Efektivitas Jahe (Zingiber officionale Roscoe) Sebagai Obat Anti Diare Dengan Metoda Pola Defekasi Mencit.
ABSTRAK
EFFEKTIVITAS JAHE (Zingiber officinale Roscoe) SEBAGAI OBAT
ANTIDIARE DENGAN METODA POLA DEFEKASI MENCIT
Patrick William G, 2004; Pembimbing I :Endang Evacuasiany,Dra,MS,AFK,Apt.
Pembimbing II : Penny Setyawati, dr.,SpPK,Mkes.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat
akhir-akhir ini banyak mempengaruhi pola hidup masyarakat. Penggunaan obatobatan kimia telah menjadi kebiasaan untuk mengobati penyakit yang dianggap
ringan seperti diare. Jahe merupakan tanaman obat tradisional yang dapat
dijadikan altematif untuk obat antidiare alami yang mudah didapat dan lebih
ekonomis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas Jahe sebagai obat antidiare.
Metode yang digunakan adalah pola defekasi mencit, yang dikelompokkan
menjadi 5 perlakuan, yaitu kelompok kontrol positif (Loperamid), kelompok
kontrol negatif (Aquadest), kelompok bahan uji dosis 1 DM (Dosis Manusia), 2
DM (Dosis Manusia), dan 4 DM (Dosis Manusia) yang diberikan per oral.
Pengamatan karakteristik feses mencit dilakukan selama 4 jam tiap 30 menit.
Analisis data &ekuensi defekasi, berat feses, waktu terjadinya diare, dan jangka
waktu diare ANA VA dan Tukey HSD (a=0.05), sedangkan konsistensi feses
menggunakan Chi-square (Friedman Test)
Hasil penelitian menunjukkan penurunan awal terjadinya diare, jangka waktu
berlangsungnya diare, dan &ekuensi defekasi tanpa mengubah berat dan
konsistensi feses.
Kesimpulan penelitian ini adalah Jahe efektif sebagai obat antidiare yang
menurunkan awal terjadinya diare, jangka waktu berlangsungnya diare, dan
frekuensi defekasi tetapi tidak mempunyai efek terhadap berat dan konsistensi
feses.
Kata kunci : Jahe, Antidiare
IV
ABSTRACT
EFFECT ofZingiber officinale Roscoe as ANTIDIARRHEAL
MICE DEFECATION SURVEY
Patrick William G, 2004; Tutor I
Tutor II
AGENT with
:Endang Evacuasiany,Dra,MS,AFK,Apt.
:Penny Setyawati, dr.,SpPK,MKes.
Recently, the science and technology development are very progressive and
influencing the society's life style. The use of chemical drugs has already become
familiar for treating diseases which is considered to be mild, such as diarrhea.
Zingiber officinale Roscoe is a traditional medicinal plant that can be used for
alternative natural antidiarrheal agent which is easy tofind and less expensive.
The aim of this study is to find the effict of Zingiber officinale Roscoe as an
antidiarrheal agent.
The method used in this research is mice defecation survey, classified to 5
groups; there are the group positive control and the test group for doses 1 DM, 2
DM, 4 DM All provided orally. The faeces characteristic was observed for 4
hours every 30 minutes. Data analysis for defecation frequency, faeces weight,
diarrhea onset time and diarrhea duration time is by using ANOVA and Tukey
HSD (a=0.05), and for faeces consistency by using Chi-square (Friedman Test).
This study show the effect of Zingiber officinale Roscoe were decrease in
diarrhea onset time, diarrhea duration time and defecation frequency, without
changing the weight and consistency offaeces.
The conclusion of research is that Zingiber officinale Roscoe is effective as an
antidiarrheal agent that effective to decrease the onset and duration of diarrhea
and defecation frequency, but uneffective to weight and consistency of thefaeces.
Keywords: Zingiber, Antidiarrheal
v
DAFTAR ISI
AB STRAK
iv
ABSTRA CT
v
KAT A PENGANT AR
VI
DAFT AR ISI
viii
DAFT AR TABEL
xi
DAFT AR DIAGRAM
XIl
DAFT AR BAGAN
XIlI
DAFT AR LAMPIRAN
XIV
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Identifikasi Masalah
2
1.3. Maksud dan Tujuan
2
1.4. Kegunaan Penelitian
2
1.4.1. Kegunaan Akademis
2
1.4.2. Kegunaan Praktis
3
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
3
1.5.1. Kerangka Pemikiran
3
1.5.2. Hipotesis
3
1.6. Metodologi
3
1.7. Lokasi dan Waktu
4
BAB II. TINJAUAN PUST AKA
2.1. Usus Besar Manusia
5
2.1.1. Anatomi Usus Besar Manusia
2.1.2. Fisiologi Usus Besar
2.1.3. Mekanisme Defekasi
2.1. Diare
5
6
7
7
2.1.1. Definisi Diare
7
2.1.2. Epidemiologi
8
2.1.3. Diare Akut
9
Vlll
2.1.4. Diare Kronik
10
Obat-Obat Antidiare
2.4. Obat-obat Pencahar atau Laksansia
11
13
2.4. Zingiber officinale Roscoe
14
2.3.
