PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI.

Pengaruh Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching & Learning
(CTL) terhadap Keterampilan Berbicara dan Sosial Anak Usia Dini
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Taman Kanak-kanak Kemala
Bhayangkari 43 Jatinangor Sumedang)

TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Olahraga

Dedah Jumiatin
1007308

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA
DAN SOSIAL ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Penerapan Pembelajaran
Contextual Teaching & Learning (CTL)
terhadap Keterampilan Berbicara dan
Sosial Anak Usia Dini
(Penelitian Eksperimen Kuasi pada
Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari
43 Jatinangor Sumedang)

Oleh
Dedah Jumiatin S.Pd IKIP Bandung, 1998

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister
Pendidikan (M.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Dasar

© Dedah Jumiatin 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2004


Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN
Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA
DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I,

DR. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd
NIP. 196510011998022001

Pembimbing II,

Bachrudin Musthafa. M.A, Ph.D

NIP. 195703101987031001

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Dasar,

DR. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd
NIP. 196510011998022001

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA
DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT
THE IMPACT OF CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TO
ELEVATE SPEAKING AND SOCIAL SKILL FOR EARLY CHILDHOOD
(Quasi Experiment Research in Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 43
Jatinangor, Kabupaten Sumedang)
Human resources development is a big agenda to elevate life quality of our
nation. Our founding fathers in early periode were concerned with the interesting

goal. In globalization recent era, human resources development most be stressed,
because the productivity competition with others country being tightly. The real
effort to realize human resources development is through education way, started
by early childhood education (mentioned as PAUD).
In context early childhood education (PAUD) most interesting to develop
speaking and social skill of early childhood. Speaking skill is an aspect of
language skill use by children to communicate their ideas, minds, and feeling to
someone else verbally. And social skill is a part of child learning process to adapt
with group norm, morality, and tradition; to involve with social community,
intercommunication, and cooperation. Both of skills very interesting to develop
and improve to prepare our young generation to face globalization era.
The goal of this research is to gain view and make analysis about speaking
and social skill of TK students which receive Contextual Teaching & Learning
(CTL), than compare the result with them which not receive CTL methode in
learning. In CTL teaching contains experiencing, applying, cooperating, and
transfering; as a unity.
This research uses quasi experiment design, Non Equivalent Control Group
Design. These is two group of children researched to; one a experiment group,
another a control group. Location of research at Taman Kanak-kanak Kemala
Bhayangkari 43, District of Jatinangor, Sumedang City. Subject of research is B

class with students in 5-6 years old. All of datas taken by observation of child
statements, using valid instrument and reliable. Than datas calculated and
processed with SPSS statistical software version 17.
The conclution of this research is being significant difference of speaking
and social skill for a group of children which receive Contextual Teaching &
Learning (CTL); in compared with the other group which not receive.
This research also recomends, that using of Contextual Teaching &
Learning (CTL) methode effectively increase the speaking and social skill of early
childhood; so it was very suitable to practiced, improved, and researched so
more.

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING &
LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA DAN
SOSIAL ANAK USIA DINI

(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 43
Jatinangor, Kabupaten Sumedang)
Pemberdayaan SDM merupakan agenda besar untuk meningkatkan kualitas
hidup bangsa. Para founding fathers sejak awal telah menyadari tujuan besar
tersebut. Di era globalisasi, upaya pemberdayaan SDM lebih ditekankan lagi,
karena persaingan produktivitas dengan negara-negara lain semakin ketat. Upaya
merealisasikan pemberdayaan ini ialah melalui pendidikan, dimulai dengan
pendidikan anak usia dini (PAUD).
Dalam konteks PAUD, sangat penting mengembangkan keterampilan
berbicara dan sosial anak usia dini. Keterampilan berbicara merupakan salah satu
aspek kemampuan berbahasa yang digunakan oleh anak untuk mengungkapkan
gagasan, pikiran, dan perasaannya kepada orang lain secara lisan. Sedangkan
keterampilan sosial merupakan bagian dari proses belajar anak
untuk
menyesuaikan diri dengan norma kelompok, moralitas, dan tradisi; berinteraksi
dengan lingkungan, saling berkomunikasi, dan bekerjasama. Kedua bentuk
keterampilan sangat penting dikembangkan untuk mempersiapkan anak bangsa
menghadapi tantangan globalisasi.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh gambaran dan
menganalisa hasil keterampilan berbicara dan sosial pada anak-anak TK yang

