Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Angka Kejadian ISPA Pada Balita Di RW 03 Kelurahan Sukawarna Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Kota Bandung Tahun 2007.

(1)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI RW 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA

KOTA BANDUNG TAHUN 2007

Arie Wahyudi,2007. Pembimbing : Surya Tanurahardja, dr, MPH, DTMH.

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa ISPA merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi pada range umur 1 tahun hingga 40 tahun selama periode tahun 2006 di Puskesmas Sukawarna, dan RW 03 Kelurahan Sukawarna adalah daerah tertinggi populasi balitanya dibandingkan RW-RW lain di wilayah kerja Puskesmas Sukawarna. Tingginya angka kejadian ISPA pada balita tersebut diduga dipengaruhi oleh pendidikan, ekonomi, pengetahuan, sikap, perilaku, dan tempat tinggal.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan, ekonomi, pengetahuan, sikap, perilaku, dan tempat tinggal terhadap tingginya angka kejadian ISPA di RW03 kelurahan Sukawarna.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, rancangan Cross Sectional dengan instrumen penelitian berupa kuesiioner yang berisi 37 pertanyaan. Subyek penelitian adalah ibu atau pengganti ibu yang mempunyai anak berusia antara 1-5 tahun pada periode bulan Maret – September 2006, yang bermukim di RW 03 Kelurahan Sukawarna. Whole sampling digunakan dengan jumlah responden sebanyak 130 orang.

Hasil penelitian menunjukan hanya 11,53% responden yang berpengetahuan cukup, sikap responden yang cukup sebanyak 84,61%, perilaku responden yang cukup hanya 30,76% dan tempat tinggal responden yang masuk kategori cukup sebanyak 71,53%.

Kesimpulan yang didapatkan adalah terdapat pengaruh pendidikan, ekonomi, sikap, perilaku, dan tempat tinggal terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW 03 Kelurahan Sukawarna.


(2)

v

ABSTRACT

FACTORS WHICH AFFECT THE HIGH NUMBER OF ISPA OCCUREANCES IN RW 03 KELURAHAN SUKAWARNA,

SUKAWARNA HEALTH CLINIC WORK AREA BANDUNG YEAR 2007

Arie Wahyudi, 2007. Tutor : Surya Tanurahardja, dr, MPH, DTMH.

The background of this study derives from ARI being a disease with the highest number occurrences in the age range of 1 to 40 years old within the period of 2006 in Sukawarna health clinic, with RW 03 Kelurahan Sukawarna having the highest population of infants compared to other RW in Sukawarna work area. The high number of infants with ISPA is predicted to be influence by education, economy, knowledge, manner, behaviour, and house.

The objective of this study is to understand the influence of education, economy, knowledge, manner, behaviour, and house towards the high number of ISPA ain RW.03 Kelurahan Sukawarna.

This study applied an descriptive analytic study method, a cross sectional plan with study instruments which are questioners equipped with 37 questions inside. The study subjects are mothers with infants at 1-5 years of age within the period of March until September 2007 which live in RW 03 Kelurahan Sukawarna. A whole sampling method is applied with respondents of 130 people. Result the study showed that only 11.53% respondents have sufficient amount of knowledge, 84.61% has sufficient amount of manner. Only 30.76% have sufficient behaviour and only 71,53% have an adequate home and living area.

The conclusion achieved is that there influence of education, economy, manner, behaviour, and house towards the high number of ISPA occurrences in RW O3 Kelurahan Sukawarna.


(3)

(4)

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN

LEMBAR PERSETUJUAN……….. ii

SURAT PERNYATAAN……….. iii

ABSTRAK………. iv

ABSTRACT………. v

KATA PENGANTAR………... vi

DAFTAR ISI……….. viii

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah………. 1

1.2 Identifikasi Masalah………... 3

1.3 Maksud dan Tujuan……… 4

1.4 Kegunaan Penelitian………... 5

1.5 Kerangka Konsep………... 5

1.6 Hipotesis (H0)………. 6

1.7 Metode Penelitian………... 6

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 8

2.1 Definisi Penyakit ISPA………... 8

2.2 Faktor-faktor Penyebab ISPA………. 8

2.3 Epidemiologi Penyakit ISPA………... 11

2.4 Pencegahan ISPA………... 13

2.5 Faktor –faktor yang Berhubungan dengan ISPA……… 13

2.6 Hubungan Kesehatan Lingkungan dengan Angka Kesehatan ISPA.. 16

2.7 Tinjauan Mengenai Perilaku Kesehatan………. 17

2.8 Rumah Sederhana Sehat………. 21

BAB III BAHAN DAN METODA PENELITIAN………... 25


(6)

