PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN PENGEMBANGAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEKOLAH BERBASIS ANCORB UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MERANCANG DAN MENGEMBANGKAN DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM.

(1)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN PENGEMBANGAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEKOLAH BERBASIS ANCORB UNTUK

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MERANCANG DAN MENGEMBANGKAN DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan Dalam Bidang IPA

Oleh:

Bambang Supriatno 1009621

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN PENGEMBANGAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEKOLAH BERBASIS ANCORB UNTUK

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MERANCANG DAN MENGEMBANGKAN DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM

Oleh

Bambang Supriatno Drs, IKIP Bandung, 1987

M.Si. UGM, 1995

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Program Studi IPA SeKolah Pasca Sarjana

© Bambang Supriatno 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI

Promotor Merangkap Ketua,

Prof. Dr. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd

Ko-Promotor,

Prof. Dr. Sri Redjeki, M.Pd.

Anggota,

Prof. Dr. Fransisca Sudargo Tapilouw, M.Pd.

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si NIP. 195807121983032002


(4)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN PENGEMBANGAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEKOLAH BERBASIS ANCORB UNTUK

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MERANCANG DAN MENGEMBANGKAN DESAIN KEGIATAN LABORATORIUM

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) untuk menghasilkan program perkuliahan yang dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium. Pelaksanaan penelitian melibatkan 46 mahasiswa sebagai subjek. Pengukuran keberhasilan program ini dilakukan dengan menggunakan tes tertulis dan rubrik penilaian kemampuan analisis, uji coba dan pengembangan desain kegiatan laboratorium dari aspek proses dan produknya. Penilaian keberhasilan juga dilakukan dengan membandingkan desain kegiatan laboratorium yang dihasilkan dengan yang ada di lapangan. Dari penelitian ini dihasilkan program perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Berbasis ANCORB sebagai akronim dari Analisis, Coba, Rekonstruksi dan Buat, dengan stuktur program membentuk pola Analisis, Coba dan Rekontruksi (ANCOR) dan Analisis, Buat, Coba dan Rekonstruksi (ANBUCOR) dalam satu semester. Hasil implementasi menunjukkan, program dapat meningkatkan secara sangat signifikan kemampuan analisis mahasiswa terhadap desain kegiatan laboratorium, dengan rata-rata gain sebesar 0.69, kemampuan melakukan uji coba dan rekonstruksi mencapai rata-rata penguasaan sebesar 81,2, sementara untuk kemampuan dalam mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium rata-rata kemampuan mencapai 77,9. Berdasarkan uji statistik, kemampuan uji coba dan rekonstruksi serta kemampuan mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium terhadap standar kemampuan minimal (65) keduanya berbeda sangat signifikan. Kemampuan menerapkaan strategi metakognitif diagram Vee (Novak & Gowin, 1985) pada Desain Kegiatan laboratorium hasil mahasiswa mencapai rata-rata 13,81 (dari nilai maksimal 18) dan kemampuan menunjukkan objek/fenomena mencapai rata-rata 88,6% sementara Desain Kegiatan Laboratorium yang ada di lapangan penerapan strategi metakognitifnya 9,5 dan kemampuan menunjukkan objek/fenomena 50,15%. Hasil perbandingan penerapan strategi metakognitif dan kemampuanya menunjukkan objek/fenomena, antara Desain Kegiatan Laboratorium yang dihasilkan mahasiswa dari program perkuliahan ini dengan Deain Kegiatan Laboratorium yang beredar di lapangan menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Dengan demikian Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Berbasis ANCORB efektif dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa merancang dan mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Kata kunci: desain kegiatan laboratorium, strategi metakognitif, kemampuan analisis


(5)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Development of Course Program of Developing Practical Work for School

Biology based on ANCORB to improve student’s competency in Designing and

Developing the Design of Practical Work

Abstract

This study used Research and Development (R&D) to produce a course program

which can improve student’s competency in designing and developing practical work. The study was carried out with 46 student’s as subject. Measurement of these program performed using written test and rubric to assess the competency of analyzing, trying-out, and developing the Design of Practical Work in the aspect of process and product. The measurement was carried out also by comparing the Design of Practical Work made by student’s with the Design of Practical Work found in the field. This study produced course program in Developing Practical Work for School Biology based on ANCORB as an acronym from Analysis, Try, and Reconstruction (ANCOR) and Analyze, Create, Try, and Reconstruction (ANBUCOR) in a semester. The implementation results showed, this program can

improve the analitical skills of student’s on designing Practical Work, with N-gain 0.69, the competency to trying-out and reconstructing achieve and median mastery of 81,2, while for the competency to develop the Design of Practical Work the median of competency was 77,9. Based on statistical test, the competency of trying-out and reconstruction as well as a minimum competency (65), both are significantly different. The competency of implementing the

metacognitive strategies Vee’s diagram (Novak & Gowin, 1985) in the Design of Practical Work made by student’s was 13,81 (from the maximum value 18) and the competency to show object/event was 2,7 ( from the maximum value 3), while the Design of Pratical Work that found in the field on implementation of metacognitive strategies was 9,5 and showing object/event 52,15%. The comparison of the implementation of metacognitive strategies and the competency

to show object/event, between the Design of Practical Work made by student’s

from this course program with the Design of Practical Work that found in the field indicate very significantly different. It indicate that the course program of Developing Practical Work for School Biology based on ANCORB can

effectively to developing student’s competency in designing and developing the

Practical Work.

Keyword: the design of practical work, metacognitive strategies, the analitical skill


(6)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul “Pengembangan Program Perkuliahan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis ANCORB untuk mengembangkan Kemampuan Merancang dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium” ini beserta seluruh isinya, adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 28 Maret 2013 Yang membuat pernyataan


(7)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Penelitian ini merupakan bentuk implementasi kepedulian terhadap banyaknya masalah berkaitan dengan kegiatan laboratorium biologi sekolah. Salah satu penyebab timbulnya permasalahan tersebut adalah lemahnya para guru sebagai perencana dan pengembang kegiatan laboratorium. Perencanaan merupakan bagian awal dari suatu kegiatan laboratorium, sehingga apabila perencanaannya tidak tepat, maka akan mengakibatkan proses kegiatan tidak berlangsung dengan baik. Akibatnya kegiatan laboratorium hanya merupakan suatu aktivitas yang tidak produktif dalam membentuk pengetahuan siswa, memboroskan waktu, biaya dan energi.

Untuk mempersiapkan calon guru biologi agar memiliki kemampuan merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium, maka penulis mencoba mengembangkan program perkuliahan yang membekali mahasiswa dengan kemampuan menganalisis, menguji dan mengembangkan kegiatan laboratorium. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membekali mahasiswa calon guru Biologi dengan kemampuan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan perencanan dan pengembangan kegiatan laboratorium.

Laporan penelitian ini disusun sesuai dengan struktur laporan ilmiah, terdiri dari Bab satu yang menjelaskan latar belakang penelitian, Bab dua mengenai landasan teoritis yang mendukung penelitan, Bab tiga mengenai metodologi, Bab empat mengenai hasil-hasil penelitian dan pembahasannya, serta Bab lima mengenai simpulan yang diperoleh serta rekomendasi. Untuk melengkapi laporan disertakan instrument dan hasil dokumentasi


(8)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan dan isi laporan penelitian ini tentunya tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Tentunya segala kritik dan saran yang membangun sangat bermanfaat untuk perbaikan pada waktu yang akan datang. Oleh karena itu penulis sangat menghargai segala masukan yang disampaikan pembaca, secara lisan maupun tulisan, karena ini semua sangat berguna untuk pengembangan pendidikan sains.

Wassalam

Bandung, 28 Maret 2013


(9)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur diucapkan kepada kehadirat Allah SWT, karena dengan segala kekuatan dan rahmatNya yang diberikan pada penulis untuk dapat menyelesaikan disertasi ini. Semua aktivitas kegiatan penelitian dan pelaporan disertasi ini tidak terlepas dari dukungan motivasi, bantuan baik moril maupun materil serta fasilitas yang diberikan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati dan setulus-tulusnya, serta penghargaan yang setinggi-tingginya saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd. selaku promotor yang dengan penuh rasa tanggungjawab tanpa henti-hentinya memberikan perhatian, dorongan, tenaga, waktu dan pemikiran serta solusi terhadap semua masalah yang saya hadapi untuk penyelesaian studi. Terima kasih atas segala keikhlasan, kesabaran, tanggungjawab, dukungan moril maupun materil yang Ibu berikan kepada saya setulus hati.

