PENGARUH PENGGUNAAN AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 9 BANDUNG.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: IRWAN ZULMI

NIM. 0800744

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Bandung


(2)

MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 9 BANDUNG

Oleh Irwan Zulmi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Irwan Zulmi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilidungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing 1

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 19650817 199001 1 001

Pembimbing II

Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd NIP. 19750812 200912 1 004

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 19650817 199001 1 001


(4)

Irwan Zulmi, 2014

ABSTRAK

Irwan Zulmi (0800744), “Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bola Basket Tehadap Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Di SMAN 9 Bandung. Pembimbing 1 Drs. Mudjihartono, M.Pd. Pembimbing 2 Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh

penggunaan audio visual dalam pembelajaran permainan bolabasket terhadap

hasil belajar siswa?”. Tujuan dari penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh penggunaan metode audio visual dan konvensional terhadap kemampuan shooting siswa dalam pembelajaran permainan bolabasket. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 9 Bandung, dan sebagai sampelnya adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test post-test design. Instrument dan alat pengumpul data yang digunakan adalah tes penguasaan gerak menembak (shooting) dari Harrow. Pendekatan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan uji kesamaan dua rata (uji satu pihak) pengujian dilakukan pada taraf signifikan

α=0,05 dengan thitung 4,47 dan ttabel 1,895 maka Ho diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: “adanya pengaruh terhadap hasil belajar dengan

menggunakan media audio visual dan konvensional terhadap kemampuan

shooting siswa dalam proses belajar dalam permainan bolabasket di SMAN 9

Bandung. Pembelajaran yang menggunakan media audio visual terlihat adanya

peningkatan secara signifikan dibandingkan dengan media konvensional.” Kata kunci : Hasil Belajar, Audio Visual, Metode Konvensional, Bolabasket.


(5)

Irwan Zulmi, 2014

ABSTRACT

Irwan Zulmi (0800744), "Influence of Audio Visual in Learning Basketball Game Towards The Following Student Results Extracurricular Activities Basketball In SMAN 9 Bandung". Supervisor 1 Drs. Mudjihartono, M.Pd. Supervisor 2 Lukmannul Haqim Lubay, M.Pd.

A primary issue in this research is "how to influence the use of audio-visual learning basketball game against the results of student learning?". The purpose of this study is how much influence the use of audio-visual and conventional methods for shooting abilities of students in learning basketball game. The method used is the experimental method. The population used in this study were students of SMAN 9 Bandung, and as the sample were students who follow basketball extracurricular activity at SMAN 9 Bandung. Sampling using purposive sampling technique. The study design used is a pre-test post-test design. Instrument and data collecting instrument used is the mastery test motion shooting (shooting) of Harrow. The statistical approach is used to test hypotheses that the two average similarity test (test one parties) testing was conducted at significant

level α = 0.05 to thitung 4.47 and ttable 1.895 then Ho is accepted. It can be

concluded as follows: "the effect on learning outcomes with the use of audio-visual media and conventional to the shooting ability of students in the learning process in a basketball game at SMAN 9 Bandung. Learning the use of audio-visual media been increased significantly compared with conventional media. "


(6)

Irwan Zulmi, 2014

Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Terhadap

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikai Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 9

B. Kerangka Berpikir ... 23

C. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

B. Popolasi dan Sampel Penelitian ... 29

C. Desain Penelitian ... 31

D. Metode Penelitian... 34

E. Definisi Operasional... 35

F. Instrument Penelitian ... 37


(7)

Irwan Zulmi, 2014

Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Terhadap

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI PENEMUAN

A. Hasil Penelitian ... 47 B. Pengujian Analisis ... 49 C. Diskusi Penemuan ... 52 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 54 B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui pendidikan jasmani.

Persepsi sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan kemampuan dalam berolahraga, tetapi perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Seperti yang diungkapkan oleh Dauer dan Pangrazi (1989, hlm. 1) [Online] Tersedia di http://penjaskes-

pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html [Diakses 12 Maret 2014] bahwa :

Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.


(9)

Pendidikan jasmani merupakan salah satu ajaran yang sangat penting untuk dipelajari karena mengandung banyak sekali istilah-istilah di dalamnya. Misalnya pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Sedangkan jasmani disini bukan hanya badan saja, tetapi keseluruhan (manusia seutuhnya), karena antara rohani dan jasmani tidak dapat dipisahkan, jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan yang utuh, selalu berhubungan dan saling mempengaruhi. Di sekolah pendidikan jasmani sangatlah perlu, karena aspek di dalamnya dapat menyehatkan tubuh kita dari berbagai unsur-unsur yang bisa merubah tata cara laku kita menjadi tidak sehat. Pendidikan jasmani secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran stabilitas nasional, dan lain sebagainya. Hakekat pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan bukan prestasi dalam cabang olahraga, akan tetapi untuk menutup kemungkinan adanya perkembangan prestasi bagi siswa yang memiliki bakat dan kemampuan dalam cabang olahraga tertentu.

Perkembangan bola basket di Indonesia khususnya akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat pesat, yaitu ditandai dengan banyaknya pertandingan-pertandingan baik ditingkat daerah, provinsi, maupun nasional. Serta banyaknya dukungan penonton dalam suatu pertandingan baik tua maupun muda. Hal ini memberikan gambaran bahwa permainan bola basket sangat digemari oleh masyarakat. Di sekolah pun permainan bolabaket termasuk kedalam salah satu bahan ajar dalam pendidikan jasmani yang termasuk ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Permainan bolabasket selain akan mengembangkan kegiatan bermain para siswa, juga di dalam permainan itu sendiri terdapat nilai-nilai untuk mengembangkan pembentukan kepribadian anak. Maka dari itu, permainan bolabaket dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan aspek fisik, mental, emosional, dan intelektual para siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Kadir (dalam Sucipto 2010, hlm. 46) bahwa: “Penjas bukan hanya mengembangkan aspek fisik saja, melainkan akan mengembangkan aspek


(10)

kognitif, emosi, mental sosial, moral dan estetika”. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses interaksi pendidikan antar guru dengan siswa melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak berorientasi pada gerak dan pengetahuan saja, tetapi juga pada sikap dan nilai-nilai.