mendapat pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL), dengan mereka
yang tidak mendapatkannya. Dalam pembelajaran CTL terkandung unsur
mengalami (experiencing), menerapkan (applying), kerjasama (cooperative), dan
mentransfer (transfering); sebagai satu kesatuan.
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen, Nonequivalent
Control Group Design. Di sini terdapat dua kelompok yang diteliti, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Lokasi penelitian di Taman Kanakkanak Kemala Bhayangkara 43 Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Subyek
penelitian ialah anak Kelas B yang berusia 5-6 tahun. Data diperoleh dari hasil
observasi terhadap pernyataan-pernyataan anak, menggunakan instrumen yang
sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data-data selanjutnya diolah dengan
program hitung statistik SPSS versi 17.
Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat perbedaan signifikan pada
keterampilan berbicara dan sosial, pada kelompok anak yang mendapatkan
pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL) dibandingkan kelompok
yang tidak mendapatkan pembelajaran CTL.
Penelitian ini juga merekomendasikan, bahwa penerapan Contextual
Teaching & Learning (CTL) efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara
dan sosial anak usia dini, sehingga ia layak dipraktikkan, dikembangkan, atau
diteliti lebih lanjut.


Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................

i

KATA PENGANTAR...................................................................................

ii

UCAPAN TERIMA KASIH...........................................................................

iii

DAFTAR ISI.................................................................................................


iv

DAFTAR TABEL........................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................

x

BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Masalah...........................................................................
Rumusan Masalah…………………………...........................................

Tujuan Penelitian......................................................................................
Manfaat Penelitian....................................................................................
Definisi Operasional.................................................................................

1
8
9
10
11

BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Metode Contextual Teaching & Learning
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.


Latar Belakang Contextual Teaching & learning.................................
Pengertian Contextual Teaching & learning..........................................
Ciri UtamaContextual Teaching & learning.........................................
Keunikan PembelajaranContextual Teaching & learning.................
Karakteristik PembelajaranContextual Teaching & learning...........
Komponen Utama PembelajaranContextual Teaching & learning..
Strategi PembelajaranContextual Teaching & learning Contextual
Teaching & learning..................................................................................
8. Perbedaan PembelajaranContextual Teaching & learning dengan
Pembelajaran konvensional........................................................................
9. Teori Belajar Pendukung Pembelajaran Contextual Teaching & learning
10. Tantangan Penerapan Contextual Teaching & learning di Indonesia

13
14
17
17
18
19
20
21
22
25

B. Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Berbicara.................................................................................
2. Berbicara dan Bahasa................................................................................

27
28

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kemampuan Dasar Berbicara……………………………………......
Komponen Keterampilan Berbicara...……………………………….
Tujuan berbicara.......................................................................................
Indikator Perkembangan bahasa.............................................................
Proses Perkembangan bahasa...................................................................
Perkembangan Bicara Anak.....................................................................

29
30
31
32
32
33

C. Keterampilan Sosial
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pengertian Keterampilan Sosial................................................................
Proses Sosialisasi Anak Usia Dini............................................................
Pola Perilaku sosial Anak Usia Dini.........................................................
Identifikasi Perkembangan sosial Anak...........................................……
Karakter Sosial Pada Anak Usia Dini...................……………………..
Faktor Pemicu Perilaku Sosial Negatif......................................................
Cara Mengembangkan Keterampilan Sosial............................................
Komponnen Pendukung Pengembangan Keterampilan sosial.............

35
36
38
39
40
41
42
44

D. Hakekat Anak Usia Dini
1.
2.
3.
4.
5.

Pandangan Para Ahli.........................................……………………........
Karakteristik Anak Usia Dini..................................………………….....
Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini.................……………………...
Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini.................…………………….....
Fungsi dan Tujuan Pendidikan AUD berdasarkan PP No.17 Tahun
2010............................................................................................................
6. Karakteristik PAUD sesuai PP No. 17 Tahun 2010.................................

45
47
49
51
52
52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
B.
C.
D.

Metode Penelitian....................................................................................
Lokasi dan Subjek Penelitian....................................................................
InstrumenPenelitian ................................................................................
Proses Pengembangan Instrumen…………………………………….
a. Uji Validitas Instrumen........................................................................
b. Uji Reliabilitas Instrumen....................................................................
E. Pengumpulan dan Analisis Data……………………………………...
F. Tahap Penelitian.........................................................................................