2. Prof. Dr. Hj. Sri Redjeki, M.Pd. selaku Ko-Promotor, yang dengan penuh rasa kasih sayang, senantiasa memberikan dorongan, perhatian, pemikiran, waktu dan dukungan moril maupun materil sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian. Terima kasih, karena segala perhatian dan dukungan Ibu yang dengan keikhlasannya mendorong saya untuk dapat selesai.

3. Prof. Dr. Fransisca Sudargo Tapilouw, M.Pd, selaku anggota yang senantiasa memberikan semangat, pemikiran dan koreksi, sehingga menambah wawasan keilmuan yang sangat berharga untuk penulis.


(10)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Prof. Dr. Ana Permanasari, M.Si. Selaku Ketua program Studi IPA SPs UPI, yang telah member kemudahan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi

5. Dr. Riandi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA-UPI yang telah memberikan izin, kesempatan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

6. Dr. Sri Anggraeni, M,Si, Dr. Ari Widodo, M.Ed., selaku validator yang telah membantu judgment terhadap instrument penelitian dan memberikan masukan yang berharga.

7. Drs. Andrian Rustaman M,Ed., yang senantiasa mendampingi dan memberi semangat dan pemikiran selama saya melakukan penelitian.

8. Dr. Widi Purwianingsih, M.Si dan Dr. Siti Sriyati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Biologi dan Pendidikan Biologi yang selalu memberi semangat untuk penyelesaian studi.

9. Seluruh Dosen dan Tenaga administrasi di Jurusan Pendidikan Biologi yang dengan penuh pengertian memberikan semangat dan dorongan tiada henti. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas

segala bantuan dan dorongannya.

Secara khusus ucapan terima kasih yang tulus dan tak terhingga untuk istri tercinta Widaningsih dan anak-anakku Marshanti Lisbania Gratia dan Radicha Poetra Samudra, atas pengertian, dorongan semangat dan pengorbanan serta doa yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaiakan studi.


(11)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Semoga semua amal baik, Ibu dan Bapak terhadap saya mendapat restu dari Allah SWT, sehingga mendapat pahala yang berlipat ganda.

Bandung, 28 Maret 2013


(12)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak………... i

Abstract………. ii

Kata Pengantar……….. iii

Ucapan Terima Kasih………... vi

Daftar Isi………... x

Daftar Tabel……….. xi

Daftar Gambar………... xii

Daftar Lampiran……… xiv

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Perumusan Masalah……….. 12

C. Pembatasan Masalah……….. 13

D. Tujuan Penelitian………. 14

E. Manfaat Penelitian……… 14

BAB II. PENGEMBANGAN KEGIATAN LABORATORIUM BERDASARKAN POTENSI MATERI………... 15

A. Pembelajaran Sains……….. 15

B. Kegiatan Laboratorium Biologi……… 17

C. Efektivitas Kegiatan Laboratorium………... 40

D. Pengembangan Kompetensi Laboratorium Calon Guru Biologi……... 45

E. Analisis Potensi Materi dalam Pengembangan Kegiatan Laboratorium……… 51 F. Analisis Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah 60


(13)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Halaman

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN……… 63

A. Definisi Operasional………..………. 63

B. Metode dan Desain Penelitian……….. 63

C. Lokasi dan Subjek Penelitian……… 65

D. Prosedur Penelitian………..……... 66

E. Instrumen Penelitian……… 79

F. Tehnik Pengumpulan Data……… 80

G. Tehnik Pengolahan Data……….. 80

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 85

A. Hasil Penelitian……….……… 85

1. Pengembangan Struktur Program………. 85

2. Implementasi Program……….. 92

3. Efektivitas Program……….. 111

B. Pembahasan……….. 116

1. Struktur Program Perkuiahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis ANCORB……… 103

2. Efektivitas Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis ANCORB………. 111

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI……….. 147

A. Simpulan………... 147

B. Implikasi Penelitian……….. 148

C. Saran……… 149

DAFTAR PUSTAKA……… 153


(14)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian……….. 79 3.3 Tehnik Pengumpulan Data……… 81 3.4 Kriteria tingkat penguasaan……….. 82 4.1 Rangkuman hasil uji coba program perkuliahan PPBS berbasis analisis

potensi materi………. 93

4.2 Struktur Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi


(15)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerja Praktek : mengaitkan dua domain pengetahuan………... 19 2.2 Objek/fenomena sebagai fakta dalam proses belajar sains………... 21 2.3 Diagram Vee (Novak & Gowin 1985)………..………. 33 2.4 Proses untuk mengembangkan dan mengimplementasikan gugus tugas

praktek ………. 43 2.5 Analisis masalah kompetensi dalam mendesain kegiatan laboratorium… 50 2.6 Alur analisis potensi materi sebagai dasar pengembangan desain

kegiatan laboratorium………. 58 3.1 Desain Penelitian Research & Development Pengembangan Program

Perkuliahan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis ANCORB ……….. 64 3.2 Alur penelitian dalam studi pendahuluan untuk mendapatkan kondisi

faktual di lapangan……… 67 3.3 Analisis hubungan antar masalah terkait dengan kurang efektifnya

kegiatan laboratorium sekolah……… 69 3.4 Paradigma penelitian perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi

Sekolah………. 75

4.1 Struktur program awal perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi

Sekolah……….. 86

4.2 Struktur Umum Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis ANCORB……… 89


(16)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Halaman

4.3 Kaitan strategi yang dikembangkan dalam implentasi ANCOR…….. 98 4.4 Kaitan strategi yang dikembangkan dalam implentasi ANBUCOR….. 100 4.5 Perbandingan rata-rata pre tes, pos tes kemampuan analisis mahasiswa

dan guru terhadap Desain Kegiatan Laboratorium……….. . 103 4.6 Kemampuan mahasiswa dalam rekonstruksi desain kegiatan

laboratorium……….. 105

4.7 Kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan desain kegiatan

laboratorium………. 107

4.8 Kualitas desain kegiatan laboratorium hasil pengembangan mahasiswa

PPBS berbasis ANCORB……… 109

4.9 Penerapan Strategi Metakognitif dalam Desain Kegiatan Laboratorium yang dikembangkan Mahasiswa……… 111 4.10 Penerapan Strategi Metakognitif dalam Desain Kegiatan Laboratorium

yang ada di lapangan……….. 113 4.11 Keterlaksanaan Desain Kegiatan Laboratorium dalam menghadirkan


(17)

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Instrumen Kemampuan Analisis……….. 174

2 Tugas Menganalisis Desain Kegiatan Laboratorium……… 179

3 Tugas Melakukan Uji Coba………. 182

4 Rubrik uji coba dan Rekonstruksi……… 187

5 Instrumen Penilaian Strategi Metakognitif ……… 188

6 Instrumen Pengembangan Desain Kegiatan Laboratorium………….. 190

7 Angket Perkuliahan Untuk Mahasiswa Dan Dosen……….. 201

8 Rekapitulasi Data Kemampuan Mahasiswa………. 208

9 Hasil Penilaian Strategi Metakognitif pada Desain Kegiatan Laboratorium Tingkat Sekolah Menengah Atas……….……….. 222

10 Hasil Penilaian Strategi Metakognitif pada Desain Kegiatan Laboratorium Tingkat Sekolah Menengah Pertama………... 224

11 Pengolahan data…..……….. 226

12 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Kemampuan Analisis……… 242

13 Rekapitulasi Analisis Butir Soal Kemampuan Mengembangkan Desain Kegiatan Kaboratorium………. 243

14 Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah……… 244


(18)

1

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar sains merupakan proses aktif yang membangun kemampuan siswa untuk berinkuiri dan menemukan peristiwa alam (Collins, 2000 & Millar, 2004). Pembelajaran sains bukan hanya belajar tentang pengetahuan melainkan juga merupakan suatu proses pemberian pengalaman belajar untuk memperoleh pengetahuan (how to know). Oleh karena itu kegiatan laboratorium atau kerja praktek merupakan kegiatan essensial dan bagian integral dari pembelajaran sains (Lagowski, 2002; Borrmann, 2008; Millar & Abrahams, 2009). Kerja praktek di laboratorium adalah aktivitas mengajar dan belajar yang melibatkan siswa dalam observasi, manipulasi objek dan bahan-bahan (material) nyata (Millar, 2004). Menurut SCORE (Science Community Representing Education) dalam Woodley (2009), kerja praktek dalam pembelajaran sains merupakan proses belajar pengalaman hands-on yang mengarahkan siswa kepada berpikir mengenai alam semesta tempat kita hidup. Melalui kerja praktek siswa berinteraksi dengan bahan-bahan untuk mengobservasi dan memahami alam semesta (Hofstein & Mamlok-Naaman, 2007), sehingga menurut Millar dan Abrahams (2008) kerja praktek bukan hanya sekedar aktivitas hands-on, melainkan mengaitkan antara dua domain pengetahuan, yaitu; domain objek dan dapat diamati (domain of objects and observables) dengan domain pikiran (idea).