2.4.1. Karakteristik
14
2.4.2. Taksonomi
15
15
2.4.3. Kandungan dan Efek Farmakologis
BAB III. BAHAN DAN MET ODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
18
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Bentuk dan Rancangan Penelitian
3.2.2. Variabel Penelitian
3.2.3. Metode penentuanjumlah
sampel
3.2. Prosedur KeIja
19
19
19
20
20
3.3.1. Pengumpulan Bahan ..
3.3.2. Penyiapan Infusa Serbuk Jahe..
20
21
3.3.3. Penyiapan Hewan Coba
21
3.3.4. Pengujian Efek Anti Diare
21
3.3.5. Prosedur KeIj a
21
3.4. 1\1etode Analisis
21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Pembahasan Frekuensi Defekasi
4.2. Hasil dan Pembahasan Berat Feses
23
4.3. Hasil dan Pembahasall Konsistensi Feses
26
29
4.4. Hasil dan Pembahasan Awal TeIjadinya Diare
30
4.5. Hasil dan Pembahasan Jangka Waktu Berlangsungnya Diare
34
4.6. Uji Hipotesis
37
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan..
39
5.2. Saran
39
DAFT AR PUST AKA
40
IX
LAMPlRAN
42
RIWAYAT HIDUP
54
x
DAFTAR
Tabel4.1.
TABEL
Hasil Pengamatan Frekuensi Defekasi
22
Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik ANA VA untuk frekuensi defekasi dari masing-masing
kelompok
23
Tabel 4.3. Hasil Uji Beda Rata - rata frekuensi defekasi dengan uji Tukey HSD
(a = 0,05)
24
TabeI4.4.
Hasil Pengamatan Untuk Berat Feses (mg)
TabeI4.5.
Hasil Uji Statistik ANA VA untuk berat feses (mg) dari masing-masing
25
kelompok
26
Tabel 4.6. Hasil Uji Beda Rata - rata Berat feses dengan
uji Tukey HSD
(a = 0,05)
27
TabeI4.7.
Hasil Pengamatan Konsistensi Feses
TabeI4.8.
Hasil Pengamatan Awal Terjadinya Diare (menit)
TabeI4.9.
Hasil Uji Statistik ANA VA Awal Terjadinya Diare Dari Setiap
Kelompok
28
30
31
Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Rata-rata awal terjadinya diare dengan uji Tukey HSD
(a = 0,05)
32
Tabe14.11 Hasil Pengamatan Jangka Waktu berlangsungnya Diare(menit)
33
Tabe14.12 Hasil Uji Statistik ANA VA Jangka Waktu berlangsungnya Diare dari
masing-masing kelompok
34
TabeI4.13 Hasil Uji Beda Rata-Rata Jangka Waktu berlangsungnya Diare dengan
Uji Tukey HSD (a = 0,05)
35
Xl
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1. Frekuensi Defekasi Rata-rata dari Masing-masing Kelompok
Diagram 4.2. Berat Feses (mg) dari Masing-masing Kelompok Perlakuan
Diagram 4.3. Perbandingan
22
25
."
konsistensi feses dari masing - masing Kelompok
Perlakuan
. 28
Diagram 4.4. Awal Terjadinya Diare Rata-rata dari Masing-masing Kelompok .29
Diagram 4.5. Jangka Waktu Berlangsungnya Diare Rata-rata dari Masing-masing
Kelompok
... ...
'"
xu
...
...
'"
. 32
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Penyebab Penyakit Diare
9
X1l1
DAFT AR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji
Lampiran 2 Perhitungan Dosis Sodium Pikosulfat
39
40
Lampiran 3 Perhitungan Dosis Sodium Loperamid
41
Lampiran 4 Hasil Statistik Frekuensi Defekasi
42
Lampiran 5 Hasil Statistik Berat Feses
44
Lampiran 6 Hasil Statistik Konsistensi Feses
46
Lampiran 7 Hasil Statistik Waktu Terjadinya Diare
47
Lampiran 8 Hasil Statistik Jangka Waktu Terjadinya Diare
49
Lampiran 9 Foto Tanaman Jahe
51
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diare adalah perubahan fungsi usus besar yang ditandai dengan ekskresi tinja
lebih dari 200 gram per hari, biasanya berkonsistensi
cair, lunak, atau setengah
padat, dan dengan frekuensi defekasi yang sering. Diare adalah masalah klinik
yang sering ditemukan
meskipun
biasanya
membahayakan
Diare
dapat
sembuh
bersifat
akut
sendiri,
atau kronik.
