EVALUASI KURIKULUM MODEL RESPONSIF PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV STUDI ADMINISTRASI PERHOTELAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG.

(1)

STUDI ADM INISTRASI PERHOTEL AN

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG

DISERTASI

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang Pengembangan Kurikulum Pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Promovendus

Lien Maulina

NIM: 0707076

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIK AN INDONESIA

JANUARI 2013


(2)

on the Education Program Curriculum of

Dipl. IV Hotel Department, Hotel

Administration Study Program at Bandung

Institute using Responsive Evaluation

Model

Oleh Lien Maulina

A.Mad.Par BPLP Bandung, 1982 S.Sos STIA Bagasasi Bandung, 1995

M.Pd. in Curriculum Development, 2004

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Sekolah Pasca Sarjana

Program Studi Pengembangan Kurikulum

© Lien Maulina 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

Bandung, Januari 2013

Disetujui dan Disyahkan untuk Mengikuti Ujian Sidang Terbuka (Tahap II) Oleh Pembimbing Disertasi

Prof. Dr. H. Said Hamid Hasan, MA Promotor

Prof. Dr. Hj. Hansiswany Kamarga, M.Pd Ko. Promotor

Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd Anggota

--- SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

Bandung, Januari 2013

Menyetujui,

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran SPs UPI

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd

NIP. 19490227 197703 1 002


(5)

Curriculum evaluation on the education program curriculum of Dipl. IV Hotel

Department, Hotel Administration Study Program at Bandung Institute using Responsive Evaluation Model

ABSTRACT

This research is aimed to evaluate comprehensively the education program curriculum of Dipl. IV Hotel Department, Hotel Administration Study Program at Bandung Institute viewed from four dimensions, starting from Curriculum as an idea, Curriculum as a document, Curriculum as implementation, and Curriculum as a result. These issues into four research questions, namely 1) the suitability of Dipl. IV education of Hotel Administration Program in responding a work field demand. 2) curriculum performance as the document of Dipl. IV Hospitality Education study program at Bandung Tourism Institute which is currently used nowadays, 3) the connection of curriculum implementation with the target achievement, and, 4) consistency level of the curriculum idea with the curriculum document and the curriculum implementation and also with the outcomes of curriculum. This curriculum evaluation uses qualitative approach. It is a study using responsive evaluation model of Stake’s. The data analysis results yield findings and show that, there is no suitability between the education curriculum idea of Dipl. IV of Hotel Administration Study Program with the work field demand, The case caused by the qualification demanded by the work field does not match with the fresh graduated except for the only one target that is to become operation manager. 2) the findings of curriculum as the documents are, a) curriculum document is not made basically on graduate profile, so the material study does not refer to the competency which must be owned by the graduates in order to be able to carry the role which is suitable to profile. 3) the finding of curriculum implementation connection with the target achievement has worked well enough however it is caused by the unperfected curriculum used as reference of the curriculum target that cannot be achieved and, 4) there is no consistency between the curriculum idea and the curriculum document. There is no consistency between the curriculum implementation and also there is no consistency between the curriculum idea and the outcomes of curriculum. Referring to the evaluation, the researcher recommends 1) to adjust the curriculum objectives, 2) to revise curriculum document in order to be consistent with the curriculum objectives and 3) to maintain the curriculum process which has been carried out well. It was proved that responsive evaluation model very effective in answering the research questions.

Key words: Relevance, Consistence, and Responsive evaluation model

Promovendus: Lien Maulina


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kurikulum program pendidikan Diploma IV, Jurusan Hospitaliti, program studi Administrasi Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, dilihat dari empat dimensi, yaitu kurikulum sebagai ide, kurikulum sebagai dokumen, kurikulum sebagai implementasi dan kurikulum sebagai hasil. Isu dirumuskan ke dalam empat permasalahan penelitian, yaitu: 1) kesesuaian ide kurikulum pendidikan Diploma IV program studi Administrasi Perhotelan dalam menjawab tuntutan lapangan pekerjaan, 2) performa kurikulum sebagai dokumen, program pendidikan Hospitaliti Diploma IV Program Studi Administrasi Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. 3) keterkaitan Implementasi kurikulum dengan pencapaian tujuan, dan 4) tingkat konsistensi ide kurikulum dengan dokumen kurikulum dan implementasi kurikulum serta outcomes dari kurikulum. Evaluasi menggunakan pendekatan kualitatif dengan model evaluasi Responsif dari Stake. Hasil análisis data menghasilkan temuan dan menyimpulkan bahwa 1) hanya terjadi sebagian kesesuaian antara ide kurikulum pendidikan Diploma IV program studi Administrasi Perhotelan dengan tuntutan lapangan pekerjaan artinya ide kurikulum yang bertujuan menghasilkan manajer tidak dapat sepenuhnya menjawab tuntutan lapangan pekerjaan, hal ini disebabkan karena kualifikasi yang diminta oleh dunia kerja berbeda dengan kualifikasi lulusan (fresh graduated) kecuali untuk salah satu tujuan menjadi operational manager, 2) temuan dari kurikulum sebagai dokumen adalah, a) dokumen kurikulum tidak dibuat berdasarkan profil lulusan, sehingga kajian materi tidak semuanya merujuk pada kompetensi yang harus dimiliki lulusan agar dapat menjalankan peran sesuai dengan profil, 3) temuan tentang keterkaitan implementasi kurikulum dengan pencapaian tujuan adalah implementasi kurikulum telah berjalan dengan cukup baik, terutama dalam hal praktikum tingkat manajerial, namun dikarenakan dokumen kurikulum yang digunakan sebagai acuan tidak sempurna, mengakibatkan tujuan kurikulum tidak tercapai dengan baik, dan 4) tidak terjadi konsistensi ide kurikulum dengan dokumen kurikulum, tidak terjadi konsistensi antara ide kurikulum dengan implementasi kurikulum, serta tidak terjadi konsistensi antara ide kurikulum dengan outcomes dari kurikulum. Melihat hasil evaluasi tersebut, peneliti merekomendasikan 1) dilakukan penyesuaian tujuan kurikulum agar sepenuhnya relevan dengan kebutuhan industri, 2) perbaikan dokumentasi kurikulum agar konsisten dengan tujuan kurikulum, dan 3) implementasi kurikulum agar konsisten dengan tujuan serta dokumen kurikulum. Model Evaluasi Responsif terbukti efektif dalam mengevaluasi kurikulum program pendidikan diploma IV, program studi Administrasi Perhotelan, karena telah berhasil menjawab pertanyaaan penelitian.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... ...

i

ABSTRACT... ...

ii

KATA

PENGANTAR... ...

iii

UCAPAN

TERIMAKASIH... ...

v

DAFTAR

ISI... ...

vii

DAFTAR

TABEL... ...

xi

DAFTAR

GAMBAR... ...

xii

DAFTAR

LAMPIRAN... ...

xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Be1akang

Masalah... ...

1

B. Fokus Permasalahan

Penelitian... ...

1 4


(8)

C. Perumusan Masalah... ...

1 4

D. Tujuan dan Manfaat

Penelitian... ...

1 6

E. Pendekatan

Penelitian... ...

1 9

BAB II KURIKULUM PENDIDIKAN PARIWISATA

A Konsep Pariwisata

………. .

2 2

1. Konsep

Hospitaliti……… ………....

2 6

2. Karakteristik Industri Perhotelan………....……

2 9

3. Klasifikasi

Hotel………...… ……..

3 0

4. Struktur dan Organisasi Hotel…………..….………

3 3

B. Konsep Kurikulum

……… ....

3 8


(9)

Dasar……… ………

8

2. Pengertian

Kurikulum………... ……..…

4 0

3. Dimensi

Kurikulum………..……… …...

4 5 4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum yang Relevan dengan Kebutuhan Industri

5. Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan……….….….

5 5

5 9

a.a. Definisi Kompetensi

dan Karakteristik

Kompetensi……..

5 9

a.b. Pendidikan Berbasis Kompetensi……… …….…

6 2

a.c. Prinsip-Prinsip

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi……… ………

6 6

a.d. Pentingnya Unsur Kualitas dalam Kurikulum Berbasis


(10)

……… ………….…

8

a.e. Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai Media Pendidikan Karier……..……… ………. 7 1

a.f. Kerangka Kualifikasi

Nasional Indonesia

(KKNI)……

7 3

a.g. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

7 8

a.h. Desain Kurikulum

Berbasis Kompetensi

………..………

8 4

a.i. Implementasi Berbasis Kompetensi

Kurikulum……..……

9 4

C. Konsep Evaluasi

Kurikulum…...………

…….

1. Pengertian Evaluasi ………….……… .

2. Evaluasi

Kurikulum…….……… ……….

3. Fokus Kajian Evaluasi Kurikulum………..……….. 9 8 9 9 1 0 2 1 0 3


(11)

D. Evaluasi

Kualitatif………

…………..

1. Pengertian Evaluasi Kualitatif……….……… 2. Landasan Filosofis Pendekatan Kualitatif…….……….. 3. Keterbatasan Evaluasi Kualitatif…….……… 4. Model-Model Evaluasi……… ……

a. Case Study Model……….……… …..

b. Illuminative Model……….…….………… …

c. Responsive Evaluation Model………. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 1 4 1 1 5 1 1 6

BAB III METODOLOGI

PENELITIAN

A. Metode

Penelitian……… ..………... 1. 1 4 7 1


(12)

Lokasi……… ………..………...

