KESESUAIAN DESAIN KURIKULUM DENGAN IMPLEMENTASINYA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA DI AKHIR PENDIDIKAN : Suatu studi evaluatif tentang kurikulum program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

*o/-r, oic . on

KESESUAIAN DESAIN KURIKULUM DENGAN IMPLEMENTASINYA SERTA
DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN MAHASISWA DI AKHIR
PENDIDIKAN

(Suatu studi evaluatif tentang kurikulum program studi Manajemen Patiseri,
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung)

Tesis

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Universitas Pendidikan Indonesia-Bandung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian S2

Oleh :

Lien Maulina Carrwright
NIM. 989571

&L
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

BANDUNG
2004

Diketahui,

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia,

Prof. Dr. H.R. Ibrahim, M.A.

ABSTRAK

Lien Maulina Cartwright: Kesesuaian Desain Kurikulum Dengan
Implementasinya Serta Dampaknya Terhadap Kemampuan Mahasiswa di Akhir
Pendidikan. (Suatu studi evaluatif tentang kurikulum Program Studi Manajemen
Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung).

Pemerintah Indonesia dalam Pelita VI telah menetapkan sektor pariwisata
sebagai satu sektor andalan dalam meningkatkan devisa luar negeri dan penciptaan
peluang kerja. Untuk itu pemerintah telah memproyeksikan bahwa pada tahun 2005


sektor pariwisata akan menjadi sumber penghasilan devisa utama. Dalam rangka
merespon ketetapan pemerintah tersebut, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata,
melalui Deputy Urusan Pengembangan Sumber Daya Manusia telah menginstruksikan
para unit pelaksana tugasnya untuk mempersiapkan tenaga kerja di bidang pariwisata
yang berkualitas.
Tema sentral dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk para unit
pelaksana tugasnya di tahun 2004 ini adalah peningkatan kualitas mahasiswa yang
sedang mengikuti perkuliahan, mengadakan evaluasi kurikulum agar sinkron dengan
rencana pendidikan vokasi dan profesi serta untuk lebih meningkatkan kualitas
pendidikan.
Sejalan dengan instruksi menteri dengan tema sentral tersebut, telah dibuat

penelitian atau evaluasi kurikulum, pada salah satu unit pelaksana tugas, yaitu Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung, Jurusan Manajemen Perhotelan, Program Studi Manajemen
Patiseri. Pada saat ini para unit pelaksana tugas Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata tidak lagi dituntut untuk meningkatkan kuantitas lulusan karena hal tersebut
telah disediakan oleh lembaga pendidikan lain yang serupa dan telah banyak jumlahnya.
Berkaitan dengan latar belakang masalah tersebut di atas, maka disusun


perumusan masalah yang mempertanyakan hinggamana kesesuaian desain kurikulum
dengan implementasinya serta bagaimana dampaknya terhadap kemampuan mahasiswa
di akhir pendidikan.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan penajaman pada
evaluatif dan dengan menggunakan cara kualitatif.
Hasil evaluasi melahirkan beberapa kesimpulan, yaitu : (1). Desain kurikulum

tidak diimplementasikan sebagaimana yang tersurat dalam rencana kurikulum. (2).
Implementasi kurikulum yang mana berbeda dengan yang tertera dalam desain
kurikulum, memberikan dampak yang cukup baik terhadap kemampuan mahasiswa di
akhir pendidikan. Prestasi cukup baik tersebut dinilai masih jauh dari harapan, yaitu
menghasilkan tenaga unggulan yang berkualitas tinggi.

Di dalam penelitian ini dibahas secara terperinci mengenai rekomendasi
bagaimana langkah praktis yang harus diambil Program Studi Manajemen Patiseri guna
meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa, tidak hanya dengan cara merevisi dan
mengembangkan straktur kurikulum, melengkapi silabus dan satuan acara perkuliahan,
meremajakan dan melengkapi sarana dan prasarana pendidikan yang telah ada, dengan
melaksanakan evaluasi kurikulum yang sedang berjalan dan memperbaiki
kelemahannya, meningkatkan kompetensi para tenaga pengajar baik tentang subtansi


maupun teknis pembelajaran, selain itu meningkatkan kinerja dan disiplin tenaga
pengajar dalam melaksanan proses belajar mengajar.
IV

DAFTARISI

Halaman

KATA PENGANTAR

I

UCAPAN TERIMA KASIH

VI

DAFTARISI

VII


DAFTARTABEL

IX

DAFTAR LAMPIRAN

X

BAB I.

BAB II.

Pendahuluan

A Latar Belakang Masalah

I

B. Perumusan Masalah


7

C. Pembatasan Masalah

9

D. Penjelasan Aspek YangDiteliti

9

E. Pertanyaan Penelitian

13

F. TujuanPenelitian

14

G. Manfaat Penelitian


14

Prinsip-Prinsip Dasar Desain Kurikulum dan Implementasinya,
Serta Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan

BAB III.

A. Desain Kurikulum

16

B. Implementasi Kurikulum

43

C. Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan

48


Metode dan Prosedur Penelitian

VII

A

BAB IV.

BAB V.

Metode Penelitian

50

B. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

52

C. Analisis Penelitian


55

Deskripsi, Interpretasi, dan Pembahasan Hasil Penelitian

A Deskripsi Hasil Penelitian

58

B. Interpretasi Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

98

Kesimpulan dan Rekomendasi

A. Kesimpulan

120

B. Rekomendasi


121

DAFTARPUSTAKA

125

LAMPIRAN

126

VHI

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 :

Sasaran Devisa Pariwisata

1


Tabel 1. 2 :

Sasaran Wisatawan Nusantara

2

Tabel 3. 3 :

Perincian JumlahSampel

52

Tabel 4.4:

Kelompok Mata Kuliah APN s/d Pusdikpar

63

Tabel 4.5:

Jumlah SKS dan Intensitas Waktu Perkuliahan

68

Setiap 2 Minggu untuk 13 Mata Kuliah Keahlian
Tabel 4.6:

Nilai Akhir 13 Mata Kuliah Keakhlian Khusus

69

Tabel 4. 7 :

Rata-Rata Nilai Akhir 13 Mata Kuliah Keahlian Khusus

97

DC

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Daftar Hadir Praktek

126

Lampiran 2

Daftar Hadir

127

Lampiran 3

Evaluasi Keberhasilan Belajar

128

Lampiran4

Program Pelajaran

129

Lampiran 5

Berita Acara Mengajar Dosen

130

Lampiran 6

Program Pelajaran Praktik

131

Lampiran 7

Proses Belajar Mengajar di STP Bandung

132

Lampiran 8

Practical Semesterial Exam Form

133

Lampiran 9

Practical Evaluation Sheet

134

Lampiran 10 Kurikulum Program Studi Manajemen Patiseri

135

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah Indonesia dalam Pelita VT telah menetapkan sektor

pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan devisa luar
negeri dan

penciptaan

peluang kerja,

untuk

itu

pemerintah

telah

memproyeksikan bahwa tahun 2005 sektor pariwisata akan menjadi sumber
penghasilan devisa utama.

