Partisipasi Sosial Masyarakat.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA

UPT PERPUSTAKAAN
Alamat : Kampus Unud Bukit Jimbaran Badung, Bali - 80364
Telepon (0361) 702772, Fax (0361) 701907
E-mail : oemustakaanudavana(Evahoo.co.id Laman : www.e-lib.unud.ac. id

SURAT KETERANqAN
NO : 0003/H 14.2.1tPK.00.09/2015
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala UPT Perpustakaan Universitas Udayana menerangkan
bahwa:

Nama

: Gede Suarta

Nip.

:


Fakultas/ Program

Studi

196601031991031003

: Peternakan

Memang benar telah menyerahkan Karya Tulis dan

I

keping CD di UPT

Perpustakaan

Universitas Udayana, dengan Judul:

Partisipasi Sosial Masyarakat
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.


Bukit Jimbaran, 10 Desember2015
Men

Universitas Udayana
Pengolahan Koleksi

i. S.Sos

OLEH:
GEDE SUARTA

NIP: 196601031991mr003

IABORATORII.IM PENTYTJLI]IIAN DA}t EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN T'I\IUD
2015

r '. ir:;difq:e


DATTAR ISI

I
i Masyarakot dan Pembangunan Masyarakat
i Tipe Partisipasi.

3

9

yang Terorganisasi....

tl

yang Tidak Terorganisasi.....

t2

PARTISIPASI MASYARAKA1


A. Pengertian
Istilah partisipasi telah cukup lama dikenal khususnya di dalam pengkajian
peranan anggota didalam suatu organisasi, baik organisasi yang sifatnya tidak sukarela

(non voluntary) maupun yang sukarela

( voluntary ).

Namun demikian

di

dalam

percakapan tentang pembangunan, istilah partisipasi merupakan suatu istilah yang

relative masih baru. Istilah itu telah digunakan dalam konteks yang beraneka ragam.

Istilah partisipasi sering diartikan dalam kaitannya dengan pembangunan


sebagai

pembangunan masyarakat yang mandiri, perwakilan, mobilisasi social, pembagian social

yang merata tertradap hasil-hasil pembangunan, penetapan kelembagaan

khusus,

demokrasi politik dan social, reformasi social atau bahkan yang disebut revolusi rakyat.
Penggunaan istilah

itu begitu beraneka rugam yang sebenarnya bukan menjelaskan arti

yang sebenarnya dari partisipasi, tetapi hanya hal-hal yang berkaitan dengannya. Itulah
sebabnya Duseldoqp menyatakan bahwa banyak literature tentang partisipasi memulai

pemyataannya bahwa partisipasi digunakan dengan cara yang bercampur aduk, tidak
ajeg, dan bahkan secara retorik.

Definisi tentang partisipasi


di

dalam literature yang sekarang telah mulai

memberikan pengertian yang tegas tentang arti partisipasi. Umumnya definisi yang
mereka ketengahkan dapat dibagi dua: definisi yang bersifat umum dan definisi yang
bersifat khusus.. Definisi yang bersifat khusus itu dikaitkan dengan aspek-aspek yang

lebih khusus, misalnya dalam bidang politik, ekonomi atau social sehingga melahirkan
istikah-istilah partisipasi politik, partisipasi ekonomi, partisipasi social.
Yang hendak dibahas di dalam tulisan ini adalah partisipasi masyarakat di dalam

pembangunan. Dengan dernikian pengertiannya sangat umum, sebab sesuai dengan

lingkup pembangunan

itu sendiri amatlah luas.

Namun demikian yang diartikan


di sini adalah planned developmenf, perubahan yang terencana demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam kaitannya dengan partisipasi,
pembangunan

I

L

pembahasannya adalah

lebih mengarah kepada apa yang disebut

development

participation.

Untuk memberi arti partisipasi masyarakat dalam pembangunan barangkali yang

menarik adalah hasil rumusan

menunjukkan bahwa

di

PBB.

sana ada

Dalam berbagai resolusi PBB secara jelas

tiga cara memandang partisipasi masyarakat dalam

pembangunan. Pertama adalah pembagian missal dari hasil-hasil pembangunan. Kedua,
sumbangan missal terhadap

jerih payah pembangunan. Dan ketiga adalah pembuatan

keputusan di dalam pembangunan.

Oleh karena partisipasi dilihat dalam hubungannya dengan pembangunan, maka

ada gunanya untuk sedikit menyinggung konsep pembangunan. Banyak literature yang

membicarakan dan sekaligus memberi

kritik

terhadap suatu model pembangunan.

Pembangunan mempunyai dua macam definisi yang saling berhubungan tetapi secara

analitis dapat dipisahkan.