ix

3.2 Rancangan Penelitian………. 25

3.3 Instrumen Penelitian………... 25

3.4 Pengumpulan Data……….. 25

3.5 Definisi Operasionil………... 26

3.6 Teknik Analisis Data……….. 28

3.7 Penyajian Data……… 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 33

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian………... 33

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan………... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 60

5.1 Kesimpulan………. 60

5.2 Saran………... 61

DAFTAR PUSTAKA……… 62


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN


(8)

x

DAFTAR TABEL

HALAMAN Tabel 1.1. Data kasus penyakit ISPA di Kelurahan Sukawarna

dibandingkan dengan penyakit paru lainnya………. 3 Tabel 2.1. 6 kelompok besar virus pernafasan sebagai penyebab ISPA 9 Tabel 2.2. Tabel penyakit paru penyebab kematian di Indonesia…….. 11 Tabel 2.3. Tabel urutan penyakit paru sebagai penyebab kesakitan di

Indonesia………... 11

Tabel 4.1. Komposisi penduduk wilayah Kelurahan Sukawarna wilayah kerja Puskesmas Sukawarna menurut umur dan jenis kelamin………. 34 Tabel 4.2. Distribusi umur responden……… 35 Tabel 4.3. Distribusi pendidikan formal terakhir responden. ………… 35 Tabel 4.4. Distribusi pekerjaan responden………. 36 Tabel 4.5. Distribusi anggota keluarga responden yang menderita

ISPA dalam 3 bulan terakhir………. 37 Tabel 4.6. Distribusi penghasilan responden………. 37 Tabel 4.7. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah anda tahu kepanjangan dari ISPA?”………... 38 Tabel 4.8. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah anda tahu apa saja yang termasuk ke dalam kategori ISPA?”………. 39 Tabel 4.9. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Menurut anda apa gejala-gejala suatu penyakit sehingga bisa dikategorikan ISPA?”……… 40 Tabel 4.10. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Menurut anda, apa saja yang dapat menyebabkan ISPA?”. 41 Tabel 4.11. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan


(9)

Tabel 4.12. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apa saja yang dapat menularkan ISPA?”………. 42 Tabel 4.13. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Bagaimana cara mencegah ISPA?”………. 42 Tabel 4.14. Distribusi pengetahuan responden……… 43 Tabel 4.15. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah anda setuju anggota keluarga yang merokok dapat mempengaruhi angka kejadian ISPA pada balita

anda?”……… 43

Tabel 4.16. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Apakah anda setuju imunisasi dapat menekan angka kejadian ISPA?”……… 44 Tabel 4.17. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah anda bersedia balita anda diberi imunisasi ISPA?”………... 44 Tabel 4.18. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah anda setuju diadakan penyuluhan tentang ISPA?”………... 45 Tabel 4.19. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah ibu bersedia datang apabila ada penyuluhan tentang ISPA?”……….. 45 Tabel 4.20. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah anda setuju gizi dapat mempengaruhi angka kejadian ISPA?”……… 46 Tabel 4.21. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah anda setuju bahwa penderita ISPA harus dibawa ke dokter?”……… 46 Tabel 4.22. Distribusi sikap responden……… 47 Tabel 4.23. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan


(10)

xii

Tabel 4.24. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Sudah berapa lama anggota keluarga anda merokok?”…………... 48 Tabel 4.25. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Di

mana biasanya anggota keluarga anda merokok?”………... 48 Tabel 4.26. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah balita anda pernah mendapat imunisasi?”……….. 49 Tabel 4.27. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah ada tetangga yang menderita ISPA?”………. 49 Tabel 4.28. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Apa

yang anda lakukan kepada balita yang menderita

gejala-gejala ISPA?”……… 50 Tabel 4.29. Distribusi perilaku responden……… 50 Tabel 4.30. Distribusi hasil pengamatan pertanyaan “Berapakah luas

tempat tinggal keluarga anda?”………. 51 Tabel 4.31. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Berapakah jumlah orang yang tinggal ditenpat tinggal

anda?”……… 51

Tabel 4.32. Distribusi hasil pengamatan pertanyaan “Apakah tempat tinggal anda mempuyai ventilasi?”………... 52 Tabel 4.33. Distribusi hasil pengamatan pertanyaan “Apakah sinar

matahari dapat masuk ke dalam rumah anda?”………. 52 Tabel 4.34. Distribusi hasil pengamatan pertanyaan “Terbuat dari

apakah dinding di tempat tinggal anda?”……….. 53 Tabel 4.35. Distribusi hasil pengamatan pertanyaan “Terbuat dari

apakah atap di rumah anda?”……… 54 Tabel 4.36. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan

“Apakah anda menyapu rumah anda setiap hari?”………… 54 Tabel 4.37. Distribusi hasil pengamatan pertanyaan “Apakah di tempat

tinggal anda terdapat tempat sampah?”………. 55 Tabel 4.38. Distribusi hasil pengamatan pertanyaan “Berapakah jarak


(11)

Tabel 4.39. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan “Menurut anda bagaimana kualitas udara di sekitar tempat tinggal anda?”……… 56 Tabel 4.40. Distribusi tempat tinggal responden……….. 56 Tabel 4.41. Analisis bivariat faktor-faktor yang mempengaruhi

prevalensi ISPA di RW. 03 Kelurahan Sukawarna, Kota bandung tahun 2007……….. 57


(12)

64

LAMPIRAN

Arie Wahyudi 0410034

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGGINYA ANGKA KEJADIAN ISPA DI RW. 03 KELURAHAN SUKAWARNA WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2007

IDENTIRTAS RESPONDEN

1. No. responden :

2. Nama responden : 3. Alamat responden : 4. Umur responden :

a) <21 tahun b) 21-30 tahun c) 31-40 tahun d) 41-50 tahun e) >50 tahun

5. Pendidikan formal terakhir :

a) Tidak sekolah/ Tidak tamat SD b) Tamat SD/ sederajat

c) SLTP/ sederajat d) SLTA/ sederajat

e) Perguruan Tinggi/ Akademi 6. Pekerjaan responden :

a) Pegawai Negeri/TNI/POLRI b) Pegawai Swasta

c) Buruh

d) Petani/ Peternak e) Pedagang/ Wiraswasta f) Tidak bekerja


(13)

65

g) Ibu Rumah Tangga

7. Apakah ada anggota keluarga responden yang pernah menderita penyakit ISPA dalam 3 Bulan terakhir ini?

a) Ya b) Tidak

EKONOMI

1. Penghasilan perkapita perbulan : a) >Rp.860.000,00

b) <Rp.860.000,00

PENGETAHUAN

1. Apakah anda tahu kepanjangan dari ISPA? a) Infeksi Saluran Pernafasan Atas b) Infeksi Saluran Pernafasan Akut c) Tidak tahu

2. Apakah anda tahu apa saja yang termasuk ke dalam kategori ISPA? a) Influenza

b) TBC

c) Batuk Pilek (common cold)

d) Pneumonia

e) Batuk 100 hari f) Lain-lain g) Tidak tahu

3. Menurut anda apa gejala-gejala suatu penyakit sehingga bisa dikategorikan ISPA? a) Demam

b) Sesak nafas c) Nafas Cepat d) Batuk

e) Mual dan muntah f) Pilek


(14)

66

h) Tidak tahu

4. Menurut anda, apa saja yang dapat menyebabkan ISPA?

a) Kuman penyakit

b) Polusi udara

c) Ketularan dari orang lain

d) Keturunan

e) Trauma (tabrakan, patah tulang) f) Kurang Gizi

g) Tidak tahu

5. Menurut anda, ISPA dapat menular?

a) Ya

b) Tidak

6. Apa saja yang dapat menularkan ISPA?

a) Makanan dan Minuman

b) Sekret dari batuk / bersin penderita c) Tidak tahu

7. Bagaimana cara mencegah ISPA?

a) Memakai masker

b) Menjauh dari penderita ISPA

c) Mengurangi polusi udara (menggunakan AC, membersihkan debu rumah ) d) Lain-lain

e) Tidak tahu

SIKAP

1. Apakah anda setuju anggota keluarga yang merokok dapat mempengaruhi angka kejadian ISPA pada anggota keluarga yang lain?