dapat
menjadi
Diare akut,
penyakit
yang
Diare
akut
adalah
diare
yang
kurang dari dua minggu dan umumnya disebabkan oleh infeksi dan
dapat sembuh dengan pengobatan
Sedangkan
yang bermacam-macam.
jiwa jika terapinya tidak tepat. (Stump, Gross, 1993)
dapat
berlangsung
dengan penyebab
simptomatik
diare yang berlangsung
atau sembuh dengan sendirinya.
selama lebih dari dua minggu disebut diare
kronik dan penyebabnya lebih luas dari diare akut. (Guan, Kang ,Ng, 1995)
Diare yang berkepanjangan
kehilangan
banyak
cairan dan elektrolit
tubuh,
cairan
serta
pengganti
dengan
antiamuba
tergantung
memperlambat
menenangkan.
sangat melemahkan
dan elektrolit
penyebab
peristaItik
diare, maupun
usus,
Secara tradisional
diare untuk meminum larutanjahe
penderitanya
sehingga
kalori,
memerlukan
obat
obat-obat
menghilangkan
karena tubuh
antibakteri
terapi
atau
lain yang bekelja
spas me
dan
nyeri,
orangtua juga sering menganjurkan
atau
penderita
(Zingiber officinale Roscoe).
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rump un berbatang semu. Jahe
awalnya berasal dari India, yang kemudian dibudidayakan
di India, China, dan
Asia tenggara (Indonesia, Filipina). Tumbuhan ini banyak dikomsumsi di negara
negara Anglo-Saxon
dan juga digu~akan dalam obat - obatan tradisional
_
Asia,
terutama untuk dispepsia fungsional. (Bruneton, 1999)
Rimpang jahe telah ban yak digunakan
selama ribuan tahun. Kegunaannya
sebangai bumbu penyedap
masakan
telah ditulis di kitab - kitab China dan
1
2
Sansekerta dan juga telah didokumentasikan
dalam literatur - literatur kedokteran
kuno Yunani, Roma dan Arab antara lain untuk diare. (Mills, Bone, 2000)
Penelitian
mengenm
kemanfaatannya
tanaman
jahe
dimaksudkan
untuk
menilai
sebagai pengobatan altematif untuk diare.
1.2. Identifikasi Masalah
Seberapa besar jahe dapat merubah waktu terjadinya diare, frekuensi defekasi,
konsistensi, bobot feses sertajangka
waktu berlangsungnya
diare pada mencit?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud
dari penelitian
1m adalah mencan
obat altematif
antidiare
yang
mudah didapat dan murah.
Tujuan dari penelitian
obat
anti
diare
berlangsungnya
dengan
ini adalah untuk mengetahui
mengamati
awal
efektivitas jahe sebagai
terjadinya
diare,
jangka
waktu
diare, frekuensi defekasi, konsistensi feses dan bobot feses pada
mencit.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan akademis
Secara akademis dari penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan
masyarakat
memberikan
mengenai manfaat tanaman j ahe sebagai antidiare dan turut
kontribusi
bagi
pengembangan
ilmu
pengetahuan
farmakologi khususnya bahan alam dari tanaman Indonesia.
dibidang
3
1.4.2. Kegunaan praktis
Sebagai penelitian
pendahuluan
bagi pengembangan
altematif
pengobatan
diare.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1. Kerangka Pemikiran
Dalam dunia pengobatan Barat, jahe telah digunakan untuk dispepsia,
flatulensi kronik, gastritis alkoholik dan diare. (Mills, Bone, 2000)
Jahe berkhasiat untuk mengobati muntah-muntah, sakit maag dan meneret.