2. Objek

Penelitian………..……… ………

3. Sumber Data, Prosedur

Pengumpulan Data dan Teknik Pengumpulan Data ……….…… ……. 4 7 1 4 7 1 4 8 B. Prosedur Model Evaluasi

Responsif ……….

a. 1. Temuan dan Analisis mengenai kesesuaian ide kurikulum

Pendidikan Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan dalam menjawab tuntutan lapangan pekerjaan………

a. 2. Temuan terhadap

Performa Kurikulum sebagai Dokumen Studi Administrasi Perhotelan……… ………

b. 3. Temuan Keterkaitan implementasi Kurikulum dengan

PencapaianTujuan………

………

c. 4. Temuan untuk

Konsistensi Ide Kurikulum dengan DokumenKurikulum

dan Implementasi

Kurikulum……… 1 6 3 1 8 2 1 9 2 2 0 4


(13)

BAB IV PEMBAHASAN HASIL

PENELITIAN

a. A. Sejarah Berdirinya

Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung……… 22

4

a. B. Pembahasan Temuan

Keterandalan Responsive

Evaluation Model dalam

Evaluasi Kurikulum

Program Pendidikan

Diploma IV Program Studi Administrasi

Perhotelan………...

2 2 7

C. Pembahasan Temuan

………….……… a. 1. Pembahasan Temuan

Mengenai Kesesuaian Ide

Kurikulum Pendidikan

Diploma IV Studi

Administrasi Perhotelan Dalam Menjawab Tuntutan

Lapangan Pekerjaan

………...

b. 2. Pembahasan Terhadap Temuan Performa Kurikulum sebagai dokumen program pendidikan Diploma IV Program Studi Administrasi Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung………... 2 3 1 2 3 1 2 3 8 2


(14)

...

c. 3. Pembahasan Temuan Keterkaitan Implementasi Kurikulum dengan Pencapaian Tujuan……… d. 4. Pembahasan Mengenai

Temuan Konsistensi Ide Kurikulum Dengan Dokumen Kurikulum Dan Implementasi Kurikulum …...

4 4

2 5 3

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……..……… ……… 2 5 6 B. Implikasi………..……… ………... 2 5 9 C. Rekomendasi…….……… ……….. 2 6 0 DAFTAR PUSTAKA... ... 2 6 3 LAMPIRAN-LAMPIRAN... ... 2 6 8 RIWAYAT HIDUP... 3 1


(15)

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan pendidikan masyarakat memperoleh bekal berupa kemampuan dan keterampilan untuk bekerja di dunia industri sesuai dengan bidang yang diminati dan ditekuninya. Bekal tersebut juga akan memberi kekuatan kepada seseorang untuk dapat bertahan dan berkembang di dalam menjalani kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan, terutama dalam menghadapi globalisasi.

Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar, seperti: 1) perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat dunia, 2) perubahan dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis, terutama dalam pendidikan dan praktik berkewarganegaraan, 3) perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke perkembangan kemanusiaan. (Dirjen Dikti:2008)

Pada tahun 1994, Pemerintah Indonesia telah meratifikasi perjanjian World

Trade Organisation dan perjanjian-perjanjian multilateral menjadi Undang-Undang

Republik Indonesia No.7/1994 tentang Agreement Establishing The World Trade

Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Perjanjian tersebut mengatur tata-perdagangan


(17)

barang, jasa dan trade related intellectual property rights (TRIPS) atau hak atas kepemilikan intelektual yang terkait dengan perdagangan. Dalam bidang jasa, yang masuk sebagai obyek pengaturan WTO adalah semua jasa, kecuali “jasa non-komersial atau tidak bersaing dengan penyedia jasa lainnya”. Dengan berlakunya undang-undang tersebut, maka ketentuan-ketentuan WTO yang mengatur perdagangan barang, jasa dan hak atas kepemilikan intelektual yang terkait dengan perdagangan (trade related intellectual property rights) harus dilaksanakan.

Salah satu annex (lampiran) dari World Trade Organization (WTO) adalah

General Agreement in Services (GATS) atau perjanjian umum di dalam bidang jasa,

yang dibicarakan pada putaran Doha tahun 2000. Di dalam perjanjian tersebut terdapat dua belas jenis jasa yang diperdagangkan, dan dua di antaranya adalah jasa pendidikan (Educational Services) serta pariwisata dan usaha transportasi wisatawan yang terkait (Tourism and Travel Related Services). Pemberlakuan perdagangan jasa ini sudah dimulai secara bertahap saat negara anggota diminta menyampaikan

schedule of Commitment.

Selanjutnya pada Putaran Hongkong dibahas langkah-langkah untuk meningkatkan komitmen dalam melaksanakan keputusan Doha dengan meminta kepada masing-masing negara anggota untuk menawarkan atau melakukan “offering

sektor-sektor yang akan diliberalisasi. Menurut Hidayat (2006) Indonesia telah menawarkan lima sektor jasa, yaitu konstruksi, telekomunikasi, bisnis, angkutan laut, pariwisata, dan keuangan. Pada putaran ini, Indonesia telah memasukkan lagi sektor


(18)

jasa pendidikan dan menawarkan liberalisasi jasa-jasa pendidikan, yakni: 1) jasa pendidikan menengah teknikal dan vokasional, 2) jasa pendidikan tinggi teknikal dan vokasional, 3) jasa pendidikan tinggi, 4) jasa pelatihan dan kursus bahasa, 5) jasa pendidikan dan pelatihan sepakbola dan catur.

Hidayat (2006) mengungkapkan, di dalam perjanjian WTO tersebut ada aturan pokok dan kewajiban yang perlu dipahami, yaitu: 1) prinsip non-diskriminasi (most-favoured nation clause), 2) prinsip integrasi ekonomi, (economic integration

Clause), 3) prinsip keterbukaan (transparancy). Hal penting lainnya yang perlu

diketahui oleh warga negara dan badan usaha di dalam perjanjian tersebut adalah tentang komitmen khusus, yaitu:

1. Akses Pasar (market access); yaitu cara pemasokan (mode of supply) yang

menyebutkan bahwa setiap anggota organisasi perdagangan dunia, harus memberikan jasa dan pemasok jasa dari negara lain, memberikan perlakuan yang tidak berbeda kepada yang bersangkutan sesuai dengan dengan persyaratan, pembatasan dan kondisi yang disepakati dalam Schedule of

commitment. Di dalam perjanjian tersebut terdapat empat moda yang

diterapkan, yakni: 1) Cross Border Supply, 2) Consumption abroad, 3)

Commercial Presence, 4) Movement of Natural Persons.

2. Perlakuan Nasional (National Treatment), yaitu bahwa setiap negara peserta


(19)

negara lain dengan perlakuan yang diberikan kepada jasa yang berasal dari negara setempat.

Liberalisasi menuju perdagangan bebas jasa yang dipromosikan oleh WTO adalah untuk mendorong agar pemerintah negara anggota tidak menghambat empat moda penyediaan jasa tersebut dengan kebijakan-kebijakan intervensionis. Dari komitmen khusus tersebut di atas, yang menarik perhatian peneliti adalah akses pasar, terutama moda keempat, yaitu Movement of Natural Persons yang mengandung arti bahwa setiap warga negara yang kompeten dari seluruh negara peserta dapat bekerja di negara peserta lainnya dengan mendapatkan perlakuan yang sama seperti yang diberikan kepada warga negaranya. Menyimak hal yang dikemukakan oleh Hidayat tersebut, maka dapat dilihat bahwa persaingan kerja akan semakin tinggi, pemerintah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dinas pendidikan, ketenaga kerjaan, para pemangku kepentingan, dunia industri pariwisata dan masyarakat harus bahu membahu dalam mempersiapkan masyarakat yang berkemampuan dan terampil dalam bekerja di bidang pariwisata, sehingga dapat hidup berdampingan dengan warga negara seluruh negara anggota World Trade

Organization yang bergerak di bidang perdagangan jasa pariwisata dan jasa

pendidikan.

Untuk dapat mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan pendidikan dan pariwisata dalam mensejahterakan masyarakat, dibutuhkan formulasi strategi yang baik karena pada era ini tentunya berbeda dengan era sebelum diberlakukannya


(20)

General Agreement in Services (GATS). Tahun 2020 adalah tahun yang disepakati

sebagai awal resmi diberlakukannya era perdagangan bebas. Persiapan untuk menyambut masa tersebut tentunya telah dilakukan oleh para anggota termasuk Indonesia. Salah satu bagian yang ada dalam formulasi strategi adalah tentang pengembangan sumber daya manusia.

Untuk menghadapi tahun 2020, industri pariwisata memerlukan sumber daya manusia yang kompeten. Salah satu antisipasi yang dilakukan pemerintah adalah dengan mensyahkan Peraturan Presiden Republik Indonesia no. 2 tahun 2007, tanggal 25 Januari 2007 tentang Asean Tourism Agreement atau persetujuan Pariwisata Asean. Pasal 8 dari Peraturan Presiden Republik Indonesia tersebut menyatakan bahwa negara anggota wajib bekerjasama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang industri pariwisata dengan:

(1) Merumuskan pengaturan tanpa hambatan untuk memudahkan negara anggota ASEAN menggunakan tenaga akhli pariwisata professional dan tenaga kerja terampil yang ada di kawasan ASEAN berdasarkan pengaturan bilateral. (2) Mengintensifkan upaya berbagi sumberdaya dan sarana untuk program

pendidikan dan pelatihan pariwisata.

(3) Meningkatkan kurikulum dan keterampilan pariwisata dan merumuskan standar kompetensi dan prosedur sertifikasi yang mengarah pada saling pengakuan atas keterampilan dan kualifikasi di kawasan ASEAN.


(21)

(4) Memperkuat kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan SDM, dan

(5) Melakukan kerjasama dengan negara-negara lain, kelompok negara dan lembaga-lembaga international dalam pengembangan SDM di bidang pariwisata.

Dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia No.7/1994 tentang

Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan

Organisasi Perdagangan Dunia) dan Peraturan Presiden Republik Indonesia no. 2 tahun 2007, tanggal 25 Januari 2007 tentang ASEAN Tourism Agreement atau persetujuan pariwisata bagi negara-negara anggota ASEAN tersebut menyebabkan terbentuknya paradigma baru dalam pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada perguruan tinggi untuk mengembangkan berbagai potensi. Wewenang pada perguruan tinggi tersebut berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka yang panjang, untuk itu dibutuhkan keputusan strategis.