Menurut Woolnough dan Allsop (1985), kerja praktek bertujuan memotivasi, mengembangkan tehnik dan ketrampilan eksperimen; belajar


(19)

2

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pendekatan ilmiah; meningkatkan pemahaman aspek teoritis dari mata pelajaran. Dalam belajar sains siswa mendeskripsikan objek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, mendapatkan pengetahuan, mengkonstruksi penjelasan dari fenomena alami, menguji penjelasannya dengan berbagai cara, dan mengkomunikasikan idenya terhadap yang lain. Kualitas kerja praktek yang baik akan membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penting, memahami proses-proses penelitian ilmiah dan mengembangkan pemahaman mengenai konsep-konsep (Woodley, 2009). Dengan demikian ketrampilan dasar sains merupakan modal dasar untuk menjadi seorang ilmuwan dan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran sains di laboratorium merupakan suatu kegiatan kompleks yang mengintegrasikan hands-on dan minds-on, sehingga kegiatan laboratorium atau kerja praktek memiliki berbagai tujuan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan sains sekolah (NSES), yaitu menciptakan siswa terdidik yang mampu untuk melakukan percobaan dengan benar dan terdorong untuk mengetahui dan memahami tentang alam, menggunakan proses-proses ilmiah dan prinsip-prinsip yang tepat dalam membuat keputusan personal. Menggunakan kemampuan intelegensinya dalam diskusi dan debat mengenai materi ilmiah dan teknologi, serta meningkatkan produktivitas ekonominya melalui penggunaan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan ilmiah yang dimiliki dalam karirnya. Sementara menurut Permen DikNas No. 22 Tahun 2006; sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.


(20)

3

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tujuan yang tertuang tersebut tampak bahwa hakekat pendidikan sains merupakan suatu proses yang aktif, baik fisik maupun mental, melalui kegiatan inkuiri (inquiry). Oleh karena itu kalau pembelajaran sain hanya diukur penguasaan materinya saja, sangatlah keliru.

Pada saat kerja laboratorium siswa menemukan fakta, prinsip dan fenomena dengan cara observasi untuk memantapkan pengetahuannya dan membentuk pengetahuan yang baru. Fakta merupakan suatu kondisi objektif dari objek/fenomena (peristiwa/event) yang akan menjadi dasar untuk terbentuknya pengetahuan, sehingga tantangan utama dalam pembelajaran sains adalah bagaimana menghadirkan dan mengolah fakta dari suatu objek atau fenomena menjadi suatu pengetahuan atau untuk meningkatkan kompetensi siswa. Proses penemuan fakta merupakan suatu rangkaian dari sejumlah kegiatan ilmiah yang di dalamnya terjadi proses mengembangkan kemampuan ilmiah, seperti merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, interpretasi data, prediksi dan menarik kesimpulan. Proses-proses sains hendaknya diadopsi sebagai bagian dari metode pembelajaran sain, sehingga karakeristik unik pendidikan sains ditandai dengan adanya kegiatan yang dialami siswa untuk mendapatkan pengetahuan di laboratorium seperti yang dilakukan oleh ilmuwan (Klaini dalam Fensham, 1988).

Menurut Lagowski (2002) pembelajaran laboratorium memiliki potensi untuk (1) mengajarkan ketrampilan manipulasi; (2) memberi pemahaman penggunaan peralatan (3) membantu pemahaman inkuiri ilmiah (meliputi: merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, interpretasi data); (4) mengembangankan sikap terhadap sains, seperti : motivasi,


(21)

4

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kontrol sains, rasa sukses; (5) memberikan pengenalan berupa contoh-contoh nyata terhadap konsep-konsep abstrak. Praktek sains untuk memberikan pengalaman langsung dalam mata pelajaran biologi sangat penting. Kegiatan mencari tahu dan berbuat dalam pembelajaran biologi dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman, pengalaman hands-on dan minds-on.

Biologi merupakan satu mata pelajaran sains dengan cakupan bahasan tentang organisasi kehidupan dari tingkat seluler hingga bioma dengan kajian mencakup struktur, fungsi dan interaksinya. Naisbitt dan Aburdene (1990) meramalkan bahwa salah satu megatrend abad 21 adalah peralihan dari model dan metafora fisika ke model dan metafora biologi untuk membantu kita mengerti dilema dan peluang dewasa ini. Materi biologi dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai kemampuan berpikir. Karakteristik materi biologi yang factual dan observable, dapat dijadikan sebagai sumber belajar dan atau bahan eksplanasi dalam mengembangkan pembelajaran yang mendorong siswa berpikir analitis secara induktif ataupun deduktif. Pendidikan sains memberikan peranan penting untuk mempersiapkan individu pada masa yang akan datang, karena abad ke 21 penuh dengan biologi dan teknologi.

Menurut menurut Millar dan Osborne (1998) saat ini pendidikan sains sudah out of date dan belum mempersiapkan siswa untuk menjadi saintis di masa yang akan datang. Sering kerja praktek merupakan aktivitas rutin yang membosankan, tidak menarik dan tidak memberikan inspirasi. Hal senada juga dinyatakan oleh Hodson (1991), kerja praktek di sekolah sulit dipahami, membingungkan dan tidak produktif. Untuk beberapa siswa, apa yang dikerjakan di laboratorium sedikit memberikan kontribusi terhadap pembelajaran sains atau terhadap belajar mengenai


(22)

5

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sains. Pelaksanaan pembelajaran biologi melalui kerja praktek di laboratorium sampai saat ini masih menghadapi berbagai kendala, di antaranya; (1) kurangnya ketersediaan sarana (Klainin dalam Fensham, 1988), (2) rendahnya kemampuan dan kemauan guru untuk melaksanakan kegiatan laboratorium (Muwange-Zake, 2005).

Sejalan dengan pernyataan terkait kendala dalam kegiatan laboratorium, berdasarkan studi pendahuluan di beberapa sekolah di Indonesia, ditemukan bahwa: (1) kondisi peralatan laboratorium sekolah tidak merata, umumnya rendah baik dari kualitas maupun kuantitas, namun banyak juga sekolah yang peralatannya melimpah dengan kualitas yang baik (2) dari aspek kemampuan guru diperoleh temuan, bahwa ketika alat IPA sudah dilengkapi melalui dana block grant, ternyata pelaksanaan pembelajaran IPA di laboratorium masih jarang antara 1-3 kali dalam satu semester, dan berlangsung dalam proses yang tidak terstruktur dan produktif. Setelah ditelusuri, salah satu penyebabnya guru kurang menguasai penggunaan alat. Berdasarkan wawancara, guru menyatakan bahwa tidak adanya petunjuk penggunaan alat dan petunjuk praktikum menyebabkan mereka tidak melaksanakan kegiatan laboratorium. Guru-guru pada sekolah yang ketersediaan alat laboratoriumnya kurang , tidak dapat melakukan modifikasi atau mencari alternatif pengganti alat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa terdapat guru biologi di lapangan tidak memahami fungsi alat dan tidak mampu menggunakan alat tanpa petunjuk atau prosedur yang disertakan.

Hasil penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa, kerja praktek siswa dalam kegiatan laboratorium saat ini dominan menggunakan bantuan manual atau petunjuk kegiatan laboratorium, atau practical guide atau dikenal dengan Lembar


(23)

6

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kegiatan Siswa (LKS). Berbagai bentuk manual telah diterbitkan dan beredar di lapangan dan digunakan guru untuk kegiatan laboratorium siswa di sekolahnya. Ada juga guru-guru yang mengembangkan manual secara mandiri, sehingga bentuk, struktur dan pendekatannya beragam. Lembar Kegiatan Siswa, atau penuntun kegiatan praktek merupakan suatu fenomena yang saat ini dianggap penting, sebagai kelengkapan untuk buku yang diterbitkan dan mencantumkan label sesuai dengan kurikulum. Lembar Kegiatan Siswa merupakan Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) yang menuntun siswa untuk melaksanakan kegiatan praktek sains. Dengan cara ini diharapkan dapat mengubah pola pembelajaran klasikal dengan metode ceramah menjadi pembelajaran berbasis laboratorium. Kajian mengenai kegiatan praktek laboratorium sebagai studi pendahuluan melalui Desain Kegiatan Laboratorium menjadi penting karena kualitas proses dan produk pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan tergantung pada desain kegiatan yang dikembangkan.

