PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA TUNARUNGU KELAS VII SMPLB B DI SLB YAKALIMU PURWAKARTA.

(1)

Aam Mardiah, 2013

Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa

PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA SISWA TUNARUNGU KELAS VII SMPLB B DI SLB

YAKALIMU PURWAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dariSyarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

AAM MARDIAH 0909530

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SISWA

TUNARUNGU KELAS VII SMPLB B DI

SLB YAKALIMU PURWAKARTA

Oleh AAM MARDIAH

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© AAM MARDIAH 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Aam Mardiah, 2013

Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

AAM MARDIAH 0909530

PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA TUNARUNGU KELAS VII SMPLB B DI SLB YAKALIMU PURWAKARTA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Imas Diana Aprilia, M.Pd. NIP. 19700417 199402 2001

Pembimbing II

Dr. H. Dudi Gunawan, M. Pd NIP. 19621121 198403 1002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Fakultas Ilmu PendidikanUniversitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd. . NIP. 19560722 1985031 1001


(4)

ABSTRAK

Penggunaan Media Film untuk Meningkatkan Menyimak

Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB B Di SLB Yakalimu Purwakarta

Siswa tunarungu kelas VII di SLB Yakalimu Purwakarta mengalami kesulitan dalam menyimak materi pelajaran bahasa Indonesia. Ketidaktepatan media yang menunjang pembelajaran, menyebabkan siswa merasa tidak termotivasi dalam belajar. Kondisi tersebut berdampak kepada hasil pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia yang kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang di tetapkan oleh sekolah. Maka, peneliti merencanakan dengan observer pembelajaran untuk melakukan perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas yaitu dengan menerapkan media film untuk meningkatkan menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Media film diterapkan untuk menambah motivasi belajar, serta pembelajaran semakin variatif. Tidak semua film layak dijadikan sebagai media pembelajaran, maka peneliti ataupun guru sudah seharusnya melakukan proses seleksi terlebih dahulu untuk menetapkan film yang relevan dan layak dijadikan media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penilaian tentang peningkatan menyimak siswa tunarungu setelah diterapkan media film dan menambah wawasan siswa tunarungu lewat pembelajaran media film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang tahapannya dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media film dapat meningkatkan menyimak siswa dari 40 % pada siklus I menjadi 80 % pada siklus II atau sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media film dapat meningkatkan menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia bagi siswa tunarungu di SLB Yakalimu Purwakarta.


(5)

iv

Aam Mardiah, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR DIAGRAM ... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Sasaran Tindakan ... C. Rumusan Masalah ... D. Hipotesis Tindakan ... E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ... 2. Manfaat Penelitian ... BAB II LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori ... 1. Konsep Dasar Ketunarunguan ...

a. Pengertian Tunarungu ... b. Klasifikasi Anak Tunarungu

c. Klasifikasi Menurut Tarafnya... d. Dampak Ketunarunguan ... 2. Media Pembelajaran ...

a. Pengertian Media ... b. Media Sebagai Alat Bantu ... c. Media Sebagai Sumber Belajar ... d. Macam-macam Media ... e. Fungsi Media ...

i ii iii iv vii viii ix 1 4 5 5 5 5 6 7 7 7 8 9 10 16 16 17 17 17 19


(6)

f. Peran Media ... g. Langkah –langkah dalam Mempergunakan Media.. h. Media Film... 3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... a. Kedudukan Bahasa Indonesia ... b. Tingkatan Dalam Keterampilan Berbahasa Indonesia c. Menyimak ... 4. Kemampuan Menyimak Anak Tunarungu ... B. Penelitian Sebelumnya Yang Relevan ... C. Kerangka Pemikiran ... BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... B. Setting Penelitian ... 1. Tempat Penelitian Tindakan Kelas ... 2. Waktu Penelitian Tindakan Kelas ... C. Siklus Tindakan ... 1. Siklus I ... a. Perencanaan ... b. Tindakan ... c. Pelaksanaan Observasi ... d. Refleksi ... 2. Siklus II ...

a. Perencanaan ... b. Tindakan ... c. Pelaksanaan Observasi ... d. Refleksi ... D. Variabel Penelitian ...

1. Definisi Konsep Variabel ... 2. Definisi Operasional Variabel ... E. Instrumen Pengumpulan Data ...

20 20 21 21 21 22 23 26 27 28 29 31 31 32 33 33 33 34 34 35 35 35 36 37 37 39 39 39 40


(7)

vi

Aam Mardiah, 2013

1. Lembar Observasi(Pengamatan) ... 2. Lembar Penilaian Kemampuan Menyimak ... 3. Dokumentasi ...

F. Teknik pengumpulan Data untuk Hipotesis

Tindakan/Pertanyaan ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... B. Pembahasan Penelitian ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ... 2. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

41 42 44

45 46

47 49 54 59

66 66

67 68


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3

Subjek Penelitian ... Lembar Observasi ... Format Penilaian Cerita”Sepotong Kue Keju” Siklus I ...

Format Penilaian Film”Sepotong Kue Keju” Siklus II ... Teknik Pengumpulan Data ... Rekapitulasi Hasil Penilaian Siswa pada Siklus I ... Rekapitulasi Hasil Penilaian Siswa pada Siklus II ... Deskripsi Pelaksanaan Siklus I dan II ...

