PENGARUH METODE PENUGASAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA STANDAR KOMPETENSI PERBANYAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 CILAKU CIANJUR.

(1)

TERHADAP HASIL BELAJAR

PADA STANDAR KOMPETENSI PERBANYAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 CILAKU CIANJUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh

ROBY PERMANA 0811696

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Roby Permana 0811696

PENGARUH METODE PENUGASAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR

PADA STANDAR KOMPETENSI PERBANYAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 CILAKU CIANJUR

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. H. R. Aam Hamdani, M.T. NIP. 19660111 199101 1 001

Pembimbing II

Drs. Ariyano, M.T._ NIP. 19640804 199402 1 001

Mengetahui,

Ketua Prodi PTAG FPTK UPI,

Dr. Sri Handayani, M.Pd NIP. 196609301997032001


(3)

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing terhadap Hasil Belajar pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman secara Generatif Siswa

Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur” adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuwan yang berlaku.

Bandung, Desember 2012 Yang membuat pernyataan,


(4)

ABSTRAK

Permana, R. (2012). “Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing terhadap Hasil Belajar pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur. Latar belakang dilaksanakannya penelitian yaitu karena kurangnya pemahaman siswa setiap tahunnya terutama pada Kompetensi Dasar dalam menentukan hasil dari persilangan tanaman. Kompetensi Dasar ini membutuhkan pemahaman yang baik agar tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan optimal. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Eksperimen. Subjek penelitian pada penelitian yang telah dilaksanakan adalah siswa SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur kelas X jurusan Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan (APTKJ). Teknik pengumpulan data yaitu dengan tes tertulis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes uraian berupa pretest dan posttest. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan: 1) Hasil belajar pada pemahaman kognitif kelas eksperimen yang menggunakan metode penugasan terbimbing lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional; 2) Berdasarkan hasil uji peningkatan (N-Gain) diketahui bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan dalam kategori sedang, sedangkan hasil belajar siswa di kelas kontrol mengalami peningkatan dalam kategori rendah.

Kata kunci: Metode Penugasan Terbimbing, Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman secara Generatif.


(5)

ABSTRACT

Permana, R. (2012). "The Effect of Guided Assignment Method for Learning Outcomes at the Competency Standard Generative Plant Propagation Class X students of SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur".

This study aimed to determine the effect of increasing the learning outcomes of students of class X at SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur. The background of the implementation of the research that is due to a lack of understanding of students each year, especially in the Basic Competence in determining the outcome of plant breeding. Basic competence requires a good understanding of the learning objectives that can be achieved with optimal. The research method used is a research experiment. Research subjects in the studies that have been conducted are students of SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur class X Agribusiness Department of Plant Breeding and Tissue Culture (APTKJ). Data collection techniques, namely the written test. The research instrument used was a test description in the form of pretest and posttest. Based on the results of research can be concluded: 1) Results of study on understanding cognitive experimental class guided assignment method is better than the control class using conventional methods, 2) Based on the test results increased (N-Gain) note that student learning outcomes in the classroom experiments an increase in the medium category, while the learning outcomes of students in the control class has increased in the low category.

Keywords: Guided Assignment Methods, Standards of Competence in Generative Propagation of Plants.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Batasan Masalah ... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 5

1.6. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1. Pengertian Belajar ... 7

2.2. Hasil Belajar ... 8

2.3. Pemahaman Kognitif ... 9

2.4. Metode Pembelajaran ... 10

2.5. Penugasan Terbimbing ... 12

2.6. Perbanyakan Tanaman secara Generatif ... 16

2.7. Metode Konvensional ... 17

2.8. Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

3.1. Metode Penelitian ... 19

3.2. Desain Penelitian ... 19

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

3.4. Prosedur Penelitian ... 28


(7)

3.6. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1. Hasil Penelitian ... 34

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

BAB V PENUTUP ... 51

5.1.Simpulan ... 51

5.2.Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Hasil Ulangan Semester Ganjil Kelas X (2009-2011) ... 2

Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8

Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal ... 22

Tabel 3.2 Daya Pembeda Butir Soal ... 25

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Kesukaran ... 26

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 27

Tabel 3.5 Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen ... 27

Tabel 3.6 Kategori Normalized Gain ... 30

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Pretest ... 35

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Nilai Pretest ... 36

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Varians Data Pretest ... 37

Tabel 4.4 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Pretest ... 38

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Posttest ... 40

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Nilai Posttest... 41

Tabel 4.7 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Nilai Posttest ... 43

Tabel 4.8 Statistik Desktriptif Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol .. 45