Sehubungan dengan masuknya pendidikan (educational services) dan pariwisata (tourism and travel related services) ke dalam jasa yang diperdagangkan di era globalisasi tahun 2020, maka pendidikan dan pariwisata Indonesia dituntut untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu agar mempunyai competitive advantages dan membantu menciptakan kesuksesan di masa yang akan datang.


(22)

Hal ini sejalan dengan paradigma baru penataan sistem pendidikan tinggi, yang mulai diterapkan pada Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Pengajaran (SP4) sejak 1997. Perguruan tinggi harus menyelenggarakan pendidikan yang mengacu pada peningkatan mutu yang berkelanjutan. Untuk itu diperlukan evaluasi yang sistematis dan mendalam dari mulai perumusan ide kurikulum, perencanaan dan dokumentasi kurikulum, implementasi kurikulum sampai pada evaluasi hasil akhir kurikulum.

Bertitik tolak dari pemikiran bahwa proses pendidikan memiliki peran penting dalam optimalisasi pencapaian program-program yang direncanakan oleh pemerintah dan sektor privat, maka masyarakat sudah mulai harus diajak pada pemikiran yang lebih terbuka, bahwa fungsi layanan pendidikan tinggi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha dan masyarakat.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional sudah menganut paradigma seperti itu, dengan demikian dunia industri sebagai badan usaha, baik milik pemerintah maupun swasta perlu dimintakan tanggung jawab dan kontribusi yang lebih besar dalam penyediaan layanan tersebut, dan salah satunya dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih di tempatnya, baik sebagai tenaga pelaksana, pengawas maupun manager.

Dunia industri pariwisata dan dunia pendidikan bekerja sama dalam memberikan bimbingan, pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan seluruh aspek


(23)

pribadi peserta didik. Jika tanggung jawab dunia industri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih di tempatnya, maka tanggung jawab lembaga pendidikan adalah menyusun kurikulum dan materi pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar kerja di masa yang akan datang, di mana peserta didik selesai menjalankan pendidikan dan mulai bekerja. Tanggung jawab industri dan lembaga pendidikan tersebut merupakan dua hal penting yang harus dilakukan agar pelaksanaan pembaharuan dan peningkatan kualitas pendidikan berjalan harmonis, seiring dan sejalan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya bidang pariwisata.

Kebutuhan pasar kerja pariwisata masa kini dan masa yang akan datang akan meningkat seirama dengan kebutuhan perdagangan bebas tahun 2020. Sumber daya usaha pariwisata, pada saat ini dan masa yang akan datang memiliki kesempatan dan peluang kerja yang sangat tinggi, karena jasa pariwisata berada di dalam persaingan perdagangan tingkat dunia. Dengan demikian bidang pariwisata diharapkan mampu meraih serta memanfaatkan kesempatan dan peluang tersebut. Untuk menjamin agar SDM pariwisata dapat bersaing di tingkat dunia, dan agar penerimaan pekerjaan dan lingkungan tetap terjaga, serta untuk melindungi kepentingan terbaik dari orang-orang yang terlibat dalam sektor pariwisata, maka diperlukan lembaga pendidikan sumber daya manusia pariwisata yang berkualitas tinggi.


(24)

Di dalam laporan akhir Strategi Pengembangan SDM bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda dan olah raga tahun 2009 (www. Kemenparekaf:2012) tertulis bahwa sampai saat ini daya saing dan kualitas tenaga kerja pariwisata Indonesia masih rendah atau menempati peringkat 40 dari 133 negara yang menjadi sampel telaah. Selanjutnya UU nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa setiap tenaga kerja bidang pariwisata wajib memiliki standar kompetensi kerja. Di dalam laporan tersebut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata menyampaikan harapan agar sektor pariwisata Indonesia berkembang dan berada paling depan di antara negara lain dengan tingkat daya saing yang tinggi. Penekanan harapan tersebut terutama ditujukan pada SDM pariwisata, khususnya yang bergerak di sektor perhotelan, restoran, dan SPA.

Melihat posisi kualitas SDM pariwisata tahun 2009, dan menimbang kewajiban bahwa setiap tenaga kerja memiliki standar kompetensi yang diatur oleh UU harus memiliki kualitas dan kompetensi yang diakui sekaligus berstandar internasional. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas. Menurut UU RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, ayat (21), evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.

Selanjutnya, dalam UU yang sama, Bab XVI tentang Evaluasi, Akreditasi, dan Sertifikasi, Bagian kesatu pasal 57, ayat (1) tertulis bahwa: evaluasi dilakukan


(25)

dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Kemudian dalam Pasal 58, ayat (2) evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional. Di dalam Bab IV, tentang Hak Dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerintah, Bagian Kesatu, tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara, pasal 8 dikatakan bahwa masyarakat berhak, berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.

Pendidikan vokasi dan profesi mengajarkan keahlian terapan, menekankan pada perkembangan skill, afektif kognitif dan psikomotorik, maka lebih jauh, tingkat keberhasilan suatu lembaga pendidikan tidak hanya ditentukan oleh tingkat profesionalisme yang dipunyai lulusannya, tetapi juga oleh kesempatan yang terbuka bagi lulusannya untuk mendapatkan tempat kerja yang sesuai di pasar kerja (labor

market).

Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang memiliki sifat untuk menyiapkan penyediaan tenaga kerja, untuk itu orientasi pendidikannya harus tertuju pada lulusannya yang dapat dipasarkan di pasar kerja. Menurut Calhoun & Finch (1982:66), ”vocational education can develop a marketable man by developing his ability to perform skills that extend his utility as a tool of production”. Hal tersebut


(26)

mempunyai daya jual tinggi, dengan cara mengembangkan kemampuannya dalam membentuk keahlian yang dapat meningkatkan kegunaan dirinya sebagai alat produksi. Untuk melihat pencapaian sasaran dan pendayagunaan pendidikan kepariwisataan, maka diperlukan sebuah evaluasi kurikulum pendidikan pengembangan sumber daya manusia pariwisata tersebut.

Vocational education should be evaluated on the bases of economic efficiency. Vocational education is economically efficient when (a) it prepare students for specific jobs in the community on the basis of man power needs, (b) it ensures an adequate labour supply for an occupational area, and (c) the student gets the job for which he was trained (Calhoun & Finch 1982:66)

Pernyataan tersebut mengandung arti bawa pendidikan vokasi tersebut harus dievaluasi untuk melihat apakah secara ekonomi efisien. Dikatakan efisien jika (a) pendidikan vokasi menyiapkan peserta didik untuk melaksanakan pekerjaan yang spesifik di dalam masyarakat dengan basis kebutuhan akan tenaga tersebut, jika yang disiapkan itu oleh pendidikan vokasi itu tenaga manajerial, tetapi masyarakat pengguna lulusan tidak membutuhkan tenaga managerial, maka pendidikan tersebut bisa dikatakan secara ekonomi tidak efisien. (b) pendidikan tersebut menjamin kecukupan pasokan tenaga untuk lapangan pekerjaan, dan, (c) lulusan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan apa yang dilatihkan dalam pendidikan, Jadi jika di sekolah peserta didik dilatih sebagai supervisor dan sebagai manajer, tetapi setelah lulus bekerja sebagai tenaga pelaksana, maka dapat dikatakan pendidikan vokasi tersebut secara ekonomi tidak efisien.


(27)

Evaluasi kurikulum merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah pendidikan vokasi. Menurut Hasan (2008:41) evaluasi kurikulum adalah usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu. Hasan menambahkan bahwa keberlakuan kurikulum dibatasi oleh waktu. Kurikulum yang sesuai untuk konteks waktu tertentu belum tentu cocok untuk waktu yang lain, walaupun diberlakukan di tempat yang sama. Hal ini disebabkan karena perubahan variabel lingkungan makro, lingkungan yang tidak bisa dikendalikan seperti lingkungan ekonomi, politik, sosial budaya, hukum, persaingan, informasi teknologi dan hal lainnya yang menandakan perkembangan zaman. Lingkungan makro tersebut walaupun tidak bisa dikendalikan, tapi harus diperhatikan karena akan memberikan pengaruh dan menentukan nilai dan kualitas pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut kurikulum merupakan variabel yang dapat dikendalikan, artinya dapat dikendalikan oleh pemerintah, oleh pengembang kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukannya, baik lokal, nasional, regional maupun mayarakat dunia. Jika tidak, maka kualitas hasil dari pendidikannya akan menjadi rendah dan usang.

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung adalah unit pelaksana teknis dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (sekarang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), merupakan lembaga pendidikan pariwisata berbasis kompetensi, di mana di dalamnya terdapat Program Diploma IV, Studi Administrasi Perhotelan,


(28)

yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga manajerial. Program ini telah dibuka sejak tahun 1992 (Sadkar:2012).

Di dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata: PM.No.48/DL. 107/MKP/2010 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Program Diploma pada Pendidikan Tinggi Pariwisata di Lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, pasal 7 menyatakan bahwa Evaluasi Kurikulum Program Diploma Pada Pendidikan Tinggi Pariwisata di Lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali. Dari hasil pengamatan dan wawancara terindikasi bahwa perlu dilakukan evaluasi terkait relevansi tujuan program dengan kebutuhan industri, evaluasi tentang performa kurikulum, konsistensi tujuan kurikulum dengan dokumen kurikulum, serta implementasi dan evaluasi hasil kurikulum. Peneliti khawatir bahwa kurikulum KBK prodi ADH kurang mendukung pencapaian tujuan, karena untuk menjadi seorang manager, banyak faktor yang harus dipenuhi,

Peneliti melihat adanya jarak antara kualifikasi yang dimiliki lulusan dengan kualifikasi yang dipersyaratkan oleh ”user” yang mungkin disebabkan oleh perubahan yang terjadi antara waktu kurikulum disusun dengan masa kini, hal lain yang lebih memberatkan lagi profil lulusan tersebut kini tercantum dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.48/DL.107/MKP/2010. Untuk itu diperlukan pengkajian ulang atau evaluasi tentang relevansi dan konsistensi program pendidikan Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan dengan kebutuhan industri,


(29)

dimulai dari ide kurikulum (pengembang) dan rencana tertulis kurikulum (dokumen) hingga implementasi kurikulum, evaluasi hasil yang dilakukan secara khusus.