Menurut Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar pendidikan jasmani harus diwujudkan dalam bentuk kompetensi siswa. Seperti yang diungkapkan Sucipto (2010, hlm. 51-52) bahwa kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran jasmani di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Melakukan gerak dasar lokomotor dan non-lokomotor, 2. Melakukan keterampilan dasar manipulatif menggunakan alat, 3. Melakukan berbagai permainan kecil tanpa alat (games), 4. Melakukan berbagai permainan berpasangan dan beregu, 5. Melakukan unsur-unsur dasar keterampilan permainan dan olahraga, 6. Melakukan latihan dasar pengebangan komponen kebugaran, 7. Melakukan ketangkasan sederhana, 8. Melakukan gerakan-gerakan senam irama, 9. Melakukan permainan air, 10. Melakukan teknik dasar renang dan keselamatan di air, 11. Melakukan pengenalan lingkungan sekolah dan sekitarnya serta dasar-dasar berkemah dilingkungan sekolah, 12. Memiliki dasar-dasar pengetahuan tentang manfaat aktivitas fisik terhadap organ tubuh, kesehatan, dan kebugaran, 13. Menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai aktivitas dalam pendidikan jasmani seperti: tenggang rasa, opan antun, menghargai, jujur, bekerjasama, sportif, bertanggung jawab, disiplin, dan lainnya. Seluruh kompetensi di atas diharapkan dapat dicapai oleh pembelajaran berbagai aktivitas fisik dan olahraga yang dapat dikelompokkan ke dalam enam bahan kajian menurut Sucipto (2010, hlm. 52-52), yaitu:

1. Aktivitas permainan dan olahraga, 2. Aktivitas pengembangan, 3. Uji diri/senam, 4. Aktivitas ritmik, 5. Aktivitas air (aquatik), 6. Pendidikan luar kelas.

Permainan bolabasket merupakan alah satu aktivitas fisik yang berada dalam kelompok aktivitas permainan dan olahraga. Secara spesifik dan diwujudkan ke dalam bentuk indikator keberhasilan belajar , seperti yang diungkapkan oleh Sucipto (2010, hlm. 53), adalah sebagai berikut:


(11)

1. melempar dan menangkap bola baik sambil diam maupun bergerak, 2. Memantul-mantulkan/mendrible bola baik sambil diam maupun sambil bergerak, 3. Melakukan tembakan dalam rangka mencetak skor, 4. Mengembangkan kerjasama tim dalam permainan, 5. Melakukan permainan boabasket dengan peraturan yang dimodifikasi.

Indikator-indikator di tersebutlah yang harus dijadikan pedoman oleh guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran. Keberasilan belajar tersebut tidak cukup dapat tercapai oleh permainan bolabasket itu sendiri, namun dituntut pula kecerdasan seorang furu penjas dalam menerapkan berbagai pendekatan, gaya mengjar, metode mengajar yang tepat, termasuk dengan dukungan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, sehingga kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa tercapai. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan media sebagai alat bantu pembelajaran. Dengan kata lain, materi atau bahan ajar yang disampaikan bisa diterima dan dipahami siswa secara menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (dalam Arsyad 2011, hlm. 15), bahwa :

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan kata lain, media pembelajaran di samping menjadi perantara guru dan siswa dalam memahami materi ajar, juga merangsang pola pikir siswa.

Maka dari itu media yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah media audio visual. Maksud media audio visual adalah wadah atau sarana yang mengandalkan penglihatan dan pendengaran. Terutama dalam pembelajaran bola basket sehingga guru penjas harus dapat meneliti dengan benar, apakah dengan penerapan media audio visual tersebut siswa yang kita didik akan dapat berkembang. Tujuan utama dalam pembelajaran menggunakan media audio visual adalah memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran bola basket terhadap siswa dan mengembangkan segenap potensi yang optimal bagi siswa melalui media audio visual. Oleh karena itu, contoh gerakan yang diberikan melalui media audio visual untuk memajukan perkembangan peserta didik.


(12)

Dalam proses pembelajaran bola basket dengan menerapkan media audio visual akan memberikan pengaruh positif sehingga dalam proses belajar mengajar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Sudjana dan Rivai (1992, hlm. 2) [Online] Tersedia di http://herminegari.wordpress.com/perkuiahan/fungi-dan-manfaat-media-pembelajaran/ [Diakses 26 Februari 2014] mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran,

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Namun kejadian di lapangan masih banyak guru pendidikan jasmani yang mengajarkan keterampilan permainan bolabasket dengan menggunakan pembelajaran konvensional, yang dimana guru hanya bertugas sebagai pentransfer ilmu dan murid sebagai penerima ilmu yang diberikan oleh gurunya. Sejauh pengamatan yang penulis lakukan, bagi para siswa pemula masih agak kesulitan untuk belajar teknik dasar keterampilan bolabasket yang baik apabila tidak dibekali dengan pengetahuan dan contoh yang baik dan benar. Kompensasi gerak yang terus menerus dilakukan dan tidak adanya evaluasi dari gurunya akan menyebabkan munculnya “bad habit” atau kebiasaan buruk pada siswa dan akan selalu berulang terus menerus.

Dengan demikian penerapan media audio visual cenderung lebih sesuai dengan tuntutan `pembelajaran khususnya dalam permainan bolabasket. Namun dalam penerapannya di sekolah ada beberapa kendala atau hambatan, antara lain adalah faktor guru, siswa, lingkungan sekolah yang kurang memadai, metode pembelajaran yang kurang bervariasi, sarana dan pra-sarana yang kurang lengkap, alat dan media yang dipergunakan masih kurang. Berlatar belakang dari


(13)

pemikiran diatas, penulis berupaya untuk melakukan penelitian di sekolah dengan judul : Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Bola Basket Terhadap Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Basket Di SMAN 9 Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan diatas, dapat diidentfikasi terkait dengan penggunaan media audio visual dalam permainan bolabasket di SMAN 9 Bandung adalah sebagai berikut :

1. Guru Penjaskes masih belum menguasai tentang fungsi dari penggunaan media audio visual.

2. Guru Penjaskes masih cenderung menggunakan media konvensional dalam penyampaian materi dalam pembelajaran bola basket.