Tabel 4.9 Uji Normalitas Data Nilai N-Gain ... 46


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alur Metode Pemberian Tugas ... 15 Gambar 4.1. Gambar Histogram Nilai Rata-rata Pretest ... 39 Gambar 4.2. Gambar Histogram Nilai Rata-rata Posttest ... 44


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A:

Surat Permohonan Tempat Penelitian ... 57

Kartu Bimbingan Skripsi ... 58

Silabus ... 63

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 65

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 79

Pekerjaan Rumah (PR) ... 93

Lembar Kerja Siswa ... 97

Lampiran B: Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 100

Kisi-kisi Soal Pretest dan Postest ... 101

Soal Uji Coba ... 102

Soal Pretest/Posttest ... 103

Kunci Jawaban Soal Uji coba ... 104

Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest ... 106

Lampiran C: Data Hasil Uji Coba Soal ... 109

Analisis Reliabilitas ... 110

Analisis Validitas ... 110

Analisis Tingkat Kesukaran ... 111

Analisis Daya Pembeda... 112

Rekap Analisis Butir Soal ... 112

Lampiran D: Nilai Uji Coba ... 114

Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen ... 115

Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol ... 116

Nilai N-Gain ... 117

Lampiran E: Analisis Nilai Pretest dan Posttest ... 120


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan. Hal

itu yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi

pembangunan suatu bangsa dan Negara. Pendidikan yang baik adalah dimana

pendidikan tersebut dapat menghasilkan suatu siswa yang berdaya saing tinggi

dan juga dapat menghasilkan siswa yang berkualitas dan kreatif. Salah satu cara

untuk mengukur keberhasilan pendidikan, dapat kita lihat melalui hasil belajar

siswa.

Berdasarkan pengalaman pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL)

di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur, penulis memperoleh data yang menunjukkan

masih banyak nilai Ulangan Semester Ganjil siswa kelas X Agribisnis Pembibitan

Tanaman dan Kultur Jaringan (APTKJ) kurang dari kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yakni 75,00.

Berikut nilai Ulangan Semester Ganjil (tabel 1.1) pada Standar

Kompetensi Perbanyakan Tanaman secara Generatifsiswa kelas X APTKJ dari


(12)

Tabel 1.1. Nilai Hasil Ulangan Semester Ganjil Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman secara Generatif Angkatan 2009-2011 Siswa Kelas X APTKJ SMK

Negeri 2 Cilaku Cianjur.

Sumber: Guru APTKJ Kelas X, 2012

Tabel di atas memperlihatkan presentase nilai hasil ulangan semester

ganjil dalam tiga tahun ajaran terakhir pada Standar Kompetensi Perbanyakan

Tanaman secara Generatif. Tabel di atas menunjukkan presentase nilai siswa kelas

X APTKJ angkatan 2009 menunjukkan presentase nilai di bawah kriteria

ketuntasan minimal (KKM) sebesar 52%, Angkatan 2010 dan 2011 menunjukkan

presentase masing-masing 60% dan 41,6% .

Berdasarkan konsultasi sebelum peneltian, Guru Mata Pelajaran APTKJ

kelas X menyebutkan rendahnya nilai hasil belajar di atas karena kurangnya

pemahaman pada setiap tahunnya terutama pada kompetensi dasar perhitungan

dalam menentukan hasil persilangan tanaman. Permasalahan tersebut

memunculkan banyak pertanyaan, diantaranya: kemampuan guru yang mengajar,

metode yang digunakan, dan fasilitas pendukung. Upaya guru untuk

Angkatan Nilai Frekuensi Presentase

(%) Keterangan

2009

90-100 2 8% Lulus

80-89 4 16% Lulus

75-79 6 24% Lulus

< 75 13 52% tidak Lulus

Jumlah 25

2010

90-100 0 0% Tidak ada

80-89 2 10% Lulus

75-79 6 30% Lulus

< 75 12 60% tidak Lulus

Jumlah 20

2011

90-100 2 8,3% Lulus

80-89 3 12,5% Lulus

75-79 9 37,5% Lulus

< 75 10 41,6% tidak Lulus


(13)

meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya yaitu pemilihan metode

pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran menjadi sangat penting mengingat

pembelajaran sebagai wahana untuk meningkatkan ketajaman pemahaman siswa

serta dapat melatih sikap berpikir kritis, logis, kreatif dan sistematis.

Berdasarkan pengamatan pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL)

di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur, Guru di SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur pada

umumnya menerapkan Metode Ceramah dalam pembelajaran Perbanyakan

Tanaman secara Generatif, dimana metode pembelajaran ini berpusat pada guru,

yaitu guru tugasnya hanya sebagai penyampai materi. Guru yang berperan aktif,

sementara siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru, sehingga

pelaksanaan pembelajaran belum difokuskan pada siswa.