31 41 43 44 46 53 58 60


(9)

viii

Aam Mardiah, 2013

DAFTAR GAMBAR


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Kemampuan Menyimak pada Siklus I ... 54


(11)

x


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik yang merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Salah satu kategori Anak Berkebutuhan Khusus yang menjadi kajian dan penelitian adalah Anak Tunarungu. Menurut Somantri, T {2007:93} tunarungu adalah suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Dwidjosumarto, A {1990:1} ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan kurang


(13)

2

Aam Mardiah, 2013

dengar (Hard of hearing). Selain itu, Mufti Salim {1984:8} dalam buku Somantri, T {2007:93} pengertian anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan perkembangan bahasanya. Sehingga memerlukan bimbingan dan pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan lahir batin yang layak.

Siswa tunarungu kelas VII di SLB Yakalimu Purwakarta mengalami kesulitan dalam menyimak materi pelajaran bahasa Indonesia. Sehingga siswa tidak mampu menuliskan jawaban dengan benar dari isi cerita atau materi yang diajarkan. Maka Kegiatan Belajar Mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam menyimak belum mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan harapan. Terbukti data pada hasil tes semester I Tahun Ajaran 2011-2012 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, siswa tunarungu mengalami pencapaian yang kurang memuaskan, yang ditetapkan nilai rata-rata Kreteria Ketuntasan Minimal 60 ternyata hanya mencapai nilai rata-rata-rata-rata 40. Oleh karena itu, peneliti menganggap perlunya sebuah terobosan baru terutama dalam media belajar yang mendukung terhadap kurikulum khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini menjadi perhatian peneliti untuk dijadikan bahan penelitian.

Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya media yang menunjang untuk kegiatan proses belajar mengajar, sehingga siswa merasa tidak termotivasi semangat belajar. Hal ini menjadi dampak hasil pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia kurang dari Kreteria Ketuntasan minimal yang di tetapkan oleh sekolah. Maka dari itu peneliti merencanakan dengan observer pembelajaran apa yang bisa untuk meningkatkan menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Media adalah sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar utuk memperjelas dari keterangan terhadap suatu bahan


(14)

3

yang di sampaikan, media film merupakan salah satu media audiovisual yang bisa dijadikan media dalam pembelajaran Tarigan {2008:157}.

Siswa tunarungu kelas VII di SLB Yakalimu Purwakarta mengalami kesulitan dalam menyimak materi pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya media yang menunjang untuk kegiatan proses belajar mengajar, sehingga siswa merasa tidak termotivasi semangat belajar. Hal ini menjadi dampak hasil pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia kurang dari Kreteria Ketuntasan minimal yang di tetapkan oleh sekolah. Maka dari itu peneliti merencanakan dengan observer pembelajaran apa yang bisa untuk meningkatkan menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Media adalah sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar utuk memperjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang di sampaikan, media film merupakan salah satu media audiovisuasl yang bisa dijadikan media dalam pembelajaran Tarigan {2008:157}. Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan media film untuk meningkatkan menyimak, pada anak tunarungu dan diharapkan menambah motivasi belajar dan pembelajaran lebih bervariatif. Tidak semua film layak dijadikan sebagai media pembelajaran, maka peneliti ataupun guru sudah seharusnya melakukan proses seleksi terlebih dahulu mana film yang relevan dan layak dijadikan media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penilian tentang siswa tunarungu dalam menyimak dengan media film dan memberikan wawasan terhadap siswa tunarungu melalui media film. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena kegiatan tersebut ketidakjelasan mata pelajaran yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media merupakan salah satu sumber belajar sebagai alat bantu auditif, visual, dan audio visual. Dengan demikian peneliti merancang media yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar anak tunarungu di SLB Yakalimu


(15)

4

Aam Mardiah, 2013

Purwakarta pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan kemampuan menyimak dengan menggunakan media film. Diharapkan anak tunarungu akan lebih aktif dan kreatif mampu berfikir kritis untuk bekal kehidupan sosial dilingkungannya sehingga bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.

Pada umumnya anak-anak menyukai film tak terkecuali bagi anak tunarungu. Bagi mereka, film yang bersifat fiksi atau non fiksi dapat membawa pikiran dan jiwa anak mendapatkan ilustrasi (gambaran) dan deskripsi (penjabaran) terhadap film yang dilihatnya. Menurut Trimansyah {1999:38} film yang cocok untuk anak adalah tema-tema yang menyajikan masalah yang sesuai pula dengan alam hidup anak-anak. Misalnya, tema tentang kepahlawanan, suka duka pengembaraan, peristiwa sehari-hari atau juga kisah perjalanan seperti petualangan di luar angkasa atau penjelajahan dunia, dan sebagainya.

Media pembelajaran yang dianggap mampu merangsang daya pikir anak tunarungu dalam kegiatan kemampuan menyimak adalah dengan penggunaan media film. Media pembelajaran dengan menggunkan film, diharapkan dapat meningkatkan menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia, dan meningkatkan rasa ingin tahu serta memotivasi belajar dengan baik dan semaksimal mungkin.

Melihat latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul: “Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB B di SLB Yakalimu Purwakarta”.

