ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF : Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon.

ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1
Cikalongkulon Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelas Sarjan S-1
Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI

Oleh
Dadang Supardi
0811745

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UPI KERJASAMA P4TK PERTANIAN
2013

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif

(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1
Cikalongkulon Cianjur)

Oleh
Dadang Supardi
NIM 0811745

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Program Studi
Teknologi Agroindustri

© Dadang Supardi 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013


Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1
Cikalongkulon Cianjur)

OLEH
DADANG SUPARDI
0811745
Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing :


Pembimbing I,

Dr. Ana, MPd
NIP. 197203071999032002

Pembimbing II,

Drs. Sukadi, MPd. MT.
NIP. 196409101991011002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Teknologi Agroindustri

Dr. Sri Handayani, MPd.
NIP. 19660930 199703 2 001

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI
PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1
Cikalongkulon)
Dadang Supardi
0811745
Abstrak
Latar belakang dari penelitian ini adalah bahwa siswa kelas X Jurusan ATPH
SMKN 1 Cikalongkulon mengalami kesulitan praktikum pada standar
kompetensi pembiakan tanaman secara vegetatif yaitu pada praktikum Okulasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Memperoleh data tentang kesulitan-kesulitan
praktikum Okulasi yang dihadapi oleh siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1
Cikalongkulon. 2) Mengetahui faktor penyebab kesulitan praktik pada Standar
Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif khususnya pada praktikum

Okulasi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah lembar observasi. Sampel total adalah 31 orang.
kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami
kesulitan praktikum Okulasi (54,8%). Kesulitan tersebut terjadi pada kriteria
kompetensi (1) menentukan kesesuaian (keseimbangan) antara entres dengan
batang bawah, (2) memilih mata tunas yang sudah menonjol untuk dijadikan
entres. (3) membuat jendela okulasi di mana kambium pada jendela okulasi tidak
boleh kotor dan atau rusak, (4) membuat tempat jendela okulasi yang sesuai
dengan kondisi entres (seimbang). (5) Membuat ukuran mata tempel yang harus
lebih kecil dari pada jendela okulasi. Faktor penyebab kesulitan siswa dalam
melakukan praktikum okulasi disebabkan beberapa faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksteral. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari diri siswa sendiri,
sedangkan faktor eksternal bersumber dari kondisi dan lingkungan di luar siswa.
Faktor internal tersebut adalah (1) siswa kurang memliki pengetahuan dan
pemahaman dasar yang diperlukan untuk menguasai kompetensi tersebut, (2)
Kelemahan-kelemahan yang disebabkan karena keterampilan yang kurang dan
sikap pada saat praktikum yang salah. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor
dari luar siswa yaitu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang

menerapkan strategi pembelajaran yang baik dan efektif khususnya dalam
pembelajaran yang memiliki tujuan penguasaan suatu standar kompetensi khusus
seperti praktikum okulasi.

Kata kunci : Analisis, Okulasi
Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

i
ii
v
vii
viii
ix

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1.1. Latar Belakang ........................................................................
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................
1.3. Batasan Masalah ......................................................................
1.4. Perumusan Masalah .................................................................
1.5. Tujuan Penelitian .....................................................................
1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................

2.1. Hakikat Belajar ........................................................................
2.2. Tinjauan Tentang Kesulitan Belajar ........................................
2.2.1. Pengertian Kesulitan Belajar .......................................
2.2.2. Diagnostik Kesulitan Belajar .......................................
2.2.3. Mengidentifikasi Kasus Kesulitan Belajar ..................
2.2.4. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ..
2.2.5. Mengambil Kesimpulan dan Membuat Rekomendasi .
2.3. Kesulitan Praktek ...................................................................
2.3.1 Aspek Disiplin ................................................................
2.3.2 Aspek Taat Azas .............................................................
2.3.3 Kemauan Untuk Bekerja Keras ......................................
2.3.4 Konsisten ........................................................................
2.3.5 Kemaunan Memeperoleh Hasil Terbaik .........................
2.3.6 Kemauan Bekerja Cepat .................................................
2.3.7 Kreatif ............................................................................
2.4. Tinjauan Materi Pembiakan Tanaman Secara Vegetataif ......
2.4.1 Dasar-dasar Pembibitan Tanaman ..................................
2.4.1 Okulasi ...........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................
3.1. Metode Penelitian ...................................................................

3.2. Desain Penelitian .....................................................................
3.3. Lokasi dan Subjek Penelitian ..................................................
3.4. Populasi dan sampel ................................................................
2.4.1 Populasi ..........................................................................
2.4.2 Sampel ............................................................................