Metode pembelajaran Perbanyakan Tanaman secara Generatif terutama

pada kompetensi dasar perhitungan dalam menentukan hasil dari persilangan

tanaman yang diperlukan adalah metode pembelajaran yang bersifat

meningkatkan pemahaman dan juga lebih menekankan siswa bekerja secara

individu, sehingga siswa dapat terlibat aktif di dalam proses belajar mengajar.

Dengan terlibatnya siswa secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan

termotivasi dalam meningkatkan hasil belajar pada pemahaman kognitif terutama

pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman secara Generatif yang menuntut

keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas secara mandiri.

Penulis mengambil metode penugasan (resitasi) sebagai alternatif

pemecahan masalah tersebut. Metode ini menekankan siswa bekerja secara


(14)

pembelajaran. Metode Penugasan atau pemberian tugas merupakan metode

penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan

kegiatan belajar (Djamarah & Zain, 2002: 96). Metode pemberian tugas ini

terpusat pada siswa yang mengerjakan tugas di kelas dengan arahan dari

gurusecara individu, sehingga siswa dapat mengerjakan tugas dengan mandiri

namun tetap terarah karena dibimbing langsung oleh guru.

Berdasarkan pemaparan dan temuan-temuan diatas, maka penulis merasa

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing terhadap Hasil Belajar pada Standar Kompetensi Perbanyakan

Tanaman secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur”. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Hasil belajar pada standar kompetensi perbanyakan tanaman secara generatif

siswa kelas X APTKJ SMK Negeri 2 Cilaku masih rendah.

2. Kurangnya pemahaman terutama pada kompetensi dasar perhitungan dalam

menentukan hasil persilangan tanaman.

3. Metode pembelajaran yang belum efektif yang digunakan ketika

pembelajaran berlangsung menurunkan motivasi belajar siswa.

4. Pembelajaran Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan (APTKJ)

di kelas X SMK Negeri 2 Cilaku masih berpusat pada guru.


(15)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini difokuskan pada hasil belajar siswa yang diukur hanya pada aspek

pemahaman kognitif.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian yang akan dilakukan yaitu:

Bagaimanakah pengaruh metode penugasan terbimbing (resitasi) terhadap peningkatan hasil belajar pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman secara

Generatif?”

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang

menggunakan metode penugasan terbimbing dengan kelas kontrol yang

menggunakan metode konvensional.

2. Mengetahui kualitas peningkatan nilai antara kelas eksperimen yang

menggunakan metode penugasan terbimbing dengan kelas kontrol yang

menggunakan metode konvensional.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ialah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat dijadikan wahana ilmiah yang inovatif, khususnya dalam


(16)

2. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan menyerap pelajaran,

meningkatkan pemahaman tentang materi yang diajarkan, meningkatkan

motivasi, dan meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai siswa.

3. Bagi Guru

Jika melalui penelitian ini ditemukan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan metode penugasan terbimbing dapat berpengaruh baik terhadap

hasil belajar siswa dibandingkan dengan yang menggunakan metode

konvensional, maka metode penugasan terbimbing ini dapat dijadikan solusi

atau alternatif guru dalam melakukan proses belajar mengajar.

4. Bagi Sekolah

Model pembelajaran ini dapat diterapkan pada pembelajaran di sekolah

sehingga meningkatkan kualitas siswa khususnya pada Standar Kompetensi


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan adalah metode penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang menghadirkan variabel, yaitu

dengan sengaja membuat agar ada variabel yang hadir, kemudian diteliti dan

dicermati bagaimana dampaknya (Arikunto, 2010: 19). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah metode penugasan terbimbing sedangkan variabel terikatnya

adalah hasil belajar siswa.

Perlakuan yang akan diujikan adalah sebagai berikut:

Kelas X APTKJ-1= Menggunakan metode penugasan terbimbing

Kelas X APTKJ-3= Sebagai kontrol/ tanpa perlakuan

3.2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu desain kelompok kontrol

Pretest-Posttest. Pola desain tersebut (Arikunto, 2010: 125) adalah sebagai berikut: Pola :

Keterangan:

E adalah kelompok eksperimen K adalah kelompok kontrol

Kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kedua

sebagai kelompok kontrol. Dalam penelitian ini kedua kelompok akan diberi tes

E 01 X 02

K 03 X 04

03 = Test awal (pretest) kelas kontrol X = Pembelajaran kelas kontrol 04 = Test akhir (posttest) kelas kontrol 01 = Test awal (pretest) kelas eksperimen

