PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Tk Pertiwi Pablengan Matesih Karanganyar Tahun 2012.

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Batasan lain mengenai usia dini pada anak berdasarkan psikologi perkembangan yaitu antara usia 0–8 tahun (UUD SISDIKNAS, 2003: pasal 1 ayat 14).

Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan pra sekolah yang mempersiapkan anak didik memasuki pendidikan sekolah dasar, bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya (PKBTK, 2004: 4). Di dalam UU No 27 Tahun 2003 tentang pendidikan prasekolah, Bab 1 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa pendidikan pra sekolah (taman kanak-kanak) adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkenbangan jasmani dan rohani anak di luar keluarganya (PKBTK, 2004: 1).

Anak usia Taman Kanak-kanak adalah sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Pada usia Taman Kanak-kanak dimana


(2)

mereka mengalami perubahan tata pergaulan sosial secara formal yang pertama, yaitu dari tata pergaulan lingkungan keluarga menuju tata pergaulan lingkungan sekolah. Perkembangan anak usia Taman Kanak-kank merupakan proses perubahan perilaku dari tidak formal menjadi formal, dari tata pergaulan sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi perkembangan manusia dari ketergantungan menuju mandiri yang diproyeksikan akan menjadi orang dewasa.

Setiap individu pada setiap bangsa pasti menginginkan pendidikan. Dalam pendidikan formal yang biasanya memegang peranan utama ialah guru yaitu mengontrol reaksi dan respons murid. Anak-anak biasanya belajar di bawah tekanan dan bila perlu dengan paksaan tertentu, kelakuannya dikuasai dan diatur dengan berbagai aturan. Kurikulum juga ditentukan oleh petugas pendidikan, bukan oleh murid sendiri, sehingga tidak selalu bahan itu menarik minat anak atau fungsional dalam kehidupan anak. Karena itu guru berusaha menarik minat anak, menggunakan paksaan atau macam-macam motivasi ekstrinsik.

Guru diharuskan mengganti metode dalam mengajar untuk mengatasi kejenuhan ketika proses belajar mengajar akan berlangsung. Beberapa metode mengajar yang dapat dipilih oleh guru antara lain: metode ceramah, metode diskusi, metode kerja kelompok, metode tanya jawab, metode karyawisata, metode sosio drama serta metode demonstrasi. Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, karena salah satu


(3)

penunjang keberhasilan pendidikan adalah penggunaan metode mengajar yang tepat.

Ahli pendidikan sependapat bahwa tidak ada satu metode mengajar pun yang dipandang paling baik, karena baik dan tidaknya metode mengajar sangat tergantung kepada tujuan pengajaran, materi yang diajarkan, jumlah peserta didik, fasilitas penunjang, kesanggupan individual dan lain-lain. Proses pembelajaran di TK hendaknya diselenggarakan secara menyenangkan, inspiratif, menantang, memotivasi anak untuk berpartisipasi aktif memberi kesempatan untuk berkreasi dan kemandirian sesuai dengan tahap perkembangan fisik dan psikis anak. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan interaksi sosial anak sangat penting. Pendidikan merupakan suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Belajar merupakan proses pribadi dan juga proses sosial ketika anak berhubungan dengan anak lainnya dalam membangun pengertian dan pengetahuan bersama.

Pengoptimalan ketrampilan anak Taman Kanak-kanak guru dapat menggunakan metode-metode yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak. Guru tidak cukup hanya memberikan ceramah kepada anak dan memberitahukannya secara lisan mengenai sesuatu, karena daya konsentrasi anak usia TK masih pendek. Selain itu kegiatan pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah tentu akan membosankan anak karena mereka masih sangat aktif bergerak.


(4)

Sebagai upaya mengembangkan ketrampilan sosial anak TK, guru dapat menggunakan metode bermain peran. Dengan metode bermain peran diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan sosial anak tentunya dengan menggunakan strategi, materi dan media yang menarik sehingga mudah diikuti oleh anak, karena dengan bermain peran anak akan memiliki kesempatan menjadi pribadi yang lain dari dirinya, maupun tokoh yang diinginkan.