54
55
56
58
59
62
64
66

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Keterampilan Berbicara sebelum dan sesudah penerapan Contextual
Teaching & Learning (CTL)
a. Penguasaan Awal (Pretest)…………………………………….......
b. Penguasaan Akhir (Posttest)………………………………….........
c. Uji hipotesis..........................................................................................
d. Perbedaan Peningkatan (Gain) Keterampilan Berbicara Anak
Setelah Dilakukan Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual
Teaching & Learning (CTL) ...............................................................
2. Keterampilan Sosial sebelum dan sesudah penerapan Contextual
Teaching & Learning (CTL)
a. Penguasaan awal (Pretest)……………………………………......
b. Penguasaan akhir (Posttest)…………………………………........
c. Uji Hipotesis........................................................................................
d. Perbedaan Peningkatan (Gain) Keterampilan Sosial Setelah
Dilakukan Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching &
Learning (CTL).....................................................…............................
3.

4.

69
73
75

77

79
81
83

85

Hasil Perhitungan Setiap Indikator
a. Keterampilan Berbicara………………………………………….....
b. Keterampilan Sosial...............……………………………………....

87
90

Peningkatan Keterampilan Berbicara dan Sosial per Anak pada Kelas
Eksperimen ..............................................................................................

96

B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Peningkatan Keterampilan Berbicara Anak setelah Penerapan
Pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching & Learning
(CTL).........................................................................................................
2. Peningkatan Keterampilan Anak setelah Penerapan Contextual
Teaching & Learning (CTL) ....................................................................
3. Korelasi Pembelajaran CTL dengan Keterampilan Berbicara dan Sosial
Anak Usia Dini..........................................................................................

99
105
111

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan....................................................................................................
B. Rekomendasi.............................................................................................

116
118

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................

112

LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Uji Coba Instrumen
B. Pengumpulan Data Penelitian
C. Administrasi dan Dokumen
RIWAYAT HIDUP

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BJ. Habibie, mantan Presiden Republik Indonesia sekaligus mantan
Menteri

Riset

dan

Teknologi,

memiliki

kepedulian

terhadap

upaya

pemberdayaan SDM (human resources) anak bangsa. Menurut beliau, bangsa
Indonesia tidak bisa terlalu bergantung kepada sumber daya alam yang ada,
karena semua itu akan habis. Pilihan paling masuk akal bagi bangsa Indonesia
adalah membangun kualitas SDM rakyatnya.(Fatkhul Anas, 2011).
Pembangunan SDM menjadi semakin urgen ketika kini dunia memasuki
era globalisasi (Globalization Age), di mana satu negara terintegrasi dengan
negara-negara lain. Arfani menjelaskan, “Globalisasi adalah kecenderungan
umum terintegrasinya kehidupan masyarakat domestik (lokal) ke dalam
komunitas global di berbagai bidang. Pertukaran barang dan jasa, pertukaran dan
perkembangan ide-ide mengenai demokratisasi, hak asasi manusia (HAM) dan
lingkungan hidup, migrasi dan berbagai fenomena human trafficking lainnya
yang melintas batas-batas lokalitas dan nasional; kini merupakan fenomena
umum yang berlangsung hingga ke tingkat komunitas paling lokal sekalipun.”
(Arfani, 2004).
Era globalisasi menghadirkan iklim persaingan yang semakin tajam.
Kualitas SDM yang rendah akan membuat suatu bangsa tidak bersaing
menghadapi serbuan tenaga kerja profesional dari negara-negara maju.
Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Dibutuhkan kualitas SDM unggul untuk menghadapi persaingan global. Sujarwo
menyatakan, “Penguasaan teknologi informasi merupakan syarat mutlak yang
harus dimiliki oleh masyarakat yang akan memenangkan persaingan di
kompetisi global. Kondisi tersebut menuntut sumber daya manusia yang
memiliki keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif. Manusia global
adalah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
(bermoral), mampu bersaing, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
memiliki jati diri. Salah satu wahana yang sangat strategis dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang unggul adalah melalui pendidikan.”
(Sujarwo, September 2006).
Pendidikan merupakan sarana terbaik untuk menjawab tantangan
globalisasi, karena ia merupakan sarana formal, reguler, sekaligus legal dalam
rangka meningkatkan kualitas SDM. Hal ini bahkan telah disadari oleh para
pendiri bangsa (founding fathers) ketika mereka menyusun Pembukaan UUD
1945; bahwa salah satu tujuan nasional ialah: “Mencerdaskan kehidupan
bangsa.” Dantes menyatakan, merujuk konsep pendidikan UNESCO untuk abad
ke-21, bahwa pendidikan di era global ditekankan pada empat prinsip, yaitu:
learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk
melakukan), learning to be