X = Pembelajaran kelas eksperimen 02 = Test akhir (posttest) kelas eksperimen


(18)

awal (pretest) dengan tes yang sama, kemudian kelompok pertama diberi

perlakuan khusus, yaitu metode penugasan terbimbing, sedangkan kelompok

kedua diberi perlakuan seperti biasanya, yaitu metode konvensional. Setelah akhir

mata pelajaran, kedua kelompok diberi tes dengan tes yang sama sebagai tes

akhir. Hasil akhir kedua tes akhir diperbandingkan (diuji perbedaannya), demikian

juga hasil tes awal dan tes akhir pada masing-masing kelompok. Dalam penelitian

ini, penulis bertindak sebagai guru.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Cilaku tahun ajaran

2012/2013. Sampel penelitian yang diambil adalah siswa kelas X APTKJ-1 dan X

APTKJ-2 tahun ajaran 2012/2013. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini

yaitu cara pengambilan sampel seadanya yang didasarkan pada pengambilan

sebagian populasi berdasarkan seadanya data.

1.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang dapat

menjawab setiap permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini

instrument yang digunakan adalah tes.

1. Tes

Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan

tes akhir suatu standar kompetensi yang digunakan untuk mengukur pemahaman

kognitif siswa. Jenis tes yang akan digunakan adalah tes subjektif, yaitu bentuk tes


(19)

Penyusunan instrument tes ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Membuat kisi-kisi soal tes tulis siswa. Kisi-kisi soal yang selengkapnya

terdapat dalam lampiran B.

b. Menyusun soal tes berdasarkan kisi-kisi dan membuat kunci jawaban serta

penskoran.

c. Melakukan uji coba soal tes pada anggota populasi penelitian di luar kelompok

sampel, yaitu pada XI APTKJ-2. Setelah diujicobakan, maka hasilnya

dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Analisis Validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh penulis. Dengan demikian data

yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono,

2011: 267). Menurut Arikunto (2010: 64), sebuah tes dikatakan valid apabila tes

tersebut mengukur apa yang hendak diukur.

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Persamaan Pearson

product moment tersebut adalah sebagai berikut:

r

xy

=

∑ ∑ ∑

√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]


(20)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan

N = banyaknya subyek X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap butir soal

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

 0,800 < rxy ≤ 1,00: sangat tinggi

 0,600< rxy ≤ 0,800: tinggi

 0,400 < rxy ≤ 0,600: cukup

 0,200< rxy ≤ 0,400: rendah

 0,00 < rxy ≤ 0,200: sangat rendah (Arikunto, 2010: 75)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan AnatesV4, validitas untuk

masing-masing butir soal sebagai berikut.

Tabel 3.1

Hasil Perhitungan Validitas Butir Soal

Butir Soal rxy Interpretasi

1 0.325 Rendah

2 0.397 Rendah

3 0.469 cukup

4 0.549 cukup

5 0.320 Rendah

6 0.421 Cukup

7 0.282 Rendah


(21)

Tabel lengkap AnatesV4 analisis validitas terdapat pada lampiran C

b. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang

reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010: 221).

Karena dalam penelitian ini tes yang digunakan berbentuk uraian, maka untuk

menentukan koefisien realibilitas digunakan rumus Alpha (Arikunto, 2009: 109)

sebagai berikut:

r

11

=

Keterangan:

r11 = Koefisien realibilitas tes n = Banyaknya butir soal

= Varians skor total

= Jumlah varians skor tiap soal Dengan:

∑ ∑

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat

evaluasi digunakan tolak ukur (Azmi, 2010: 33) sebagai berikut:

r11 0,20 derajat reliabilitas sangat rendah


(22)

0,40 r11 0,70 derajat reliabilitas sedang

0,70 r11 0,90 derajat reliabilitas tinggi

0,90 r11 1,00 derajat reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan AnatesV4, diperoleh koefisien

reliabilitas tes sebesar 0,49. Koefisien relliabilitas tersebut menyatakan bahwa

soal uraian yang dibuat reliabilitasnya sedang.

c. Daya Pembeda (DP)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009: 211).