Bermain peran mulai tampak sejalan dengan tumbuhnya kemampuan anak untuk berpikir simbiolik. Dalam bermain peran bersama teman-teman sebaya akan menjadi tonggak penting dalam perkembangan sosial anak. Melalui kegiatan bermain sosial diharapkan sifat egosentrisme anak akan semakin berkurang, dan anak secara bertahap berkembang menjadi mahkluk sosial yang dapat bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Kegiatan bermain peran ditandai dengan adanya interaksi dengan orang di sekeliling anak, sehingga akhirnya anak mampu terlibat dalam kerjasama dalam bermain.

Seorang guru yang baik harus dapat menciptakan iklim belajar dan mengajar yang sehat dan menyenangkan dikelasnya sehingga bisa memberikan dorongan kepada para anak didik agar mempunyai motivasi yang tinggi dan memberikan dorongan yang positif, karenanya guru harus mengetahui metode pembelajaran yang tepat dalam perencanaan mengajarnya, agar supaya anak dapat memahami apa yang diberikan oleh gurunya secara seksama.


(5)

Ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya, ia lambat laun mendapat kesadaran akan dirinya sebagai pribadi. Ia belajar untuk memandang dirinya sebagai obyek seperti orang lain memandang dirinya. Ia dapat membayangkan kelakuan apa yang diharapkan orang lain daripadanya. Ia dapat mengatur kelakuannya seperti yang diharapkan orang lain daripadanya. Dengan menyadari dirinya sebagai pribadi ia dapat mencari tempatnya dalam struktur sosial, dapat mengharapkan konsekuensi positif bila berkelakuan menurut norma-norma atau akibat negatif atas kelakuan yang melanggar aturan. Demikianlah akhirnya ia lebih mengenal dirinya dalam lingkungan sosialnya, dapat menyesuaikan kelakuannya dengan harapan masyarakat, dan menjadi anggota masyarakat melalui proses sosialisasi yang dilaluinya. Jadi dalam interaksi sosial itu memperoleh "Self Concept" atau suatu konsep tentang dirinya.

Meskipun sekolah hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, namun memegang peranan yang penting dalam proses sosialisasi, salah satunya melalui metode karyawsisata. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk sekolah. Di sekolah anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru yang memperluas ketrampilan sosialnya. Ia juga berkenalan dengan anak yang berbagai ragam latar belakangnya dan belajar untuk menjalankan peranannya dalam struktur sosial yang dihadapi di sekolah.

Masalah yang dihadapi anak akan semakin beragam seiring meluasnya sosialisasi yang mereka lakukan. Hal ini tentu akan menjadi sebuah


(6)

pengalaman baru, yang mungkin tidak mereka dapatkan ketika hanya berada dalam lingkungan keluarga. Dengan munculnya masalah-masalah tersebut anak akan termotivasi untuk mencari jalan keluarnya. Mereka akan berfikir bagaimana cara menyelesaikan masalah yang dihadapi baik secara individu maupun kelompok, yang mungkin saja akan berbeda dengan cara orang dewasa. Dari sinilah, pengalaman-pengalaman sosial anak hendaknya lebih dikembangkan lagi agar kelak mereka tumbuh menjadi manusia yang berguna bagi dirinya maupun orang lain, mampu menempatkan diri dalam masyarakat, serta manusia yang peduli sosial. Sebagai mana Tuhan Yang Maha Esa juga menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, disamping manusia sebagai makhluk pribadi.

Berkaitan dengan pemikiran di atas, penulis menganggap perlu untuk dibahas lebih mendalam dalam bentuk skripsi yang berjudul: "Upaya Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Metode Bermain Peran pada anak TK Pertiwi, Kecamatan Matesih,Kabupaten Karanganyar Tahun 2012".