Salah satu sasaran pariwisata 2000-2004 adalah menghasilkan devisa sekitar

US$ 7,6 Milyarpada akhirtahun 2004, denganperincian sebagai berikut:

Tabel 1. 1
Sasaran Devisa Pariwisata

Tahun

Wisman

Rata-rata Lama

Rata-rata

Jumlah US $

Tinggal

Pengeluaran/Hari

Milyar

2000

5.100.000

lOhari

US$98

5.0

2001

5.400.000

lOhari

US $ 98

5,3

2002

5.800.000

10 had

US $ 100

5,8

2003

6.300.000

lOhari

US $ 100

6,3

2004

6.900.000

lOhari

US $ 100

6,9

Propenas Kepariwisataan 2000 - 2004

Selain sasaran devisa pariwisata di atas, pemerintah pun mempunyai
sasaran wisatawan nusantara yang dapat dilihat di halaman berikut ini.

Tabel 1. 2

Sasaran Wisatawan Nusantara

Tahun

Wisnus

1999

123,77 juta

2000

126,13 juta

2001

128,52 juta

2002

130,96 juta

2003

133,45 juta

2004

135,75 juta

Propenas Kepariwisataan 20U0 - 2001

Untuk mencapai sasaran tersebut pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan pengembangan produk di bidang pariwisata, yaitu :
1.

Meningkatkan kualitas produk yang sudah ada

2.

Diversifikasikan produk wisata sesuai permintaan pasar, seperti : land
based products dan sea based products.

Selain itu pemerintah juga mempunyai konsep keberpihakkan pada
ekonomi rakyat, di antaranya dengan mengikut sertakan secara langsung sektor

informal dan usaha kecil dalam kegiatan pariwisata. Prinsip yang dipegang
dalam kepariwisataan Indonesia pada saat ini adalah, masyarakat sebagai
kekuatan dasar, pariwisata dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat (Pariwisata Inti
Rakyat), dan pariwisata adalah kegiatan seluruh lapisan masyarakat (pemerintah
hanya sebagai fasilitator).

Arah kebijakan bidang ekonomi yang tercermin dalam GBHN 1999-2004

adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan

teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan

komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk
unggulan di setiap daerah, terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan,
kelautan, pertambangan, pariwisata serta industri kecil dan kerajinan rakyat.

Karakteristik wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada
tahun 1998 sebanyak 51,8% mempunyai tujuan untuk berlibur, dan 46.5%
bermaksud untuk melakukan bisnis, dengan frekuensi kunjungan sebanyak
53.8% adalahkunjungan ulang.

Di dalam GBHN 1999-2004 dalam bidang sosial budaya salah satu

butirnya menyatakan bahwa mengembangkan pariwisata melalui pendekatan
system yang utuh dan terpadu bersifat inter-disipliner dan partisipatoris dengan
menggunakan criteria: Ekonomis, teknis, ergonomis, sosial budaya, hemat
energi, melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah agar tujuan tersebut dapat tercapai,

diantaranya adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan seperti (a).
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, (b). Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, (c).
Akademi Pariwisata Medan dan (d). Akademi Pariwisata Ujung Pandang, yang
diharapkan mampu menghasilkan tenaga profesional dibidang kepariwisataan.
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung adalah perguruan tinggi kedinasan di
lingkungan Kementerian Kebuayaan dan Pariwisata untuk keahlian khusus di

bidang pariwisata sebagai suatu keahlian profesional, yang secara teknis
operasional berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata, sedangkan secara teknis akademik pembinaan
dilakukan oleh Menteri Pendidikan

melalui Direktorat Jenderal Pendidikan

tinggi.

Harapan dari pendidikan lembaga ini adalah mampu memberikan hasil

berupa sumber daya manusia yang memiliki sasaran, misi dan visi sebagai mana
detetapkan oleh Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tahun 1999

yaitu : (1). Sebagai asset nasional, (2). Siap go international, (3). Profesional,

(4). Kreatif, (5). Memiliki jiwa kewirausahaan, (6). memperoleh kesempatan
yang sama, relevan dengan kebutuhan usaha pariwisata, berkualitas dan efisien.
Pada tahun 1998, Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, telah

mengembangkan ketetapan tersebut, khususnya dalam rangka menghadapi tahun
2000, dengan memfokuskan sumber daya manusia yang diharapkan pada cirri
kepemimpinan masa depan, yaitu : (1). Visioner, (2). Kreatif, (3). Transformatif,
(4). Komunikatif, (5). Memberdayakan, (6). Integralive-networking-simrgis, (7).

High touch-high tech, (8). Antisipatif, (9). Adaptif dan (10). Kompeten. Dengan
tetap memperhatikan kondisi yang diinginkan, antara lain: (1). Profesional, (2).
Berkualitas internasional dan memilikijiwa kewirausahaan.
SekolahTinggi Pariwisata Bandung telah menyesuaikan tujuannya dengan
konsepsi visi sumber daya manusia PARPOSTEL tahun 2005, yaitu:
Profesional, mampu dan siap bersaing baik dalam skala globalmaupun regional,
mandiri serta berjiwa wirausaha serta berwawasan kebangsaan dan kepribadian
Indonesia, tetapi kemudian dikarenakan pergerakan dan perkembangan suhu
politik dan ekonomi di Indonesia mengakibatkan perubaban departemen, dari
departemen Parpostel menjadi departemen Pariwisata dan Kesenian yang
dipimpin oleh seorang menteri negara, dengan demikian maka visi dan misinya
pun berubah sebagai berikut ini:

Visi pariwisata dan kesenian Indonesia adalah menjadi salah satu andalan
pembangunan nasional yang bertumpu

pada ekonomi kerakyatan dan

berorientasi global yang berakar pada nilai-nilai agama, budaya, lingkungan
hidup, persatuan nasional, persahabatan antar bangsa demi terwujudnya
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai
tujuan wisata internasional serta warisan budaya dunia.

Indonesia memiliki misi kepariwisataan yang isinya adalah:
1.

Peningkatan devisa.

2.

Peningkatan kesempatan kerja dan usaha.

3.

Pemberdayaan ekonomi rakyat.

4.

Pelestarian nilai-nilai budaya, agama, adat istiadat dalam rangka
pembangunan jati diri bangsa.

5.

Pelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup.

6.

Perwujudan otonomi daerah di sektor pariwisata.
Program pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dibagi

kedalam tiga jurusan yaitu: (1). Jurusan Manajemen Kepariwisataan, (2).
Jurusan Manajemen Perjalanan, dan (3). Jurusan Manajemen Perhotelan. Untuk

jurusan yang terakhir memiliki program studi sebagai berikut: (1) Administrasi
Perhotelan D. IV (2). Manajemen Divisi Kamar D. Ill (3). Manajemen Tata

Hidangan D. in (4). Manajemen Tata Boga D. HI dan (5). Manajemen Patiseri
D. in.