B. Fokus Permasalahan Penelitian

Adapun fokus permasalahan penelitian evaluatif ini adalah melihat kembali kesesuaian ide kurikulum pendidikan Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan dalam menjawab tuntutan lapangan pekerjaan, dengan menelusuri sejarah perkembangan kurikulum program studi, melihat performa dokumen kurikulum tersebut, keterkaitan implementasi kurikulum dengan pencapaian tujuan sejak awal hingga saat ini dan melihat konsistensi dari ide kurikulum dengan dokumen kurikulum, implementasi kurikulum serta berdasarkan sejarah perkembangan tersebut dapat dilihat kemungkinan outcomes dari kurikulum yang digunakan saat ini.

C. Perumusan Masalah

Di dalam studi evaluasi model Responsif, isu-isu yang muncul di dalam sebuah organisasi dianggap sebagai “conceptual organizers”. Model tidak menghendaki adanya hipotesis, tujuan, atau persamaan regresi. Isu-isu tersebut dapat berupa kegelisahan, kebingungan, ketidak jelasan, keruwetan, problema, penilaian subjektif terhadap program atau organisasi yang dirasakan oleh orang-orang yang terkait dengan program tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Stake:1996 sebagai berikut:

“Issues are suggested as “conceptual organizer” for the evaluation study, rather than hypotheses, objectives, or regression equation. Issues are organizational perplexities or problems. The term “issues” draws thinking toward complexity,


(30)

particularity, and subjective valuing already felt by persons associated with the program.

Karena peneliti adalah dosen di program studi tersebut maka isu-isu kurikulum telah dirasakan bersama dan terlihat baik oleh pengelola program maupun oleh dosen. Permasalahan kurikulum yang kompleks sejak berdirinya program studi, hingga kini berpotensi untuk menjadi masalah besar, sehingga memerlukan penyelesaian yang seksama dan segera. Isu- isu yang muncul diseleksi dan beberapa dipilih untuk dijadikan dasar dalam menyusun struktur atau kerangka dalam melanjutkan diskusi serta rencana pengumpulan data. Dengan demikian data dikumpulkan melalui observasi yang sistematik, dan wawancara yang mendalam, dapat memberikan kontribusi dalam memahami dan memecahkan permasalahan kurikulum.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di atas maka dapat dirumuskan empat isu pokok penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ide kurikulum pendidikan Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan

merupakan pikiran kurikulum masih sesuai untuk menjawab tuntutan lapangan pekerjaan pada saat ini?

2. Bagaimanakah konsistensi dari ide kurikulum, dokumen kurikulum dan implementasi kurikulum tersebut?


(31)

3. Bagaimanakah performa kurikulum sebagai dokumen, program pendidikan Hospitaliti Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

4. Apakah implementasi kurikulum mendukung pencapaian tujuan?

Isu pokok tersebut diangkat menjadi pertanyaan penelitian, seperti di bawah ini:

1. Bagaimanakah kesesuaian ide kurikulum pendidikan Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan dalam menjawab tuntutan lapangan pekerjaan?

2. Bagaimanakah konsistensi ide kurikulum dengan dokumen kurikulum dan implementasi kurikulum serta outcomes dari kurikulum?

3. Bagaimanakah performa kurikulum sebagai dokumen, program pendidikan Hospitaliti Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung?

4. Bagaimanakah keterkaitan implementasi kurikulum dengan pencapaian tujuan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian adalah untuk:

a. Menilai konsep besar bidang studi kurikulum, yaitu konsep relevansi, dalam studi ini relevansi antara desain dengan tuntutan lapangan. Tujuan ini memberikan makna yang kuat bagi bidang studi kurikulum karena suatu kurikulum harus memenuhi relevansi antara manusia apa yang akan dihasilkan


(32)

kurikulum dengan pemanfaatan kualitas yang dimiliki manusia tersebut di kehidupan di masyarakat pada waktu yang bersangkutan telah menyelesaikan studinya. Sedangkan relevansi tersebut ditetapkan pada waktu konstruksi kurikulum dilakukan.

b. Menilai performa kurikulum sebagai dokumen, program pendidikan Hospitaliti Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang dipergunakan saat ini.

c. Menilai keterkaitan implementasi kurikulum dengan pencapaian tujuan.

d. Menilai konsistensi ide kurikulum dengan dokumen kurikulum dan implementasi kurikulum serta kemungkinan outcomes dari kurikulum.

e. Menguji keterandalan dari model evaluasi responsif dalam program pendidikan Hospitaliti Diploma IV Studi Administrasi Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait yang diuraikan dalam manfaat teoritis dan manfaat praktis.

a. Manfaat Teoritis

1) Mengembangkan dasar teoritik relevansi dalam pengembangan kurikulum. Peneliti mengembangkan dasar teoritik yang digali dari wawancara mendalam dengan seorang akhli kurikulum, Hamid Hasan. (Januari:2012). Dasar teoritik


(33)

relevansi yang dikembangkan ini merupakan prinsip dasar, yang dapat membantu pengembang kurikulum dalam mengembangkan sebuah kurikulum, karena seorang pengembang kurikulum dituntut untuk menghasilkan kurikulum yang relevan dengan tuntutan lapangan, saat mahasiswa telah menyelesaikan studinya. Berhubung relevansi ini ditetapkan pada waktu konstruksi kurikulum dilakukan, maka pengembang kurikulum harus mampu. memandang jauh ke depan.

2) Mengembangkan prosedur baru model Evaluasi Responsif dari Stake. Peneliti merevisi model ini dan mengembangkannya menjadi prosedur baru, sehingga dapat dijadikan panduan oleh evaluator internal. Dengan model yang direvisi ini, diharapkan bias pribadi (subjektivitas) dapat ditekan sampai ke tingkat yang derajatnya dianggap objektif. Prosedur dari model ini sebelumnya terdiri dari 12 langkah peristiwa (events), dimodifikasi menjadi tujuh events dan dalam peristiwa analisis ditambahkan expert panel atau focus group discussion. Dengan demikian, maka model Evaluasi Responsif diperkaya.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi penentu kebijakan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan khususnya studi Administrasi Perhotelan, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam menentukan keputusan untuk melakukan perbaikan maupun perubahan terhadap perumusan ide kurikulum dan dokumen serta proses atau implementasi kurikulum.


(34)

2) Bagi pengelola perguruan tinggi kepariwisataan. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan pandangan dalam membuat keputusan yang tepat dan terbaik dalam merumuskan ide dan dokumen kurikulum serta proses atau implementasi kurikulum.

E. Pendekatan Penelitian

Untuk mengetahui sampai sejauh mana relevansi antara desain dengan tuntutan lapangan, melihat performa kurikulum sebagai dokumen, melihat keterkaitan implementasi kurikulum dengan pencapaian tujuan dan menilai konsistensi ide kurikulum dengan dokumen kurikulum, ide kurikulum dengan implementasi kurikulum serta ide kurikulum dengan outcomes dari kurikulum studi Administrasi Perhotelan pendidikan kepariwisataan dalam menyiapkan sumber daya manusia bagi industri pariwisata yang optimal, peneliti harus menemukan unsur-unsur pokok sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, maka digunakan penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif, karena segmen yang khusus dan terbatas, maka untuk model evaluatif kualitatif dipilih model yang khusus pula, yaitu model Evaluasi Responsif.

Pemilihan model ini juga didasarkan pada hasil konsultasi langsung, komunikasi personal peneliti dengan Robert E. Stake (2012), penemu model penelitian case study,

Education Countenance model dan Responsive Evaluation model. Stake


(35)

ini agar digunakan model Evaluasi Responsif, karena model ini lebih berorientasi pada aktifitas, keunikan dan kemajemukan dari masyarakat yang terlibat dalam program. Selain itu sifat dasar yang istimewa dari pendekatan ini adalah kesediaan mendengarkan isu kunci atau problema terutama yang telah diketahui oleh orang di lapangan dan kelengkapan aspek kurikulum yang dievaluasi.

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah atau cara baru untuk memperkaya model Evaluasi Responsif yang telah ada sebelumnya. Sehubungan dengan status peneliti sebagai dosen yang telah bekerja sejak tahun 1982 di lembaga ini, maka diperlukan perubahan prosedur dalam analisis data. Prosedur baru dalam analisis data ini dimaksudkan untuk mengurangi bias pribadi (subjektivitas) sampai ke tingkat yang derajatnya dianggap objektif. Prosedur baru dalam analisis data menjadi hal baru dalam evaluasi kurikulum yang menggunakan model Evaluasi Responsif, sehingga penerapan evaluasi kurikulum untuk evaluator internal lebih terbuka bagi siapa saja, dan kelemahan internal evaluator dapat dikurangi.

Peneliti atau evaluator adalah seorang alumni yang sudah bekerja pada lembaga tersebut, dan pernah menjabat sebagai ketua dan sekertaris program studi di beberapa program studi termasuk studi Administrasi Perhotelan, sehingga tidak diperlukan lagi familisasi, sebab peneliti berada dalam posisi yang paham tentang apa yang terjadi di lembaga ini yang mungkin sulit dimiliki oleh peneliti yang datang dari luar. Oleh sebab itu dicari pendekatan dan prosedur dalam analisis data agar evaluator


(36)

dapat memisahkan pendapat stakeholders yang terdiri dari stakeholders pemerintah, pengelola program, dosen, mahasiswa, alumni, para expert dari dunia industri.