3. Masih jarang guru penjaskes yang menerapkan pembelajaran mengguakan media audio visual dalam pembelajaran bola basket.

4. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam memberikan jawaban pada suatu permasalahan.

5. Siswa terlalu bergantung pada instruksi guru dalam pembelajaran bola basket. 6. Kurangnya kesempatan gerak yang didapat siswa karena guru terlalu lama

dalam penyampaian materi pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut : “Bagaimana pengaruh penggunaan audio visual dalam pembelajaran permainan bolabasket terhadap


(14)

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui secara nyata mengenai pengaruh penggunaan audio visual dalam pembelajaran bola basket terhadap hasil belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Secara teori penelitian ini bermanfaat karena memberikan data empirik tentang pengaruh penerapan audio visual dalam pembelajaran bola basket terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung. Namun pada dasarnya penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Sebagai media baru bagi siswa SMA agar tidak jenuh dalam menerima materi penjaskes yang terkesan monoton dan dapat mempersingkat waktu serta mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan atau materi.

2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan mengenai model pembelajaran yang baru dan sebagai pertimbangan untuk menggunakan metode tersebut.

3. Memberikan informasi kepada pembaca bahwa audio visual merupakan sarana yang sangat menunjang untuk pembelajaran masa kini dan dan dapat dijadikan alternative dalam membuat pola melatih yang inovatif

F. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi pada masalah pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media audio visual terhadap hasil belajar dalam proses pembelajaran permainan bolabasket di SMAN 9 Bandung.

Untuk menghindari kesalah fahaman tentang penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis, maka dijelaskan batasan-batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pengaruh media audio visual terhadap hasil belajar siswa melakukan tembakan hukuman dalam proses pembelajaran permainan bolabasket.


(15)

2. Pengaruh media konvensional terhadap hasil belajar siswa melakukan tembakan hukuman dalam proses pembelajaran permainan bolabasket.

3. Populasi yang dijadikan obyek penelitian penulis adalah siswa di SMAN 9 Bandung.

4. Sampel yang digunakan sebanyak 16 orang siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung.

G. Struktur Organisasi Penulisan

Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab. adapun uraian tentang isi dari penulisan penulisan setiap babnya adalah :

1. Dalam BAB I pendahuluan berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan awal dari penyusunan skripsi ini. Bab ini tersusun atas latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian mengenai pengaruh audio visual dalam permainan bola basket terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung.

2. Selanjutnya BAB II mengenai tinjauan teoritis tentang permainan bola basket serta media audio visual dan pengaruhnya terhadap hasil belajar. bab ini berfungdi umtuk landasan teoritis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis mengenai pengaruh audio visual dalam permainan bola basket terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung

3. Kemudian BAB III Metode Penelitian, berupa tentang penjabaran secara rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan alsan rasionalnya, serta teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang didapat.

4. Selanjutnya BAB IV hasil penelitian dan pembahsan, berisi tentang dua hal utama, yaitu pengolahan dan analisiis data (untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan untuk menghasilkan temuan


(16)

berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian) dan pembahasan atau analisis temuan (untuk mendiskusikan hasil temuan yang dikaitkan dengan dasar teoritis yang telah dibahas dalam BAB II. 5. Dan BAB V kesimpulan dan saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan

pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian mengenai pengaruh audio visual dalam permainan bolabasket terhadap hasil belajar siswa SMAN 9 Bandung. Kemudian saran atau rekomendasi yang ditulis ditujukan kepada pengguna hasil penelitian, seperti banyak pihak dari jurusan PJKR, pihak sekolah dan peneliti selanjutnya.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMAN 9 Bandung yang beralamat di Jl. LMU Suparmin 1A Bandung. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 3 juni sampai 5 juli 2014 selama 4 minggu, dengan pemberian perlakuan eksperimen dilaksanakan dalam 12 kali pertemuan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Untuk memperoleh data dari suatu penelitian diperlukan sumber data penelitian. Dimana pada umumnya sumber data dalam penelitian adalah populasi. Menurut Sugiyono dalam bukunya (2011, hlm. 117) bahwa: “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Maka dari itu populasi merupakan sumber data yang sangat penting bagi terlaksananya suatu penelitian. Tanpa adanya populasi, penelitian tidak mungkin dapat dilaksanakan. Menurut Abdurrahmat (2006, hlm. 103) bahwa “Populasi adalah keseluruhan unit elementer yang parameternya akan diduga melalui stastistika hasil analisis yang dilakukan terhadap sampel penelitian”.

Maka, menurut pendapat para ahli di atas penulis menarik kesimpulan bahwa pada prinsipnya populasi adalah semua kelompok baik manusia, hewan, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat secara terencana dan menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Adapun populasi dari sampel penelitian ini adalah siswa di SMAN 9 Bandung.


(18)

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2011, hlm. 118) adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan tenaga, waktu, dan dana maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Dalam penelitian ini sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Menurut Sugiyono (2010, hlm. 174) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini, sampel yang diteliti adalah siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung. Sebanyak 18 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Kelompok control dan kelompok bebas, dalam setiap kelompok terdiri dari 8 siswa. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Suharsimi (2006, hlm. 134) [Online] Tersedia di

repository.upi.edu/.../6/S_PLS_0906591_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014] sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka jika subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga, dan data.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 16 orang. Dalam penelitian ini penulis menetapkan teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 124) purposive sampling adalah “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sedangkan menurut Hadari (1993, hlm.

158) bahwa “dalam teknik purposive sampling ini pengambilan sampel digunakan

sesuai dengan tujuan penelitian”. Dengan demikian, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dalam teknik purposive sampling ini sampel yang digunakan harus sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang sudah penulis tetapkan


(19)

berdasarkan dari tujuan penelitian. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswi SMAN 9 Bandung yang mengikuti kegiatan ektrakurikuler bolabasket. Maka penulis akan paparkan mengenai prosedur pelaksanaannya, sebagai berikut: 1. Penetapan sampel (subyek) sebanyak 16 siswa puteri yng mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler bolabasket di SMAN 9 Bandung.

2. Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis melakukan tes awal (pretest) kepada subyek sebanyak 16 orang tersebut dengan melakukan permainan bolabasket yang disertai dengan shooting free throw dan pelatih, ass.pelatih, serta penulis sebagai observer betugas menilai keterampilan shooting free throw semua subyek penelitian. Yang dimana untuk memperoleh hasil skor awal keterampilan shooting free throw.

3. Setelah itu penulis menetapkan kelompok yang akan diberikan proses pembelajaran dengan mengunakan media audio visual dan media konvensional dengan menggunakan metode zig-zag agar didapatkan hasil yang sama rata. 4. Setelah hasil tes awal selesai dijumlahkan, penulis menyusun rangking menurut

skor dari yang terbesar hingga skor terkecil. Selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok yang homogen. Sehingga kedua kelompok tersebut setara atau secara rata-rata memiliki keterampilan menembak yang setaraf atau sama. 5. Lalu kedua kelompok tersebut diberikan treatment (perlakuan) selama 16x

pertemuan, selanjutnya dilaksanakan test akhir (posttest) dengan tes yang sama yaitu melakukan permainan bolabasket dengan disertai shooting free throw.

C. Desain Penelitian

Metode eksperimen mempunyai beberapa desain yang dapat digunakan dalam penelitian, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011, hlm. 112), sebagai berikut: “Pre-experimental Design, True Eksperimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design”.


(20)

Tetapi yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah tentang True

Eksperimental Design. Dikatakan True Eksperimental (eksperimen yang

betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas peaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari

True Eksperimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen

maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random. Dalam desain ini dikemukakan dua betuk desain True Eksperimental, namun dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas tentang desain penelitian

Pretest-posttest Design, yaitu :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

(sumber Sugiyono, 2011, hlm.112) Keterangan :

R1: Kelompok media audio visual

R2 : Kelompok Konvensional

O1 : Pretest kelompok media audio visual

O3 : Pretest kelompok konvensional

X1 : Treatment kelompok media audio visual

X2 : Treatment kelompok konvensional

O2 : Posttest kelompok media audio visual

O4 : Posttest kelompok konvensional

R1 O1 X1 O2


(21)

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1) – (O4-O3). Berdasarkan jenis desain penelitian yang penulis kemukakan

diatas, maka dalam penelitian tes hasil belajar shooting tembakan hukuman (free

throw) ini penulis menggunakan desain eksperimen dengan teknik pretest-posttest control group design, karena proses penelitian ini penulis menghadapi dua

kelompok sampel, yaitu satu merupakan kelompok eksperimen dan yang lainnya menjadi kelompok kontrol atau pembanding.

Agar dapat mempermudah penulis dalam menyusun penelitian ini, maka penulis menyusun langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

Kelompok B :

Latihan shooting menggunakan media konvensional

Posttest

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

Tes Awal: Tes Free Throw Sampel

Kelompok A :

Latihan shooting menggunakan media audio visual


(22)

Gambar 3.3

Langkah-langkah penelitian

D. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penggunaan metode penelitian dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji, berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat tidaknya dalam pemilihan metode penelitian. Maka dari itu metode penelitian merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen. Karena alasan penulis memilih menggunakan metode eksperimen adalah metode ini dianggap tepat untuk meneliti hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh penulis, yaitu faktor yang dikenai perlakuan dengan faktor yang tidak dikenai perlakuan. Dalam hal ini berkaitan dengan pendapat yang diungkapkan Arikunto (2006, hlm. 117) [Online] Tersedia di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf[Diakses 26 Februari 2014] mengatakan sebagai berikut :

Metode penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Untuk penelitian eksperimen ada dua variabel yang harus menjadi perhatian peneliti. Hal ini seperti dijelaskan Sudjana (1989, hlm. 19) [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014] adalah sebagai berikut:


(23)

Dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel yang diamati atau diukur sebagai variabel akibat dari manipulasi dari variabel bebas disebut variabel terikat.

Untuk melihat keberhasilan dari variabel bebas perlu adanya kelompok kontrol sebagai pembanding. Sejalan seperti yang diungkapakan Faisal (1982,

hlm. 80) [Online] Tersedia Di

http://repository.upi.edu/4505/6/S_JKR_0807722_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014] menjelaskan sebagai berikut:

Suatu eksperimen mengandung upaya untuk membandingkan mengenai akibat suatu treatment tertentu dengan treatment lainnya yang berbeda, atau dengan tanpa treatment. Biasanya disebut suatu kelompok eksperimen dan suatu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tadi, sedapat mungkin sama atau mendekati sama ciri-cirinya.

Mengacu pada penjelasan uraian diatas, maka dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel yang terlibat, yaitu:

1. Pembelajaran permainan bolabasket dengan menggunakan media audio visual. 2. Pembelajaran permainan bolabasket konvensional.

3. Penampilan keterampilan shooting tembakan hukuman (free throw) dalam permainan bolabasket.

Pembelajaran permainan bolabasket dengan menggunakan media audio visual merupakan kelompok eksperimen, sedangkan pembelajaran bolabasket konvensional sebagai kelompok kontrol. Disisi lain pembelajaran permaianan bolabasket yang menggunakan media audio visual dan pembelajaran permainan bolabasket yang konvensional merupakan variabel bebas, sedangkan tes penampilan keterampilan shooting tembakan hukuman (free throw) dalam permainan bolabasket sebagai variabel terikat atau variabel akibat.


(24)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka penulis mencoba memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pengaruh. Menurut pendapat Menurut Scott dan Mitchell [Online] Tersedia di http://suhideppyanita.blogspot.com/pengertian-pengaruh.html [Diakses 26

Februari 2014] “Pengaruh merupakan suatu transaksi social dimana seorang

atau kelompok orang digerakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang lainnya untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan”.