Program Studi Manajemen Patiseri telah dibuka sejaktahun 1975 dan saat

ini kompetensi lulusan diarahkan untuk tujuan mengisi jabatan penyelia
(supervisor) serta pimpinan menengah ke atas pada berbagai industri dan
instansi perhotelan, khususnya bagian pastry dan bakery, serta berwiraswasta.

Adapun sasaran lapangan kerja para lulusan manajemen patiseri adalah pada
usaha pehotelan di bagian patiseri dan bakeri, bakeri-bakeri serta industri atau

pabrik kue dan roti, atau berwirausaha dengan membuka usaha patiseri atau
bakeri sendiri.

Kebijakan pengembangan pendidikan nasional, khususnya pendidikan dan

pelatihan vokasi untuk satu windu terakhir dan masa yang akan datang adalah:
(1). Peningkatan relevansi, yaitu relevansi hasil-hasil pendidikan dengan
kebutuhan pembangunan pada umumnya serta kebutuhan dunia industri pada
khususnya, (2). Keterkaitan dan kecocokan (link and match) antara kebutuhan
dan tantangan keahliansaat ini dan masa yang akan datang.
Sehubungan dengan akan diberlakukannya kesepakatan atau perjanjian
antar negara yang tergabung dalam ASEAN yaitu Asean Free Labour

Agreement (AFLA), maka keahlian (kompetensi) tenaga kerja yang dibutuhkan

oleh dunia kerja saat ini dan masa yang akan datang harus ditingkatkan karena
akan mengalami persaingan yang ketat terutama dari tenaga kerja negara lain.
Dengandemikian, penyelenggaraan pendidikan vokasi akan ditantang memasuki

fase penting, yaitu tahap dimana lulusan pendidikan vokasi akan di uji
kemampuannya dalam persaingan tenaga kerja di wilayah regional Asia, baik

dalam konteks Asean Free Trade Area (AFTA) maupun Asian Free Labour
Area (AFLA).

Dalam rangka mempersiapkan tenaga yang kompeten dan sanggup

bersaing seperti dibutuhkan tersebut, di sektor pariwisata pemerintah mengambil
kebijakan untuk membuat sertifikasi keahlian, untuk itu pada tanggal 21 Oktober
1996, pemerintah Indonesia menandatangani kerja sama dengan pemerintah
Australia tentang sertifikasi keahlian di bidang perhotelan. Pemerintah Indonesia

diwakili oleh Kelompok Kerja Tetap Pendidikan dan Latihan Parpostel dan

Kelompok Bidang Keahlian Hotel dan Restoran serta Majelis Pendidikan
Kejuruan Nasional, bertindak sebagai saksi adalah Departemen Pariwisata, Pos

dan Telekomunikasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pihak Australia
dalam hal ini diwakili oleh Tourism Training Australia, The National Industry
Training Body for Tourism and Hospitality dan yang bertindak sebagai sksi
adalah Minister for Employment, Education, Training and Youth AffairsAustralia.

Program tersebut, (Indonesia Australia for Skill Development Program)

dalam rencananya akan diberlakukan mulai tahun 2001, tapi sampai saat ini
belum terlaksana. Jika hal tersebut benar-benar dilaksanakan, maka akan

menjadi tantangan bagi lulusan Program Studi Manajemen Patiseri, karena untuk

dapat bekerja mereka harus mempunyai lisensi sebagai pemegang kompetensi,
yang dikeluarkan oleh lembaga yang ditunjuk, dan untuk mendapatkannya tentu
saja melalui berbagai tes kompetensi.

Oleh sebab itu agar para lulusan dapat melalui tes tersebut dengan mudah,
maka program studi Manajemen Patiseri harus mendidik dan melatih

mahasiswanya dengan baik sesuai dengan tujuan instansi yang dibuat
berdasarkan kepada kebutuhan dan keinginan industri.
Melalui pra-survei yang telah penulis lakukan dengan cara observasi studi

dokumentasi dan mewawancarai beberapa tenagaahli, penulis menemukan:
1. Tanda-tanda bahwa kurikulum yang ada dalam desain/rencana belum

dilaksanakan dengan baik dan benar, telah terjadi banyak perubahan dan

penyimpangan, atau tidak berkesesuaian dengan yang seharusnya, umumnya
terlihat pada beberapa mata kuliah keahlian semester I, II, III. dan pada
semester V.

2.

Rendahnya prestasi belajar siswa, baik untuk mata kuliah dasar keahlian
ataupun mata kuliah keahlian khusus.

3. Terbatasnya peralatan besar dan kecil di dapur pastry baik dalam jumlah
maupun dalam kualitas, demikianjuga fasilitas untuk pengajaranteori.

4. Jumlah mahasiswa yang sedang melakukan praktik di laboratorium praktik
melebihi kapasitas.

5. Kurangnya jumlah widyaiswara yang bertugas di laboratorium praktik dan
adanya widyaiswara yang mangkir dan kurang disiplin dalam memberikan
perkuliahan.

6. Jawaban dari beberapa dosen mata kuliah keahlian bahwa telah terjadi
penurunan kualitas kemampuan kerja lulusan jika dibandingkan dengan
lulusan dari program sebelumnya dan di khawatirkan akan mengakibatkan

hilangnya kepercayaan pihak industri terhadap kemampuan kerja para
lulusan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh mutu mahasiswanya sendiri,
karena kurang motivasi, karena materi yang diberikan kurang dalam jumlah
atau mungkin kurang dalam frekuensi latihan.

7. Permintaan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata agar STPB
meningkatkan kualitas pendidikan.

Melihat perkembangan industri perhotelan pada masa globalisasi yang
akan datang penuh dengan tantangan, dimana Indonesia akan diserbu oleh

tenaga kerja asing, maka sangat penting bagi Sekolah Tinggi Pariwisata

Bandung pada umumnya, dan program studi Manajemen Patiseri khususnya
sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk menyediakan sumberdaya
manusia yang handal untuk segera meningkatkan kualitas pendidikannya.
Untuk itu STPB dituntut untuk melaksanakan kurikulum sesuai dengan
rencana kurikulum agar diakhir pendidikan para mahasiswa mempunyai prestasi
yang baik sehingga, para lulusan mempunyai nilai jual yang tinggi, dapat

bersaing dengan tenaga kerja yang sudah ada, dan dengan lulusan yang
dihasilkan oleh lembaga pendidikan sejenis atau dengan tenaga asing yang
mungkin akan datang ke Indonesia.

Berangkat dari hal tersebut di atas maka penulis melihat betapa pentingnya
untuk segera melakukan penelitian, sehingga dapat ditemukan jalan keluar dari
permasalahan sesegera mungkin.

B.