Daya pembeda tersebut dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅ Keterangan:

̅̅̅ = Nilai rata-rata kelompok atas ̅̅̅ = Nilai rata-rata kelompok bawah ̅̅̅̅ = Nilai maksimum total

Klasifikasi interpretasi daya pembeda (Suherman dalam Azmi, 2010: 34)

yang banyak digunakan adalah sebagai berikut:

DP 0,00 sangat jelek

0,00 0,20 jelek 0,20 0,40 cukup


(23)

0,40 0,70 baik

0,70 1,00 sangat baik

Berdasarkan perhitungan menggunakan AnatesV4, daya pembeda untuk

masing-masing butir soal terdapat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Daya Pembeda Butir Soal

Butir Soal DP Interpretasi

1 0.30 cukup

2 0.16 jelek

3 0.30 Cukup

4 0.18 jelek

5 0.24 cukup

6 0.32 cukup

7 0.10 Jelek

8 0.18 jelek

Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C

d. Indeks Kesukaran

Tingkat kesukaran (p) sebenarnya merupakan nilai rata-rata dari kelompok

peserta tes, oleh karena itu tingkat kesukaran (p) sebenarnya adalah rata-rata dari

dari suatu distribusi skor kelompok dari suatu soal (Supranata, 2006: 19). Adapun

rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal uraian


(24)

IK

=

Keterangan:

IK = indeks kesukaran

U = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar L = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar T = jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah

Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal uraian

(Surapranata, 2006: 12), digunakan rumus:

IK

=

̅ Keterangan:

IK = indeks Kesukaran

̅ = skor rata-rata pesrta tes untuk tiap butir soal SMI = skor maksimum ideal

Kategori tingkat kesukaran (Surapranata, 2006: 21) sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kategori Tingkat kesukaran

Nilai p Kategori

p < 0.3 Sukar

0.3 p 0.7 Sedang


(25)

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan AnatesV4, diperoleh untuk

masing-masing butir soal tersedia pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Tingkat Kesukaran Butir Soal

Butir Soal Tingkat

Kesukaran (p) Interpretasi

1 0.42 Sedang

2 0.24 Sukar

3 0.57 Sedang

4 0.21 Sukar

5 0.52 Sedang

6 0.50 Sedang

7 0.43 Sedang

8 0.19 Sukar

Berdasarkan keseluruhan analisis data skor siswa hasil uji coba

instrumen, rangkuman hasil pengolahan data uji coba instrumen yang diperoleh

disajikan pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen

No Soal Validitas DP Tingkat Kesukaran Keterangan

1 Rendah cukup sedang Dipakai

2 rendah jelek sukar Dibuang

3 cukup cukup sedang Dipakai

4 cukup jelek sukar dipakai

5 rendah jelek sedang Dibuang

6 cukup cukup sedang Dipakai

7 rendah jelek sedang dibuang


(26)

3.4. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap yang direncanakan penulis dalam pelaksanaan penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Identifikasi masalah, potensi dan peluang yang terkait dengan

permasalahan yang terjadi pada pembelajaran di tingkat SMK

b. Konsultasi pemilihan judul dan lokasi penelitian

c. Penyusunan dan seminar proposal penelitian

d. Pengembangan bahan ajar, model evaluasi dan strategi pembelajaran

e. Membuat dan merevisi instrument penelitian

f. Pemilihan sampel penelitian

g. Mengurus perizinan penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan pretest

b. Implementasi pembelajaran dengan penugasan terbimbing pada kelas

eksperimen

c. Pelaksanaan posttest

3. Tahap Analisis Data

a. Pengumpulan data

b. Pengolahan dan penganalisian data pretest dan posttest

c. Menganalisis data dan menguji hipotesis


(27)

Kegiatan pada tahap ini adalah membuat kesimpulan hasil penelitian

berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data yang valid untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara tes. Tes pemahaman

kognitif di sini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelas metode pemberian

tugas terhadap hasil belajar pada pemahaman kognitif siswa pada kelas yang

mendapatkan perlakuan.

3.5. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini adalah data pretest dan posttest. Data

yang diperoleh kemudian diinterpretasikan secara kuantitatif. Setelah memperoleh

data hasil penelitian, penulis melakukan penganalisian data dengan cara mengolah

data hasil penelitian untuk memperoleh informasi. Adapun teknik analisis data

yang digunakan sebagai berikut:

1. Pengolahan Data Hasil Instrumen Tes

Data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest di kelas eksperimen dan

kontrol merupakan data kuantitatif yang akan dianalisis dengan uji statistika.