B. Sasaran Tindakan

Proses pembelajaran dengan media film, peneliti menetapkan sasaran tindakan pada penelitian tindakan kelas ini yaitu “Adanya peningkatan


(16)

5

menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa tunarungu kelas VII SMPLB B di SLB Yakalimu Purwakarta”.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang peneliti identifikasi, yaitu masih rendahnya kemampuan menyimak dikarenakan hambatan pendengaran dan cara guru dalam menyampaikan mata pelajaran bahasa Indonesia tidak menggunakan media. Berdasarkan hasil observasi dengan guru, hambatan lain dalam pembelajaran menyimak sebagian besar disebabkan hasil evaluasi nilai rata-rata kurang dari Kreteria Ketuntasan Minimal seharusnya nilai rata-rata-rata-rata 60 siswa hanya memperoleh nilai rata-rata 40 .Oleh karena itu maka peneliti mencoba menggunakan media film untuk meningkatkan kemampuan menyimak yang kurang. Sehingga, rumusan masalah ini adalah :

“ Apakah Penggunaan Media Film dapat Meningkatkan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB B di SLB Yakalimu Purwakarta?”

D. Hipotesis Tindakan (Cara Pemecahan Masalah)

Untuk mengatasi masalah kesulitan siswa dalam meningkatkan kemampuan menyimak, dapat dilakukan dengan menggunakan media film. Oleh karena itu, peneliti merumuskan hipotesis tindakan bahwa Penggunaan Media Film dapat meningkatkan Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu kelas VII SMPLB B di SLB Yakalimu Purwakarta.

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk meningkatkan menyimak dan menambah wawasan dengan menggunakan media film pada siswa Tunarungu kelas VII SMPLB B di SLB Yakalimu Purwakarta.


(17)

6

Aam Mardiah, 2013

b. Untuk meningkatkan nilai mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menyimak melalui media film pada siswa kelas VII SMPLB B di SLB Yakalimu Purwakarta.

2. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis.

a. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan masukan bagi teori pembelajaran kemampuan menyimak dan dipahami sebagai bahan penelitian lebih lanjut. Pemanfaatan media Film mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media film, pembelajaran menjadi lebih variatif dan menarik, khususnya pada pembelajaran kemampuan menyimak film.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti.

1) Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan keaktifan siswa dan dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik bagi siswa.

2) Bagi siswa, yaitu dapat membantu dalam mengatasi kesulitan pembelajaran kemampuan menyimak dan memotivasi siswa untuk belajar.

3) Bagi guru, untuk menggunakan media yang tepat dan variatif dalam pembelajaran kemampuan menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

4) Manfaat bagi sekolah yaitu, sebagai referensi tentang pentingnya media film dan untuk sekolah SLB Yakalimu Purwakarta diharapkan menyediakan sarana dan media film yang dapat


(18)

7

mendukung proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menyimak.


(19)

29

Aam Mardiah, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan salah satu cara bagi guru untuk meningkatkan layanan pendidikan melalui penyempurnaan praktek pembelajaran di kelas serta upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dan telah dihasilkan atau belum tuntas pada langkah upaya sebelumnya. PTK ini menggunakan model kolaborasi yang mengutamakan kerjasama antara kepala sekolah, guru dan peneliti.

Suharsimi, et.al {2006 : 1} dalam Mulyasa {2011 : 10} menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung didalamnya, yaitu Penelitian, Tindakan, dan Kelas dengan pemaparan sebagai berikut:

Penelitian, menunjukan pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Tindakan, menunjukan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

Kelas, Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud istilah kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (Treatment) yang sengaja dimunculkan.


(20)

30

Penggunaan media film untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa tunarungu kelas VII SMPLB B di SLB Yakalimu Purwakarta merupakan penelitian tindakan kelas dimana tindakan tersebut dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan siswa, atau oleh dibawah bimbingan dan arahan observer, dengan maksud memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Langkah atau tahap pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suharsimi, et.al {2006:16} yaitu meliputi empat tahap (1) Perencanaan (2) Pelaksanaan (3) Pengamatan atau Observasi dan (4) Refleksi.

Berdasarkan tahapan tersebut, penelitian penggunaan media film untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia: Tahapan (1) Perencanaan, peneliti merencanakan jenis tindakan yang akan dilakukan yaitu mempersiapkan perangkat observasi, mensosialisasikan kepada kepala sekolah (observer) dan kepada siswa tunarungu kelas VII SLB Yakalimu, membuat Rencana Pembelajaran Pelajaran (RPP) dengan sub

pokok bahasan menyimak film yang berjudul “Sepotong Kue Keju”,

mempersiapkan Lembar Siswa (LKS), dan Lembar Penilaian Hasil Belajar. Tahapan (2) Tindakan, setelah rencana disusun, peneliti melaksanakan tindakan dengan tiga kegiatan yaitu kegiatan awal (berdoa, apersepsi dan memotivasi penjelasan serta tujuan yang akan diajarkan tentang kemampuan menyimak), kegiatan inti (menjelaskan materi film yang berjudul “Sepotong

Kue Keju” dengan metode ceramah pada siklus I dan dengan media film pada

siklus II, peserta didik menyimak isi cerita film dan mengungkapkan kembali isi cerita tersebut dengan menuliskan pada lembar kerja siswa), dan kegiatan akhir (bersama-sama peserta didik mengulas dan menyimpulkan pembelajaran, melakukan pos test dan doa pulang). Tahapan (3) Observasi, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti bersama observer

mengamati atau mengobservasi proses pelaksanaan tindakan itu dan akibat yang ditimbulkannya. Tahapan (4) Refleksi, berdasarkan hasil pengamatan atau observasi tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas dasar


(21)

31

Aam Mardiah, 2013

tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya adanya perbaikan atas tindakan pertama, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi pada tindakan selanjutnya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMPLB B Yakalimu Purwakarta. Dikarenakan siswa tunarungu mengalami kesulitan dalam menyimak, mereka tidak konsentrasi, terkadang bercanda, dan jenuh. Sehingga anak tidak mampu menjelaskan kembali tentang apa yang diajarkan oleh guru kelas.