a) Ya

b) Tidak

2. Apakah anda setuju imunisasi dapat menekan angka kejadian ISPA?

a) Ya

b) Tidak


(15)

67

a) Ya

b) Tidak

4. Apakah anda setuju diadakan penyuluhan tentang ISPA?

a) Ya

b) Tidak

5. Apakah ibu bersedia datang apabila ada penyuluhan tentang ISPA?

a) Ya

b) Tidak

6. Apakah anda setuju gizi dapat mempengaruhi angka kejadian ISPA?

a) Ya

b) Tidak

7. Apakah anda setuju bahwa penderita ISPA harus dibawa ke dokter?

a) Ya

b) Tidak

PERILAKU

1. Apakah ada anggota keluarga yang merokok?

a) Ya

b) Tidak

2. Sudah berapa lama anggota keluarga anda merokok? a) <1 tahun

b) 1-5 tahun c) >5 tahun

3. Di mana biasanya anggota keluarga anda merokok?

a) Di dalam rumah tetapi terpisah dengan anggota keluarga lain b) Di dalam rumah bersama-sama anggota keluarga yang lain c) Di luar rumah

d) Tidak tahu

4. Apakah balita anda pernah mendapat imunisasi campak?

a) Ya

b) Tidak c) Tidak tahu


(16)

68

a) Ya

b) Tidak c) Tidak tahu

6. Apa yang anda lakukan kepada balita yang menderita gejala-gejala ISPA? a) Diberi obat warung

b) Dibawa ke puskesmas c) Dibawa ke Dokter d) Tidak diobati e) Tidak tahu

TEMPAT TINGGAL

1. Berapakah luas tempat tinggal keluarga anda? a) <20 m2

b) 21-50 m2 c) 51-100 m2 d) >101 m2

2. Berapakah jumlah orang yang tinggal ditenpat tinggal anda? a) <3 orang

b) 4-6 orang c) >7 orang

3. Apakah tempat tinggal anda mempuyai ventilasi?

a) Ya

b) Tidak

4. Apakah sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah anda? a) Ya

b) Tidak

5. Terbuat dari apakah dinding di tempat tinggal anda?

a) Tembok

b) Kayu

c) Lain-lain

6. Terbuat dari apakah atap di rumah anda? a) Genting


(17)

69

c) Asbes d) Lain-lain

7. Apakah anda menyapu rumah anda setiap hari?

a) Ya

b) Kadang-kadang

c) Tidak

8. Apakah di tempat tinggal anda terdapat tempat sampah?

a) Ya

b) Tidak

9. Berapakah jarak tempat tinggal anda dengan tetangga? a) <1 meter

b) 2-3 meter c) >3 meter

10. Menurut anda bagaimana kualitas udara di sekitar tempat tinggal anda?

a) Baik

b) Jelek c) Tidak tahu


(18)

70

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama lengkap : Arie Wahyudi NRP : 0410034

Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 19 Januari 1987 Alamat : Jln Galuh I no. 5 Ciamis

Riwayat Pendidikan

• 1998, lulus SD Negeri Ciamis III Ciamis • 2001, lulus SLTP Negeri Ciamis I Ciamis • 2004, lulus SMU Negeri 5 Bandung

• 2004, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia sehat 2010 (RPKMIS), masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (KepMenkes, 2002).

Untuk dapat mewujudkan hal tersebut di atas telah disusun pokok-pokok program pembangunan kesehatan yang salah satunya adalah pokok program upaya kesehatan yang antara lain mencakup program penyakit menular dan imunisasi (KepMenkes, 2002).

Selain itu perlu dikembangkan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan secara terpadu berbasis wilayah melalui peningkatan surveilans, advokasi, kemitraan dan perencanaan dan penganggaran kesehatan terpadu (P2KT) (KepMenkes, 2002).