Prosedur baru yang dikembangkan oleh peneliti didasarkan pada model pokok

Responsive Evaluation dari Stake, yang disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan

peneliti, untuk menjamin objektivitas data dan analisis. Prosedur baru dalam evaluasi ini adalah perubahan dari model asli Responsive Evaluation yang terdiri dari duabelas peristiwa (events) menjadi tujuh buah peristiwa, selain itu peneliti berusaha untuk peka terhadap berbagai pandangan, dan berusaha mengakomodasi pendapat yang ambigu serta tidak fokus pada yang datang dari pelaksana kurikulum (staf, sekretaris, ketua program studi, dosen, tenaga pengajar, alumni, serta mahasiswa), pejabat pertama yang menjadi ketua program Studi Hotel Administration dan ketua STPB periode Studi Administrasi Perhotelan dibentuk, dan ”user” Hasil temuan dianalisis ulang oleh sebuah panel expert (Focus Group Discussion) yang tidak terlibat dalam penelitian kurikulum yang dikaji, seperti tenaga akhli (expert) dari dunia industri perhotelan (user) dan para akhli kurikulum dari dunia pendidikan. Perbedaan pandangan (jika ada) antara pelaksana kurikulum dan para expert di atas dianalisis melalui dialog yang penulis lakukan pada kedua pihak secara terpisah.


(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Dalam disertasi ini data atau temuan dimasukkan ke dalam bab III, karena keterkaikan dengan model evaluasi yang digunakan, yaitu Model Evaluasi Responsif.

1. Lokasi

Penelitian ini mengambil tempat di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, jalan Dr. Setiabudhi Nomor 186 Bandung 40141 Jawa Barat, Indonesia.

2.Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kurikulum program pendidikan Diploma IV, studi Administrasi Perhotelan, jurusan Hospitaliti, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Studi tersebut dipilih karena peneliti adalah pengajar yang mengabdikan diri pada institusi tersebut sejak tahun 1982, dan pada saat ini menjadi dosen di program studi Administrasi Perhotelan. Peneliti melihat kelebihan dan kekurangan dari kurikulum studi Administrasi Perhotelan ini, dan berkeinginan untuk memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan kurikulum yang lebih baik.


(38)

3. Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, dan Teknik Pengumpulan Data a. Sumber Data

Dalam Evaluasi Responsif ini, sumber dan prosedur pengumpulan data dilakukan dengan bantuan matriks Framework Evaluation Countenance Of Educational

Model(countenance paper) dari Stake, yang terdiri atas duabelas kolom. Terdapat

dua tahap pengumpulan data yang dikelompokkan ke dalam matriks deskripsi dan matriks pertimbangan, seperti digambarkan pada bagan berikut ini.

ANTECEDENTS

TRANSACTION

OUTCOMES

Gambar: III.1 FRAMEWORKEVALUATION COUNTENANCE OF

EDUCATIONAL MODEL (Countenance Paper)

Sumber: (Stake, 1967; Worthen &Sanders, 1987)

STANDARD JUDGEMENTS

JUDGEMENT MATRIX

INTENTS OBSERVATION


(39)

Tahap pertama di kelompokan ke dalam matriks deskripsi (description matrix) dan tahap kedua dikelompokan ke dalam matriks pertimbangan (judgements matrix). Di dalam matriks deskripsi, data yang dikoleksi dibagi ke dalam dua katagori, katagori pertama adalah tujuan (intents sources) dan katagori kedua adalah observasi (observation sources). Dalam matriks pertimbangan (Judgement matrix), sumber data dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu sumber data untuk standar(standards

sources) dan sumber data untuk pertimbangan atau analisis (judgement sources).

Dalam matriks deskripsi terdapat pencarian relevansi (congruence) di antara tujuan dan observasi (intents dan observations).

Tujuan sangat erat berhubungan dengan prediksi atau ramalan, dalam hal ini diartikan sebagai rencana. Persepsi dari apa yang sebenarnya terjadi beserta konsekuensinya disebut observasi (Stake:1977). Dalam matriks ini pun akan dilakukan pencarian terhadap pertanyaan apakah terjadi konsistensi (contigency

logis) antara yang tertuang dalam dokumen ide kurikulum (antecedents) dengan

implementasi (transactions) dan (outcomes)?

Dalam bagian berikutnya terdapat kolom standar (standard) yang berisi tentang pernyataan yang dikeluarkan oleh berbagai expert dan atau teori tentang apa yang seharusnya terjadi di dalam situasi tersebut. Kumpulan data tentang bagaimana yang dirasakan orang tentang berbagai aspek dalam situasi tersebut (yang terdapat di dalam matriks deskripsi) dibandingkan dengan standar, lalu dianalisis dimasukkan ke dalam kolom pertimbangan.


(40)

Dalam mengimplementasikan pengolahan data deskriptif ini terdapat beberapa fase, yaitu:

1) Antecedents phase, fase ini mengupas tentang keadaan rencana atau kondisi sebelum program diimplementasikan. Pada fase ini, permasalahan yang diteliti adalah bagaimana perumusan ide kurikulum disusun. Apakah telah mengikuti langkah-langkah yang benar pada saat merumuskan ide kurikulum? Apakah ide kurikulum masih sesuai untuk menjawab tuntutan lapangan pada saat ini?

2) Transaction phase, fase ini akan dibagi ke dalam dua bagian, bagian pertama adalah fase di mana ide kurikulum dituangkan ke dalam dokumen kurikulum. Di bagian pertama fase ini akan diteliti apakah dokumen kurikulum disusun berdasarkan dokumen atau ide kurikulum? apakah terjadi konsistensi (contigency

logis) antara yang tertuang dalam dokumen ide kurikulum atau tidak? Bagian kedua

dari fase ini, membahas mengenai apakah implementasi sesuai dengan dokumen kurikulum?

3) Outcomes phase, adalah fase di mana diketahui hasil yang didapat akibat dari implementasi program. Disini juga akan dilihat sejauh mana hasil kurikulum, konsisten dengan tujuan yang direncanakan. Dengan kata lain peneliti akan menggali dan mempertanyakan apakah hasil dari program tersebut sesuai dengan yang diharapkan, selain itu apakah para lulusan dari program tersebut akan mempunyai kompetensi untuk melakukan peran-peran yang harus dilakukan pada


(41)

saat menerima jabatan yang tertuang dalam dokumen kurikulum (profil lulusan). Sejalan dengan hal itu akan dilihat pula apakah terjadi konsistensi antara

antecedents, transactions, dan outcomes dari kurikulum. Selanjutnya akan dicari

relevansi antara tujuan dan hasil observasi, serta di analisis apakah relevan dengan standar atau tidak.

Berdasarkan matriks tersebut maka sumber data dalam disertasi ini adalah:

1. Ketua program studi Administrasi Perhotelan periode pertama, periode tahun 1992-1996, dipilih sebab beliau turut serta dalam pengkonsruksian ide dan dokumen kurikulum, serta sekaligus sebagai penanggung jawab implementasi Kurikulum. Dosen senior, serta Pembantu Ketua I Bidang Akademik dipilih sebab yang bersangkutan termasuk pejabat dan dosen yang turut serta dalam pengkonsruksian ide dan dokumen kurikulum, serta sekaligus sebagai pelaksana dari implementasi Kurikulum.

2. Sepuluh orang dosen vokasional, yang mewakili empat pilar administrasi perhotelan (Products, Human Resources, Marketing dan Accounting) dan terkait dengan silabus, Satuan Acara Perkuliahan, serta pencapaian kompetensi yang harus dikuasai para lulusan sehingga dapat memerankan jabatan yang tertulis dalam profil lulusan.

3. Mahasiswa berjumlah delapan orang dengan komposisi empat orang mahasiswa semester dua, dan empat orang mahasiswa semester enam. Mahasiswa semester dua dan enam tersebut dipilih untuk mengetahui


(42)

proses pelaksanaan kurikulum, baik yang bersifat teori maupun praktik laboratorium.

4. Limabelas orang alumni dari periode lulusan yang berbeda dan sedang bekerja di berbagai bidang perhotelan, mewakili empat pilar administrasi perhotelan yang berada baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Wawancara dilakukan dengan menggunakan berbagai moda, baik wawancara langsung tatap muka, telefon maupun surat elektronik.

5. Dokumen kurikulum, seperti Peraturan Menteri, struktur kurikulum, silabus dan Satuan Acara Perkuliahan, dokumen Praktik Kerja Nyata dijadikan objek penelitian baik substansi maupun regulasi berkaitan dengan penyusunan kurikulum.

b. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan data yang berkelanjutan dan memperhalus tema yang muncul. Data kualitatif tersebut akan digunakan untuk mengisi matriks deskriptif dan matriks pertimbangan. Data juga didapat melalui analisis dokumen dan wawancara mendalam.