Kurangnya kemampuan dan konsentrasi dalam materi kemampuan menyimak pelajaran bahasa Indonesia didapatkan pada data hasil tes semester I Tahun Ajaran 2011-2012 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SLB Yakalimu siswa tunarungu mengalami pencapaian yang kurang memuaskan, yang ditetapkan Kreteria Ketuntasan Minimal 60 ternyata hanya mencapai nilai rata – rata 40, selain itu faktor dari guru yang menyampaikan materi pelajaran hanya menggunakan metode ceramah saja. Hal ini menjadi perhatian peneliti untuk dijadikan bahan penelitian.

Jumlah siswa tunarungu yang menjadi subjek penelitian pada PTK ini berjumlah empat orang, yaitu:

Tabel 3.1 Subjek Penelitian

NO NAMA PROFIL

1. WR WR menurut klasifikasi tarafnya termasuk tingkat menengah berat dengan ukuran 56dB-70dB, dalam mendengar WR ini masih ada sisa pendengaran, pengucapan dapat mengikuti bahasa bibir, dapat melakukan perintah sederhana, dalam


(22)

32

kognitif, kemampuan menyimak kurang, menulis, membaca, berhitung dapat mengerjakan.

2. DV DV menurut klasifikasi tarafnya termasuk tingkat menengah dengan ukuran 41dB -55dB, masih ada sisa-sisa pendengaran, dapat membaca bahasa bibir, dapat mengikuti perintah sederhana, dalam kognitif, kemampuan menyimak masih kurang, menulis, membaca, berhitung sudah dapat mengerjakan.

3. RS RS menurut klasifikasi tarafnya termasuk tingkat berat dengan ukuran 71dB-90dB, sisa pendengarannya berat karena berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat suaranya tidak ada bunyi, dalam kemampuan menyimak sangat kurang, menulis, membaca, berhitung harus menggunakan bantuan isyarat.

4. AK AK menurut klasifikasi tarafnya termasuk tingkat ringan dengan ukuran 27dB-40dB, sisa pendengarannya ada, masih bisa berkomunikasi oral tapi pemahaman masih rendah, kemampuan menyimak kurang, menulis, membaca, berhitung bisa tapi dengan bantuan isyarat.

2. Waktu Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester genap tahun ajaran 2013/2014.


(23)

33

Aam Mardiah, 2013

C. Siklus Tindakan

Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran kemampuan menyimak melalui media film ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

1. Siklus 1

Pada siklus I dilaksanakan pada hari senin 14-01-2013 dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan, terlebih dahulu disusun perencanaan yang sistematis sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan tindakan. Pada tahap ini peneliti berkolaboratif dengan observer dalam merumuskan dan mempersiapakan antara lain 1) Rencana Jadwal Hari Senin 14-01-2013

2) Mempersiapkan Perangkat Observasi

3) Mengkomunikasikan kepada Kepala Sekolah yang sebagai

Observer

4) Mensosialisasikan kepada siswa-siswi kelas VII di SLB Yakalimu Purwakarta

5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pelajaran bahasa Indonesia

dengan sub pokok bahasan menyimak Film yang berjudul” Sepotong Kue Keju “ menggunakan metode ceramah.

6) Mencipakan kelas yang kondusif

7) Mengatur tempat duduk siswa agar fokus pada guru saat menyampaikan materi Bahasa Indonesia dengan sub pokok

bahasan menyimak yang berjudul “ Sepotong Kue Keju .“ dengan

metode ceramah.

8) Mempersiapkan teks bacaan cerita “Sepotong Kue Keju”

9) Mempersiapakan Lembar Kerja Siswa


(24)

34

b. Tindakan

Secara umum pelaksanaan tindakan siklus I dalam penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap kegiatan yaitu :

1) Kegiatan awal (a) Berdoa

(b) Apersepsi, memotivasi dan penjelasan materi serta tujuan materi yang akan diajarkan tentang kemampuan menyimak dengan menggunakan metode ceramah.

2) Kegiatan Inti

(a) Guru menjelaskan materi tentang cerita “Sepotong Kue

Keju”.

(b) Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai cerita sepotong kue keju.

(c) Siswa mendengarkan cerita yang di ceritakan guru.

(d) Siswa menjawab pertanyaan dengan menulis pada lembar kerja siswa (LKS) sesuai isi cerita.

3) Kegiatan Akhir

(a) Bersama-sama siswa mengulas pembelajaran dengan metode

ceramah yang berjudul “Sepotong kue keju”.

(b) Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan. (c) Melakukan post test

(d) Doa pulang.

c. Pelaksanaan Observasi

Dalam tahapan ini peneliti bersama observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses belajar siswa tunarungu pada materi kemampuan menyimak di kelas. Observasi atau pengamatan tersebut dilakukan untuk mengenali dan mengumpulkan data dari


(25)

35

Aam Mardiah, 2013

setiap indikator mengenai kerja siswa dalam belajar mata pelajaran bahasa Indonesia.