Perumusan Masalah

Program Studi Manajemen Patiseri mempunyai tujuan menghasilkan
tenaga penyelia atau pimpinan menengah ke atas yang dapat mengelola kegiatan
operasional di bidang industri patiseri dan bakeri serta dapat berwiraswasta,

untuk itu banyak factor yang harus diperhatikan, seperti tujuan dil

kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan dan sesuai dengan^,
industri yang akan menampung lulusan, materi yang diberikan
dengan apa yang akan dihadapi atau akan dikeriakan di tempat kerja, proses

belajar dan evaluasi belajar harus sesuai dengan desain, demikian juga dukungan
dari faktor-faktor lainnya, seperti sumber daya manusia yang terdiri dari
pengajar, pengelola, mahasiswa dan berbagai sarana, alat, fasilitas pendidikan,
serta lingkungan.

Sumber daya manusia dapat terdiri dari jumlah dan kualitas mahasiswa,
tercukupinya jumlah pengajar yang berkualitas prima baik untuk mata kuliah
umum atau mata kuliah dasar keahlian, serta mata kuliah keahlian, tenaga

administrasi, dan tenaga manajemen dan struktural serta tenaga penunjang
lainnya, seperti tenaga kebersihan, tukang kebun, teknisi mesin dan elektrik.

Fasilitas dan sarana pendidikan terdiri dari ruang kelas beserta fasilitasnya
seperti: Papan tulis, kursi dan meja untuk mahasiswa dan untuk para
widyaiswara, overhead projector, slide projector, televisi dan video player,
komputer, serta mesniphoto copy.

Fasilitas lainnya adalah: Gambar, photo, diktat kuliah, perpustakaan,
laboratorium bahasa, ruang demonstrasi dan simulasi, laboratorium makanan
serta laboratorium praktik untuk pengolahan roti dan kue serta sarana

penyimpanan yang lengkap dan canggih, serta mencukupi jumlahnya, terpelihara
dengan baik, locker, instalasi air panas, serta tempat mencuci peralatan, gudang
bahan makanan dan gudang peralatan. Sarana dan fasilitas lainnya adalah
gedungolah raga, lapangan parkir, kantinkaryawan dan mahasiswa.

Jika tujuan dalam desain sesuai dengan tujuan dalam implementasi, isi
dalam desain sesuai dengan isi dalam implementasi, proses dalam desain sesuai

dengan proses dalam implementasi dan evaluasi dalam desain sesuai dengan
evaluasi dalam implementasi, maka itu dapat diartikan bahwa implementasi
kurikulum telah bejalan sesuai dengan apa yang direncanakan, yaitu desain
kurikulum. Untuk itupeneliti telah merumuskan permasalahan sebagai berikut:
Hinggamana kesesuaian desan kurikulum dengan implementasinya serta
hinggamana dampaknya terhadap kemampuan mahasiswa di akhir pendidikan?

C.

Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah seperti yang diuraikan pada
perumusan masalah di atas, maka pokok masalah akan dibatasi pada beberapa
hal yamg dinilai sangat penting yaitu beberapa bagian dari desain kurikulum,
dan implementasi kurikulum yang memberikan dampak pada kemampuan
mahasiswadi akhir pendidikan.

D.

Penjelasan Aspek yang Diteliti

Sebagai acuan dalam penyusunan kisi-kisi dan merumuskan pokok-pokok
masalah yang diteliti, maka di bawah ini akan dijelaskan secara ringkas beberapa
istilah teknis yang dipandang perlu untuk diketahui. Aspek-aspek tersebut
adalah:

1.

Desain kurikulum

Desain kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokumen

tertulis mengenai kurikulum, yang berkaitan dengan struktur program berisi
uraian mata ajaran yang terdiri dari mata ajaran teori dan praktik, lebih

terurai lagi seperti tujuan, isi, kegiatan belajar mengajar, serta beban sks tiap
mata ajaran.

2.

Implementasi

Adalah proses berjalannya atau pelaksanaan program pendidikan, mulai dari
pemindahan ide, konsep, materi dan nilai-nilai yang terkandung dalam

kurikulum program studi Manajemen Patiseri, seperti: tujuan, isi, proses dan
evaluasi oleh tenaga edukatif terhadap para mahasiswa, berisi pelaksanaan
kurikulum yang ditinjau dari sisi teori/keterampilan, intensitas mutu latihan,
dan intensitas waktu.
3.

Kesesuaian

Yang disebut dengan kesesuaian disini adalah jika tidak terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan atau dalam proses pendidikan, sehingga
apa yang ada dalam desain terlaksana dengan sempurna, sedangkan yang
disebut dengan ketidaksesuaian adalah jika terjadi penyimpangan dalam

//

implementasi baik itu hasilnya negatif atau positif; evaluasi
kode sebagaiberikut:

Untuk isi/teori dan praktik/keterampilan:
1. Sangat Sesuai (SS), dikatakan sangat sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementasikan sengat sesuai dengan yang tertera dalam desain,
atau berada dalam batas 100 %.

2. Sesuai (S), dikatakan sangat sesuai bilamana materi kurikulum yang
diimplementasikan sesuai dengan desain, atauberada dalam batas 85 % 99 %.

3. Kurang Sesuai (KS), dikatakan kurang sesuai bilamana materi kurikulum
yang diimplementsikan kurang dari yang tertera didalam desain, atau
berada dalam batas 70 % - 84 %.

4. Tidak Sesuai (TS), dikatakan tidak sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementasikan tidak sama dengan desain, atau berada dalam
batas 50 % - 64 %.

Untuk Intensitas Mutu Latihan:

1. Sangat Intensif (SI), dikatakan sangat intensifbilamana intensitas mutu

latihan sangat sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam batas 100 %.

2. Intensif (I), dikatakan intensif bilamana intensitas mutu latihan sesuai

dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau berada dalam batas
85 % - 99 %.

3. Kurang Intensif(KI), dikatakan kurang intensifbilamana intensitas mutu

latihan dalam implementasi kurang sesuai dengan yang diminta dalam
desain kurikulum, atau berada dalam batas 70 % - 84 %.

4. Tidak Intensif (KI), dikatakan tidak intensif bilamana intensitas mutu

latihan tidak sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam batas 50 % - 69 %.

10

Untuk Intensitas Waktu :

1. Sangat Lebih (SL), dikatakan sangat iebih bilamana intensitas waktu
yang digunakan sangat melebihi waktu yang tertera dalam desain, atau
berada di atas 110%.

2. Lebih (L), dikatakan lebih bilamana intensitas waktu yang digunakan
melebihi waktu yang tertera dalam desain, atau berada di atas 100 %.

3. Sesuai Target (ST), dikatakan Sesuai target bilamana intensitas waktu

yang digunakan sesuai waktu yang tertera dalam desain, atau berada pada
batas 100 %.