(belajar untuk menjadi), dan learning to live

together (belajar untuk hidup bersama). (Dantes, 2007).
Dalam rangka membangun keunggulan kualitas SDM,

ia

dimulai

dengan mengupayakan pendidikan terbaik sejak anak usia dini. Para ahli
maupun masyarakat umum mengakui betapa pentingnya pendidikan anak usia
Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

dini (PAUD). Menurut Solehudin, pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk
memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan
menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut. Melalui
pendidikan anak usia dini, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap
potensi yang dimilikinya (Solehudin, 1997: 50). Dengan demikian, lembaga
pendidikan anak usia dini perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan berbagai aspek perkembangan yang meliputi kognitif,
berbicara, sosial, emosi, fisik dan motorik.
Salah satu aspek yang penting diajarkan pada anak usia dini adalah
kemampuan berbicara. Kemampuan berbicara merupakan cara utama untuk
mengekspresikan pikiran dan perasaan diri kepada orang lain, sekaligus
berfungsi untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Tarigan
mengemukakan, “Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi

atau

kata-kata

untuk

mengekspresikan,

menyatakan,

serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.” (Tarigan, 2008: 16).
Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock, “Bicara merupakan sarana
komunikasi dan arena komunikasi penting bagi kehidupan sosial, maka anakanak yang tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain akan

mengalami

hambatan sosial dan akhirnya dalam dirinya tumbuh perasaan tidak mampu dan
rendah diri.” (Hurlock, 1980: 135).
Di bagian lain, Hurlock mengatakan, “Anak yang tidak dapat
mengemukakan keinginan dan kebutuhannya, atau yang tidak dapat berusaha

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

agar dimengerti orang lain cenderung diperlakukan sebagai bayi yang tidak
berhasil memperoleh kemandirian yang diinginkan.” (Hurlock, 1980: 112).
Dalam berbicara, anak menggunakan bahasa. Welton dan Mallon
menyatakan, “Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran
dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang
sedang tumbuh-kembang mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya melalui
bahasa dengan kata-kata yang mempunyai makna unik.” (Moeslichatoen, 2004:
18).
Keterampilan berbicara pada anak usia dini selain berfungsi sebagai alat
komunikasi untuk menyatakan

pikiran, perasaan, kehendak; juga untuk

membangun mentalitas anak agar tidak mereka rendah diri. Keterampilan ini
perlu dikembangkan sebaik-baiknya agar anak tumbuh secara optimal.
Selain aspek keterampilan bicara, terdapat aspek lain yang tidak kalah
pentingnya, yaitu perkembangan relasi sosial. Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai
proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral
dan tradisi. Combs dan Slaby menyatakan:
Social skill is the ability to interact with other in a given social context
in specific ways that are socially acceptable or valued and at the same
time personality beneficial, mutually beneficial, or beneficial primary to
other. (Cartledge & Milburn, 1992: 7).
Keterampilan sosial merupakan kemampuan berinteraksi dengan orang
lain sesuai konteks sosial yang ada, dengan cara-cara tertentu yang sesuai tata
nilai atau penerimaan sosial; dan pada saat yang sama dapat membuahkan

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

manfaat personal, keuntungan bersama, atau keuntungan dasar bersama orang
lain. Kebaikan-kebaikan ini tentu sangat dibutuhkan setiap anak.
Menurut Nurihsan dan Agustin, “Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai
proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral
dan tradisi: meleburkan diri menjadi satu kesatuan, saling berkomunikasi, dan
bekerjasama.” (Ahmad Juntika Nurihsan & Mubiar Agustin, 2011: 36).
Sementara Ballack dan Hersen menjelaskan, bahwa keterampilan sosial
ialah kemampuan mengungkapkan perasaan positif dan negatif dalam
berinteraksi dengan orang lain, tanpa penghilangan penguasan sosial yang
mencakup respon verbal dan non verbal. (Elan, 2005: 78).
Setiap anak dilahirkan belum memiliki keterampilan sosial. Dalam arti,
dia belum memilki kemampuan bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai
kematangan sosial, anak harus belajar cara-cara menyesuaikan diri dengan orang
lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau
pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orangtua,
saudara, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya (Yusuf, 2000: 122).
Wahyudin dan Agustin menjelaskan, bahwa kemampuan bersosial anak
harus dikuasai karena ia akan berinteraksi dengan orang lain. Tetapi tidak semua
anak mampu bersosialisasi. Beberapa masalah sosial yang sering dialami anak
adalah: anak ingin menang sendiri, sok berkuasa, tidak mau menunggu giliran
bila sedang bermain bersama, selalu ingin diperhatikan atau memilih-milih
teman, agresif dengan cara menyerang orang atau anak lain, merebut mainan
Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