(Sujatno, Sastramihardja, Evaeuasiany, Suganda, Sukandar, 2001)
Jahe seeara turun temurun telah banyak dipakai untuk menyembuhkan
berbagai penyakit, misalnya rematik, muntah-muntah, sakit kepala, diare,
kolera, difteri. (Rose Herlina, 2002)
1.5.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat disusun hipotesis
- hipotesis sebagai berikut :
1.5.2.1. Jahe efektifmenurunkan
awal teIjadinya diare
1.5.2.2. Jahe efektifmenurunkan
lama berlangsungnya
1.5.2.3. Jahe efektif menurunkan frekuensi defekasi
1.5.2.4. Jahe efektifmenurunkan
1.5.2.5. Jahe efektifmeningkatkan
berat feses
konsistensi feses
1.5.2.6. Jahe efektif sebagai obat anti diare.
diare
4
1.6. Metodologi
Penelitian
menggunakan
ini merupakan suatu penelitian eksperimental
desain penelitian
Rancangan
laboratoris, dengan
Acak Lengkap (RAL). Dilakukan
pada hewan coba mencit jantan galur Balb/C dengan berat badan 20-25 gram,
yang dikelompokkan
Kepada
secara acak menj adi 5 kelompok.
hewan coba yang telah dipuasakan
selama lebih kurang
1 jam,
diberikan sediaan uji atau loperamid peroral. Satu jam setelah itu, semua mencit
diberi per oral sodium pikosulfat. Kemudian diamati respons yang teIjadi pada
tiap mencit selang 30 menit selama 4 jam.
Analisis data untuk awal teIjadinya diare, jangka waktu berlangsungnya
frekuensi defekasi dan bobot feses mengunakan
dengan
uji beda rata-rata
Tukey HSD
konsistensi feses dengan menggunakan
diare,
ANA VA dua arah dilanjutkan
(a=0.05).
Sedangkan
analisis
untuk
Chi-square (Friedman Test).
1.7. Lokasi dan Waktu
Penelitian
Universitas
dilakukan
di Laboratorium
Farmakologi
Fakultas
Kedokteran
Kristen Maranatha Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
Februari 2004 hingga November 2004.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Jahe (Zingiber officinale Roscoe) efektif sebagai obat antidiare terhadap hewan
coba, dengan menurunkan awal terjadinya diare, jangka waktu berlangsungnya
diare,
dan frekuensi defekasi, tanpa mengubah berat dan konsistensi feses.
5.2. Saran
Penelitian
lebih
lanjut
mengenm
efek antidiare
memperjelas khasiatnya..
39
dengan
metoda
lain guna
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000. Plantisol. http://www.hpashopcare.tripod.com
Ali Sulaiman, Daldiyono, Nurul Akbar, A Azis Rani. Gastroenterologi
Hepatologi. Jakarta: Infomedika.
Bajpai M.S. 1989. Histologi Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.
Bruneton l 1999. Pharmacognosy,
Londres : IVY.
Phytochemistry
Medical Plants. 2nd ed.
Chang H., But P.P. 1986. Pharmacology and Applications of Chinese Materia
Medica. Singapore: World Scientific Publishing Co Pte Ltd.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1986. Seranai Tumbuhan Gbat
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Tatalaksana Penderita Diare.
Available from: http://www.depkes.go.id/downloadslDiare.pdf
Guan R., Kang J.Y., Ng H.S. 1995. Management of Common Gastrointestinal
Problems. Singapore :MedimedianAsia Pte Ltd.
Guyton A.C., Hall lE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hanauer S.B., Kirsner lB. 1985. Inflamatory Bowel Disease: A Guide for
Patients and Their Family. New York: Raven Press.
Hendarwanto.
1996. Diare Akut karena Infeksi. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Halaman 451 - 457.
Janazul Anwar. 2000. Farmakologi dan Terapi Gbat - obat Saluran Cerna.
Jakarta: Hipocrates.
Leeson c.R., Leeson T.S., Paparo AA
1989. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC.
Marcel S. Kolopaking. 2001. Pendekatan Diagnostik Diare Kronik. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Penyukit Dalam. Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Halaman
179-190.
40
Midian Sirait dkk., 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitofarmaka dan
Pengujian Klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto
Medika.
Mills S., Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy. London:
Chruchill Livingstone.
Muchtan Sujatno,Herri S. Sastramihardja, Endang Evacuasiany W, Asep G.
Suganda,Elin Y. Sukandar. 2001. Tanaman Dbat di Propinsi Jawa Barat :
Karakteristik dan Khasiatnya. Bandung : Unpad Press
Perry L.M. 1980. Medicinal Plants of East and South East Asia :Attributed
Properties and Uses. Massachusets : The MIT Press.
Rose Herlina. 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Snell R.S., 1997. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Stump D., Gross G.W.W. 2001. PenyakitGastrointestinal,Hati, dan Pankreas.
Dalam : Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sujono Radi. 1991. Gastroenterologi.
Bandung : Penerbit Alumni.
Sulistia G. Ganiswama. 2001. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.
Syaifuddin. 2001. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta: Wida Medika.