Memelihara serta meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya sehingga mandiri untuk hidup sehat. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau (Dinkes Bandung, 2005) merupakan butir poin dari “Misi Pembangunan Kesehatan” yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung untuk merealisasikan visi Bandung Sehat 2007. Menurunnya angka kesakitan di masyarakat (Dinkes Bandung, 2005) merupakan salah satu sasaran yang diharapkan dari “Misi Pembangunan Kesehatan”.

ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut dan mulai diperkenalkan pada tahun 1984 setelah dibahas dalam lokakarya nasional ISPA di Cipanas (Dinkes, 2002). ISPA merupakan penyakit dengan persentasi tertinggi


(20)

2

Universitas Kristen Maranatha

pada penderita rawat jalan di puskesmas seluruh kota Bandung. ISPA merupakan penyakit dengan persentasi tertinggi yang menyerang masyarakat kota Bandung pada umur sekitar 0-44 tahun (Dinkes Bandung, 2005). ISPA sendiri sempat dijuluki sebagai pembunuh utama kematian bayi serta balita di Indonesia. Tentu saja hal itu merujuk pada hasil Konferensi Internasional mengenai ISPA di Canberra, Australia, pada Juli 1997, yang menemukan empat juta bayi dan balita di negara-negara berkembang meninggal tiap tahun akibat ISPA (Levi Silalahi, 2004). 4 juta anak di bawah 5 tahun setiap tahunnya meninggal akibat ISPA, kebanyakan terjadi di negara berkembang dan disebabkan oleh pneumonia (Salvacion R. Gatchalian, 2000). Di sebagian besar daerah Indonesia, penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare dan campak masih merupakan 10 penyakit utama dan masih menjadi penyebab utama kematian (Hamam Hadi, 2005). Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun, ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun (Dinkes, 2002).

Tingginya angka tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Akibat polusi udara setiap tahun orang-orang meninggal atau menderita secara serius terutama infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), asma, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), kardiovaskuler dan kanker paru (Sukar dkk, 2005). Kesejahteraan manusia sangat dipengaruhi lingkungannya, lingkungan yang kurang baik, atau sama sekali tidak menguntungkan akan memberikan dampak negatif, sedangkan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan. Oleh sebab itu diperlukan upaya antisipasi agar hal-hal yang bersifat negatif dapat dikendalikan, sedangkan hal-hal yang positif dapat dikembangkan (Sonny P Warouw, 2001).

Pelaksanaan Program Pemberatasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan merupakan upaya yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia serta merupakan bagian dari upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. Pemberantasan penyakit ISPA di Indonesia dimulai pada tahun 1984, bersamaan dengan


(21)

3

dilancarkannya pemberantasan penyakit ISPA di tingkat global oleh WHO (Dinkes, 2002).

Penulis menemukan fakta yang menarik dari data yang ada, walaupun Pelaksanaan Program Pemberatasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (P2 ISPA) sudah dilaksanakan di kota Bandung sejak beberapa tahun ke belakang namun ISPA tetap merupakan penyakit dengan angka kesakitan yang tertinggi. Atas dasar tersebut maka penulis melakukan penelitian mengenai ISPA di daerah wilayah kerja puskesmas Sukawarna.

1.2 Identifikasi Masalah

Di wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna, Kota Bandung, penyakit ISPA merupakan penyakit yang angka kejadiannya paling tinggi pada balita dibanding dengan penyakit lain selama tahun 2006, dengan data sebagai berikut (Laporan Tahunan Puskesmas Sukawarna).

Tabel 1.1. Data kasus penyakit ISPA di Kelurahan Sukawarna dibandingkan dengan penyakit paru lainnya.

Penyakit Jumlah Rawat Jalan Urutan

ISPA 584 kasus 1

Pneumonia 16 kasus 8 Infeksi Telinga 15 kasus 13

TBC 3 kasus 16

Dari tabel di atas didapatkan jumlah balita yang datang ke puskesmas Sukawarna yang kemudian didiagnosis ISPA ada sebanyak 584 kasus sepanjang tahun 2006. Jumlah ini mencapai 93% dari jumlah balita di Kelurahan Sukawarna. RW 03 Kelurahan Sukawarna adalah RW dengan populasi balita tertinggi dibandingkan dengan RW-RW lainnya di Kelurahan Sukawarna, dengan 130 ibu yang mempunyai balita.