Prosedur pengumpulan data untuk mengisi kolom antecedents, adalah sebagai berikut: langkah pertama, mengumpulkan data mengenai konstruksi


(43)

kurikulum sebagai ide, peneliti berusaha untuk mendapatkan dokumen tentang proses konstruksi kurikulum sebagai ide, seperti dokumen surat keputusan kelompok kerja pengembangan kurikulum, risalah-risalah rapat selama kurikulum sebagai ide dikonstruksi, namun tidak berhasil, karena dokumen tersebut sudah tidak tersedia lagi, sehingga pada akhirnya menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap ketua program studi Administrasi Perhotelan periode pertama, periode tahun 1992-1996, dan terhadap dosen senior, serta Pembantu Ketua I Bidang Akademik. Langkah kedua, pengumpulan data untuk transactions menggunakan analisis dokumen serta wawancara mendalam terhadap dosen, mahasiswa dan staf prodi.Langkah ketiga, pengumpulan data untukoutcomes dengan cara wawancara mendalam, dan expert judgement.

c. Teknik Pengumpulan Data

a) Studi dokumentasi

Studi Dokumenter (Documentary Study), peneliti menghimpun dan menganalisis dokumen tertulis yang diperlukan sebagai data untuk menjawab sebagian dari pertanyaan penelitian nomor satu tentang dokumen kurikulum sebagai ide dan menjawab pertanyaan penelitian nomor dua tentang performa kurikulum. Dokumen yang diperlukan diantaranya adalah dokumen tentang ide kurikulum, dokumen tertulis kurikulum, seperti Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi, struktur kurikulum, silabus, Satuan Acara


(44)

Perkuliahan, kalender akademik, pedoman akademik, jadwal kunjungan industri, jadwal ceramah tamu dan dokumen Praktik Kerja Nyata. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) disusun secara sistematis, padu dan utuh sebagai sebuah laporan dari hasil analisis dokumen. Di dalam Dokumen Peraturan Menteri Terbaru tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi di Lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, tertulis tujuan kurikulum pendidikan Diploma IV, program studi Administrasi Perhotelan, kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh lulusan, beserta profil lulusan dan struktur kurikulum. Profil lulusan yang tertulis di dalam Peraturan Menteri tersebut adalah lulusan dapat bekerja sebagai Accounting manager,

marketing manager, operation manager, duty manager, human resources manager.Hal ini berbeda dengan tujuan-tujuan kurikuler sebelumnya, di mana

sebelumnya tujuan kurikulum adalah mempersiapkan tenaga manajerial di bidang perhotelan. Dalam rangka pengkayaan data dan analisa dokumen tersebut dibahas untuk melihat konsistensi ide kurikulum, dokumen kurikulum, implementasi kurikulum, serta hasil dari kurikulum.

b)Observasi

Untuk mendapatkan pemahaman tentang konteks yang lebih baik dalam masalah yang akan diteliti, mendorong peneliti bersikap terbuka, mendekati permasalahan yang sedang diteliti secara induktif, melihat keadaan yang mungkin tidak disadari oleh stakeholders, dan melihat sesuatu yang mungkin tidak ingin


(45)

dibicarakan stakeholders pada saat wawancara terutama masalah yang sensitif,maka peneliti melakukan observasi terhadap implementasi kurikulum, seperti proses pembelajaran di dalam kelas teori atau pun praktik laboratorium. Observasi praktik laboratorium dilaksanakan untuk beberapa mata kuliah seperti Operasional Tata Boga, Operasional Restoran dan Bar, Operasional Tata Graha, praktik tingkat manajerial di hotel praktik, termasuk praktik kerja nyata I di semester empat, dan praktik kerja nyata II yang dilakukan di semester tujuh. Di kelas teori beberapa dosen masih menggunakan strategi mengajar mahasiswa sebagai objek bukan sebagai subjek. Di laboratorium praktik para mahasiswa bergabung dengan mahasiswa regular program Diploma III di program studi terkait, sebagian mahasiswa terlihat kaku dan tidak melebur dengan baik selain itu intensitas praktik manajerial di hotel praktik atau di unit practice assigned sangat terbatas. Pada saat pelaksanaan praktik kerja nyata kedua, yaitu pada saat mahasiswa berada di semester tujuh, seharusnya mahasiswa melaksanakan program management training, namun pada kenyataannya terdapat mahasiswa yang berada dalam posisi pelaksana.

c) Wawancara Mendalam:

Wawancara mendalam dilakukan terhadap Stakeholders, dalam penelitian ini dibagi ke dalam enam kelompok, yaitu: 1) stakeholders pemerintah, 2) manajemen dan staf program studi Administrasi Perhotelan, 3) dosen dan tenaga pengajar, 4) alumni, 5) mahasiswa, dan 6) tenaga akhli dari dunia industri.


(46)

Kelompok pertama: stakeholders pemerintah, adalah pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah melalui Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, yang merupakan unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, diwakili oleh ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung pada periode tersebut, wawancara dengan ketua periode tersebut dilakukan dengan cara komunikasi jarak jauh menggunakan telefon, namun beliau mengatakan lebih baik peneliti mewawancarai pejabat terkait yang masih aktif. Wawancara mendalam secara langsung dengan Pembantu Ketua Satu, yang pada saat itu turut terlibat dalam pembentukan program studi Administrasi Perhotelan. Dari Pembantu Ketua Satu diperoleh informasi bahwa latar belakang dibentuknya program pendidikan Diploma IV studi Administrasi Perhotelan adalah untuk mengisi kebutuhan tenaga managerial bidang perhotelan dan untuk meningkatkan status lembaga, dari Balai Pendidikan menjadi Sekolah Tinggi. Selanjutnya wawancara dilanjutkan dengan Ketua studi Administrasi Periode Pertama. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai latar belakang tujuan dibukanya program Administrasi Perhotelan, Ketua program studi tersebut mengungkapkan bahwa konten atau materi untuk program tersebut diambil dan dikembangkan dari program pendidikan Diploma III berjenjang, jurusan Hotel Management. Program tersebut merupakan program pendidikan diploma tertinggi jurusan perhotelan dari Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata, yang kemudian beralih status menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.


(47)

Kelompok kedua: manajemen dan staf studi Administrasi Perhotelan, adalah ketua dan sekretaris program studi dan staf yang menyiapkan program pendidikan dari awal hingga akhir. Staf program studi adalah mereka yang membantu penyelenggaraan program pendidikan, bertugas menyiapkan laporan absensi setiap mahasiswa dan proses belajar mengajar, mengorganisasikan nilai evaluasi keberhasilan mahasiswa, dan administrasi lainnya. Manajemen program studi Administrasi Perhotelan adalah mereka yang berstatus dosen dan pada saat ini duduk sebagai ketua dan sekretaris program studi bertanggung jawab atas kelancaran penyelenggaraan program pendidikan. Ketua dan Sekertaris program studi tersebut adalah pejabat baru, namun termasuk dosen senior di jurusan Hospitaliti. Wawancara dilakukan secara informal, berulang kali untuk mendapatkan data mengenai implementasi kurikulum.Implementasi kurikulum dilakukan sesuai dengan apa yang tertulis di dalam dokumen kurikulum.

Kelompok ketiga:dosen dan tenaga pengajar yang menyampaikan perkuliahan, di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung termasuk di program studi Administrasi Perhotelan. Sebagian dari dosen bertugas di laboratorium praktik dan ada yang bertugas menyampaikan materi teori baik umum maupun materi vokasi di dalam kelas. Terdapat lebih dari enampuluh orang dosen yang mengajar di program studi Administrasi Perhotelan, dan 10 orang diwawancarai untuk mendapatkan data mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar di ADH. Wawancara dilaksanakan di kantor program studi Administrasi Perhotelan atau di kantor lainnya secara


(48)

individual, pertanyaan berkisar tentang dokumen kurikulum dan persiapan mengajar (silabus dan satuan Acara Perkuliahan) Pada umumnya Satuan Acara Perkuliahan dibuat berdasarkan silabus. Sebagian besar mengetahui bahwa tujuan kurikulum adalah untuk menghasilkan tenaga managerial bidang perhotelan, tetapi tidak mengetahui secara pasti bahwa kompetensi apa yang harus dikuasai oleh lulusan sehingga materi yang diberikan tidak dapat memenuhi kompetensi yang diharapkan.

Kelompok keempat: alumni adalah mereka yang telah berhasil mengikuti pendidikan dan memperoleh ijazah,yang akan memberikan umpan balik dari program pendidikan yang telah diikutinya. Sebanyak limabelas orang alumni, turut serta di dalam penelitian ini, mereka adalah lulusan dari periode yang berbeda, yang sekarang sudah bekerja, dan tersebar di seluruh dunia.Wawancara dilakukan secara langsung dan juga dilakukan dengan bantuan telefon dan surat elektronik. Wawancara alumni dilakukan secara langsung saat alumni mengunjungi kampus (insidentil) dan sebagian dipilih berdasarkan jabatan terkait empat pilar Administrasi Perhotelan. Hasil wawancara memperlihatkan bahwa mereka mempunyai kepercayaan diri yang tinggi untuk bekerja di pilar produk untuk posisi pelaksana atau penyelia, dan untuk pilar lainnya. Diperlukan pengalaman beberapa tahun untuk mencapai posisi manajerial terutama jika ingin berkarir di hotel berbintang empat dan lima.

Kelompok kelima: mahasiswa, adalah mereka yang mengikuti program pendidikan, mahasiswa program studi Administrasi Perhotelan yang dipilih sebagai


(49)

informan berjumlah 8 orang dengan komposisi sebagai berikut: empat orang dari semester dua dan empat orang dari semester enam.Mahasiswa dipilih secara acak, dan diwawancarai secara langsung terkait dengan implementasi kurikulum,

Kelompok keenam: expert dari dunia industri, adalah para manajer yang bekerja di industri perhotelan dan telah berada di dalam posisi managerial di mana sebagian dari alumni program studi Administrasi Perhotelan pada saat ini bekerja, sehingga dapat memberikan penilaian dan pertimbangan terhadap kualitas dari alumni tersebut. Kelompok expert atau tenaga ahli dari dunia industri ini, sebagian adalah alumni studi Administrasi Perhotelan dan alumni dari program studi lainnya yang telah meraih sukses di industri. Para expert tersebut diambil dari berbagai hotel, yaitu dari: Hotel Hilton Bandung, mewakili human resourcesdevelopment, Jayakarta Anyer Villas mewakili Accounting department, Banana Inn Bandung mewakili sales and marketing department, Savoy Homann Bandung mewakili food

and beverages departement, Swiss Bell Hotel (General Manager), Aston Denpasar

Bali mewakili General Manager, dan Aston Pasteur Bandung mewakili sales and

marketing. Mereka menjabat sebagai Human Resources Manager, General Manager, Accounting Manager, Food and Beverages Manager, dan Marketing manager. Hasil dari wawancara dan judgement dari para expert tersebut mengungkapkan bahwa alumni studi Administrasi Perhotelan sangat cepat beradaptasi dan mempunyai fleksibilitas yang baik, dengan kata lain dapat


(50)

ditempatkan di berbagai bidang yang ada di industri perhotelan, namun memerlukan pengalaman beberapa tahun untuk mencapai posisi managerial.

d) Panel Expert (Focus Group Discussion) dan Expert Judgement

Panel Expert (Focus Group Discussion)digunakan untuk validasi temuan

penelitian. Peneliti mempresentasikan hasil penelitian di hadapan para expert tersebut, kemudian paraexpert diminta untuk memberikan tanggapan, sanggahan dan pertimbangan tentang hasil penelitian tersebut, di antaranya mengenai tujuan kurikuler, materi, isi dan hasil dari kurikulum. Paraexpert juga diminta masukannya untuk peningkatan kesesuaian kurikulum dengan tuntutan lapangan.