Syaugi. 1999. Diare jangan Diremehkan. Available from:
http://www.indomedia.comlintisari/1999/oktober/diare.htm
41
EFFEKTIVITAS JAHE (Zingiber officinale Roscoe) SEBAGAI OBAT
ANTIDIARE DENGAN METODA POLA DEFEKASI MENCIT
Patrick William G, 2004; Pembimbing I :Endang Evacuasiany,Dra,MS,AFK,Apt.
Pembimbing II : Penny Setyawati, dr.,SpPK,Mkes.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat
akhir-akhir ini banyak mempengaruhi pola hidup masyarakat. Penggunaan obatobatan kimia telah menjadi kebiasaan untuk mengobati penyakit yang dianggap
ringan seperti diare. Jahe merupakan tanaman obat tradisional yang dapat
dijadikan altematif untuk obat antidiare alami yang mudah didapat dan lebih
ekonomis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas Jahe sebagai obat antidiare.
Metode yang digunakan adalah pola defekasi mencit, yang dikelompokkan
menjadi 5 perlakuan, yaitu kelompok kontrol positif (Loperamid), kelompok
kontrol negatif (Aquadest), kelompok bahan uji dosis 1 DM (Dosis Manusia), 2
DM (Dosis Manusia), dan 4 DM (Dosis Manusia) yang diberikan per oral.
Pengamatan karakteristik feses mencit dilakukan selama 4 jam tiap 30 menit.
Analisis data &ekuensi defekasi, berat feses, waktu terjadinya diare, dan jangka
waktu diare ANA VA dan Tukey HSD (a=0.05), sedangkan konsistensi feses
menggunakan Chi-square (Friedman Test)
Hasil penelitian menunjukkan penurunan awal terjadinya diare, jangka waktu
berlangsungnya diare, dan &ekuensi defekasi tanpa mengubah berat dan
konsistensi feses.
Kesimpulan penelitian ini adalah Jahe efektif sebagai obat antidiare yang
menurunkan awal terjadinya diare, jangka waktu berlangsungnya diare, dan
frekuensi defekasi tetapi tidak mempunyai efek terhadap berat dan konsistensi
feses.
Kata kunci : Jahe, Antidiare
IV
ABSTRACT
EFFECT ofZingiber officinale Roscoe as ANTIDIARRHEAL
MICE DEFECATION SURVEY
Patrick William G, 2004; Tutor I
Tutor II
AGENT with
:Endang Evacuasiany,Dra,MS,AFK,Apt.
:Penny Setyawati, dr.,SpPK,MKes.
Recently, the science and technology development are very progressive and
influencing the society's life style. The use of chemical drugs has already become
familiar for treating diseases which is considered to be mild, such as diarrhea.
Zingiber officinale Roscoe is a traditional medicinal plant that can be used for
alternative natural antidiarrheal agent which is easy tofind and less expensive.
The aim of this study is to find the effict of Zingiber officinale Roscoe as an
antidiarrheal agent.
The method used in this research is mice defecation survey, classified to 5
groups; there are the group positive control and the test group for doses 1 DM, 2
DM, 4 DM All provided orally. The faeces characteristic was observed for 4
hours every 30 minutes. Data analysis for defecation frequency, faeces weight,
diarrhea onset time and diarrhea duration time is by using ANOVA and Tukey
HSD (a=0.05), and for faeces consistency by using Chi-square (Friedman Test).
This study show the effect of Zingiber officinale Roscoe were decrease in
diarrhea onset time, diarrhea duration time and defecation frequency, without
changing the weight and consistency offaeces.
The conclusion of research is that Zingiber officinale Roscoe is effective as an
antidiarrheal agent that effective to decrease the onset and duration of diarrhea
and defecation frequency, but uneffective to weight and consistency of thefaeces.
Keywords: Zingiber, Antidiarrheal
v
DAFTAR ISI
AB STRAK
iv
ABSTRA CT
v
KAT A PENGANT AR
VI
DAFT AR ISI
viii
DAFT AR TABEL
xi
DAFT AR DIAGRAM
XIl
DAFT AR BAGAN
XIlI
DAFT AR LAMPIRAN
XIV
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Identifikasi Masalah
2
1.3. Maksud dan Tujuan
2
1.4. Kegunaan Penelitian
2
1.4.1. Kegunaan Akademis
2
1.4.2. Kegunaan Praktis
3
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
3
1.5.1. Kerangka Pemikiran
3
1.5.2. Hipotesis
3
1.6. Metodologi
3
1.7. Lokasi dan Waktu
4
BAB II. TINJAUAN PUST AKA
2.1. Usus Besar Manusia
5
2.1.1. Anatomi Usus Besar Manusia
2.1.2. Fisiologi Usus Besar
2.1.3. Mekanisme Defekasi
2.1. Diare
5
6
7
7
2.1.1. Definisi Diare
7
2.1.2. Epidemiologi
8
2.1.3. Diare Akut
9
Vlll
2.1.4. Diare Kronik
10
Obat-Obat Antidiare
2.4. Obat-obat Pencahar atau Laksansia
11
13
2.4. Zingiber officinale Roscoe
14
2.3.
