PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI.

(1)

i

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI

INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM

UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR

KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA

CALON GURU BIOLOGI

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Doktor Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

RIKI APRIYANDI PUTRA 1101192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

ii

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP

ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Oleh

Riki Apriyandi Putra

S.Pd. FKIP Biologi Universitas Riau, 2008

M.Pd. Pendidikan Biologi Universitas Negeri Padang, 2011

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) dalam bidang pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

© Riki Apriyandi Putra 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

iv

RIKI APRIYANDI PUTRA

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP

ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Promotor

Prof. Dr. Fransisca S. Tapilouw, M.Pd.

Ko-Promotor

Prof. Dr. Sri Redjeki, M.Pd.

Anggota

Dr. Adianto

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPA

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. Anna Permanasari, M.Si. NIP. 19580712 198303 2002


(5)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 13

BAB II PEMBELAJARAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH CALON GURU BIOLOGI A. Pembelajaran Berbasis Praktikum ... 15

B. Pembelajaran Inkuiri Laboratorium ... 18

C. Motivasi Belajar ... 24

D. Keterampilan Berpikir Kritis ... 27


(6)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Penguasaan Konsep Mahasiswa ... 38

G. Perkuliahan Zoologi Invertebrata (ZI) ... 42

1. Protozoa ... 48

2. Porifera ... 49

3. Coelenterata... 50

4. Platyhelminthes ... 51

5. Aschelminthes ... 54

6. Annelida ... 56

7. Mollusca ... 57

8. Arthropoda ... 59

9. Echinodermata... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 63

1. Tahap Persiapan ... 64

2. Tahap Implementasi ... 66

3. Tahap Interpretasi... 67

B. Populasi dan Sampel ... 71

C. Definisi Operasional... 72

D. Instrumen Penelitian... 73

E. Teknik Analisis Data ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahap Persiapan Program Praktikum Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL) ... 83

1. Studi Lapangan ... 83

2. Studi Pustaka ... 83

3. Perancangan PPZI-BIL ... 84


(7)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Tahap Implementasi PPZI-BIL ... 92

1. Analisis Motivasi (Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum Zoologi Invertebrata dan Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Zoologi Invertebrata) dan Sikap Ilmiah Mahasiswa sebelum Implementasi PPZI-BIL ... 93

2. Penerapan KBK dan Sikap Ilmiah selama Implementasi PPZI-BIL ... 100

3. Pengembangan KBK dan Penguasaan Konsep Zoologi Invertebrata selama Implementasi PPZI-BIL... 102

4. Analisis Motivasi (Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum Zoologi Invertebrata dan Persepsi Mahasiswa terhadap Perkuliahan Zoologi Invertebrata) dan Sikap Ilmiah Mahasiswa setelah Implementasi PPZI-BIL ... 109

C. Tahap Interpretasi PPZI-BIL ... 117

D. Pembahasan ... 123

1. Karakteristik PPZI-BIL ... 123

2. Peningkatan KBK dan Penguasaan Konsep Zoologi Invertebrata ... 125

3. Hubungan Sikap Ilmiah dengan Penguasaan Konsep Zoologi Invertebrata dan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa ... 131

4. Motivasi Mahasiswa (Sikap Mahasiswa terhadap Kurikulum Zoologi Invertebrata dan Persepsinya terhadap Perkuliahan Zoologi Invertebrata) ... 136


(8)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 140

B. Implikasi ... 145

C. Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 147


(9)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN ZOOLOGI INVERTEBRATA BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP

ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium yang dapat meningkatkan motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep mahasiswa calon guru biologi. Penelitian ini menggunakan mixed methods embedded

experimental design research. Subjek penelitian 52 mahasiswa Pendidikan Biologi

semester 3 tahun ajaran 2013/2014 pada salah satu perguruan tinggi swasta di kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes penguasaan konsep, tes keterampilan berpikir kritis (KBK), lembar observasi (sikap imiah dan KBK), skala motivasi (sikap terhadap kurikulum dan persepsi terhadap perkuliahan), dan skala sikap ilmiah. Hasil penelitian ini menjelaskan beberapa karakteristik PPZI-BIL: (a) perkuliahan ini dapat memunculkan dan mengembangkan kemampuan bertanya kritis mahasiswa (b) mahasiswa difokuskan untuk menerapkan cara kerja ilmuwan yang diharapkan dapat menemukan konsep secara mandiri (c) dosen dan asisten bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Komponen PPZI-BIL terdiri dari pendahuluan, pengajuan pertanyaan kritis, pembuktian melalui praktikum, elaborasi hasil praktikum, dan pembahasan hasil elaborasi. Penerapan PPZI-BIL sangat berpengaruh terhadap peningkatan motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep mahasiswa. Hasil lainnya menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif antara: sikap ilmiah dengan penguasaan konsep, sikap ilmiah dengan keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kritis dengan penguasaan konsep mahasiswa.


(10)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DEVELOPING INVERTEBRATE ZOOLOGY INQUIRY-BASED

LECTURE PROGRAM TO ENHANCE BIOLOGY STUDENTS’

CRITICAL THINKING SKILLS AND SCIENTIFIC ATTITUDE

ABSTRACT

This study aims to develop Invertebrate Zoology inquiry-based lecture program that can enhance biology students’ motivation, scientific attitude, critical thinking skills, and concept mastery. This study used mixed methods embedded experimental design research. The subject of this research was 52 Biology Education students at third semester, academic years 2013/2014 on a private University in Bandung, West Java, Indonesia. The instruments of this study consist of concepts mastery test, critical thinking skills test, observation sheets (scientific attitude and critical thinking skills), motivation scale (students’ attitudes to curriculum and perceptions to teaching and learning), and scientific attitudes scale. The result of this research explains several characteristics of PPZI-BIL: (a) this lesson can

immerge and develop students’ critical questioning ability (b) the students are focused to implement scientists’ work whom is expected to examine the concept

independently (c) lecturer and his/her assistants act as facilitator and motivator. PPZI-BIL components consist of introductory, propose critical questions, verification through practicum, elaboration of practical result, and discussion of the elaboration results. Implementation PPZI-BIL has strong influence to students’ motivation, students’ scientific attitude, critical thinking skill, and concept mastery. Other result shows that there is positive correlation between: scientific attitude with concept mastery, scientific attitude with critical thinking skill and critical thinking skill with concept mastery.


(11)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi memainkan peranan penting dalam aspek kehidupan manusia (Shihusa & Keraro, 2009). Biologi merupakan salah satu ilmu fundamental, yang dijadikan dasar untuk perkembangan ilmu lainnya, dan salah satunya adalah Zoologi Invertebrata. Zoologi Invertebrata memaparkan secara khusus seluk beluk kehidupan hewan, khususnya yang tidak memiliki tulang belakang. Campbell, dkk. (2008) menyatakan bahwa invertebrata mencakup 95% spesies hewan yang telah diketahui. Hewan-hewan invertebrata menempati hampir setiap habitat di bumi, mulai dari air mendidih yang berasal dari lubang hidrotermal laut dalam hingga ke tanah Antartika yang berbatu dan beku. Berdasarkan kondisi geografis, Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal ini disebabkan letak Indonesia berada di antara dua samudera dan dua benua, sehingga Indonesia merupakan negara yang kaya akan biota laut. Hewan-hewan biota laut dapat dibagi menjadi beberapa kelompok besar, dan salah satunya adalah kelompok hewan invertebrata.

Distribusi hewan-hewan invertebrata yang sangat luas, mengharuskan masyarakat Indonesia khususnya peserta didik untuk mempelajari perikehidupan hewan-hewan tersebut, tujuannya adalah untuk memudahkan mengidentifikasi, melihat hubungan kekerabatan, dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. Manfaat mempelajari hewan-hewan invertebrata sangat banyak, misalnya saja ulat sutra yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi bahan pakaian, teripang yang dapat dijadikan bahan makanan, kupu-kupu yang berperan dalam membantu penyerbukan pada tanaman, cacing tanah yang bermanfaat dalam menyuburkan tanah, dan terapi lintah yang digunakan untuk meningkatkan sirkulasi aliran darah. Filum Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang juga bermanfaat sebagai komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang, yang


(12)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan habitat dari beberapa spesies aquatic, dan masih banyak manfaat lainnya yang diberikan oleh hewan-hewan invertebrata.