Expert Judgment adalah cara untuk mengungkapkan dan mengumpulkan

pendapat, pandangan dan pertimbangan serta penilaian para ahli dari dunia industri terhadap kualitas, kompetensi hardskills dan softskills yang dimiliki oleh para lulusan program studi Administrasi Perhotelan yang bekerja di perusahaan di mana para tenaga ahli tersebut berperan sebagai atasannya. Expert tersebut dipilih berdasarkan empat pilar pendidikan di program studi Administrasi Perhotelan, yaitu

sales and marketing, accounting, product (food and beverages department

danrooms division, sertahuman resources. Jadi peneliti mencari manager hotel berbintang tiga ke atas yang menduduki dan menguasai empat pilar tersebut. Beruntung bagi penulis karena melalui Ikatan Alumni, maka penulis bisa mengundang dan menghadirkan para alumni yang sudah menjabat sebagai manager


(51)

dan bersedia membantu memberikan judgementatau penilaian terhadap kualitas lulusan, pengalaman kuliah, proses perkembangan karier sejak mendapatkan pekerjaan pertama hingga menjadi manager.

c. ProsedurAnalisis Data

Prosedur analisis data untuk antecedents, transaction dan outcomes adalah sebagai berikut: data yang didapatkan dari matriks deskripsi tentang intents dibandingkan dengan data yang didapat dari matriks deskripsi observations, seharusnya terjadi congruencies dalam hal ini relevansi antara keduanya, lalu dibandingkan dengan standar ideal yang didapatkan dari teori atau yang digunakan di lapangan, selanjutnya seandainya terjadi perbedaan maka perbedaan tersebut dianalisis dan diberikan pertimbangan. Prosedur tersebut dituangkan ke dalam matriks atau tabelberikut ini.

TABEL No.III. 1

ANALISIS DATA MODEL COUNTENANCE PAPER

KESESUAIAN IDE KURIKULUM DALAM MENJAWAB TUNTUTAN LAPANGAN PEKERJAAN

Intentions Observations Standard Judgement Antecedents Qualified team

curriculum developer Timpengemba ng kurikulum terdiri dari manajemen STPB Tim pengembang kurikulum terdiri dari manajemen STPB Terbatasnya kualifikasi pengembang kurikulum di

Qualified team curriculum developer

Timpengembang kurikulum terdiri dari: tenaga ahli dari dunia industri,

tenaga ahli bidang

kurikulum,dan manajemen STPB Manajemen penyusunan kurikulum diperbaiki Peningkatan kompetensi bidang kurikulum di lingkungan


(52)

Intentions Observations Standard Judgement lingkungan

STPB

STPB Melibatkan tenaga akhli dari dunia industri dan tenaga akhli kurikulum Seluruh anggota tim memberikan pemikiran tentang kurikulum yang dapat menjawab tuntutan lapangan pekerjaan, profil lulusan adalah manajer accounting, Human Resources Development, Marketing, production, Operation Seluruh anggota tim memberikan pemikiran tentang ide kurikulum, namun tidak terdapat buktitertulis tentang ide kurikulum yang dapat menjawab tuntutan lapangan pekerjaan Langkah penyusunan kurikulum tidak tertulis /tidak didokumentasik an

Sumbangan pemikiran tentang:

a. Tujuan program studi b. Analisis kebutuhan

industry c. Profil lulusan

d. Analisis peran dari jabatan e. Kompetensi yang

dibutuhkan f. Kajian materi

g. kemampuan sumber daya manusia yang akan bertanggung jawab dalam melakukan perencanaan h. pelaksanaan dan evaluasi

kurikulum, sumber daya infrastructure dan teknolog i. perencanaan pembiayaan j. calon tenaga pengajar k. calon tenaga kependidikan l. landasan filosofis m. konten kurikulum n. organisasi kurikulum o. pendekatan model

kurikulum

p. kajian kekuatan dan kelemahan serta validitas pendekatan kurikulum dalam menjawab tantangan masa depan

q. karakteristik program yang dikembangkan

r. posisi peserta didik dalam belajar

s. dokumentasi konstruksi kurikulum Optimalisasi koordinasi penyusunan kurikulum Langkah penyusunan ide kurikulum yang sesuai dengan standar


(53)

Salah satu dari expert pilar human resources development mengungkapkan, bahwa:

Tujuan kurikuler untuk menghasilkan manager secara langsung kelihatannya sulit untuk dicapai, sebab posisi manager adalah jabatan karier yang dicapai melalui pendidikan dan pengalaman kerja, mulai dari pelaksana hingga penyelia baru menjadi manager”.

Ungkapan tersebut di atas menjadi lebih tegas, sebab seorang manager yang lainnya menyatakan hal seperti berikut:

Hotel mempunyai carier development programmes untuk pegawainya, mereka mendapatkan penilaian melalui job performance appraisal, kemudian bagi yang terpilih diberi pelatihan sesuai dengan bidangnya dan dipromosikan pada level yang lebih tinggi, jadi manager merupakan promosi bagi karyawan berprestasi”.

Selanjutnya adalah tabel analisis data untuk transactions tentang performa kurikulum program pendidikan diploma IV studi Administrasi Perhotelan dengan menggunakan model Countenance paper.

TABEL No.III. 2

ANALISIS DATA MODEL COUNTENANCE PAPER

PERFORMA KURIKULUM

Intentions Observations Standard Judgement

Transactions dokumen

kurikulumsesuai dengan ide kurikulum

Dokumen kurikulum tidak sesuai dengan ide kurikulum

Ketidak teraturan kurikulum

Substansi kurikulum belum mendukung tercapainya tujuan kurikulum

dokumen kurikulum sesuai dengan ide kurikulum

Perubahan struktur dan substansi kurikulum


(54)

Intentions Observations Standard Judgement Rentang substansi kurikulum (materi/isi) memenuhi kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam ide kurikulum

Rentang substansi kurikulum (materi dan isi) belum memenuhi kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam ide kurikulum Perubahan struktur dan substansi kurikulum Dokumen kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan ide kurikulum

Dokumen kurikulum belum dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan ide kurikulum secara langsung

Perubahan struktur dan substansi kurikulum

Selanjutnya adalah tabel analisis data untuk transactions tentang keterkaitan implementasi kurikulum dengan pencapaian tujuan program pendidikan diploma IV studi Administrasi Perhotelan dengan menggunakan model Countenance paper

TABEL No.III. 3

ANALISIS DATA MODEL COUNTENANCE PAPER TENTANG KETERKAITANIMPLEMENTASI KURIKULUM

DENGAN PENCAPAIAN TUJUAN

Intentions Observations Standard Issues

Transactions Intensitas teori dan praktik

Sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen kurikulum

Dukungan mata kuliah terhadap pencapaian tujuan

Metode atau strategi mengajar

Intensitas latihan yang kurang

Kesesuain materi dirasakan kurang

Ketidak sesuaian metode pembelajaran untuk mata kuliah tertentu Intensitas latihan Kesesuain materi Kesesuaian metode pembelajaran kontrol dari pengelola program


(55)

TABEL No.III. 4

ANALISIS DATA MODEL COUNTENANCE PAPER TENTANG KURIKULUM SEBAGAI HASIL

Intentions Observations Standard Judgement

Outcomes Kompetensi

lulusan yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan

Kompetensi lulusan belum dapat menjawab tuntutan lapangan secara langsung

Tidak terserapnya lulusan sesuai dengan tujuan kurikulum

Diperlukan pendidikan dan pengalaman

Perubahan kurikulum sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan

Selanjutnya dibandingkan dengan standard dari matriks pertimbangan hasilnya dimasukan kedalam matriks pertimbangan sebagai hasil analisis.

B. ProsedurModel Evaluasi Responsif

Sebagaimana dikemukakan di bab II model Evaluasi Responsif yang digunakan terdiri atas tujuh peristiwa (events). Proses pengumpulan data yang dilakukan disesuaikan dengan ketujuh peristiwa tersebut.

1) Langkah Model

Berikut ini adalah gambar Evaluasi Responsif dari Stake (1975) yang sudah dimodifikasi oleh penelitimenjadi tujuh peristiwa,dan digunakan dalam penelitian ini.


(1)

bidang Hotel Human Resources Development, Konsentrasi bidang Hotel Accounting, dan seterusnya.

2. Penambahan masa PKN dari dua semester menjadi tiga semester, dengan perincian satu semester untuk tenaga pelaksana (PKN I), dan dua semester untuk management training (PKN II).

3. Secara pro-aktif membuat atau memperbaharui nota kesepakatan/kerjasama tentang pelaksanaan PKN I dan PKN II (management training) program studi Administrasi Perhotelan dengan hotel terpilih.

4. Agar dilaksanakan sosialisasi kurikulum kepada para dosen dan tenaga pengajar, sehingga dosen dapat membuat silabus dan SAP yang sesuai dengan tujuan kurikulum yang tercantum dalam dokumen kurikulum.