2.4.1. Karakteristik
14
2.4.2. Taksonomi
15
15
2.4.3. Kandungan dan Efek Farmakologis
BAB III. BAHAN DAN MET ODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
18
3.2. Metode Penelitian
3.2.1. Bentuk dan Rancangan Penelitian
3.2.2. Variabel Penelitian
3.2.3. Metode penentuanjumlah
sampel
3.2. Prosedur KeIja
19
19
19
20
20
3.3.1. Pengumpulan Bahan ..
3.3.2. Penyiapan Infusa Serbuk Jahe..
20
21
3.3.3. Penyiapan Hewan Coba
21
3.3.4. Pengujian Efek Anti Diare
21
3.3.5. Prosedur KeIj a
21
3.4. 1\1etode Analisis
21
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil dan Pembahasan Frekuensi Defekasi
4.2. Hasil dan Pembahasan Berat Feses
23
4.3. Hasil dan Pembahasall Konsistensi Feses
26
29
4.4. Hasil dan Pembahasan Awal TeIjadinya Diare
30
4.5. Hasil dan Pembahasan Jangka Waktu Berlangsungnya Diare
34
4.6. Uji Hipotesis
37
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan..
39
5.2. Saran
39
DAFT AR PUST AKA
40
IX
LAMPlRAN
42
RIWAYAT HIDUP
54
x
DAFTAR
Tabel4.1.
TABEL
Hasil Pengamatan Frekuensi Defekasi
22
Tabel 4.2. Hasil Uji Statistik ANA VA untuk frekuensi defekasi dari masing-masing
kelompok
23
Tabel 4.3. Hasil Uji Beda Rata - rata frekuensi defekasi dengan uji Tukey HSD
(a = 0,05)
24
TabeI4.4.
Hasil Pengamatan Untuk Berat Feses (mg)
TabeI4.5.
Hasil Uji Statistik ANA VA untuk berat feses (mg) dari masing-masing
25
kelompok
26
Tabel 4.6. Hasil Uji Beda Rata - rata Berat feses dengan
uji Tukey HSD
(a = 0,05)
27
TabeI4.7.
Hasil Pengamatan Konsistensi Feses
TabeI4.8.
Hasil Pengamatan Awal Terjadinya Diare (menit)
TabeI4.9.
Hasil Uji Statistik ANA VA Awal Terjadinya Diare Dari Setiap
Kelompok
28
30
31
Tabel 4.10 Hasil Uji Beda Rata-rata awal terjadinya diare dengan uji Tukey HSD
(a = 0,05)
32
Tabe14.11 Hasil Pengamatan Jangka Waktu berlangsungnya Diare(menit)
33
Tabe14.12 Hasil Uji Statistik ANA VA Jangka Waktu berlangsungnya Diare dari
masing-masing kelompok
34
TabeI4.13 Hasil Uji Beda Rata-Rata Jangka Waktu berlangsungnya Diare dengan
Uji Tukey HSD (a = 0,05)
35
Xl
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1. Frekuensi Defekasi Rata-rata dari Masing-masing Kelompok
Diagram 4.2. Berat Feses (mg) dari Masing-masing Kelompok Perlakuan
Diagram 4.3. Perbandingan
22
25
."
konsistensi feses dari masing - masing Kelompok
Perlakuan
. 28
Diagram 4.4. Awal Terjadinya Diare Rata-rata dari Masing-masing Kelompok .29
Diagram 4.5. Jangka Waktu Berlangsungnya Diare Rata-rata dari Masing-masing
Kelompok
... ...
'"
xu
...
...
'"
. 32
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Penyebab Penyakit Diare
9
X1l1
DAFT AR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji
Lampiran 2 Perhitungan Dosis Sodium Pikosulfat
39
40
Lampiran 3 Perhitungan Dosis Sodium Loperamid
41
Lampiran 4 Hasil Statistik Frekuensi Defekasi
42
Lampiran 5 Hasil Statistik Berat Feses
44
Lampiran 6 Hasil Statistik Konsistensi Feses
46
Lampiran 7 Hasil Statistik Waktu Terjadinya Diare
47
Lampiran 8 Hasil Statistik Jangka Waktu Terjadinya Diare
49
Lampiran 9 Foto Tanaman Jahe
51
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diare adalah perubahan fungsi usus besar yang ditandai dengan ekskresi tinja
lebih dari 200 gram per hari, biasanya berkonsistensi
cair, lunak, atau setengah
padat, dan dengan frekuensi defekasi yang sering. Diare adalah masalah klinik
yang sering ditemukan
meskipun
biasanya
membahayakan
Diare
dapat
sembuh
bersifat
akut
sendiri,
atau kronik.