Analisis data pada hasil tes ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar siswa Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol serta pengaruh peningkatan metode penugasan

terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada standar kompetensi tanaman secara


(28)

Selain dari hasil rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen dan

kontrol, data kuantitatif juga diperoleh dari gain kedua kelas. Gain yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah gain yang ternormalisasi atau Normalized Gain. Gain

yang ternormalisasi adalah rasio antara aktual gain dengan gain maksimal yang

dicapai (Hake, 1999: 1) atau dapat ditulis:

N-Gain = Dengan klasifikasi gain sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kategori Normalized Gain

Gain Kriteria

Tinggi G > 0.7 Sedang 0.7 > G > 0.3 Rendah G < 0.3

Gain ini dipakai jika rata-rata hasil pretest kelas kontrol dan eksperimen berbeda. Jika rata-rata hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol sama, maka

N-gain hanya dipakai untuk menghitung kualitas peningkatan rata-rata nilai kelas eksperimen jika diperoleh hasil posttest nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan Software SPSS Versi 17.0

for windows. Adapun langkah-langkah teknik analisis data tes, baik pretest, posttest, maupun gain adalah sebagai berikut:


(29)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari

masing-masing kelompok sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini

dipakai pada hasil nilai kelompok kelas eksperimen dan kontrol baik hasil pretest

maupun posttest. Untuk menentukan normalitas kelompok sampel digunakan uji

Klomogrov-Smirnov. Dengan ketentuan jika nilai-p (signifikan) kurang dari alpha 0.05, maka distribusi data tidak normal. Sedangkan jika nilai-p (signifikan) lebih

dari alpha 0.05, maka distribusi data normal (Bersal, 2010).

Teknik analisis data dilanjutkan dengan uji homogenitas varians dengan

menggunakan Statistik Parametis bila data normal. Namun, bila data tidak normal,

maka teknik Statistik Parametis tidak dapat digunakan. Untuk uji perbedaan dua

rata-rata menggunakan teknik Statistik Nonparametis, yaitu uji Mann-Whitney U.

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan dengan syarat kelompok sampel baik

pretest maupun posttest berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui variansi data kelompok sampel yang diuji apakah memiliki

varians yang sama (homogen) atau tidak. Untuk menguji homogenitas varians

pada penelitian ini digunakan uji Lavene’s Test dengan taraf kepercayaan 95%.

c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan rata-rata yang signifikan nilai pretest dan posttest antara kelompok


(30)

antara kelompok sampel kelas kontrol dan ekperimen. Sedangkan uji perbedaan

rata-rata posttest dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang

signifikan antara kelompok sampel kelas yang menggunakan metode penugasan

terbimbing (kelas eksperimen) dengan yang tidak menggunakan metode

penugasan terbimbing (kelas kontrol).

Menguji perbedaan dua rata-rata, dalam penelitian ini menggunakan uji-t

yaitu dengan Independent Sampel t-Test. Uji perbedaan rata-rata pada pada skor

pretest kelas eksperimen dan kontrol menggunakan uji dua pihak. Sedangkan uji

perbedaan rata-rata pada skor posttest kelas eksperimen dan kontrol menggunakan

uji satu pihak.

Pengujian perbedaan dua rata-rata, sebelumnya dilakukan dulu pengujian

normalitas dan homogenitas data pada nilai hasil pretest dan posttest. Jika

didapatkan data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan pengujian

perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t yaitu dengan Independent

Sampel t-Test dengan asumsi kedua kolompok sampel memiliki varians yang homogen. Sedangkan jika didapatkan data berdistribusi normal namun memiliki

varians yang berbeda atau tidak homogen, maka pegujian perbedaan dua rata-rata

menggunakan uji-t’ yaitu dengan Independent Sampel t-Test dengan asumsi kedua kelompok sampel tidak memiliki varians yang homogen. Namun jika kedua

kelompok sampel datanya tidak berdistribusi normal, atau salah satu kelas datanya

tidak berdistribusi normal, maka perhitungan uji perbedaan dua rata-rata

menggunakan Statistik Nonparametis dengan uji Mann Whitney-U. Jika setelah


(31)

bahwa terdapat perbedaan rata-rata pretest kelas ekperimen dan kontrol, maka uji

perbedaan dua rata-rata diambil dari Gain nilai pretest dan posttest kelas


(32)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar pada Standar Kompetensi Perbanyakan

Tanaman secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur” diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar pada pemahaman kognitif kelas eksperimen yang menggunakan

metode penugasan terbimbing lebih baik daripada kelas kontrol yang

menggunakan metode konvensional.