1
1
4
5
5
6
6
8
8
13
13
15
18
19

20
21
22
23
23
24
24
24
24
25
26
27
44
44
44
46
46
46
46


Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.5. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
3.5.1 Observasi ........................................................................
3.6. Proses Pengembangan Instrumen ............................................
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................
3.7.1. Analisis Data Siswa Berdasarkan Hasil Observasi .....
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................
4.1.1 Penyusunan dan Pengembangn Instrumen .....................
4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian .....................................
4.2 Pembahasan ..............................................................................
4.2.1 Identifikasi Siswa yang mengalami Kesulitan Praktikum
Okulasi ...........................................................................
4.2.2 Kesulitan yang Dihadapi oleh Siswa pada Kriteria
Kompetensi Praktikum Okulasi .....................................
BAB V PENUTUP ....................................................................................
5.1 Kesimpulan ...............................................................................
5.2 Rekomendasi ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

47
47
48
49
49
52
52
52
53
79
79
82
88
88
89
90

DAFTAR TABEL

Tabel
3.1 Konversi Tingkat Pencapaian ......................................................
3.2 Tafsiran Persentase Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar ....
3.3 Tingkat Penguasaan Siswa ............................................................
4.1 Hasil Expert Judgement Untuk Lembar Observasi .......................
4.2 Deskripsi Data Hasil Observasi .....................................................
4.3 Tingkat Penguasaan Siswa pada Setiap Kriteria Kompetensi
Praktikum okulasi ..........................................................................

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

49
50
51
53
54
56

DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1. Pola pendekatan diagnosis kesulitan belajar .................................
2.2. Contoh bibit batang bawah siap di Okulasi .................................
2.3. Batang atas (Entres) .....................................................................
2.4. Bentuk mata temple/tunas ............................................................
2.5. Cara penempelan Entres ke Batang bawah ..................................
2.6. Teknik pengikatan ........................................................................
2.7. Okulasi yang berhasil (ditandai dengan tumbuhnya Entres) ........
2.8. Pemotongan batang bawah ..........................................................
3.1. Pola pendekatan diagnostik kesulitan praktik ..............................
4.1. Diagram sebaran nilai praktikum okulasi ....................................
4.2. Diagram rata-rata tingkat penguasaan pada kriteria kompetensi
praktikum okulasi ........................................................................

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

17
28
30
33
34
35
35
37
45
55
58

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.

Kisi-kisi instrument penelitian .......................................................
Lembar Observasi Praktikum Okulasi ..........................................
Pedoman penilaian .........................................................................
Lembar Ekspert Judgement .............................................................
Data Hasil Penelitan .......................................................................

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

71
73
75
81
83

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Proses pendidikan di SMK yang orientasi utamanya adalah menyiapkan
tenaga-tenaga yang mempunyai kompetensi khusus sesuai bidang dan
jurusannya masing-masing. Finch dan Crunkilton (1999) mendefinisikan
kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, memiliki agregat
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.
Kompetensi Pembiakan tanaman secara vegetatif merupakan salah satu
standar kompetensi dari mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK)
pada Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH).
Kompetensi ini merupakan basic kompetensi, yang tujuan utamanya adalah
siswa mampu dalam melakukan pembiakan tanaman secara vegetatif.
Pengertian mampu di sini adalah di mana siswa ditunut untuk melakukan
praktik sesuai dengan standar kerja dengan tingkat keberhasilan ≥ 85% (Modul
Generik Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif II, 2010).
Menurut Yandianto (2003) dan Paristiyanti Nurwardani (2008) Cara
perkembangbiakan pada tanaman secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu
pembiakan tanaman secara generatif dan pembiakan tanaman secara vegetatif.
Pembiakan secara generatif (dengan cara seksual) dimana bahan pembiakanya
berupa biji atau benih. Sedangkan pembiakan vegetatif (aseksual) merupakan
Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2