(22)

4

Universitas Kristen Maranatha

Tingginya penyakit ISPA, terutama pada balita, di RW 03 Kelurahan Sukawarna tersebut diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor pendidikan ibu, ekonomi keluarga, pengetahuan, sikap, perilaku, dan tempat tinggal.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.1.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

1.1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1) Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan keluarga terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

2) Mengetahui pengaruh tingkat ekonomi terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

3) Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

4) Mengetahui pengaruh tingkat sikap terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

5) Mengetahui pengaruh tingkat perilaku terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

6) Mengetahui pengaruh tempat tinggal terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.


(23)

5

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat :

1) Memberikan informasi kepada pihak Puskesmas Sukawarna mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kejadian penyakit ISPA di wilayah kerjanya, sehingga langkah pencegahan atau pemutusan mata rantai penularan ISPA dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan lebih efektif, sesuai dengan permasalahan yang sebenarnya.

2) Menjadi sumber informasi bagi pembaca, khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran, mengenai penyakit ISPA dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3) Memberikan masukan kepada penelitian berikutnya mengenai penyakit ISPA.

1.5 Kerangka Konsep

- PENDIDIKAN - EKONOMI - PENGETAHUAN - SIKAP

- PERILAKU - TEMPAT

TINGGAL

TINGGINYA ANGKA KEJADIAN PENYAKIT


(24)

6

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Hipotesis (H0)

1) Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan keluarga terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

2) Tidak ada pengaruh tingkat ekonomi terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

3) Tidak ada pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

4) Tidak ada pengaruh tingkat sikap terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

5) Tidak ada pengaruh tingkat perilaku terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

6) Tidak ada pengaruh tingkat tempat tinggal terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

1.4. Metode Penelitian

Metode : Deskriptif Analitik

Rancangan : Cross Sectional (potong lintang) Instrumen : Kuesioner

Teknik pengambilan data : Survei dengan wawancara langsung

Populasi : Ibu yang mempunyai balita yang pada bulan maret 2007- September 2007 bermukim di RW. 03 Kelurahan Sukawarna, Wilayah Kerja Puskesmas, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

Jumlah populasi : 130 Jumlah sampel (responden) : 130


(25)

7

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1. Lokasi Penelitian

• RW 03 Kelurahan Sukawarna, Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

• Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

1.5.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Maret 2007 hingga September 2007.


(26)

60 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

Nilai keseluruhan pengetahuan warga RW.03 Kelurahan Sukawarna terhadap penyakit ISPA tergolong cukup.

Nilai keseluruhan sikap warga RW.03 Kelurahan Sukawarna terhadap penyakit ISPA tergolong cukup.

Nilai keseluruhan perilaku warga RW.03 Kelurahan Sukawarna terhadap penyakit ISPA tergolong kurang.

Nilai keseluruhan tempat tinggal warga RW.03 Kelurahan Sukawarna terhadap penyakit ISPA tergolong cukup.

Ada pengaruh tingkat penghasilan perkapita terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Tidak ada pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Ada pengaruh tingkat sikap terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Ada pengaruh tingkat perilaku terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Ada pengaruh tempat tinggal terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

5.2 Saran

Saran- saran yang diberikan penulis untuk meningkatkan kualitas hidup di RW.03 Kelurahan Sukawarna adalah :


(27)

61

Perlu diadakan penyuluhan tentang ISPA karena warga kurang mengetahui pengetahuan dan bahaya ISPA. Puskesmas memberikan penyuluhan yang mudah dimengerti oleh warga RW.03 Kelurahan Sukawarna. Jangan memberikan penyuluhan dengan bahasa-bahasa yang sulit.

Peningkatan status gizi pada balita.

Perbaikan perilaku merokok melalui penyuluhan.

Perlu diadakan penyuluhan akan bahayanya menjadi perokok pasif, karena kebanyakan warga tidak tahu bahayanya menjadi perokok pasif.

Pelayanan puskesmas dipertahankan, karena Puskesmas Sukawarna merupakan ujung tombak warga RW.03 Kelurahan Sukawarna untuk berobat.

Untuk penelitian selanjutnya penulis mengusulkan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA di tempat lain yang lebih spesifik, misalnya di pabrik tertentu atau di daerah yang dekat dengan pusat perindustrian. Perlu dilakukan juga penelitian hubungan rokok sebagai dengan ISPA.