Fungsi dilakukannya observasi / pengamatan tersebut yaitu untuk mengetahui bagaimana kemampuan dan aktivitas proses belajar siswa tunarungu dalam menyimak cerita. Instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi tersebut adalah lembar penilaian dari setiap indikator baik indikator siswa maupun guru.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis data dari hasil lembar penilaian siswa dan indikator siswa yang dikumpulkan dari tindakan siklus I yang telah dilaksanakan. Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan analisis dan ditafsirkan, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Kemudian dilakukan evaluasi apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah berhasil sesuai tujuan yang diharapkan.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 6 -2-2013, dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahapan ini peneliti berkolaborasi dengan observer dalam merumuskan dan mempersiapkan antara lain :

1) Rencana Jadwal hari Rabu tanggal 6-2-2013 2) Mempersiapkan perangkat observasi

3) Mengkomunikasikan kepada kepala sekolah sebagai observer 4) Mensosialisasikan kepada siswa-siswi kelas VII di SLB Yakalimu

Purwakarta

5) Rencana pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan sub

pokok bahasan “Menyimak Film” yang berjudul Sepotong Kue


(26)

36

6) Menciptakan kelas yang kondusif

7) Mengatur tempat duduk siswa agar fokus pada media film dengan judul sepotong kue keju

8) Media film yang ditayangkan dengan menggunakan netbook 9) Mempersiapkan lembar kerja siswa (LKS)

10)Mempersiapkan lembar penilaian hasil belajar 11)Mempersiapkan lembar kuisioner

b. Tindakan

Secara umum pelaksanaan tindakan siklus II dalam penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap kegiatan yaitu :

1) Kegiatan awal (a) Berdoa

(b) Apersepsi, memotivasi dan penjelasan materi serta tujuan materi yang akan diajarkan tentang kemampuan menyimak dengan menggunakan media Film.

2) Kegiatan Inti

(a) Guru menjelaskan materi tentang film “Sepotong Kue Keju”. (b) Siswa memperhatikan penjelasan peneliti mengenai film

sepotong kue keju .

(c) Siswa memperhatikan film yang ditayangkan

(d) Siswa menjawab pertanyaan tentang isi film dengan menuliskan pada lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan kemampuan menyimaknya.

(e) Siswa menjawab kuesioner tentang manfaat belajar menyimak dengan media film.

3) Kegiatan Akhir

(a) Bersama-sama siswa mengulas pembelajaran dengan media

film yang berjudul “Sepotong kue keju”.

(b) Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diberikan. (c) Melakukan post test


(27)

37

Aam Mardiah, 2013

(d) Doa pulang

c. Pelaksanaan Observasi

Dalam tahapan ini peneliti bersama observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses belajar siswa tunarungu pada materi kemampuan menyimak di kelas. Observasi atau pengamatan tersebut dilakukan untuk mengenali dan mengumpulkan data dari setiap indikator mengenai kerja siswa dalam belajar mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan media film instrumen yang dilakukan dalam melakukan observasi tersebut adalah lembar observasi dari setiap indikator siswa maupun peneliti dan lembar penilaian siswa serta dari lembar kuesioner.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis data dari hasil lembar penilaian siswa dan indikator siswa yang dikumpulkan dari tindakan siklus II yang telah dilaksanakan. Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan mengguanakn analisis dan menafsirkan, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Kemudian dilakukan evaluasi apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah berhasil sesuai tujuan yang diharapkan.


(28)

38

Gambar tahapan penelitian ini sesuai dengan teori Suharsimi, et.al {2006:16} dapat digambarkan di bawah ini:

Gambar 3.1 Tahapan Siklus I dan II

Perencanaan I

RPP, metode ceramah, LKS, lembar observasi

Lembar penilaian Pelaksanaan Tindakan I Hari/tgl Senin 14/01/2013 Observasi/pengamatan I

Siswa masih kurang faham dalam menyimak cerita yang disampaikan

Refleksi I

Kemampuan menyimak masih

40%

Perencanaan II

RPP, media film, LKS, Lembar observasi, lembar penilaian, Lembar Kuesioner Pelaksanaan Tindakan II Hari /Tgl Rabu 06-02-2013 Pengamatan/ Observasi II

dengan media film kemampuan menyimak siswa

meningkat

Refleksi II

Dari 40% meningkat menjadi sesuai dengan

KKM yaitu 80%

SIKLUS I


(29)

39

Aam Mardiah, 2013

D. Variabel Penelitian

1. Definisi Konsep Variabel

a) Media Film

Penggunaan media film ini merupakan variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Salah satu tujuan dalam penggunaan media film ini melengkapi proses belajar mengajar dalam sistem pendidikan yang biasa dilakukan di sekolah.

b) Kemampuan Menyimak

Kemampuan menyimak merupakan variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini merupakan aspek utama yang akan diteliti dengan menggunakan media film. Kemampuan menyimak sangat diperlukan siswa tunarungu dalam memahami pelajaran dan untuk kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.

2. Definisi Operasional Variabel

1) Media Film

Penggunaan media film ini digunakan sebagai treatment untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa tunarungu kelas VII SMPLB. Media film ini berisikan cerita seorang kakak dan adik yang menginginkan sepotong kue keju yang harganya mahal, mereka mengumpulkan uang dari sisa uang jajannya, setelah terkumpul akhirnya mereka jadi membeli kue tersebut. Ketika mereka akan memakan kue keju tersebut datang seorang nenek dan cucunya, cucu nenek tersebut menginginkan kue keju mereka, dengan ikhlas akhirnya mereka berbagi kue keju dengan disuapi oleh nennek itu. Adapun langkah operasional penggunaan media film ini yaitu:

(a) Menyalakan Komputer

(b) Membuka Folder media film “Sepotong Kue Keju”


(30)

40

Dalam pembelajaran siswa memperhatikan alur film itu dan diharapkan siswa lebih fokus sehingga kemampuan menyimaknya meningkat.