atau barang orang lain, merusak barang teman lain, dan ketidakmampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. (Uyu Wahyudin & Mubiar Agustin,
2011: 45-46).
Kematangan keterampilan sosial anak berproses bertahap, sesuai
pengalaman interaksi anak dengan orang lain. Namun ada kalanya muncul
masalah-masalah dalam pergaulan sosial itu. Menurut penelitian Ernawulan
(1999), permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada anak SD kelas awal
adalah ketidakmampuan bersosialisasi dan mengendalikan emosi. Permasalahan
yang ditemukan di SD apabila dibiarkan, anak akan mengalami kesulitan untuk
mengembangkan diri, dan akan mengalami hambatan pula dalam pencapaian
tahap perkembangan berikutnya.
Dengan demikian, dalam proses pembelajaran domain sosial ada dua hal
penting yang perlu dikembangkan, yaitu kecerdasan intrapersonal dan
kecerdasan interpersonal. Kecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan anak
untuk mengenali kelebihannya,

kekurangannya, dan perasaan-perasaannya

sendiri; sedangkan kecerdasan intrapersonal

yaitu kemampuan anak

untuk

mengenali bagaimana karakter, motivasi, dan ekspresi orang lain. (PLPG UPI
Bandung, 2012: 61).
Para pendidik perlu terus mencari dan mengembangkan sebaik-baik
metode untuk meningkatkan keterampilan bicara dan sosial anak usia dini,
karena kerap kali persoalan-persoalan komplek yang muncul di masa dewasa
berakar dari kesalahan pendidikan sejak usia dini.

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Di antara metode yang penulis coba terapkan untuk meningkatkan
keterampilan berbicara anak dan keterampilan sosial anak usia dini, ialah
Contextual Teaching & Learning (CTL), atau dikenal juga sebagai
Pembelajaran Kontekstual.
Kasihani

menjelaskan

tentang

metode

CTL,

“Pengajaran

dan

pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru
mengaitkan isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata. Selain itu juga
memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan pengetahuan yang
diperoleh dan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga,
sebagai warga masyarakat dan sebagai tenaga kerja nantinya.
Konsep ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1916 oleh John
Dewey, yang mengetengahkan kurikulum dan metodologi pengajaran sangat
erat hubungannya dengan minat dan pengalaman siswa. Proses belajar akan
sangat efektif bila pengetahuan baru diberikan berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya dan ada hubungan yang erat
dengan pengalaman sesungguhnya (pengalaman nyata). Selanjutnya diikuti oleh
Katz pada tahun 1981 dan Howey & Zipher pada tahun 1989.
Ketiga pakar terakhir ini menyatakan bahwa program pembelajaran
bukanlah sekedar deretan satuan pelajaran. Dari kajian pustaka yang ada dapat
dilihat, bahwa CTL merupakan perpaduan beberapa praktek pengajaran yang
baik dan beberapa pendekatan sebelumnya (konsep Dewey, pragmatik,
komunikatif dan konstruktivis). CTL menekankan pada cara berpikir, transfer

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

pengetahuan lintas disiplin, pengumpulan, penganalisisan, pentesisan informasi
dan data dari berbagai sumber dan pandangan.” (Kasihani, 2002).
Komalasari menyebutkan definisi CTL menurut beberapa ahli, yaitu
Blanchard, Berns & Erickson, sebagai berikut:
Contextual teaching and learning is a conception of teaching and
learning that helps teachers relate subject matter content to real world
situations; and motivates students to make connections between
knowledge and its applications to their lives as family members, citizens,
and workers and engage in hard work that learning requires.”
Selanjutnya Hull’s dan Sounders menjelaskan proses pembelajaran
kontekstual:
“Students internalize concepts through discovery, reinforcement, and
interrelationship. CTL creates team, whether in the classroom, lab,
worksite, or on the banks of a river. CTL encourage educators to design
learning environments that incorporate many forms of experience to
achieve the desired outcomes.”
Selanjutnya Komalasari menyimpulkan, “Pembelajaran kontekstual
adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari
dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan
makna materi tersebut bagi kehidupaannya.” (Komalasari, 2011: 7).
Metode CTL memungkinkan berhasil karena ia memiliki kelebihankelebihan yang bersifat strategis. Ditjen Dikdasmen menyebutkan tujuh
komponen utama pembelajaran kontekstual (CTL) yaitu:
1. Konstruktivisme. Pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, hingga
manusia bisa mengonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengetahuan nyata.
Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