dapat
menjadi
Diare akut,
penyakit
yang
Diare
akut
adalah
diare
yang
kurang dari dua minggu dan umumnya disebabkan oleh infeksi dan
dapat sembuh dengan pengobatan
Sedangkan
yang bermacam-macam.
jiwa jika terapinya tidak tepat. (Stump, Gross, 1993)
dapat
berlangsung
dengan penyebab
simptomatik
diare yang berlangsung
atau sembuh dengan sendirinya.
selama lebih dari dua minggu disebut diare
kronik dan penyebabnya lebih luas dari diare akut. (Guan, Kang ,Ng, 1995)
Diare yang berkepanjangan
kehilangan
banyak
cairan dan elektrolit
tubuh,
cairan
serta
pengganti
dengan
antiamuba
tergantung
memperlambat
menenangkan.
sangat melemahkan
dan elektrolit
penyebab
peristaItik
diare, maupun
usus,
Secara tradisional
diare untuk meminum larutanjahe
penderitanya
sehingga
kalori,
memerlukan
obat
obat-obat
menghilangkan
karena tubuh
antibakteri
terapi
atau
lain yang bekelja
spas me
dan
nyeri,
orangtua juga sering menganjurkan
atau
penderita
(Zingiber officinale Roscoe).
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rump un berbatang semu. Jahe
awalnya berasal dari India, yang kemudian dibudidayakan
di India, China, dan
Asia tenggara (Indonesia, Filipina). Tumbuhan ini banyak dikomsumsi di negara
negara Anglo-Saxon
dan juga digu~akan dalam obat - obatan tradisional
_
Asia,
terutama untuk dispepsia fungsional. (Bruneton, 1999)
Rimpang jahe telah ban yak digunakan
selama ribuan tahun. Kegunaannya
sebangai bumbu penyedap
masakan
telah ditulis di kitab - kitab China dan
1
2
Sansekerta dan juga telah didokumentasikan
dalam literatur - literatur kedokteran
kuno Yunani, Roma dan Arab antara lain untuk diare. (Mills, Bone, 2000)
Penelitian
mengenm
kemanfaatannya
tanaman
jahe
dimaksudkan
untuk
menilai
sebagai pengobatan altematif untuk diare.
1.2. Identifikasi Masalah
Seberapa besar jahe dapat merubah waktu terjadinya diare, frekuensi defekasi,
konsistensi, bobot feses sertajangka
waktu berlangsungnya
diare pada mencit?
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud
dari penelitian
1m adalah mencan
obat altematif
antidiare
yang
mudah didapat dan murah.
Tujuan dari penelitian
obat
anti
diare
berlangsungnya
dengan
ini adalah untuk mengetahui
mengamati
awal
efektivitas jahe sebagai
terjadinya
diare,
jangka
waktu
diare, frekuensi defekasi, konsistensi feses dan bobot feses pada
mencit.
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan akademis
Secara akademis dari penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan
masyarakat
memberikan
mengenai manfaat tanaman j ahe sebagai antidiare dan turut
kontribusi
bagi
pengembangan
ilmu
pengetahuan
farmakologi khususnya bahan alam dari tanaman Indonesia.
dibidang
3
1.4.2. Kegunaan praktis
Sebagai penelitian
pendahuluan
bagi pengembangan
altematif
pengobatan
diare.
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1. Kerangka Pemikiran
Dalam dunia pengobatan Barat, jahe telah digunakan untuk dispepsia,
flatulensi kronik, gastritis alkoholik dan diare. (Mills, Bone, 2000)
Jahe berkhasiat untuk mengobati muntah-muntah, sakit maag dan meneret.