5. Agar dilakukan sosialisasi atau promosi tentang kompetensi lulusan Diploma IV ini kepada para pengguna lulusan.


(2)

Daftar Kepustakaan

Abdusy, S. ( 2009). Pengantar Metodologi. Modul 11. Riset Teknologi Informasi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar: UMB

Abma, T A. (2006) The Practice and Politicts of Responsive Evaluation. Dalam American Journal of Evaluation, Volume27, Nomor 1,p 31-43

Alwasilah, A.C. (2008). Pokoknya Kualitatif; Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Dunia Pustaka Jaya

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta13220: PT Bumi Aksara _____, S. J. dan Cepi S A. (2004) Evaluasi Program Pendidikan; Pedoman Teoritis

Praktis Bagi Praktisi Pendidikan.Jakarta 13220: Bumi Aksara

Beauchamp, A. G. (1975). Curriculum Theory. Wilmette, lllinoise: The Kagg Press Blank.E. W. (1982) Handbook For Developing Competency Based Training Programs.

Englewood Cliffs, New Jersey 07632: Prentice Hall. Inc

Bowden, A. J. (2006) Competency Based Education, Neither a Panacea nor a Pariah, tersedia pada http://crm.hct.ac.ae/events/archive/01Bowden.html

Bruce, J,dan Marsha W, C. (2000). Models of Teaching, USA: Allyn & Bacon A pearson Education Company

Bruner.J.S, (1973), The Relevance of Education, New York: W.W Norton of Company Inc.

Burhan B.(2001). Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT Raja Grafindo Persada.

Chariri, A. 2009. “Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif”, Paper disajikan pada Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif danKualitatif. Semarang Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA), Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Checci, D. The Economics of Education: Human Capital, Family Background and Inequality; The Relevance of Education: Cambridge University Press.

Coltman, M.M. dan Jagels, G. (2001) Hospitality Management Accounting. Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Creswell, J. W. (1998). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five traditions. Thousand Oaks, CA: Sage.


(3)

Dantes, N. (2009). Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di PerguruanTinggi. Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.

Direktorat Akademik, Direktorat Jenderal PendidikanTinggi, (2008). Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi, Jakarta. Erickson, H. L.(2002). Concept Based Curriculum and Instruction, Teaching Beyond the Facts.Thousand Oaks, California: Corwin Press, Inc.

Faisal, S. (1990). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasinya. Malang: YA3 Fletcher, S. (2005). Competence-Based Assessment Techniques; The Art of Training and

Development, Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Fraenkel, J. R, Wallen, E. N, 2008. How to Design and Evaluate Research in Education, New York: The Mc Graw-Hill Companies,

Gray, W, dan Liguori S.(1999) Manajemen Operasional Hotel dan Motel. Terjemahan. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pariwisata dan Kesenian.

Guba, E G. dan Lincoln, Y S. (1981). Effective Evaluation; Improving the Usefulness of Evaluation Results Through Responsive and Naturalistic Approach. San Fransisco: JosseyBass Publishers.

Hale, J.(2002). Performance Based Evaluation; Tools and Techniques to Measure the Impact of Training. San Fransisco, CA: John Wiley & Sons, Inc.

Hamalik, O. (1990), Pengembangan Kurikulum; Dasar-Dasar dan Pengembangannya, Bandung: Mandar Maju.

Hasan.H.S. (1984) .An Evaluation of The 1975 General Senior Secondary Social Studies Curriculum Implementation in Bandung Municipality. Phd Thesis, Maquarie University. School of Education. Sydney: tidak diterbitkan.

Hasan, H. (2008). Evaluasi Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hidayat, A. (2006). Kesiapan Indonesia Menghadapi Perdagangan Jasa Tourism and Travel Related Services Akan Menentukan Posisi Indonesia Menjadi Pemenang (The Winner) atau Pecundang (The Loser), Makalah pada Pengukuhan Jabatan Fungsional Widyaswara Utama. Jakarta. Tidak dipublikasikan.

Joyce, B. Et al, (2000), Models of Teaching. London: Allyn and Bacon

Kerr, B. D., (1995), A Responsive Evaluation Of A Graduate Distance Education 6164 Foundations Of Program Evaluation” Thesis, Memorial University of New Foundland. Tidak dipublikasikan.

Kirk, Miller. (1986). Reability and Validity in Qualitative Research, Beverly Hills: Sage Publication.


(4)

Kotler, Bowen, Maken. (2006) Marketing for Hospitality Industry and Tourism. Upper Saddle River, New Jersey 07458 USA: Pearson Prentice Hal

Lincoln, Y. S. &Guba, Egon G. (1985). Naturalistic Inquiry. California, Beverly Hills: Sage Publications

Liptapallop, W. (2008) Using Responsive Evaluation to Change Thai Tourist Police Volunteer Programs, Dissertation doctor, School of Education, Faculty of Arts, Education and Human Development, Victoria University, Melbourne: tidak diterbitkan

Martawijaya, D.H. (2010) Pengembangan Model Pembelajaran Teaching Factory 6 Langkah) (Model TF-6M) Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Dalam Mata Pelajaran Produktif Sekolah Menengah Kejuruan. Disertasi Doktor SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Marshal, C.dan Rossman,G. B. (1995). Designing Qualitative Research. California: Sage Publication. Inc.

Merriam, S. B. (1998). Qualitative research and case study applications in education. San Francisco: Jossey-Bass.

Miles, M. B. dan Huberman, A. M. (1994). Qualitative data analysis: A source book of new methods (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.

Miller, J. P and Seller, Wayne, (1985), Curriculum: Perspective and practice. London: Longman.

Moleong, J. L, Metodologi Penelitian Kualitatif. (2008) Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset.

_____ (2001). Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mudjiyanto, B. Kenda, Metode Fenomenologi Sebagai Salah Satu Metode Penelitian Kualitatif dalam Komunologi, Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik. Tersedia dalam http://nadhyneoprofone.blogspot.com/2011/12/berbincang tentang metodologi.html

Mudyiaharjo, R.Filsafat Ilmu Pendidikan, Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhadjir,N. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Ninemeier.D. dan Purdue, J. (2005). Hospitality Operations; Careers in the World’s Greatest Industry, Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hal


(5)

Pittman, R.S.(1985) Evaluation in the Social Studies Curriculum: A Responsive Evaluation Model. P.hd Dissertation. University of Pensylvania.Tersedia: http//repository.upenn.edu/dissertations/AAI8611020

Pratt, N. (2012). Evaluation Research in Education. Tersedia pada Http://www.edu.plymouth.ac.uk/resined/evaluation/index.html. 8/29/2012 8:07 AM Sadkar, U. H. (1997).An Evaluation On Hotel Management Education At SekolahTinggiPariwisata Bandung (Bandung Tourism Education And Training Institute) In Fulfilling Managerial Requirements Of Hotel Industry.Thesis, Hotel and Catering Studies. The Manchester Metroprolitan University: Tidak diterbitkan. ______,(2009). StudiManajemen Mutu Pendidikan Kepariwisataan Berbasis

“TEDQUAL” ;Studi Kasus Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Disertasi Doktor pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sadulloh, U. (2007). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Saylor, G.J, et.al (1981). Curriculum Planning for better Teaching and Learning. USA: Rinehart and Watson.

Schubert, W. H., (1986). Curriculum: Perspective, Paradigm and Possibility. New York: Macmillan Publishing.

Smith, N.S. (2010). Characterizing the Evaluand in Evaluating Theory. American Journal of Evaluation.(online) Tersedia http://aje.sagepub.com/content/31/3/383 (10 Maret 2012)

Sofyan Effendi, GATS dan Liberalisasi PendidikanTinggi

Sukmadinata, N. S, (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Offset.

______, N. S, (2000), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono, (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D., Bandung: Alfabeta.

Sujana, D.(2006), Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung:

Stake, R..E, (1973) Program Evaluation Particularly Responsive Evaluation. Tersedia dalam (www.wmich.edu/evalctr/pubs/ops05.pdf)

_____, R. E. (1994)., Handbook of qualitative research. Thousand Oaks, CA: Sage.

_____, R.. E. (1995). The Countenance of Educational Evaluation Thousand Oaks, CA:


(6)

_____, R. E (2004). Standard-Based and Responsive Evaluation. London: SAGE Publishing.

Stufflebeam,L. Shinkfield, Systematic Evaluation; A self-Instructional Guide to Theory and

Practice, Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing

Syaifur, R. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Bahasa Inggris Dalam Mata Kuliah Writing Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Mahasiswa Sastra Inggris; Studi kasus di Universitas Jenderal Soedirman dan Universitas Muhammadyah Purwokerto). Disertasi Doktor SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Swara Ditpertais: N0.17 Th.II, 18 Oktober 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Taba, H. (1962), Curriculum Development: Theory and Practice, New York: Harcourt Brace Jovanovich.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-UndangRepublik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Valades. B.(1994) Monitoring and Evaluating Social Programs in Developing Countries; A Handbook for Policy makes, Manager, and Researchers. Washington D.C: The World Bank.

Wagon, L. (2003) Professional Hospitality; Core Competency. Frenchs Forest. NSW 2086: Pearson Education Australia.

Winston,T, (1997). Introduction to Case Study, The Qualitative Report, Volume 3, Number 2. http://www.nova.edu/sss/QR3-2/tellis1.html.

Workshop Nasional, (2007), Sosialisasi Asean Common Competency Standard For Tourism Professionals (ACCSTP) dan Mutual Recognition Arrangement ACCSTP. Jakarta

Yin, R. K. (1994). Case study research: Design and methods. Thousand Oaks, CA: Sage. Yusuf, I. A, Focuse Group Discussion. http://bincangmedia.wordpress.com +URLnya.

Tanggal 14 maret 2012 akses)

Zais, R.S., (1976), Curriculum, Principles and Foundation, New York: Harper and Row Publisher.