2. Media audio visual. Menurut Wina Sanjaya (2010, hlm. 172) [Online] Tersedia di http://lisnadotcom.wordpress.com/media-audiovisual/. [Diakses 26 Februari 2014] “Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film,

slide suara, dan sebagainya”.

3. Media pembelajaran konvensional. Djamarah (1996, hlm. 25) [Online] Tersedia di http://muhammadkholik.wordpress.com [Diakses 26 Februari 2014], Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

4. Permainan Bola Basket. Menurut Sucipto dkk (2010, hlm. 23) mendefinisikan sebagai berikut: “permainan yang dimainkan dengan tangan, dalam arti bola selalu dimainkan dari tangan ke tangan pemain dalam satu regu”.

5. Tembakan Hukuman. Tembakan hukuman diartikan tembakan bebas (free throws), menurut peraturan permainan bola basket (2012) [Online] Tersedia di http://www.perbasi.or.id/ [Diakses 27 maret 2014] bahwa, “Tembakan bebas adalah kesempatan yang diberikan kepada seseorang pemain untuk menciptakan 1 angka, tidak dijaga, dari posisi dibelakang garis free-throw dan di dalam setengah lingkaran.”


(25)

6. Belajar. Menurut Sumadi Suryabrata dalam (Mahendra 2007, hlm. 161) mengemukakah bahwa : ‘Belajar merupakan upaya yang sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik yang berupa pengetahuan maupun

ketrampilan’.

7. Pengertian siswa menurut Abudin Nata [Online] Tersedia di http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-murid.html [Diakses 27 Maret 2014] diartikan sebagai orang yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman dan kepribadian yang baik sebagai bekal hidupnya agar bahagia dunia dan akhirat dengan jalan belajar sungguh-sungguh.

F. Intrument Penelitian

Dalam penelitian ini sangat diperlukan adanya data dan juga alat ukur untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Dalam pengumpulan data, instrument atau alat pengumpulan data yang digunakan harus sesuai dengan data yang yang akan kita cari. Seperti yang diungkapkan oleh Nurhasan (dalam Sofyan 2012, hlm. 51) mengemukakan

bahwa: ‘Dalam proses pengukuran membutuhkan alat ukur.’ Dengan alat ukur ini akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Maka dari itu, diperlukan sesuatu instrumen penelitian untuk dapat memperoleh suatu data.

Adapun instrumen yang akan digunakan penulis bertujuan untuk mengukur aspek psikomotor yang dimiliki oleh siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Nurhasan (2013, hlm. 181) menyebutkan tingkat aspek psikomotor terdiri dari enam tingkatan, yaitu:

1. Gerakan reflex, merupakan semua gerakan yang tidak disadari.

2. Gerakan dasar fundamental, gerakan lokomotor (berjalan, lari, lompat, berguling & gerakan non-lokomotor (lari di tempat, sit up, push up).


(26)

3. Kemampuan perseptual, kemampuan dalam mempersepsi suatu gerakan. 4. Kemampuan fisikal, kemampuan yang berupa kekuatan, daya tahan, power. 5. Gerakan ketrampilan, rangkaian gerak mulai dari gerakan sederhana sampai

gerakan yang kompleks.

6. Komunikasi non-discursive, kemampuan yang meliputi berbagai kemampuan yang berkenaan dengan gerakan eksplosif dan interpretive.

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian penguasaan gerak menembak (shooting) menurut Nurhasan (2013, hlm. 181-182) instrumen penilaiannya sebagai berikut:

Tahapan Gerak

No Kriteria Penilaian Skor

1 2 3 4

Persiapan

1 Posisi siap, salah satu kaki didepan agak bengkok 2 Bola dipegang didepan dada

dengan jari-jari dibuka lebar 3 Angkatlah bola keatas kepala

bersamaan dengan tangan 4 Sikut menghadap kedepan 5 Pandangan kedepan ke arah

keranjang

Pelaksanaan

6 Doronglah bola kekeranjang bersamaan dengan sikut


(27)

7 Tangan kiri menahan bola agar tidak jauh (menjaga

keseimbangan)

8 Irama gerakan jangan terputus-putus

9 Saat melemparkan bola, luruskan kedua lutut dan lengan ke atas

yang diakhiri dengan telapak tangan menghadap kebawah Gerak lanjut 10 Gerakan loncat saat bergerak

kearah yang dituju 11 Bola gerak ke arah sasaran

Nilai Proses (Jumlah skor siswa)

Skor Maksimal 44

Kriteria norma penilaian menembak (shooting) bolabasket Nurhasan (2013, hlm. 182)

Presentasi Rentang Skor

Nilai Produk Menembak (shooting)


(28)

66-79% 27-33 Baik

56-65% 25-26 Cukup

41-55% 18-24 Kurang

0-40% 0-17 Kurang Sekali

*) Sumber: buku tes dan pengukuran dalam pendidikan jasmani, Nurhasan (2013, hlm. 181-182).

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah tes keterampilan menembak (shooting) dalam Nurhasan (2013, hlm. 181). Menurut Arikunto (2006, hlm. 151) “Tes prestasi atau achievment test yaitu tes yang digunakan

untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu”. Dari pendapat tersebut, telah jelas bahwa tes prestasi diberikan sesudah orang yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang akan diteskan.

Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu adanya data. Data tersebut diperoleh pada akhir eksperimen sebagai data akhir setelah kelompok tersebut diberi suatu treatment atau perlakuan. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan setelah diberikan perlakuan dilakukan tes, yaitu tes keterampilan shooting tembakan hukuman (free throw) dalam permainan bolabasket.


(29)

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah berupa eksperimen yang terdiri dari tes awal, pelaksanaan proses pembelajaran shooting menggunakan media audio visual dan diakhiri dengan melakukan tes akhir.