Berdasarkan analisis awal Desain Kegiatan Laboratorium dalam bentuk Lembar Kegiatan Siswa (Supriatno, 2006) mengenai tujuan, pendekatan dan prosedur serta materi, ditemukan bahwa: (1) tujuan kegiatan laboratorium lebih banyak menekankan aspek kognitif untuk meningkatkan pemahaman konsep, sementara aspek psikomotor untuk mengembangkan ketrampilan dasar laboratorium sebagai bekal pada tingkat lanjut kurang dikembangkan; (2) sebagian besar dilakukan pendekatan deduktif dengan model ekspositori. Expository sering disebut juga dengan verifikasi atau confirmatory (Collins, 2000; Johnstone & Al-Shuaili, 2001; Lagowski, 2002), dan sangat umum digunakan. Melalui pendekatan ini siswa dituntun untuk memperoleh fakta dari objek atau fenomena untuk


(24)

7

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menguatkan pemahaman dari konsep yang dipelajari. Pembelajaran dengan cara ini dikritik karena sedikit menekankan pada berpikir, tidak memberikan ruang untuk merancang eksperimen, tidak efektif untuk membangun konsep, cara eksperimen ilmiahnya tidak masuk akal, dan mengecilkan kebermaknaan belajar. Namun demikian model pembelajaran ini dapat digunakan untuk melatih ketrampilan-ketrampilan manipulasi dan mengumpulkan data, tetapi tidak dapat digunakan untuk latihan merancang eksperimen; (3) dari aspek prosedur, pada umumya hampir semua langkah dituntun seperti melaksanakan kegiatan pada resep masakan, hampir tidak ada langkah yang dikembangkan sendiri oleh siswa. Siswa tidak diberi kesempatan untuk merancang kegiatan ataupun melakukan manipulasi variabel. Meskipun langkah-langkah disusun secara rinci, beberapa diantaranya tidak terstruktur dan perintahnya membingungkan atau menimbulkan penafsiran ganda sehingga sulit untuk dilaksanakan. (4) dari aspek pemilihan materi, kegiatan laboratorium yang dikembangkan tidak mempertimbangkan essensi, kesesuaian, kedalaman dan kompleksitasnya. Berkaitan dengan tuntutan kurikulum, konsep yang dikembangkan tidak mengarah pada penguasaan materi yang essensial, bahkan merupakan bagian kecil dari konsep yang harus dikuasai. Materi SMP masih diulang pada level SMA, atau sebaliknya, bahkan ada materi kegiatan yang dirancang untuk praktikum atau prosedur penelitian di Perguruan Tinggi diterapkan di tingkat sekolah.

Hasil uji efektivitas laboratorium yang dilakukan dengan cara eksekusi langkah kerja pada LKS tanpa melakukan perubahan atau modifikasi, baik dari segi bahan maupun alat yang digunakan, menunjukkan bahwa hanya sebagian yang dapat dilaksanakan dan dapat menunjukkan objek atau fenomena yang relevan


(25)

8

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(Supriatno, 2007). Kurangnya efektivitas hasil uji laboratorium menggambarkan desain kegiatan tidak dirancang dan dikembangkan secara matang, bahkan prosedurnya tidak diuji coba di laboratorium. Akibat dari kegiatan laboratorium yang tidak efektif maka kegiatan tersebut tidak memberikan kontribusi berarti terhadap penguatan pemahaman atau untuk membantu mengkontruksi pengetahuan baru terhadap siswa yang sedang belajar.

Rendahnya efektifitas kegiatan laboratorium tidak terlepas dari desain kegiatan yang dibuat atau dikembangkan. Meskipun sebagian besar guru hanya menggunakan desain kegiatan laboratorium yang sudah ada, namun para pembuat desain kegiatan laboratorium sebagian besar adalah guru. Hal ini menunjukkan adanya kelemahan kemampuan guru dalam dalam mendesain kegiatan laboratorium, khususnya pengetahuan procedural dan konseptual. Adanya kelemahan tersebut mengakibatkan desain kegiatan laboratorium yang ada di lapangan, diterapkan pada siswa tanpa proses analisis terlebih dahulu untuk dilakukan adaptasi, modifikasi atau rekonstruksi. Adaptasi berkaitan dengan penyesuaian prosedur menjadi lebih sederhana untuk diterapkan pada level yang lebih bawah. Modifikasi berkaitan dengan pemilihan bahan-bahan atau langkah disesuaikan dengan kondisi setempat. Sementara rekonstruksi adalah mengubah sebagian atau keseluruhan desian praktikum karena mengandung kesalahan atau dari hasil eksekusi prosedur tidak tepat.

Kegagalan keterlaksanaan kegiatan laboratorium dari desain kegiatan yang tidak tepat menjadikan kerja praktek hanya membuang waktu, biaya dan energi. Kegagalan mestinya tidak terjadi kalau guru memiliki kemampuan berpikir kritis, untuk menganalisis kelayakan penerapan desain kegiatan laboratorium pada


(26)

9

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

siswanya, serta mampu dan mau melakukan uji coba sehingga dapat mengadopsi desain kegiatan laboratorium dengan cara mengadaptasi dan merekonstruksi. Akan lebih baik lagi kalau guru mampu merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium sendiri. Adanya kelemahan ini menunjukkan bahwa kualitas guru, khususnya dalam kemampuan mengembangkan desain kegiatan laboratorium harus ditingkatkan.

Di sisi lain Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK) sebagai penghasil calon guru, bertanggungjawab terhadap kualitas lulusannya yang akan diterjunkan ke lapangan, sehingga tidak menambah berat masalah terkait dengan kegiatan laboratorium, khususnya biologi. Calon guru Biologi yang dihasilkan LPTK hendaknya memenuhi Standar Kompetensi Guru Pemula (SKGP) yang mampu mempersiapkan siswanya menghadapi dan menyelesaikan masalah sejalan dengan perkembangan jaman.

Guru biologi saat ini dituntut untuk mampu merancang dan mengembangkan pembelajaran dari material ekplanasi yang ada untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan dasar sains melalui proses inkuiri. Sejalan dengan tuntutan perkembangn ilmu kearah bioteknologi pada abad 21 ini, diperlukan guru biologi yang mampu merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium biologi secara terstruktur, terarah, dan terukur. Steen (2001) mengemukakan bahwa dunia pada abad ke-21 adalah dunia yang penuh dengan angka. Pada setiap sektor kehidupan, di berbagai belahan dunia, manusia akan dituntut untuk mampu bekerja dengan data. Oleh karena itu sejalan dengan abad 21 kegiatan laboratorium hendaknya didesain untuk mampu mengembangkan quantitative literacy.


(27)

10

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Diperlukan adanya suatu alternatif model atau prosedur untuk merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium, khususnya yang dapat dipergunakan untuk membekali kompetensi mahasiswa calon guru biologi, sehingga kegiatan laboratorium yang dikembangkan tidak hanya mentargetkan pencapaian kompetensi dasar semata, melainkan memberikan pembekalan kemampuan yang lebih tinggi. Perencanaan dan pengembangan kegiatan laboratorium hendaknya mengacu juga pada hasil analisis karakteristik materi, karena dengan menganalisis karakteristik materi dapat ditemukan cara berpikir dalam memahami materi dan menemukan sejumlah potensi dari materi yang dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai kompetensi siswa, sehingga kegiatan yang dikembangkan lebih dari sekedar mencapai kompetensi dasar yang dituntut oleh kurikulum. Dengan adanya permasalahan terkait kegiatan laboratorium tersebut, perlu ada upaya untuk mengembangkan program perkuliahan yang mampu membekali mahasiswa calon guru kemampuan merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium yang efektif dan efisien, tidak hanya mengacu pada tuntuan kurikulum tetapi juga pada potensi materi. Oleh karena itu, perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai; Pertama permasalahan yang ada di lapangan, terkait dengan kegiatan laboratorium, sebagai bahan kajian yang bersifat kontekstual. Kedua, perlu dikembangkan prosedur merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium biologi sekolah yang dapat digunakan untuk membekali mahasiswa calon guru biologi. Ketiga, program yang efektif untuk membekali mahasiswa calon guru biologi dalam kemampuan merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium.