Materi Zoologi Invertebrata sangat penting diajarkan sedini mungkin, oleh sebab itu dibutuhkan strategi yang tepat dalam pembelajaran dengan menerapkan beberapa kompetensi yang harus dicapai. Pada jenjang sekolah menengah pertama/tsanawiyah, berdasarkan analisis kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasarnya (KD) pada kurikulum 2013, terlihat bahwa siswa sudah diarahkan untuk melakukan inkuiri, berpikir tingkat tinggi, dan sikap ilmiah, dan begitu juga di jenjang sekolah menengah atas/aliyah, kompetensi inti (KI 4) dan kompetensi dasarnya lebih dominan mengarahkan siswa untuk melakukan inkuiri, berpikir tingkat tinggi, sikap ilmiah, keterampilan proses sains, dan belajar secara mandiri. Berdasarkan analisis SK dan KD di kedua jenjang sekolah menengah tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan yang diinginkan dari pembelajaran Zoologi Invertebrata adalah sesuai dengan tuntutan SK dan KD, akan tetapi pada kenyataannya pelaksanaan pembelajaran di sekolah belum berjalan secara maksimal untuk mencapai tujuan tersebut.

Materi Zoologi Invertebrata di SMP (kelas VII) dan di SMA (kelas X) diindikasi masih dominan diajarkan secara konvensional atau masih minim inkuiri, masih belum merangsang siswa untuk berpikir tingkat tinggi, dan masih belum melatih sikap ilmiah siswa, baik teori maupun praktikum. Hafni, dkk.

(2011) menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran zoologi belum

mengembangkan kegiatan pembelajaran yang berbasis inkuiri secara optimal. Kondisi ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran didukung oleh praktikum yang hanya bersifat demonstratif dan aktivitas pembelajaran berbasis laboratorium yang masih berpusat pada guru atau dosen (teacher–centered learning).

Minimnya inkuiri siswa, rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, dan rendahnya sikap ilmiah siswa berlanjut sampai ke perguruan tinggi. Pelaksanaan perkuliahan di perguran tinggi juga belum berjalan secara maksimal, hal ini disebabkan masih banyaknya dosen yang menggunakan strategi


(13)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkuliahan dan praktikum verifikatif, sehingga kemampuan inkuiri, keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan sikap ilmiah mahasiswa masih rendah. Johnson (2009) juga menjelaskan bahwa sebagian besar pembelajaran di perguruan tinggi masih diajarkan dengan tampilan pendekatan tradisional. Solusi yang dapat diambil untuk memaksimalkan perkuliahan Zoologi Invertebrata adalah dengan cara menggunakan perkuliahan yang berorientasi pada inkuiri laboratorium (pelaksanaan inkuiri laboratorium harus terintegrasi antara teori dengan praktikum), mampu merangsang keterampilan berpikir tingkat tinggi mahasiswa, dan dapat meningkatkan sikap ilmiah mahasiswa.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi menurut Costa (1985) meliputi keterampilan pemecahan masalah, keterampilan pengambilan keputusan, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kreatif. Keterampilan berpikir tingkat tinggi sangat dibutuhkan bagi setiap orang dalam menjalani hidupnya. Dari empat keterampilan berpikir tingkat tinggi di atas, keterampilan berpikir kritis mendasari tiga pola berpikir yang lain, artinya keterampilan berpikir kritis perlu dikuasai terlebih dahulu sebelum mencapai ke tiga keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lainnya (Liliasari, 2009). Selain itu dalam cakupan persekolahan keterampilan berpikir yang paling diharapkan dan dominan adalah keterampilan berpikir kritis, karena jika ditinjau dari perspektif filosofis, Watson & Glaser (Filsaime, 2008) memandang berpikir kritis sebagai gabungan sikap, pengetahuan, dan kecakapan, oleh sebab itu keterampilan berpikir kritis perlu ada dalam proses pembelajaran. Berpikir kritis adalah aktivitas mental yang melibatkan otak dan hati dalam hal mencari solusi, memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis asumsi, mengevaluasi, memberi rasional, dan melakukan penyelidikan terhadap sesuatu hal yang sedang dihadapi, yang sudah berlalu, maupun yang akan dihadapi.

Ennis (1985) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan berpikir masuk akal dan reflektif yang difokuskan pada pengambilan keputusan tentang apa yang dilakukan atau diyakini. Berpikir kritis dikelompokkan menjadi disposisi berpikir


(14)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kritis dan keterampilan berpikir kritis. Menurut Inch, dkk. (2006) berpikir kritis adalah proses di mana seseorang mencoba menjawab pertanyaan sulit yang informasinya tidak ditemukan secara rasional. Dapat dikatakan bahwa berpikir kritis merupakan cara berpikir mendalam yang disertai dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul di dalam diri dan disertai dengan adanya pembuktian atas pertanyaan tersebut, sehingga dihasilkan suatu pemahaman yang jelas. McGregor (2007) menjabarkan 8 inti dari berpikir kritis, yaitu: (1) mengidentifikasi unsur-unsur yang merupakan alasan dari kasus, khususnya hubungan sebab-akibat; (2) mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi; (3) menjelaskan dan menginterpretasikan pernyataan dan ide; (4) menimbang keterterimaan, khususnya kredibilitas klaim; (5) mengevaluasi berbagai jenis argumen; (6) menganalisis, mengevaluasi, dan membuat kesimpulan; (7) menarik kesimpulan; (8) menghasilkan argumen. Menurut Liliasari (2009) keterampilan berpikir kritis merupakan efek iringan dari pembelajaran sains melalui pendekatan inkuiri, yang memiliki banyak kemiripan dengan sifat pengembangan berpikir kritis. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sains sangat cocok untuk mengembangkan berpikir kritis.

Pembelajaran sains khususnya perkuliahan Zoologi Invertebrata merupakan suatu perkuliahan yang tidak bisa lepas dari kegiatan praktikum baik yang dilakukan di ruangan maupun di lapangan. Witteck, dkk. (2007) menjelaskan bahwa praktikum merupakan komponen esensial dalam mengajarkan metode ilmiah dan memahami hakekat sains. Akan tetapi pelaksanaan perkuliahan Invertebrata selama ini belum berjalan secara maksimal atau dominan bersifat verifikatif. Hal ini disebabkan rendahnya keterlibatan mahasiswa dalam proses perkuliahan, mahasiswa hanya ditugaskan untuk mengamati dan menggambar objek yang telah disediakan dan setiap tahapan yang dilakukan di laboratorium harus sesuai dengan petunjuk LKM (Lembar Kerja Mahasiswa). Domin (1999) menegaskan bahwa praktikum verifikatif sedikit memberi peluang bagi mahasiswa untuk memikirkan prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang


(15)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diaplikasikan dalam kegiatan praktikum. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang seperti itu secara tidak langsung tidak mampu mengembangkan daya berpikir tingkat tinggi mahasiswa.

Rustaman, dkk. (2005:164-165) menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis praktikum adalah pembelajaran dengan menggunakan praktikum sebagai strategi bagi mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, merancang cara terbaik untuk memecahkan masalah, menerapkannya dalam kegiatan praktikum, serta menganalisis dan mengevaluasi hasilnya, bekerja seperti layaknya ilmuwan. Praktikum di laboratorium menurut Hofstein dan Lunneta (Domin, 2007) dapat menyediakan lingkungan belajar dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat aktif dalam proses penyelidikan dan inkuiri, sehingga diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna. Manfaat praktikum menurut Willington (Ketpichainarong, dkk., 2010) yaitu untuk mengembangkan (1) Domain kognitif, misalnya konteks sains dan hakekat sains; (2) Domain afektif, misalnya menumbuhkan sikap positif terhadap sains; dan (3) Domain psikomotor, misalnya keterampilan proses sains, keterampilan laboratorium, keterampilan pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir.