2. Berdasarkan hasil uji peningkatan (N-Gain) diketahui bahwa hasil belajar

siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan dalam kategori sedang,

sedangkan hasil belajar siswa di kelas kontrol mengalami peningkatan dalam

kategori rendah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan hasil belajar dengan

penerapan Metode Penugasan Terbimbing, penulis mengemukakan beberapa

saran diantaranya adalah:

1. Metode Penugasan Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar pada

pemahaman kognitif siswa, maka Metode Penugasan Terbimbing ini dapat

dijadikan sebagai solusi atau alternatif guru dalam melakukan proses

belajar mengajar terutama pada Standar Kompetensi Perbanyakan


(33)

2. Perlu adanya penguatan kemampuan guru dalam menggunakan Metode

Penugasan Terbimbing berupa adanya pelatihan-pelatihan mengajar.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Metode

Penugasan Terbimbing dalam pembelajaran Agribisnis Pembibitan

Tanaman dan Kultur Jaringan dengan standar kompetensi yang lebih luas


(34)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S & Ahmadi, I.K.2010. Kontstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Azmi, Mindawati . 2011. Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur Berbasis Aktivitas Pada Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Besral. 2010. Pengolahan dan Analisa Data-1 Menggunakan SPSS. Jakarta: Departemen Biostatistika - FKM UI

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B & Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Firmansyah, Farchan. Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Beberapa Ahli [online]. Tersedia: http://1001farchan.blogspot.com/2009/05/pengertian-bimbingan-dan-konseling.html. [18 Juni 2012]

FTK. 2011. Pedoman Kuliah Microteching Jurusan/Prodi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). UIN Sunan Gunung Djati Bandung: Tidak Diterbitkan Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Woodland Hills: Dept. of

Physics Indiana University

Hakim, T. (2008). Belajar secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara

Hipni. 2011. Pengertian/definisi Metode Pembelajaran [online]. Tersedia:

http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode-pembelajaran.html. [19 Juni 2012]

Muhibbinsyah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda

N.K, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno. (2009). Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Purwanto, N. 2006. Prinsip-prinsip & Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(35)

Ruseffendi, E. T. 2005. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi 5. Bandung: Tarsito.

Soetjipto & Kosasi, R. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Syafiruddin, Moh . 2011. Metode Pemberian Tugas (Resitasi) [online]. Tersedia: http://www.syafir.com/2011/01/08/metode-pemberian-tugas-resitasi. [19 Mei 2012]

Winataputra, U.S & Rosita, Tita. 1995. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

_____2011. .Pengertian Belajar. [online]. Tersedia:

http://matheduunila.blogspot.com/2010/10 /pengertian-belajar.html [18 Mei 2012].

_____2011.Pengertian Belajar Menurut Ahli. [online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/ pengertian-belajar-menurut-ahli [18 November 2012].


(1)

32

Roby Permana, 2013

Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur

antara kelompok sampel kelas kontrol dan ekperimen. Sedangkan uji perbedaan rata-rata posttest dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara kelompok sampel kelas yang menggunakan metode penugasan terbimbing (kelas eksperimen) dengan yang tidak menggunakan metode penugasan terbimbing (kelas kontrol).

Menguji perbedaan dua rata-rata, dalam penelitian ini menggunakan uji-t yaitu dengan Independent Sampel t-Test. Uji perbedaan rata-rata pada pada skor pretest kelas eksperimen dan kontrol menggunakan uji dua pihak. Sedangkan uji perbedaan rata-rata pada skor posttest kelas eksperimen dan kontrol menggunakan uji satu pihak.

Pengujian perbedaan dua rata-rata, sebelumnya dilakukan dulu pengujian normalitas dan homogenitas data pada nilai hasil pretest dan posttest. Jika didapatkan data berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t yaitu dengan Independent Sampel t-Test dengan asumsi kedua kolompok sampel memiliki varians yang homogen. Sedangkan jika didapatkan data berdistribusi normal namun memiliki varians yang berbeda atau tidak homogen, maka pegujian perbedaan dua rata-rata menggunakan uji-t’ yaitu dengan Independent Sampel t-Test dengan asumsi kedua kelompok sampel tidak memiliki varians yang homogen. Namun jika kedua kelompok sampel datanya tidak berdistribusi normal, atau salah satu kelas datanya tidak berdistribusi normal, maka perhitungan uji perbedaan dua rata-rata menggunakan Statistik Nonparametis dengan uji Mann Whitney-U. Jika setelah dilakukan uji dua rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol dan didapatkan


(2)

Roby Permana, 2013

Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur

bahwa terdapat perbedaan rata-rata pretest kelas ekperimen dan kontrol, maka uji perbedaan dua rata-rata diambil dari Gain nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol.


(3)

51

Roby Permana, 2013

Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur

| | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Penugasan

Terbimbing Terhadap Hasil Belajar pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur” diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar pada pemahaman kognitif kelas eksperimen yang menggunakan metode penugasan terbimbing lebih baik daripada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

2. Berdasarkan hasil uji peningkatan (N-Gain) diketahui bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan dalam kategori sedang, sedangkan hasil belajar siswa di kelas kontrol mengalami peningkatan dalam kategori rendah.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan hasil belajar dengan penerapan Metode Penugasan Terbimbing, penulis mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah:

1. Metode Penugasan Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar pada pemahaman kognitif siswa, maka Metode Penugasan Terbimbing ini dapat dijadikan sebagai solusi atau alternatif guru dalam melakukan proses belajar mengajar terutama pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman secara Generatif.