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan masalah antara lain :

1. Masih adanya guru TK yang belum menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial dalam pembelajaran di TK.


(7)

2. Kurang interaksi sosial anak dalam kegiatan proses belajar mengajar dikelas karena masih diterapkannya metode pembelajaran konvensional.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dapat dikaji secara mendalam, maka diperlukan pembatasan masalah, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Obyek penelitian

Yang menjadi obyek dalam penilitian adalah:

a. Metode bermain peran sebagai upaya meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak

b. Kemampuan interaksi sosial anak 2. Subyek penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah anak di TK Pertiwi Pablengan tahun 2012

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan yang mungkin terjadi yaitu :

1. Apakah metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak ?


(8)

E. Tujuan Penelitian

Dengan memahami pembatasan masalah dan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan interaksi sosial dengan metode bermain peran pada pembelajaran anak TK Pertiwi Pablegan Matesih Karanganyar.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis hasil penelitian ini secara umum diharapkan memberikan masukan kepada pembelajaran di taman kanak-kanak, terutama terhadap perkembangan interaksi anak serta secara khusus penelitian ini memberikan konstribusi pada metode pembelajaran bermain peran yang baik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan masalah ini.


(9)

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk berusaha menciptakan interaksi yang baik dalam lingkungan sekolah antara guru dengan guru, guru dengan anak, serta anak dengan anak yang meliputi perhatian, kasih sayang, keterbukaan, suasana harmonis sehingga nantinya dapat dijadikan bekal bagi anak dalam membentuk kepribadian dan perilaku sehingga mudah dan dapat diterima dalam pergaulan yang luas baik di sekolah maupun lingkungan sekitar anak. b. Memberikan masukan kepada guru dalam menentukan metode

pembelajaran yang tepat, yang dapat menjadi alternative lain dalam pembelajaran khususnya pada anak didik Taman Kanak-kanak Pertiwi Pablengan.

c. Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan Taman Kanak-kanak.

d. Bahan pertimbangan, pembanding, masukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut.


(10)

(1)

Ketika anak berinteraksi dengan lingkungannya, ia lambat laun mendapat kesadaran akan dirinya sebagai pribadi. Ia belajar untuk memandang dirinya sebagai obyek seperti orang lain memandang dirinya. Ia dapat membayangkan kelakuan apa yang diharapkan orang lain daripadanya. Ia dapat mengatur kelakuannya seperti yang diharapkan orang lain daripadanya. Dengan menyadari dirinya sebagai pribadi ia dapat mencari tempatnya dalam struktur sosial, dapat mengharapkan konsekuensi positif bila berkelakuan menurut norma-norma atau akibat negatif atas kelakuan yang melanggar aturan. Demikianlah akhirnya ia lebih mengenal dirinya dalam lingkungan sosialnya, dapat menyesuaikan kelakuannya dengan harapan masyarakat, dan menjadi anggota masyarakat melalui proses sosialisasi yang dilaluinya. Jadi dalam interaksi sosial itu memperoleh "Self Concept" atau suatu konsep tentang dirinya.

Meskipun sekolah hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, namun memegang peranan yang penting dalam proses sosialisasi, salah satunya melalui metode karyawsisata. Anak mengalami perubahan dalam kelakuan sosial setelah ia masuk sekolah. Di sekolah anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru yang memperluas ketrampilan sosialnya. Ia juga berkenalan dengan anak yang berbagai ragam latar belakangnya dan belajar untuk menjalankan peranannya dalam struktur sosial yang dihadapi di sekolah.

Masalah yang dihadapi anak akan semakin beragam seiring meluasnya sosialisasi yang mereka lakukan. Hal ini tentu akan menjadi sebuah


(2)

pengalaman baru, yang mungkin tidak mereka dapatkan ketika hanya berada dalam lingkungan keluarga. Dengan munculnya masalah-masalah tersebut anak akan termotivasi untuk mencari jalan keluarnya. Mereka akan berfikir bagaimana cara menyelesaikan masalah yang dihadapi baik secara individu maupun kelompok, yang mungkin saja akan berbeda dengan cara orang dewasa. Dari sinilah, pengalaman-pengalaman sosial anak hendaknya lebih dikembangkan lagi agar kelak mereka tumbuh menjadi manusia yang berguna bagi dirinya maupun orang lain, mampu menempatkan diri dalam masyarakat, serta manusia yang peduli sosial. Sebagai mana Tuhan Yang Maha Esa juga menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, disamping manusia sebagai makhluk pribadi.