2. Menemukan. Pengetahuan diperoleh bukan sebagai hasil mengingat,
tetapi melalui proses menemukan sendiri, lewat observasi, bertanya,
mengajukan dugaan, pengumpulan data, dan penyimpulan.
3. Bertanya. Pengetahuan yang diperoleh seseorang selalu dimulai
dengan bertanya. Peran guru adalah untuk mendorong, membimbing,
dan memberikan penilaian.
4. Masyarakat belajar. Hasil pembelajaran diperoleh melalui kerjasama
dengan orang lain.
5. Pemodelan. Dalam pembelajaran keterampilan atau pengetahuan
tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model bisa dari guru, kawan,
atau orang luar.
6. Refleksi. Anak mengendapkan apa yang baru dipelejarinya sebagai
struktur pengetahuan baru yang merupakan pengayaan atau revisi
dari pengetahuan sebelumnya.
7. Penilaian sebenarnya (murni). Kemajuan belajar dinilai dari proses,
bukan semata hasil, dan dinilai dengan berbagai cara. (Komalasari,
2011: 11-13).
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas penulis memandang perlu
untuk

melakukan

sebuah

penelitian

mengenai:

“Pengaruh

Penerapan

Pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL) terhadap Keterampilan
Berbicara dan

Sosial Anak Usia Dini” (Penelitian Eksperimen Kuasi pada

Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkara 43 Jatinangor Sumedang).

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi dan paparan yang telah disampaikan dalam latar
belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Adakah pengaruh
pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL) terhadap peningkatan
keterampilan berbicara dan sosial anak usia dini?”
Dari rumusan masalah tersebut, diajukan beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1.

Adakah perbedaan keterampilan berbicara pada anak TK yang mendapat
pembelajaran CTL dengan yang tidak mendapat pembelajaran CTL?

2.

Adakah perbedaan keterampilan sosial pada anak TK yang mendapat
pembelajaran CTL dengan yang tidak mendapat pembelajaran CTL?

3.

Adakah pengaruh pembelajaran CTL terhadap peningkatan keterampilan
berbicara dan sosial anak usia dini?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan
menganalisa perbedaan hasil keterampilan berbicara dan sosial pada anak-anak
TK yang mendapat pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL),
dengan mereka yang tidak mendapatkan pembelajaran Contextual Teaching &
Learning (CTL).
Lebih rinci tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

1.

Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berbicara pada anak TK yang
mendapat pembelajaran CTL dengan yang tidak mendapat pembelajaran
CTL.

2.

Untuk mengetahui perbedaan keterampilan sosial pada anak TK yang
mendapat pembelajaran CTL dengan yang tidak mendapat pembelajaran
tersebut.

3.

Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran CTL terhadap peningkatan
keterampilan berbicara dan sosial anak usia dini.

D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan data
yang akurat mengenai pengaruh pembelajaran Contextual Teaching & Learning
(CTL) terhadap

keterampilan berbicara dan sosial anak TK, dan

perbandingannya dengan mereka yang tidak mendapatkan pembelajaran CTL.
Secara lebih rinci manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan memberikan penguatan
tentang aplikasi pembelajaran CTL terhadap keterampilan berbicara dan
keterampilan sosial Anak Usia Dini, khususnya anak usia TK.

2.

Manfaat Praktis.
Penelitian ini diharapkan berguna bagi:

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12

a. Pengelola TK Kemala Bhayangkara 43 Jatinangor sebagai bahan
masukan dalam menerapkan pembelajaran CTL terkait keterampilan
berbicara dan sosial anak usia dini.
b. Guru sebagai pengembang, perencana, dan pelaksana program di kelas
dalam rangka pengembangan pembelajaran.
c. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru Taman Kanak-kanak yang lain
dalam penerapan pembelajaran CTL terkait keterampilan berbicara dan
sosial anak usia dini.
d. Orangtua, masyarakat, dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan
perannya agar tercapai hasil edukasi yang maksimal sesuai dengan
tujuan pembelajaran.

E. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah operasional yang perlu
diberikan penjelasan agar tidak terjadi salah penafsiran atau pengertian, yaitu
sebagai berikut:
1.

Contextual Teaching & Learning (CTL) atau Pembelajaran Kontekstual.
Komalasari menyatakan, “Pembelajaran kontekstual adalah pendekatan
pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan
kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, maupun warga negara, dengan tujuan untuk
menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya.” (Komalasari, 2011:
7). Dalam penelitian ini, CTL ialah suatu metode pembelajaran yang

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13

ditujukan kepada anak-anak untuk memahami materi pelajaran, melalui
pengalaman nyata, kegiatan praktik, kunjungan lapangan, dan lainnya.
2.