Menurut Pabellon dan Mendoza (2000) praktikum atau kerja laboratoriun memiliki tiga tujuan, yaitu tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan kognitif meliputi: mempromosikan pengembangan intelektual, meningkatkan belajar konsep-konsep ilmiah, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan berpikir kreatif, meningkatkan pemahaman sains, dan metode ilmiah. Tujuan afektif meliputi: meningkatkan sikap ilmiah, mempromosikan persepsi-persepsi positif untuk memahami dan mempengaruhi lingkungan. Tujuan psikomotor/praktek atau kegiatan prosedural meliputi: mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penampilan investigasi ilmiah, mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam menganalisis temuan data,


(16)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam berkomunikasi,

mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam bekerja dengan yang lain. Domin (2007) membedakan praktikum ke dalam empat tipe, yaitu: ekspositori, penemuan (discovery), berbasis masalah, dan inkuiri. Keempat tipe praktikum tersebut dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan. Jenis praktikum yang paling cocok diterapkan dalam perkuliahan Zoologi Invertebrata adalah praktikum inkuiri. Wenning (2011) dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa pendekatan inkuiri memiliki beberapa tingkatan salah satunya adalah inkuiri laboratorium. Penggunaan inkuiri laboratorium sangat cocok diterapkan dalam kegiatan praktikum, dimana siswa mampu mengeksplorasi semua daya pikir dan daya imajinasi mereka dalam menemukan suatu konsep atau sesuatu yang ingin dicapai (rasa ingin tahu). Mohrig (2004 dalam Taraban, dkk., 2007) mengidentifikasi beberapa cara yang harus dilakukan jika melaksanakan praktikum di laboratorium, terkait dengan kegiatan inkuiri, yaitu pertanyaan atau masalah harus diutamakan, dan berfungsi sebagai dasar untuk percobaan atau investigasi, laboratorium harus menyediakan sarana untuk mengumpulkan bukti dan menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan, laboratorium dapat dijadikan tempat untuk melakukan eksperimen, menguji hasil eksperimen, dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh.

Praktikum inkuiri adalah sentral dalam pembelajaran sains, ketika mahasiswa terlibat dalam proses mengungkapkan permasalahan dan pertanyaan ilmiah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menggambarkan kesimpulan tentang permasalahan atau fenomena ilmiah (Hopstein & Walberg dalam Kipnis & Hofstein, 2007). Penerapan inkuiri laboratorium memiliki banyak manfaat dan memiliki korelasi dengan berbagai keterampilan. Ketpichainarong, dkk. (2010) menjelaskan bahwa metode pengajaran inquiry-lab dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan dapat membuat mahasiswa menjadi aktif. Khan & Iqbal (2011) dalam


(17)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitiannya juga menegaskan bahwa metode pengajaran inquiry-lab dapat meningkatkan keterampilan ilmiah siswa yang terdiri dari mengamati, memanipulasi, menglasifikasi, menggambar, mengukur, dan mengomunikasikan. Narayan (2010) menjelaskan bahwa penggunaan inquiry-lab dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah mahasiswa. Penjelasan di atas menegaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan inkuiri khususnya inkuri laboratorium sangat potensial untuk membentuk motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan penguasaan konsep siswa dan mahasiswa, selain itu inkuiri laboratorium juga berpotensi untuk mengembangkan kemampuan lainnya, dengan demikian sebaiknya sedini mungkin tenaga pendidik mulai menggunakan inkuiri dalam proses pembelajaran, dan di perguruan tinggi salah satunya pada perkuliahan Zoologi Invertebrata.

Perkuliahan Zoologi Invertebrata merupakan suatu kegiatan yang mengarahkan mahasiswa untuk mempelajari bagaimana mengamati spesies, mengidentifikasi ciri-ciri dan sifat setiap filum, mengklasifikasi spesies-spesies berdasarkan filumnya, menjelaskan perbedaan karakteristik dari setiap filumnya, mengkaji tentang perikehidupan masing-masing hewan invertebrata, dan mengetahui peranan hewan-hewan invertebrata bagi kehidupan. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkuliahan Zoologi Invertebrata memiliki banyak manfaat, menarik untuk dipelajari, sangat penting bagi perkembangan ilmu lainnya, dan berguna bagi manusia dalam menghadapi terjadinya evolusi akibat perubahan alam. Perubahan alam yang tidak menentu dapat memungkinkan terjadinya evolusi pada hewan-hewan invertebrata, sehingga muncul spesies baru, yang berdampak langsung pada keseimbangan ekosistem. Oleh sebab itu salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa (berpikir kritis) sangat dibutuhkan dalam menyikapi keberadaan hewan-hewan tersebut. Selain itu, kemampuan berpikir kritis juga mampu mempermudah mahasiswa dalam memahami konsep-konsep invertebrata, dengan demikian perlu dilakukan suatu upaya sehingga perkuliahan menjadi menarik dan lebih bermakna, sehingga


(18)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat berjalan secara maksimal. Berdasarkan studi pendahuluan di berbagai perguruan tinggi (Hasil Penelitian Putra dan Redjeki, 2013; Putra, dkk., 2014; Suwondo, dkk., 2013; dan Tibrani dan Madang, 2012), peneliti menjumpai beberapa kendala dalam pelaksanaan perkuliahan invertebrata, yaitu:

Pertama, proses perkuliahan yang dilakukan belum menggambarkan

adanya pemikiran kritis, sehingga keterampilan berpikir kritis mahasiswa tidak terbentuk dan tidak berkembang, hal ini terlihat dari pengajaran yang diberikan tenaga pendidik kepada mahasiswa, yang hanya terpaku kepada pelaksanaan praktikum yang meliputi mengamati, menggambar, dan menjawab pertanyaan, yang secara keseluruhan masih dominan ke arah kepenguasaan konsep. Rasa ingin tahu mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan terbatasi dengan adanya pertanyaan ataupun instruksi yang diberikan oleh tenaga pendidik. Pola seperti itu menyebabkan mahasiswa kurang aktif, merasa bosan, dan praktikum hanya bersifat verifikatif, yang pada akhirnya menyebabkan tidak berkembangnya keterampilan berpikir kritis dan rendahnya penguasaan konsep mahasiswa. Penjelasan di atas didukung oleh beberapa hasil penelitian, yaitu Putra, dkk. (2014) menjelaskan bahwa penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada beberapa materi perkuliahan Zoologi Invertebrata, yang meliputi 3 fila (Aschelminthes, Annelida, dan Molusca) masih tergolong rendah. Suwondo, dkk. (2013) yang menjelaskan bahwa pembelajaran Invertebrata yang dilakukan selama ini cenderung lebih banyak berpusat pada dosen, sehingga pemahaman mahasiswa terhadap materi Invertebrata kurang maksimal. Dan Tibrani dan Madang (2012) yang menegaskan bahwa pola pembelajaran Zoologi Invertebrata selama ini dilakukan dengan memberikan buku referensi dan menyampaikan materi kepada mahasiswa secara langsung. Pola pembelajaran seperti itu mengakibatkan mahasiswa hanya aktif mendengarkan dan kurang berpartisipasi.

Keterampilan berpikir kritis sangat penting diajarkan secara kontinyu sehingga diharapkan menjadi suatu kebiasaan. Alasan lain mengapa keterampilan


(19)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikir kritis sangat dibutuhkan oleh mahasiswa, adalah untuk: (1) menyiapkan mahasiswa agar berhasil menghadapi kehidupan (Schafersman, 1991); (2) menciptakan penduduk yang memiliki kepedulian dan pemahaman/literasi terhadap lingkungan (Ernst dan Monroe, 2004); (3) meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis, mengkritisi, menyarankan ide-ide, memberi alasan secara induktif dan deduktif, serta untuk mencapai kesimpulan yang faktual berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang rasional (Dumke dalam Jones, 1996).

Permasalahan di atas dapat dipecahkan dengan adanya pembelajaran yang mampu melibatkan mahasiswa secara penuh, tidak membatasi apapun yang ingin mereka ketahui, bekerja mandiri, terlibat langsung dalam setiap proses pembelajaran, dan menemukan, memahami, serta mengelaborasi konsep dari hasil kegiatan yang mereka lakukan. Pembelajaran yang diindikasi dapat menjawab semua permasalahan tersebut adalah pembelajaran yang berbasis inkuiri, pada kenyataannya pembelajaran ini belum maksimal atau masih minim diterapkan. Berdasarkan penelitian Putra, dkk. (2014) diketahui bahwa perkuliahan yang masih minim atau tanpa inkuiri (konvensional/verifikatif) dapat menyebabkan rendahnya penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis (KBK) mahasiswa. Sasaran yang ingin dicapai dari perkuliahan Zoologi Invertebrata adalah kemampuan mahasiswa dalam menguasai konsep, peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi, pembentukan sikap ilmiah yang positif, dan kemampuan mengaitkan Zoologi Invertebrata dengan cabang ilmu biologi lainnya, sehingga perkuliahan Zoologi Invertebrata tidak hanya terbatas pada proses penghapalan. Penjelasan di atas menegaskan bahwa perkuliahan yang dilaksanakan dengan berorientasi pada kegiatan inkuiri khususnya praktikum berbasis inkuiri dapat membuat mahasiswa menjadi aktif dan mandiri dalam pembelajaran yang bermakna.