pembiakan tanaman melalui bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun,
pucuk, jaringan tanaman dan lain-lain. Teknik pembiakan tanaman secara
vegetatif misalnya mencangkok, stek, okulasi, menyambung dan sebagainya.
Kompetensi Pembiakan Tanaman misi utamanya adalah untuk
membentuk kemampuan motorik serta sikap kerja yang baik sebagai dasar
melaksakan pekerjaan di dunia kerja bidang usaha budidaya tanaman. Dari misi
yang akan dicapai, maka penerapan kaidah kedisiplinan, taat asas, ketelitian,
tingkat akurasi, dan ketekunan pada setiap tahapan praktik pembiakan tanaman
menjadi sangat penting. Selain itu siswa dituntut untuk memiliki tingkat
keberhasilan dan kualitas hasil praktik yang tinggi agar hasilnya bisa
dimanfaatkan atau laku dijual ke petani.
Akan tetapi masalah yang sering muncul dalam standar kompetensi
pembiakan tanaman secara vegetatif adalah rendahnya tingkat keberhasilan
yang dicapai dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam praktiknya. Hal ini
senada dengan pendapat Rini Wudianto (2004) dimana cara perkembangbiakan
tanaman secara vegetatif tingkat keberhasilannya ada yang tinggi ada pula yang
sangat rendah. hal ini disebabkan beberapa faktor misalnya keterampilan
pekerja, jenis tanaman, peralatan yang digunakan, waktu yang dipilih dan
sebagainya.
Masalah serupa juga dialami oleh siswa kelas X Jurusan ATPH SMKN
1 Cikalongkulon di mana nilai hasil ulangan akhir semester genap menujukan
75 % lebih siswa tidak lulus KKM dan rata-rata nilai hasil ujiannya juga di
bawah KKM (Lampiran 5). Dan pada praktik pembiakan tanaman secara
Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3

vegetatif siswa juga mengalami kesulitan, hal tersebut ditandai dengan tingkat
keberhasilan dalam praktik pembiakan tanaman secara vegetatif sangat rendah,
tingkat kegagalan bisa mencapai lebih dari 70 % (khususnya pada praktikum
Okulasi). Hal ini menjadi sangat merugikan jika berlangsung secara terus
menerus. Bahan dan peralatan praktik yang mahal serta persiapan yang
memerlukan waktu yang lama, jika setiap kali praktik tingkat kegagalannya
tinggi maka kerugian yang akan diterima oleh sekolah maupun siswa sangat
besar.
Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi kesulitan, analisis kesulitan
dan faktor penyebab kesulitan pada pelaksanaan praktikun pembiakan tanaman
secara vegetatif (pada praktikun Okulasi) agar memperoleh gambaran yang jelas
mengapa hal tersebut terjadi. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi
Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif (Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi Di
Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)”.

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka masalah penelitian
ini dapat diidentifikasi, yaitu:
a. 76 % siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon tidak tuntas
dalam Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif .
b. Lebih dari 70 % hasil praktik Okulasi yang dilakukan oleh siswa kelas X
jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon mengalami kegagalan atau
tingkat keberhasilannya rendah.
c. Siswa kurang terampil (aspek pisikomotor) dalam melakukan praktik
pembiakan tanaman secara vegetatif khususnya pada praktik Okulasi dan
Mencangkok.
d. Sikap (aspek afektif) siswa dalam melaksanakan praktik pembiakan tanaman
secara vegetatif kurang baik sehingga terjadi banyak kegagalan.
e. Siswa menglami kesulitan dalam melaksanakan praktik pembiakan tanaman
secara vegetatif khususnya pada praktikum Okulasi.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diungkapkan, maka dipilih sejumlah masalah yang dianggap paling penting,
yaitu:
a. Identifikasi tingginya tingkat kegagalan/kesulitan hasil praktik pembiakan

tanaman secara vegetatif khususnya pada metode Okulasi pada tanaman
Durian yang dilakukan oleh siswa kelas X Jurusan ATPH di SMKN 1
Cikalongkulon.
Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5

b. Identifikasi faktor penyebab kesulitan dalam praktik pembiakan tanaman

secara vegetatif khususnya pada metode Okulasi pada tanaman Durian yang
dilakukan oleh siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dipilih, maka rumusan
masalahnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa dalam praktik
Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif khususnya pada praktikum Okulasi ?.
b. Apa saja faktor penyebab kesulitan dalam Standar Kompetensi pembiakan
tanaman secara vegetatif khususnya pada praktikum Okulasi yang dilakukan
oleh siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon ?

1.5 Tujuan
Dari rumusan masalah yang akan di teliti, maka tujuan enelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Memperoleh data tentang kesulitan-kesulitan praktikum Okulasi yang

dialami oleh siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon.
b. Mengetahui faktor penyebab kesulitan praktik pada Standar Kompetensi

Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif khususnya pada praktikum Okulasi
yang dilakukan oleh siswa

kelas X jurusan ATPH di SMKN 1

Cikalongkulon.