4. Kurang dari Target (KT), dikatakan kurang dari target bilamana
intensitas waktu yang digunakan kurang dari waktu yang tertera dalam
desain, atau berada di bawah 100 %.

Untuk isi/teori dan praktik keterampilan :
1. Sangat Sesuai (SS), dikatakan sangat sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementasikan sangat sesuai dengan yang tertera dalam desain,
atau berada dalam kisaran 100 %.

2. Sesuai (S), dikatakan sesuai bilamana materi kurikulum yang
diimplementasikan sesuai dengan desain, atau berada dalam kisaran 85 %
- 99 %.

3. Kurang Sesuai (KS), dikatakan kurang sesuai bilamana materi kurikulum
yang diimplementasikan kurang dari yang tertera di dalam desain, atau
berada dalam kisaran 70 % - 84 %.

4. Tidak Sesuai (TS), dikatakan tidak sesuai bilamana materi kurikulum

yang diimplementasikan tidak sama dengan yang tertera di dalam desain,
atau berada dalam kisaran 50 % - 69 %.

Untuk Intensitas Mutu Latihan :

1. Sangat Intensif (SI), dikatakan sangat intensif bilamana intensitas mutu

latihan sangat sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam kisaran 100 %.

11

2. Intensif (I), dikatakan intensif bilamana intensitas mutu latihan sesuai

dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau berada dalam kisaran
85 % - 99 %.

3. Kurang intensif (KI), dikatakan kurang intensif bilamana intensitas mutu

latihan kurang sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam kisaran 70 % - 84 %.

4. Tidak Intensif (TI), dikatakan tidak intensif bilamana intensitas mutu

latihan tidak sesuai dengan yang diminta dalam desain kurikulum, atau
berada dalam kisaran 50 % - 69 %.

Untuk Intensitas Waktu:

1. Sangat Lebih (SL), dikatakan sangat lebih bilamana intensitas waktu

yang digunakan sangat melebihi waktu waktu yang tertera dalam desain,
atau berada dalam batas 110 %.

2. Lebih (L), dikatakan lebih bilamana intensitas waktu yang digunakan
melebihi waktuyangtertera dalam desain, atau berada dalam kisaran 100
% -109 %.

3. Sesuai Target Dalam Desain (ST), dikatakan sesuai target bilamana
intensitas waktu yang digunakan sama dengan waktu yang tertera dalam
desain, atau berada dalam kisaran 90 % - 99 %.

4. Kurang Dari Target (KT), dikatakan kurang dari target bilamana
intensitas waktu yang digunakan kurang dari waktu yang tertera dalam
desain, berada dalam kisaran 75 % - 89 %.

4.

Kemampuan Mahasiswa di Akhir Pendidikan

Adalah uraian mengenai nilai prestasi belajar mahasiswa di akhir

pendidikan, dikatakan baik bilamana nilai akhir dari suatu mata ajaran ada
dalam batas 3.00-3.50 dan dikatakan cukup bilamana nilai tersebut berada
dalam batas 2.50-2.99.

12

5. Program Studi Manajemen Patiseri

Adalah program Diploma ITi dengan masa studi lima tahun,

merupakan salah satu bagian dari jurusan Manajemen Perhotelan yang
mempunyai tujuan menghasilkan lulusan yang mampu mengelola kegiatan
operasional bagian pengolahan roti dan kue dengan kompetensi diantaranya
sebagai berikut:

a. Menangani persiapan dalampengelolaan aneka patiseridan roti.

b. Mampu membuat aneka hiasan kue, danmenghias aneka kue.
c. Mampu menangani penyiapankomoditi patiseri.

d. Melaksanakan pengawasan danpembinaan bagian patiseri.
6.

Sekolah Tinggi Pariwisata

Adalah perguruan tinggi kedinasan yang secara operasional bernaung
di bawahKementerian Kebudayaan dan Pariwisata, sedangkan secara teknis

akademis dibina oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung mempunyai tujuaninstitusional sebagai berikut:

a.

Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan di bidang kepariwisataan, memiliki kesadaran

dan bertanggung jawab, berdisiplin dan jujur dalam melaksanakan
pekerjaan dan kehidupan sebagai penerus nilai-nilai 1945.

b.

Menghasilkan tenaga profesional di bidang pariwisata sebagai asset
nasional berkualitas internasional, memiliki kemampuan profesional,
kreatif, efisien, dan wirausaha dalam menunjang terwujudnya insan
pariwisata yang penuh tanggung jawab dalam mengemban tugas
kewajiban baik selaku pribadi maupun selaku warga masyarakat.

Saat ini kompetensi lulusan diarahkan untuk tujuan mengisi jabatan
penyelia(supervisor) ke atas pada berbagaijenis industri dan instansi pariwisata.
Sekolah tinggi tersebut terietak di jalan Dr. Setiabudhi no. 186 Pemerintah Kota
Bandung, propinsi daerah tingkat I Jawa Barat.

13

E.

Pertanyaan Penelitian

1.
2.

Sejauh manakah kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya?
Seajuh manakah dampak implementasi kurikulum terhadap kemampuan
kerjamahasiswa di akhirpendidikan?

F.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini secara umum adalah untuk

menemukan kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya, dengan cara
mendeskripsikan, menganalisa, menginterpretasikan dan memberi masukan

berupa saran terhadap permasalahan yang berkaitan dengan masalah ini, antara
lain:

1.

Kesesuaian desain kurikulum dengan implementasi.

2.

Kemampuan mahasiswa di akhir pendidikan sebagai dampak

dari

pelaksanaan kurikulum.

G.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terbagi kedalam dua bagian yaitu; manfaat teoritis

dan manfaat praktis, manfaat-manfaat tersebut dapat diterangkan sebagai
berikut:

1.

Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

beberapa prinsip berkenaan dengan implementasi kurikulum, bahwa "jika
tujuan, isi, proses dan evaluasi dari desain kurikulum dibuat sesuai

dengan kebutuhan industri, dan diimplementasikan dengan baik maka
akan memberikan dampak yangbaik terhadap kemampuan mahasiswa di
akhir pendidikan".

Hasil-hasil temuan dari penelitian ini, diharapkan dapat

menyumbangkan teori pendidikan di bidang pariwisata, khususnya
pendidikan pada jalur vokasi perhotelan, dan perkembangan kurikulum
pariwisata pada umumnya.

14

2.

Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini nanti diharapkan dapat memberikan manfaat

terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan
program Diploma UI Program Studi Manajemen Patiseri. Selain itu hasil-

hasil temuan penelitian ini diharapkan juga dapat memberi manfaat
kepada:

a.

Program Studi Manajemen Patiseri, sebagai bahan masukan dan

pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam melaksanakan

evaluasi dan menyusun kembali kurikulum yang ada pada saatini.
b.

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, sebagai bahan masukan dan

pertimbangan dalam mengevaluasi dan mengembangkan
kurikulum Manajemen Patiseri serta program studi lainnya yang
sejenis.

c.