2) Kemampuan Menyimak

Langkah operasional siswa tunarungu dalam kemampuan menyimak dengan menggunakan media film yaitu melihat, memahami isi film, menginterpretasi isi film, mengevaluasi isi film, dan menanggapinya.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat atau instrumen yang dipergunakan peneliti dan observer mendampingi secara berkolaborasi untuk mengumpulkan data atau informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrumen penelitian yang dipergunakan yaitu:

1. Lembar Observasi (Pengamatan)

Lembar observasi atau pengamatan adalah panduan dalam melakukan penelitian terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati. Indikator-indikator tersebut sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.

Bentuk lembar observasi dimaksud adalah berupa daftar dengan

memberi tanda ceklist”” pada katagori penilaian. Katagori penilaian

ini merupakan petunjuk mengenai gambaran situasi objek yang diamati atau diteliti, misalnya jika indikator yang diamati muncul atau ada maka

dikategorikan “Ya” dan jika tidak muncul maka dikategorikan

“tidak” adapun aspek yang diamati dari observasi tersebut adalah Aspek

guru meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Tindakan Pembelajaran, dan Penilaian. Aspek dari siswa meliputi belajar dengan baik, menjawab pertanyaan, bertanya, perhatian minat siswa dan


(31)

41

Aam Mardiah, 2013

melaksanakan tugas evaluasi. Lembar observasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini,

Tabel 3.2 Lembar Observasi

N O

Aspek yang diobservasikan Pada Siklus I dan Siklus II

Pernyataan

KET Siklus I Siklus II

Ya Tdk Ya Tdk

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Standar Kompetensi b. Kompetensi Dasar c. Indikator

d. Tujuan Pembelajaran e. Materi Pokok

f. Metode Pembelajaran

g. Langkah-langkah pembelajaran h. Alat, Bahan dan Sumber

Belajar i. Penilaian SIKLUS I - Dalam penyusunan RPP kurang sistematis - Penulisan soal terlalu panjang - Metode penyampaian kurang jelas

2. Tindakan Pembelajaran a. Kegiatan Guru 1) Berpakaian Rapih

2) Menggunakan bahasa yang runut.

3) Menyampaikan Materi cerita dengan metode ceramah 4) Menyampaikan Materi dengan

media film

5) Memberikan Kesempatan bertanya kepada siswa b. Kegiatan Siswa

- Penyampaian materi kurang dipahami siswa - Saat menerangkan jangan membelakangi siswa


(32)

42

1) Belajar dengan baik dari setiap cerita yang disampaikan 2) Memperhatikan tayangan film. 3) Perhatian dan minat siswa

dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode ceramah.

4) Perhatian dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan media film

5) Siswa Bertanya 6) Melaksanakan evaluasi

SIKLUS II - Pembelajaran dengan menggunakan media film pada siswa lebih membantu dan lebih konsentrasi dalam menyimak materi-materi yang disampaikan - Siswa lebih

mudah untuk menyelesaiakn soal-soal yang diberikan

3. Penilaian

a. Bentuk tes :

- Format penilaian cerita Sepotong kue keju - Format penilaian Film

sepotong kue keju b. Jenis tes : Tulis

c. Alat tes : Butir-butir aspek penilaian

2. Lembar Penilaian Kemampuan Menyimak

Lembar penilaian ini merupakan instrumen untuk mengumpulkan data-data atau informasi sebagai masukan bagi guru dalam melakukan penilaian mengenai kemampuan menyimak cerita dalam proses belajar mata pelajaran bahasa Indonesia lembar tes ini memuat sejumlah indikator penilaian sebagai acuan untuk menilai hasil


(33)

43

Aam Mardiah, 2013

kemampuan menyimak cerita. Penilaian terhadap hasil kemampuan menyimak cerita dilakukan dengan menggunakan kategori dengan pemberian bobot skor atau nilai (skala nilai 0 sampai 1) sebagai berikut:

Tabel 3.3

Format Penilaian Cerita”Sepotong Kue Keju”

Siklus I

No Aspek Yang Dinilai Skor

0 1

1 Apa judul cerita yang disampaikan?

2 Siapa yang pulang sekolah ingin membeli kue keju ? 3 Berapa harga kue keju tersebut?

4 Berapa jumlah sisa uang kakak dan adik?

5 Cukupkah uang mereka untuk membeli kue keju? 6 Apa yang mereka kumpulkan Untuk membeli kue ? 7 Apakah mereka jadi membeli kue tersebut?