Di

satu pihak, pembangunan bertautan dengan peningkatan

produksi barang-barang materiil dan pelayanan.
sebagai pertumbuhan ekonomi, dimana

Ini


adalah pengertian pembangunan

titik perhatiannya sebagian besar

pada persoalan-

persoalan kuantitatif tentang produksi dan penggunaan sumber-sumber. Dalam pihak
.

lain, pembangunan bertautan dengan perubahan di dalam pemerataan barang-barang

I
;
I

materiil dan di dalam sifat hubungan social. Ini pengertian pembangunan dalam arti

l


pembangunan social, dimana

titik beratnya pada perubahan dasar secara kualitatif

dan

i
i

di$ributive di dalam struktur masyarakat melalui peniadaan diskriminasi dan penindasan

I

structural, pencipaan dan jaminan akan adanya kesempatan dan pembagian yang lebih
merata atas hasil-hasil pertumbuhan ekonomi di kalangan penduduk.

Dalam hubungannya dengan pembangunan, PBB memberi definisi partisipasi
sebagai keterlibatan aktif dan bermakna dari masyarakat pada tingkatan-tingkatan yang

berbeda, (a) di dalam proses pembentukan keputusan untuk menentukan tujuan-tujuan
kemasyarakatan dan pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut; (b) pelaksanaan program-program dan proyek-proyek secara sukarela. Namun

kiranya perlu ditambahkan

di sini sesuai dengan azas tujuan

pembangunan adalah

pembagian yang merata atas hasil pembangunan, maka perlu dipertimbangkan tingkatan

yang ke tiga dari keterlibatan masyarakat, yaitu (c) pemanfaatan hasil-hasil dari suatu

6

Partisipatif tak ternatas kanya
dapx te4adi di dalam masyarakat
yang hidu dalam isolasi
sempurna' Bila hubungan antara
pedesaan ayau tempat
tempat terisorir itu terah
mengalami proses penyatuan kedalam
daerah - daerah luar, masyarakat
ifu masuk dalam
jaringan social' ekonomi,
pemerintirhan dan politik yang
lebih banyak dikontrol oleh
pusat pusat kota dan pura
oreh campur tangan pemerinyah.
Masyarakat itu murai
melepaskan berbagai fungsinya
seperti fungsi pendidikan yang
tradisionar, pertukaran
jasa dan pelayanan kesejahteraan
masyarakat. Fungsi ini kemudian
lebih banyak di
gantikan oleh organisasi
organisasi fungsional atau oleh
pemerintah sendiri. Hal ini
yang menyebabkan lingkup
kegiatan yang dapatdi contror
merarui usaha _ usaha
partisipatif menjadi semakin
terbatas.

-

-

-

Namu demikian sebenarnya bila
ditilik rebih lanju! bentuk partisipasi yang
terbatas

bukan berarti menurunkan hambatan
anggota masyarakat untuk berpatisipasi
di
dalam pembangunan' Bila semula
bentuk partisipasi di dasarkan pada
ikatanlocal yaitu
kesadaran dan kewajiban sebagai
warga dari suatu wilayah tertentu,
dalam prosesnya
berkembang atas dasar fungsi
dan kepentingan. setiap orang
di fungsikan di dalam setiap
bidang kegiatan dan seraya dengan
itu kepentingannya baik kepentingan
sociar,
ekonomi' politik ) dapat terpenuhi.
Justru dalam keadaan ini partisipasi
rakyat ( popular
participation ) dapat dikembangkan
daram rangka keberhas,an program _
program
pembangunan masyarakat.

(

:::::t:*

,r,.yj*

kecenderungan sekarang

f::::r::lTr:".:lr*n*_r*a
hrr6
A^-^t
pun
dapat

di rangsang
l:

pembangunan masyarakat.

lebih

terirorial dari pada tungsi

,

di

berikan

artinyaparrisipasi yang

;*,;il**.J-r;

untuk menghindari perrawanan terhadap
usaha _

7' Penggorongan partisipasi
berdasarkan pada Efektifltas
secara ekstrim berdasarkan pada
tingkat efektifitasnya, partisipasi

menjadi dua.

pada

di

usaha

bedakan

Partisipasi ufeldit yaitu kegiatan
- kegiatan partisipatif yang telah menghasilkan
penvujudan seruruh tujuan *
tujuan yang mana akriviyas partisipasi
diusahakan.
Partisifosi tidak efektif, terjadi
bila tidak satupun atau sejumlah
kecil saja dari
tujuan - tujuan aktivitas partisipatif
yang dicanangkan terwujud.

.1:

tq

Daftar Pustaks

Margono Slamet. 1978. Kumpulan Bahan Bacaan Penyuluhan Pertanian. IPB, Bogor.
Rogers, E.

M

1983. Diffusion of Innovations.

3 rd Ed. The Free Press, New York.

Rogers, E.M. and Shoemaker, F.F.1971. Communicationof Innovations.
eultural Aproach. The Free Fress, New York.
Soekandar Wiriaatmadja. 1983. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian.
Jakarta.

A

Cross

CV. Yasagunq

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar KomunikasiPertanian UniversitaslndonesiaPress,
Jakarta.

Totok Mardikanto. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Sebelas Maret
University Press, Surakarta.

q