(20)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kedua, rendahnya variasi strategi pembelajaran yang dilakukan dosen

dalam pelaksanaan perkuliahan. Perkuliahan yang dilakukan dengan dominan ceramah dan tanya jawab, diindikasi dapat menyebabkan tidak berkembangnya kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa. Hal ini juga berdampak pada kegiatan praktikum, yang menyebabkan mahasiswa hanya melakukan kegiatan yang telah diinstruksikan, dan apabila mereka disuruh untuk menjelaskan secara detil tentang keberadaan suatu spesies berdasarkan hasil pengamatan, mereka tidak bisa dan cenderung dijelaskan berdasarkan teksbook yang terlebih dahulu dihapal, sehingga pembelajaran bermakna tidak terbentuk. Strategi pembelajaran yang tepat dapat membuat konsep-konsep tersebut bertahan lama dalam ingatan mahasiswa. Pembelajaran yang melibatkan mahasiswa dalam pengalaman langsung, dapat merangsang keterampilan berpikir tingkat tinggi, dapat mengombinasikan berbagai cara belajar, dan mencakup berbagai ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang sangat dibutuhkan dalam penguasaan konsep-konsep Invertebrata, dan salah satu pembelajaran yang tepat adalah pembelajaran berbasis praktikum. Dengan demikian, jika seseorang dapat menguasai konsep dengan benar melalui pembelajaran yang tepat, maka dimungkinkan dia memperoleh pengetahuan yang tidak terbatas (Putra, dkk., 2014).

Ketiga, berdasarkan penelitian Suwondo, dkk. (2013) diketahui bahwa

pembelajaran Invertebrata yang dilakukan selama ini cenderung lebih banyak berpusat pada dosen, sehingga pemahaman mahasiswa terhadap materi Invertebrata kurang maksimal. Proses pembelajaran Zoologi Invertebrata juga belum menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas, hal ini dapat dilihat dari kesulitan belajar yang dialami mahasiswa dalam kegiatan memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dosen, bertanya atau menyatakan pendapat, melakukan pengamatan, diskusi, serta mengerjakan LKM, hal ini juga tidak terlepas dari kesiapan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, kurangnya peran serta mahasiswa dalam proses pembelajaran serta kurangnya penguasaan materi.


(21)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keempat, sikap ilmiah mahasiswa dalam perkuliahan Zoologi Invertebrata

masih tergolong rendah, hal ini dibuktikan melalui hasil analisis skala sikap ilmiah mahasiswa, yang menyatakan bahwa mereka memiliki sikap ilmiah tidak percaya diri terhadap hasil temuan mereka dalam mengamati struktur tubuh hewan Invertebrata. Hasil penelitian Putra dan Redjeki (2013) menegaskan bahwa mahasiswa tidak bersikap positif terhadap kegagalan. Suwondo, dkk. (2013) juga menambahkan bahwa selama perkuliahan berlangsung terlihat bahwa sikap ilmiah yang dimiliki mahasiswa tersebut juga masih kurang, seperti sikap ingin tahu, kerja sama, ketelitian, tanggung jawab, berpikir kritis, dan percaya diri sewaktu belajar. Dapat disimpulkan bahwa perkuliahan Zoologi Invertebrata yang dilaksanakan saat ini belum mampu mengembangkan sikap ilmiah mahasiswa. Berdasarkan penelitian Putra dan Redjeki (2013), perkuliahan Zoologi Invertebrata yang berbasis inkuiri laboratorium mampu meningkatkan sikap positif mahasiswa, dan dapat dijadikan rekomendasi dalam pelaksanaan perkuliahan.

Kelima, motivasi dan penguasaan konsep mahasiswa masih rendah.

Berdasarkan hasil observasi peneliti sebelum melakukan penelitian, ditemukan masih banyak mahasiswa yang tidak tahu konsep dan mengalami miskonsepsi. Pembelajaran yang mereka peroleh selama ini belum mampu merangsang mereka untuk lebih menguasai konsep-konsep Invertebrata atau menumbuhkan motivasi mahasiswa untuk mempelajari Invertebrata, dengan kata lain bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak berdasarkan pengalaman, sehingga konsep yang mereka peroleh tidak bertahan lama di memori jangka panjang (long time

memory). Oleh sebab itu pembelajaran yang berorientasi inkuiri laboratorium,

diindikasikan dapat menumbuhkan motivasi dan penguasaan konsep Invertebrata mahasiswa, sehingga penguasaan konsep tersebut dapat bertahan lama dengan adanya keterlibatan langsung mahasiswa dalam proses pembelajaran. Exline (2004) menegaskan bahwa esensi lain dari pembelajaran berbasis inkuiri adalah keterlibatan dalam pembelajaran yang membawa pada pemahaman. Keterlibatan


(22)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran mengandung makna skill dan attitude yang memberi kesempatan untuk mencari pemecahan-pemecahan pada pertanyaan-pertanyaan dan isu-isu ketika membangun pengetahuan baru.

Beberapa hasil penelitian seperti di atas, ditemui juga pada perkuliahan Zoologi Invertebrata disalah satu LPTK yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat, yang belum menunjukkan hasil memuaskan. Oleh sebab itu, dalam rangka untuk memperbaiki perkuliahan tersebut, perlu dikembangkan suatu program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis Inkuiri laboratorium (PPZI-BIL), untuk meningkatkan sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep mahasiswa.

B. Masalah Penelitian

Masalah utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah bentuk program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium yang dapat meningkatkan sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep mahasiswa calon Guru Biologi ?”

Berdasarkan pemasalahan tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian berikut.

1. Bagaimanakah karakteristik program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL)?

2. Bagaimanakah pengaruh program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis mahasiswa calon guru biologi?

3. Bagaimanakah pengaruh program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) terhadap peningkatan penguasaan konsep mahasiswa calon guru biologi?

4. Bagaimanakah pengaruh program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) terhadap peningkatan sikap ilmiah mahasiswa calon guru biologi?


(23)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagaimanakah hubungan sikap ilmiah mahasiswa calon guru biologi terhadap penguasaan konsep mahasiswa setelah implementasi program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL)?

6. Bagaimanakah hubungan sikap ilmiah mahasiswa calon guru biologi terhadap keterampilan berpikir kritis mahasiswa setelah implementasi program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL)?

7. Bagaimanakah hubungan penguasaan konsep mahasiswa calon guru biologi terhadap keterampilan berpikir kritis mahasiswa setelah implementasi program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL)?

8. Bagaimanakah pengaruh program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) terhadap peningkatan motivasi mahasiswa calon guru biologi (sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata)?

9. Bagaimanakah kelebihan, keterbatasan, dan kelemahan dari program perkuliahan praktikum Zoologi Invertebrata (ZI) berbasis inkuiri laboratorium yang dikembangkan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk “Mengembangkan program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep mahasiswa calon guru Biologi”.


(24)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain:

1. Menghasilkan program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium (PPZI-BIL) yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep calon guru Biologi. 2. Memberikan perbaikan pembelajaran bagi para calon guru Biologi di

LPTK, baik dalam kegiatan perkuliahan maupun dalam penguasaan materi biologi khususnya materi Invertebrata.

3. Sebagai bahan pertimbangan bagi institusi pendidikan, khususnya Program Studi Pendidikan Biologi FKIP disalah satu LPTK yang ada di Kota Bandung, dalam menyusun kurikulum, metode, dan pendekatan yang efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa calon guru Biologi.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Disertasi ini terdiri atas lima bab disertai daftar pustaka dan lampiran. Pendahuluan dalam BAB I menguraikan tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan ini. BAB II menjelaskan uraian tentang pembelajaran berbasis praktikum, pembelajaran inkuiri laboratorium, motivasi belajar, sikap ilmiah dalam kegiatan praktikum, keterampilan berpikir kritis (KBK), penguasaan konsep mahasiswa, dan perkuliahan Zoologi Invertebrata (ZI). Metodologi penelitian yang termuat dalam BAB III terdiri atas uraian tentang paradigma penelitian, metode dan desain penelitian, subjek dan variabel penelitian, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Hasil penelitian dan pembahasan pada BAB IV mengurai tentang pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL) dan implementasinya. BAB V memuat kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan penelitian, rekomendasi, dan saran-saran yang diberikan agar PPZI-BIL yang dikembangkan dapat lebih baik dimasa yang akan datang.