Tarigan menyatakan, “Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.” (Tarigan, 2008: 16).
Keterampilan

berbicara

anak

ialah

kemampuan

anak

untuk

mengkomunikasikan pikiran, gagasan, dan perasaannya lewat ucapan dan
bahasa.
3.

Nurihsan dan Agustin menyatakan, “Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap

norma-norma

kelompok, moral dan tradisi: meleburkan diri menjadi satu kesatuan, saling
berkomunikasi, dan bekerjasama.” (Nurihsan &

Agustin, 2011: 36).

Keterampilan sosial anak ialah kemampuan anak bersosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya, baik keluarga, teman-teman, dan orang dewasa.

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam tesis berjudul “Pengaruh
Pembelajaran Contextual Teaching & Learning (CTL) terhadap Keterampilan
Berbicara dan Sosial Anak Usia Dini” ini adalah metode eksperimen dengan
menggunakan Quasi Experiment Design. Metode eksperimen, jika merujuk
pendapat Arikunto (1992: 31) dan Nazir (2009: 63), adalah rangkaian percobaan
yang dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan
terhadap obyek penelitian dengan adanya kontrol.
Bentuk desain kuasi eksperimen ini adalah Nonequivalent Control Group
Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang digunakan, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut diperlakukan
berbeda; kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan pendekatan Contextual
Teaching & learning (CTL); sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan dengan pendekatan CTL melainkan menggunakan metode ceramah
yang biasa digunakan di TK Kemala Bhayangkari.
Sebelum diberikan perlakuan, setiap kelompok diberi pretest dengan
maksud untuk mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik akan menunjukkan
keadaan kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan, karena diiharapkan
perbedaan akan tampak setelah diberikan perlakuan.

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

Di bawah ini adalah desain penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu
sebagai berikut:
X

Bagan 3.1. Nonequivalent Control Groups Design (Sugiyono, 2008: 79).
Keterangan:
: Pretest kelas eksperimen
: Pretest kelas kontrol
: Postest kelas eksperimen
: Postest kelas kontrol
X : Perlakuan dengan pendekatan Contextual Teaching & learning (CTL)

B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari
43 Jatinangor Kabupaten Sumedang. Subyek penelitian yaitu anak Kelompok B
yang berusia 5-6 tahun. Dipilih dan ditetapkan dua kelas sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Alasan

memilih TK Kemala Bhayangkari 43 Jatinangor Kabupaten

Sumedang, karena TK tersebut sudah terakreditasi A dengan mempunyai 5 ruang
kelas; jumlah peserta didik banyak (118 anak); sarana dan prasarana lengkap,
serta sudah beberapa kali mendapat tropi kejuaraan.
Peneliti melakukan eksperimen pada Kelompok B yang berusia 5-6 tahun
sebagai subyek penelitian, dengan asumsi bahwa Kelompok B telah memiliki
Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

keterampilan berbicara (Nurihsan dan Agustin, 2011: 31) dan keterampilan sosial
(Chatlotte Buhler). Usia 5-6 tahun juga adalah usia dimana anak dipersiapkan
untuk memasuki Sekolah Dasar.
Dalam menentukan subyek penelitian, tidak menggunakan teknik
pengambilan sample tertentu, yaitu ketika menentukan kelompok yang akan
dijadikan subyek penelitian. Subyek penelitian terdiri dari dua kelompok dengan
jumlah 50 orang anak dan setiap kelompok masing-masing 25 anak.
Adapun subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Subyek Penelitian
No.

Kelompok

Jumlah anak

Keterangan

1

B1

25

Kelompok eksperimen

2

B2

25

Kelompok kontrol

C. Instrumen Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai keterampilan
berbicara dan sosial anak, sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan
Contextual Teaching & Learning. Instrumen yang digunakan berupa lembar
observasi keterampilan

berbicara dan sosial, serta dokumentasi. Pedoman

observasi keterampilan berbicara dan keterampilan sosial dapat dilihat secara
lengkap pada lampiran 3.1 dan lampiran 3.2.