8 Siapakah yang datang pada saat mereka mau makan kue keju?

9 Siapakah tokoh-tokoh cerita yang disampaikan? 10 Bagaimana sifat kakak dan adik tersebut?

Tabel 3.4

Format Penilaian Film”Sepotong Kue Keju”

Siklus II

No Aspek Yang Dinilai Skor

0 1

1 Apa judul film yang ditayangkan?

2 Siapa yang pulang sekolah ingin membeli kue keju ? 3 Berapa harga kue keju tersebut?

4 Berapa jumlah sisa uang kakak dan adik?


(34)

44

6 Apa yang mereka kumpulkan untuk membeli kue? 7 Apakah mereka jadi membeli kue tersebut?

8 Siapakah yang datang pada saat mereka mau makan kue keju?

9 Siapakah tokoh-tokoh film yang ditayangkan? 10 Bagaimana sifat kakak dan adik tersebut?

Keterangan: Skor 0 : Salah Skor 1 : Benar 3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya suatu kegiatan dalam hal ini proses pembelajaran. Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain wawancara dan observasi. Dokumen dalam penelitian ini berupa foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas siswa dalam penelitian. Gambar-gambar foto dideskripsikan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan siswa pada setiap siklus. (dapat dilihat pada halaman lampiran).


(35)

45

Aam Mardiah, 2013

Di bawah ini salah satu contoh Dokumentasi

Peneliti sedang menyampaikan materi pada Siklus I

F. Teknik Pengumpulan Data untuk Hipotesis Tindakan/Pernyataan

Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui tekhnik pengumpulan data meliputi: Sumber data, jenis data, tekhnik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(36)

46

Tabel 3.5

Teknik Pengumpulan Data

No Sumber Data

Jenis Data Tekhnik

Pengumpulan

Instrumen

1.

2.

3.

Siswa

Guru

Siswa

Jumlah Siswa menjawab benar soal post tes tentang kemampuan menyimak cerita dan film

Aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung

Respon siswa terhadap media film yang digunakan untuk pembelajaran.

Melaksanakan tes tertulis pada LKS

Observasi

Penyebaran kuesioner.

Soal tes, lembar penilaian siswa

Lembar Observasi

Kuesioner atau angket tanggapan siswa.


(37)

66

Aam Mardiah, 2013

Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa tunarungu kelas VII di SLB Yakalimu Purwakarta dengan melalui beberapa tindakan mulai dari siklus I dan dilanjutkan Siklus II, serta seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media film dapat meningkatkan kemampuan menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa tunarungu. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan di kelas dan melihat hasil test ditunjukan dalam diagram bahwa rata-rata kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dari siklus I yaitu 3,75 atau sekitar 40% dan siklus II yaitu 7,7 atau sekitar 80% yang hasilnya semakin meningkat.

Efektivitas penggunaan media film pada proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan tindakan mulai dari tahapan siklus II yang dilakukan pada siswa tunarungu menunjukan peningkatan hasil belajar. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada siswa tunarungu melalui media film.

B. Saran

Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran di SLB diperlukan media audiovisual seperti film, kualitas menyimak siswa pada pelajaran bahasa Indonesia sangat meningkat. Oleh karen itu Peneliti menyarankan:


(38)

67

1. Bagi Guru

Agar penggunaan media film dapat diterapkan secara optimal, terutama pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan terlebih dahulu mengidentifikasi jenis film yang sesuai dengan pelajaran.

2. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memfasilitasi kebutuhan guru tentang ketersediaan media film sehingga baik guru maupun siswa dapat merasakan manfaat yang lebih dalam proses kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia khususnya.

Mengingat penggunaan media film dapat dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh mampu meningkatkan kemampuan menyimak siswa dalam memahami pelajaran, maka penggunaan media film ini perlu dicoba atau dipraktekan oleh semua guru bahasa indonesia. Melalui penelitian tindakan kelas {PTK} ini sangat bermanfaat bagi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran dan akan terjadi perbaikan serta peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa di kelas.


(39)

67

Aam Mardiah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ahmad, A. (2012). Hypno Creativa Teknik Mengelola dan Mengatasi Emosi Buah Hati Menjadi Prestasi. Jakarta: PT Luxima Metro Media.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi SMPLB-B (Tunarungu). Jakarta : Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.

Djamarah, S.B, dkk. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gottman, J. (1999). Kiat-Kiat Membesarkan Anak Yang Memiliki Kecerdasan

Emosional. Jakarta : Gramedia

Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda.

Muslich, M. (2010). Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia.

Bandung : PT Refika Aditama.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunanto, dkk. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah. Bandung: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia.

Tarigan, H. G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Nurdiana, J. (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Tirtha, C. (2006). Animasi Harus Punya Pesan. [Online]. Tersedia:

http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=2460. [Februari 2013].

Zainuddin, A.F. (2006). Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Jakarta: Afzan Publishing.


(1)

44

Aam Mardiah, 2013

Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB B Di SLB Yakalimu Purwakarta

| |

6 Apa yang mereka kumpulkan untuk membeli kue? 7 Apakah mereka jadi membeli kue tersebut?

8 Siapakah yang datang pada saat mereka mau makan kue keju?

9 Siapakah tokoh-tokoh film yang ditayangkan? 10 Bagaimana sifat kakak dan adik tersebut?

Keterangan: Skor 0 : Salah Skor 1 : Benar 3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya suatu kegiatan dalam hal ini proses pembelajaran. Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain wawancara dan observasi. Dokumen dalam penelitian ini berupa foto yang diambil berupa aktivitas-aktivitas siswa dalam penelitian. Gambar-gambar foto dideskripsikan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan siswa pada setiap siklus. (dapat dilihat pada halaman lampiran).


