal1Un2002

30

2. Oistribusi usia responden

30

Tabel 4. 3. Oistribusi pekerjaan responden

31

Tabel 4. 4. Oistribusi pendidikan responden

32

Tabel4.

33

5. Oistribusi jun!ah anak responden

Tabel 4. 6. Oistribusi penghasilan perkapita perbulan responden

34

Tabel 4. 7. Oistribusi pemah atau tidaknya batita rcsponden menderita ISf:>A
dalam tiga bulan terakhir

35

Tabel4.

8. Distribusi sumber pengetahuan responden mengenai penyakit IS? A 36

Tabel4.

9. Oistribusi tingkat pengetahuan responden mengenai penyakit ISP A 37

Tabel4.

10. Distribusi sumber pengetahuan yang diillginkan responden.

38

Tabel4.

II. Distribusi sikap responden dalam menghadapi penyakit ISP A

39

Tabel4.

12. Distribusi perilaku responden dalam menghadapi penyakit ISPA

40

Tabe14.

13. Distribusi pernah atau tidaknya responden mengikuti penyu!uhan
tentallg ISP A

42

Tabel4.

14. Distribusi kebutuhan responden akan penyuluhan tentang ISP A

42

Tabel4.

15. Oistribusi penyuluh kesehatall ISPA yang diharapkan responden

43

Tabel4.

16. Distribusi tempat penyuluhan kesehatan yang diharapkan responden
44

Tabel4.

17. Distribusi waktu penyuluhan kesehatan yang diharapkan responden
44

Tabel4.

18. Oistribusi bentuk penyuluhan yang diharapkan responden

Tabel 4. 19. Oistribusi kuantitas penyuluhan yang pernah diterima responden
Tabel4.

45
45

20. Tabel silang hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian ISPA
pada Balita
46

x

Xl

Tabel4.

2]. Tabel silang hubungan an tara pekerjaan ibu dengan kejadian ISPA
pada Balita
47

Tabel4.

22. Tabel silang hubungan antarajumlah
pada Balita

anak dengan kejadian ISPA

Tabel 4. 23. Tabel silang hubungan antara penghasilan perkapita perbulan
responden dengan kejadian ISP A pada balita
Tabel4.

48
49

24. Tabe1 silang hubungan an tara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan
kejadian ISP A pada Salita
49

Tabel 4. 25. Tabel silang hubungan antara sikap ibu dalam menghadapi penyakit
ISP A dengan kejadian ISP A pada Balita
50
Tabel 4. 26. Tabel silang hubungan antara perilaku ibu dalam menghadapi
penyakit ISP A dengan kejadian IS? A pada Salita
Tabel4.

51

27. Tabel silang hubungan an tara penyuluhan dengan kejadian [SPA
pada Balita

51

Tabel 4. 28. Tabel bivariat faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka
kejadian [SPA pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Dervv'ati

52

DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1. Kuesioner

58

Lampiran 2. Tabe! Induk

67

XII

BAR I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan nasional bangsa Indonesia seperti yang telah dirumuskan dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 adalah tercapainya manusia Indonesia
seutuhnya yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, maka
dilaksanakanlah Pembangunan Nasional yang meliputi pembangunan seluruh segi
kehidupan

bangsa

dan

dilaksanakan

oleh

berbagai

sektor

secara

berkesinambungan, terarah, dan terpadu (DepKes Rl, 2001).
Salah satu sel1:or pemban!,runan nasional adalah pembangunan di bidang
kesehatan.

Adapun

tujuan

pembangunan

kesehatan

adalah

tercapainya

kemampuan untuk hidup sehat bagi sctiap penduduk sehingga dapat terwujud
derajat keschatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kcsejahteraan
umum dari tujuan nasional (DepKes RI, 2001).
Untuk mcncapai tujuan nasional tersebut perlu diselenggarakan upaya
kesehatan yang menyeluruh, terpadu, merata, seI1a dapat diterima dan dijangkau
oleh selumh lapisan masyarakat. Oleh karena itu pemerintah telah menempatkan
Puskesmas sebagai ujung tombak penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Sehubungan dengan hal itu pula
kebijaksanaan pemerintah juga diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dan keadaan lingkungan hidup yang baik di masyarakat dalam rangka
peningkatan

kualitas

sumber daya manusia seutuhnya. Puskesmas

dapat

menjangkau hampir seluruh daerah di Indonesia, dan pelayanannya hampir dapat
dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, oleh karena itu perlu ditingkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanannya secara terus menerus, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan akan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat (DepKes
RI, 2001).
Angka kematian balita merupakan salah satu indikator yang paling peka
untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat, disamping angka kematian bayi