(28)

62 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Eko Budiarto. 1984. Dasar-dasar Metoda Statistik Kedokteran. Bandung. Alumni.

Hood Alsagaff., Abdul Mukty H. 1995. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya. Airlangga University Press.

Faisal Yunus., Menaldi Rasmin., Achmad Hudoyo., Achmad Mulawarman., Boedi Swidarmoko. 1992. Pulmonologi Klinik. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Halim Danusantoso. 1999. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Hipokrates.

Soekidjo Notoadmodjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta. Andi Offset.

Web Site Resmi Pemerintah Kota Bandung. 2006. Penduduk.

http://www.bandung.go.id/redesign/index.php?fa=sekilas.detail&id=13, 22 Agustus 2007.

Levi Silalahi. 2004. Penyakit infeksi pada pediatric di indonesia

http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/03/26/nrs,20040326-07,id.html, 15 Juli 2007.

Salvacion R. Gatchalian. 2000. Epidemologi Penyakit Paru

www.psmid.org.ph/docs/glance.doc, 15 Juli 2007.

Sukar., dkk. 2005. Epidemologi Penyakit Infeksi di Indonesia

www.ijcn.or.id/index.php?option=com_content&task=section&id=5&Itemid =27 - 21k. 25 Mei 1007.

Sonny P. Warouw., Muhammad Hatta. 2001 Hubungan Faktor Lingkungan dan Sosial Ekonomi dengan Morbiditas penyakit ISPA dan Diare. www.ekologi.litbang.depkes.go.id/index.php?option=content&task=view&i d=49&Itemid=47

Mulyono Notosiswoyo., Riyanto Martomijoyo., Sudibyo Supardi., Woro Ridiyana. 2001. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bayi/Anak Balita Serta persepsi Masyarakat Dalam Kaitannya dengan Penyakit ISPA dan Pneumonia. Jakarta. Buletin Panel Kesehatan.


(29)

63

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita. Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2004. Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat. Jakarta.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dinas Kesehatan Kota Bandung. 2005. Visi Dan Misi Kesehatan Kota Bandung.


(1)

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Hipotesis (H0)

1) Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan keluarga terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

2) Tidak ada pengaruh tingkat ekonomi terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

3) Tidak ada pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

4) Tidak ada pengaruh tingkat sikap terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

5) Tidak ada pengaruh tingkat perilaku terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

6) Tidak ada pengaruh tingkat tempat tinggal terhadap tingginya angka kejadian penyakit ISPA di RW 03 Kelurahan Sukawarna.

1.4. Metode Penelitian

Metode : Deskriptif Analitik

Rancangan : Cross Sectional (potong lintang) Instrumen : Kuesioner

Teknik pengambilan data : Survei dengan wawancara langsung

Populasi : Ibu yang mempunyai balita yang pada bulan maret 2007- September 2007 bermukim di RW. 03 Kelurahan Sukawarna, Wilayah Kerja Puskesmas, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

Jumlah populasi : 130 Jumlah sampel (responden) : 130


(2)

7

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1. Lokasi Penelitian

• RW 03 Kelurahan Sukawarna, Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.

• Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung. 1.5.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Maret 2007 hingga September 2007.


(3)

60 Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

Nilai keseluruhan pengetahuan warga RW.03 Kelurahan Sukawarna terhadap penyakit ISPA tergolong cukup.

Nilai keseluruhan sikap warga RW.03 Kelurahan Sukawarna terhadap penyakit ISPA tergolong cukup.

Nilai keseluruhan perilaku warga RW.03 Kelurahan Sukawarna terhadap penyakit ISPA tergolong kurang.

Nilai keseluruhan tempat tinggal warga RW.03 Kelurahan Sukawarna terhadap penyakit ISPA tergolong cukup.

Ada pengaruh tingkat penghasilan perkapita terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Tidak ada pengaruh tingkat pengetahuan terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Ada pengaruh tingkat sikap terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Ada pengaruh tingkat perilaku terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

Ada pengaruh tempat tinggal terhadap tingginya angka kejadian ISPA pada balita di RW. 03 Kelurahan Sukawarna.