Bagi pihak industri, menjadi acuan bagi penerimaan dan
pembinaan kepegawaian khususnya bagian pengolahan roti dan
kue.

d.

Bagi penelitian lanjutan, sebagai langkah awal membuka
wawasan yang lebih luas dalam pengembangan pendidikan jalur

vokasi pada umumnya dan pada bidang pendidikan patiseri pada
khususnya.

e.

Bagi para mahasiswa Manajemen Patiseri, agar dapat memacu

diri dalam belajar, sehingga kualitas kerjanya dapat meningkat,
dapat bersaing dan bekerja sebagai penyelia di bidang patiseri
sesuai dengan tujuan dan harapan.

f.

Bagi para widyaiswara yang mengajar di program studi
Manajemen Patiseri, sebagai bahan masukan, dan pertimbangan
serta referensi dalam menjalankan tugas.

15

bab in

METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian terhadap kurikulum

program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini termasuk
jenis penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian dengan membuat deskripsi,
gambaran secara sistematik, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti.
(Winarno Surakhmad, 1991:140).

Selanjutnya penulis lebih khusus, manajamkannya pada segi metode evaluatif,
yaitu metode yang menghasilkan data deskriptifberapa rangkaian kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam

LexyJ. Moleong, 1997:3). Data yangterkumpul diolah dan dituangkan dalam bentuk
deskripsi, selanjutnya dievaluasi dan disimpulkan. Di dalam prosedur penelitian

peneliti banyak menerapkan cara-cara kualitatif dengan judgement. Pengumpulan
data dan informasi dilakukan dengan cara:

1. Menghimpun pendapat dari para pejabat struktural, tenaga pengajar jurusan

Manajemen Perhotelan, program studi Manajemen Patiseri, baik mata kuliah
keahlian ataupun mata kuliah keahlian khusus.

2. Menghimpun pendapat dari para mahasiswa jurusan Manajemen Perhotelan,

program studi Manajemen Patiseri yang duduk pada semester akhir tahun ajaran
2002-2003.

50

3. Meneliti sejumlah dokumen kurikulum, mengadakan observasi, mengadakan
wawancara dengan ketua program studi. Kabag. ADAK, Puket I dan Ketua
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Penelitian deskriptif tidak hanya sekedar memberikan deskripsi gambaran secara

sistematik terhadap fenomena yang terjadi, tetapi juga menerangkan kuantitas

hubungan antara fenomena yang terjadi tersebut. Peneliti melakukan survey, yaitu
penelitian yang ditujukan untuk mengetahui keadaan populasi berdasarkan sampel
yang diambil dari populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposif.

Untuk menjawab rumusan masalah diperlukan objek penelitian dan variabel

penelitian. Objek penelitian terdiri dari tiga kelompok; Kelompok yang pertama
adalah dari unsur manajemen, para pejabat struktural atau para pimpinan Sekolah

Tinggi Pariwisata Bandung, kelompok yang kedua adalah para pengajar, dan
kelompok yang ketiga adalah mahasiswa angkatan 2001-2003.

Untuk kelompok kesatu dan kedua peneliti melakukan metode pendekatan

dengan judgement. Disini peneliti melakukan tanya jawab dengan beberapa orang
tenaga ahli yang dianggap handal dalam hal desain dan implementasi kurikulum.
Sedangkan untuk kelompok yang ketiga, yaitu kelompok mahasiswa peneliti
melihatnya dari segi nilai akhir 13 mata ajaran.

51

Tabel No. 3.3

Perincian Jumlah Sampel
No.
1.

KATAGORI

POPULASI

SAMPEL

20

6

Pimpinan

KETERANGAN



Ketua STPB



Kabag. ADAK



Puket I



KPSMPI



Kasubsi sarana
Pendidikan


2.

Tenaga Pengajar

60

8

3.

Mahasiswa

22

22

1032

36

Jumlah

Kabag. ADUM

B. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data

1.1 Kata-kata dan Tindakan

Data diperoleh langsung dari objeknya, yang dalam hal ini adalah siswa

sejak semester awal hingga semester akhir (6 semester) tahun ajaran
2001/2003

jurusan Manajemen Perhotelan program studi Manajemen

Patiseri; manajemen STPB dan para pengajar.

Data langsung diperoleh dengan mengambil dokumen tertulis yang ada

di program studi Manajemen Patiseri dan wawancara terhadap manajemen
serta para pengajar.

52

1.2 Sumber Tertulis

Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, misalnya dari

lembaga pendidikan, instansi pemerintah, surat kabar, journal dan lain
sebagainya yang akan berguna sebagai datapenunjang dalam penelitian ini.
Peneliti mendapatkan data sekunder dari program studi Manajemen Patiseri

berapa jumlah mahasiswa dan nilai akhir mata ajaran, dari Humas berapa
perkembangan STPBandung, dan Kabag. ADAK berapa strukturkurikulum,

silabus, transkrip nilai mahasiswa dan format-format yang berhubungan
dengan kegiatan pendidikan mahasiswa.
2.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
2.1 Pengamatan

Yaitu pengumpulan data dan pengamatan secara langsung pada obyek
yang diteliti. Pengamatan dijalankan untuk mendapatkan data yang faktual,
cermat dan rinci mengenai lapangan, kegiatan mahasiswa dan situasi sosial,
serta konteks dimana kegiatan itu terjadi.

Pada penelitian ini, pengamatan lapangan dilakukan untuk mengamati
proses belajar dan evaluasi mahasiswa program studi Manajemen Patiseri

yang dijalankan selama 3 tahun sejak mereka duduk di semester satu sampai
semester enam, semester dimana masa pendidikan berakhir.

53

Pengamatan ini dilaksanakan baik pada saat mahasiswa melaksanakan

kegiatan pendidikan teori maupun pada saat mahasiswa melakukan kegiatan
praktik di laboratorium praktik STP Bandung.

Dalam proses penelitian ini penulis mengamati proses belajar
mahasiswa dengan berpedoman pada panduan pengamatan proses belajar
mahasiswa yang telah disusun sedemilrian rupa sehingga hasilnya dapat
penulis gunakan sebagai data untuk kemudian dianalisis.

2.2 Wawancara

Adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan tanya jawab secara
lisan. Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi verbal secara
langsung dari responden.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi tentang
desain kurikulum yang terdiri dari tujuan, isi, proses dan evaluasi pendidikan
serta pelaksanaannya mulai dari tujuan, isi, proses dan evaluasi pendidikan
serta pengarahnya terhadap hasil akhir pendidikan. Untuk itu wawancara

dilakukan terhadap Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata, Pembantu Ketua I,

Kabag. ADAK, Ketua Jurusan Perhotelan, Ketua Program Studi Manajemen
Patiseri serta dosen mata kuliah keahlian.