(28)

11

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk mencapai semua itu dapat diwadahi melalui mata kuliah Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah. Mata kuliah ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium biologi sekolah. Kegiatan perencanaan dan pengembangan kegiatan laboratorium merupakan suatu aktivitas kompleks yang didasari oleh proses-proses analisis, uji coba, rekonstruksi atau membuat desain kegiatan yang baru. Sebagai unsur-unsur perencanaan dan pengembangan, maka proses-proses tersebut harus mendasari dan terimplementasi dalam perkuliahan, sehingga perkuliahan dengan menerapkan proses-proses tersebut dapat dinyatakan dengan berbasis ANCORB, sebagai akronim dari Analisis-Uji Coba-Rekonstruksi dan Buat. Penerapan ANCORB dalam program perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah, selain memberikan pembekalan pada mahasiswa dalam kemampuan merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium, juga berpotensi sebagai pemanfaatan laboratorium untuk menghasilkan desain-desain kegiatan laboratorium yang teruji. Namun demikian untuk implementasinya diperlukan strategi yang tepat dalam penerapan ANCORB pada program perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah, sehingga selain mampu membekali mahasiswa dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium, perkuliahan ini juga produktif dalam Desain Kegiatan Laboratorium yang teruji dan dapat dipertanggungjawabkan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan kajian latar belakang masalah, maka diperlukan adanya suatu Program Perkuliahan yang mampu membekali kemampuan mahasiswa calon guru dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium. Untuk itu


(29)

12

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dirumuskanan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah berbasis ANCORB mampu mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium ?”

Rumusan masalah tersebut diuraikan menjadi submasalah sebagai pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimana karakteristik Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah berbasis ANCORB untuk membekali kemampuan mahasiswa dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium?

2. Bagaimana efektivitas Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah berbasis ANCORB terhadap kemampuan mahasiswa dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium biologi?

C.Pembatasan Masalah

Agar kegiatan penelitian ini terukur, maka perlu ada pembatasan masalah sebagai berikut:

Agar kegiatan penelitian ini terukur, maka perlu pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah dinyatakan efektif apabila:


(30)

13

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a) rata-rata hasil pengukuran komponen kemampuan merancang dan mengembangkan desain kegiatan laboratorium sama dengan atau ada di atas kriteria baik, dengan persentase nilai capaian ≥ 66 (Arikunto, 2003).

b) kualitas produk, berupa desain kegiatan laboratorium yang dikembangkan mahasiswa lebih baik dibandingkan dengan desain kegiatan laboratorium yang ada di lapangan, berdasarkan kriteria penilaian komponen strategi metakognitif diagram Vee yang dikembangkan oleh Novak dan Gowin (1985).

2. Kemampuan merancang dan mengembangkan desain kegiatan laboratorium yang diukur mencakup: a) kemampuan analisis terhadap desain kegiatan laboratorium, b) kemampuan melaksanakan uji coba dan rekonstruksi d) kemampuan dalam mengembangkan desain kegiatan laboratorium

3. Respon mahasiswa dan dosen terhadap pelaksanaan perkuliahan merupakan informasi penunjang dalam menilai efektivitas yang disampaikan secara tertulis maupun lisan yang dijaring melalui angket dan wawancara.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah berbasis pada Analisis, Uji Coba, Rekonstruksi dan Buat (ANCORB) yang mampu membekali kemampuan mahasiswa calon guru untuk merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium biologi sekolah.


(31)

14

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal:

1. Menghasilkan prosedur operasional untuk merancang dan mengembangkan desain kegiatan laboratorium

2. Membekali kemampuan analisis dan pengambilan keputusan untuk menerapkan Desain Kegiatan Laboratorium dalam pembelajaran.

3. Meningkatkan kualitas proses dan efektivitas kegiatan laboratorium biologi sekolah melalui Desain Kegiatan Laboratorium yang teruji.


(32)

63

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Agar tidak mengundang salah tafsir maka perlu dinyatakan definisi operasional sebagai berikut:

1. Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah berbasis ANCORB adalah pelaksanan program perkuliahan terstruktur yang menerapkan proses Analisis, Uji Coba, Rekonstruksi dan memBuat Desain Kegiatan Laboratorium berdasarkan potensi materi

2. Desain Kegiatan Laboratorium adalah petunjuk kegiatan laboratorium yang tersusun atas langkah-langkah terstruktur dengan tujuan yang jelas untuk menunjukkan objek/fenomena relevan, disertai dengan proses pengamatan dan pengumpulan data guna pembentukan pengetahuan siswa.

3. Kemampuan merancang dan mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium merupakan kompetensi dalam melakukan analisis potensi materi untuk membuat langkah-langkah terstruktur, menguji coba dan merekontruksi sehingga sehingga dihasilkan Desain Kegiatan Laboratorium yang teruji efektivitasnya di laboratorium.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh produk berupa program pembelajaran Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah berbasis ANCORB


(33)

64

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

untuk memberikan pembekalan merancang dan mengembangkan Kegiatan Laboratorium. Untuk itu metode penelitian yang digunakan adalah Research and

Studi Pustaka Pembelajaran sains

Penelitian relevan

DKL dalam pembelajaran sains

Studi Lapangan

Kondisi dan kegiatan laboratorium

Kualitas Desain Kegiatan Laboratorium

Kompetensi guru dan mahasiswa calon guru dalam analisis DKL

Deskripsi Hasil

Memetakan hasil/temuan

Analisis kelemahan

Penyusunan Draft Program Perkuliahan Berbasis ANCORB.

(Deskripsi program dan Perangkat Instrumen tes dan non tes)

Draft Program Konsultasi Ahli

Uji Coba I ANCOR

Uji Coba II ANCOR + ANBUCOR

Uji Coba III ANCOR+ ANBUCOR +

Strategi metakognitif

Implementasi program Validasi

DKL Teruji Program Perkuliahan PPBS

Berbasis ANCORB Perencanaan dan Penyusunan draft Program Uji Coba dan Pengembang an Studi Pendahuluan

Gambar 3.1 Desain Penelitian Research & Development Pengembangan Program Perkuliahan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis ANCORB


(34)

65

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Development atau R&D (Dick &Carey, 1985). Implementasi penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap (gambar 3.1), yang meliputi 1) Studi Pendahuluan 2) Perencanaan Program 3) Uji coba dan Pengembangan 4) Validasi Program.

Kegiatan pada tahap studi pendahuluan mencakup studi pustaka secara teoritis atau emipiris dari hasil hasil penelitian, dan studi lapangan (field study) terhadap kondisi dan kegiatan laboratorium di sekolah, Desain Kegiatan Laboratorium yang beredar di lapangan serta kemampuan guru dan mahasiswa calon guru biologi dalam menganalisis Desain Kegiatan Laboratorium. Hasil studi pendahuluan dideskripsikan, dianalisis dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam Perencanaan Program untuk menghasilkan draft program. Selanjutnya dilakukan uji coba draft program untuk menemukan kelemahan dan memperbaikinya (revisi). Tahap validasi program dilakukan dengan melaksanakan program dan menguji hasilnya terhadap sasaran dan produknya.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian pengembangan program perkuliahan secara keseluruhan dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, pada mata kuliah pilihan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah, dengan beban 2 SKS. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa peserta perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah. Pelaksanaan uji coba program dilakukan secara terbatas, di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA-UPI, terhadap mahasiswa yang mengikuti


(35)

66

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mata kuliah Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah. Uji coba tahap I semester ganjil 2008/2009, tahap II semester genap 2008/2009, tahap III semester genap 2009/2010. Implementasi dilakukan pada semester ganjil tahun 2010/2011.

D. Prosedur Penelitian 1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan field study untuk mendapatkan kondisi faktual di lapangan (gambar 3.1) sebagai komponen input untuk bahan pertimbangan dalam perencanaan program. Tujuan dari kegiatan ini adalah memperoleh informasi dalam hal; (1) kondisi dan kegiatan laboratorium sekolah, (2) persepsi guru terhadap kegiatan laboratorium (3) kemampuan guru dalam menganalisis Desain Kegiatan Laboratorium (4) kualitas Desain Kegiatan Laboratorium yang ada di lapangan (5) kemampuan mahasiswa menganalisis desain praktikum.