1. Pelaksanaan Tes awal

Pelaksanaan tes awal pada pertemuan bertempat di SMAN 9 Bandung. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa melakukan tembakan hukuman (free throw) pada kelompok sampel sebelum diberikan pembelajaran. Teknis pelaksanaan tes awalnya adalah sebagai berikut :

a. Tes yang akan digunakan adalah penilaian tentang penguasaan gerak dalam melakukan tembakan hukuman (free throw).

b. Penulis mempersiapkan lapangan dan alat-alat yang akan digunakan selama penelitian berlangsung.

c. Setelah semua siap, penulis menginstruksikan kepada semua siswi untuk melakukan permainan bolabasket, namun dalam jalannya permainan harus terjadi tembakan hukuman (free throw) dan penulis merekam semua tembakan hukuman (free throw) yang terjadi selama permainan berlangsung.

d. Lalu setelah permainan usai para penilai (observer) melihat kembali rekaman tembakan hukuman (free throw) yang telah dilakukan oleh para siswi dan memberikan penilaian pada lembar penilaian penguasaan gerak tembakan hukuman (free throw) yang telah penulis sediakan. Dimana yang bertugas sebagai observer adalah pelatih, asisten pelatih, dan penulis.

e. Setelah mengetahui hasil dari tes awal yang telah dilakukan, maka penulis membagi dua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).

2. Proses Pemberian Treatment

Pemberian treatment dilakukan sebanyak 15 kali pertemuan selama lima minggu. Seperti yang diungkapkan oleh De Lorme dan Watkin (dalam Hendra 2013, hlm. 41) bahwa ‘program latihan yang dilakukan empat kali seminggu dalam enam minggu cukup efektif.’ Hal ini sejalan dengan pendapat yang


(30)

haru berlatih 3-5 kali dalam seminggu, dengan berlatih secara keras dan tekun, sistematis sesuai dengan program latihan, diharapkan prestasi atlet tidak tuurun bahkan akan meningkat dengan cepat.” Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut maka penulis menarik kesimpuan untuk melakukan penelitian ini akan ilaksanakan sebanyak 3 kali dalam satu minggu selama 5 minggu. Pemberian perlakuan (treatment) dilaksanakan sesuai dengan jadwal latihan tim basket putri

SMAN 9 Bandung yaitu selasa, kamis, dan jum’at pada pukul 15.30-selesai. Pada setiap latihan para tester melaksanakan program latihan sesuai dengan yang sudah penulis tentukan.

3. Tes Akhir

Setelah pelaksanaan pemberian perlakuan (treatment) selesai dilakukan kepada para tester maka penulis akan melakukan pengambilan data terakhir. Cara pengambilan datanya seperti pada saat tes awal. Lalu setelah semua data terkumpul tindakan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan analisis data agar dapat memperoleh gambaran tentang hasil sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah proses tes keterampilan shooting berakhir telah didapatkan data dari hasil tes awal dan tes akhir. Namun, data yang didapat ini masih tergolong nilai mentah karena penulis masih harus mencari nilai validitas dan realibilitas dari hasil peguasaan gerak tembakan hukuman (free throw). Langkah ini bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai diterima atau tidaknya hipotesis yang sesuai dengan signifikannya yang diajukan pada bab dua. Kemudian, jika proses pengolahan data selesai maka berlanjut pada tahap analisis data yang telah diperoleh dari hasil pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:


(31)

1. Rata-rata

Menghitung skor rata-rata setiap variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X

Keterangan:

xi : Nilai data

x

: Rata-rata suatu kelompok n : Jumlah sampel

∑ xi : Jumlah sampel suatu kelompok 2. Simpangan Baku

Menghitung simpangan baku sebagai berikut:

S x

Keterangan tanda dalam rumus:

S : Simpangan baku gabungan n : Jumlah sampel

xi : Nilai data


(32)

3. Uji Normalitas Data

Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Sebelum diakukan analisis korelasi, maka terebih dahulu dilakuan perhitungan normalitas dari setiap butir tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tesebut berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumus yang digunakan yaitu uji kenormalan secara non-parametrik atau disebut uji liliefors.

Pengujian hipotesis nol dilakukan denganlangkah-langkah sebagai berikut: a. pengamatanx1,x2 . . . xn dengan menjadikan bilangan baku z1, z2, . . . , zn

dengan mempergunakan rumus:

Zi =

s X Xi 

(x dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari

sampel)

b. Untuk setiap bilangan baku dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P ( z ≤ zi).

c. Selanjutnya menghitung proporsi z1, z2, . . . , zn yang lebih kecil atau sama

dengan zi. Jika proporsi itu dinyatakan S(zi), maka:


(33)

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini (Lo).

f. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai

kritis L yang diambil dari daftar utnuk taraf nyata α yang dipilih. Kriteria

adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal, jika Loyangdiperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal

lainnya hipotesis nol (Ho) diterima. 4. Uji Homogenitas

Terima Ho jika Fhitung≤ Ftabel

Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel

5. Uji t

dengan menggunakan rumus, sebagai berikut : t =

keterangan rumus:

t : nilai kritis untuk uji signifikasi beda : rata-rata beda

SB : simpangan baku beda n : jumlah sampel

t hitung < t tabel : Ho diterima t hitung > t tabel : Ho ditolak


(34)

dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Ho :

H1 :

Pendekatan statistika t =

Keterangan :

= nilai rata-rata S = simpangan baku

= nilai rata-rata S = simpangan baku = nilai sampel


(35)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah penulis lakukan, dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran audio visual dapat memberikan hasil yang positif dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan tembakan hukuman (free throw). Karena, melalui media audio visual ini siswa dapat melihat fase demi fase ketika akan melakukan tembakan hukuman, yang dimana dapat berpengaruh terhadap stimulus respon siswa. Yang dimana stimulus respon ini akan memberikan rangsangan pada otak untuk dapat merekam apa yang telah dilihat dalam rekaman video yang diberikan. Sehingga pada saat akan melakukan tembakan hukuman (free throw), secara otomatis siswa dapat melakukannya dengan baik dan benar sesuai dengan fase-fase yang sudah ditentukan.

B. Implikasi

Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran penjas di sekolah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru sebagai alternatif pembelajaran. Dengan penggunaan media audio visual ini dapat merangsang stimulus respon siswa ketika akan mengaplikasikan keterampilan dalam permainan bolabasket. Disamping itu juga peran guru juga sangat berpengaruh dalam pembelajaran. Dikarenakan guru harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan sangat efektif dan efisien agar media yang digunakan dapat berfungsi sesuai dngan apa yang akan dicapai.