Untuk memudahkan

pelaksanaan teknik wawancara

instrumen atau alat pengumpul data, seperti di bawah ini:
2.2.1

Daftar Check atau Panduan Wawancara

54

diperlukan

Digunakan untuk memperoleh datayang lebih teliti berkenagii.dgngaii3 ,*v*

prestasi belajar mahasiswa di akhir pendidikan, proses pendidjkfe$ifti,t ,4$| £ I

proses pelaksanaan kurikulum serta desain kurikulum.
2.2.2

Vj >>^^ ;f5;^ //

Catatan Harian

Instrumen ini diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian penting
yang berkenaan dengan fokus penelitian. Hal-hal yang berkaitan

dengan praktik laboratorium, baik mengenai mahasiswa, kegiatan,
peralatan maupun para pengajar yang terkait dengan program studi
Manajemen Patiseri.
2.3 Studi Dokumentasi

Digunakan untuk memahami dokumen kurikulum program studi

Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, sehingga
memudahkan peneliti dalam mendapatkan data yang akan digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam membuat kesimpulan hasil analisa menganalisa

data tertulis tentang perkembangan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
beserta perkembangan kurikulumnya, kurikulum tertulis Manajemen Patiseri,
proses pendidikan, dan hasil evaluasi pendidikan berupa nilai akhir 13 mata
ajaran keahlian khusus.
C. Analisis Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa deskripsi dari hasil
pengamatan, wawancara dan

studi

dokumentasi.

Analisis data dilakukan

sepanjang masa penelitian, dimulai sejak menjelaskan dan merumuskan
permasalahan sampai penulisan hasil penelitian.

55

S. Nasution (1988:126) mengemukakan bahwa analisis data kualitatif
adalah proses menyusun data yaitu menggolongkan data ke dalam pola, tema dan
katagori tertentu, agar dapat ditafsirkan atau diinterpretasikan berdasarkan

pandangan peneliti untuk memberikan makna kepada analisis. Pengertian ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Patton, yang mengemukakan definisi
dari analisis dan interpretasi data sebagai berikut (1980:268)

Analysis is the process of bringing order to data, organizing what is there into
patterns, categories, and basic descriptive units. Interpretation involves
attachingmeaningand significance to analysis, explainingdescriptive pattern,

and looking for relationships and linkages among descriptive dimension.
Evaluation involves making judgements about and assigning value to what
has been analyzed and interpreted.

Peneliti melihat apa yang dikemukakan oleh Nasution dapat membantu

penelitian yang dilakukan lebih efisien dan efektif, oleh sebab itu penganalisisan
akan berdasarkan teori beliau.

56

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah melalui pendeskripsian, penginterprestasian dan pembahasan data,

maka dengan ini penulis membuat kesimpulan yang dibagi ke dalam dua bagian
yaitu kesimpulan khusus dan kesimpulan umum.

1. Kesimpulan Khusus

1.1. Desain kurikulum Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung yang sedang berjalan, tidak diimplementasikan sesuai
dengan kehendak, dalam pelaksanaannya banyak terjadi penyimpangan
temtama dalam intensitas waktu yang melebihi dari yang seharasnya.

1.2. Implementasi kurikulum Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung yang sedang berjalan, walaupun berbeda dengan desain
kurikulum memberikan dampak yang cukup baik terhadap kemampuan
mahasiswa di akhir pendidikan.

2.

Kesimpulan Umum

Desain kurikulum program studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung tidak sesuai dengan implementasinya tapi implementasinya

memberikan dampak yang cukup baik terhadap kemampuan mahasiswa di akhir
pendidikan.

120

B. Rekomendasi

1. Rekomendasi untuk Program Studi Manajemen Patiseri

Rekomendasi yang ditujukan kepada progam studi Manajemen Patiseri

adalah, agar terjadi kesesuaian desain kurikulum dengan implementasinya, maka
hendaknya pihak manajemen

sebelum mengembangkan dan menyusun

kurikulum yang baru, agar terlebih dahulu melakukan evaluasi kurikulum yang
sedang berjalan.

Peneliti juga merekomendasikan agar pihak manajemen

memodifikasi desain kurikulum, mencakup penambahan dan pengurangan beban
sks yang diberikan kepada beberapa mata kuliah.

Untuk mata kuliah komoditi patiseri beban sksnya terlalu tinggi, jadi perlu

dikurangi dari 4 sks menjadi 2 sks, untuk mata kuliah Teknik Pengolahan Kue 1

perlu ditingkatkan, minimum dari 2 sks menjadi 4 sks, demikian pula untuk mata
kuliah Teknik Pengolahan Kue II, ditambah 2 sks menjadi 4 sks, materi praktik

Pengolahan Kue Kontinental yang tidak ada di dalam desain tetapi ada di dalam

pelaksanaannya perlu dimunculkan dalam desainnya dengan nama Teknik
Pengolahan Kue III dengan bobot sks 2 dan untuk memayungi praktik
laboratorium semester lima sebanyak 6 x 60 menit sebanyak 2 kali pertemuan

dalam seminggu disarankan untuk digabungkan dengan praktik SKP, dengan
konsekuensi penambahan jumlah sks sebanyak 1 (satu).

121

2. Rekomendasi untuk Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana pendidikan maka
pihak manajemen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, dalam hal ini bagian
Administrasi

Pengajaran

membenahi

administrasi

pengajaran

seperti,

mensinkronisasikan waktu untuk I beban sks sesuai dengan panduan yang

diberikan oleh ketua STPB, yaitu dari 1 x 45 menit menjadi 1 x 50 menit,

melengkapi sillabus, serta mewajibkan pengajar membuat SAP untuk setiap mata
kuliah. Selain itu alat bantu pengajaran teori juga perlu dilengkapi, minimal

setiap kelas dilengkapi dengan overhead project. Lebih baik lagi kalau setiap
program studi dilengkapi dengan satu set in focus. Untuk kegiatan praktikum,
agar peralatan besar yang rusak seperti lemari penyimpanan untuk makanan jadi

yang mudah rusak (refrigerator) segera diperbaiki, demikian juga dengan saluran
pembuangan yang menimbulkan bau kurang sedap.
Demi tercapainya tujuan pembelajaran, seyogyanya para pengajar

meningkatkan kinerja di laboratorium praktik, mengembangkan kemampuan

mengajar dan menyusun strategi pembelajaran dengan mengkombinasikan
berbagai metode mengajar serta membantu peserta didik dalam memilih metode
belajar.

3. Evaluasi pembelajaran

3.1. Untuk memudahkan manajemen dalam melakukan pengontrolan apakah

tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus untuk setiap mata
kuliah tercapai atau tidak, dibutuhkan perbaikan format dari program

122

pengajaran yang telah ada. Contoh format yang disarankan ada dalam
lampiran no. 5, halaman 117

3.2. Penilaian untuk ujian praktik laboratorium disarankan untuk kembali

menggunakan format yang telah ada, seperti yang ada dalam lampiran no. 7
halaman 119 atau menggunakan format yang telah disederhanakan dan

dijalankan dengan baik dan benar, sehingga penilaian dapat lebih objektif,
disarankan agar penilaian berlangsung sejak ujian dimulai, dengan demikian

proses ujian dinilai dengan lebih seksama, karena pengajar tidak hanya
menilai hasil akhimya saja.