(25)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi


(26)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian mixed methods dengan disain embedded

design, yaitu: model “Embedded Experimental Model” (Creswell dan Clark, 2007:7). Embedded Experimental Model dapat diartikan sebagai data kualitatif ditempelkan pada data kuantitatif, yang dalam hal ini data kuantitatif sebagai data yang dominan. Notasi yang digunakan adalah QUAN (qual). Implementasi model disain ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Model Embedded Experimental

Sebelum implementasi PPZI-BIL mahasiswa diberi skala motivasi dan skala sikap ilmiah. Angket motivasi terdiri dari 2 pengukuran, yaitu pengukuran terkait dengan gambaran awal sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata serta persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata. Setelah dilakukan implementasi (intervensi), mahasiswa kembali diberi skala

Kualitatif sebelum intervensi: Gambaran awal motivasi mahasiswa (sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata) dan Sikap Ilmiah Mahasiswa Kualitatif setelah intervensi: Gambaran akhir motivasi mahasiswa (sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata) dan Sikap Ilmiah Mahasiswa

Kualitatif selama

intervensi:

Informasi penerapan program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium Interpretasi hasil kuantitatif dan kualitatif: Memberikan makna hasil implementasi berdasarkan uji statistik (penguasaan konsep dan KBK mahasiswa), hasil analisis observasi sikap ilmiah dan KBK, dan analisis motivasi (sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan) serta analisis skala sikap ilmiah. Menganalisis kelebihan, keterbatasan, dan kelemahan program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium Kuantitatif Pretest (konsep-konsep Zoologi Invertebrata dan KBK mahasiswa)

Skor N-gain PK dan KBK

Kuantitatif Postest (konsep-konsep Zoologi Invertebrata dan KBK mahasiswa) Rancangan bahan ajar PPZI-BIL


(27)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motivasi dan skala sikap ilmiah, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsinya terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata serta sikap ilmiah mahasiswa. Kegiatan implementasi (intervensi) yang berupa penerapan PPZI-BIL dilengkapi dengan pemberian pretest dan postest untuk mengukur KBK dan penguasaan konsep Zoologi Invertebrata. Tahap selanjutnya dilakukan interpretasi data hasil analisis kuantitatif dan kualitatif dalam rangka memberi makna hasil implementasi berdasarkan uji statistik (penguasaan konsep dan KBK mahasiswa), hasil analisis observasi sikap ilmiah dan KBK, dan analisis motivasi (sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan) serta analisis skala sikap ilmiah, dan menganalisis keterbatasan, kelemahan, dan kelebihan dari program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium.

Berdasarkan desain mixed methods seperti yang telah dipaparkan di atas, langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi menjadi 3 tahap utama, yaitu: (1) tahap persiapan dalam bentuk studi lapangan dan studi pustaka, perancangan model, dan uji coba terbatas, (2) tahap pelaksanaan (implementasi) model yang dikembangkan, dan (3) tahap interpretasi untuk memberi makna terhadap hasil ujicoba utama.

1. Tahap persiapan a. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi objektif perkuliahan Zoologi Invertebrata di Program Studi Pendidikan Biologi di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Kondisi objektif yang diamati meliputi mahasiswa, dosen, sarana prasarana, dan iklim perkuliahan. Pada kegiatan studi lapangan juga dilakukan wawancara dengan dosen dan mahasiswa tentang kebutuhan perkuliahan praktikum Zoologi Invertebrata.


(28)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dilakukannya studi literatur adalah untuk menganalisis silabus, mengananalisis konsep-konsep esensial pada matakuliah praktikum Zoologi Invertebrata, dan analisis beberapa penelitian yang relevan dengan topik atau program praktikum yang akan dikembangkan.

c. Perancangan program/Pengembangan desain

Pembuatan draf program merupakan tahap awal dalam perancangan program, yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu silabus perkuliahan, SAP (Lampiran 1), hand out/materi/bahan ajar mata kuliah Zoologi Invertebrata, kemampuan-kemampuan yang dapat ditumbuhkan melalui konsep invertebrata, strategi perkuliahan, media pembelajaran, dan alat evaluasi (instrumen skala motivasi (Lampiran 3), sikap ilmiah (Lampiran 4), penguasaan konsep mahasiswa (Lampiran 7), dan keterampilan berpikir kritis (Lampiran 8)). Kaitan antara komponen-komponen program dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Silabus Perkuliahan Satuan Acara Perkuliahan

(SAP)

Hand out/materi/bahan ajar

Kemampuan-kemampuan yang dapat ditumbuhkan melalui konsep invertebrata

Tahapan Perkuliahan Zoologi Invertebrata

1. Pendahuluan, yaitu: penjelasan falsafah/pengantar invertebrata serta cara kerja yang akan dilakukan

2. Pengajuan Pertanyaan, yaitu memunculkan pertanyaan kritis (masalah) yang diajukan oleh mahasiswa terkait dengan filum-filum yang dijadikan objek penelitian 3. Pembuktian, yaitu pelaksanaan praktikum Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri, yang dilaksanakan per-paket atau terstruktur (teori + praktikum untuk satu filum dan pelaksanaan praktikum dilakukan terlebih dahulu di luar jam perkuliahan)

4. Pengelaborasian, yaitu melakukan elaborasi hasil temuan (praktikum) dengan teori/konsep yang ada

5. Pembahasan, yaitu melakukan diskusi terkait hasil elaborasi yang telah dikerjakan

Media Pembelajaran

Alat Evaluasi (instrumen angket motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep mahasiswa)


(29)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2. Kaitan komponen-komponen program perkuliahan

Instrumen dan rancangan program yang sudah dibuat, selanjutnya divalidasi oleh ahli, dan hasil validasi ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan. Langkah berikutnya melakukan uji coba terbatas. Masukan dari uji coba terbatas digunakan untuk evaluasi dan penyempurnaan instrumen dan program praktikum Zoologi Invertebrata yang digunakan dalam tahap implementasi.

2. Tahap implementasi

Pada tahap pelaksanaan, instrumen dan program praktikum Zoologi Invertebrata yang telah tersusun, diimplementasikan dalam perkuliahan Zoologi Invertebrata di kelas. Metode yang digunakan dalam tahapan ini adalah eksperimen one group pretest-postest design, yang berarti dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kelas dengan membandingkan nilai Gain antara posttest dengan pretest.

a. Kualitatif sebelum intervensi

Kegiatan yang dilakukan adalah observasi dan pemberian skala motivasi, serta skala sikap ilmiah kepada mahasiswa (Lampiran 12), skala motivasi berisikan pernyataan-pernyataan untuk mengetahui gambaran awal sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata (Lampiran 10) dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata (Lampiran 11).

b. Kualitatif selama intervensi

Pada tahap ini dilakukan observasi untuk mendapatkan informasi tentang penerapan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri


(30)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Laboratorium (PPZI-BIL) yang dikembangkan (hasil observasi sikap ilmiah (Lampiran 5) dan hasil observasi keterampilan berpikir kritis mahasiswa (Lampiran 6)).

c. Kuantitatif selama intervensi

Analisis pretest dan postest keterampilan berpikir kritis (Lampiran 15) dan penguasaan konsep mahasiswa (Lampiran 17).

d. Kualitatif setelah intervensi

Pada tahapan ini mahasiswa diberikan skala (skala motivasi yang berkaitan dengan sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata (Lampiran 20) dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata (Lampiran 21), serta skala sikap ilmiah (Lampiran 22)) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran akhir kondisi mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata.

3. Tahap interpretasi

Pada tahap ini, data dari hasil analisis kuantitatif dan kualitatif digabungkan, sehingga diperoleh informasi tentang Pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL) dalam meningkatkan motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep. Selain itu, tahapan ini juga menjabarkan kesimpulan, rekomendasi, kelebihan, keterbatasan, dan kelemahan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL) yang dikembangkan.