Berkaitan dengan pemikiran di atas, penulis menganggap perlu untuk dibahas lebih mendalam dalam bentuk skripsi yang berjudul: "Upaya Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Metode Bermain Peran pada anak TK Pertiwi, Kecamatan Matesih,Kabupaten Karanganyar Tahun 2012".

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan masalah antara lain :

1. Masih adanya guru TK yang belum menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial dalam pembelajaran di TK.


(3)

2. Kurang interaksi sosial anak dalam kegiatan proses belajar mengajar dikelas karena masih diterapkannya metode pembelajaran konvensional.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dapat dikaji secara mendalam, maka diperlukan pembatasan masalah, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Obyek penelitian

Yang menjadi obyek dalam penilitian adalah:

a. Metode bermain peran sebagai upaya meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak

b. Kemampuan interaksi sosial anak 2. Subyek penelitian

Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah anak di TK Pertiwi Pablengan tahun 2012

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan permasalahan yang mungkin terjadi yaitu :

1. Apakah metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak ?


(4)

E. Tujuan Penelitian

Dengan memahami pembatasan masalah dan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan interaksi sosial dengan metode bermain peran pada pembelajaran anak TK Pertiwi Pablegan Matesih Karanganyar.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Secara teoritis hasil penelitian ini secara umum diharapkan memberikan masukan kepada pembelajaran di taman kanak-kanak, terutama terhadap perkembangan interaksi anak serta secara khusus penelitian ini memberikan konstribusi pada metode pembelajaran bermain peran yang baik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan masalah ini.


(5)

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk berusaha menciptakan interaksi yang baik dalam lingkungan sekolah antara guru dengan guru, guru dengan anak, serta anak dengan anak yang meliputi perhatian, kasih sayang, keterbukaan, suasana harmonis sehingga nantinya dapat dijadikan bekal bagi anak dalam membentuk kepribadian dan perilaku sehingga mudah dan dapat diterima dalam pergaulan yang luas baik di sekolah maupun lingkungan sekitar anak. b. Memberikan masukan kepada guru dalam menentukan metode

pembelajaran yang tepat, yang dapat menjadi alternative lain dalam pembelajaran khususnya pada anak didik Taman Kanak-kanak Pertiwi Pablengan.

c. Memberi sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan Taman Kanak-kanak.

d. Bahan pertimbangan, pembanding, masukan atau referensi untuk penelitian lebih lanjut.


(6)

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Anak Melalui Metode Bermain Peran Kelompok B Di BA Aisyiyah 4 Palur Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Banaran, Delanggu, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 15

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Kemampuan Bahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Banaran, Delanggu, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Bero Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN HUBUNGAN SOSIAL MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BUTUHAN Upaya Meningkatkan Hubungan Sosial Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Butuhan Delanggu Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 12

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Hubungan Sosial Melalui Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Butuhan Delanggu Tahun Ajaran 2011/2012.

0 7 6

UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK PERTIWI PABLENGAN Upaya Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Tk Pertiwi Pablengan Matesih Karanganyar Tahun 2012.

0 2 18

UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK PERTIWI PABLENGAN Upaya Meningkatkan Interaksi Sosial Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Tk Pertiwi Pablengan Matesih Karanganyar Tahun 2012.

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK PLAY GROUP ALAM Upaya Meningkatlkan Interaksi Sosial Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Play group Alam Matahari-Ku Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK PLAY GROUP Upaya Meningkatlkan Interaksi Sosial Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Play group Alam Matahari-Ku Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15