4. Rekomendasi Bagi Industri Pariwisata

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, desain kurikulum program

studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung telah dibuat sesuai

dengan tuntutan industri, kompetensi yang diharapkan bagi seorang penyelia
patiseri telah tercakup didalamnya. Selain itu implementasi kurikulum program
studi Manajemen Patiseri telah menghasilkan kemampuan yang cukup baik bagi
mahasiswa di akhir pendidikan, oleh sebab itu peneliti merekomendasikan agar
dalam penerimaan dan pembinaan pegawai dalpat mempertimbangkan para

mahasiswa lulusan program studi Manajemen Patiseri, Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung untuk dijadikan prioritas utama.

123

5. Berkenaan Dengan Pendidikan Bidang Pariwisata

Pendidikan bidang pariwisata merapakan ilmu terapan yang terdiri dari

tnulti disiplin, seperti pendidikan, kebudayaan, politik, sosial, ekonomi, bukum,

pemasaran, sumber daya manusia termasuk didalamnya adalah perhotelan. Agar
industri pariwisata berkembang dengan baik, maka dibutuhkan tenaga terdidik
yang kompeten di bidangnya.

Tesis ini mengupas tentang pendidikan perhotelan, khususnya pendidikan

patiseri yang sesuai dengan kompetensi yang diminta oleh industri perhotelan

yang tergabung dalam Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia dan telah disetujui
oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan

Departemen Tenaga Kerja, oleh sebab itu hasil temuan dari penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya teori pendidikan di bidang pariwisata, khususnya
di bidang perhotelan.

124

\

1.

Daftar Pustaka

Ardika, I, G. (2000). "Kebijakan Pengembangan Produk Pariwisata Daerah Dalam
Menjawab Tantangan di Era Millenium 111". Makalah. Dies Natalis XXXVII
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Bajuri, A.M. (1986). Studi Evaluatif Mengenai Perbedaan ("Discrepancy") Antara
Komponen-Komponen Yang direncanakan Dalam Kurikulum Dan Pelaksanaan
Komponen-Komponen Tersebut Di Ruang Kuliah. Tesis pada Pasca Sarjana UPI
Bandung: tidak diterbitkan.

Beauchamp, G. A. (1975). Curriculum Theory. Wilmette Illinois: The KAGG Press.
Bilheux, R. dan Escoffier, A. (1988). French Professional Pastries series, New York:
Compagnie Internationale de Consultation Education et Media and Van Nostrand
Reinhold.

Cuminasari, C. (2002). Pelaksanaan Metode Keterampilan Proses dan Dampaknya
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Biologi di
SLTP. Tesis. Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Daschler, J. P. dan Nienemeier, J. D. (1984). Supervision in the Hospitality Industry,
Educational Institute of the AHMA. Michigan: East Lansing.

Dillon, W.R. dan Goldstein. (1984). Multivariate Analysis Method and Applications.
New York: John Willey & Son.

Doll, R. C. (1992). Curriculum Improvement, Decision Making and Process. USA: Allyn
& Bacon.

Formula, J. J. (1972). Handbook of Modern Personnel Administration. New York: Mc
Graw-Hill Book Company, Inc.

125

Doll, Ronald C. (1992). Curriculum Improvement, Decision Making and Process. USA:
Allyn & Bacon.

Famularo, Joseph J. (1972). Handbook ofModern Personnel Administration. New York:
Mc Graw-Hill Book Company, Inc.

Fance, W.J.F. (1973). The New International Confectioners. London: Virtue and
Company Limited.

Goeltom, Demson R.H. (1999). Paras. Kinerja dan PengembanganMutu Tenaga Pengajar
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Tesis. Program Pasca Sarjana Institute
Keguraan dan Ilmu Pendidikan Bandung: tidak diterbitkan.

Goodman, Jr, R.J. dan Sprague L.G. (1991). The Future of Hospitality Education;
Meeting The industry's Needs The Cornell H.R. A. Quarterly: tidakditerbitkan.
Hass, Glenn dan Forrest W. Parkay. (1993). Curriculum Planning, a New Approach.
USA: Allyn & Bacon

Hogan, J.J. (1989). What Industry Needs from Academy. The Cornell HRA Quarterly:
tidak diterbitkan.

Hamalik, Oemar. (2000). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Program Pasca
Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Hamalik, O., (1986). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Buku kesatu, Bandung:
CV Pustaka Martiana.

Hamalik, O., (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Said Hamid. (1998). Evaluasi Kurikulum. Depdikbud. Dirjen Pendidikan Tinggi.
Jakarta: PPLPTK.

Jacson, Phillip W. (1992). Handbook of Research on Curriculum. New York: Mac.
Millan Publishing Company.

126

Kerlinger, F.N. dan Pedhazur, J.P. (1973). Multiple Regression in Behavfart^0sl&k.tf • \;
New York: Holt. Reinhard and Winston.

v" %%?/;t^ :; /

Khan, Mahmood. (1987). A FoodService Operation. :AVI Publishing Company, Tn'C;j»pv,^ _'..„ '•

Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia. (1994). Kurikulum untuk abad 21. Jakarta
10270: Grasindo.

Kotschevar, Lendahl H. dan Margaret, E. Terrel. (1977). Layout and Equipment.:
Division of Canner Publishing Company, Inc.

Kopensi STPB. (1998). Laporan Penelitian Sumber Daya Manusia Bidang Pariwisata;
(Kajian tentang lulusan/tamatan STPB di wilayah Pengembangan Pariwisata
Indonesia), STP Bandung: tidak diterbitkan.

Lewis, Barbara R. dan Dale, Litter. (1999). The Balckwell Encyclopedic Dictionary of
Marketing, Great Britain: Blackwell Publishers Ltd.

Lodge, Nicholas. (1988). The International School of Sugar Craft. Book Advanced,
London: Merehurst Limited.

Longstreet, Wilma S. dan Shane, Harold G. (1993). Curriculum for a New Millenium.
USA: Allyn and Bacon.

Manajemen Patiseri. (2001). Evaluasi Program Kerja Tahun Anggaran 2000 dan Rencana
Program Kerja Tahun Anggaran 2001. STP Bandung: tidak diterbitkan.

Muhadjir, H. Noeng. (1998). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake
Sarasin.

Miller, J.E. dan Porter. M. (1985). Supervision in the Hospitality Industry. John Wiley
and Sons.

Murray, R. (1998). Mathematical Handbook. Schaums Series. Mc-Graw Hill.

127

Nasution, S. (1996). Metode Research; Penelitian Ilmiah. Bandung: Bumi Aksara.

Oliva, P. (199