1

2

dan angka kematian ibu. Salah satu penyebab utama kematian bayi dan balita di
Indonesia adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), khususnya pneumonia
(Mardjanis Said., dkk., (993).
Di Indonesia, dari sekitar 450.000 kematian balita yang terjadi setiap tahun
diperkirakan

terdapat

sekitar

150.000

kematian

yang disebabkan

oleh ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) (Data Surveilans, 2000). Sedangkan menurut
data dari dari Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2002 mengenai ISPA pada balita,
jumlah

penderita

pneumonia

penderita pneumonia

usia balita (1-4 tahun) adalah 94.104 dan jumlah

berat usia balita adalah 2.288 dan jumlah penderita bukan

pneumonia usia balita adalah 701.454, dengan angka kematian 30 orang (DepKes
RI, 2001).
Dalam
pemerintah

melaksanakan

pembangunan

nasional

kita antara lain berusaha menurunkan

melalui upaya pemberantasan
ISPA dan pneumonia

di

bidang

kesehatan,

angka kematian bayi dan ba] ita

ISPA, sekaligus juga pneumonia.

Pemberantasan

ini tidak mungkin akan berhasil dengan baik tanpa peran

serta aktif seluruh masyarakat. Peran serta aktif masyarakat dalam pemberantasan
penyakit
masyarakat

ISPA

dan

pneumonia

telah memahami

dapat

dikembangkan

masalah-masalah

atau

digerakkan

dan cara penanggulangan

jika
ISP A

dan pneumonia (Mardjanis Said., dkk., 1993).
Mengingat besarnya masalah ISP A ini, maka penting sekali bahwa upayaupaya selanjutnya

diperkuat,

dalam penanggulangan

untuk bisa menanggulangi

penyakit

ini.Strategi

ISPA adalah penemuan dini dan tata laksana yang tepat

terhadap penderita dengan mengikutsertakan

peran serta aktif masyarakat.

1.2. Identifikasi Masalah
Dari seluruh penyakit yang terdapat di Oi wilayah Kerja Puskesmas
Derwati, Kelurahan Oerwati, Kecamatan Rancasari, penyakit ISPA merupakan
penyakit dengan angka kejadian tertinggi pada tahun 2001 dan 2002 (lihat tabel
1.1 dan 1.2) (Puskesmas Oerwati, 2002).

..,
.J

Tabell. 1 Data sepuluh penyakit terbanyak sesuai dengan kelompok penyakit di
Puskesmas Derwati tahun 2001
Urutan

Kelompok Penyakit

Penyakit infeksi salutannapas
bagian atas
Penyakitpada otot danjaringan
Penyakit pada lambung
Penyakitpada kulit danjaringan

1
2

-

IT

Penyakit pada bagian usus

~~---

r
I

Penyakitpada rongga mulut

-

7

---

Penyakit

I

pada mata

Penyakit kardiovaskuler
~IPenyakit
infeksi salman napas

9
I

10

I

Jumlah

T

bagian bawah

L

Penyakit-penyakit

lain

Persentase

5.776

47,0%

1.582
1.345
815

12,0%
11,0%
6,3%

804

6,2%

552

4,1%

516
451

I
4,0%
3,0% -~

217

2,0%

576

--4,2%

I

Tabell. 2 Data sepuluh penyakit terbanyak sesuai dengan kelompok penyakit di
Puskesmas Derwati tahun 2002
Kelompok Penyakit

U rutan
,

.

.

.

..

'.

.

"','

'.1Ja.~a.llatas..

.

..

,..~

... .

'..

'.',.

,'..

.",."

Penyakit pada otot dan jaringan

1.632

3

Penyakit pada lambung
Penyakit pada bagian usus
Penyakit kardiovaskuler
Penyakit pada kulit danjaringan
Penyakit infeksi telinga dan
mastoid
Penyakit infeksi salman napas
bagian bawah
Penyakit pada rongga mulut
Penyakit pada mata

1.485

5
6
7
8
9
10

Persentase

,'..,

2
4

L

"'.'

...
E~nya.kitinfeksis~ttl!Gitltlapa.s
..

Jumlah

..,..'
,..,..'
..'