(2)

Aam Mardiah, 2013

Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB B Di SLB Yakalimu Purwakarta

| |

Di bawah ini salah satu contoh Dokumentasi

Peneliti sedang menyampaikan materi pada Siklus I

F. Teknik Pengumpulan Data untuk Hipotesis Tindakan/Pernyataan

Data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui tekhnik pengumpulan data meliputi: Sumber data, jenis data, tekhnik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(3)

46

Aam Mardiah, 2013

Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB B Di SLB Yakalimu Purwakarta

| |

Tabel 3.5

Teknik Pengumpulan Data

No Sumber

Data

Jenis Data Tekhnik

Pengumpulan Instrumen 1. 2. 3. Siswa Guru Siswa

Jumlah Siswa menjawab benar soal post tes tentang kemampuan menyimak cerita dan film

Aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung

Respon siswa terhadap media film yang digunakan untuk pembelajaran.

Melaksanakan tes tertulis pada LKS

Observasi Penyebaran kuesioner. Soal tes, lembar penilaian siswa Lembar Observasi Kuesioner atau angket tanggapan siswa.


(4)

66 Aam Mardiah, 2013

Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB B Di SLB Yakalimu Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siswa tunarungu kelas VII di SLB Yakalimu Purwakarta dengan melalui beberapa tindakan mulai dari siklus I dan dilanjutkan Siklus II, serta seluruh pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media film dapat meningkatkan kemampuan menyimak pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa tunarungu. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan di kelas dan melihat hasil test ditunjukan dalam diagram bahwa rata-rata kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dari siklus I yaitu 3,75 atau sekitar 40% dan siklus II yaitu 7,7 atau sekitar 80% yang hasilnya semakin meningkat.

Efektivitas penggunaan media film pada proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan tindakan mulai dari tahapan siklus II yang dilakukan pada siswa tunarungu menunjukan peningkatan hasil belajar. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada siswa tunarungu melalui media film.

B. Saran

Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran di SLB diperlukan media audiovisual seperti film, kualitas menyimak siswa pada pelajaran bahasa Indonesia sangat meningkat. Oleh karen itu Peneliti menyarankan:


(5)

67

Aam Mardiah, 2013

Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB B Di SLB Yakalimu Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Bagi Guru

Agar penggunaan media film dapat diterapkan secara optimal, terutama pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan terlebih dahulu mengidentifikasi jenis film yang sesuai dengan pelajaran.

2. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memfasilitasi kebutuhan guru tentang ketersediaan media film sehingga baik guru maupun siswa dapat merasakan manfaat yang lebih dalam proses kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia khususnya.

Mengingat penggunaan media film dapat dilaksanakan dengan baik dan sungguh-sungguh mampu meningkatkan kemampuan menyimak siswa dalam memahami pelajaran, maka penggunaan media film ini perlu dicoba atau dipraktekan oleh semua guru bahasa indonesia. Melalui penelitian tindakan kelas {PTK} ini sangat bermanfaat bagi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran dan akan terjadi perbaikan serta peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa di kelas.


(6)

67 Aam Mardiah, 2013

Penggunaan Media Film Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB B Di SLB Yakalimu Purwakarta

| |

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ahmad, A. (2012). Hypno Creativa Teknik Mengelola dan Mengatasi Emosi Buah Hati Menjadi Prestasi. Jakarta: PT Luxima Metro Media.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Kompetensi SMPLB-B (Tunarungu). Jakarta : Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PT Refika Aditama.

Djamarah, S.B, dkk. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gottman, J. (1999). Kiat-Kiat Membesarkan Anak Yang Memiliki Kecerdasan

Emosional. Jakarta : Gramedia

Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda.

Muslich, M. (2010). Garis-Garis Besar Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Bandung : PT Refika Aditama.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refika Aditama. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunanto, dkk. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi dan Makalah. Bandung: Jurusan Pendidikan Luar Biasa Universitas Pendidikan Indonesia.

Tarigan, H. G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Nurdiana, J. (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Tirtha, C. (2006). Animasi Harus Punya Pesan. [Online]. Tersedia: http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=2460. [Februari 2013].

Zainuddin, A.F. (2006). Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Jakarta: Afzan Publishing.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA CARTOON PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA Penggunaan Media Cartoon Picture Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Negeri Sambiduwur

0 1 10

PENGGUNAAN TEKNIK DICTOGLOSS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA MATA Penggunaan Teknik Dictogloss Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD N 2 Karangtalun Tahun 2013

0 2 18

PENERAPAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK TERHADAP MATA PELAJARAN Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi Peserta Didik Kelas V Mi Sudirman Kaliboto Mojoge

0 3 14

PENERAPAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi Peserta Didik Kelas V Mi Sudirman Kaliboto

0 3 14

PENGGUNAAN MEDIA FILM BERTEKS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA RESEPTIF ANAK TUNARUNGU KELAS IX SMPLB-B SUKAPURA BANDUNG.

0 0 23

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA SD KELAS I.

0 4 16

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU SLB-B NEGERI CICENDO : Studi Deskriptif Pada Siswa Tunarungu Kelas VII SMPLB di SLB-B Negeri Cicendo Kota Bandung.

0 1 18

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI.

0 0 33

PENGGUNAAN MEDIA HAND PHONE MELALUI SHORT MASSAGES SERVICE (SMS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STRUKTUR KALIMAT DALAM TATA BAHASA INDONESIA PADA SISWA TUNARUNGU RINGAN KELAS VIII SMPLB-B DI SLB B/C TUT WURI HANDAYANI.

0 0 33

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI MEDIA FILM ANIMASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA TUNALARAS KELAS V DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA.

0 2 149