(31)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil :

1. Draf program terdiri dari silabus perkuliahan, SAP,

hand out/materi/bahan ajar mata kuliah Zoologi

Invertebrata, kemampuan-kemampuan yang dapat ditumbuhkan melalui konsep invertebrata, strategi perkuliahan, media pembelajaran, dan alat evaluasi 2. Program praktikum Zoologi Invertebrata

Tahap Persiapan

Tahap Implementasi

Studi Pendahuluan : 1. Studi lapangan 2. Studi literatur

3. Perancangan program perkuliahan praktikum Zoologi Invertebrata 4. Uji coba terbatas draf program

perkuliahan praktikum Zoologi Invertebrata

(1) Kualitatif sebelum intervensi :

Analisis sikap dan motivasi mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata

Hasil :

Gambaran awal motivasi mahasiswa (sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata) serta sikap ilmiah mahasiswa

(2) a. Kualitatif selama intervensi :

Analisis proses penerapan program praktikum Zoologi Invertebrata (observasi sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa)

b. Kuantitatif selama intervensi :

Analisis tes penguasaan konsep dan tes keterampilan berpikir kritis

Hasil :

1. Informasi tentang penerapan model praktikum Zoologi Invertebrata (hasil observasi sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa)

2. Data keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep mahasiswa

(3) Kualitatif setelah intervensi :

Analisis kondisi mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata (motivasi dan sikap ilmiah mahasiswa)

Hasil :

Gambaran akhir motivasi mahasiswa (sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata) dan sikap ilmiah mahasiswa


(32)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap Interpretasi

Gambar 3.3. Tahapan penelitian yang disesuaikan dengan model Embedded Experimental

Lebih kurang 95% spesies hewan yang ada di dunia ini (yang sudah diketahui) adalah invertebrata. Hewan-hewan invertebrata terus mengalami perubahan, baik di tingkat struktur, taksonomi, dan sampai ke ekologi, yang semuanya mengarah pada terbentuknya suatu evolusi. Penyebab terjadinya perubahan-perubahan tersebut adalah lingkungan, iklim, dan fenomena-fenomena alam lainnya, hal ini juga tidak bisa dihindari bahwa ikut campurnya manusia terhadap alam juga menyebabkan terjadinya evolusi pada mahluk hidup khususnya hewan-hewan invertebrata. Oleh sebab itu, diperlukan suatu pemikiran yang kritis dalam mengeksploitasi alam, menghadapi terjadinya evolusi mahluk hidup, dan memanfaatkan semaksimal mungkin hewan-hewan invertebrata dalam kelangsungan hidup manusia.

Berpikir kritis merupakan gabungan kecakapan/skill, pengetahuan, dan sikap. Skill merupakan tindakan yang selalu mempertanyakan, diperlukan untuk mengenal keberadaan masalah yang kemudian dengan pengetahuannya akan diperoleh kesimpulan yang valid serta melalui sikapnya diharapkan dapat menemukan dan menerapkan skill dan pengetahuannya di dalam dunia nyata. Proses di atas dapat terwujud melalui proses praktikum, dengan adanya pembuktian melalui pembelajaran berbasis inkuri laboratorium, supaya sebuah keputusan dapat digeneralisasikan atau adanya penjelasan terhadap suatu pemahaman/konsep. Untuk membuktikan/mempermudah mahasiswa dalam

Interpretasi kuantitatif dan kualitatif

Hasil :

1. Program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan motivasi, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep

2. Kesimpulan dan rekomendasi

3. Kelebihan, keterbatasan, dan kelemahan program perkuliahan Zoologi Invertebrata yang dikembangkan


(33)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami konsep Zoologi Invertebrata, maka program perkuliahan Zoologi Invertebrata perlu dirancang dan dikembangkan. Pengembangan program perkuliahan ini bertujuan untuk meningkatkan sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis, dan penguasaan konsep mahasiswa calon guru biologi pada matakuliah Zoologi Invertebrata. Bagan paradigma yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.4.

1. Pendahuluan, yaitu: penjelasan

falsafah/pengantar invertebrata serta cara kerja yang akan dilakukan

2. Pengajuan Pertanyaan, yaitu

memunculkan pertanyaan kritis (masalah) yang diajukan oleh mahasiswa terkait dengan filum-filum yang dijadikan objek penelitian

3. Pembuktian, yaitu pelaksanaan Perkuliahan Zoologi

Invertebrata

PPZI-BIL

Standar Kompetensi Lulusan Mahasiswa Pendidikan Biologi: 1. Memiliki kepribadian yang berlandaskan karakter bangsa, 2. Memiliki wawasan luas dan mendalam, 3. Memiliki berbagai kompetensi dan mampu berkarya, 4. Memiliki

sikap ilmiah dan perilaku yang positif

Motivasi

Berpikir Kritis

A. Memberikan penjelasan sederhana 1. Memfokuskan pertanyaan 2. Menganalisis argumen

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan

B. Membangun keterampilan dasar

4. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 5. Mengobservasi dan mempertimbangkan

hasil observasi C. Kesimpulan (inference)

6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi

8. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan

D. Membuat penjelasan lebih lanjut 9. Mendefinisikan istilah

10. Mengidentifikasi asumsi E. Strategi dan taktik

11. Memutuskan suatu tindakan 12. Berinteraksi dengan orang lain

A.Memupuk rasa ingin tahu (being curious) B.Mengutamakan bukti

C.Bersikap skeptis

D.Mau menerima perbedaan E.Dapat bekerja sama (kooperatif) F.Bersikap positif terhadap kegagalan


(34)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4. Paradigma penelitian B. Populasi dan Sampel

Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Pasundan selama satu semester antara bulan September sampai dengan Januari tahun 2013, dengan populasi seluruh mahasiswa semester 3 tahun ajaran 2013/2014 yang terbagi menjadi 3 kelas dengan jumlah total mahasiswa sebanyak 163 orang. Mahasiswa tersebut terlebih dahulu telah mengikuti mata kuliah Biologi Umum dan Praktikum Biologi Umum, sebanyak tiga SKS (dua SKS teori dan satu SKS praktikum). Karakter populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki rata-rata kemampuan berada dalam kondisi homogen, artinya bahwa seluruh mahasiswa telah memenuhi persyaratan lulus masuk perguruan tinggi swasta (PTS), sehingga perkembangan setiap mahasiswa dapat dilihat secara nyata. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 52 orang (satu kelas, yaitu


(35)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas B), dengan menggunakan purposive sampling. Alasan mendasar memilih kelas B yang juga sejalan dengan penggunaan purposive sampling adalah karena berdasarkan hasil diskusi bersama dosen pengampu matakuliah, yang sebelumnya juga menjadi pengajar pada matakuliah Biologi Umum disimpulkan bahwa mahasiswa kelas B memiliki rata-rata tingkat motivasi dan kemampuan yang tinggi dibandingkan dua kelas lainnya (kelas A dan kelas C). Alasan menggunakan satu kelas dalam penelitian ini adalah karena penelitian ini bersifat hipotetik, yang bertujuan untuk mencari pola dan melihat sejauh mana pengaruh dari program yang dirancang, yaitu Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL), oleh sebab itu dalam penelitian ini hanya menggunakan satu kelas dengan mencari nilai N-Gain antara posttest dengan pretest.

Program yang diterapkan pada matakuliah Zoologi Invertebrata juga terdiri dari 3 SKS (2 SKS teori dan 1 SKS praktikum), praktikum dilakukan setelah mahasiswa terlebih dahulu mendapatkan pendahuluan seperti pemaparan tentang falsafah serta gambaran umum terkait filum yang akan dibahas, dan pelaksanaan praktikum dilakukan di luar jam perkuliahan. Variabel penelitian yang diukur adalah (1) motivasi mahasiswa (sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan Persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata) yang merujuk dari 4 prinsip motivasi, yaitu ARCS (Attention,

Relevance, Confidence, dan Satisfaction), (2) sikap ilmiah mahasiswa dirujuk dari

6 indikator Carin & Sund yang terdiri dari memupuk rasa ingin tahu (being

curious) dalam memahami dunia sekitarnya, mengutamakan bukti, bersikap

skeptis, mau menerima perbedaan, dapat bekerja sama (kooperatif), dan bersikap positif terhadap kegagalan, (3) keterampilan berpikir kritis mahasiswa dirujuk dari 5 indikator Ennis yang terdiri dari memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, memberikan kesimpulan, membuat penjelasan lebih lanjut, dan membuat strategi dan taktik, dan (4) penguasaan konsep mahasiswa terhadap


(36)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi Zoologi Invertebrata yang tersusun atas 5 konsep utama (filum), yaitu filum Aschelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata.