(36)

C. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil pengolahan analisis data, penulis dapat memberikan saran khususnya untuk sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Berikut saran-saran dari penulis :

1. Dalam meningkatkan hasil belajar pembelajaran permainan bolabasket dapat diterapkan metode audio visual..

2. Bagi para pembina, pelatih dan guru pendidikan jasmani dalam proses latihan menembak untuk para siswa pemula sebaiknya menggunakan bola ukuran mini yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa. Bahkan jika perlu memodifikasi hal-hal lainnya seperti penyederhanaan peraturan permainan, menurunkan ketinggian ring, memperkecil ukuran lapangan dan mempersingkat waktu permainan

3. Setelah siswa benar-benar siap, terutama dalam kondisi fisiknya maka proses belajar menembak dalam permainan bolabasket dapat dilanjutkan dengan menggunakan bola ukuran standar.

4. Dalam memberikan materi pembelajaran guru harus memperhatikan tingkat kelelahan siswa, sehingga pembelajaran berjalan dengan efektif.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Dkk. (2012). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (edisi

revisi). Jakarta: Renika Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.

Cooper, Jhon dan Siedentop. (1991). The Theory and Science of Basketball. Philadelpia: Lea and Febiger.

Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hendra. (2013). Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian Dengan Metode

Pembelajaran Keseluruhan terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh. Bandung.

Universitas Indonesia.

Juliantine, Dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: Red Point.

Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Motorik. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Maksum, Ali, (2008). Diktat Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa.

Munadi, Yudhi. (2010). Media Pembelajaran – Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:


(38)

Nurhasan. (2013). Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Cimahi: Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pasundan Cimahi.

Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Ramadhan, Syahrial. (2014). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap

Peningkatan Ketrampilan Passing Dalam Pembelajaran Sepakbola.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sofyan. (2012). Perbandingan Media Dengan Media Konvensional Terhadap

kemampuan Shooting Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Bola Basket.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sucipto dkk. (2010). Modul Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung : Alfabeta

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Anas. (1995). Tujuan Evaluasi Pendidikan. [Online]. Tersedia di http://www.tuanguru.com/2012/07/tujuan-evaluasi.html. [Diakses 20 Februari 2014].

Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. [Online] Tersedia di repository.upi.edu/.../6/S_PLS_0906591_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].

Arikunto. (1989). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].


(39)

Arikunto. (2006). Pengertian Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://bismillah-go.blogspot.com/2012/06/skripsi-pengertian-metode-penelitian.html[Diakses 26 februari 2014].

Arikunto. (2006). Pengertian Metode Penelitian. [Online] Tersedia di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 26 Februari 2014].

Arsyad. (2002). Manfaat Media Pendidikan. [Online] Tersedia di

http://rosdianablog.blogspot.com/2013/06/fungsi-dan-manfaat-media-pendidikan.html [Diakses 27 maret 2014].

Dauer dan Pangrazi. (1989). Pengertian Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia di:

http://penjaskes- pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html [Diakses 12 Maret 2014].

Djamarah. (1996). Definisi Media Pembelajaran Konvensional. [Online] Tersedia di http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/. [Diakses 26 Februari 2014].

Faisal. (1982). Metode Penelitian Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://repository.upi.edu/4505/6/S_JKR_0807722_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].

Fiba Rules. (2012). [Online]. Tersedia di http://www.perbasi.or.id/. [Diakses 27maret 2014].

Hamalik. (2008). Fungsi Media Pembelajaran. [Online] Tersedia di http://delodmangkalan.blogspot.com/2013/09/media-pembelajaran-menurut-ahli.html [Diakses 27 maret 2014].


(40)

Hay. (1993). [Online] Tersedia di http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/dampak-positif-pengaruh-alat-bantu.html [Diakses 24 Februari 2014].

Nata, Abudin. Definisi Siswa. [Online]. Tersedia di

http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-murid.html. [Diakses 27 Maret 2014].

Sanjaya, Wina. (2010). Definisi Media Audio Visual. [Online] Tersedia di http://lisnadotcom.wordpress.com/2011/07/17/media-audiovisual/. [Diakses 26 Februari 2014].

Scott dan Mitchell [Online] Tersedia di

http://suhideppyanita.blogspot.com/2011/10/pengertian-pengaruh.html [Diakses 26 Februari 2014].

Sudjana dan Ibrahim. (1989). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_0605612_chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].

Sudjana dan Rivai. (1992). Manfaat Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di http://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran/[Diakses 26 februari 2014].

Sudjana. (1989). Metode Penelitian. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].

Sudjana. (1991). [Online] tersedia di http://bbpp-batangkulu.com [Diakses 10 November 2014].

Sudjana. (1992). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://repository.upi.edu/4211/6/S_JKR_060694_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].


(41)

Sumiyarsono, Dedi (2002). Teknik Dasar Menembak. [Online]. Tersedia di

http://pakguruolahraga.blogspot.com/2013/06/teknik-dasar-menembak-shooting.html [Diakses 27 Maret 2014].

Suparyanti. (1992). Ciri-ciri Kegiatan Belajar. [Online] Tersedia di http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/06/penelitian-tindakan-kelas-tpk-bola_26.html [Diakses 20 Februari 2014].

Supriyatna. (2009). Enam Jenis Dasar Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di

http://zyuone.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-media-pengajaran-menurut.html [Diakses 20 Februari 2014].

Surakhmad. (1990). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://repository.upi.edu/2267/6/S_PJKR_0800114_Chapter3.pdf. [Diakses 23 April 2014].

Surya. (1981). Definisi Belajar. [Online]. Tersedia di

http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ [Diakses 26 februari 2014].