(Sujatno, Sastramihardja, Evaeuasiany, Suganda, Sukandar, 2001)
Jahe seeara turun temurun telah banyak dipakai untuk menyembuhkan
berbagai penyakit, misalnya rematik, muntah-muntah, sakit kepala, diare,
kolera, difteri. (Rose Herlina, 2002)
1.5.2. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat disusun hipotesis
- hipotesis sebagai berikut :
1.5.2.1. Jahe efektifmenurunkan
awal teIjadinya diare
1.5.2.2. Jahe efektifmenurunkan
lama berlangsungnya
1.5.2.3. Jahe efektif menurunkan frekuensi defekasi
1.5.2.4. Jahe efektifmenurunkan
1.5.2.5. Jahe efektifmeningkatkan
berat feses
konsistensi feses
1.5.2.6. Jahe efektif sebagai obat anti diare.
diare
4
1.6. Metodologi
Penelitian
menggunakan
ini merupakan suatu penelitian eksperimental
desain penelitian
Rancangan
laboratoris, dengan
Acak Lengkap (RAL). Dilakukan
pada hewan coba mencit jantan galur Balb/C dengan berat badan 20-25 gram,
yang dikelompokkan
Kepada
secara acak menj adi 5 kelompok.
hewan coba yang telah dipuasakan
selama lebih kurang
1 jam,
diberikan sediaan uji atau loperamid peroral. Satu jam setelah itu, semua mencit
diberi per oral sodium pikosulfat. Kemudian diamati respons yang teIjadi pada
tiap mencit selang 30 menit selama 4 jam.
Analisis data untuk awal teIjadinya diare, jangka waktu berlangsungnya
frekuensi defekasi dan bobot feses mengunakan
dengan
uji beda rata-rata
Tukey HSD
konsistensi feses dengan menggunakan
diare,
ANA VA dua arah dilanjutkan
(a=0.05).
Sedangkan
analisis
untuk
Chi-square (Friedman Test).
1.7. Lokasi dan Waktu
Penelitian
Universitas
dilakukan
di Laboratorium
Farmakologi
Fakultas
Kedokteran
Kristen Maranatha Bandung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan
Februari 2004 hingga November 2004.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Jahe (Zingiber officinale Roscoe) efektif sebagai obat antidiare terhadap hewan
coba, dengan menurunkan awal terjadinya diare, jangka waktu berlangsungnya
diare,
dan frekuensi defekasi, tanpa mengubah berat dan konsistensi feses.
5.2. Saran
Penelitian
lebih
lanjut
mengenm
efek antidiare
memperjelas khasiatnya..
39
dengan
metoda
lain guna
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000. Plantisol. http://www.hpashopcare.tripod.com
Ali Sulaiman, Daldiyono, Nurul Akbar, A Azis Rani. Gastroenterologi
Hepatologi. Jakarta: Infomedika.
Bajpai M.S. 1989. Histologi Dasar. Jakarta: Binarupa Aksara.
Bruneton l 1999. Pharmacognosy,
Londres : IVY.
Phytochemistry
Medical Plants. 2nd ed.
Chang H., But P.P. 1986. Pharmacology and Applications of Chinese Materia
Medica. Singapore: World Scientific Publishing Co Pte Ltd.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1986. Seranai Tumbuhan Gbat
Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Tatalaksana Penderita Diare.
Available from: http://www.depkes.go.id/downloadslDiare.pdf
Guan R., Kang J.Y., Ng H.S. 1995. Management of Common Gastrointestinal
Problems. Singapore :MedimedianAsia Pte Ltd.
Guyton A.C., Hall lE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hanauer S.B., Kirsner lB. 1985. Inflamatory Bowel Disease: A Guide for
Patients and Their Family. New York: Raven Press.
Hendarwanto.
1996. Diare Akut karena Infeksi. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Halaman 451 - 457.
Janazul Anwar. 2000. Farmakologi dan Terapi Gbat - obat Saluran Cerna.
Jakarta: Hipocrates.
Leeson c.R., Leeson T.S., Paparo AA
1989. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC.
Marcel S. Kolopaking. 2001. Pendekatan Diagnostik Diare Kronik. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Penyukit Dalam. Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Halaman
179-190.
40
Midian Sirait dkk., 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitofarmaka dan
Pengujian Klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto
Medika.
Mills S., Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy. London:
Chruchill Livingstone.
Muchtan Sujatno,Herri S. Sastramihardja, Endang Evacuasiany W, Asep G.
Suganda,Elin Y. Sukandar. 2001. Tanaman Dbat di Propinsi Jawa Barat :
Karakteristik dan Khasiatnya. Bandung : Unpad Press
Perry L.M. 1980. Medicinal Plants of East and South East Asia :Attributed
Properties and Uses. Massachusets : The MIT Press.
Rose Herlina. 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib. Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Snell R.S., 1997. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Stump D., Gross G.W.W. 2001. PenyakitGastrointestinal,Hati, dan Pankreas.
Dalam : Panduan Klinik Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sujono Radi. 1991. Gastroenterologi.
Bandung : Penerbit Alumni.
Sulistia G. Ganiswama. 2001. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru.
Syaifuddin. 2001. Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta: Wida Medika.
Syaugi. 1999. Diare jangan Diremehkan. Available from:
http://www.indomedia.comlintisari/1999/oktober/diare.htm
41