Untuk memperoleh informasi dalam field study dilakukan dengan cara observasi, wawancara, tes kemampuan analisis dan uji coba Desain Kegiatan Laboratorium. Kegiatan diawali dengan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan laboratorum, di kota Bandung, Cimahi dan Lembang. Dalam suatu kesempatan bersamaan dengan program monitoring dan evaluasi blockgrant alat-alat IPA Direktorat Pembinaan SMP pada tahun 2007-2008, observasi peralatan dan kondisi laboratorium diperluas terhadap sekolah-sekolah di beberapa wilayah kota/kabupaten di Indonesia, diantaranya: Bandung, Sumedang, Ciamis, Pontianak, Palembang, Bangka, Toraja, Kupang, Manokwari, Sentani dan


(36)

67

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jayapura. Untuk melengkapi informasi mengenai persepsi dan pelaksanaan kegiatan laboratorium dilakukan wawancara terhadap guru penanggungjawab laboratorium.

Untuk mengetahui kemampuan guru dan mahasiswa calon guru biologi dalam memahami tujuan, struktur langkah kerja, menemukan kesalahan dan memberikan saran atau masukan, dan menilai kelayakan penggunaan Desain

Gambar 3.2. Alur penelitian dalam studi pendahuluan untuk mendapatkan kondisi faktual di lapangan

Analisis Struktur dan konten LKS

Uji Coba Laboratorium Pengembangan

instrument observasi/ wawancara/test

Test Kemampuan Guru/mahasiswa dalam analisis desain kegiatan

Wawancara Observasi kegiatan dan kondisi laboratorium

(4) Kualitas Desain Kegiatan lab (kelemahan)

(1) Kondisi Lab dan peralatan

(2,3,5) Persepsi dan Kemampuan

guru/mahasiswa dalam analisis desain kegiatan lab

Sampling DKL/LKS


(37)

68

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kegiatan Laboratorium, dilakukan tes analisis. Diberikan pada guru-guru Biologi peserta PLPG di Bandung, sebanyak 30 orang dan mahasiswa PPBS semester ganjil tahun 2007/2008, sebanyak 26 orang. Pada kegiatan ini, perangkat tes analisis yang digunakan masih merupakan bagian awal dari pengembangan instrument dan akan disempurnakan pada tahap uji coba.

Untuk memperoleh informasi mengenai Desain Kegiatan Laboratorium yang yang beredar di lapangan, dilakukan sampling Desain Kegiatan Laboratorium pada level SMP dan SMA, baik yang berasal dari kumpulan LKS, buku cetak dan elektronik, maupun yang dibuat oleh guru untuk kegiatan laboratorium di sekolah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai kualitas Desain Kegiatan Laboratorium dalam hal: (1) ketepatan metodologi/ kesesuaian prosedur (2) kebenaran konsep dan proses pembentukan pengetahuan (3) keterlaksanaan prosedur dalam memunculkan objek/fenomena dan perekaman data (4) efektivitas uji laboratorium. Untuk mendapatkan informasi poin (1) dan (2) dilakukan analisis struktur, konten dan konsep sehingga memperoleh informasi mengenai ketepatan dan kesesuaian metodologi serta kebenaran konsep dan pembentukan pengetahuan. Sementara untuk poin (3) dan (4) dilakukan uji coba dengan cara mengeksekusi (menjalankan/melaksanakan) langkah kerja tanpa modifikasi atau mengganti alat, bahan dan cara/teknik pelaksanaan.

Dari kegiatan tersebut ditemukan berbagai masalah kompleks. Untuk menyederhanakan masalah kompleks yang ada, dilakukan pengelompokan masalah, kemudian dengan mengaitkan satu kelompok masalah dengan kelompok


(38)

69

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

masalah yang lainnya diperoleh gambaran akar permasalahan dari kegiatan laboratorium, hal itu diperlihatkan pada gambar 3.3.

Secara umum diperoleh informasi bahwa banyaknya peralatan yang tidak digunakan, atau kurangnya kegiatan laboratorium pada mata pelajaran biologi terjadi karena guru memiliki kelemahan dalam pengetahuan prosedural, sehingga tidak dapat merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium. Adanya kelemahan ini mengakibatkan mereka mengandalkan Desain Kegiatan

Pengetahuan prosedural lemah

Peralatan tidak digunakan

Kegiatan laboratorium jarang

dilakukan

Digunakan tanpa analisis, uji coba dan

rekonstruksi

Kegiatan kurang efektif Peralatan tersedia di

sekolah Observasi

Kegiatan lab.

Test Analisis Desain Kegiatan

LaboratoriumLemah DKL Sampel

Studi Pendahuluan

wawancara Uji Coba DKL Lapangan

Gambar 3.3 Analisis hubungan antar masalah terkait dengan kurang efektifnya kegiatan laboratorium sekolah


(39)

70

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Laboratorium atau LKS yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil uji coba menunjukkan DKL yang ada dilapangan yang juga memiliki banyak kelemahan, baik dari struktur, prosedur maupun keterlaksanaannya. Namun karena guru memiliki kelemahan dalam pengetahuan prosedural, maka tidak dilakukan analisis dan uji coba terlebih dahulu. Akibatnya Desain Kegiatan Laboratorium yang ada di lapangan tidak diadaptasi sesuai levelnya atau direkonstruksi bila terjadi kesalahan.

Kegagalan mestinya tidak terjadi kalau guru memiliki kemampuan berfikir kritis, mau melakukan analisis dan uji coba sehingga memungkinkan penggunaannya di sekolah dengan cara mengadaptasi dan merekonstruksi. Akan lebih baik lagi kalau guru mampu merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium sendiri. Masalah yang ada adalah masalah nyata, dan potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan bahan ajar dalam pengembangan program. Dari hubungan antar kelompok masalah ini diperoleh kerangka hipotetik untuk menyusun program perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah. Program yang dibuat untuk membekali mahasiswa clon guru adalah mengembangkan pengetahuan prosedural melalui proses analisis, uji coba dan rekonstruksi sehingga memungkinkan untuk membuat desain kegiatan laboratorium yang baru. Hasil temuan awal digunakan sebagai input dalam penyusunan program dan menjadi baseline yang berfungsi sebagai pembanding untuk indikator keberhasilan program perkuliahan.


(40)

71

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Perencanaan Program

Sebuah program pada hakekatnya adalah suatu rangkaian proses untuk mencapai tujuan. Tujuan utama dari perencanaan program adalah terbentuknya Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah yang mampu membekali mahasiswa calon guru dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium. Perencanaan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah dilakukan dengan cara, 1) mengolah input, yaitu informasi yang diperoleh hasil studi pendahuluan, mahasiswa sebagai subjek dan bahan ajar yang digunakan. 2) menetapkan tujuan yang akan dicapai, dan 3) menerapkan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh informasi awal, adanya permasalahan berkaitan dengan banyaknya peralatan di sekolah yang tidak digunakan dan kurang efektifnya kegiatan laboratorium kemungkinan disebabkan oleh lemahnya pengetahuan prosedural, sehingga guru menggunakan desain kegiatan laboratorium yang ada tanpa melalui proses analisis, uji coba dan rekonstruksi, sementara lemahnya desain kegiatan laboratorium kemungkinan karena ketidakmampuan dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium.

Sejalan dengan permasalahan yang ditemukan di lapangan, maka program yang dikembangkan secara teoritis diharapkan menghasilkan mahasiswa calon Guru Biologi yang mampu berkontribusi terhadap upaya mengatasi masalah yang ada di lapangan, atau minimal tidak menambah permasalahan. Untuk itu


(41)

72

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mahasiswa calon guru biologi harus dibekali dengan kemampuan-kemampuan dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium, diantaranya kemampuan dalam menganalisis, menguji coba dan merekonstruksi terhadap Desain Kegiatan Laboratorium, bahkan kemampuan membuat Desain Kegiatan Laboratorium yang baru. Dengan demikian program yang dikembangkan tidak hanya menghasilkan mahasiswa calon guru yang mampu merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium, melainkan juga mampu menghasilkan Desain Kegiatan Laboratorium yang teruji.

Karena kegiatan analisis, uji coba dan rekonstruksi atau membuat Desain Kegiatan Laboratorium sebagai komponen dan kompetensi penting dan mendasar dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium, maka program yang dikembangkan berbasis pada kompetensi-kompetensi tersebut. Oleh karena itu maka proses pengembangan program perkuliahan diharapkan menghasilkan

“Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah berbasis

ANCORB untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam merancang dan

mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium”. ANCORB merupakan

akronim dari Analisis Uji Coba Rekonstruksi dan Buat.