(1)

57

Irwan Zulmi, 2014

Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Terhadap Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Di Sman 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan hasil pengolahan analisis data, penulis dapat memberikan saran khususnya untuk sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Berikut saran-saran dari penulis :

1. Dalam meningkatkan hasil belajar pembelajaran permainan bolabasket dapat diterapkan metode audio visual..

2. Bagi para pembina, pelatih dan guru pendidikan jasmani dalam proses latihan menembak untuk para siswa pemula sebaiknya menggunakan bola ukuran mini yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa. Bahkan jika perlu memodifikasi hal-hal lainnya seperti penyederhanaan peraturan permainan, menurunkan ketinggian ring, memperkecil ukuran lapangan dan mempersingkat waktu permainan

3. Setelah siswa benar-benar siap, terutama dalam kondisi fisiknya maka proses belajar menembak dalam permainan bolabasket dapat dilanjutkan dengan menggunakan bola ukuran standar.

4. Dalam memberikan materi pembelajaran guru harus memperhatikan tingkat kelelahan siswa, sehingga pembelajaran berjalan dengan efektif.


(2)

Irwan Zulmi, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Dkk. (2012). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi). Jakarta: Renika Cipta.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajawali Pers. Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta.

Cooper, Jhon dan Siedentop. (1991). The Theory and Science of Basketball. Philadelpia: Lea and Febiger.

Fathoni, Abdurrahmat. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hendra. (2013). Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian Dengan Metode Pembelajaran Keseluruhan terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh. Bandung. Universitas Indonesia.

Juliantine, Dkk. (2007). Teori Latihan. Bandung: Red Point.

Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Motorik. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Maksum, Ali, (2008). Diktat Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa.

Munadi, Yudhi. (2010). Media Pembelajaran – Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.


(3)

59

Irwan Zulmi, 2014

Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Terhadap Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Di Sman 9 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurhasan. (2013). Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Cimahi: Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Pasundan Cimahi.

Purwanto. (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Ramadhan, Syahrial. (2014). Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Peningkatan Ketrampilan Passing Dalam Pembelajaran Sepakbola. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sofyan. (2012). Perbandingan Media Dengan Media Konvensional Terhadap kemampuan Shooting Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sucipto dkk. (2010). Modul Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Anas. (1995). Tujuan Evaluasi Pendidikan. [Online]. Tersedia di http://www.tuanguru.com/2012/07/tujuan-evaluasi.html. [Diakses 20 Februari 2014].

Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. [Online] Tersedia di repository.upi.edu/.../6/S_PLS_0906591_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].

Arikunto. (1989). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].


(4)

Arikunto. (2006). Pengertian Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://bismillah-go.blogspot.com/2012/06/skripsi-pengertian-metode-penelitian.html[Diakses 26 februari 2014].

Arikunto. (2006). Pengertian Metode Penelitian. [Online] Tersedia di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 26 Februari 2014].

Arsyad. (2002). Manfaat Media Pendidikan. [Online] Tersedia di

http://rosdianablog.blogspot.com/2013/06/fungsi-dan-manfaat-media-pendidikan.html [Diakses 27 maret 2014].

Dauer dan Pangrazi. (1989). Pengertian Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia di:

http://penjaskes- pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2010/11/pengertian-definisi-pendidikan-jasmani.html [Diakses 12 Maret 2014].

Djamarah. (1996). Definisi Media Pembelajaran Konvensional. [Online] Tersedia di http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/. [Diakses 26 Februari 2014].

Faisal. (1982). Metode Penelitian Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://repository.upi.edu/4505/6/S_JKR_0807722_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].

Fiba Rules. (2012). [Online]. Tersedia di http://www.perbasi.or.id/. [Diakses 27maret 2014].

Hamalik. (2008). Fungsi Media Pembelajaran. [Online] Tersedia di http://delodmangkalan.blogspot.com/2013/09/media-pembelajaran-menurut-ahli.html [Diakses 27 maret 2014].


(5)

61

Irwan Zulmi, 2014

Pengaruh Penggunaan Audio Visual Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket Terhadap Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket Di Sman 9 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hay. (1993). [Online] Tersedia di http://mellstarnet.blogspot.com/2010/10/dampak-positif-pengaruh-alat-bantu.html [Diakses 24 Februari 2014].

Nata, Abudin. Definisi Siswa. [Online]. Tersedia di http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-murid.html. [Diakses 27 Maret 2014].

Sanjaya, Wina. (2010). Definisi Media Audio Visual. [Online] Tersedia di http://lisnadotcom.wordpress.com/2011/07/17/media-audiovisual/. [Diakses 26 Februari 2014].

Scott dan Mitchell [Online] Tersedia di http://suhideppyanita.blogspot.com/2011/10/pengertian-pengaruh.html

[Diakses 26 Februari 2014].

Sudjana dan Ibrahim. (1989). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_0605612_chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].

Sudjana dan Rivai. (1992). Manfaat Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di http://herminegari.wordpress.com/perkuliahan/fungsi-dan-manfaat-media-pembelajaran/[Diakses 26 februari 2014].

Sudjana. (1989). Metode Penelitian. [Online]. Tersedia Di http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_jkr_060649_chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].

Sudjana. (1991). [Online] tersedia di http://bbpp-batangkulu.com [Diakses 10 November 2014].

Sudjana. (1992). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://repository.upi.edu/4211/6/S_JKR_060694_Chapter3.pdf [Diakses 23 April 2014].


(6)

Sumiyarsono, Dedi (2002). Teknik Dasar Menembak. [Online]. Tersedia di

http://pakguruolahraga.blogspot.com/2013/06/teknik-dasar-menembak-shooting.html [Diakses 27 Maret 2014].

Suparyanti. (1992). Ciri-ciri Kegiatan Belajar. [Online] Tersedia di http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2012/06/penelitian-tindakan-kelas-tpk-bola_26.html [Diakses 20 Februari 2014].

Supriyatna. (2009). Enam Jenis Dasar Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia di

http://zyuone.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-media-pengajaran-menurut.html [Diakses 20 Februari 2014].

Surakhmad. (1990). Desain Eksperimen. [Online]. Tersedia di http://repository.upi.edu/2267/6/S_PJKR_0800114_Chapter3.pdf. [Diakses 23 April 2014].

Surya. (1981). Definisi Belajar. [Online]. Tersedia di http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ [Diakses 26 februari 2014].