C. Definisi Operasional

Mengacu pada judul penelitian yang telah dirumuskan, maka ada beberapa istilah dalam penelitian ini yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata Berbasis Inkuiri Laboratorium (PPZI-BIL) adalah suatu desain yang dilakukan pada matakuliah Zoologi Invertebrata yang berbasis pada pembelajaran inkuiri laboratorium, yang pelaksanaanya dilakukan secara terstruktur/per-paket, didahului dengan pelaksanaan praktikum (pengantar secara umum/falsafah filum yang akan dibahas, pengajuan pertanyaan kritis, dan pembuktian) dan diakhiri pengelaborasian serta pembahasan yang dilakukan di luar jam praktikum (sewaktu pembelajaran teori di kelas).

2. Keterampilan berpikir kritis dimaknai sebagai skor atau nilai capaian mahasiswa yang diperoleh berdasarkan pengamatan aktivitas dan kemampuan mereka dalam mengajukan pertanyaan kritis, menjawab pertanyaan kritis, dan memahami materi. Aktivitas dan kemampuan yang diukur meliputi (a) memberikan penjelasan sederhana (memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan) (b) membangun keterampilan dasar (mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi) (c) kesimpulan (inference) (membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat

induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan) (d) membuat penjelasan lebih lanjut (mendefinisikan istilah dan mengidentifikasi asumsi) (e) strategi dan taktik (memutuskan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain).


(37)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sikap ilmiah dimaknai sebagai skor atau nilai capaian mahasiswa yang

diperoleh berdasarkan pengamatan aktivitas selama penerapan PPZI-BIL dan pendapat mereka setelah penerapan PPZI-BIL, yang mengacu pada beberapa aspek, yaitu: (a) memupuk rasa ingin tahu; (b) mengutamakan bukti; (c) bersikap skeptis; (d) mau menerima perbedaan; (e) dapat bekerja sama (kooperatif); (f) bersikap positif terhadap kegagalan.

4. Motivasi dimaknai sebagai skor atau nilai capaian mahasiswa yang

diperoleh berdasarkan pendapat mereka (sikap terhadap kurikulum dan persepsi terhadap perkuliahan) setelah penerapan PPZI-BIL. Motivasi juga dikatakan sebagai keinginan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan, keinginan untuk mendapatkan ilmu, keinginan untuk menggali potensi diri, dan keinginan untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam terhadap suatu kajian ilmu, yang dicirikan dengan adanya suatu bentuk usaha sehingga semua yang diinginkan dapat terwujud dan memperoleh hasil yang maksimal.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua komponen instrumen utama, yaitu: Komponen instrumen yang berkaitan dengan program dan komponen instrumen yang berkaitan dengan evaluasi program. Komponen instrumen yang berkaitan dengan program terdiri dari silabus (Lampiran 1.1), SAP (Lampiran 1.2), dan lembar kerja mahasiswa (LKM) (Lampiran 2). Isi dari LKM terdiri dari ringkasan materi (falsafah), pedoman praktikum, daftar pertanyaan, dan instruksi penugasan). Seluruh komponen instrumen tersebut terlebih dahulu divalidasi oleh pakar (expert judgement), dan diujicobakan.

Komponen instrumen yang berkaitan dengan evaluasi program terdiri dari lembar observasi sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis, tes penguasaan konsep, tes keterampilan berpikir kritis, skala sikap ilmiah, dan skala motivasi.


(38)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seluruh komponen instrumen tersebut juga terlebih dahulu divalidasi oleh pakar (expert judgement), dan diujicobakan, lebih lengkapnya dapat dilihat di bawah ini. 1. Instrumen observasi. Instrumen observasi digunakan pada tahapan kualitatif selama intervensi, yang bertujuan untuk melihat sikap ilmiah (Lampiran 5) dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa (Lampiran 6). 2. Tes penguasaan konsep Zoologi Invertebrata. Tes penguasaan konsep

terdiri dari pretest dan posttest, soal yang dibuat berbentuk pilihan ganda (Lampiran 7).

3. Tes keterampilan berpikir kritis. Tes keterampilan berpikir kritis terdiri dari pretest dan posttest, soal yang dibuat berbentuk pilihan ganda beralasan, yang merujuk pada indikator berpikir kritis Ennis (Lampiran 8). 4. Skala. Skala diberikan kepada mahasiswa pada tahapan kualitatif sebelum

dan setelah intervensi. Skala yang diberikan terdiri dari skala motivasi yang berkaitan dengan sikap mahasiswa terhadap kurikulum Zoologi Invertebrata dan persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan Zoologi Invertebrata (Lampiran 3) dan sikap ilmiah mahasiswa (Lampiran 4).

Jenis instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data selama penelitian (instrumen evaluasi program) selengkapnya dielaborasikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jenis instrumen evaluasi program yang digunakan dalam penelitian

No Jenis Instrumen Deskripsi Tujuan Target atau

Sasaran 1 Lembar

observasi

Pedoman untuk mengobservasi KBK dan sikap ilmiah mahasiswa selama implementasi PPZI-BIL

Untuk mengetahui apakah selama penerapan PPZI-BIL mahasiswa mela-kukan aktivitas atau proses sesuai dengan indikator keterampilan berpikir kritis dan indikator sikap ilmiah

Mahasiswa


(1)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lufri. (2003). Pembelajaran perkembangan hewan berbasis problem solving yang

diintervensi dengan peta konsep dan pengaruhnya terhadap berfikir kritis dan hasil belajar mahasiswa biologi FMIPA UNP. Disertasi Program

Doktor Sekolah Pascasarjana). Universitas Negeri Malang, Malang.

Maretasari, E. Subali, B. dan Hartono. (2012). Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap ilmiah siswa. Unnes Physics Education Journal (UPEJ). 1, (2). Marshall, A.J. dan Williams, W.D. (1978). Textbook of Zoology Volume 1:

Invertebrates. New York: Mc Millan Press Ltd.

McGregor, D. (2007). Developing Thinking Developing Learning: a Guide to

Thinking Skills in Education. Berkshire: Open University Press.

McGraw-Hill.

Meyers, C.L. (1986). Teaching Student to Think Critically. San Fransisco: Jassey-Blass Publishers.

Narayan, R. (2010). A Comparative study of verbal discourse practices in traditional and inquiry-based undergraduate biology labs for non-science majors. Educational Research and Review. 5, (10), 604-617.

Narmadha, U. dan Chamundeswari, S. (2013). Attitude towards learning of science and academic achievement in science among students at the secondary level. Journal of Sociological Research. 4, (2).

Natawidjaja, R. (1986). Penyusunan Instrumen Penelitian. Bandung: IKIP Bandung Press.

National Research Council. (2000). Inquiry and the National Secience Education

Standards: a Guide for Teaching and Learning. [Online]. Tersedia di:

http://books.nap.edu/html/inquiryaddendum/ notice.html. [Diakses pada 12 Desember 2012].

Norris, R.J. dan Ennis, R.H. (1989). Evaluating Critical Thinking. Pasific Grove, CA: Midwest.

Nurhadi. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang.


(2)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Opara, J. A. (2011). Inquiry method and student academic achievement in biology: lessons and policy implications. American-Eurasian Journal of

Scientific Research. 6, (1), 28-31.

Pabellon J.L. dan A. B. Mendoza. 2000. Sourcebook on Practical Work for

Teacher Trainers. Hig School Physics Volume 1. Science and Math

Education Manpower Development Project (SMEMDP) University of The Phillipine, Quezon City.

Paula, M.O. (2000). Issues of Origins in Zoology and a Genetics: a Look at the

Evidence. 26th International Faith and Learning Seminar. California, U.S.A.

Pew, S. (2007). Andragogy and pedagogy as foundational theory for student motivation in higher education. A Collection of Faculty Scholarship. 2. Popham, W. J. (2013). Classroom Assessment: What Teachers Need to Know - 7th

Edition. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Praptiwi, L. Sarwi, dan Handayani, L. (2012). Efektivitas model pembelajaran eksperimen inkuiri terbimbing berbantuan my own dictionary untuk meningkatkan penguasaan konsep dan unjuk kerja siswa SMP RSBI.