5.2 Saran

Saran- saran yang diberikan penulis untuk meningkatkan kualitas hidup di RW.03 Kelurahan Sukawarna adalah :


(4)

61

Perlu diadakan penyuluhan tentang ISPA karena warga kurang mengetahui pengetahuan dan bahaya ISPA. Puskesmas memberikan penyuluhan yang mudah dimengerti oleh warga RW.03 Kelurahan Sukawarna. Jangan memberikan penyuluhan dengan bahasa-bahasa yang sulit.

Peningkatan status gizi pada balita.

Perbaikan perilaku merokok melalui penyuluhan.

Perlu diadakan penyuluhan akan bahayanya menjadi perokok pasif, karena kebanyakan warga tidak tahu bahayanya menjadi perokok pasif.

Pelayanan puskesmas dipertahankan, karena Puskesmas Sukawarna merupakan ujung tombak warga RW.03 Kelurahan Sukawarna untuk berobat.

Untuk penelitian selanjutnya penulis mengusulkan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ISPA di tempat lain yang lebih spesifik, misalnya di pabrik tertentu atau di daerah yang dekat dengan pusat perindustrian. Perlu dilakukan juga penelitian hubungan rokok sebagai dengan ISPA.


(5)

62 Universitas Kristen Maranatha Alumni.

Hood Alsagaff., Abdul Mukty H. 1995. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya. Airlangga University Press.

Faisal Yunus., Menaldi Rasmin., Achmad Hudoyo., Achmad Mulawarman., Boedi Swidarmoko. 1992. Pulmonologi Klinik. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Halim Danusantoso. 1999. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Hipokrates.

Soekidjo Notoadmodjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta. Andi Offset.

Web Site Resmi Pemerintah Kota Bandung. 2006. Penduduk. http://www.bandung.go.id/redesign/index.php?fa=sekilas.detail&id=13, 22 Agustus 2007.

Levi Silalahi. 2004. Penyakit infeksi pada pediatric di indonesia

http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/03/26/nrs,20040326-07,id.html, 15 Juli 2007.

Salvacion R. Gatchalian. 2000. Epidemologi Penyakit Paru

www.psmid.org.ph/docs/glance.doc, 15 Juli 2007.

Sukar., dkk. 2005. Epidemologi Penyakit Infeksi di Indonesia www.ijcn.or.id/index.php?option=com_content&task=section&id=5&Itemid =27 - 21k. 25 Mei 1007.

Sonny P. Warouw., Muhammad Hatta. 2001 Hubungan Faktor Lingkungan dan Sosial Ekonomi dengan Morbiditas penyakit ISPA dan Diare.

www.ekologi.litbang.depkes.go.id/index.php?option=content&task=view&i d=49&Itemid=47

Mulyono Notosiswoyo., Riyanto Martomijoyo., Sudibyo Supardi., Woro Ridiyana. 2001. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bayi/Anak Balita Serta persepsi Masyarakat Dalam Kaitannya dengan Penyakit ISPA dan Pneumonia. Jakarta. Buletin Panel Kesehatan.


(6)

63

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita. Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2004. Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat. Jakarta.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dinas Kesehatan Kota Bandung. 2005. Visi Dan Misi Kesehatan Kota Bandung.


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-4 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMANGGIS KOTA DEPOK TAHUN 2007

0 5 12

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO Faktor Risiko Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.

0 3 14

SKRIPSI FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI Faktor Risiko Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo.

0 3 16

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Yang Memiliki Balita Terhadap Penyakit Diare Di RW.03 Kelurahan Sukawarna Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Kota Bandung Tahun 2007.

3 14 27

Prevalensi dan Faktor-Faktor Risiko Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sukawarna Kelurahan Sukawarna Kecamatan Sukajadi Wilayah Bojonegara Bandung.

1 10 25

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kepala Keluarga Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue Di RW.02 Kelurahan Sukawarna Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna Kota Bandung Tahun 2007.

0 0 30

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prevalensi Diare Pada Balita Di Puskesmas Sukawarna Kodya Bandung Tahun 2003-2004.

0 0 18

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Angka Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Derwati Tahun 2002.

0 0 19

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB Memilih Alat Kontrasepsi Suntik Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukawarna.

0 1 15

BAR I PENDAHULUAN - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingginya Angka Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Derwati Tahun 2002 - MCUrepository

0 0 10