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

Observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana keterampilan anak
dalam hal berbicara dan sosialnya. Anak diobservasi pada saat melakukan
kegiatan berbicara dan sosialisasi, melalui instrumen yang telah disiapkan;
sehingga memungkinkan guru dan peneliti dapat memantau keterampilan
berbicara dan sosial setiap anak.
Pedoman observasi dalam penelitian ini sudah memiliki kriteria penilaian
yang dibuat oleh peneliti. Adapun

penilaian yang dibuat adalah dengan

memberikan skor 3 (tiga) jika anak dapat melakukan dengan sangat baik; skor 2
(dua) jika anak dapat melakukan sesuai yang diharapkan; skor 1 (satu) jika anak
bisa melakukan sebagian dari yang diharapkan.
Adapun kisi-kisi instrumen yang telah divalidasi dalam penelitian ini
disebutkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Berbicara

Variabel

Indikator

Responden

Mengucapkan bunyi atau

Anak

Teknik

Nomor

Jumlah

pulta

Item

Item

Observasi

1, 2, 3,

5

kata-kata

4, 5

Keterampilan

Mengekspresikan

diri

Berbicara

menggunakan kata dan

Anak

Observasi

6,7,8,9,10,

10

11,12,13,

pengembangan kalimat

14,15,

Merespon pertanyaan

Anak

Observasi

17,18,19

3

Mengajukan

Anak

Observasi

20

1

pertanyaan

sederhana

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Sosial
Variabel

Indikator

Responden

Teknik

Nomor

Jumlah

Pulta

Item

Item

1, 2, 3,
Keterampilan

Kooperatif

Anak

Observasi

Sosial

4, 5, 6, 7,

10

8, 9, 10

11,12,13,
Respect

Anak

Observasi

14,15,16,

7

17
18,19, 20,
Kompetisi

Anak

Observasi

21, 22, 23

6

Imitasi

Anak

Observasi

24, 25

2

26, 27, 28,
Berkomunikasi

Anak

Observasi

29, 30, 31

6

32, 33, 34,
Empati

Anak

Observasi

35

4

D. Proses Pengembangan Instrumen
Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam mengembangkan instrumen
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Merumuskan definisi operasional variabel berdasarkan studi pustaka,
landasan teoritis dan sumber-sumber lain.

2.

Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dan item-item penelitian dengan
merujuk pada definisi operasional yang ada.

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

Untuk memastikan akurasi dan obyektivitas instrumen yang digunakan
dalam penelitian, dibutuhkan judgement ahli. Judgment ini sangat berguna untuk
memperoleh instrumen yang memenuhi syarat dan kriteria instrumen yang baik
menurut para ahli yang berkompeten di bidangnya. Pendapat para ahli
dimaksudkan untuk memenuhi validitas konstruksi (construct validity).
Pengujian validitas dari suatu instrumen terdiri dari pengujian validitas
konstruksi (contruct validity) dan pengujian validitas isi (content validity). Untuk
menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat ahli (judgment experts).
Setelah instrumen dikonstruksi sesuai aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, selanjutnya ia dikonsultasikan ke para ahli untuk
dimintakan pendapatnya tentang instrumen tersebut. (Sugiyono, 2008: 125).
Instrumen dalam penelitian ini telah peneliti konsultasikan ke dosen
pembimbing. Setelah itu peneliti lakukan uji coba instrumen penelitian di TK
Aisyiyah Jatinangor, Desa Cikeruh Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Setelah proses uji coba, peneliti melakukan analisis validitas dan
reliabilitas instrumen penelitian. Penjelasannya sebagai berikut:
a.

Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan atau

kesahihan dari suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila ia dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono,
2008: 121). Sebuah instrumen dapat digunakan untuk mengukur, jika ia telah
diuji validitasnya dan hasilnya valid.

Dedah Jumiatin, 2013
PENGARUH PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN
BERBICARA DAN SOSIAL ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

63

Uji validitas dalam penelitian ini dengan menggunakan korelasi Pearson
Product Moment secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.3 , kemudian
menghitung harga t hitung. Nilai t tabel diperoleh dengan dk= n-1 dan tingkat
signifikasi α=0,05; dimana n= jumlah siswa. Untuk mengetahui tingkat validitas
dilakukan dengan membandingkan t hitung dan t table. Dengan berpedoman pada
kaidah penafsiran, jika t hitung>t tabel berarti data valid; dan jika t hitung

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ZAT DAN WUJUDNYA TERINTEGRASI NILAI KEAGAMAAN (Eksperimen di MTs Al-Khairiyah,Citeureup-Bogor)

1 33 61

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Penggunaan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Usaha

0 5 223

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Pengaruh Pendekatan Contextual and Teaching Learning Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta

1 4 137

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD

0 4 15

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas

0 3 11

EFEKTIVITAS CTL ( CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ) PADA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN LUAS PERSEGI PANJANG SISWA KELAS III SDN 01 ALASTUWO KEC. KEBAKKRAMAT KAB. KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 9

EFEKTIVITAS METODE PEMBALAJARAN KOOPERATIF DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI.

0 0 91