(4)

Roby Permana, 2013

Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur

| | perpustakaan.upi.edu

2. Perlu adanya penguatan kemampuan guru dalam menggunakan Metode Penugasan Terbimbing berupa adanya pelatihan-pelatihan mengajar. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh Metode

Penugasan Terbimbing dalam pembelajaran Agribisnis Pembibitan Tanaman dan Kultur Jaringan dengan standar kompetensi yang lebih luas dan dengan populasi dan sampel penelitian yang berbeda.


(5)

55

Roby Permana, 2013

Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur

| | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S & Ahmadi, I.K.2010. Kontstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Azmi, Mindawati . 2011. Pengaruh Pemberian Tugas Terstruktur Berbasis Aktivitas Pada Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Skripsi FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Besral. 2010. Pengolahan dan Analisa Data-1 Menggunakan SPSS. Jakarta: Departemen Biostatistika - FKM UI

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B & Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Firmansyah, Farchan. Pengertian Bimbingan dan Konseling Menurut Beberapa Ahli [online]. Tersedia: http://1001farchan.blogspot.com/2009/05/pengertian-bimbingan-dan-konseling.html. [18 Juni 2012]

FTK. 2011. Pedoman Kuliah Microteching Jurusan/Prodi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). UIN Sunan Gunung Djati Bandung: Tidak Diterbitkan Hake, Richard R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. Woodland Hills: Dept. of

Physics Indiana University

Hakim, T. (2008). Belajar secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara

Hipni. 2011. Pengertian/definisi Metode Pembelajaran [online]. Tersedia:

http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode-pembelajaran.html. [19 Juni 2012]

Muhibbinsyah. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda

N.K, Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno. (2009). Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Purwanto, N. 2006. Prinsip-prinsip & Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Roby Permana, 2013

Pengaruh Metode Penugasan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Perbanyakan Tanaman Secara Generatif Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Cilaku Cianjur

| | perpustakaan.upi.edu

Ruseffendi, E. T. 2005. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi 5. Bandung: Tarsito.

Soetjipto & Kosasi, R. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA

Syafiruddin, Moh . 2011. Metode Pemberian Tugas (Resitasi) [online]. Tersedia: http://www.syafir.com/2011/01/08/metode-pemberian-tugas-resitasi. [19 Mei 2012]

Winataputra, U.S & Rosita, Tita. 1995. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

_____2011. .Pengertian Belajar. [online]. Tersedia:

http://matheduunila.blogspot.com/2010/10 /pengertian-belajar.html [18 Mei 2012].

_____2011.Pengertian Belajar Menurut Ahli. [online]. Tersedia:

http://belajarpsikologi.com/ pengertian-belajar-menurut-ahli [18 November 2012].


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGIDENTIFIKASI ILMU BANGUNAN GEDUNG SISWA KELAS X KEAHLIAN KONSTRUKSI BANGUNAN SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 1 31

Pengaruh penerapan model pembelajaran problem-based learning terhadap motivasi belajar siswa (studi terhadap siswa smk negeri 1 cilaku-cianjur kelas x tgb 2 dan x tgb 3 pada mata pelajaran mekanika teknik).

0 2 32

KONTRIBUSI PENGUASAAN PROGRAM AUTOCAD TERHADAP HASIL PRAKERIN SISWA SMK NEGERI 1 CILAKU – CIANJUR.

0 2 46

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI KANDANG TERNAK DI SMK NEGERI 2 CILAKU.

1 1 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED-LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENGOLAH HASIL TERNAK UNGGAS DI SMKN 2 CILAKU CIANJUR.

0 0 38

PENGARUH PELAKSANAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN RENCANA ANGGARAN BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 CILAKU – CIANJUR.

0 0 39

PENGARUH METODE PENUGASAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR PADA STANDAR KOMPETENSI PERBANYAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 CILAKU CIANJUR.

0 0 30

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISWA PROGRAM KEAHLIAN TGB DI SMKN 1 CILAKU-CIANJUR.

0 0 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X APTKJ PADA STANDAR KOMPETENSI MENGIDENTIFIKASI TANAMAN DAN PERTUMBUHANNYA DI SMK N 2 CILAKU CIANJUR.

0 1 34

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM PADA KOMPETENSI DASAR MENGIDENTIFIKASI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 CILAKU CIANJUR.

0 2 39