Dengan demikian program perkuliahan yang terbentuk harus merupakan proses yang tepat untuk mengolah input sehingga menghasilkan produk yang berkualitas, baik dari segi output, maupun outcomes. Melalui perencanaan ini diharapkan dihasilkan program perkuliahan yang sistematis, terstruktur dan terarah dengan menerapkan strategi yang tepat sehingga keluarannya sesuai


(42)

73

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian tujuan utama kegiatan perencanaan program adalah:

a. Menghasilkan program perkuliahan yanga mampu membekali kemampuan merancang dan mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium.

b. Menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merancang dan mengembangkan Kegiatan Laboratorium.

c. Menghasilkan Desain Kegiatan Laboratorium alternatif yang teruji.

Berdasarkan tujuan yang ditetapkan, maka ditentukan parameter yang digunakan untuk menakar keberhasilan pelaksanaan program, yaitu:

a. Adanya Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah berbasis ANCORB

b. Kemampuan mahasiswa dalam menganalisis Desain Kegiatan Laboratorium. c. Kemampuan dalam melakukan uji coba dan rekonstruksi Desain Kegiatan

Laboratorium.

d. Kemampuan dalam merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium e. Kualitas Desain Kegiatan Laboratorium sebagai produk perkuliahan.

Dalam perencanaan program, semua komponen input, proses dan keluaran disusun menjadi suatu paradigma penelitian yang diperlihatkan pada gambar 3.4. Masalah dan kebutuhan yang ada di lapangan dimasukkan dan digunakan sebagai bahan ajar, sementara kemampuan awal mahasiswa sebagai komponen input dipertimbangkan untuk menentukan strategi yang tepat. Dengan demikian program perkuliahan yang dikembangkan memasukan realita masalah di lapangan terkait dengan Desain Kegiatan Laboratorium dalam konteks akademik,


(43)

74

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan cara menganalisis, menguji coba dan bila perlu merekonstruksi atau membuat yang baru, sehingga pelaksanaan program perkuliahan menjadi lebih kontekstual.

Mengingat pola AnalisisUji Coba Rekonstruksi dan Buat menggambarkan suatu proses, maka program perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi sekolah berbasis ANCORB direncanakan memberikan ruang yang cukup untuk mahasiswa melakukan inkuiri menemukan masalah dan menyelesaikannya secara individual maupun kelompok. Untuk memberikan penguatan dan menjadikan proses belajar menjadi bermakna (meaningfull) dan dapat diingat (memorable), dalam setiap tahapan diupayakan mendapatkan umpan balik yang tepat, baik secara konseptual maupun faktual. Dilakukan dengan cara memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menunjukkan kemampuannya melalui analisis dan presentasi, dan pada saat yang sama mendapatkan umpan balik secara konseptual dari teman-temannya dalam proses diskusi. Sementara umpan balik secara faktual diperoleh pada saat melakukan uji coba. Hasil uji coba yang dipresentasikan merupakan umpan balik berikut yang menjadi stimulus untuk melakukan rekonstruksi, sehingga memungkinkan terbentuknya desain kegiatan laboratorium yang baru.

Agar pelaksanaan program dan proses perkuliahan menjadi lebih bermakna maka diterapkan suatu heuristic yang diharapkan mampu membangun kesadaran diri pada mahasiswa sebagai subjek dalam mengkonstruksi pengetahuan tentang Desain Kegiatan Laboratorium, yakni menerapkan strategi metakognitif yang dikembangkan oleh Novak & Gowin (1985). Dengan


(44)

75

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Outcomes DKL Mahasiswa Strategi metakognitif DKL Lapangan Input Temuan

1. Kompetensi mahasiswa menganalisis Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) masih lemah 2. Kelemahan desain

kegiatan laboratorium di lapangan

3. Kesenjangan tuntutan kompetensi mahasiswa calon guru

4. Kemampuan guru dalam analisis desain kegiatan laboratorium

Pelaksanaan Program perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi

Sekolah Berbasis ANCORB

Perencanaan Kuliah PPBS berbasis ANCORB Pengembangan dan penerapan menjadi bahan ajar Output Kemampuan mahasiswa:

 Menganalisis DKL

 Analisis Potensi Materi

 Merancang dan mengembangkan DKL Penerapan strategi dan metode Pengembangan instrument Tujuan Program


(45)

76

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menerapkan heuristic ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada mahasiswa untuk mampu mengukur dan menyadari seberapa jauh dirinya memahami kemampuan dan kelemahannya, sehingga mahasiswa mengetahui “tentang apa” yang tidak diketahui, dan “harus diketahui”. Produk yang dihasilkan dalam perkuliahan dapat menggambarkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan strategi metakognitif, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan.

3. Uji Coba dan Pengembangan Program

Untuk mendapatkan program pembelajaran dengan komponen yang tepat dilakukan uji coba dan analisis program

a. Uji Coba Program

Pelaksanaan uji coba program dilakukan secara terbatas, di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA-UPI, terhadap mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah. Uji coba diberikan terhadap 45 mahasiswa dalam kurun waktu 3 semester, yaitu: 1) Semester ganjil 2008/2009 sebanyak 24 mahasiswa; 2) Semester genap 2008/2009 sebanyak 12 mahasiswa 3) Semester genap 2009/2010 sebanyak 9 mahasiswa. Uji coba dilakukan untuk menguji keterlaksanaan Satuan Acara Perkuliahan, kelayakan materi, penerapan strategi, instrument, serta menemukan kekurangan dan permasalahan yang perlu diperbaiki. Tahap uji coba dimanfatkan juga untuk pengkuran pembanding dari lapangan yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan program, yaitu mengenai kemampuan guru dalam menganalisis desain kegiatan laboratorium dan


(46)

77

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

strategi metakognitif yang diterapkan pada Desain Kegiatan Laboratorium di lapangan.

b. Revisi dan Pengembangan Program

Analisis dalam pengembangan program dilakukan secara terus menerus, mengacu pada keterlaksanaan proses perkuliahan sejalan dengan Satuan Acara Perkuliahan, ketercapaian tujuan, proses belajar yang terjadi, kelayakan materi, metode dan media, serta instrumen yang digunakan untuk menakar keberhasilan. Analisis dimulai dengan cara memahami ketercapaian tujuan program dan hasilnya dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan cara ini diperoleh informasi kompetensi mana yang bermasalah dan perlu ditingkatkan pada tahap berikutnya. Kemudian dengan melakukan penelusuran pada Satuan Acara Perkuliahan terkait dengan kompetensi yang bermasalah dipelajari mengenai metode dan media yang diterapkan, serta partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan. Pada akhirnya analisis dilakukan terhadap struktur program yang diterapkan untuk dilakukan revisi, dari segi struktur yang mencakup urutan, materi dan proses yang dikembangkan.

4. Validasi Program

Untuk mengetahui efektivitas program perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah berbasis ANCORB dalam mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru biologi merancang dan mengembangkan kegiatan laboratorium dilakukan implementasi program. Tahapan ini merupakan


(47)

78

Bambang Supriatno, 2013

Pengembangan Program Perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah Berbasis Ancorb Untuk Mengembangkan Kemampuan Merancang Dan Mengembangkan Desain Kegiatan

Laboratorium

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

validasi program yang dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA-UPI. Diterapkan terhadap 46 mahasiswa peserta perkuliahan Pengembangan Praktikum Biologi Sekolah, pada semester ganjil tahun 2010/2011. Oleh karena mata kuliah ini adalah mata kuliah pilihan, dan hanya terdiri atas satu kelas sehingga sulit mendapatkan kelas kontrol, maka desain validasi menggunakan tiga cara sebagai berikut:

a) menggunakan desain pra-eksperimen, dengan pola One Group Pretest-Posttes Design, dalam hal ini adalah terhadap kemampuan analisis Desain Kegiatan Laboratorium.

Pre test Perlakuan Postest

O1 X O1

O1 = Kemampuan Analisis Desain Praktikum Awal X = Perlakuan

O1’ = Kemampuan Analisis Desain Praktikum Akhir

Program dinyatakan efektif bila rata-rata nilai postes lebih baik dibandingkan dengan pretes.

a) membandingkan capaian kompetensi dengan standar yang ditetapkan. Program dinyatakan efektif bila nilai rata-rata yang dicapai lebih besar atau sama dengan standar kategori penguasaan “baik” menurut Arikunto (2002), atau nilai rata-rata ≥ 66. Cara ini diterapkan terhadap kemampuan analisis, uji coba dan rekonstruksi serta pengembangan Desain Kegiatan Laboratorium b) membandingkan Desain Kegiatan Laboratorium yang dihasilkan mahasiswa dengan produk sejenis yang beredar di lapangan, dan menunjukkan rata-rata


(1)

168

mata kuliah wajib, dengan beban minimal 3 SKS. Dengan menaikkan statusnya menjadi mata kuliah wajib, maka akan diikuti oleh semua mahasiswa program studi Pendidikan Biologi, dan dengan demikian akan lebih mengkarakterisasi kualitas lulusan calon guru Biologi,.