'

486

12,0%
11,0%
6,0%
5,0%
4,0%

450

3,2%

337

3,0%

334

2,6%
2,2%

840
579

275

'.,.,..

--1

,

4

Angka kejadian penyakit

lSPA pada balita di wilayah ke~ja Puskesmas

Oerwati, selama tahun 200 1 adalah 673 dan tahun 2002 adalah sebanyak 732.
Tingginya angka kejadian ISPA di \v1layah kerja Puskesmas Oerwati ini,
disinyalir

berhubungan

penghasilan

perkapita

dengan
keluarga,

penyakit ISP A, masih kurangnya

pendidikan

ibu, pekerjaan

masih kurangnya

ibu, jumlah

pengetahuan

sikap ibu dalam menghadapai

kurangnya perilaku ibu mengenai masalah-masalah

anak,

ibu mengenai
penyakit ISP A,

yang berkaitan dengan ISP A,

dan kurangnya penyuluhan mengenai penyakit ISPA pada Balita terhadap ibu-ibu
yang mempunyai balita. Namun hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Oleh karena itu penulis memilih penelitian denganjudul
FAKTOR-F AKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINGGINY A ANGKA

KEJADIAN ISPA PADA BALITA 01 WILA YAH KERJA PUSKESMAS
DER W ATI TAf-IUN 2002
1.3. Maksud dan Tujuan penelitian
1.3.1. Maksud penelitian
Maksud dari
mempengaruhi
kerja Puskesmas

penelitian

ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang

tingginya angka kejadian penyakit ISPA pada balita di wilayah
Derwati, dalam rangka menurunkan

tingginya angka kejadian

penyakit ISP A pada balita.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan mempunyai tujuan untuk mengetahui:

(1) Bagaimana pengaruh faktor pendidikan ibu terhadap tingginya angka
kejadian penyakit ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Derwati.
(2) Bagaimana pengaruh faktor pekerjaan ibu terhadap tingginya angka kejadian
penyakit ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Delwati.
(3) Bagaimana pengaruh faktor jumlah anak terhadap tingginya angka kejadian
penyakit ISPA pada balita di \vilayah kerja Puskesmas Derwati.

5

(4) Bagaimana

pengaruh

faktor penghasilan perkapita keluarga terhadap

tingginya angka kejadian penyakit ISPA pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Derwati.
(5) Bagaimana

pengaruh

faktor

pengetahuan

ibu terhadap

tingginya

angka

kejadian penyakit ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Derwati.
(6) Bagaimana

pengaruh

faktor sikap ibu terhadap tingginya angka kejadian

penyakit ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Derwati.
(7) Bagaimana pengaruh faktor perilaku ibu terhadap tingginya angka kejadian
penyakit [SPA pada balita di wi!ayah kelja Puskesmas Denvati.
(8) Bagaimana

pengaruh faktor penyuluhan terhadap tingginya angka kejadian

penyakit ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Derwati.

1.4. Kegunaan Penelitian
Penulis mengharapkan
(1) Memberikan

hasil penelitian ini dapat:

informasi kepada pihak Puskesmas Derwati mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi

tingginya angka kejadian penyakit ISPA pada

balita di wilayah kerjanya.

(2) Memberikan Informasi kepada pihak Puskesmas Oerwati mengenai kendalakendala yang ada dalam menjalankan program P2M ISPA di wilayah
kerjanya.
(3) Memberikan informasi kepada pihak Puskesmas Derwati mengenai bahanbahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh untuk
memecahkan masalah tingginya angka kejadian Penyakit ISPA pada balita di
Wilayah Kerja Puskesmas.
(4) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penyakit ISPA dan
faktor faktor apa saja yang mempengaruhi tingginya angka kejadian penyakit
rSPA pada baiita.

6

(5) Bagi penulis, penelitian

ini merupakan

perwujudan aplikasi ilmu kesehatan

masyarakat yang di peroleh selama masa pendidikan di Fakultas Kedokteran
(6) Bagi penelitian berikutnya, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
dan perbandingan.

1.5. Kerangka Konsep
PENDIDlKAN ISU

PEKERJAAN ISU

JUMLAH ANAK

PENGHASn~AN
PERKAPIT A

TINGGINY A
ANGKA KEJADIAN

KELUARGA

ISPA
PENGETAHUAN ISU

PAD A BALITA

SIKAP ISU

PERll.AKU ISU

PENYULUHAN

1.6. Hipotesis