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat bagi siswa, untuk meningkatkan pemahaman dan komptensi siswa
mengenai mata pelajaran pembiakan tanaman secara vegetatif, sehingga
tingkat keberhasilan dalam praktik akan meningkat.
b. Manfaat bagi guru, sebagai masukkan dalam penyusunan perencanaan dan
pelaksanan pembelajaran dan praktikum Standar Kompetensi Pembiakan
Tanaman Secara Vegetatif.
c. Manfaat bagi sekolah, secara khusus untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran terutama kegiatan praktik di jurusan ATPH SMKN 1
Cikalongkulon.

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

44

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2012) adalah cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini dilaksanakan
dengan metoda deskriptif, Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua
penelitian. Penelitian Deskriptif adalah Suatu Penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk memberikan Gambaran atau Deskripsi tentang suatu keadaan
secara Objektif dan dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis
statistik (Sulistiyo, Basuki. 2006). Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian non
hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak memerlukan hipotesis
(Suharsimi, Arikunto. 2012). Selain itu Penelitian Deskriptif juga berarti Penelitian
yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi
atau kelompok tertentu secara Akurat (Didit Aditiya, 2009). Melalui metode
penelitian deskriptif peneliti akan berusaha menggambarkan letak kesulitan praktik
siswa dalam kegiatan praktikum Kompetensi Dasar Pembiakan Tanaman Secara
Vegetatif.

3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian, dibuat untuk memperjelas langkah, alur, dan
rancangan penelitian yang ditunjukan dengan sebuah kerangka penelitian sebagai

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

45

gambaran tahap-tahap aktivitas penelitian secara menyeluruh. Adapun desain
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Desain penelitian dapat menjabarkan ke dalam suatu pola pendekatan
operasional seperti pada gambar di bawah ini.

Input 1:
Informasi /data prestasi belajar,
hasil observasi,

Input 2:
Melakukan analisis
data/Hasil Observasi

Input 3 :
Informasi/data
diagnostik

1. Identifikasi kasus
Menandai siswa yang mengalami
kesulitan praktik

2. Identifikasi masalah
Menandai dan melokalisasi dimana
letaknya kesulitan praktik

3. Identifikasi faktor penyebab kesulitan
Menemukan jenis dan karakteristik kesulitan
serta faktor penyebabnya

4. Prognosis
Mengambil kesimpulan dan keputusan serta
meramalkan kemungkinan penyembuhan

5. Rekomendasi
Membuat saran alternatif
pemecahan

Gambar 3.1 Pola Pendekatan Diagnosis Kesulitan Praktik
Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

46

3.3 Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Jl.
Cikalong Kecamatan Cianangsi Kabupaten Cianjur. Subjek penelitian dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas X jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH) yang berjumlah 45 siswa.

3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang memungkinkan
memberikan informasi yang berguna bagi masalah penelitian. Populasi adalah
adaalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Sedangkan Suharsimi
Arikunto (2010). Menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X jurusan
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMK Negeri 1
Cikalongkulon.
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto (2010) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang benar-benar berfungsi sebagai sampel. Apabila subyek
Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

47

kurang dari 100 maka pengambilan sampel semuanya, apabila lebih dari 100
maka pengambilan cukup 10 – 15 % atau 20 – 25 %.
Karena jumlah siswa di kelas X jurusan ATPH hanya 45 siswa jadi
sampel yang di ambil seluruhnya. Namun jumlah sampel yang dijadikan data
dalam penelitian adalah siswa yang mengikuti kegiatan peaktikum dan yang
dilakukan observasi.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistematik dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:
3.5.1 Observasi
Pada metode ini peneliti menggunakan instrumen observasi. Menurut
Nawawi dan Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejalagejala dalam objek penelitian. Metode ini banyak digunakan untuk mengkaji
pola perilaku.
Instrumen observasi dilengkapai dengan pedoman penilaian observasi dan
lembar observasinya sendiri. Pedoman penilaian observasi merupakan acuan
dalam menentukan penilaian pada lembar observasi, pedoman penilaian ini
mengacu pada indikator dan prosedur kerja yang telah ditetapkan dalam silabus
dan modul pembibitan tanaman. Sedangkan lembar observasi merupakan
prosedur kerja praktikum okulasi dengan menggunakan skala penilaian 1