UNNES Science Education Journal (USEJ). 1, (2).

Putra, R. A., Sudargo, F., Redjeki, S., dan Adianto. (2014). The analysis of concepts mastery and critical thinking skills on invertebrate zoologi course. International Journal of Science and Research (IJSR). 3, (3). Putra, R. A. dan Redjeki, S. (2013). Analisis sikap ilmiah mahasiswa terhadap

perkuliahan sistematika invertebrata berbasis inkuiri laboratorium. Dalam Prosiding Seminar Nasional “Arah Pendidikan MIPA Masa Depan; Antara Harapan dan Kenyataan”, FKIP Universitas Mataram, Mataram. Putri, D.M. dan Sutarno, M. (2012). Model kegiatan laboratorium berbasis

problem solving pada pembelajaran gelombang dan optik untuk

meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa. Jurnal Exacta. X, (2).

Radiopoetro. (1991). Zoologi. FBIO UGM. Jakarta: Erlangga.

Raigeluth, C.M. (1989). Instructional Design: What is it and Why is it ?. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.


(3)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rinehart. H. dan Winston. (1954). An Introduction to Study of Insects. Amerika: United Star of Amerika.

Roestiyah, N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ruhmanika, T., Hayani, N.I., dan Kaspul. (2011). Peningkatan pemahaman konsep ekosistem melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIIC SMP Negeri 19 Banjarmasin tahun pelajaran 2008/2009.

Jurnal Wahana-Bio. V.

Russell, C. B. dan Weaver, G. C. (2008). “Student perceptions of the purpose and function of the laboratory in science: agrounded theory study”.

International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning. 2,

(2), 1-14.

Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S.A. Yudianto, Y., Achmad, R., Subekti, D., Rochintaniawati, M.K., dan Nurjhani. (2005). Strategi Belajar Mengajar

Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang.

Rusyana, A. (2011). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktek). Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada.

Schafersman, S. D. (1991). Introduction to Critical Thinking. [Online]. Tersedia di: http://www.freeinquiry.com/critical-thinking.html. [Diakses pada 12 Desember 2012].

Sekar, P. (2013). The scientific attitude and reasoning ability of biology and computer group students. Indian Journal of Applied Research. 3, (8). Setyaningrum, Y. dan Husamah. (2011). Optimalisasi penerapan pendidikan

karakter di sekolah menengah berbasis keterampilan proses sebuah perspektif guru ipa biologi. Jurnal Penenlitian Dan Pemikiran Pendidikan.


(4)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sherman, I.W. dan Sherman, V.G. (1970). The Invertebrates: Function and Form. a Laboratory Guide. The Macmillan Company. Gollier-Macmillan Ltd. London.

Shihusa, H. dan Keraro, F.N. (2009). Using advance organizers to enhance

students‟ motivation in learning biology. Eurasia Journal of Mathematics,

Science & Technology Education. 5, (4), 413-420.

Simpson, G.G. (1961). Principles of Animal Taxonomy. New York: Columbia University Press.

Smaldino, S.E. (2005). Intructional Technology and Media for Learning. Colombus Ohio: New Jersey Upper Saddle River.

Smith. S.A. (2011). Invertebrate resources on the internet. ILAR Journal. 52, (2). Splitter, L.J. (1991). Critical thinking: what, why, when, and how educational

philosophy and theory. Journal of Education. 23, (1), 89-109.

Storer, T.I. dan Usinger, R. L. (1979). General Zoology. New Delhi: TataMc Graw-Hill Publishing Company LTD.

Stork, N.E. (1988). Insect diversity: facts, fiction, and speculation. Biological

Journal of the Linnean Society. 35, 321-337.

Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suparmi. (2012). Pembelajaran kooperatif dalam pendidikan multikultural. Jurnal

Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi. 1, (1).

Supriyatin, Hafni, N.L., dan Irnidayanti, Y. (2011). Pengembangan kegiatan praktikum berbasis inquiri melalui implementasi science writing heuristic (SWH) untuk meningkatkan kemampuan metakognitif siswa. BIOSFER.

VII, (2), 1-5.

Suroso, AY. (2002). Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta: CV Tarity Samudra Berlian.

Suwignyo, S., Widigdo, Wardiatno., dan Krisanti. (2005). Avertebrata Air Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya.


(5)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suwondo, Febrita, E., dan Suryana, A. (2013). Analisis aktivitas dan sikap ilmiah mahasiswa dengan model pengajaran langsung berbasis inkuiri pada mata kuliah sistematika invertebrata. Jurnal Biologis. 10, (1).

Taraban, R., Box, C., Myers, R., Pollard, R., dan Bowen, C.W. (2007). Effects of active-learning experiences on achievement, attitudes, and behaviors in high school biology. Journal of Research in Science

Teaching. 44, (7), 960–979.

Tessier, J. (2010). An inquiry-based biology laboratory improves preservice

elementary teachers‟ attitudes about science. Journal of College Science

Teaching.

Tibrani, M.M. dan Madang, K. (2012). Aktivitas belajar dan gain mahasiswa pada perkuliahan zoologi avertebrata setelah penerapan variasi tahap metode SQ3R. Dalam Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA”, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Tindagen, M. (2007). Implementasi strategi inkuiri biologi SMP serta pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi. Jurnal

Didaktika. 8, (2).

Ulya, S. Hindarto, N. dan Nurbaiti, U. (2013). Keefektifan model pembelajaran

guided inquiry berbasis think pair share (TPS) dalam meningkatkan

pemahaman konsep fisika kelas XI SMA. UNNES Physics Education

Journal (UPEJ). 2, (3).

Uno, H.B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. Vajoczki, S. dkk. (2011). Inquiry learning: level, discipline, class size, what

matters?. International Journal for the Scholarship of Teaching and

Learning. 5, (1).

Wenning, C. J. (2007). Assessing inquiry skills as a component of scientific

literacy. J. Phys. Tchr. Educ. Online. 4, (2).

Wenning, C. J. (2011). Levels of inquiry model of science teaching: learning sequences to lesson plans. J. Phys. Tchr. Educ. Online. 6, (2).


(6)

Riki Apriyandi Putra, 2014

Pengembangan program perkuliahan zoologi invertebrate berbasis inkuiri laboratorium untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan sikap ilmiah mahasiswa Calon guru biologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

West, L.H.T & Pines, A.L. (1985). Cognitive Structure and Conceptual Change. London: Academic Press. Inc.

Widjajanti, E., Marfuatun, dan Utomo, P. (2011). Upaya peningkatan pemahaman konseptual dan keterampilan proses ilmiah mahasiswa pada praktikum kimia fisika II melalui model daur belajar 7E. Prosiding Seminar Nasional

Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA, UNY.

Winston, J.E. (1999). Describing Species: Practical Taxonomic Procedure for

Biologists. New York: Columbia University Press.

Witteck, T. dkk. (2007). “A lesson plan on „methods of separating matter‟ based on the learning company approach (a motivating frame for self-regulated and open lab-work in introductory secondary chemistry lessons)”. Journal of Chemistry Education Research and Practice. 8, (2), 108-119.

Yahya. (2012). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and

share (TPS) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi

ciri-ciri makhluk hidup di SMP Negeri 2 Sakti Kabupaten Pidie. Jurnal

Pendidikan Serambi Ilmu. 13, (2).

Yasar, S. dan Anagun, S.S. (2009). Reliability and validity studies of the science and technology course scientific attitude scale. Journal of Turkish Science


Dokumen yang terkait

Pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata (P3ZI) Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis

0 2 12

PEMANFAATAN LINGKUNGAN LOKAL DALAM KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS INKUIRI TERHADAP KERJA ILMIAH MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI.

0 0 78

PENGEMBANGAN MODEL PERKULIAHAN KATABOLISME KARBOHIDRAT BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF CALON GURU BIOLOGI.

0 6 43

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN RISET KEPENDIDIKAN SAINS MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI.

0 0 42

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI KOMPUTER PADA PERKULIAHAN GELOMBANG DAN OPTIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF CALON GURU.

0 3 56

PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERBASIS BUDAYA BALI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU KIMIA.

1 10 44

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BIOKIMIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK MEMBEKALI KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

0 0 5

Model Pembelajaran OIDDE pada Matakuliah Pengetahuan Lingkungan untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Calon Guru Biologi

0 3 13

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU

0 1 6

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL RANGKA BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI*

1 1 12