(2)

Daftar Pustaka

Afamasaga-Fuata’i , K. (2009). Secondary Pre-service Teachers‟ Use of Vee

Diagrams to Analyse Problems and Illustrate Multiple Solutions.

Mathematics Education Research Journal 2008/2009, Vol. 9, 15–29 Alvarez, M.C. (1987). The use of knowledge Vee diagramas an aid to reading

comprehension and problem solving. American Reading Forum. Vol.

7, 131-140

Alvarez, M. C. & Risko,V. J. (2007). The Use Of Vee Diagrams With Third

Graders As A Metacognitive Tool For Learning Science Concepts.

[Online]. Tersedia:

http://www.americanreadingforum.org/Yearbooks/87_yearbook/pdf/1 6_Alvarez.pdf [13 Februari 2010]-

Anderson, L., & Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and

assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives.

New York: Longma

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang: Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta;

Bates, G C. (1978). The Role of the Laboratory in Secondary Scholl Science

Programs. Washington. National Science Teachers Assoosiation.

Borrmann, T ( 2008). Laboratory Education in New Zealand. Eurasia Journal of Mathematics, science & Tehcnology education. 2008, 4(4), 327 – 335. Canas, A. J., & Novak, J.D. (2009). Why the Focus Question? Tersedia

www.cmap.Ihmc.us/docs/focusquestion.html , 29 Nop. 20012

Carin, Arthur A. (1997). Teaching Modern Science. New Jersey. Prentice-Hall, Inc


(3)

Costa, A.I (1985). Developing Minds. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Erlangga. Denemark, H.A. (1993) The search foe “scienctific Knowledge” in Federal

Courts in the Post-Frye Era : Refuting the assertion that “Law seeks Justice While Science Seeks truth. Berkeley Technologi Law Journal.

Volume 8, Issue 2 (235-265

Dick, W. & Crey, L. (1985). The Systematic Design of Instruction. London: Scott, Foresman and Company..

Dikmenli, M. (2009) Biology student teachers‟ ideas about purpose of laboratory work. Asia-Pacific Forum on Science Learning and

Teaching, Volume 10, Issue 2, Article 9 (Dec.,)

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. (2004). Standar Kompetensi Guru Pemula

Sekolah Lanjutan Pertama/Sekolah Menengah Atas. Jakarta:

Donovan, S., and Bransford, J. (2004). How Students Learn: Science in the

Classroom. Washington, D. C: National Academy Press,

Fensham, Peter. (1988). Development and Dilemmas in Science Education. London. The Falmer Press.

Hodson, D. (1991) Practical work in science: time for a reappraisal. Studies in

Science Education, 19, 175–184.

Hofstein, A. & Lunetta, V. (2003 ). The Laboratory in Science Education:

Foundations for the Twenty-First Century.Wiley Periodicals, Inc.

Hofstein, A. & Mamlok-Naaman, R. (2007). The Laboratory in Science

Education: the State of the Art, Chemistry Education Research and

Practice, 2007, 8 (2), 105-107

Huiit, B. (1997). Educational Phychology Interactive: Metacognition. (Online). Tersedia: www.edpsycinteractive.org/topics/cognition/metacogn.html (12 Nov. 2012)


(4)

Johnstone, A.H. & Al-Shuaili, A. (2001) Learning in the laboratory; some

thoughts from the literature. U. Chem.Ed., 2001,5 42-51.

Kapenda, et. al. (2002). Characteristics of Practical Work in Science Classrooms in Namibia. Research in Science & Technological Education, Vol. 20. No. 1, 2002. 53-62

Kevin D. (2010). Inference or Observation?. Science and Children, v48 n2 p44-47 Oct 2010.

Lagowski, J.J. (2002). The role of the laboratory in chemical education. http://www.utexas.edu/research.

Lin, Xiaodong. (2001). Designing Metacognitive Activities. ETR&D, Vol. 49, No. 2, pp. 23–40 ISSN 1042–1629

Malderez , Angi. (2003). Key Concepts in elt Observation. ELT journal Volume 57/2 April 2003. Oxford University Press.

Meltzer, D.E. (2002). ―The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: „hidden variable‟ in Diagnostic Pretest Scores‖ American Journal Physics. 70, (12), 1259-1267. Millar, R. (2004). The role of practical work in the teaching and learning of

science. Washington, DC. National Academi of Science.

Millar, R. and Abrahams, I. (2009). Practical work: making it more effective. SSR 91(334)

Millar & Osborne. (1998). Beyond 2000: Science education for future, London:

King’s College London.

Muwange, Johnnie W.F & Zake. (2005). Is Science Education in a Crisis? Some

of the problems in South Africa. tersedia pada http://www.sciecneinafrica.co.za/scicrisis.htm

Naisbitt, J., & Aburdene, P. (1990). Megatrends 2000: Ten new Directions for the


(5)

Nicol, D. J. and Macfarlane-Dick, D. (2006). Formative Assessment and

self-regulated learning: a model and seven principles of good feedback practice, Studies in Higher Education, 31, 2, 199-218.

Nickels,M. (1998) The Nature of Modern Science & Scientific Knowledge, Tersedia www.indiana.edu/~ensiweb/mart.nos.pdf, 16 desember 2012 Novak, J. D. & Gowin, D. B. (1985). Learning How to Learn. Cambridge :

Cambridge University Press.

NSTA & AETS .(2003). Standar for Science Teacher Preparation.Tersedia:

www.nsta.org/preservice. 16 Januari 2010.

Rahman, T. (2008). Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Calon Guru Biologi. Disertasi Doktor pada FPS UPI: Tidak diterbitkan.

Russell , T and Harlen, W. (1990). Practical Tasks, England: Paul Chapman Publishing Company,.

Rustaman, N. dan Wulan, A.R. (2007). Strategi Pembelajaran Biologi. Bandung: Universitas Terbuka.

Sadler, D. R. (1998). Formative assessment: revisiting the territory, Assessment in Education, 5, 1, 77-84.

Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sampson, V., Grooms, J., and Walke, J. (2009). Argument-Driven Inqury, A

way to promote learning during laboratory activitie. The Science

Teacher, hal 42-47

Schalk, H. H.& Van der Schee, J.A. & Boersma, K..Th. (2011). The Development

of Understanding of Evidence in Pre-University Biology Education in the Netherlands. Res Sci Educ DOI 10.1007/s11165-011-9276-8

Steen, L.A. (Eds). (2001). Mathematic and Democracy: The Case For

Quantitative Literacy. United State of America: The National Council


(6)

Sudjana. (1992). Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.

Supriatno, B.(2007). Profil Lembar Kegiatan Biologi Siswa Sekolah Menengah. Proceding Seminar Nasional Jurusan Pendidikan Biologi.

Supriatno, B., Rustaman, N., Redjeki, S., dan Sudargo,.F. (2009), Uji Langkah

Kerja Laboratorium Biologi Sekolah. Proceding Seminar Nasional

Jurusan Pendidikan Biologi.

Supriatno, B., Rustaman, N., Redjeki, S., dan Sudargo,.F. (2010). Mengapa

kegiatan laboratorium tidak efektif?. Proceding Seminar Nasional

Universitas Lampung.

Tanner K.D. (2009). Feature Approaches to Biology Teaching and Learning

Talking to Learn: Why Biology Students Should Be Talking in Classrooms and How to Make It Happen. CBE—Life Sciences Education Vol. 8, 89–94

Thiessen, R. (1993). The Vee Diagram; A Guide for Problem Solving. [online]. Tersedia: http://www.aimsedu.org/Puzzle/arrrec/vee.pdf [10 Juni 2010].

Woolnough, B. & Allsop, T. (1985) Practical Work in Science. London. Cambridge University Press.

Woodley, E. (2009). Practical Work in School Science-Why is it important. School Science Review (SSR) 91(339). Tersedia:

www.gettingpractical.org.uk/documents/EmmaWoodleyarticle.pdf Yilmaz, I & Yalcin, N. (2012). The Relationship of Procedural and Declarative

Knowledge of Science Teacher Candidates in Newton‟s Laws of Motion to Understanding. American International Journal of