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

48

sampai 4 untuk mengukur tingkat penguasaan dalam melakukan praktikum
sesuai dengan prosedur kerja. Di mana skor nilai 4 (baik), 3 (cukup), 2 (kurang)
dan 1 (kurang sekali).
3.6 Proses Pengembangan Instrumen
Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan instrumen yang memiliki
tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi, sehingga diperoleh data yang akurat.
Menurut Suharsimi Arikunto (2012), mengatakan bahwa :
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diukur kevalidiannya
melalui penilaian Expert-jugement. Faisal S. (1981) mengemukakan bahwa
“Sebelum

lembar

observasi

digunakan

kepeda

responden

sebaiknya

dikonsultasikan dahulu dengan para ahli, sehingga hasil revisinya benar-benar
membuahkan lembar observasi yang fungsional, akurat, tegas dan dimengerti
oleh responden sebagaimana yang dimaksudkan peneliti/penyusun lembar
observasi yang dimaksudkan”. Dalam penelitian ini peneliti meminta jugement
kepada teknisi pembiakan tanaman buah-buahan PPPPTK Pertanian Cianjur,
kepada Dosen Ahli Evaluasi UPI dan guru mata pelajaran Pembaiakan tanaman
SMKN 1 Cikalongkulon. Setelah melalui beberapakali revisi dan perbaikan
serta telah dinyatakan layak untuk digunakan maka pedoman penilaian
observasi dan lembar observasi bisa digunakan dalam penelitian.

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

49

Setelah dilakukan Expert-jugement oleh para ahli maka selanjutnya
dilakukan perhitungan persentase penilain lembar observasi menggunakan
rumus sebagai berikut :

Setelah diketahui persentasenya maka data tersebut ditafsirkan. Untuk
menafsirkan data tersebut bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Konversi Tingkat Pencapaian
Persentase

Kualifikasi

Keterangan

90 - 100 %

Sangat baik

Tidak perlu direvisi

75 – 89 %

Baik

Tidak perlu direvisi

65 – 74 %

Cukup

Direvisi

55 – 64 %

Kurang

Direvisi

0 – 54 %

Sangat kurang

Direvisi
(Sumber : Sudjana, 2005:107)

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Proses pengembangan instrumen ini dilakukan agar terdapat kejelasan
dari pengolahan instrumen yang akan dibuat. Pengembangan instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi:
3.7.1

Analisis data siswa berdasarkan hasil observasi
Setelah data terkumpul agar dapat digunakan untuk menjawab

masalah yang dikemukakan penelitian. Maka hasil observasi siswa perlu di
kelompokan menjadi siswa dengan kelompok yang mengalami kesulitan dan
siswa yang tidak mengalami kesulitan. Siswa yang mengalami kesulitan
Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

50

didasarkan pada nilai hasil observasi < 75 %. Jika siswa mendapatkan nilai di
bawah itu maka siswa dikelompokan pada siswa yang mengalami kesulitan.
Untuk menghitung persentase siswa yang mengalami kesulitan digunkan
rumus sebagai berikut.

S

x
x100%
N

Keterangan :
S = persentase jumlah siswa yang mengalami kesulitan
X = jumlah siswa yang mengalamai kesulitan
N = jumlah siswa yang dilakukan observasi

Setelah diketahui persentase siswa yang mengakami kesulitan maka data
tersebut ditafsirkan. Untuk menafsirkan data tersebut bisa dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 3.2 Tafsiran Persentase Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar
Persentase

Tafsiran

0%

Tidak ada

1 – 25 %

Sebagian kecil

26 – 49 %

Hampir setengahnya

50 %

Setengahnya

51 – 75 %

Sebagian besar

76 – 99 %

Hampir setengahnya

100 %

Seluruhnya
(Sumber : Suharsimi, 2007)

Dadang Supardi, 2013
Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif
(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

51

Setelah mengelompokan persentase siswa yang mengalami kelsulitan
praktik, selanjutnya untuk mengetahui tingkat penguasaan pada setiap
indikator dalam lembar observasi maka dilakukan perhitungan persentase
penguasaan.

Cara perhitungan persentase tersebut diadaptasi dari cara

perhitungan penilaian persentase menurut Purwanto (2001).

Keterangan :
P

= Persentase tingkat penguasaan indikator proses yang diamanti

N = Jumlah skor maksimal pada setiap item observasi
n

= Jumlah skor penilain observasi seluruh siswa pada setiap kriteria

Berdasarkan cara perhitungan tersebut setiap indikator/kriteria dapat
dikelompokkan tingkat penguasaannya berdasarakan kategori Purwanto
(2001). Kategori tersebut dijabarkan dalam Table 3.4.
Tabel 3.3 Tingkat Penguasaan Siswa
Penguasaan

Kategori

86% - 100%

Sangat Baik

76% - 85%

Baik

60% - 75%

Cukup

55% - 59%

Kurang